RIANA SUSMAYANTI
Materi muatan Undang-Undang :
a. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan UUDNRI Tahun 1945;
b. perintah suatu UU untuk diatur dengan UU; UU organik
c. pengesahan perjanjian internasional tertentu;
• perjanjian internasional yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau perjanjian
tersebut mengharuskan perubahan atau pembentukan UU dengan persetujuan DPR.
d. tindak lanjut atas putusan MK ; dilakukan oleh DPR atau Presiden
• terkait dengan putusan MK mengenai pengujian UU terhadap UUDNRI Tahun 1945.
• Materi muatan yang dibuat, terkait dengan ayat, pasal, dan/atau bagian UU yang secara
tegas dinyatakan dalam Putusan MK bertentangan dengan UUDNRI Tahun 1945.
• Tindak lanjut atas putusan MK dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kekosongan
hukum.
e. Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
Melaksanakan
UUDNRI Tahun
MATERI 1945
UNDANG-UNDANG
UU Organik
UNDANG- Perjanjian
Ratifikasi
UNDANG Internasional
Melaksanakan Constitutional
Putusan MK Disobedience
Kebutuhan
hukum
masyarakat
PERENCANAAN UU DALAM PROLEGNAS
Perencanaan penyusunan Undang-Undang dilakukan dalam Prolegnas. (Pasal 16 UU No. 12
Tahun 2011)
Program Legislasi Nasional (Prolegnas) adalah instrumen perencanaan program
pembentukan UU yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis. (Pasal 1 angka 9
UU No. 15 / 2019)
Prolegnas merupakan skala prioritas program pembentukan UU dalam rangka mewujudkan
sistem hukum nasional. (Pasal 17 UU No. 12 Tahun 2011)
• suatu sistem hukum yang berlaku di Indonesia dengan semua elemennya serta saling menunjang satu dengan yang lain
dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat yang berdasarkan Pancasila dan UUDNRI Tahun 1945.
keadaan tertentu
Daftar Kumulatif Terbuka
mengatasi keadaan luar biasa, keadaan
konflik, atau bencana alam
pengesahan perjanjian
internasional tertentu;
keadaan tertentu lainnya yang
akibat putusan MK memastikan adanya urgensi nasional
(ke DPR)
pembentukan dan
DPD pemekaran serta
penggabungan daerah;
perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
ANALISIS RUU KETAHANAN
KELUARGA
Insiatif RUU Asas-asas lain
Prolegnas Harmonisasi
Pasal-pasal kontroversial Sinkronisasi
Asas Proses Pembentukan Sanksi Pidana
Asas Substansi Ketahanan Keluarga
Seharusnya diatur dimana ?
Inisiatif
DPR
Presiden
dengan surat Menteri
RUU dari DPR menugasi
pimpinan DPR membahas RUU
disampaikan menteri yang
kepada Presiden bersama DPR
mewakili
Menteri mengoordinasikan
persiapan pembahasan dengan Menteri
Max 60 hari
kepala lembaga yang mengoordinasikan
sejak surat
menyelenggarakan urusan persiapan
pimpinan DPR
pemerintahan di bidang pembahasan
diterima
Pembentukan Peraturan dengan menteri
Perundang-undangan
Inisiatif Presiden Surat Presiden
memuat penunjukan
menteri yang
dengan surat
RUU dari ditugasi mewakili
Presiden kepada
Presiden diajukan Presiden dalam
pimpinan DPR
melakukan
pembahasan RUU
bersama DPR.
Pasal 73
RUU disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak RUU tersebut disetujui bersama oleh DPR dan Presiden.
Dalam hal RUU tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak RUU
tersebut disetujui bersama, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan. Dalam hal sahnya RUU, kalimat
pengesahannya berbunyi: Undang-Undang ini dinyatakan sah berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (5) UUDNR Tahun
1945. Kalimat pengesahan tersebut harus dibubuhkan pada halaman terakhir UU sebelum pengundangan naskah UU ke
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Pasal 74 : Dalam setiap UU harus dicantumkan batas waktu penetapan PP dan peraturan lainnya sebagai
pelaksanaan UU tersebut.
Penyebarluasan Prolegnas, RUU, dan UU
Pasal 88
Penyebarluasan dilakukan oleh DPR dan Pemerintah sejak penyusunan Prolegnas, penyusunan RUU, pembahasan RUU,
hingga Pengundangan UU.
Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan masyarakat serta para pemangku
kepentingan.
Pasal 89
Penyebarluasan Prolegnas dilakukan bersama oleh DPR dan Pemerintah yang dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPR
yang khusus menangani bidang legislasi.
Penyebarluasan RUU yang berasal dari DPR dilaksanakan oleh komisi/panitia/badan/alat kelengkapan DPR yang khusus
menangani bidang legislasi.
Penyebarluasan RUU yang berasal dari Presiden dilaksanakan oleh instansi pemrakarsa.
Pasal 90
Penyebarluasan UU yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dilakukan secara bersama-sama
oleh DPR dan Pemerintah.
Penyebarluasan UU dapat dilakukan oleh DPD sepanjang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN
TERHADAP UU
Pemantauan dan Peninjauan terhadap UU Pemantauan dan Peninjauan terhadap UU
dilakukan setelah UU berlaku. dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap sebagai
berikut:
Pemantauan dan Peninjauan terhadap UU
dilaksanakan oleh DPR, DPD, dan Pemerintah. 1. tahap perencanaan;
Pemantauan dan Peninjauan terhadap UU 2. tahap pelaksanaan; dan
dikoordinasikan oleh DPR melalui alat
kelengkapan yang khusus menangani bidang 3. tahap tindak lanjut.
legislasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemantauan
Hasil dari Pemantauan dan Peninjauan dan Peninjauan terhadap UU diatur masing-
terhadap UU dapat menjadi usul dalam masing dengan Peraturan DPR, Peraturan DPD,
penyusunan Prolegnas dan Peraturan Presiden
PERPPU
Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sama dengan
materi muatan Undang-Undang :
◦ pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan UUDNRI Tahun 1945;
◦ perintah suatu UU untuk diatur dengan UU;
◦ pengesahan perjanjian internasional tertentu;
◦ tindak lanjut atas putusan MK ;
◦ Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
BAHASA ASING KETENTUAN
PIDANA
Dalam hal Peraturan Perundang- Materi muatan mengenai ketentuan
undangan perlu diterjemahkan ke pidana hanya dapat dimuat dalam:
dalam bahasa asing, penerjemahannya ◦ Undang-Undang;
dilaksanakan oleh menteri atau kepala ◦ Peraturan Daerah Provinsi; atau
lembaga yang menyelenggarakan
◦ Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
urusan pemerintahan di bidang
Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Terjemahan tersebut merupakan
terjemahan resmi.