• Pengundangan
Peraturan perundang-undangan harus disahkan secara resmi
dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
• Penyebarluasan.
Penyebarluasan dilakukan oleh DPR Pemerintah sejak
penyusunan Prolegnas, Penyusunan Rancangan Peraturan
Perundang-Undangan, Pembahasan Peraturan Perundang-
Undangan, hingga Pengundangan Undang-Undang.
Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan informasi
dan/atau memperoleh masukan masyarakat serta pemangku
kepentingan.
1
Pasal 16 UU 12/2011 jo. Pasal 20 ayat (1) dan (2) UU 15/2019
2
Pasal 163 ayat (1) UU MD3
3
Pasal 43 ayat (3) dan (4) UU 12/2011
4
Pasal 164 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018
5
Pasal 165 UU MD3
akademiknya diajukan secara tertulis oleh pimpinan DPD
kepada pimpinan DPR.6
7. Selanjutnya RUU ditindaklanjuti dengan dua tingkat
pembicaraan. Pembicaraan tingkat I dilakukan dalam rapat
komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi,
rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus. 7
8. Kegiatan dalam pembicaraan tingkat I meliputi pengantar
musyawarah, pembahasan daftar inventarisasi masalah,
dan penyampaian pendapat mini.8
9. Pembicaraan tingkat II dilakukan dalam rapat paripurna
DPR yang berisi:
a. penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini
fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil pembicaraan tingkat
I;
b. pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi
dan anggota DPR secara lisan yang diminta oleh pimpinan
rapat paripurna; dan
c. pendapat akhir presiden yang disampaikan oleh menteri
yang ditugaskan.9
10. Bila tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah
mufakat, keputusan diambil dengan suara terbanyak.10
11. RUU yang telah mendapat persetujuan bersama DPR
dengan presiden diserahkan kepada presiden untuk
disahkan menjadi UU dengan dibubuhkan tanda tangan,
ditambahkan kalimat pengesahan, serta diundangkan
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. 11
6
Pasal 166 ayat (1) dan (2) UU MD3
7
Pasal 168
8
Pasal 169 huruf a
9
Pasal 170 ayat (1)
10
Pasal 171 ayat (1) dan (2)
11
Pasal 72 ayat (1) dan Pasal 73 ayat (1), (3), dan (4) UU 12/2011
12. Apabila pembahasan RUU telah memasuki pembahasan
daftar inventarisasi masalah pada periode masa
keanggotaan DPR saat itu, hasil pembahasan RUU tersebut
disampaikan kepada DPR periode berikutnya dan
berdasarkan kesepakatan DPR, presiden, dan/atau DPD,
RUU tersebut dapat dimasukkan kembali ke dalam daftar
Prolegnas jangka menengah dan/atau Prolegnas prioritas
tahunan.12
12
Pasal 71A UU 15/2019
dalam tata urutan perundang-undangan di Indonesia.
Penyusunnya adalah Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan
ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. MPR berhak
mengubah dan menetapkan UUD ini sesuai pasal 3
ayat (1) UUD 1945. Saat ini telah dilakukan empat kali
perubahan terhadap UUD 1945, Tata cara
perubahannya diatur dalam pasal 37 UUD 1945.
2. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah putusan majelis yang memiliki
kekuatan hukum mengikat kepada seluruh anggota
majelis hingga ke setiap warga negara, lembaga
masyarakat, dan lembaga negara yang tidak terikat
oleh Ketetapan MPR. Dalam buku PPKN Kelas VIII
(Kemdikbud 2014), kekuatan ini disebut mengikat ke
dalam dan ke dalam Proses pembentukannya dimulai
dengan pembentukan Panitia Ad Hoc. Tugasnya
menyiapkan Rancangan Ketetapan-Ketetapan MPR
untuk diajukan dan dibahas dalam Sidang Tahunan
MPR. MPR akan menetapkannya dalam Sidang
Tahunan MPR tersebut.
4. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah (PP) yaitu peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan Presiden untuk
melaksanakan Undang-Undang. Tahapan
penyusunannya adalah: Rancangan PP berasal dari
kementerian dan/atau lembaga pemerintah
nonkementerian sesuai bidang tugasnya. Penyusunan
dan pembahasan rancangan PP dilakukan dengan
membentuk panitia antarkementerian dan/atau
lembaga pemerintah nonkementerian. Peraturan
Pemerintah ditetapkan oleh Presiden lalu
diundangkan oleh Sekretariat Negara.
5. Peraturan Presiden
Penetapan Peraturan Presiden (Perpres) digunakan
untuk menjalankan perintah dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan. Proses
pembentukannya berdarakan Pasal 55 UU No 12
Tahun 2011, yaitu: Pembentukan panitia
antarkementerian dan/atau antarnonkementerian
oleh pemrakarsa atau pengusul. Pengharmonisan,
pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan
Peraturan Presiden dikoordinasikan oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
hukum. Pengesahan dan penetapan oleh Presiden.