Anda di halaman 1dari 11

Validitas

Tes yang valid adalah tes yang dapat


mengukur apa yang hendaik diukur suatu .
Alat Ukur valid bila mengukur apa yang
hendak diukur dan sesuai dengan gejala
yang diukur
KLASIFIKASI VALIDITAS
MENURUT ARI KUNTO 1995 ; 64 , ada dua pokok tes untuk mengukur hasil belajar

1. VALIDITAS LOGIS
- Validitas ISI
- Validitas Konstruk
2. VALIDITAS EMPIRIS
- Validitas Setara
- Validitas Prediksi
VALIDITAS ISI
Menggambarkan derajat kesahihan alat ukur atau tes karena tes
tersebut mengukur sifat yang mesti terkandung dalam isi atau
materi pelajaran yang diberikan misalnya silabus dan kurikulum
bahan ajar merupakan rujukan tentang sisi yang terliput dalam
sebuah tes hasil belajar Validitas isi adalah validitas yang ditilik
dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar
peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif
terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang
seharusnyaditeskan (diujikan).
Tugas pokok validator adalah melakukan penilaian konten
(content analysis) terhadap instrumen, antara lain:
(1) mencocokkan kisi-kisi dengan definisi
konseptual/operasional variabel dan
(2) melakukan penelaahan terhadap butir-butir instrumen
Validitas konstruk
Tes tersebut mengandung butir- butri tes yang
membangun tes untuk mengukur aspek- aspek psikologis
tertentu. Unsur- unsur itu disusun dalam konsep. Tes
hasil belajar baru dapat dikatakan telah memiliki
validitas susunan apabila butir-butir soal atau item yang
membangun tes tersebut
benar-benar telah dapat dengan secara tepat mengukur
aspek-aspek berpikir (seperti: aspek kognitif, aspek
efektif, aspek pdikomotorik dan sebagainya)
sebagaimana telah ditentukan dalam kompetensi dasar
Validitas setara
Tes dengan hasil tes yang setara dengan tes yang lain yang teruji valid. Misalnya tes
sumatif dengan hasil tes baru.

Validitas prediksi
suatu kondisi yang menunjukan seberapa jauhkah sebuah tes telah dapat dengan
secara tepat menunjukan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi
pada masa mendatang.
Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada
butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir
soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan
diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir
soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya
(Arikunto, 1999: 78)

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi


product moment dengan angka kasar, yaitu:
=Pearson(c3:c12,$I$3:$I$12).

Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah-1 dengan nilai koefisien korelasi
Pearson / tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi α (biasanya dipilih 0,05) dan n =
banyaknya data yang sesuai. (Lihat lampiran). Kriteria :
Instrumen valid, jika r1 ≥ rtabel
Instrumen tidak valid, jika r1 < rtabel
TABEL KORELASI r PEARSON N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.149 0.194
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.191
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.181
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.148
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.128
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.115
21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.105
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
Pertama, pengujian validitas cukup menggunakan nilai keofisien korelasi apabila
responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah populasi. Artinya,
keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai r hitung dengan
nilai tabel r. Kedua, pengujian validitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang
dilibatkan dalam pengujian validitas adalah sampel. Artinya, keputusan valid atau
tidaknya item instrumen, tidak bisa dilakukan hanya dengan membandingkan nilai r
hitung dengan nilai r tabel, tetapi harus dengan membandingkan nilai t hitung dengan
nilai t tabel.
nilai t-hitung dengan
mendefinisikan sebuah fungsi di excel hasil interpretasi terhadap
rumus t, syntax-nya dapat dituliskan sebagai
[=SQRT(n-2)*rxy/SQRT(1-rxy^2)].
nilai n diisi dengan jumlah responden instrumen angket dan nilai rxy
diisi dengan nilai korelasi yang telah dihitung pada baris sebelumnya.

Nilai t-tabel dapat kita hitung menggunakan fungsi excel dengan


menuliskan syntax [=tinv(probability;degree of freedom)].
Probability diisi dengan taraf signifikansi yang kita inginkan,
misalnya jika kita menggunakan alpha=0,05 dengan dua arah, dan
degree of freedom diisi dengan derajat kebebasan yang nilainya = n-2.
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMBERIKAN PENGARUH PADA VALIDITAS TES

Beberapa faktor tersebut secara garis besar menurut Sukardi (2009:38), yaitu faktor
internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang berasal dari objek tes (misalnya
siswa) yang bersangkutan.
1. Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes evaluasi
diantaranya sebagai berikut.
1. Arahan tes yang disusun dengan makna yang tidak jelas sehingga mengurangi
validitas tes.
2. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi terlalu sulit.
3. item-item soal dikonstruksi dengan jelek.
4. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan maternya.
5. Waktu alokasinya tidak tepat
6. Jumlah item tes tidak representatif dari materinya
7. Jawaban masing-masing item bisa diprediksi oleh objek tes
Faktor yang berasal dari luar tes
2. faktor dari luar
Faktor ini dapat mengurangi validitas interpretasi tes evaluasi, diantaranya sebagai
berikut.
1. Waktu pengerjaan tidak cukup bagi objek tes.
2. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.
3. Adanya pihak tertentu yang masuk dan menjawab item tes yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai