Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau vaid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut. Misalkan kita ingin mengukur AUTONOMI seorang karyawan
dan karyawan tersebut diberi 4 (empat) pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus dapat secara
tepat mengungkapkan tingkat AUTONOMI. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan
dalam kuisioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.
A. melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau
variable.
Dalam hal ini melakukan korelasi masing-masing skor autonomy 1, autonom2, autonom3, dan
autonom4 dengan total skor AUTONOM hipotesis yang diajukan :
Ha : skor butir pertanyaan tidak berkorelasi postif dengan total skor konstruk
Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table untuk degree of
freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sample. Pada kasus kita konstruk
AUTONOMI jumlah sample (n) = 70 dan besarnya df dapat dihitung 70 – 2 = 68 dengan df = 68
dan alpha = 0,05 didapat r table = 0,198 (lihat r table pada df = 68 dengan uji dua sisi).
Untuk menguji apakah masing-masing indicator autonom1 sampai autonom4 valid atau tidak,
kita lihat tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item – Total Correlation baik
untuk konstruk AUTONOMI dan ROUTINE. Bandingkan nilai correlated Item – Total
Correlation dengan hasil perhitungan r table = 0,198. Jika r hitung lebih besar dari r tabe dan
nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indicator tersebut dinyatakan valid. Untuk indicator
konstruk AUTNOMI nilai r semua diatas nilai r table maka dapat disimpulkan semua indicator
valid. Begitu juga dengan nilai r untuk indicator konstruk ROUTINE semua nilai r hitung diatas
nilai r table, maka dapat disimpulkan semua indicator valid.
Selain membandingkan r hitung dengan r table, uji signifikasi dapat juga dilakuka lewat uji t
dengan prosedur.
1. ambil sebarang r hitung missal indicator autonom1 dengan nilai r hitung = 0680
𝑟
𝑡=
2
√1 − 𝑟
𝑁−2
3. untuk N (kasus) = 70, maka hasil dari rumus ddapat nilai t hitung = 7,6481.
4. bandingkan nilai t hitung ini dengan t table pada alpha = 0,5 dan df = N – 2 =68 atau didapat
nilai t table = 1,668.
5. karena nilai t hitung > t table, mak Ho tidak dapat ditolak atau r memang berkorelasi positif
atau indicator autonom1 adalah valid.
B. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-
masing skor indicator dengan total skor konstruk.
Langkah analisis:
b. Dari menu utama SPSS pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Correlate, lalu pilih
Bivariate
d. isikan dalam kotak variables ke-empat indicator konstruk AUTONOM dan skor total
AUTNOM.
f. Pilih Ok
g. Output SPSS
AUTONO AUTONO AUTONO AUTONO AUTONO
M1 M2 M3 M4 M
AUTONO Pearson 1 509” .424” .613” .836”
M1 Correlatio
n
Sig. (2- .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64
AUTONO Pearson 500” 1 .312’ .297’ .722”
M2 Correlatio
n
Sig. (2- .000 .012 .017 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64
AUTONO Pearson 424” .312’ 1 .433” .717”
M3 Correlatio
n
Sig. (2- .000 .012 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64
AUTONO Pearson 613” 297’ .433” 1 .753”
M4 Correlatio
n
Sig. (2- .000 .017 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64
AUTONO Pearson 836” 722” .717” .753” 1
M Correlatio
n
Sig. (2- .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64
“ . Correlation is significant all the 0,01 level (2-tailed)
Dari tampilan output SPSS terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indkator (autonom1
sampai autonom4) terhadap total skor konstruk (autonomy) menunjukkan hasil yang signifikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indicator pertanyaan adalah valid. Hasil analisis
korelasi bivariate dengan melihat output Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item- Total
Correlation adalah identic karena keduanya mengukur hal yang sama.
Analisis factor konfirmatori digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai
unidimedionalitas atau apakah indicator-indkator (autonom1 sampai autonom4) yang digunakan
dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variable (AUTONOMI). Jika masing-masing
indicator merupakan indicator pengukur onstruk AUTONOMI maka aan memiliki nilai loading
factor yang tinggi. Misalkan sebagi contoh AUTONOMI diukur dengan empat indicator
(autonom1 sampai autonom4), sedangkan ROUTINE diukur dengan empat indicator (routine 1
sampai routine4).
Dengan analisis factor konfirmatori kita ingin menguji apakah indicator (autonom1 sampai
autonom4) betul-betul merupakan indicator konstruk AUTONOM1 dan indicator (routine 1
sampai routine4) etul-betul merupakan indicator konstruk ROUTINE. Analisis factor konfirmatri
akan mengelompokan masing-masing indicator kedalam beberapa factor. Jika indicator
autonom1 sampai autonom4 merupakan indicator konstruk AUTONOM1 maka dengan
sendirinya akan mengelompokkan menjadi satu dengan factor loading yang tinggi begitu juga
dengan indokator routine 1 sampai routine 4 akan mengelompok menjadi satu sebagai indicator
konstruk ROUTINE.
Langkah Analisis :