Anda di halaman 1dari 17

KONSTITUSI & RULE

OF LAW
By
Kelompok 1
Program study MPP
KONSTITUSI

Konstitusi adalah hukum dasar


tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat cara-cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan.
Sedangkan UUD adalah bagian dari konstitusi.

Hakekat Konstitusi :
a. Mengatur organisasi negara;
b. Mengatur hak dan kewajiban warga negara
dan negara;
c. Prosedur mengubah UUD.
2. Fungsi Konstitusi :

a. Tata aturan dalam pendirian lembaga-


lembaga yang permanen;
b. Tata aturan dalam hubungan negara
dengan warga negara serta dengan
negara lain;
c. Sumber hukum dasar yang tinggi.
Dinamika Pelaksanaan Konstitusi (UUD
1945) :
1. UUD 1945, 17 Agustus 1945 s/d 27 Desember
1949;
2. Konstitusi RIS, 27 Desember 1949 s/d 17
Agustus 1950;
3. UUDS, 15 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959;
4. Kembali ke- UUD 1945, Berlaku 5 Juli 1959-
1966,
5. UUD 1945 pada tahun 1966-1999,
6. UUD 1945 Amandemen 1999, berlaku tahun
1999 sampai sekarang.
Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi
Institusi Legislasi
 Institusi (lembaga) yang bertugas untuk
membuat/merobah konstitusi adalah MPR, dan peraturan
perundang-undangan yang ada dibawahnya adalah
meliputi dua institusi, yaitu: Badan Legislatif (DPR) dan
Badan Eksekutif (presiden)
 Bentuk produk peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan oleh institusi diatas adalah berupa UUD, UU,
PERPU, dan PP
Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan
Pembuatan UU, PERPU, PP dan PERDA

a. Amandemen Konstitusi (UUD 1945)


 Sebagai usaha untuk mengembalikan kehidupan negara
yang berkedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945, salah
satu aspirasi yang terkandung didalam semangat reformasi
adalah melakukan amandemen terhadap UUD 1945

 Disahkannya perubahan pertama, kedua, ketiga dan


keempat UUD 1945 dalam sidang umum MPR tahun 2002
menandai sebuah lompatan besar ke depan bagi bangsa
Indonesia, karena bangsa Indonesia telah mempunyai
sebuah UUD yang lebih sempurna dibandingkan dengan
UUD 1945 sebelumnya
b. Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD 1945)
 MPR mengadakan rapat konsultasi dengan seluruh badan
kelengkapan MPR dan anggotanya yaitu DPR dan DPD.
 Mendapat persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 anggota
DPR/MPR atas rencana amandemen UUD 1945 tersebut.
 MPR membentuk Panitia Perumus Badan Pekerja (BP-MPR)
yang bertugas merumuskan rancangan UUD 1945 dari
pimpinan MPR-RI. Dalam pembahasan rapat dengar pendapat
(hearing), panitia perumus bersama dengan elemen-elemen
yang meliputi; unsur pemerintah, profesional, pengusaha,
partai politik, LSM, Ormas, OKP, tokoh masyarakat dan unsur-
unsur lain yang terkait.
 Hasil perumusan Panitia Badan Pekerja MPR-RI , menyerahkan
hasil perumusna RUU kepada pimpinan MPR-RI
 Pimpinan MPR menyelenggarakan sidang umum MPR-RI
tahunan untuk mendengarkan pandangan umum fraksi-fraksi
yang ada di MPR-RI guna menetapkan rancangan UUD 1945
Amandemen menjadi UUD 1945 UUD 1945 Amandemen.
c. Mekanisme Pembuatan Undang-undang dan PERPU
Pembuatan undang-undang dilakukan secara bersama-sama oleh
Presiden (eksekutif) dengan DPR-RI (legislatif) dengan mekanisme
sebagai berikut:

1. Pemerintah mengajukana RUU melalui Menteri Sekretariat Negara


kepada Setjen DPR-RI
2. Sekretaris Jendral DPR-RI mengirimkan RUU kepada pimpinan DPR-
RI.
3. Pimpinan DPR-RI mengirimkan RUU tersebut kepada komisi yang
terkait.
4. Pimpinan Komisi membentuk panitia khusus (pansus) untuk
membahas RUU usulan pemerintah atau usulan inisiatif DPR-RI.
5. Panitia khusus mengadakan rapat dengar pendapat (hearing)
dengan elemen-elemen yang meliputi; unsur pemerintah,
profesional, pengusaha, partai politik, LSM, Ormas, OKP, tokoh
masyarakat dan unsur-unsur lain yang terkait.
6. DPR mengadakan Sidang Paripurna untuk mendengarkan
pandangan umum dari fraksi-fraksi yang selanjutnya menetapkan
RUU menjadi undang-undang.
d. Mekanisme Pembuatan Undang-undang Atas Usul Inisiatif
DPR-RI
Pembuatan undang-undang dilakukan oleh badan legislatif (DPR-RI)
dengan mekanisme sebagai berikut :

 Komisi mengajukan usul inisiatif RUU kepada badan legislatif DPR-RI.


 Badan legislatif DPR-RI mengirimkan RUU kepada pemerintah untuk
dibahas dan selanjutnya dikembalikan lagi kepada pimpinan DPR-RI.
 Pimpinan DPR-RI mengirimkan RUU tersebut kepada komisi yang
terkait.
 Pimpinan komisi membentuk panitia khusus (pansus) untuk
membahas RUU usulan pemerintah atau usulan inisiatif DPR-RI.
 Panitia Khusus mengadakan rapat dengar pendapat (hearing) dengan
elemen-elemen yang meliputi; unsur pemerintah, profesional,
pengusaha, partai politik, LSM, Ormas, OKP, tokoh masyarakat dan
unsur-unsur lain yang terkait.
 Pimpinan DPR-RI mengadakan Sidang Paripurna untuk
mendengarkan pandangan umum umum dari fraksi-fraksi yang
selanjutnya menetapkan RUU menjadi UU
e. Mekanisme Pembuatan PERDA
Pembuatan PERDA dilakukan secara bersama-sama oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan DPRD Tingkat I dan II. Mekanisme
pembuatannya adalah sebagai berikut:

 Pertama, Pemerintah Daerah Tingkat I atau II mengajukan rancangan


PERDA kepada DPRD melalui Sekretaris DPRD Tingkat I atau II.
 Kedua, Sekretaris DPRD mengirim rancangan PERDA kepada pimpinan
DPRD Tingkat I atau II
 Ketiga, Pimpinan DPRD Tingkat I atau II mengirimkan rancangan PERDA
tersebut kepada komisi yang terkait.
 Keempat, Pimpinan komisi membentuk panitia khusus (pansus) untuk
membahas rancangan PERDA usulan pemerintah atau usulan inisiatif
DPRD Tingkat I dan II.
 Kelima, Panitia Khusus mengadakan rapat dengar pendapat (hearing)
dengan elemen-elemen yang meliputi; unsur pemerintah, profesional,
pengusaha, partai politik, LSM, Ormas, OKP, tokoh masyarakat dan unsur-
unsur lain yang terkait di daerah.
 Keenam, DPRD Tingkat I dan II mengadakan Sidang Paripurna untuk
mendengarkan pandangan umum dari fraksi-fraksi yang selanjutnya
menetapkan rancangan perda menjadi PERDA.
f. Mekanisme Pembuatan Peraturan
Pemerintah (PP)

Pembuatan Peraturan Pemerintah (PP)


adalah sepenuhnya dilakukan oleh
pemerintah (eksekutif). PP berfungsi
sebagai peraturan mengenai pelaksanaan
undang-undang atau PERPU (Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang).
Hierarki Peraturan Perundang-
undangan
Menurut UU no12 tahun 2011 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan
Negara Republik Indonesia adalah :
 UUD 1945
 Ketetapan MPR-RI
 Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (PERPU)
 Peraturan Pemerintah (PP)
 Peraturan Presiden
 Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
 Peraturan Daerah (Perda) Kab/Kota
RULE OF LAW
PengertianRule of Law (Penegakan
Hukum) adalah kekuasaan undang-
undang yang terorganisir.

Negara Hukum hukum adalah Negara


yang dasar pemerintahannya didasarkan
atas hukum.
Latar Belakang
• Rule of Law suatu doktrin hukum yang mulai
muncul pada abad ke 19, bersamaan dengan
kelahiran negara kontitusi dan demokrasi. Ia
lahir sejalan dengan tumbuh suburnya
demokrasi dan meningkatnya peran parlemen
dalam penyelenggaraan negara dan sebagai
reaksi terhadap negara absolut.

• Dengan rule of law memberikan Jaminan


keadilan bagi masyarakat dan untuk membatasi
kekuasaan obsulut
Fungsi Rule of Law Pada hakikatnya
merupakan jaminan secara formal
terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat
Indonesia dan juga “keadilan sosial”
sehingga diatur pada pembukaan UUD
1945, bersifat tetap dan instruktif bagi
penyelengaraan negara.
Dinamika Pelaksanaan Rule of
Law :
Pelaksana Just Law Lembaga Penegak Hukum di
Indonesia :

1. Kepolisian;
2. Kejaksaan;
3. KPK;
4. Badan Peradilan :
a. Mahkamah Agung.
b. Mahkamah Konstitusi.
c. Pengadilan Negeri;
d. Pengadilan Tinggi.
kajian kasus untuk konstitusi dan rule of law

Kajian kasus untuk konstitusi dan rujle of


law dapat di lihat pada kasus prosedur
pergantian presiden,antara wakil presiden
B.J Habibie yang menggantikan posisi
presiden soeharto pada tahun 1998 yang
tidak sesuia ketentuan UUD 1945

Anda mungkin juga menyukai