Disusun oleh :
Tatang kosasih 1810631020288
Siti Nur Kurnia Sari 1810631020187
Gina Fauziah 1810631020237
Muhammad Rizza Sabit Banani 1810631020287
Dwi Indrianto 1810631020234
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................2
B. Tujuan............................................................................................................................................3
C. Manfaat..........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.................................................................................................................................4
A. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan...................................................................................4
B. Jenis Pelatihan dan Pengembangan.............................................................................................6
C. Tahap Proses Pelatihan dan Pengembangan...............................................................................7
D. Langkah-Langkah Pelatihan dan Pengembangan......................................................................8
E. Manfaat Pelatihan dan Pengembangan.......................................................................................9
F. Kelemahan Pelatihan dan Pengembangan...................................................................................9
G.Teknik Pelatihan dan Pengembangan............................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................12
STUDI KASUS........................................................................................................................................12
A. Studi Kasus Pertama.......................................................................................................................12
B. Studi kasus kedua............................................................................................................................13
C. Studi kasus Ketiga...........................................................................................................................13
D. Studi Kasus keempat.......................................................................................................................13
E. Studi Kasus Kelima.........................................................................................................................13
BAB IV.....................................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelatihan dan pengembangan SDM adalah hal utama harus ada dalam sebuah
manajemen. Pelatihan SDM mengacu pada serangkaian kegiatan yang memberikan peluang
kepada setiap karyawan untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan
dengan pekerjaan. Program pelatihan SDM umumnya diberikan kepada karyawan yang baru
maupun karyawan yang telah ada, tujuannya adalah agar setiap karyawan tersebut mampu
menghadapi situasi – situasi yang selalu berubah.
Program pendidikan dan pelatihan SDM merupakan upaya untuk pengembangan SDM,
terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada
umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi,
sedangkan pelatihan SDM lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan
pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu. Untuk pendidikan dan pelatihan
SDM ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang
menyangkut tiga aspek, yaitu: analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis pribadi”.
3
Karyawan yang memiliki kompetensi terhadap pekerjaannya akan mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti tahapan jenjang karir dan akan mencapai jenjang karir yang baik.
Kegiatan dalam pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kompetensi.
Kegiatan pelatihan dilakukan melalui kegiatan pengajaran, pendidikan dan pelatihan yang
meliputi materi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan keahlian.Kegiatan dalam pengembangan
karyawan bertujuan untuk mempersiapkan karyawan agar dapat menyesuaikan diri terhadap
tugasnya. Pengembangan karyawan memberi kesempatan kepada karyawan untuk bersosialisasi
terhadap tugas dan lingkungan pekerjaannya, dengan demikian program pelatihan dan
pengembangan memberi peluang terhadap karyawan agar dapat berperan dalam perusahaan.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami apa itu Pelatihan
dan Pengembangan SDM yang ada pada sebuah organisasi terhadap pengembangannya
pemanfaatan, serta efektivitas yang diterima oleh perusahaan serta untuk penyerapan ilmu mata
kuliah Pelatihan dan Pengembangan SDM khususnya dalam hal peranan pelatihan dan
pendidikan yang juga berperan pada pengembangan SDM yang merupakan bagian dari
Manajemen itu sendiri. Tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini adalah melengkapi tugas
dalam mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia materi Pelatihan Dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, dan menambah wawasan kami dalam menyusun makalah ini. Kegunaan
praktis yang merupakan sebagai hasil dari kemampuan yang ada dalam mempelajari teori – teori
yang kami dapatkan serta hasil studi dari riset pustaka dan internet.
C. Manfaat
1. Secara akademis sebagai bahan masukan yang didapat dari kajian literatur ilmiah bagi instansi
terkait tentang pentingnya peranan Pendidikan dan Pelatihan terhadap Pengembangan SDM.
2. Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan oleh penulis selanjutnya untuk
dikembangkan dalam penulisan makalah ini.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang
berkaitan dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan
saat ini ( current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah
peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.Pengembangan cenderung lebih
bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahhan individu yang harus
5
dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan
menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai
perubahan yang mungkin terrjadi tanpa direncanakan(unplened change) atau perubahan yang
direncanakan (planed change). (Syafaruddin:200 1:2 17).
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-
jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1. Pelatihan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam
organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi
rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada
sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2. Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya
memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk
menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang
6
biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin
computer atau akses internet
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk
melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4. Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan
pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5. Pelatihan Kreatifitas.
a. Pelatihan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini. Sasaran:
Peningkatan kinerja jangka pendek.
b. Pengembangan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
7
C. Tahap Proses Pelatihan dan Pengembangan
Sebelum pelatihan dapat diselenggarakan, kabutuhan akan hal itu perlu dianalisis lebih dahulu.
Hal demikian disebut sebagai langkah/tahapan penilaian dari proses pelatihan. Menurul
(Sjafri:2003:140). setelah tahap analisis kebutuhan dilakukan, maka harus melakukan beberapa
tahapan berikutnya:
Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input, output, outcome, dan impact dan
pelatihan itu sendiri.
3. Prinsip-prinsip pelatihan.
a. partisipasi
b. pendalaman
c. relevansi
d. pengalihan
e. umpan balik
f. suasana nyaman
g. memiliki kriteria
b. Perputaran pekerjaan
8
d. Kuliah dan presentasi
f. Studi kasus
g. Simulasi
i. Pelatihan laboratorium
j. Pembelajaran aksi
p
Mengidentifikasi kebutuhan
Implementasi Progam
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan
(Simamora:2006:278) adalah:
9
Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
Manfaat di atas membantu baik individu maupun organisasi. Program pelatihan yang efektif
adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan sering dianggap sebagai penyembuh
penyakit organisasional. Apabila produktivitas tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir
bahwa solusinya adalah pelatihan. Program pelatihan tidak mengobati semua masalah
organisasional, meskipun tentu saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu
sekiranya program dijalankan secara benar.
Beberapa kelemahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program peltihan. Suatu
pemahaman terdahap masalah potensial ini harus dijelaskan selama pelatihan pata trainer.
(Simamora:2006:282). Kelemahan-kelemahan meliputi:
Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
Sebuah teknik dianggap dapat diterapkan disemua kelompok, dalam semua situasi,
dengan keberhasilan yang sama.
10
Kinerja partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
Pelatihan bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja
yang dapat diveifikasi.Sedikit atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.
Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training). Masing-
masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap konsep atau pengetahuan dan/atau
keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk dugunakan pada
program pelatihan dan pengembangan, ada beberapa trade offs. Ini berarti tidak ada satu teknik
yang selalu baik: metode tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor
berikut:
Efektivitas biaya.
Kelayakan fasilitas-fasilitas
11
Prinsip-prinsip belajar
Teknik-teknik on the job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan
dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman
(biasanya karyawan lain). Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam praktek adalah
sebagai berikut:
Rotasi jabatan
Magang (apprenticeships)
Coaching
Penugasan sementara
Teknik-teknik off the job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima
representasi tiruan (articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti
dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi (penyajian) informasi adalah
untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta. Metode yang
bisa digunakan adalah:
Kuliah
Studi sendiri
Program computer
Komperensi
Presentasi
12
Implementasi program pelatihan dan pengembangan berfungsi sebagai proses transformasi. Pata
tenaga kerja (karyawan) yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-karyawan yang
berkemampuan dan berkulitas dalam bekerja, sehingga dapat diberikan tanggungjawab lebih
besar.
BAB III
STUDI KASUS
Kasus ini ditemukan dengan kriteria sebuah koperasi Mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta (KOPMA UNY) merupakan organisasi koperasi yang bergerak di bidang aneka
usaha. KOPMA UNY dikelola oleh mahasiswa yang dibagi menjadi beberapa bidang dalam
struktur organisasinya. KOPMA UNY memiliki berbagai macam divisi usaha yang bergerak di
bidang produksi maupun jasa. Berbagai usaha yang dimilikinya tentulah menyerap sumber daya
manusia yang bisa dibilang tidak sedikit jumlahnya. Jumlah karyawannya sejumlah 48 orang
yang tersebar di berbagai divisi usaha. Diantaranya yaitu 17 orang di Mini Market (MM), 13
orang di divisi Garden Cafe (GC), Jasa TIKI & JNE 1orang, kredit Laptop 1 orang dan Kantor
Pusat 8 orang (sumber: Laporan Tahunan KOPMA UNY 2010)
Variasi jenis usaha yang dimiliki juga mengakibatkan sumber daya manusianya memiliki
kemampuan yang beragam. Selain itu tingkat pendidikan karyawannya yang beragam.
Berdasarkan wawancara dengan Kabid Personalia KOPMA UNY 2010-2011 tanggal 15 April
2011 diperoleh informasi bahwa sebagian besar karyawan di KOPMA UNY merupakan lulusan
SMA. Untuk Kantor Pusat misalnya, jenjang pendidikan karyawannya adalah D3 dan S1. Selain
itu juga ternyata masih ada karyawan yang belum menguasai kompetensi yang sesuai dengan
jabatannya. Misalnya pada posisi kasir yang ternyata masih ada yang belum menguasai program
MS Excel yang merupakan salah satu program yang harus dikuasai oleh karyawan pada posisi
13
tersebut. Hal ini dikarenakan pada saat perekrutan karyawan kualifikasi yang menjadi prasyarat
tidak dispesifikasikan pada penguasaan program komputer tersebut. Hal ini menjadikan program
pelatihan MS Excel sangatlah penting dilakukan guna meningkatkan keterampilan karyawan
dalam pengoperasian program tersebut agar dapat semakin meningkatkan produktifitas.Untuk
mendukung berbagai perubahan yang terjadi, KOPMA UNY telah melaksanakan beberapa
program pelatihan dan pengembangan karyawan.
Dalam pelaksanaannya memiliki dampak akibatnya yaitu masih dirasa belum optimal
sebab belum terealisasi di seluruh jenjang jabatan di KOPMA UNY. Hal ini tampak pada
kenyataan bahwa belum semua karyawan yang mendapatkan pelatihan dan pengembangan.
Sehingga berdampak pada kinerja yang kurang optimal.
Pertama dalam hal ini, Pengurus Yayasan adidarhma sebagai HR besar dan Kepala Sekolah
tiap unit yang bertanggung jawab atas karyawan staff administrasi wajib untuk menganalisis
kebutuhan pelatihan karyawan tersebut. Karena kita harus memastikan apakah pelatihan adalah
solusinya. Dengan melakukan analisis kita dapat memproses untuk memverifikasi jika terdapat
14
defisiensi kinerja dan menentukan apakah HR harus mengkoreksi defisensi tersebut melalui
pelatihan atau dengan cara lainnya. Analisa dimulai dengan membandingkan kinerja aktual orang
Dalam kasus ini pengurus yayasan adidahrma beserta kepala sekolah menghadapi masalah
SDM pada staff administrasi hampir di setiap unit yang ada. Staff administrasi yang berada
dibawah tanggung jawab masing – masing kepala sekolah mengalami masalah dalam perilaku
yang mempengaruhi kinerja yang diharapkan. Permasalahan yang dihadapi staff administrasi
buka pada masalah jobdesk namun perilaku yang menunjang jobdesk itu sendiri. Dalam
lingkungan pendidikan seluruh warga wajib untuk memberi didikan yang benar kepada murid
dan melayani untuk menjaga kenyamanan “konsumen” dalam menikmati pendidikan yang
disediakan. Namun, lain hal nya dengan staff administrasi yang bersikap tidak mencerminkan
seorang pendidik walaupun bukan latarbelakang keguruan dan mengajar dalam kelas. Banyak
kasus yang ditemui ialah staff yang bersikap apatis ketika menghadapi keluhan murid atau orang
tua, tidak mau melakukan komunikasi yang baik terhadap orangtua, mengingat usia memang
masih muda sehingga terlihat begitu akrab kepada murid SD dan SMP yang berakibat tidak ada
tatakrama murid kepada mereka, hingga tidak memiliki ketegasan dalam mengambil keputusan
Dari analisis yang dilakukan maka kami menitikberatkan pada pola perilaku yang perlu
untuk diubah sehingga dalam praktik nya dapat sesuai yang diharapkan organisasi. Sehingga,
metode pelatihan yang kami pilih mengkerucut pada permodelan perilaku (behavioral
modelling), untuk opsi kedua ialah pelatihan tim yang berfokus masalah interpersonal. Opsi
pelatihan perilaku yang kemudian dipraktikan berdasarkan model yang sudah kami buat.
15
Pemodelan ini salah satu cara yang paling luas digunakan, telah diriset baik , dan sangat
dianggap sebagai intervensi pelatihan berbasis psiklogi. Dan ini sangat sesuai dengan
permasalahan yang terjadi pada SDM di staff administrasi yaitu terkait perilaku dalam
lingkungan pendidikan. Opsi selanjutnya ialah pelatihan tim dimana pelatihan ini melatih
karyawan agar mendengarkan sesamnya dan berkerja sama, namun yang lebih mengspesifikkan
pelatihan tim ini ialah, interpersonal nya. Dimana tim staff administrasi membutuhkan
pengambilan keputusan, dan kepemimpinan tim. Hal ini pun sangat sesuai dengan permasalah
yang terjadi, sebuah tim yang didalamnya beris staff administrasi diberikan pelatihan satu visi
dan misi dalam melakukan pelayanannya. Sehingga kedepannya bisa untuk saling mengingatkan
satu sama lain, mampu tegas dalam mengambil keputusan hingga saling mengkoreksi satu sama
Proses pelatihan dengan pemodelan perilaku membutuhkan model sebagai contoh dalam
melakukan pelayanan khususnya dalam institusi pendidikan. Kepala sekolah yang memiliki tata
krama atau pengalaman dalam melayani murid dan orangtua bisa dijadikan sebagai pilihan.
Sehingga staff mampu melihat bagaimana menjadi staff administrasi dalam lingkung pendidikan,
yang sangat berbeda jauh dengan perusahaan atau institusi lainnya. Kemudian membiarkan
mereka untuk berpraktik dengan cara itu lalu memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta
pelatihan itu. Dan tidak lupa visi dan misi institusi turut akan mempengaruhi perilaku karyawan
dalam memberikan pelayanan kepada murid dan orangtua. Lebih lanjut, dengan umpan balik
karyawan akan diposisikan sebagai orangtua atau murid yang mendapatkan pelayanan terbaik
dari kepala sekolah yang berperan sebagai staff dalam menangani murid dan orangtua. Sehingga
pada akhirnya staff pun sadar bahwa pelayanan yang baik dalam dunia pendidikan itu berbeda,
16
dan juga mereka sadar dalam tindak tanduk nya dalam sekolah menjadi model yang baik bagi
Kemudian untuk proses pelatihan tim, yang difokuskan adalah interpersonal dalam tubuh
staff administrasi. Memberikan pelatihan tim ini bertujuan membangun tim dalam staff
administrasi seluruhnya dan menumbuhkan kerjasama diantaranya. Proses pelatihan ini adalah
lebih keluar dari ruangan, untuk menghidupkan suasana “petualang”, sehingga hasil melalui
pelatihan ini mereka memiliki kesamaan visi dan misi dalam tubuh administrasi untuk melayani
segenap civitas akademika. Melahirkan budaya baik tersendiri dalam staff yang berakibat pada
kinerja secara keseluruhan, sehingga menghasilkan pelayanan yang baik secara menyeluruh.
Persoalan yang timbul dalam pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan
seringkali belum sesuai dengan kebutuhan perusahaan, tugas, dan individu sehingga tidak
mendukung prestasi kerja dan karir karyawan. PT Visi Sukses bersama berupaya untuk
meningkatkan prestasi dan produktivitas kerja karyawan dengan melakukan program pelatihan
dan pengembangan yang bertujuan untuk mengurangi kesalahan atau kesenjangan pengetahuan
yang dimiliki karyawan. Hambatan yang terjadi saat melakukan pelatihan dan pengembangan
yang diberikan belum maksimal, Hal ini dapat dilihat dari karyawan mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelatihan dan pengembangan yang diberikan. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kemampuan tenaga kerja, perusahaan harus menonjolkan usaha untuk
mengembangkan kemampuan tenaga kerjanya. Tujuan dari pelatihan dan pengembangan adalah
untuk memperbaiki produktivitas tenaga kerja dalam mencapai hasil yang telah ditetapkan oleh
perusahaan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu metode untuk menyelidiki obyek yang
tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian
kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
17
analisis dengan pendekatan induktif. Tujuan menggunakan pendekatan kualitatif adalah agar
peneliti dapat menggambarkan praktek nyata di balik fenomena yang terjadi terkait dengan
pelaksanaan pelatihan dan pengembangan di PT Visi Sukses Bersama Jakarta. Data pada
penelitian ini menggunakan data periode bulan Agustus– November 2017
Pelatihan dan pengembangan karyawan pada PT Visi Sukses Bersama dilakukan selama 3
(tiga) bulan, tujuannya adalah agar karyawan yang telah terpilih dalam tahap rekrutmen dan
seleksi dapat mengerti dan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan benar serta
karyawan lama supaya memiliki motivasi dalam bekerja. Berikut Prosedur Pelatihan dan
Pengembangan Karyawan:
Hasil pembahasan terhadap pengelolaan fungsi sumber daya manusia dan audit manajemen
terhadap fungsi SDM pada PT Bank Pembangunan Daerah Jambi dapat disimpulkan sebagai
berikut :
18
1. Pengelolaan SDM pada PT Bank Pembangunan daerah Jambi masih belum berjalan
dengan baik dan efektif, karena masih ada beberapa hal yang belum sesuai dan perlu
perbaikan, dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai visi dan misi
perusahaan.
2. Temuan dari audit manajemen atas pengelolaan sumber daya manusia yang perlu ditindak
lanjuti untuk perbaikan manajemen SDM dapat dilihat dari Struktur organisasi, Analisis
Jabatan, Rekrutmen, Seleksi, dan Pelatihan dan Pengembangan Karyawan adalah sebagai
berikut :
a. Struktur organisasi.
Dalam struktur organisasi masih terdapat kekosongan jabatan yang dapat mengakibatkan
tidak berjalannya tugas dan tanggung jawab dari bagian yang kosong tersebut, sehingga
dapat menggangu operasional Bank.
b.Rekrutmen.
Tidak sesuainya permintaan formasi karyawan yang diusulkan oleh divisi /cabang dengan
realisasinya. Divisi dan cabang telah mengusulkan jumlah dan keahlian dan tugas yang
akan dilakukan dan disampaikan ke fungsi SDM, namun realisasi perolehan karyawan
tidak sesuai dengan yang diminta, akibatnya divisi /cabang tersebut kekurangan personil
sementara beban kerja semakin banyak, sehingga mengakibatkan terganggunya
operasional Bank yang dapat menimbulkan risiko operasional.. Proses rekrutmen untuk
tenaga spesial hire belum dapat dipenuhi.karena kurangnya pelamar dan tidak sesuai
dengan kualifikasi yang diminta, sehingga bagian yang membutuhkan tenaga yang punya
kompetensi dan keahlian tertentu tidak dapat bekerja dengan maksimal.
c. Seleksi.
Pada saat seleksi tahap I pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran persyaratan
administrasi masih belum lengkap dan benar. Masih ada pelamar yang belum memenuhi
persyaratan administrasi seperti ketidaksesuaian ijazah pendidikan . untuk penerimaan
sebagai frontliner yang disyaratkan DIII, namun diterima juga yang S1. Kemudian latar
belakang pendidikan yang tidak sesuai masih lulus administrasi,seperti adanya lulusan S1
yang berlatar belakang bahsa Indonesia, yang tidak termasuk dalam formasi persyaratan.
- Bagi pelamar yang tidak lulus seleksi administrasi tidak dikirimkan surat
pemberitahuan tidak lulus seleksi tahap I, yang diumumkan hanya yang lulus saja melalui
website. Dan juga tidak mengirim surat panggilan seleksi tahap II ke pelamar yang lulus
tahap I, namun diumumkan hanya lewat website.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang
berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan
saat ini (current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah
peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau funsi saat ini.Pengembangan lebih cenderung
bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahlian inividu yang harus dipersiapkan
bagi kepentingan jabatan yang akan datang.Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu
solusi terhadap sejumlah problem penurunan kualitas kinerja organisasi atau lembaga dan
instansi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan dan keusangan keahlian yang dimiliki oleh
karyawan atau tenaga kerja.Pelatihan dan pengembangan bukanlah solusi utama yang dapat
menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi. Tetapi mengarah pada
peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan benar. Dan tujuan pelatihan
dan pengembangan adalah untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman dan performansi kinerja.
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat
memperoleh dan mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang
20
berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.
B. Saran
Dalam pelatihan pengembangan terdapat tiga tahapan penting yang harus dilakukan oleh
sebuah organisasi atau instansi. Pertama tahapan penilaian. Kedua tahapan pelatihan dan
pengembangan. Ketiga tahapan evaluasi. Dengan begitu pelatihan dan pengembangan karyawan
akan menghasilkan manfaat yang baik dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
21