BAB IV
dari setiap variabel yang diteliti seperti: rata-rata (mean), nilai tertinggi
dalam penelitian ini adalah bid-ak spread yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan pengamatan pada tahun 2017-2019. Hasil analisis statistik deskriptif untuk
Tabel 4.1
Statistic descriptive BAS,HS dan VP
Descriptive Statistics
1
2
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa dari 183 pengamatan dapat dijelaskan
memiliki nilai minimum 0,00 lembar saham dan nilai maksimum sebesar
prasyarat analisis yang wajib dilakukan yaitu uji asumsi klasik. Hal ini dilakukan
agar data sampel yang dianalisis layak atau dapat benar–benar mewakili populasi
secara keseluruhan. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini
autokorelasi. Apabila data terbukti telah diterima dari pengujian asumsi klasik
maka model tersebut dapat digunakan dalam analisis regresi. Data yang digunakan
dalam pengujian ini merupakan data transformasi dengan logaritma dari variabel
Volume Perdangangan, Harga Saham dan Bid-Ask Spread menggunakan data asli
dari penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji normal atau tidaknya distribusi
data pada variabel dependen maupun independen dalam suatu model regresi.
Berdasarkan gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa data yang akan diteliti
tidak berdistribusi normal karena banyak data yang jauh dari sekitar garis
Gambar 4.2
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa data yang akan diteliti berada
diagonal yang berarti bahwa data tersebut sudah normal dan layak diteliti.
untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel independen dalam suatu model
regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas menggunakan tabel hasil uji
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
Log_VPS .994 1.006
Log_HS .994 1.006
a. Dependent Variable: Log_BAS
Dari tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa nilai dari masing-masing variabel
independen adalah 0.994 lebih besar dari 0.10. Sementara, nilai VIF untuk
6
bahwa variabel independen dalam model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas.
tingkat keakuratan data. Menurut Ghozali (2011: 139) dalam Ayuwardani (2018)
dengan melihat tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot. Dasar
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
Gambar 4.3 di bawah ini mengindikasikan tidak ada pola tertentu seperti
(bergelombang melebar kemudian menyempit) dan tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat
dinyatakan bahwa pada gambar 4.3 dibawah ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
7
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dilakukan adalah
a. Jika nilai Durbin-Watson lebih kecil dari -2, berarti terdapat autokorelasi
positif
negatif.
Model Summaryb
Std. Error
R Adjusted of the Durbin-
Model R Square R Square Estimate Watson
Dari pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa data yang ada
parsial variabel independen, volume perdagangan dan harga saham terhadap bid-
signifikan yang digunakan adalah sebesar 0,05. Berikut hasil pengujian secara
parsial.
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
Std.
B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.659 .136 -1.930 .000
Log_VPS -.000 .000 -.073 -615 .000
Log_HS -.001 .001 -.222 -1.867 .541
a. Dependent Variable: Log_BAS
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22
Berdasarkan hasil uji parsial pada tabel 4.4 tersebut untuk variabel volume
Volume perdagangan memiliki nilai sig. sebesar 0.000 < 0,05. Sehingga Ho
bid-ask spread.
Berdasarkan hasil uji parsial pada tabel 4.4 tersebut untuk variabel harga
saham diperoleh koefisien regresi dengan arah negative sebesar -0.001. Harga
saham memiliki nilai sig. sebesar 0,541 > 0,05. Sehingga Ho diterima maka H1
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai
sig uji F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikannya yaitu 0,05,
adalah sebesar 0,000 dimana nilai 0,000 < 0,05. Karena nilai F hitung besar dan
sampel yang diteliti juga besar maka F tabel tidak dapat diketahui. Hal ini bisa
bid-ask spread.
bahwa model regresi dalam penelitian ini layak digunakan karena model regresi
telah terbebas dari masalah normalitas data, tidak terjadi multikolinearitas, tidak
11
estimasi regresi :
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
Std.
B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 0.659 .136 -12.183 .000
Log_VP .-001 .001 -.222 -.1.867 .066
Log_HS .000 .000 .073 .615 .514
a. Dependent Variable: Log_BAS
Berdasarkan hasil uji estimasi regresi diatas, maka model regresi linear
(X1) dan harga saham (X2) bernilai 0, maka bid-ask spread (Y) di Bursa
dengan asumsi variable lain tetap. Hal ini menunjukkan perubahan volume
c. Harga saham (X2) mempunyai nilai sebesar -0,000 artinya apabila harga
saham naik Rp.1 maka bid-ask spread akan turun sebesar 0,00%. Dan
apabila harga saham turun sebesar Rp.1 maka bid-ask spread akan naik
sebesar 0,00% dengan asumsi variable lain tetap. Hal ini menunjukkan
artinya jika harga saham semakin meningkat maka bid-ask spread akan
semakin menurun.
Hasil nilai R-Square dari regresi yang digunakan untuk mengetahui besarnya
ditunjukkan dari nilai R Square sebesar 0,57. Hal ini berarti bahwa 5,7%
variabel volume perdagangan saham dan harga saham. Sedangkan sisanya sebesar
berpengaruh negative dan signifikan terhadap bid-ask spread, dan variabel harga
saham juga berpengaruh negative dan signifikan terhadap bid-ask spread serta
dalam pengujian simultan volume perdagangan dan harga saham berpengaruh dan
signifikan terhadap bid-ask spread. Hal ini didukun dari nilai R square sebesar
dijelaskan oleh variabel lain. Berdasarkan hasil penelitian ini dengan R square
terhadap bid-ask spread apabila diuji secara parsial. Berdasarkan hasil uji parsial
pada tabel 4.4 tersebut untuk variabel volume perdagangan saham diperoleh
memiliki nilai signifiknsi sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga Ho ditolak maka H1
saham atau semakin besar volume perdagangan suatu saham tersebut. Atau
dengan kata lain, bahwa investor piawai tidak berperan banyak dalam melakukan
Variabel harga saham memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap bid-
ask spread apabila diuji secara parsial (uji t). Berdasarkan hasil uji parsial pada
tabel 4.4 tersebut untuk variabel harga saham diperoleh koefisien regresi dengan
arah negative sebesar -0,001. Harga saham memiliki nilai sig. sebesar 0,541 >
antara harga saham dengan bid-ask spread dikarenakan oleh investor tidak
teori yang dinyatakan oleh Koewn et al (2010) yaitu “spread akan lebih besar
untuk mata uang yang jarang diperdagangkan. Hal ini mengindikasikan bahwa
15
tingginya harga dapat mengurangi permintaan. Sama halnya dengan saham, ketika
saham terlalu mahal maka akan jarang diperdagangkan maka kurang liquid,
lebih besar”. Maka dapat disimpulkan bahwa harga saham tinggi membuat spread
Bursa Efek Indonesia 2017 sudah liquid. Hal ini didukung penelitian yang
dilakukan oleh Nany (2003) yang menyatakan harga saham berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap bid-ask spread. Tetapi tidak sesuai dengan penelitian
Spread
Berdasarkan analisis dari tabel 4.5 dapat kita lihat bahwa terdapat
berpengaruh dan signifikan terhadap bid-ask spread, hal ini dapat dilihat dari nilai
mencocokkan data.
Nilai R square sebesar 0,57 artinya bahwa 5,7% pergerakan bid-ask spread
volume perdagangan saham dan harga saham. Sedangkan sisanya sebesar 94,3%
peristiwa politik, tingkat lama yang dapat dicapai perusahaan, kebijakan dividen
perusahaan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
1. Volume Perdagangan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap BidAsk Spread.
3. Volume Perdagangan dan Harga Saham secara berpengaruh secara simultan signifikan
5.2 Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan lebih
banyak variabel independen lainnya diluar variabel Volume Perdagangan dan harga saham.
karakteristik yang lebih beragam, dengan demikian hasil yang diperoleh bisa mewakili untuk
diambil kesimpulan dengan membandingkan dari beberapa sektor yang berbeda selain dari
17
2. Bagi Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian ini, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
laporan keuangannya secara lengkap, baik laporan keuangan tahunan maupun laporan keuangan
kuartal yang nantinya akan memudahkan peneliti selanjutnya untuk mengumpulkan dan
menganalisis data.
3. Bagi Investor dan Calon Investor Hasil penelitian ini tidak sepenuhnya bisa dijadikan sebagai
pedoman dalam menentukan apakah perusahaan tersebut termasuk kedalam kategori perusahaan
yang baik atau tidak. Investor dan calon investor diharapkan dapat melakukan analisis lainnya
dan memperhatikan faktor-faktor yang lain sebelum melakukan kegiatan investasi atau
18