Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul HAM dan Edukasi nya
di Masyarakat Umum ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Hukum dan Hak Asasi Manusia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hak Asasi Manusia bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr, Agus Lanini, SH, MH., selaku
Dosen mata kuliah Hukum dan Hak Asasi Manusia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Palu, 18 april 2021
Nabila
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................................I-4
PENDAHULUAN........................................................................................................................I-4
A. Latar Belakang...............................................................................................................I-4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................I-4
C. Tujuan.............................................................................................................................I-4
BAB II...........................................................................................................................................I-5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................I-5
A. Hak Asasi Manusia.........................................................................................................I-5
B. Lembaga-lembaga HAM di Indonesia...........................................................................I-6
C. HAM dan Edukasi nya di Indonesia.............................................................................I-11
BAB III.......................................................................................................................................I-13
PENUTUP...................................................................................................................................I-13
A. Kesimpulan...................................................................................................................I-13
B. Saran.............................................................................................................................I-13
I. Daftar Pustaka......................................................................................................................I-14
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai Manusia, Hak Asasi Manusia sudah melekat pada diri kita sejak lahir, dengan
kemajuan dan perkembangan Teknologi ini sudah sewajarnya kita mendapat Edukasi tentang
Hak Asasi Manusia yang dimana memperoleh informasi juga merupakan salah satu Hak yang
dimiliki setiap manusia tanpa mengenyampingkan hak dan privasi orang lain. Pemerintah
sebagai organisasi sektor publik diharap mampu mengedukasi masyarakat guna menghindari
masyarakat yang buta terhadap yang melekat pada diri mereka sebagai individu yaitu Hak Asasi
Manusia sehingga tidak ada lagi pelanggaran HAM di Indonesia dan tercapainya tujuan negara
Indoensia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang mana adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II.
PEMBAHASAN
Asasi dalam Bahasa memiliki makna pokok atau bersifat dasar, Maka Hak Asasi Manusia
dapat dikatakan sebagai hak-hak pokok yang dimiliki manusia sejak berada dalam kandungan,
hak-hak ini tidak dapat diganggu gugat atau dikurangi apalagi dicabut karena merupakan sebuah
anugrah dan negara wajib menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak rakyatnya.
HAM memiliki cakupan yang sangat luas, baik HAM yang bersifat Individual maupun yang
bersifat komunal atau kolektif. Namun, pada dasarnya tujuan HAM adalah sama, yaitu
melindungi manusia untuk hidup dengan harga diri, yang meliputi hak untuk hidup, ha katas
kebebasan menjalani hidup serta keamanan. HAM juga mendorong Tindakan yang dilandasi
kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar.
f) Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights), hak yang berhubungan dengan
kehidupan berasyarakat, contoh Hak menentukan, memilih, mendapatkan Pendidikan
dan mendapatkan pengajaran, Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai
dengan bakat dan minat, hak untuk mengembangkan Hobi, hak untuk berkreasi, hak
untuk memperoleh jaminan social, hak untuk berkomunikasi.
Untuk membantu mencapai tujuan negara dalam menegakan dan melindungi HAM maka
dibuatlah dan ditetapkannya organisasi atau lembaga-lembaga perlindungan HAM oleh
pemerintah mauppun swasta.
Berikut ini merupakan lembaga-lembaga perlindungan HAM yang ada di Indonesia:
1. POLRI.
Undang-Undang No.2 Tahun 2002 menetapkan bahwa Kepolisian Negara Republik
Indonesia merupakan alat negara yang memiliki fungsi pemerintahan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Dalam pasal tersebut
cukup jelas menggambarkan peran dari kepolisian sebagai salah satu lembaga yang ahrus
melindungi HAM di Indonesia. Selain itu, lembaga ini juga bertugas menegakkan hukum
kepada siapapun orang yang melanggar HAM tanpa terkecuali, dalam penugasannya
menjaga keamanan umum serta hak milik, kepolisian senantiasa menjaga agar tidak
menggunakan kekerasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan menghormati
supremasi HAM.
2. Komnas (Komisi Nasional) HAM
Pemerintah membentuk lembaga ini dengan dasar hukum berupa Keputusan Presiden
No. 50 Tahun 1993 dengan tujuan meningkatkan serta menjaga terpeliharanya
pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia. Sebagai salah satu garda terdepan dan
bersifat independent dengan berlandas pada hukum perundang-undangan serta nilai
Pancasila, lembaga ini harus menjalankan fungsi penelitian, pengkajian, pemantauan,
penyuluhan, dan mediasi terkait dengan persoalan HAM.
Tujuan lembaga ini tertuang di dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999, dasar
hukum ini merupakan revisi terhadap Keppres sebelumnya. Dalam undang-undang ini
terdapat dua tujuan utama, yang pertama Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, Piagam PBB serta
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan yang kedua yaitu Meningkatkan
perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
3. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Salah satu objek kekerasan yang paling sering terjadi yaitu perempuan. Perempuan
dianggap sebagai kaum yang lemah dan mudah untuk dijadikan suatu objek kekerasan,
oleh karena itu dibentuklah Komnas ini pada tanggal 9 Oktober 1998 berdasarkan
Keppres 181/1998 dan diperkuat dengan PP (Peraturan President) 65/2005. Tujuan
lembaga ini tertuang pada Pasal 4 Keppres 181/1998 yaitu:
a. penyebarluasan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan
yang berlangsung di Indonesia;
b. mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan di Indonesia;
c. peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan dan perlindungan hak asasi manusai perempuan.
5. Pengadilan HAM
Negara menyadari bahwa perlunya suatu lembaga yang menjamin akan hak pribadi
seseorang, oleh karena itu pada tahun 2000 melalui UU 26/2000 yang mengatur tentang
pengadilan Hak Asasi Manusia maka dibentuklah Pengadilan HAM secara khusus untuk
mengadili jenis-jenis pelanggaran HAM. Adapun lingkup kewenangan Pengadilan HAM
dalam peraturan tersebut adalah:
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan
perkara pelanggaran hak asasi mansuai yang berat (pasal 4 UU 26/2000);
Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasimanusia yang berat yang dilakukan di luar batas
teritorial wilayah negara Republik Indonesiaoleh warga negara Indonesia
(pasal 5 UU 26/2000);
Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang
yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun pada saat kejahatan
dilakukan (pasal 6 UU 26/2000).
Di zaman yang serba digital ini dengan mudah nya kita memperoleh informasi dan
pengetahuan serta pendidikan yang juga merupakan Hak Asasi Manusia. Edukasi, selain
memberi pengetahuan dan memberi sudut pandang tentang kehidupan, Edukasi juga berperan
penting dalam membangun karakter serta membantu kemajuan bangsa.
Untuk membantu kemajuan bangsa dalam meneggakkan HAM agar terciptanya ruang
lingkup masyarakat yang kondusif, maka diperlukannya edukasi mengenai konsep Hak Asasi
Manusia sehingga memajukan kesadaran rakyat akan pentingnya penghargaan hak asasi
manusia, khususnya kepekaan terhadap berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran berat hak
asasi manusia sebagai akibat dari penyalahgunaan kekuasaan negara. Tak bisa dipungkiri,
pendidikan HAM memiliki dimensi strategis dalam memajukan, melindungi, menegakkan dan
menghormati HAM. Pendidikan HAM bukan saja merupakan ikhtiar untuk menyebarluaskan
pemahaman dan wawasan HAM kepada seluruh masyarakat secara holistik, tetapi juga
penciptaan agar HAM menjadi bagian integral dalam kehidupan seluruh lapisan masyarakat.
Kebutuhan akan pendidikan HAM ini menjadi kian penting dan menemukan relevansinya bagi
masyarakat dan bangsa kita karena pengalaman masa lalu negara kita yang kelam oleh riuhnya
pelanggaran HAM, baik yang dilakukan oleh aparatur negara (state), maupun yang dilakukan
oleh masyarakat (society) itu sendiri.
Terjadinya pelanggaran HAM bisa terjadi karena minimnya edukasi mengenai HAM kepada
masyarakat secara luas. Pemahaman mengenai HAM memang perlu diberikan sejak usia dini,
selain dapat mengedukasi anak-anak tentang HAM secara umum, namun juga menjadikan anak-
anak dapat melindungi dan menghormati HAM, baik hak diri sendiri, maupun hak orang lain.
Sehingga di masa yang akan datang, siklus pelanggaran HAM dapat diminimalisir ataupun
dicegah.
Fasilitas edukasi sendiri tidak luput dari permasalahan. Sekolah, museum, perpustakaan
ataupun fasilitas edukasi lain masih kurang diminati masyarakat secara umum. Penurunan harga
tiket dilakukan beberapa fasilitas edukasi di beberapa tempat, namun hal tersebut masih belum
dapat menarik minat masyarakat dan sebagian masyarakat yang memandang museum sebelah
mata karena dianggap kuno. Disamping itu dalam keadaan pandemi, pembatasan kegiatan cukup
mempersulit masyarakat dalam memperoleh informasi secara langsung.
Dengan kemajuan teknologi, edukasi tidak terhenti begitu saja, ada beberapa lembaga atau
organisasi bahkan tokoh-tokoh terkemuka yang mengedukasi melalui film, music, tulisan-tulisan
dan webinar yang paling umum dan sering dijumpai, adapun lembaga atau organisasi yang mulai
aktif mengedukasi dan berbagi informasi mengenasi HAM melalui laman media sosial yang
sedang menjadi tren di zaman yang serba digital seperti Instagram, Facebook, Twitter, Youtube
yang terbilang mudah untuk diakses tanpa harus keluar rumah dan berkerumun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran