Anda di halaman 1dari 3

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang perlu diketahui meliputi kejelasan tujuan;

kelembagaan; kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan; dapat dilaksanakan; efektivitas dan
efisiensi; kejelasan rumusan; dan  keterbukaan. Mengenai kewenangan pembentukan peraturan
perundang-undangan, perlu diketahui bahwa kewenangan pembentukan undang-undang berada di
tangan DPR yang bersama Presiden membahas dan menyetujui setiap Rancangan Undang-Undang.
Selanjutnya, Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah mendapat persetujuan
bersama menjadi undang-undang. Pembuatan undang-undang pada hakikatnya merupakan kekuasaan
bersama antara DPR dan Presiden (sharing power). Sementara, kewenangan pembentukan peraturan
perundang-undangan yang tingkatannya di bawah undang-undang merupakan kewenangan Presiden,
Kepala Daerah, atau Pimpinan Kementerian/Lembaga sesuai kewenangannya. Perlu diketahui, hierarki
peraturan perundang-undangan dari yang tertinggi sampai terendah adalah UUD Tahun 1945, TAP MPR,
Undang-Undang /Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Mengetahui hierarki ini
penting untuk menghindarkan peraturan perundang-undangan yang disusun bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. Sementara, materi yang dimuat dalam
peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki peraturan perundang-
undangan. Setiap jenis peraturan perundang-undangan dalam hierarki tersebut di atas memiliki muatan
masing-masing sesuai dengan porsinya. Mengetahui Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan
Pengetahuan ini meliputi tahapan pembentukan peraturan perundang-undangan yang meliputi
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan pengundangan. a. Perencanaan Perencanaan
merupakan tahap awal dalam menyusun peraturan perundang-undangan. Dalam perencanaan
diinventarisasi masalah yang ingin diselesaikan beserta latar belakang dan tujuan penyusunan peraturan
perundang-undangan. Masalah yang ingin diselesaikan setelah melalui pengkajian dan penyelarasan,
dituangkan dalam naskah akademik. Setelah siap dengan naskah akademik, kemudian diusulkan untuk
dimasukkan ke dalam program penyusunan peraturan. Untuk undang-undang, program penyusunannya
disebut Program Legislasi Nasional (Prolegnas). b. Penyusunan Penyusunan peraturan perundang-
undangan dapat diartikan dalam 2 (dua) maksud. Pertama, penyusunan dalam arti proses, yakni proses
penyampaian rancangan dari Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota atau DPR/DPD setelah melalui tahap
perencanaan. Proses penyusunan ini berbeda untuk undang-undang, peraturan pemerintah, dan
peraturan presiden. Kedua, penyusunan dalam arti teknik penyusunan, yakni pengetahuan mengenai
tata cara pembuatan judul, pembukaan, batang tubuh, penutup, penjelasan, dan lampiran. c.
Pembahasan Pembahasan adalah pembicaraan mengenai substansi peraturan perundang-undangan di
antara pihak-pihak terkait. Untuk undang-udang, pembahasan dilakukan oleh DPR bersama Presiden
atau menteri melalui tingkat-tingkat pembicaraan. Untuk peraturan di bawahnya, pembahasan
dilakukan oleh instansi terkait tanpa keterlibatan DPR. d. Pengesahan Untuk undang-undang, rancangan
undang-undang yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden disampaikan oleh Pimpinan DPR
kepada Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang. Untuk peraturan perundang-undangan di
bawah undang-undang, disampaikan oleh Menteri Hukum dan HAM kepada Presiden melalui
Kementerian Sekretariat Negara atau Sekretariat Kabinet. e. Pengundangan Pengundangan adalah
penempatan peraturan perundang-undangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia, Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia, Lembaran Daerah, Tambahan Lembaran Daerah, atau Berita Daerah. Tujuan
pengundangan adalah agar masyarakat mengetahui isi peraturan perundang-undangan tersebut dan
dapat menjadi acuan kapan suatu peraturan perundang-undangan mulai berlaku dan mengikat.
Mengetahui Hal-Hal Khusus Untuk menyusun peraturan perundang-undangan yang baik, selain hal-hal
tersebut di atas perlu juga diketahui hal-hal khusus, seperti tata cara pendelegasian wewenang,
pengaturan penyidikan, pencabutan, dan perubahan peraturan perundang-undangan. a. Pendelegasian
Wewenang Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat mendelegasikan kewenangan
mengatur lebih lanjut pada peraturan perundang-undangan yang lebih rendah. Undang-undang dapat
mendelegasikan kewenangan pengaturan pada peraturan pemerintah. Peraturan pemerintah dapat
mendelegasikan pada peraturan presiden dan seterusnya. Pendelegasian kewenangan juga dapat
dilakukan dari suatu undang-undang kepada undang-undang yang lain, dari suatu peraturan daerah
kepada peraturan daerah yang lain. Pendelegasian kewenangan harus menyebut dengan tegas ruang
lingkup materi muatan yang diatur dan jenis peraturan perundang-undangan yang didelegasikan. b.
Penyidikan Pengetahuan mengenai bagaimana membuat ketentuan penyidikan diperlukan ketika akan
menyusun undang-undang dan peraturan daerah yang mengatur mengenai sanksi pidana. Ketentuan
penyidikan memuat pemberian kewenangan kepada Penyidik PNS kementerian, Lembaga Pemerintah
Non-Kementerian, atau instansi tertentu untuk menyidik pelanggaran terhadap ketentuan undang-
undang dan peraturan daerah. c. Pencabutan Apabila ada peraturan perundang-undangan lama yang
tidak diperlukan lagi atau sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan perlu diganti dengan
peraturan perundang-undangan yang baru, maka peraturan perundang-undangan yang baru harus
secara tegas mencabut peraturan perundang-undangan yang tidak diperlukan itu. Jika materi dalam
peraturan perundang-undangan yang baru menyebabkan perlu penggantian sebagian atau seluruh
materi dalam peraturan perundang-undangan yang lama, maka di dalam peraturan perundang-
undangan yang baru harus secara tegas diatur mengenai pencabutan sebagian atau seluruh peraturan
perundang-undangan yang lama. d. Perubahan Perubahan peraturan perundang-undangan dilakukan
dengan cara menyisip atau menambah materi ke dalam peraturan perundang-undangan atau
menghapus atau mengganti sebagian materi peraturan perundang-undangan. Perubahan peraturan
perundang-undangan dapat dilakukan terhadap seluruh atau sebagian buku, bab, bagian, paragraf,
pasal, dan/atau ayat, kata, frasa, istilah, kalimat, angka, dan/atau tanda baca. Mengetahui Hal-Hal
Umum Hal-hal umum yang perlu diketahui dalam rangka penyusunan peraturan perundang-undangan
adalah naskah akademik, penyebarluasan, serta sumber bahan dan informasi peraturan perundang-
undangan. a. Naskah Akademik Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian
terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturan masalah tersebut dalam suatu rancangan peraturan perundang-undangan sebagai solusi
terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat. Dalam penelitian dan pengkajian sering
digunakan metode ROCCIPI (Rule, Opportunity, Capacity, Communication, Interest, Process, dan
Ideology), RIA (Regulatory Impact Assessment), atau Cost and Benefit Analysis. Meskipun naskah
akademik hanya diwajibkan untuk undang-undang dan peraturan daerah saja, namun alangkah baiknya
naskah akademik juga dibuat untuk penyusunan peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan
peraturan perundang-undangan lainnya. b. Penyebarluasan Penyebarluasan dilakukan oleh DPR
(termasuk DPD) dan Pemerintah sejak penyusunan Prolegnas, penyusunan rancangan undang-undang,
pembahasan rancangan undang-undang, hingga pengundangan. Penyebarluasan dilakukan untuk
memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan masyarakat. Setelah peraturan perundang-
undangan ditetapkan, biasanya disebarluaskan baik dengan fotokopi salinan peraturan perundang-
undangan instansi terkait maupun melalui website instansi terkait ke masyarakat. Untuk peraturan
perundang-undangan yang ditandatangani Presiden, disebarluaskan oleh Kementerian Sekretariat
Negara dan Sekretariat Kabinet. Selain penyebarluasan peraturan perundang-undangan, Kementerian
Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet juga menyimpan naskah peraturan perundang-undangan asli
dan salinan otentik sebagai arsip. Sementara peraturan perundang-undangan dalam bentuk Lembaran
Negara dan Berita Negara disebarluaskan dan diarsip oleh Kementerian Hukum dan HAM. c. Sumber
Informasi Sumber informasi dalam menyusun peraturan perundang-undangan secara online/melalui
internet dapat diakses melalui www.setkab.go.id, www.setneg.go.id, www.ditjenpp.org, dan website
masing-masing kementerian atau lembaga. Selain itu, terdapat juga pihak swasta yang mengembangkan
sistem database, baik online maupun offline, yang disediakan secara komersial. Selain sumber informasi
online, perlu juga dimanfaatkan sumber informasi peraturan perundang-undangan tradisional, seperti
bahan-bahan di perpustakaan. d. Penggunaan Bahasa Dalam menyusun peraturan perundang-
undangan, penggunaan bahasa amatlah penting. Apabila bahasa yang digunakan dalam peraturan
perundang-undangan dapat dimengerti oleh masyarakat, maka dapat diharapkan peraturan perundang-
undangan akan dapat dilaksanakan. Namun sebaliknya, apabila bahasa tidak dapat dimengerti maka
akan sulit mengharapkan tujuan dari peraturan perundang-undangan akan tercapai. Bahasa dalam
peraturan perundang-undangan hendaknya mudah dimengerti oleh masyarakat umum (ordinary
person), tidak hanya oleh pembuatnya, sarjana hukum, atau praktisi hukum saja. Bahasa peraturan
perundang-undangan pada dasarnya tunduk pada kaidah tata Bahasa Indonesia, baik pembentukan
kata, penyusunan kalimat, teknik penulisan, maupun pengejaannya. Namun bahasa peraturan
perundang-undangan mempunyai corak tersendiri yang bercirikan kejernihan atau kejelasan pengertian,
kelugasan, kebakuan, keserasian, dan ketaatan asas sesuai dengan kebutuhan hukum, baik dalam
perumusan maupun cara penulisannya. Demikian, tulisan di atas tidak dimaksudkan menjadikan
seseorang langsung mampu membuat peraturan perundang-undangan, melainkan untuk memberi
gambaran bahwa itulah peta keseluruhan membuat peraturan perundang-undangan. Setidaknya
pembaca mengetahui apa yang dilakukan oleh pembuat peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai