Anda di halaman 1dari 7

Lembaga Suprastruktur Politik

Suprastruktur politik ialah lembaga politik yang dibuat oleh negara guna melakukan tugas (kekuasaan)
negara. Suprastruktur politik yang dibentuk atas ajaran Trias Politika dibagi menjadi tiga, yaitu
1. kekuasaan eksekutif ialah sebuah kekuasaan guna melaksanakan peraturan perundang-
undangan,
2. kekuasaan yudikatif ialah sebuah kekuasaan guna mempertahankan peraturan
perundang-undangan, dan
3. kekuasaan legislatif ialah sebuah kekuasaan guna menyusun dan membentuk peraturan
perundang-undangan.

Suprastruktur politik menurut sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang berdasarkan pada UUD
1945 tidak menganut suatu sistem negara manapun, tetapi merupakan suatu sistem yang khas menurut
kepribadian bangsa Indonesia. Berikut lembaga-lembaga negara yang termasuk dalam suprastruktur
politik di Indonesia berdasarkan Amendemen UUD 1945.

1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)


MPR adalah lembaga tinggi negara yang anggotanya terdiri atas anggota DPR yang berjumlah 560 orang
dan anggota DPD yang berjumlah 132 orang. DPR mewakili rakyat dari partai politik peserta pemilu dan
DPD merupakan wakil daerah provinsi. Anggota DPR maupun anggota DPD dipilih langsung oleh rakyat
dalam Pemilu. Ketentuan mengenai MPR tertuang di dalam UUD 1945 Bab II Pasal 2 dan Pasal 3 yang
bunyinya sebagai berikut.

Pasal 2
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta anggota
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui Pemilihan Umum, serta diatur lebih lanjut dengan undang-
undang.
Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota
negara.
Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.

Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah serta menetapkan Undang-Undang
Dasar.
Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan atau Wakil Presiden.
Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya

Menurut Undang-Undang Dasar. UU No. 22 tahun 2003 mengatur tentang tugas dan wewenang MPR
sebagai berikut.
Mengubah serta menetapkan UUD.
Melantik Presiden serta Wakil Presiden berdasarkan hasil Pemilu dalam sidang paripurna MPR.
Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan
Presiden dan atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya setelah Presiden dan atau Wakil Presiden
diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam sidang paripurna MPR.
Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.
Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan
jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari.
Memilih Presiden serta Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam
masa jabatannya, dari dua paket calon presiden serta wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik yang paket calon presiden serta wakil presidennya meraih suara terbanyak
pertama serta kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu tiga puluh hari.
Menetapkan peraturan tata tertib serta kode etik MPR.

2. Presiden dan Wakil Presiden


Sebagai lembaga tinggi negara, Presiden dan Wakil Presiden adalah pemegang kekuasaan eksekutif.
Sejak tahun 2004, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Melalui pemilihan secara
langsung, diharapkan agar badan eksekutif mempunyai kekuasaan tersendiri sehingga dapat menyusun
pemerintahan yang kuat dan program mandiri yang ditawarkan langsung kepada rakyat pemilih tanpa
harus tergantung kepada lembaga legislatif.
Ketentuan mengenai Presiden dan Wakil Presiden ini termuat dalam UUD 1945 Bab III Pasal 4 sampai
dengan Pasal 16. Kekuasaan Presiden di dalam menyelenggarakan kehidupan negara sehari-harinya
meliputi tugas dan wewenang sebagai berikut.

1. Kekuasaan Presiden sebagai kepala pemerintahan.


Membentuk kabinet dengan mengangkat menteri-menteri dan dapat memberhentikan menteri-
menteri.
Membentuk dewan pertimbangan untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden.
Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undangundang.
Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR.

2. Kekuasaan presiden sebagai kepala negara.


Memegang kekuasaan tertinggi Angkatan Darat, Angkatan Laut,dan Angkatan Udara.
Memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi.
Memberi tanda jasa dan tanda kehormatan.

3. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)


DPR adalah suatu lembaga tinggi negara yang berfungsi sebagai pemegang kekuasaan legislatif, seperti
termuat dalam UUD 1945 Bab VII Pasal 19 sampai Pasal 22B. DPR memiliki fungsi-fungsi sebagai
berikut.
Fungsi legislatif, yaitu membentuk undang-undang.
Fungsi pengawasan, yaitu mengawasi jalannya pemerintahan.
Fungsi anggaran, yaitu menetapkan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara.
Dari fungsi DPR itu, maka tugas dan wewenang DPR adalah
membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan
bersama;
membahas dan memberikan persetujuan terhadap peraturan pemerintah pengganti undang-
undang;
menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPD yang berkaitan
dengan bidang tertentu serta mengikutsertakannya dalam pembahasan;
memerhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN serta rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara serta kebijakan pemerintah;
membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara
yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan;
menetapkan APBN bersama dengan memerhatikan pertimbangan DPD;
menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan
duta negara lain, serta memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi;
memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan
perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat
yang luas serta mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan atau
pembentukan undang-undang;
memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota
Komisi Yudisial;
memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan
sebagai hakim agung oleh presiden;
memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada presiden untuk
ditetapkan.

4. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)


DPD adalah suatu lembaga tinggi negara. Dalam UUD 1945 Pasal 2 dinyatakan bahwa Majelis
Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta anggota Dewan
Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum, serta diatur lebih lanjut dengan undang-
undang. Jika dibahas tentang peran yang diberikan oleh ketentuan perundangundangan kepada DPD,
maka dapat diketahui bahwa DPD tidak setara dengan DPR. Secara implisit, kedudukan DPD berada di
bawah DPR dan Presiden. Tugas serta wewenang DPD sebagai berikut.

1. Mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan:


pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah;
otonomi daerah;
perimbangan keuangan pusat dan daerah;
hubungan pusat dan daerah;
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya.

2. Melakukan pembahasan terhadap RUU yang diajukannya serta memberi pertimbangan kepada DPR
atas RAPBN yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
3. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR untuk
ditindaklanjuti.

Prinsip ketidaksetaraan kedudukan DPD dengan DPR diatur dalam UUD 1945 Pasal 22C ayat (3) jo
ketentuan Pasal 33 ayat (3) UU No. 22 tahun 2003 yang menyatakan bahwa jumlah seluruh anggota
DPD tidak melebihi sepertiga jumlah anggota DPR. Dengan demikian, apabila dipandang baik dari sudut
kelembagaan maupun keanggotaan, DPD merupakan suatu komponen ketatanegaraan yang baru.
Selain itu, sehubungan dengan kepentingan tiap-tiap daerah yang tidak akan sama, maka menimbulkan
ketidaksamaan pada visi dari tiap-tiap anggota DPD sehingga mereka akan berjuang sendiri-sendiri untuk
kepentingan daerahnya yang beragam itu.

5. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)


BPK adalah lembaga tinggi negara. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memerhatikan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Daerah serta diresmikan oleh Presiden. Ketentuan
mengenai BPK tercantum dalam Bab VIIIA Pasal 23E sampai 23G. Adapun tugas dan kewenangan BPK
sebagai berikut.
Memeriksa semua pelaksanaan tentang keuangan negara.
Memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara.

Hasil dari tugas BPK tersebut diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
LEMBAGA INFRASTRUKTUR POLITIK
Lembaga Infrastruktur politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang aktivitasnya dapat mempengaruhi, baik langsung
maupun tidak langsung lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta
kekuasaannya masing-masing.
Untuk diketahui bahwa fungsi Infrastruktur Politik adalah sebagai berikut :
1. a) Sebagai pendidikan politik, masyarakat diberikan sosialisasi mengenai pengetahuan
berpolitik agar masyarakat juga memahami dan mereka dapat berpartisipasi secara maksimal
sistem terhadap sistem perpolitikan yang ada di dalam negeri.
2. b) Memahami kemajemukan yang ada didalam masyarakat, menyatukan kepentingan yang
beranekaragam dan nyata-nyata hidup dalam masyarakat.
3. c) untuk menyalurkan segala aspirasi dan pendapat masyarakat sebagai pemilik kebijakan
publik juga sebagai pemegang kekuasaan agar tuntutan dukungan menjadi perhatian
dan menjadi bagian dari keputusan politik.
1. d) Menyeleksi tokoh atau figur pemimpin politik dengan menyelenggarakan pemilihan
pemimpin atau calon pemimpin bagi masyarakat.
2. e) Sebagai komunikasi politik yang menghubungkan pikiran politik dalam masyarakat
dengan institusi yang ada dalam pemerintah, yang dalam hal ini adalah lembaga suprastruktur
politik
Partai Politik
Partai politik adalah organisasi manusia dimana di dalamnya terdapat pembagian tugas dan
petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai ideologi, mempunyai program politik sebagai
rencana pelaksanaan atau cara mencapai tujuan secara lebih pragmatis menurut penahapan
jangka pendek sampai jangka panjang, serta mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa.
Menurut prof. Miriam Budiarjo bahwa partai politik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Tugas pokok partai politik adalah menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah
b. Berfungsi mendidik warga negara menjadi manusia sebagai makhluk sosial
c. Berfungsi mengajak warga negara berperan serta dalam melakukan kegiatan-kegiatan
kenegaraan
d. Berperan dalam mengatur pertikaian politik yang terjadi dalam masyarakat Negara
Partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politikyang aktif
dalam masyarakat yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada menguasai kekuasaan
pemerintahan dan bersaing untuk memperoleh dukungan masyarakat, dengan beberapa
kelompok lain yang mempunyai pandangan yangberbeda-beda. Dengan demikian partai politik
merupakan perantara besar yang menghubungkan kekuasaan-kekuasaan dan ideologi sosial
dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan yang mengikatnya dengan aksi politik
didalam masyarakat politik yang lebih luas. (Neuman dalam Miriam Budiardjo,1998:16-17)
Peranan :
Peranan partai politik pada dasarnya sebagai representasi ide dari masyarakat yaitu mewakili
segala hal yang berkaitan dengan kepentingan warga, jalur perundingan bagi tuntutan atau
pendapat yang beraneka ragam, serta sebagai sarana sukses kepemimpinan politik yang damai (
Budiharjo;2008 )
Fungsinya sendiri terdiri atas 3 hal, yaitu :
(a) Berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, dalam arti mendudukkan orang-orangnya menjadi
pejabat pemerintah, sehingga dapat turut serta mengambil atau menentukan keputusan politik
atau out out pada umumnya.
(b) Berusaha melakukan pengawasan, bahkan bila perlu oposisi terhadap kelakuan, tindakan,
kebijakan para pemegang otoritas (terutama dalam keadaan mayoritas pemerintahan tidak
berada di tangan partai politik yang bersangkutan)
(c) Berperan untuk menyerap tuntutan-tuntutan yang masih mentah, sehingga partai politik
bertindak sebagai penafsir kepentingan dengan mencanangkan isu-isu politik yang dapat dicerna
dan dapat diterima oleh masyarakat secara luas.
Sebagai contoh adalah duduknya para wakil rakyat di DPR yang sebagian anggota adalah orang-
orang yang berasal dari partai politik. Dalam hal ini tugas yang seharusnya mereka lakukan
adalah menampung dan menghimpun aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat untuk
dirapatkan dan diperjuangkan agar dapat dijalankan oleh pemerintah.
Pada acara kampanye menjelang pemilu anggota partai politk juga bisa berfungsi untuk
menyampaikan sosialisasi program politik agar masyarakat tidak buta terhadap program yang
ingin dibuat oleh pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya.

2. Kelompok Kepentingan ( Interest Groups ) :


Pengertian
Gabriel A. Almond mengidentifikasi kelompok kepentingan ke dalam jenis-jenis kelompok
Anggota masyarakat yang secara sukarela memberikan ekspresi mengenai segala aspirasi
keinginan dan pendapatnya terhadap sistem pemerintah untuk kepentingan masyarakat ataupun
kelompok tertentu ( Almond,Gabriel A&Verba,Sidney,1990,Budaya Politik)
(1 ) Kelompok Kepentingan Asosiasi / Association Interest Group
Kelompok Kepentingan ini khusus didirikan untuk memeperjuangkan kepentingan-kepentingan
tertentu dari masyarakat atau golongan, namun masih mencakup beberapa yang luas. Yang
termasuk kelompok ini adalah Ormas. misalnya NU, Muhamadiyah, Kadin, SPSI, dsb.
(2) Kelompok Kepentingan Institutional/ Institusional Interest Group

Kelompok Kepentingan yang pada umumnya terdiri atas berbagai kelompok orang-orang yang
berasal dari lembaga yang ada, dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan
orang-orang yang menjadi anggota lembaga yang dimaksudkan, bisa juga berhubungan dengan
kelompok bentukkan pemerintah. Misalnya Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ), Ikatan
Dokter Indonesia ( IDI ), dan organisasi seprofesinya.
(3) Kelompok Kepentingan Nonasosiasi / Non association Interest Group
Kelompok Kepentingan ini didirikan secara khusus dan kegiatannya juga tidak dijalankan secara
teratur, tetapi aktivitasnya kelihatan dari luar apabila masyarakat memerlukan dan dalam
keadaan mendesak. Yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini, dapat berwujud
masyarakat setempat tinggal, mahasiswa, masyarakat seketurunan, dll.
(4) Kelompok Kepentingan Anomik ( Anomik Interest Group )
Kelompok Kepentingan ini dapat terjadi secara mendadak dan tidak bernama. Aktivitas pada
umumnya berupa aksi-aksi demontrasi atau aksi-aksi bersama. Apabila kegiatannya tidak
terkendalikan, dapat menimbulkan keresahan dan kerusuhan yang dapat mengganggu keamanan
dan ketertiban masyarakat secara stabilitas nasional. Untuk mencegah dampak aktivitas buruk
kelompok ini, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang nomor 9 tahun 1998 tentang hak
mengeluarkan pendapat dimuka umum. Contoh dari kelompok kegiatan ini adalah aksi demo
masyarakat menuntut penurunan harga BBM atau biaya pendidikan.

3. Kelompok Penekan(Pressure Group)


1. Pengertian
Yang dimaksud golongan penekan adalah sekelompok manusia yang tergabung menjadi anggota
suatu lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas yang tampak dari luar sebagai golongan yang
sering mempunyai kemauan untuk memaksakan kehendaknya kepada pihak penguasa.
2. Peranan
Kelompok ini melontarkan kritikan-kritikan untuk para pelaku politik lain. Dengan tujuan
membuat perpolitikan maju. Kelompok penekan juga dapat memengaruhi atau bahkan
membentuk kebijaksanaan pemerintah melalui cara-cara persuasi, propaganda, atau cara lain
yang lebih efektif.
Mereka antara lain : industriawan dan asosiasi-asosiasi lainnya.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yaitu :
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,
c. Organisasi Kepemudaan,
d. Organisasi Lingkungan Hidup,
e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, serta
f. Yayasan atau Badan Hukum lainnya.
4. Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)

1. Pengertian
Media komunikasi politik adalah salah satu instrumen politik yang berfungsi menyampaikan
informasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya.
Merupakan sebuah perantara penyebaran dan pemberitaan mengenai politik. Komunikasi politik
yaitu menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat baik pikiran intragolongan,
institusi, asosiasi ataupun sector kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintah.
Kelompok infrastruktur politik ini, secara nyata menggerakkan sistem, memberikan input,
terlibat dalam proses politik, memberikan pendidikan politik, melekukan sosialisasi politik,
menyeleksi kepemimpinan, menyelesaikan sengketa politik, yang terjadi diantara berbagai pihak
baik di dalam maupun di luar. Serta mempunyai daya ikat baik secara ke dalam maupun keluar.
Alat komunikasi dapat mendukung terciptanya suasana politik rakyat karena alat komunikasi
tersebut merupakan sarana perhubungan dan pemersatu bagi masing-masing golongan, terutama
golongan politik. Alat komunikasi tersebut berfungsi sebagai alat penyebarluasan konsep-
konsep, ajaran-ajaran, doktrin-doktrin, ideologi-ideologi politik tertentu, dan program-program
kerja golongan kepada seluruh anggota dan simpatisannya. Alat komunikasi politik yang
dimaksud adalah surat kabar, buletin, brosur, pemancar radio, TV, atau media massa lainnya.
Fungsi
Menurut Thomas M.Scheidel (Mulyana,2007:4) Kita berkomunikasi terutama untuk
menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak social dengan orang di
sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti
yang kita inginkan
Pada dasarnya ada berbagai macam fungsi media komunikasi :
Fungsi Informasi
Media dijadikan sarana diseminasi informasi yang terkait dengan politik dengan kekuasaan, serta
sosialisasi politik.
Fungsi Edukasi
Media dijadikan sebagai sarana pendidikan politik melalui pesan-pesan politik yang disampaikan
media.
Fungsi Korelasi
Media dijadikan penghubung antara aktor politik dan khalayak melalui isi media yang berkaitan
dengan aktivitas aktor poltik.
Fungsi Kontrol Sosial
Media sebagai agen kritik atau koreksi terhadap aktor politik atau kegiatan politik.
Fungsi Pembentukan Opini Publik berkaitan dengan Persoalan Politik
3. Peranan
Membantu pembentukan memori publik melalui penyampaian informasi yang menambah
pengetahuan masyarakat.
Membantu menyusun agenda kehidupan yang berhubungan dengan politik dan kepentingan
umum.
Membantu berhubungan dengan kelompok diluar dirinya (media menjadi mediasi antara aktor
politik dengan aktor politik lainnya). Media dalam hal ini menjadi fasilitator.
Membantu menyosialisasikan pribadi seseorang, termasuk nilai-nilai yang diajarkan oleh orang
tersebut.
Membujuk khalayak untuk menemukan kelebihan dari pesan-pesan politik yang diterima.
5. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
1. Pengertian
Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga
Negara republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama,
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta dalam pembangunan
dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
Organisasi kemasyarakatan dibentuk dengan tujuan-tujuan dalam bidang sosial dan budaya.
Organisasi ini tidak melibatkan diri untuk ikut serta dalam dalam peserta untuk memperoleh
kekuasaan dalam Pemilu.
2. Ciri Dari Organisasi kemasyarakatan
Salah satu ciri penting dalam organisasi kemasyarakatan adalah kesukarelaan dalam
pembentukan dan keanggotaannya. Anggota masyarakat warga negara republik Indonesia bebas
untuk membentuk, memilih, dan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan yang dikehendaki
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atas dasar kesamaan kegiatan,
profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi
kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih dari satu sifat kekhususan yaitu kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi
atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela oleh anggota masyarakat warga Negara
republik Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari warga negara republik Indonesia dan
warganegara asing, termasuk dalam pengertian organisasi kemasyarakatan.
3. Fungsi
Organisasi Kemasyarakatan berfungsi sebagai :
a. wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya;
b. wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha
mewujudkan tujuan organisasi;
c. wadah peranserta dalam usaha menyukseskan pembangunan
nasional;
d. sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi
sosial timbal balik antar anggota dan/atau antar Organisasi
Kemasyarakatan, dan antara Organisasi Kemasyarakatan dengan
organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan
Rakyat, dan Pemerintah.
Peranan
Organisasi Kemasyarakatan sebagai sarana untuk menyalurkan pendapat dan pikiran bagi
anggota masyarakat warga negara republik Indonesia, mempunyai peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan
masyarakat Pancasila berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka menjamin
pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa, menjamin keberhasilan pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila, dan sekaligus menjamin tercapainya tujuan nasional.

6. Tokoh Politik (Political Figure)

1. Pengertian
Tokoh politik adalah orang-orang di dunia politik, dan eksis di kalangan masyarakat, berperang
penting dalam mengambil keputusan-keputusan yang berpengaruh dalam suatu wilayah.
Pengangkatan tokoh politik merupakan proses transformasi seleksi terhadap anggota masyarakat
dari berbagai sub-kultur dan kualifikasi tertentu yang kemudian memperkenalkan mereka pada
peranan khusus dalam sistem politik.
Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran sektor infrastruktur politik,
organisasi, asosiasi, kelompok kepentingan serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat.
1. Legitimasi elit politik,
b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.
Suasana politik yang menyangkut kehidupan infrastruktur ternyata tidak dapat dipisahkan dari
peranan tokoh-tokoh politik tertentu yang mewarnai kehidupan golongan-golongan yang
bersangkutan. Tokoh-tokoh politik Indonesia antara lain Amien Rais, Jusuf Kalla, Surya Paloh,
dsb.
2. Peranan
Tokoh politik khususnya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mempunyai peranan
bagi masyarakat. Peranan itu yaitu menyalurkan aspirasi atau suara rakyat. Anggota DPR harus
mengetahui untuk apa mereka dipilih, yang tidak lain agar suara rakyat dapat tersalurkan dalam
rangka penyelenggaraan negara.

Anda mungkin juga menyukai