Anda di halaman 1dari 16

LEGAL

DRAFTING
PROSES PENYUSUNAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Kelompok V
Raudhatul Utrajjah (1902140026)
Lita Sunarsih (1902140027)
Pengertian Pembentukan peraturan Perundang-undangan

Pasal 1 Undang-undang Nomor 10 tahun 2014, menjelaskan bahwa yang dimaksud


dengan pembentukan peraturan perundang-undangan adalah proses pembuatan
peraturan perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari yaitu:
1. Perencanaan 5. Penyebar luasan

2. Penyusunan

3. Pembahasan danan pengesahan Undang-undang

4. Pengundangan
Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan merupakan peraturan tertulis yang memuat norma


hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan yaitu menurut Pasal 1 angka 2 UU No. 12 Tahun 2011.
Pembagian Peraturan Perundang-undangan
Peraturan tertulis yang memuat norma hukum
yang mengikat secara umum dan dibentuk
atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui prosedur
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan
1
3
Peraturan 5
tertulis Mengikat secara umum
Memuat Norma
2 Hukum
4
Dibentuk atau
ditetapkan oleh Melalui Prosedur yang
lembaga negara atau ditetapkan dalam
pejabat yang peraturan perundang-
berwenang undangan
SUMBER HUKUMNYA

Sumber Hukum dari pembentukan Perundang-undangan Yaitu ada 3 (Tiga):

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; sebagai hukum dasar dalam
Peraturan Perundang-undangan.

2. UU No. 12 Tahun 2011 Ttg. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Jo. UU No. 15 Tahun
2019 Ttg Perubahan UU No. 12 Tahun 2011.

3. Pancasila; sebagai sumber segala sumber hukum negara.


PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

1
2

Perpres No. 87 Tahun 2014


Ttg. Peraturan pelaksanaan
Menteri Dalam Negeri telah menerbitkan
UU No. 12 Tahun 2011 Ttg.
Pembentukan Peraturan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80
perundang-undangan. Tahun 2015 tentang pembentukan produk Hukum
Daerah, yang diubah terakhir kali dengan
peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120
Tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang pembentukan produk Hukum Daerah.
Pengertian Legal Drafting dan Legal Drafter
1. Pengertian Legal Drafting

Pengertian legal dafting secara sempit adalah penyusunan/perancangan Peraturan Perundang-undangan.


Pengertian legal drafting secara luas adalah kegiatan praktek hukum yang menghasilkan peraturan, sebagai contoh;
Pemerintah membuat Peraturan Perundang-undangan; Hakim membuat keputusan Pengadilan yang mengikat publik;
Swasta membuat ketentuan atau peraturan privat seperti; perjanjian/kontrak, kerjasama dan lainnya yang mengikat
pihak-pihak yang melakukan perjanjian atau kontrak.

2. Pengertian Legal Drafter

Adalah seperti yang dikatakan Reed Dickerson sebagai pemikiran pertama dan penyusun kedua yaitu legal
drafter. Beberapa pengertian Legal Drafter yang dikutip dari Deborah Mc Nair dalam summary thesisnya “Ethics and
Drafting”
2. Perancang undang-undang adalah seorang pengacara yang secara khusus terlatih dalam seni penyusunan undang-
undang

3. Perancang undang-undang tidak memerlukan pelatihan khusus dalam penyusunan suatu undang-undang meskipun
banyak yang sekarang telah memperoleh sertifikasi sebagai legisator melalui program pelatihan. Biasanya tidak ada
pembedaan untuk pelatihan tujuan, antara penyusunan undang-undang, peraturan, atau pesanan dokumen khusus.

4. Peranang adalah pembuat kata yang meletakan pena di tangan dan mereduksi ide menjadi teks tertulis. Sementara
beberapa banyak berpendapat bahwa ini adalah keterampilan teknis yang ada di antaranya penyuntingan tradisional dan
pengambilan dikte.

5. Perancang undang-undang perlu apresiasi terhadap bahasa termasuk tata bahasa serta pengetahuan tentang persyaratan
teknis bentuk perundang-unfangan

6. Perancang undang-undang tidak mengontrol final produk sebelum suatu undang-undang atau peraturan menjadi undang-
undang.
Pembentukan Rancangan Undang-undang

1. Prolegnas adalah instrumen perencanaan pembentukan Undang-undang dan


Prolegda adalah instrumen perencanaan pembentukan peraturan Daerah.
2. Peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dan Daerah, disusun sesuai
dengan kebijakan hukum dan peraturan perundang-undangan nasional dan
daerah, kebutuhan hukum yang berkembang di masyarakat, dan dirancang
untuk dalam kerangka pembangunan hukum nassional.
Penyusunan Program Legislasi Nasional dan Program
Legislasi Daerah

1. Legislasi Nasional

●Dalam pasal 17 ayat (1) UU tersebut dinyatakan bahwa “Rancangan


undang-undang baik yang berasal dari Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), maupun dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) disusun berdasarkan
Program Legislasi Nasoinal,”

●Hal ini berarti bahwa setiap rancangan yang diajukan oleh Presiden, DPR,
dan DPD terlebih dahulu harus dimasukan dalam Program Legislasi Nasional.
Akan tetapi hanya dalam keadaan tertentu Presiden atau DPR dapat mengajukan
rancangan undang-undang di luar Program Legilasi Nasional, sebagaimana telah
diatur dalam pasal 17 ayat (3) yang diaman ketentuan tersebut tidak berlaku bagi
2. Legislasi Daerah

Berdasarkan pasal 1 angka 10 ndang-undang Nomor 12 Tahun 2011


Tnetang Pembentukan Peraturan perundang-undangan.

Prolegda adalah instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan


Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten / Kota yang disusun secara
berencana, terpadu, dan sistematis.
Tahapan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

Pemrakarsa Usul mempersiapkan


Pembentukan Rancangan rencana kegiatan
Peraturan Daerah penyusunan rancangan
Perda

01 02 03 04

Persiapan rencana
penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah
Naskah Akademik

a. Pembuatan Naskah Akademik


1. Pengantar Umum
2. Mispersepsi tentang Naskah Akademik;
3. Fungsi Naskah Akademik akan memberi arah kepada para pemangku kepentingan dan
perancang (drafter).
4. Pembuat Naskah Akademik
b. Substansi Naskah Akademik
1. Tujuan Dibuatnya Rancangan Undang-Undang;
2. Pembahasan Tentang Apa Yang Akan Diatur;
3. Memperhatikan Faktor Berjalannya Rancangan Undang-Undang atau RAPERDA
4. Berlaku dan Perjanjian Internasional hanya memiliki makna simbolik (symbolic meaning).
c. Rujukan
1. mengambil Undang-Undang dari luar negeri yang mirip dengan Rancangan Undang-Undang
yang akan dibuat;
2. merujuk pada model law yang kerap dibuat oleh organisasi internasional;
d. Dasar Hukum Pembuatan Naskah Akademik
1. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan
dan Pengelolaan Program Legislasi Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2005 Tentang Tata Cara
Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang;
e. Lingkup Materi Muatan Naskah Akademis
1. Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
2. Naskah Akademik Adalah Naskah Yang Dapat dipertanggung- jawabkan;
3. Materi muatan Rancangan Peraturan Daerah
4. Manfaat Naskah Akademik
RANGKUMAN
Proses pembuatan Peraturan
Perundang-undangan
yaitu; tahapan rencana kegiatan (material
prepatory), berkait dengan rencana penyiapan
bahan/ material, penyiapan bahan/material Tahapan rencana pelaksanaan tugas
rencana penyusunan naskah akademik, dan dan kewajiban (task and duty)
penyiapan bahan penyusunan materi muatan
Raperda. meliputi; perancangan rencana Raperda yang
akan disusun, rencana kegiatan penjaringan
mengenai perlunya Naskah aspirasi masyarakat (jaring asmara), identifikasi
dan perumusan masalah, pelibatan masyarakat
Akademik atau pemangku kepentingan dalam proses
Yaitu akan memudahkan dan penyiapan bahan, melalui jaring asmara,
memberikan arah apa yang harus sosialisasi dan konsultasi publik.
dilakukan oleh pejabat pengambil
kebijakan
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai