Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Objek Penelitian

Kao Corporation hadir di Indonesia dengan keyakinan bahwa bangsa yang bersih adalah

bangsa yang sejahtera. Dan cara hidup yang sehat adalah cerminan sebuah tingkat

kehidupan yang lebih baik. Pada tahun 1985 Kao Corporation membuat sebuah langkah

besar dengan menggandeng PT. DINO INDONESIA INDUSTRIAL Ltd. yang telah

memproduksi bubuk deterjen Dino sejak tahun 1969. Gabungan dua perusahaan ini tetap

bernama PT. Dino Indonesia Industrial Ltd. dengan perbandingan saham 50 : 50.

Bersama PT. RODAMAS, KAO Corporation terus berusaha memasyarakatkan cara

hidup yang lebih bersih, lebih cantik dan lebih sehat. Pada tahun 1990, dibentuklah PT.

DINOKAO INDONESIA yang memasarkan produk-produk PT. Dino Indonesia

Industrial Ltd., dan di awal tahun 1997, PT. DINO INDONESIA INDUSTRIAL Ltd.,

bergabung dengan PT. DINOKAO INDONESIA menjadi PT. KAO INDONESIA.

4.2 Uji Kualitas Data


4.2.1 Sampel
Dalam menentukan jumlah responden/sampel pada penelitian ini berjumlah 133 orang dari

200 populasi, dengan menerapkan rumus slovin yaitu dengan memakai rumus sebagai berikut

N
n= 1+ N (e) 2

200
n= 1+ 200(0,05)2
200
n= 1+ 200(0,05)2

200
n= 1+ 200(0,025)

200
n= 1+(0,5)

200
n= 1,5

n = 133

4.2.1 Uji Validitas


Kuisioner yang diisi oleh responden membutuhkan uji setiap butirnya apakah valid atau

tidaknya dengan beberapa uji data yaitu uji validitas. Uji Validitas digunakan untuk

mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.

Jika R hitung lebih besar dari R tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini

adalah sampel, maka hipotesis tidak dapat ditolak atau valid (Ghozali, 2011: 52-53).

Pengujian validitas yang mengkorelasikan antar masing-masing skor item indikator dengan

total skor konstruk. Tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. Kriteria pengujiannya

yaitu: H0 diterima apabila r hitung > r tabel , (alat ukur yang digunakan valid atau sahih) H0

ditolak apabila r statistik ≤ r tabel. (alat ukur yang digunakan tidak valid atau sahih).

Rumus Validitas
Berikut uji validitas variabel X1

No Item R hitung R table 5% (133) Keterangan

1 0,545 0,169 VALID

2 0,313 0,169 VALID

3 0,444 0,169 VALID

4 0,494 0,169 VALID

5 0,498 0,169 VALID

6 0,487 0,169 VALID

7 0,285 0,169 VALID

8 0,471 0,169 VALID


9 0,613 0,169 VALID

10 0,487 0,169 VALID

Berdasarkan tabel diatas bahwa r hitung melalui SPSS versi 26 lebih besar dari R tabel

0.1690. Apabila Rhitung >R tabel maka dikatagorikan angket Valid. Selanjutnya variabel X2

Berikut uji validitas variabel X2

No Item R hitung R table 5% (133) Keterangan

1 0,470 0,169 VALID

2 0,276 0,169 VALID

3 0,331 0,169 VALID

4 0,379 0,169 VALID


5 0,559 0,169 VALID

6 0,453 0,169 VALID

7 0,474 0,169 VALID

8 0,341 0,169 VALID

9 0,364 0,169 VALID

10 0,228 0,169 VALID

Berikut uji validitas variabel Y

No Item R hitung R table 5% (133) Keterangan


1 0,402 0,169 VALID

2 0,421 0,169 VALID

3 0,331 0,169 VALID

4 0,619 0,169 VALID

5 0,316 0,169 VALID

6 0,534 0,169 VALID

7 0,301 0,169 VALID

8 0,399 0,169 VALID

9 0,410 0,169 VALID

10 0,406 0,169 VALID

Berikut uji validitas variabel Z


No Item R hitung R table 5% (133) Keterangan

1 0,311 0,169 VALID

2 0,508 0,169 VALID

3 0,476 0,169 VALID

4 0,306 0,169 VALID

5 0,468 0,169 VALID

6 0,477 0,169 VALID

7 0,357 0,169 VALID

8 0,412 0,169 VALID


9 0,409 0,169 VALID

10 0,324 0,169 VALID

Dapat disimpulkan berdasarkan tabel diatas kuisioner yang berisi 10 item pada satu variabel

terhitung valid karena nilai R hitung lebih besar dari R tabel. Dengan ini penelitian dapat

dilanjutkan kuisioner dengan pengujian reliabilitas.

4.2.2 Uji Reliabilitas


Menurut Sugiyono (2009) Uji Reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukuran

dalam mengukur suatu kajian. Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil

jawaban dari kuesioner/pertanyaan responden benar - benar stabil dalam mengukur suatu

kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur semakin stabil sebaliknya jika alat

pengukur rendah maka alat tersebut tidak stabil dalam pengukuran suatu gejala. Uji

reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji cronbachh’s alpha (α) dengan ketentuan

jika α ≥ 0,60 maka dikatakan reliabel dengan rumus :

Akan tetapi pada penelitian ini menggunakan SPSS 26. Berikut tabel reliabel yang diuji oleh

SPSS 26 pada setiap variabel.


Variabel R hitung R tabel 5% (133) Keterangan
X1 0,639 0,169 Reliabel
X2 0,382 0,169 Reliabel
Y1 0,471 0,169 Reliabel
Z 0,437 0,169 Reliabel

Berdasarkan data hitung pada SPSS versi 26 bahwa cronbachh’s alpha (α) > 0,169 lebih besar
dari r tabel maka dapat dikatakan reliabel atau konsisten.
4.3 Analisis Data
Hasil Interpretasi Analisis jalur (Path Analysis)
Koefisien Jalur Model 1

 Kompetensi dan motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai


Berdasarkan tabel yang terdapat pada aplikasi SPSS bahwa nilai signifikansi variabel
kompetensi sebesar 0,351(>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja. Dengan ini menandakan bahwa
hipotesis pertama tidak dapat diterima. Selanjutnya nilai signifikansi motivasi sebesar
0,000(<0,05) dan memiliki arti bahwa variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap
variabel kepuasan kerja. Selanjutnya dapat dilihat pada R square tabel berikut.

Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa R square sebesar 0,300 maka memiliki arti bahwa
pengaruh variabel kompetensi dan motivasi terhadap kepuasan kerja sebesar 30 % dan nilai
e1 dapat dicari dengan e1 = ❑√ (1−0,300) = 0,836. Berikut diagram jalur model 1

Kompetensi
e1 = 0,836

0,081
Kepuasan kerja

Motivasi
0,501

Koefisien Jalur Model 2

 Kompetensi dan motivasi berdampak pada kinerja pegawai

Berdasarkan data yang terdapat pada SPSS pada nilai signifikansi variabel kompetensi
sebesar 0,193 (>0,05) yang dapat diartikan bahwa variabel kompetensi tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Pada variabel Motivasi diketahui
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05) yang dapat diartikan juga bahwa variabel
motivasi berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja. Serta pada variabel kepuasan kerja
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,064 (>0,05) yang berarti bahwa variabel kepuasan kerja
tidak memilki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Berikut tampilan nilai R square pada
SPSS
Pada tabel diatas bahwa R square memiliki nilai sebesar 0,344 dan dapat diartikan bahwa
keterlibatan variabel kompetensi, motivasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
sebesar 34,4% dan nilai e2 adalah
E2 = ❑√ (1−0,344) = 0,809. Berikut diagram jalur model 2

Kompetensi (X1) 0,110

0,081 e1 = 0,836 e2 = 0,809


0,159 Kinerja
Kepuasan kerja (Y)
karyawan (Z)
0,501
0,418
Motivasi (X2)

 Pengaruh Kompetensi terhadap Kepuasan Kerja dan Berdampak pada Kinerja


Pegawai
Berdasarkan diagram jalur model 2 dapat memiliki kesimpulan untuk hipotesis ketiga yaitu
pengaruh kompetensi melalui kepuasan kerja terhadap kinerja. Dapat diketahui bahwa
pengaruh langsung dari variabel kompetensi terhadap kinerja sebesar 0,110 sedangkan
pengaruh tidak langsung kompetensi melalui kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
merupakan perkalian antara nilai beta (kompetensi terhadap kepuasan kerja) dengan nilai beta
( kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan) yaitu 0,081 x 0,159 = 0,012.
Dari perhitungan menunjukkan bahwa pengaruh langsung sebesar 0,110 dan pengaruh
tidak langsung sebesar 0,012 memiliki arti bahwa pengaruh langsung memiliki nilai lebih
besar maka disimpulkan bahwa kompetensi melalui kepuasan kerja tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
 Pengaruh Motivasi terhadap kepuasan kerja dan berdampak pada kinerja
pegawai
Berdasarkan diagram jalur model 2 dapat memiliki kesimpulan untuk hipotesis keempat yaitu
pengaruh Motivasi melalui kepuasan kerja terhadap kinerja. Dapat diketahui bahwa pengaruh
langsung dari variabel motivasi terhadap kinerja sebesar 0,418 sedangkan pengaruh tidak
langsung motivasi melalui kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan merupakan perkalian
antara nilai beta (motivasi terhadap kepuasan kerja) dengan nilai beta ( kepuasan kerja
terhadap kinerja karyawan) yaitu 0,501 x 0,159 = 0,079.
Dari perhitungan menunjukkan bahwa pengaruh langsung sebesar 0,418 dan pengaruh
tidak langsung sebesar 0,079 memiliki arti bahwa pengaruh tidak langsung memiliki nilai
lebih kecil dari pengaruh secara langsung, maka disimpulkan bahwa motivasi melalui
kepuasan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Anda mungkin juga menyukai