Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAM dan Edukasi nya di Masyarakat Umum


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Hukum dan Hak Asasi Manusia
Dosen Pengampu: Dr, Agus Lanini, SH, MH.

Oleh: Nabila (D 101 19 095)


Kelas: E / BT 5
Fakultas Hukum | Universitas Tadulako
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul HAM dan Edukasi nya
di Masyarakat Umum ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Hukum dan Hak Asasi Manusia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hak Asasi Manusia bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr, Agus Lanini, SH, MH., selaku
Dosen mata kuliah Hukum dan Hak Asasi Manusia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Palu, 18 april 2021
Nabila
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................I-4
PENDAHULUAN........................................................................................................................I-4
A. Latar Belakang...............................................................................................................I-4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................I-4
C. Tujuan.............................................................................................................................I-4
BAB II...........................................................................................................................................I-5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................I-5
A. Hak Asasi Manusia.........................................................................................................I-5
B. Lembaga-lembaga HAM di Indonesia...........................................................................I-6
C. HAM dan Edukasi nya di Indonesia.............................................................................I-11
BAB III.......................................................................................................................................I-13
PENUTUP...................................................................................................................................I-13
A. Kesimpulan...................................................................................................................I-13
B. Saran.............................................................................................................................I-13
I. Daftar Pustaka......................................................................................................................I-14
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai Manusia, Hak Asasi Manusia sudah melekat pada diri kita sejak lahir, dengan
kemajuan dan perkembangan Teknologi ini sudah sewajarnya kita mendapat Edukasi tentang
Hak Asasi Manusia yang dimana memperoleh informasi juga merupakan salah satu Hak yang
dimiliki setiap manusia tanpa mengenyampingkan hak dan privasi orang lain. Pemerintah
sebagai organisasi sektor publik diharap mampu mengedukasi masyarakat guna menghindari
masyarakat yang buta terhadap yang melekat pada diri mereka sebagai individu yaitu Hak Asasi
Manusia sehingga tidak ada lagi pelanggaran HAM di Indonesia dan tercapainya tujuan negara
Indoensia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang mana adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu HAM?


2. Apa saja Lembaga-Lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia?
3. Mengapa edukasi HAM begitu penting?

C. Tujuan

1. Mendeskripsi pengertian dan fungsi HAM.


2. Untuk mengenal Lembaga-Lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia.
3. Untuk mengetahui seberapa pentingnya edukasi HAM kepada masyarakat umum.

BAB II.
PEMBAHASAN

A. Hak Asasi Manusia

Asasi dalam Bahasa memiliki makna pokok atau bersifat dasar, Maka Hak Asasi Manusia
dapat dikatakan sebagai hak-hak pokok yang dimiliki manusia sejak berada dalam kandungan,
hak-hak ini tidak dapat diganggu gugat atau dikurangi apalagi dicabut karena merupakan sebuah
anugrah dan negara wajib menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak rakyatnya.
HAM memiliki cakupan yang sangat luas, baik HAM yang bersifat Individual maupun yang
bersifat komunal atau kolektif. Namun, pada dasarnya tujuan HAM adalah sama, yaitu
melindungi manusia untuk hidup dengan harga diri, yang meliputi hak untuk hidup, ha katas
kebebasan menjalani hidup serta keamanan. HAM juga mendorong Tindakan yang dilandasi
kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar.

Berikut merupakan macam-macam HAM:


a) Hak Asasi Pribadi (Personal Rights), yaitu berupa hak yang memiliki hubungan
dengan kehidupan pribadi manusia,
Contohnya seperti kebebasan bergerak, bebas menyampaikan pendapat hingga bebas
memilih, memeluk dan menjalankan agama sesuai keyakinan masing-masing.
b) Hak Asasi Politik (Political Rights), hak ini terkait dengan hubungan berpolitik
seseorang seperti hak mengikuti kegiatan pemerintahan, hak untuk dipilih dan
memilih dalam suatu pemilihan, Adapun contoh lain hak-hak asasi politik seperti hak
membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya, hak untuk
membuat dan mengajukan suatu usulan petisi, hak diangkat dalam jabatan
pemerintah.
c) Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights), setiap manusia berhak memiliki
kedudukan yang sama di mata hukum dan pemerintahan. Contohnya berupa hak
untuk menjadi pegawai negeri sipil, hak mendapatkan dan memiliki pembelaan
hukum pada peradilan dan hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.
d) Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths), dalam hak ini setiap individu bisa terlibat
dalam kegiatan perekonomian. Seperti Hak kebebasan melakukan kegiatan transaksi
jual beli, hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak, hak kebebasan
menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang. hak kebebasan untuk memiliki
sesuatu, hak untuk menikmati SDA, hak untuk memperoleh kehidupan yang layak,
hak untuk meningkatkan kualitas hidup, hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan
yang layak.
e) Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights), hak ini bagaimana tiap individu mendapat
perlakuan sama dalam tata cara pengadilan, seperti Hak mendapat pembelaan hukum
di pengadilan, hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,
penahanan, dan penyelidikan di muka hukum kemudian hak memperoleh kepastian
hukum, adapun hak menolak digeledah tanpa surat adanya surat penggeledahan, hak
mendapatkan perlakukan adil dalam hukum.

f) Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights), hak yang berhubungan dengan
kehidupan berasyarakat, contoh Hak menentukan, memilih, mendapatkan Pendidikan
dan mendapatkan pengajaran, Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai
dengan bakat dan minat, hak untuk mengembangkan Hobi, hak untuk berkreasi, hak
untuk memperoleh jaminan social, hak untuk berkomunikasi.

B. Lembaga-lembaga HAM di Indonesia

Untuk membantu mencapai tujuan negara dalam menegakan dan melindungi HAM maka
dibuatlah dan ditetapkannya organisasi atau lembaga-lembaga perlindungan HAM oleh
pemerintah mauppun swasta.
Berikut ini merupakan lembaga-lembaga perlindungan HAM yang ada di Indonesia:
1. POLRI.
Undang-Undang No.2 Tahun 2002 menetapkan bahwa Kepolisian Negara Republik
Indonesia merupakan alat negara yang memiliki fungsi pemerintahan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Dalam pasal tersebut
cukup jelas menggambarkan peran dari kepolisian sebagai salah satu lembaga yang ahrus
melindungi HAM di Indonesia. Selain itu, lembaga ini juga bertugas menegakkan hukum
kepada siapapun orang yang melanggar HAM tanpa terkecuali, dalam penugasannya
menjaga keamanan umum serta hak milik, kepolisian senantiasa menjaga agar tidak
menggunakan kekerasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan menghormati
supremasi HAM.
2. Komnas (Komisi Nasional) HAM
Pemerintah membentuk lembaga ini dengan dasar hukum berupa Keputusan Presiden
No. 50 Tahun 1993 dengan tujuan meningkatkan serta menjaga terpeliharanya
pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia. Sebagai salah satu garda terdepan dan
bersifat independent dengan berlandas pada hukum perundang-undangan serta nilai
Pancasila, lembaga ini harus menjalankan fungsi penelitian, pengkajian, pemantauan,
penyuluhan, dan mediasi terkait dengan persoalan HAM.
Tujuan lembaga ini tertuang di dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999, dasar
hukum ini merupakan revisi terhadap Keppres sebelumnya. Dalam undang-undang ini
terdapat dua tujuan utama, yang pertama Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB serta
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan yang kedua yaitu Meningkatkan
perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
3. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Salah satu objek kekerasan yang paling sering terjadi yaitu perempuan. Perempuan
dianggap sebagai kaum yang lemah dan mudah untuk dijadikan suatu objek kekerasan,
oleh karena itu dibentuklah Komnas ini pada tanggal 9 Oktober 1998 berdasarkan
Keppres 181/1998 dan diperkuat dengan PP (Peraturan President) 65/2005. Tujuan
lembaga ini tertuang pada Pasal 4 Keppres 181/1998 yaitu:
a. penyebarluasan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan
yang berlangsung di Indonesia;
b. mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan di Indonesia;
c. peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan dan perlindungan hak asasi manusai perempuan.

4. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)


Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat
harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak merupakan tunas, potensi, dan
generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan
mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan
negara di masa depan. Selain wanita, anak juga memiliki menjadi korban dalam tindakan
kekerasan, oleh karena itu pemerintah menganggap perlunya lembaga khusus yang
menangani hal tersebut.
Lembaga ini didirikan berdasarkan [CITATION PRE99 \l 1033 ][CITATION
PRE99 \l 1033 ][CITATION PRE99 \l 1033 ][CITATION PRE99 \l 1033 ][CITATION
PRE99 \l 1033 ][CITATION PRE99 \l 1033 ][CITATION PRE99 \l 1033 ][CITATION
PRE99 \l 1033 ] tentang perlindungan anak, dan pada pasal 76 di dalam undang-undang
yang sama tertuang tugas KPAI yaitu melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan
informasi, menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan,
evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaran perlindungan anak, kemudian
memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka
perlindungan anak.
Disamping itu ada pula beberapa hak anak yang harus dilindungi yaitu:
 Hak Agama
 Hak Kesehatan
 Hak Pendidikan
 Hak Sosial
 Hak Perlindungan Khusus

5. Pengadilan HAM
Negara menyadari bahwa perlunya suatu lembaga yang menjamin akan hak pribadi
seseorang, oleh karena itu pada tahun 2000 melalui UU 26/2000 yang mengatur tentang
pengadilan Hak Asasi Manusia maka dibentuklah Pengadilan HAM secara khusus untuk
mengadili jenis-jenis pelanggaran HAM. Adapun lingkup kewenangan Pengadilan HAM
dalam peraturan tersebut adalah:
 Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan
perkara pelanggaran hak asasi mansuai yang berat (pasal 4 UU 26/2000);
 Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasimanusia yang berat yang dilakukan di luar batas
teritorial wilayah negara Republik Indonesiaoleh warga negara Indonesia
(pasal 5 UU 26/2000);
 Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang
yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun pada saat kejahatan
dilakukan (pasal 6 UU 26/2000).

6. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi


Seperti namanya lembaga ini berfungsi untuk menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran
HAM berat dengan cara rekonsiliasi, lembaga ini dibentuk pada tahun 2004 didasari UU
No. 27 Tahun 2004. Atas dasar tujuan dibentuknya komisi ini tertuang dalam Pasal 3,
yaitu:
a. Menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi pada masa
lalu di luar pengadilan, guna mewujudkan perdamaian dan persatuan bangsa; dan
b. mewujudkan rekonsiliasi dan persatuan nasional dalam jiwa saling pengertian.
Dalam Pasal 5 dikatakan Komisi mempunyai fungsi kelembagaan yang bersifat
publik untuk mengungkapkan kebenaran atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat
dan melaksanakan rekonsiliasi. Dalam pasal tersebut komisi mempunyai tugas yang
tertuang pada Pasal 6, yaitu:
a. menerima pengaduan atau laporan dari pelaku, korban, atau keluarga korban yang
merupakan ahli warisnya;
b. melakukan penyelidikan dan klarifikasiatas pelanggaran hak asasi manusia yang
berat;
c. memberikan rekomendasi kepada Presiden dalam halpermohonan amnesti;
d. menyampaikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam hal pemberian kompensasi
dan/atau rehabilitasi; dan
e. menyampaikanlaporan tahunan dan laporan akhir tentang pelaksanaan tugas dan
wewenang berkaitan dengan perkara yang ditanganinya, kepada Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat dengan tembusan kepada Mahkamah Agung.

7. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)


YLBHI merupakan termasuk salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang
berdiri sejak tanggal 26 Oktober 1970. Yayasan ini berdiri atas inisiatif Dr. Adnan
Buyung Nasution, S. H dan tidak luput dari dukungan Gubernur Jakarta yang menjabat
pada saat itu yaitu Ali Sadikin. Yayasan ini bertujuan untuk mendukung kinerja LBH
yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. YLBHI memberikan bantuan hukum
kepada rakyat miskin untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai korban pelanggaran
HAM. Adapun visi yang diusung oleh YLBHI untuk memberikan bantuan hukum kepada
rakyat miskin seperti diuraikan di bawah ini:
a. Terwujudnya suatu sistem masyarakat hukum yang terbina di atas tatanan
hubungan sosial yang adil dan beradab/berperikemanusiaan secara
demokratis,
b. Terwujudnya suatu sistem hukum dan administrasi yang mampu menyediakan
tata cara (prosedur-prosedur) dan lembaga-lembaga melalui mana setiap pihak
dapat memperoleh dan menikmati keadilan hukum,
c. Terwujudnya suatu sistem ekonomi, politik dan budaya yang membuka akses
bagi setiap pihak untuk turut mentukan setiap keputusan yang berkenaan
dengan kepentingan mereka dan memastikan bahwa keseluruhan sistem itu
tetap menghormati dan menjunjung tinggi HAM.

8. LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta


LBH merupakan suatu lembaga yang didirikan oleh pihak swasta yang pada
umumnya anggota dari lembaga ini adalah orang-orang yang berprofesi di bidang hukum
yaitu pengacara. Konsep dari program-program yang dilakukan oleh LBH bertujuan
untuk:
a. Memberikan advice dan pendampingan kepada masyarakat kecil yang kurang
mampu untuk membiayai peradilan,
b. Memberikan nasihat hukum di luar pengadilan,
c. Memberikan bantuan secara langsung dan mendampinginya dalam sidang di
pengadilan untuk perkara perdata maupun pidana,
d. Semua nasihat dan bantuan hukum yang diberikan bersifat gratis.
Dengan adanya lembaga ini akan membuat penerapan HAM di Indonesia dapat dilakukan
di semua golongan.
9. BKBH (Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum) Perguruan Tinggi
Berlatar belakang dan dengan tujuan yang sama dengan LBH swasta namun lembaga
ini dibawah naungan dari pihak perguruan tinggi. BKBH melakukan berbagai pelayanan
yang terbagi dalam berbagai kegiatan, meliputi:
a. Bidang Layanan Hukum, Layanan yang diberikan disini menitikberatkan kepada
warga yang miskin dan memberikan bantuan berupa bimbingan hukum, wawasan
hukum, pengurusan surat perkara, dan sebagainya,
b. Bidang Konsultasi Hukum, BKBH juga memberikan konsultasi hukum secara
gratis kepada masyarakat miskin untuk memperoleh informasi hukum dari para
konsultan,
c. Bidang Kajian dan Penelitian, Dalam hal ini BKBH melakukan joint research
policy dengan pengadilan demi penyelenggaraan peradilan yang bersih. Selain itu
melakukan academic research guna mengembangkan bahan ajar pada ilmu
tentang peradilan,
d. Bidang Advokasi, BKBH juga memberikan bantuan langsung kepada masyarakat
miskin untuk perkara di pengadilan dan membebaskannya dari biaya perkara.

10. KONTRAS (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan)


Lembaga yang fokus dalam menangani orang yang hilang dan korban dari kekerasan
ini terbilang vocal dalam memberikan edukasi pengetahuan mengenai pentingnya HAM
dan beberapa tindakan yang dapat melanggar HAM tersebut.
Dengan visi “Terwujudnya demokrasi yang berbasis pada keutuhan kedaulatan rakyat
melalui landasan dan prinsip rakyat yang bebas dari ketakutan, penindasan, kekerasan
dan berbagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia atas alasan apapun, termasuk yang
berbasis gender”, Lembaga ini turut serta menjamin terpeliharanya penerapan hak asasi
manusia di seluruh Negara Indonesia. Untuk mendukung visi tersebut maka Kontras
memiliki beberapa misi, diantaranya adalah:
a. Memajukan kesadaran rakyat akan pentingnya penghargaan hak asasi
manusia, khususnya kepekaan terhadap berbagai bentuk kekerasan dan
pelanggaran berat hak asasi manusia sebagai akibat dari penyalahgunaan
kekuasaan negara;
b. Memperjuangkan keadilan dan pertanggungjawaban negara atas berbagai
bentuk kekerasan dan pelanggaran berat hak asasi manusia melalui berbagai
upaya advokasi menuntut pertanggungjawaban negara;
c. Mendorong secara konsisten perubahan pada sistem hukum dan politik, yang
berdimensi penguatan dan perlindungan rakyat dari bentuk-bentuk kekerasan
dan pelanggaran hak asasi manusia.

Beberapa penjelasan diatas telah menerangkan secara gamblang berbagai lembaga


perlindungan HAM yang ada di Indonesia baik yang dibentuk oleh pemerintah maupun pihak
swasta, lembaga-lebaga tersebut berkolaborasi dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam
penerapan HAM yang merata di seluruh Indonesia.

C. HAM dan Edukasi nya di Indonesia

Di zaman yang serba digital ini dengan mudah nya kita memperoleh informasi dan
pengetahuan serta pendidikan yang juga merupakan Hak Asasi Manusia. Edukasi, selain
memberi pengetahuan dan memberi sudut pandang tentang kehidupan, Edukasi juga berperan
penting dalam membangun karakter serta membantu kemajuan bangsa.
Untuk membantu kemajuan bangsa dalam meneggakkan HAM agar terciptanya ruang
lingkup masyarakat yang kondusif, maka diperlukannya edukasi mengenai konsep Hak Asasi
Manusia sehingga memajukan kesadaran rakyat akan pentingnya penghargaan hak asasi
manusia, khususnya kepekaan terhadap berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran berat hak
asasi manusia sebagai akibat dari penyalahgunaan kekuasaan negara. Tak bisa dipungkiri,
pendidikan HAM memiliki dimensi strategis dalam memajukan, melindungi, menegakkan dan
menghormati HAM. Pendidikan HAM bukan saja merupakan ikhtiar untuk menyebarluaskan
pemahaman dan wawasan HAM kepada seluruh masyarakat secara holistik, tetapi juga
penciptaan agar HAM menjadi bagian integral dalam kehidupan seluruh lapisan masyarakat.
Kebutuhan akan pendidikan HAM ini menjadi kian penting dan menemukan relevansinya bagi
masyarakat dan bangsa kita karena pengalaman masa lalu negara kita yang kelam oleh riuhnya
pelanggaran HAM, baik yang dilakukan oleh aparatur negara (state), maupun yang dilakukan
oleh masyarakat (society) itu sendiri.
Terjadinya pelanggaran HAM bisa terjadi karena minimnya edukasi mengenai HAM kepada
masyarakat secara luas. Pemahaman mengenai HAM memang perlu diberikan sejak usia dini,
selain dapat mengedukasi anak-anak tentang HAM secara umum, namun juga menjadikan anak-
anak dapat melindungi dan menghormati HAM, baik hak diri sendiri, maupun hak orang lain.
Sehingga di masa yang akan datang, siklus pelanggaran HAM dapat diminimalisir ataupun
dicegah.
Fasilitas edukasi sendiri tidak luput dari permasalahan. Sekolah, museum, perpustakaan
ataupun fasilitas edukasi lain masih kurang diminati masyarakat secara umum. Penurunan harga
tiket dilakukan beberapa fasilitas edukasi di beberapa tempat, namun hal tersebut masih belum
dapat menarik minat masyarakat dan sebagian masyarakat yang memandang museum sebelah
mata karena dianggap kuno. Disamping itu dalam keadaan pandemi, pembatasan kegiatan cukup
mempersulit masyarakat dalam memperoleh informasi secara langsung.
Dengan kemajuan teknologi, edukasi tidak terhenti begitu saja, ada beberapa lembaga atau
organisasi bahkan tokoh-tokoh terkemuka yang mengedukasi melalui film, music, tulisan-tulisan
dan webinar yang paling umum dan sering dijumpai, adapun lembaga atau organisasi yang mulai
aktif mengedukasi dan berbagi informasi mengenasi HAM melalui laman media sosial yang
sedang menjadi tren di zaman yang serba digital seperti Instagram, Facebook, Twitter, Youtube
yang terbilang mudah untuk diakses tanpa harus keluar rumah dan berkerumun.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Edukasi kepada masyarakat mengenai HAM sangatlah penting mengingat HAM


merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari maupun
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga masyarakat setidaknya dapat mengerti
mengenasi konsep Hak Asasi Manusia dan kepekaan masyarakat bisa meningkat terhadap
persoalan Hak Asasi Manusia di ruang lingkup lebih kecil seperti keluarga. Dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadapat pentingnya HAM maka terciptanya ruang
lingkup yang kondusif bisa lebih mudah terwujud.
Untuk bisa mencapai tujuan ruang lingkup yang kondusif lembaga-lembaga pun diharap
lebih mampu mengedukasi masyarakat walaupun dalam keadaan pandemi dengan mengandalkan
kemajuan teknologi informasi yang membantu manusia dalam membuat, mengubah,
menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
Daftar Pustaka
Direktorat Jendral HAM. 2020. Agustus 15. http://ham.go.id/2016/08/15/pentingnya-memahami-
ham-bagi-pelajar/.
Keputusan Presiden Republik Indonesia (KEPPRES) 181. 1998. Komisi Nasional Anti
Kekerasan Terhadap Perempuan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2. 2002. Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23. 2002. Perlindungan Anak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26. 2000. Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27. 2004. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39. 1999. Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 50. 1993. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Anda mungkin juga menyukai