Diterbitkan oleh :
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Serang Raya (UNSERA)
SAWALA
JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
Terbit Sejak 10 September 2012
ISSN 2302-2231
Penanggungjawab :
H. Abdul Malik., M.Si
Dewan Redaksi :
Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si
Dr. M. Busro
Dr. Dirlannudin
Delly Maulana, S.Sos.,MPA
Pimpinan Redaksi :
Ahmad Mufarihun, MPSDM
Redaktur Pelaksana :
Heru Wahyudi, S.IP
Sekretaris Redaksi :
Fikri Habibi, S.Sos
Bendahara :
Suhendar, S.IP, M.Si
Layout :
Ardiansyah
Penerbit :
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Serang Raya
Alamat Redaksi :
Jalan Raya Serang Cilegon Taman Kopasus Kota Serang Provinsi Banten
E-mail: admnegara.unsera@gmail.com, http://www.unsera.ac.id
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang tulus kami hanjukan ke hadirat Allah SWT, yang telah menggerkan
hasrat untuk menorehkan intuisi ke dalam sebuah kalam. Hanya Engkau semata yang dapat
meniupkan segala kekuatan untuk bangun dan melakukan sesuatu, termasuk untuk menyusun
Jurnal Sawala Program Studi Ilmu Administrasi Negara ini. Dengan ridha dan petunjuk-Mu
maka jurnal ini terselesaikan.
Di dalam jurnal Sawala volume 2 nomor 2 berisi tulisan-tulisan yang mengambarkan
beberapa perspektif ilmu administrasi negara yang sangat komprehensif. Ada beberapa
persepektif dalam memandang ilmu administrasi negara dalam jurnal ini, yaitu : Pertama,
membahas tentang perubahan kebijakan di sektor migas pasca rezim orde baru; Kedua,
membahas tentang peningkatan ketahanan pangan dalam masyarakat; Ketiga, membahas
tentang fenomena demokratisasi lokal; Keempat, membahas tentang partisipasi politik dalam
politik dan pembangunan; Kelima, membahas tentang integrasi CSR dan program
perencanaan pembangunan daerah dalam kerangka mewujudkan model baru pelaksanaan
CSR; dan Keenam, membahas tentang qiuck count (metode hitung cepat) dalam perspektif
pemilukada.
Kami sadari bahwa jurnal yang anda pegang sekarang ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan, untuk itu saran maupun kritiknya kami harapkan. Semua kelemahan maupun
kekurangan dalam jurnal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami. Akhir kata kami
ucapkan selamat membaca.
REDAKSI SAWAL
i
DAFTAR ISI
ii
Jurnal Administrasi Negara
PERUBAHAN KEBIJAKAN DI SEKTOR MIGAS
PASCA REZIM ORDE BARU
Oleh :
Syamsul Maarif
Staf Pengajar Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung
Email: symaarif@gmail.com
ABSTRACT
Monetary crisis that later developed wide become economic crisis at the end of 1997
had cripled the government capacity in providing material resources for the people.
Politically, the crisis had made peoples support decline and created low trust over the
government. In order to protect the existence, the government demanded support of the
international finance institution especially IMF. Consequently, weak bargaining position of
the government made the government couldnt avoid political intervention of IMF and other
international finance institution which were so dominant in forcing the government to change
economy policy radically. One of policy change was done through liberalization of petroleum
sector as a sector which had been regulated strickly by the government for a long time.
Lesson learn that could be taken were: firstly, situation of crisis created pressure to change
policy radically; secondly, need of capital injection in large number from abroad had made
policy change be domined by international capitalist.
Key word: crisis, policy reforms, liberalization
1
2 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 1 - 10
bagus dengan biaya produksi rendah dan melainkan pula bersifat politis. Hal ini
tak beresiko. Kesemuanya menyebabkan dapat dipahami karena komoditas yang
semakin lemahnya aliran investasi dihasilkan dari sektor migas di satu sisi
eskplorasi migas yang masuk ke Indonesia berperan penting sebagai komoditas
(www.tender-indonesia.com). komersial dan di sisi lain ia merupakan
Menyusul jatuhnya kekuasaan rezim komoditas politik. Peran yang kedua ini
Orde Baru di tahun 1998, pemerintah amat sentral mengingat kelangkaan
kemudian melakukan perubahan kebijakan komoditas migas berpotensi menyebabkan
dengan meminta bantuan pinjaman IMF. timbulnya keresahan publik yang dapat
Konsekuensinya, Pemerintah menyetujui memicu dicabutnya kontrak politik.
sejumlah persyaratan reformasi ekonomi,
terutama komitmen untuk melakukan 1. Era Presiden B.J. Habibie
liberalisasi sektor migas seperti tertuang Tampilnya pemerintahan transisi di
dalam Letter of Intent (LOI). bawah Presiden B.J. Habibie tak lepas dari
Manifestasinya ditandai dengan keluarnya pertarungan politik memperebutkan
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 pengaruh dan kekuasaan. Warisan krisis
tentang Minyak dan Gas Bumi yang ekonomi yang berujung pada krisis politik
mencabut Undang-Undang Nomor 44 mendorong pemerintahan transisi untuk
tahun 1960 dan Undang-Undang Nomor 8 segera mengambil kebijakan-kebijakan
Tahun 1971. yang dirasa perlu dalam rangka melindungi
eksistensinya di tengah percaturan politik
B. Dinamika Perubahan Kebijakan
yang belum stabil itu. Pemerintahan transisi
Sulit dibantah sejak Pemerintah di bawah Presiden B.J. Habibie dengan
menandatangani LOI yang merombak susah payah harus membangun bangsa yang
berbagai kebijakan sebagai syarat dilanda krisis ini dengan segenap
pencairan dana pinjaman, pemerintah telah kemampuannya yang terbatas. Alternatif
menggantungkan sebagian besar nasib yang dipilihnya adalah bagaimana
bangsa pada agenda Washington membuka diri bagi investasi dan modal
Consensus. Sektor migas yang merupakan asing sebanyak-banyaknya. Dengan
salah satu andalan penerimaan negara dan tampilnya B.J. Habibie sebagai presiden,
penghasil cadangan devisa negara terbesar program pemulihan ekonomi yang telah
menjadi target liberalisasi. Desain dijalankan oleh rezim Orde Baru
liberalisasi migas yang dirancang oleh dilanjutkan kembali. Konteks reformasi,
institusi keuangan internasional di bawah yang berada dalam situasi krisis
panduan dwitunggal World Bank-IMF multidimensi, menjadi alasan yang tak bisa
dengan sokongan penuh ADB dan dibantah untuk menggencarkan pelaksanaan
USAID. program-program pemulihan ekonomi
Pergantian kekuasaan, yang menandai secara menyeluruh.
berakhirnya rezim Orde Baru, membuat Dalam kaitannya dengan program
pemerintah pasca Soeharto mewarisi krisis reformasi ekonomi, sudah umum diketahui
ekonomi yang amat parah. Lemahnya bahwa IMF dan Bank Dunia adalah salah
posisi tawar di tengah hantaman krisis satu pengkritik utama Habibie. Ide dan
yang amat parah mendorong pemerintah gagasan Merkantilis Habibie secara
pasca Soeharto untuk melakukan diametral bertentangan dengan ide dan
perubahan kebijakan migas sesuai dengan gagasan liberalistis IMF dan Bank Dunia.
rekomendasi IMF. Proses perubahan Maka wajarlah jika baru pada awal Juni
kebijakan tersebut melibatkan interaksi 1998, setelah Presiden Habibie
yang dinamis di antara banyak pihak dan memperlihatkan komitmennya sebagai
banyak kepentingan. Dari perspektif pengantar lebih jauh proses reformasi
politik, proses perubahan kebijakan publik ekonomi sesuai resep mereka, IMF/Bank
tidak semata-mata proses teknis, Dunia memberikan sinyal pencairan
Syamsul Maarif, Perubahan Kebijakan di Sektor Migas Pasca Rezim Orde Baru 3
sebagian pinjaman (sebesar US$ 1 miliar ) Cooper (PWC) terhadap 159 proyek
akan segera dilakukan. Salah satu langkah menemukan fakta inefisiensi di tubuh
politis Habibie yang menjadi sinyal penting Pertamina yang luar biasa sebesar 4,6
bagi IMF adalah menunjuk sejumlah milyar dollar AS sejak tahun 1996 hingga
teknokrat liberal seperti: Widjojo Nitisastro, 1998. Maka sebagai bagian dari paket
Ali Wardhana, dan Frans Seda, sebagai kesepakatan dengan IMF, pemerintah
penasehat ekonomi pemerintah karena melalui Keppres Nomor 60 tahun 1998
dalam situasi semacam itu jelas diperlukan membentuk lembaga baru bernama
peran antara, yang memerlukan kompromi. Kementrian Negara Pendayagunaan
Dengan langkah ini, Presiden Habibie, telah BUMN. Kementrian Negara PBUMN
memberikan konsesi yang sangat besar diperkuat lagi dengan Keppres Nomor 62
kepada IMF/Bank Dunia (Saidi, 1998:15). Tahun 1998 yang merinci tugas Kementrian
Sedemikian luas tugas dan kegiatan Negara PBUMN meliputi: pembinaan,
Pertamina, namun kegiatan yang sangat pengendalian, peningkatan efisiensi,
mendominasi di seluruh Indonesia adalah privatisasi, dan restrukturisasi BUMN
kegiatan pengadaan bahan bakar minyak (Karyana, 2000:4).
bagi pemenuhan hajad hidup orang banyak. Menko Pengawasan dan
Tugas ini demikian kompleks karena bumi Pembangunan, Hartarto, pada bulan Juni
Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang 1998 telah bertekad membersihkan
tersebar dalam area yang sedemikian Pertamina dari korupsi, kolusi, dan
luasnya dan dengan spesifikasi yang nepotisme. Hal itu ditindaklanjuti Menteri
berbeda antara daerah yang satu dengan Pendayagunaan BUMN, Tanri Abeng,
daerah yang lainnya. Kegiatan dalam dengan merencanakan cetak biru program
mengelola BBM yang terdiri dari reformasi BUMN yang meliputi:
pengolahan hingga pendistribusian ke restrukturisasi, profitisasi, dan akhirnya
seluruh wilayah Indonesia merupakan 70 privatisasi dalam jangka panjang,
persen dari seluruh tugas Pertamina. menengah, maupun jangka pendek. Untuk
Kegiatan Pertamina dalam pengadaan dan bisa profit, struktur BUMN harus
pendistribusian BBM itu dilakukan tanpa disehatkan dulu, lalu diprivatisasi: apakah
memperoleh keuntungan, sedang sumber melalui divestasi, Kerjasama Operasi
keuntungan bagi Pertamina diperoleh dari (KSO), ataukah yang lain. Dengan
kegiatan di luar sistem BBM. Harga BBM menempuh langkah perubahan tersebut,
di seluruh Indonesia sama diberlakukan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN
tanpa memperhitungkan ongkos angkut dari berkepentingan: pertama, merasionalkan
kilang-kilang minyak di mana BBM itu peran BUMN sebagaimana
diproduksi ke tempat tujuan (Iriyanto, direkomendasikan IMF, dan kedua, dengan
2000:37). Hal inilah yang menyebabkan rasionalisasi diharapkan BUMN dapat
terjadinya penyelundupan minyak ke luar terjual sehingga pemerintah bisa
negeri hingga merugikan negara sebesar Rp mendapatkan suntikan dana untuk
56 triliun per tahun atau US$ 5,6 milyar. menutup defisit APBN (Karyana, 2000:83-
Penyelundupan terjadi akibat disparitas 84).
harga yang terlalu tinggi antara harga dalam Berkaitan dengan reformasi
negeri dan luar negeri, lebih-lebih saat perundang-undangan, pemerintah melalui
terjadi puncak krisis ekonomi (KOMPAS Menteri Pertambangan dan Energi pada
16 Februari 2003). tanggal 4 Maret 1999 mengajukan
Presiden B.J. Habibie menjadikan rancangan perubahan undang-undang
reformasi sektor energi, khususnya tentang minyak dan gas bumi ke DPR.
peningkatan efisiensi sektor migas, sebagai Menteri Pertambangan dan Energi, Kuntoro
agenda yang harus dilaksanakan. Masalah Mangkusubroto, menyatakan bahwa selama
ini menjadi perhatian serius, lebih-lebih ini pemerintah menggunakan landasan
setelah hasil audit pihak Price Waterhouse hukum Undang-Undang Nomor 44 Prp
4 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 1 - 10
Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak nepotisme yang terjadi di tubuh Pertamina
dan Gas Bumi dan Undang-Undang Nomor (Syeirazi, 2009:161-162).
8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Penolakan pihak DPR terhadap Draf
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi RUU Migas Jilid I selain alasan
Negara. Undang-undang tersebut antara lain membahayakan kepentingan nasional juga
mengatur dan menetapkan bahwa Negara dapat dipahami dalam konteks dinamika
menyerahkan penyelenggaraan usaha politik saat itu yang menempatkan
pertambangan minyak dan gas bumi kepada pemerintahan Presiden BJ Habibie dalam
Pemerintah dan dilaksanakan hanya oleh posisi terdesak karena legitimasi politiknya
Perusahaan Negara berdasarkan Kuasa yang rendah, baik dihadapan rakyat
Pertambangan yang meliputi usaha maupun DPR. Berbagai gejolak politik saat
eksplorasi dan eksploitasi, pemurnian, itu menunjukan bahwa BJ Habibie tengah
pengolahan, pengangkutan, dan penjualan. berada di ujung akhir kekuasaannya. Selain
Dari pokok pengaturan kedua peraturan itu, perhatian publik dan anggota DPR
perundang-undangan tersebut di atas tertumpah pada agenda Sidang umum MPR
tercermin sifat usaha monopoli dan telah yang akan digelar Oktober 1999. Paparan
berlangsung cukup lama dalam sistem itu bisa menjelaskan mengapa substansi
perekonomian Negara. Dalam rancangan undang-undang serupa yang
perkembangannya usaha yang bersifat diajukan pemerintahan yang lebih
monopoli ini banyak menimbulkan legitimate, akhirnya dapat lolos sebagai
inefisiensi ekonomi dikarenakan tidak undang-undang tanpa adanya resistensi
adanya persaingan yang sehat sehingga yang berarti dari parlemen (Syeirazi,
tidak mampu menumbuhkembangkan sikap 2009:161-162).
kemandirian, pemupukan dana, dan
pengembangan usaha yang berorientasi 2. Era Presiden Abdurrahman Wahid
pada persaingan sehat. Abdurrahman Wahid terpilih secara
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) demokratis menjadi presiden ke-4 melalui
sendiri bersuara keras dan berjanji akan Sidang MPR pada bulan Oktober 1999.
merombak total draft RUU Migas versi Dalam menjalankan pemerintahan, ia
pemerintah serta tidak meloloskan satu didampingi Megawati Soekarnoputri yang
pasal pun. Berbagai fraksi di perlemen terpilih sebagai Wakil Presiden
menganggap RUU Migas versi pemerintah mengalahkan Hamzah Haz. Tampilnya duet
terlalu liberal, dan dianggap merugikan Abdurrahman Wahid-Megawati
kepentingan nasional, dan durhaka terhadap Soekarnoputri sebagai presiden dan wakil
Pasal 33 UUD 1945. Parlemen juga menilai presiden ini menandai era demokrasi pasca
bahwa sistem PSC Undang-Undang Nomor Orde Baru. Meski sistem presidensial tidak
8 tahun 1971 Tentang Pertamina yang mengenal kabinet koalisi, namun
dikandung lebih bisa menjamin kepentingan pemerintahan baru ini cenderung
nasional dan mengamankan Pasal 33 UUD menempuh jalan kompromi dengan
1945 daripada draf RUU baru usulan menempatkan sejumlah tokoh seperti :
pemerintah. Alasan yang dikemukakan Kwik Kian Gie (PDIP), Laksamana Sukardi
pemerintah bahwa monopoli Pertamina (PDIP), Bambang Sudibyo (PAN), dan
menghasilkan inefisiensi tidak sepenuhnya Jusuf Kalla (Golkar) pada posisi-posisi
diterima DPR. DPR bersama para ahli dan kementrian ekonomi. Penyusunan kabinet
pakar menganggap draf RUU Migas juga dilengkapi dengan pembentukan badan
merupakan suatu hal yang hanya akan khusus bernama Dewan Ekonomi Nasional
menguntungkan kontraktor, namun dengan tugas merumuskan kebijakan
merugikan kepentingan bangsa secara pemerintah mengenai stabilisasi yang
keseluruhan, dan juga dinilai lebih dipimpin Ketua Prof. Dr. Emil Salim dan
bernuansa politik daripada upaya untuk Sekretaris Dr. Sri Mulyani Indrawati, serta
memberantas kolusi, korupsi, dan pembentukan Tim Asistensi pada Menko
Syamsul Maarif, Perubahan Kebijakan di Sektor Migas Pasca Rezim Orde Baru 5
Ekuin dengan Ketua Prof. Dr. Widjojo Development) telah membantu merumuskan
Nitisastro dan Sekretaris Dr. Sri Mulyani kebijakan reformasi sektor energi di
Indrawati. Indonesia. Menurut saran USAID,
Dalam kondisi ekonomi yang masih reformasi di sektor energi hendaknya
sulit itu, pemerintahan Abdurrahman Wahid diarahkan untuk mencapai sasaran strategis
mengikuti jejak pendahulunya dengan berupa penguatan tata kelola sektor energi
meminta dukungan IMF. Senior dalam rangka menciptakan sektor energi
Representative IMF untuk Indonesia, John yang lebih efisien dan lebih transparan.
R. Dodsworth, mengatakan IMF akan Sasaran tersebut harus dicapai melalui
mengucurkan US$ 260 juta sebagai bagian sejumlah strategi, yakni: minimalisasi peran
dari total US$ 5 miliar bantuan IMF untuk 3 pemerintah sebatas sebagai regulator,
tahun mendatang (Republika 20 Januari pengurangan subsidi, dan memajukan
2000). Untuk itu pendekatan dengan pihak keterlibatan peran sektor swasta. Dengan
IMF diwujudkan melalui perundingan yang menempuh ketiga strategi tersebut, sektor
menghasilkan penandatanganan Letter of energi diharapkan mampu memberikan
Intent (LoI) Republik Indonesia-IMF pada sumbangan miliaran dolar dalam bentuk
tanggal 20 Januari 2000. Salah satu point penerimaan pajak. Selain itu, sektor energi
penting dari kesepakatan itu adalah yang lebih efisien akan mendatangkan
menyangkut reformasi sektor migas yang dampak positif bagi lingkungan,
secara eksplisit disebutkan pada butir ke-80 menciptakan harga yang rasional,
dan 81. meningkatkan akses masyarakat kepada
Dewan Direksi IMF, setelah pelayanan di bidang energi, serta membantu
melakukan pertemuan 4 Februari 2000 di keberlanjutan sumber daya alam Indonesia.
Washinton, menyetujui langkah dan jadwal Presiden Abdurrahman Wahid
reformasi yang telah diumumkan dengan menempatkan sektor energi, khususnya
kompensasi bantuan sebesar US$ 260 juta migas, sebagai perhatian utama pemerintah
dari total bantuan US$ 5 miliar untuk tiga karena peranannya yang dipandang sangat
tahun mendatang (s/d Februari 2002). penting dalam perekonomian dan menjadi
Sebagai tindak lanjut atas kesepakatannya pokok utama dalam strategi penyelamatan
dengan IMF, pemerintah Indonesia sejak ekonomi yang berorientasi pada ekspor
Januari 2000 sesungguhnya telah terutama gas. Komoditas ini sedang
berkomitmen menyiapkan Program dipertimbangkan sebagai sumber
Penyehatan Ekonomi. Di sektor migas, hal pendapatan utama bagi Indonesia di masa
itu diwujudkan dengan menetapkan jadwal depan1 . Langkah reformasi sektor migas,
pembenahan kinerja sektor migas sebagai dalam pandangan pemerintah, harus
berikut: pertama, membuat program dimulai dengan merestrukturisasi Pertamina
tindakan koreksi untuk membenahi masalah selaku perusahaan negara yang bergerak di
yang ditemukan dalam audit khusus sektor migas. Upaya tersebut diawali
(special audit) Pertamina; kedua, Presiden Abdurrahman Wahid dengan
mengumumkan rencana kerja sehubungan mengangkat mantan Direktur Utama PT
restrukturisasi Pertamina dengan target Caltex Pasific Indonesia, Baihaki Hakim,
bulan Maret 2000; ketiga, mengevaluasi sebagai Direktur Utama Pertamina
RUU Migas dan menyerahkannya ke DPR menggantikan Martiono Hadianto. Saat
dengan target bulan Juni 2000; dan melantik Baihaki Hakim, Presiden
keempat, mempersiapkan draft Abdurrahman Wahid terang-terangan
implementasi peraturan-peraturan dengan menyebut Pertamina sebagai sarang
target bulan Juni 2000 (KOMPAS 22 korupsi. Pernyataan Presiden Abdurrahman
Januari 2000). Wahid itu merupakan kritikan tajam yang
Bersamaan dengan itu, pemerintah langsung tertuju kepada Pertamina
Amerika Serikat melalui USAID (United (KOMPAS 29 Februari 2000). Menanggapi
States Agency for International kritikan presiden itu, Direksi Pertamina
1 Pemikiran ini didasari oleh besarnya cadangan gas yang jumlahnya melebihi minyak bumi.
6 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 1 - 10
pada tanggal 30 April 2000 secara resmi serta perampingan mekanisme tender
telah meminta Kejaksaan Agung untuk (SINAR HARAPAN 24 Februari 2002).
menindaklanjuti temuan Pertamina atas 159 Berbagai langkah ini menghasilkan
kasus KKN yang terjadi dilingkungan penghematan: US$ 1,1 juta pada Direktorat
Pertamina. Dari penelitian yang dilakukan Hulu, US$ 443 juta selama 10 tahun (dari
sendiri oleh Pertamina terhadap 159 kasus renegoisasi proyek build & rent) Direktorat
KKN tersebut, sebanyak 82 kontrak telah Hilir Bidang Pemasaran & Niaga, US$ 1,9
dibatalkan, 26 kontrak diteruskan melalui juta (dari renegoisasi kontrak time charter 6
negosiasi, dan 51 kontrak dinyatakan telah kapal) pada Bidang Perkapalan. Laporan
sesuai dengan praktik bisnis yang wajar Pertamina menyebutkan bahwa pada tahun
(Penerbit KOMPAS, 2005:128). fiskal 1999/2000 Pertamina mencatat laba
Sesuai dengan komitmen yang telah bersih sebesar Rp 4,98 trilyun atau
dibuatnya dengan IMF, restrukturisasi meningkat 300 persen dari laba bersih
Pertamina diikuti dengan reformasi undang- tahun fiskal 1998/1999 sebesar Rp 1,051
undang migas. Menteri Energi dan Sumber trilyun. Sejumlah kemajuan telah dicapai
Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, dalam realisasi kebijakan pengurangan
menyebutkan bahwa paling lama dua tahun tenaga kerja (PHK alami) dan PHK atas
setelah Undang-Undang itu berlaku, akan permintaan sendiri yaitu 27.000 per Juni
dilakukan peralihan Pertamina menjadi 2000 menjadi 25.454 per 31 januari 2001
Persero. Dalam jangka waktu dua tahun (www.pertamina.com).
tersebut, Pertamina masih dapat melakukan Berbagai kebijakan yang telah diambil
kegiatan usaha migas, termasuk penyediaan Presiden Abdurrahman Wahid tersebut
dan pelayanan BBM & gas bumi untuk memunculkan harapan yang tinggi akan
keperluan dalam negeri hingga persero terciptanya kondisi sosial politis yang lebih
terbentuk. Setelah itu, Pertamina tidak tenang dan pemulihan ekonomi lebih cepat.
dapat lagi mengadakan Kontrak Production Namun ketika pemerintah menyepakati
Sharing dengan pihak lain. Hak, kewajiban, Nota Kesepahaman dengan IMF pada
dan akibat yang timbul dari Kontrak tanggal 20 Januari 2000, program dan
Production Sharing dan kontrak sejenisnya jadwal yang disepakati saat itu
yang dilakukan Pertamina dengan pihak sesungguhnya berada di luar kemampuan
lain, dengan sendirinya beralih ke Badan pemerintah. Pada bulan-bulan awal,
Pelaksana sampai berakhirnya kontrak hambatan itu tidak diperhatikan pemerintah
terkait. BUMN tersebut wajib mengadakan Indonesia dan IMF. Tak lama setelah itu
kontrak kerjasama untuk melanjutkan menjadi jelas bahwa kemampuan
eksplorasi dan eksploitasi di bekas wilayah pemerintah untuk melaksanakan Nota
pertambangan, mengajukan izin usaha Kesepakatan mengalami penurunan karena
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, sedikitnya tiga alasan. Pertama, menteri-
dan pemasaran kepada pemerintah menteri ekonomi sejak awal terlihat lemah
(KOMPAS 7 Februari 2001). dalam hal koordinasi. Masalah ini makin
Menyadari hak-hak istimewanya akan bertambah dengan terjadinya keretakan
berakhir, pengajuan RUU Migas hubungan antara pemerintah dan Bank
mendorong direksi Pertamina untuk Indonesia. Kedua, birokrasi mengarah ke
melancarkan pembenahan. Direktur Utama kelumpuhan sebagai akibat ketidakpastian
Pertamina, Baihaki Hakim, sejak diangkat arah proses reformasi. Proses otonomi
oleh Presiden Abdurrahman Wahid tanggap daerah yang tidak jelas arahnya membuat
28 Februari 2000 telah menggulirkan masalah ini makin kompleks. Ketiga,
efisiensi. Sejumlah langkah telah diambil, hubungan antara pemerintah dengan
di antaranya: rasionalisasi aset US$ 18,99 parlemen makin memburuk dan membuat
miliar, pembelian base oil langsung ke situasi menjadi gawat menjelang akhir
produsen, perampingan jumlah pekerja dari kekuasaan presiden Abdurrahman Wahid.
46.000 pekerja menjadi 18.000 pekerja, Karena itu sulit mengharapkan program yg
Syamsul Maarif, Perubahan Kebijakan di Sektor Migas Pasca Rezim Orde Baru 7
karena itu penilaian IMF akan menjadi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001
rujukan oleh kreditor asing dalam forum: Tentang Minyak dan Gas Bumi. Keluarnya
CGI (Consultative Group on Indonesia), Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001
Paris Club, Bank Dunia, Bank Tentang Minyak dan Gas Bumi
Pembangunan Asia, maupun oleh para menimbulkan perubahan besar atas
pelaku bisnis internasional. pengelolaan sektor migas Indonesia.
Komitmen Presiden Megawati Perubahan kebijakan pemerintah di sektor
Soekarnoputri diwujudkan dengan migas memuat hal-hal sebagai berikut.
melanjutkan kembali pembahasan Pertama, pengusahaan migas yang selama
Rancangan Undang-Undang Migas bersama ini dimonopoli oleh BUMN (Pertamina)
pihak DPR. Berbeda dengan DPR pada dihapuskan, selanjutnya Pertamina menjadi
periode sebelumnya, anggota DPR di era perusahaan biasa. Kedua, ada dua badan
pemerintahan Megawati menerima dan yang harus dibentuk untuk menggantikan
membahas rancangan undang-undang ini peran yang sebelumnya dimainkan
dengan semangat mengkritisi, bukan Pertamina yaitu: Badan Pelaksana sebagai
mementahkan. Sementara sebagian suatu Badan yang dibentuk untuk
pengamat, pekerja sosial, dan para ahli melakukan pengendalian Kegiatan Usaha
menganggap RUU Migas itu hampir sama Hulu di bidang Minyak dan Gas Bumi
dengan RUU Migas yang ditolak DPR. (Pasal 1 angka 23); dan Badan Pengatur
RUU Migas Jilid I dan RUU Migas Jilid II sebagai suatu Badan yang dibentuk untuk
bertumpu pada gagasan yang sama yaitu, melakukan pengaturan dan pengawasan
membubarkan Pertamina yang berpola terhadap penyediaan dan pendistribusian
usaha terintegrasi (hulu dan hilir) dan Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi pada
merombaknya menjadi Persero berpola Kegiatan Usaha Hilir (Pasal 1 angka 24).
terpecah-pecah. Ketiga, Sektor Hulu dan Hilir yang
Ketika RUU Migas dibahas, terungkap sebelumnya bersifat monopoli kini menjadi
korupsi yang terjadi di tubuh Pertamina. terbuka bagi semua pihak (Pasal 9 ayat 1).
Skandal tersebut adalah mark up proyek Keempat, Pemegang Kuasa Pertambangan
pembangunan kilang minyak Export Migas di seluruh wilayah Indonesia bukan
Oriented Refinery (Exor I) Balongan yang lagi Pertamina melainkan Pemerintah
menelan biaya sekitar US$ 2,4 miliar. Biaya Indonesia (Pasal 4 ayat 2). Kelima,
itu jauh lebih besar daripada pembangunan pengusahaan usaha hulu disebut Kontrak
kilang sejenis di Amerika Serikat yang Kerja Sama (Pasal 1 angka 19).
hanya US$ 1,9 miliar atau selisih US$ 592
juta (sekitar Rp 1,5 triliun). Kasus itu C. PENUTUP
mengantarkan mantan Direktur pengolahan
Pertamina Tabrani Ismail ke penjara serta Krisis moneter yang berkembang luas
berpotensi menyeret Erry Putra Oudang, menjadi krisis ekonomi di akhir tahun 1997
Bing Cintamani, Sigit Harjojudanto, Bob telah memaksa Pemerintah mengubah
Hasan, dan Siti Hardiyanti (Syeirazi, orientasi kebijakannya. Dari sisi ekonomi,
2009:179). Tentu saja isu korupsi ini krisis tersebut telah menggerogoti
merupakan kampanye gratis untuk kemampuan keuangan Pemerintah sehingga
mengesahkan RUU Migas menjadi undang- mengurangi kemampuan Pemerintah untuk
undang pada 23 Oktober 2001 dengan dapat memenuhi kebutuhan material rakyat.
miderheidsnota (nota keberatan) dari Dari sisi politik, dahsyatnya krisis telah
sebagian anggota DPR. mengakibatkan turunnya dukungan rakyat
Dengan diberikannya persetujuan oleh terhadap kelangsungan kekuasaan
mayoritas anggota dewan, maka Rapat Pemerintah. Dalam upaya melindungi
Paripurna DPR-RI tanggal 23 Oktober 2001 eksistensinya, pemerintah meminta
akhirnya mengesahkan Rancangan Undang- dukungan dari lembaga keuangan
Undang Minyak dan Gas Bumi menjadi internasional khususnya IMF. Dari sisi
Syamsul Maarif, Perubahan Kebijakan di Sektor Migas Pasca Rezim Orde Baru 9
INTERNET
www.bpmigas.com,Sambutan Menteri
Energi Dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Pada Peresmian
Fasilitas Produksi Pengolahan Dan
Penampungan Terapung Migas
Belanak KPS Conoco Philips
Indonesia, Jakarta 29 Oktober 2004.
www.pertamina.com/indonesia/headoffice/h
upmas/news/pressrelease/2001/PR2
304013.htm, Efisiensi Pertamina
Tunjukkan Hasil.
www.pertamina.com, Efisiensi Pertamina
Tunjukkan Hasil.
www.tender-indonesia.com,Merger Global
pengaruhi Eksplorasi.
SURAT KABAR
KOMPAS 22 Januari 2000, Rincian
Langkah dan Jadwal Reformasi RI-
IMF.
KOMPAS 29 Februari 2000, Baihaki
Hakim Dirut Baru Pertamina.
KOMPAS 27 Juni 2000,Aparat Pesimis
Bisa Tangani Penyeludupan BBM
KOMPAS 7 Februari 2001, Pemerintah
Sampaikan RUU Migas, Dibentuk
Badan Pelaksana dan Badan
Pengatur.
KOMPAS 27 Agustus 2001,Dukungan dari
IMF Barulah Sebagian dari Langkah
Perbaikan Ekonomi.
KOMPAS 16 Februari 2003,Minyak
Rakyat diselundupkan.
REPUBLIKA 20 Januari 2000, IMF
Kucurkan 260 juta dolar Pada Awal
Februari.
SINAR HARAPAN 24 Februari 2002,
Baihaki Hakim Dirut Pertamina,
Menutup Masa lalu Melangkah
Lebih Baik Ke Depan.
MAJALAH
Media Transparansi 7 April 1999, Melacak
KKN di Tubuh Pertamina.
MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DALAM MASYARAKAT
(Studi : Sinergi Kelembagaan dalam Implementasi kebijakan Pengadaan Beras di
Kab. Banyumas )
Oleh :
Hikmah Nuraini
Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNSOED
Email : Noer_in96@yahoo.com
ABSTRAK
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang permintaannya terus meningkat seiring
dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan kualitas hidup, namun demikian
dalam beberapa hal definisi atau konsep ketahanan pangan sangat bervariasi pada banyak
pihak yang berkepentingan.
Ketahanan pangan mencangkup paling tidak tiga dimensi utama, ketiga dimensi tersebut
adalah penyediaan, distribusi dan konsumsi. Kepentingan ketahanan pangan juga menyangkut
kepentingan dua sisi, yaitu kepentingan pemerintah dan kepentingan masyarakat. Pemerintah
berkepentingan untuk menjamin ketersediaan dan distribusi pangan bagi masyarakat
sedangkan masyarakat berkepentingan untuk dapat mengakses pangan.
Untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan diperlukan adanya kesatuapaduan
lembaga/organisasi yang berkaitan dengan pengadaan panngam yang berinteraksi secara
harmonis dalam usaha memenuhi kebutuhan pangan.
Kata Kunci : Ketahanan pangan; sinergi kelembagaan
11
12 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 11 - 18
terpenuhinya pangan bagi setiap rumah Umum (Perum). Perubahan Bulog ini
tangga yang tercermin dari tersedianya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7
pangan yang cukup baik jumlah maupun Tahun 2003 tentang Pendirian Perum
mutunya, aman merata dan terjangkau, Bulog.
pemerintah bersama masyarakat Sejalan dengan perubahan Bulog
bertanggung jawab untuk mewujudkan menjadi Perum, maka Perum Bulog
ketahanan pangan. Dalam rangka mempunyai dua tugas, yaitu tugas publik
mewujudkan ketahanan pangan, Pemerintah dan tugas komersial. Dalam tugas publik,
menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, Perum Bulog melaksanakan penugasan
pengendalian, dan pengawasan terhadap pemerintah yaitu menyalurkan beras untuk
ketersediaan pangan yang cukup, baik keluarga miskin dan pengamanan stok
jumlah maupun mutunya, aman, bergizi, dalam rangka ketahanan pangan. Tugas
beragam, merata, dan terjangkau oleh daya komersial Perum Bulog berorientasi untuk
beli masyarakat (Undang-Undang Nomor 7 mendapatkan profit dengan tetap
Tahun 1996 tentang Pangan) memperhatikan tugas publik dalam
Menurut Soetrisno (2005:6) strategi melaksanakan tugas publiknya, antara lain
yang dapat dibangun dalam membangkitkan menjamin penyediaan pangan yang merata
ketahanan pangan mencangkup paling tidak di seluruh wilayah Indonesia.
tiga dimensi utama. Ketiga dimensi tersebut Peran penting Perum Bulog terhadap
adalah penyediaan, distribusi dan konsumsi. masyarakat adalah menyalurkan beras
Menurut Maleha dan Adi (2006:196) keluarga miskin (raskin) dan pengamanan
Ketahanan pangan (baca : ketahanan beras) stok dalam rangka ketahanan pangan.
merupakan suatu sistem yang terintegrasi Untuk memenuhi peran tersebut, Perum
yang terdiri atas berbagai subsistem. Bulog berusaha untuk menjaga kualitas
Subsistem utamanya adalah ketersediaan beras yang dimiliki dengan biaya yang telah
beras, distribusi beras dan konsumsi beras. dikeluarkan, sehingga masyarakat akan
Terwujudnya ketahanan pangan merupakan puas dan lebih percaya terhadap Perum
sinergi dari interaksi ketiga subsistem Bulog namun demikian tetap harus
tersebut menekan biaya kualitas dengan kuantitas
Sejak awal pendiriannya, Bulog susut bobot.
merupakan salah satu instrumen pelaksana Pelaksanaan monopoli Badan Urusan
kebijakan pangan nasional. Peran Bulog Logistik (Bulog) untuk pengadaan beras
memang mengalami pasang surut yang dan tepung terigu dimaksudkan untuk
dinamis, tetapi alasan keberadaannya tidak menghadirkan stabilitas harga kedua
pernah terlepas dan tidak dapat dilepaskan komoditi tersebut di masyarakat. Pada
dari kerangka kebijakan pangan secara awalnya, berdasarkan Keppres Nomor
keseluruhan.Badan Urusan Logistik 114/U/KEP/5/1967, Bulog hanya ditugasi
(Bulog) didirikan pada tahun 1967 dengan untuk pengadaan beras. Kemudian, tugas
tugas untuk melakukan pengadaan Bulog diperluas sehingga mencakup
pembelian beras bagi pemerintah. Bulog pengadaan tepung terigu melalui Keppres
merupakan lembaga pangan menjadi Nomor 11 Tahun 1969. Sejak diterbitkan
komponen sentral dalam melaksanakan keputusan presiden itu, Bulog telah menjadi
kebijakan di bidang perberasan selama pemain yang aktif dalam pengadaan
kurang lebih 20 tahun. Bulog adalah kebutuhan sembilan bahan pokok, termasuk
lembaga pemerintah yang dibentuk pada beras dan tepung terigu. Dengan
tahun 1987 yang ditugaskan pemerintah perkembangan tersebut, peran Bulog telah
pemerintah untuk melaksanakan salah satu bergeser dari sebuah lembaga non
tugas publik yaitu pengelolaan stok beras departemen yang hanya mengupayakan
nasional, walaupun lembaga Bulog telah stabilitas harga dan mengawasi pengadaan
beralih dari Lembaga Pemerintah Non beras telah menjadi semi Badan Usaha
Departemen (LPND) menjadi Perusahaan Malik Negara (BUMN) yang juga mencari
Hikmah Nuraini, Meningkatkan Ketahanan Pangan Dalam Masyarakat 15
untung dalam pengadaan komoditi pangan. Tabel 3. Realisasi Pengadaan Beras pada
Adanya distorsi dalam pelaksanaan Bulog Subdivre IV Banyumas
monopoli pengadaan beras dan tepung Tahun Target Realisasi Ketercapaian
terigu, yang ditunjukkan pada pemberian (ton) (ton) (%)
hak eksklusif untuk turut dalam pengadaan 2006 93,000 102,000 109.68%
impor beras dan impor gandum sebagai 92,500 97,500 105.41%
2007
bahan tepung terigu, hal itu jelas
2008 112,100 107,800 96.16%
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
2009 119,800 109,700 91.57%
dalam Undang-Undang Perbendaharaan
2010 121,600 115,000 94.57%
Negara (ICW, 2010). Rata-rata 99.48%
Kesepakatan Pemerintah Indonesia
dan Dana Moneter Internasional (IMF) Sumber : (Laporan Pemeriksaan Kualitas
pada tanggal 15 Januari 1998 telah Gabah, Beras dan Karung Plastik Di
menyetujui untuk menghapuskan monopoli Lingkungan BULOG Subdivre Banyumas,
Bulog untuk pengadaan tepung terigu. 2011)
Kemudian, menurut Keppres Nomor 19
Tahun 1998, Bulog hanya ditugasi untuk Selama tiga tahun terakhir pada
mengendalikan harga dan mengelola periode 2006-2010 ternyata pengadaan
persedian beras. Pemenuhan kebutuhan beras tidak memenuhi target, sementara
pangan dalam masyarakat dilakukan dengan tahun 2005-2006 melampoi target. Tidak
menjaga keseimbangan kebutuhan pangan tercapainya target tersebut mengingat di
yang menitikberatkan pada tiga dimensi, beberapa daerah di Banyumas mengalami
yaitu ketersediaan pangan, aksesibilitas gagal panen, atau panen dengan kualitas
terhadap pangan, dan stabilitas harga beras dibawah standar Bulog.
pangan. Ketiga dimensi tersebut merupakan
fondasi sebagai prasyarat mencapai
ketahanan pangan dalam mewujudkan Tabel 4. Pendistribusian Beras Bulog
kesejahteraan masyarakat. Subdivre IV Banyumas
Sejak tahun 2000, tugas pokok Bulog Tahun Stok Pendistribusian Cadangan Disalurkan
adalah melaksanakan tugas pemerintah di (ton) (ton) (ton) (%)
2006 102,000 93,922 8,078 92.08%
bidang manajemen logistik melalui kegiatan 2007 97,500 88,871 8,629 91.15%
pengadaan, pengelolaan persediaan, 2008 107,800 101,677 6,123 94.32%
2009 109,700 97,732 11,968 89.09%
distribusi dan pengendalian harga beras, 2010 115,000 107,088 7,912 93.12%
serta usaha jasa logistik. Dari seluruh Rata-rata 106,400 97,858 8,542 91.95%
kegiatan tersebut, pengadaan gabah/beras
merupakan kegiatan awal yang harus Sumber : (Laporan Pemeriksaan Kualitas
dibenahi terutama pada pemasok Gabah, Beras dan Karung Plastik Di
gabah/beras yang terdiri dari mitra kerja, Lingkungan BULOG Subdivre Banyumas,
PIB (Perberasan Intra Banyumas), dan 2011)
Drying Center serta Satgas dituntut untuk
memasok gabah/beras sesuai dengan Persentase naik turunya jumlah beras
standar kualitas yang diterapkan oleh yang disalurkan tergantung pada
Perum Bulog namun dengan memberikan permintaan pasar. Pada saat stok beras di
pelayanan kualitas beras yang sesuai pasar mengalami penurunan dengan
dengan permintaan dan pangsa pasar. Hal indikasi naiknya harga beras, maka Bulog
ini mewajibkan Perum Bulog untuk lebih akan segera melakukan operasi pasar. Oleh
mengetahui strategi pengadaan gabah/beras karena itu jumlah beras yang disalurkan
agar dapat mengupayakan pelayanan dalam selalu berubah. Sasaran penyaluran beras
menghasilkan beras yang berkualitas baik. adalah terutama Raskin, Koperasi, Mitra
Bulog dan langsung ke konsumen.
16 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 11 - 18
Oleh :
Delly Maulana
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Serang Raya
E-mail : delly_maulana@yahoo.com
ABSTRAK
Tulisan ini mengambarkan tentang fenomena demokratisasi lokal di Provinsi Banten
pasca diberlakukannya kebijakan desentrasalisasi atau otonomi daerah pada tahun 1999.
Kondisi tersebut jelas membawa konsekuensi bagi Provinsi Banten untuk mengatur dan
menentukan urusan rumah tangganya sendiri serta merealisasikan terciptanya persamaan
politik, akuntabilitas lokal, dan kepekaan lokal di Provinsi tersebut. Namun, fakta
membuktikan bahwa penerapan demokratisasi lokal di Provinsi Banten mengalami
kemandegan, hal tersebut dikarenakan masih menguatnya posisi elit oligarki di tingkat lokal
(keluarga politik) sehingga sirkulasi kekuasaan hanya berputar pada segilintir orang saja.
Kata Kunci : Desentralisasi, Demokratisasi Lokal, Oligarki Politik Keluarga
19
20 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 19 - 23
ke-7 Provinsi baru hasil pemekaran 2. dari wilayah politik. Dahl, Coppedge, dan
Sejumlah kondisi di atas nampaknya Rainicke membahasakan bahwa ketika ada
cukup relevan dengan salah satu riset yang yang mendefinisikan demokrasi secara ideal
dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan atau juga disebut sebagai definisi populistik
dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada tentang demokrasi, yakni sebuah sistem
(PSKK-UGM) yang dirilis tahun 2007. pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat
Riset ini bertujuan mengukur Government maka pengertian demokrasi demikian tidak
Assesment in Banten Province pernah ada dalam sejarah umat manusia.
menghasilkan kesimpulan yang agak Tidak ada pemerintahan dijalankan
mengejutkan dimana terdapat sejumlah langsung oleh semua rakyat, adan tidak ada
indikator yang secara meyakinkan Banten pernah ada pemerintahan sepenuhnya untuk
tengah kearah bad governance bukan good semua rakyat. Dalam praktiknya yang
governance. Beberapa indikator itu, antara menjalankan pemerintahan bukan rakyat,
lain : indeks efektivitas pemerintah yang tapi elite yang jumlahnya jauh lebih sedikit.
hanya 0,39; indeks partisipasi 0,4; indeks Juga tidak pernah ada hasil pemernitahan
transparansi 0,33; indeks kapasitas itu untuk rakyat semuanya secara merata,
penyampaian informasi 0,44; indeks tapi selalu ada perbedaan antara yang
kualitas Perda 0,47; indeks rule of law 0,38; mendapatkan jauh lebih banyak dan yang
indeks kepercayaan publik 0,44; dan indeks mendapatkan jauh lebih sedikit. Karena itu,
stabilitas politik 0,6. Nyaris seluruh ketika pengertian demokrasi populistik
indikator good governance tersebut di hendak dipertahankan, Dahl mengusulkan
bawah angka 0,5 yang berarti dalam kondisi konsep poliarki sebagai pengganti dari
buruk, bahkan sangat buruk 3 . konsep demokrasi populistik tersebut.
Semenetara itu, jika dilihat dari Poliarki dinilai lebih realistik untuk
Indonesia Governance Index (IGI) yang menggambarkan tentang sebuah fenomena
dikeluarkan oleh Kemitraan Partnership politik tertentu dalam sejarah peradaban
pada tahun 2013 tentang Provinsi Banten, manusia sebab poliarki mengacu pada
maka Banten berada dalam rangking ke 17 sebuah sistem pemerintahan oleh banyak
dari 33 provinsi di Indonesia dengan nilai rakyat bukan oleh semua rakyat, oleh
indeks sebesar 5,81 atau dalam kategori banyak orang, bukan semua orang 5 .
sedang. Ada beberapa prinsip-prinsip dalam Dahl membahasakan juga bahwa
kategori yang buruk, yakni prinsip keadilan demokrasi, dalam pengertian poliarki ini,
(2,90), prinsip transparansi (2,99), di arena adalah sebuah sistem pemerintahan dengan
pemerintah, dan prinsip transparansi (3,50) ciri-ciri berikut ini : adanya kebebasan
di arena birokrasi 4. warga Negara dalam sistem tersebut untuk
Dengan permasalahan tersebut, (1) membantuk dan ikut serta dalam
maka dalam tulisan ini penulis akan organisasi, (2) berekpresi atau berpendapat,
mengambarkan kondisi demokratisasi lokal (3) menjadi pejabat publik, (4) melakukan
di Provinsi Banten serta mengkaitkannya persaiangan atau kontestasi di antara warga
dengan fenomena menguatnya posisi elit dalam rangka memperebutkan jabatan-
oligarki (keluarga politik) di Provinsi jabatan publik penting, (5) memberikan
Banten. suara dalam pemilihan umum, (6) ada
pemilihan umum yang jurdil, (7) adanya
B. Konsep Demokratisasi Lokal sumber-sumber informasi alternatif di luar
Dewasa ini demokrasi adalah suatu yang diberikan pemerintah, dan (8) adanya
kata yang sangat terpuji dan telah menjadi jaminan kelembagaan bahwa setiap
tujuan bagi banyak orang dan bangsa di kebijakan pemerintah tergantung pada
seluruh dunia. Namun demikian, pengertian dukungan suara dan bentuk-bentuk ekspresi
mengenai demokrasi itu sukar untuk keinginan lainnya, dan arena itu harus ada
dipahami. Kita mengetahui bahwa jaminan pemilihan umum secara priodik
demokrasi berasal-nyaris secara eksklusif- sehingga setiap kabijakan yang dibuat oleh
1
Lihat Lili Romli, Pilkada Langsung, Otonomi Daerah dan Demokrasi Lokal dalam Jurnal Analisis CSIS, 2005, hal 286
2
Ismanto, Banten Menuju Keterbukaan Informasi : Best Practice KIP, Proceeding Otda LAB ANE FISIP Untirta, 2011, hal
178
3
Ibid hal 179
4
Lihat Indonesia governance index (IGI), Kemitraan Partnership, 2013
5
Lihat Menakar Demokrasi di Indonesia : Indeks Demokrasi Indonesia 2009, UNDP hal 10
Delly Maulana, Fenomena Demokratisasi Lokal di Provinsi Banten 21
pemerintah terbuka untuk dievaluasi dan Kebebasan Sipil (Civil Liberty), (2) Hak
diupertanggungjawabkan dalam pemilihan Politik (Political Right), dan (3) Lembaga-
umum tersebut 6 . Akhirnya, dengam lembaga Demokrasi (Institutions of
mempertimbangkan konsep tersebut maka Democratic). Dari hasil pengukuran Indeks
konsepsi demokrasi dapat diukur oleh 3 Demokrasi Indonesia (IDI) pada tahun 2009
(tiga) aspek, yakni : (1) Kebebasan Sipil di Provinsi Banten menunjukkan bahwa
(Civil Liberty), (2) Hak Politik (Political Indeks Demokrasi Provinsi Banten masuk
Right), dan (3) Lembaga-lembaga dalam ketegori sedang (67,98) atau berada
Demokrasi (Institutions of Democratic)7 . di peringkat 16 dari 33 provinsi yang ada di
Sementara itu, jika demokrasi Indonesia. Selanjunya, jika dilihat dari
dikaitkan dengan desentralisasi atau beberapa aspek demokrasi, salah satunya
otonomi daerah maka kadar suatu aspek kebebasan sipil maka Provinsi
demokrasi di tingkat lokal dapat ditentukan Banten memiliki nilai indeks sebesar 95,46
oleh seberapa besar masyarakat lokal dalam atau masuk dalam peringkat ke-10 dari 33
menentukan siapa dari antara mereka yang provinsi. Sedangkan dalam aspek hak-hak
dijadikan sebagai pejabat publik di tingkat politik, Provinsi Banten memiliki nilai
lokal, mengawasi prilakunya, maupun indeks sebesar 49,47 atau masuk dalam
dalam menentukan arah kebijakan publik. peringkat ke-24 dari 33 provinsi. Sementara
Kondisi tersebut diperkuat oleh pernyataan itu, dalam aspek lembaga demokrasi,
Robert Dahl (1989) yang menyatakan Provinsi Banten memiliki indeks sebesar
bahwa demokratisasi pada tingkat nasional 62,82 atau masuk dalam peringkat ke-21
hanya mungkin akan terbangun jika dari 33 provinsi.
demokrasi juga berlangsung pada tingkat Grafik 1
lokal. Hal ini juga dipertegas oleh Beetham Perbandingan IDI Banten dan Nasional
(1996), Manor (1998), Geveta (2001),
Banten Nasional
pemerintah lokal memiliki potensi dalam
mewujudkan demokratisasi karena proses 95.46
desentralisasi mensyaratkan adanya tingkat 86.97
responsivitas, keterwakilan, dan 62.8262.72 67.9867.3
akuntabiltas yang lebih besar. Sementara 49.4754.6
E. Penutup Partnership
Firiyah. 2005. Sistem dan Proses Pilkada
Sejatinya penerapan desentralisasi
Secara Langsung, Jurnal
harus memberikan dampak positif bagi
Analisis CSIS Vol. 34, No. 3
tumbuhnya pelaksanaan demokratisasi lokal
di Provinsi Banten, bukan malah September 2005
Internet
menciptkan oligarki politik keluarga.
http://posmetrobatam.com/2013/07/ini-
Kondisi tersebut juga, tidak boleh
daftar-keluarga-penguasa-
dirasionalitaskan sebagai konsekuensi
d i n a s t i - p o l i t i k -
perjalanan demokrasi yang nantinya malah
banten/#axzz2eHPQDIye
akan mudah dimanipulasi untuk
http://politik.kompasiana.com/2013/07/25/b
kepentingan penguasa.
elajarlah-dinasti-politik-ke-
Oleh karena itu, ada beberapa
banten-579556.html
gerakan yang harus segera dilakukan, yakni
http://politik.kompasiana.com/2013/07/31/b
: Pertama, segera lakukan pendidikan
anten-100-dinasti-
politik kepada pemilih muda untuk segera
581215.html
melogikan bahwa demokratisasi yang betul
http://forum.kompas.com/nasional/260547-
adalah demokrasi yang dapat memberikan
4-keluarga-dinasti-politik-di-
dampak persamaan politik, akuntabilitas
percaturan-pemilu-di-
lokal, dan kepekaan lokal; Kedua, lakukan
pengawasan yang transparan serta indonesia.html
mengambarkan bahwa oligarki politik http://news.liputan6.com/read/649471/dinas
keluarga akan memanipulasi demokrasi ti-politik-ratu-atut
untuk kepentingan kekuasaannya; dan h t t p : / / k o r a n -
Ketiga, harus dapat mendorong tokoh-tokoh jakarta.com/index.php/detail/
yang dapat memberikan perubahan view01/119140
demokratisasi lokal di Provinsi Banten agar
lebih baik.
F. DAFTAR PUSTAKA
Buku
UNDP. 2011. Menakar Demokrasi di
Indonesia ; Indeks
Demokrasi Indonesia Tahun
2009, Jakarta, UNDP,
BAPENAS RI
Romli, Lili. 2005. Pilkada Langsung,
Otonomi Daerah dan
Demokrasi Lokal, Jurnal
Analisis CSIS. Vol. 34, No.
3 September 2005
Ismanto. 2011. Banten Menuju
Keterbukaan Informasi : Best
Practice KI, Serang,
Proceeding Otonomi Daerah,
LAB ANE FISIP Untirta
-------------.2013. Kinerja Tata Kelola
Provinsi Banten, Indonesia
governance index (IGI),
Jakarta, Kemitraan
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK
DAN PEMBANGUNAN DI BANTEN
Oleh
Listyaningsih
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Untirta
ABSTRAK
Manusia sebagai warga negara merupakan subyek sekaligus obyek pembangunan di
Indonesia. Namun, di tingkat daerah tidak demikian halnya, terutama di desa-desa yang masih
jauh dari peradaban kota. Keberadaan perempuan belum terlihat nyata dalam setiap
pergerakan pembangunan di Banten. Sehingga menarik peneliti untuk melakukan kajian lebih
mendalam mengenai partisipasi perempuan dalam politik dan pembangunan di Banten.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan maksud untuk
memudahkan peneliti dalam menjaring data-data kualitatif dalam bentuk eksplorasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam politik dan pembangunan masih
tertinggal oleh kaum laki-laki yang disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor struktural dan
faktor kultural yang menyelimuti keadaal sosial, budaya dan politik di Propinsi Banten.
Kata Kunci: Partisipasi perempuan, politik dan pembangun
24
Listyaningsih, Partisipasi Perempuan dalam Politik dan Pembangunan di Banten 25
pemerintahan di lingkungan Provinsi conventional politics, yang dianggap
Banten hampir 50 % dari jumlah pegawai menjadi domain kaum perempuan dan
laki-laki (1079:2202). Namun sangat hanya dapat dipahami dan diempati oleh
sedikit pegawai perempun yang menduduki kaum perempuan. Isu-isu ini secara politik
jabatan struktural. Dari data kepegawaian memang seringkali dianggap bukan sebagai
provinsi Banten tahun 2009 menunjukkan isu politik sehingga nyaris tidak masuk
bahwa hanya 148 dari 1079 pegawai yang dalam ranah kehidupan dan cara berpikir
menduduki eselon I,II,III dan IV. politik kaum laki-laki, yang antara lain
Sementara jumlah laki-laki jauh lebih menyangkut masalah-masalah:
banyak yaitu sebesar 710 dari 2202 orang kesejahteraan anak, perlindungan terhadap
yang menduduki jabatan eselon I,II,III,dan hak reproduksi perempuan dan sebagainya.
IV. Dalam konteks inilah keyakinan terhadap
Dalam konteks politik di Provinsi keterlibatan perempuan secara lebih luas
Banten, berdasarkan hasil Pemilihan Umum dalam politik menjadi sangat penting guna
tahun 2009 diperoleh gambaran yang mengurangi kesenjangan antara isu-isu
kurang lebih sama dengan realitas di atas, conventional politics dan hard politics. Hal
dimana ditemukan kenyataan proporsi ini cukup beralasan mengingat bahwa sikap
anggota DPRD laki-laki jauh lebih besar politik kaum perempuan umumnya lebih
(82,4%) bila dibandingkan dengan jumlah cenderung mementingkan isu-isu
perempuan yang hanya berkisar pada angka conventional politics daripada hard
17,7%. Demikian juga pada politics. Sehingga sangat diperlukan sebuah
kabupaten/kota yang ada di wilayah kajian ilmiah mengenai partisipasi
provinsi Banten. Di Kabupaten Pandeglang perempuan dalam politik dan
perempuan yang duduk dalam lembaga pembangunan di Banten.
legislatif hanya sebesar 10%, Kabupaten Dari latar belakang di atas
Tangerang sebesar 8%, Kota Tangerang kemudian menarik peneliti untuk lebih
sebesar 12%, Kota Cilegon sebesar 20%, dalam mengkaji tentang bagaimana
Kabupaten Lebak sebesar 16%, Kota partisipasi perempuan dalam politik dan
Serang sebesar17,8%, Kabupaten Serang pembangunan di Banten. Adapun tujuan
sekitar 8%, dan Tangerang Selatan sebesar penelitian ini adalah sebagai berikut :
15,6 %. Jumlah ini tentu sangat ironis bila 1. Mengetahui partisipasi perempuan
dibandingkan dengan jumlah pemilih dalam politik dan pembangunan di
perempuan yang hampir setara dengan Propinsi Banten.
pemilih laki-laki (49,46% dan 50,54%) 2. Mengetahui hambatan yang
pada tahun 2009. (Bappeda Provinsi Banten mempengaruhi partisipasi perempuan
2010) dalam bidang politik dan pembangunan.
Kondisi inilah yang kemudian
sering menimbulkan prasangka sosial B. METODE PENELITIAN
adanya ketimpangan gender dalam
pembangunan, yang direfleksikan dari Dalam penelitian ini metode
realitas keterwakilan perempuan secara penelitian yang dilakukan adalah melalui
fisik dalam lembaga legislatif yang sangat pendekatan kualitatif. Artinya data yang
minim, yang kemudian berpeluang pada dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
tidak terwakilinya aspirasi kaum melainkan data tersebut berasal dari naskah
perempuan dalam proses perumusan wawancara, catatan lapangan, dokumen
kebijakan publik yang sensitif gender atau pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi
berpihak pada kepentingan perempuan lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari
maupun isu-isu yang terkait langsung penelitian kualitatif ini adalah ingin
dengan kehidupan dan hak-hak kaum menggambarkan realita empirik di balik
perempuan. Isu-isu ini yang kemudian fenomena secara mendalam, rinci dan
dikenal dengan isu-isu soft-politics atau tuntas. Oleh karena itu penggunaan
pendekatan kualitatif dalam penelitian ini
26 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 24 - 35
majelis taklim, termasuk pula arisan. perempuan untuk menjauh dari urusan-
Persepsi ini menjadi semacam nilai-nilai urusan publik. Dalam bidang politik,
baru yang mentradisi, dan itu dipahami berkembang persepsi publik dalam
sebagai obligative duty, bahwa istri kepala masyarakat khususnya kaum perempuan -
desa misalnya, harus otomatis harus yang memandang bahwa masalah politik
menjadi ketua tim penggerak PKK. bukanlah masalah atau tanggung jawab /
Demikian pula dengan perangkat-perangkat kewajiban perempuan, seperti halnya
desa hingga tingkat RT/RW. Di lingkungan masalah kewajiban mencari nafkah dalam
pekerjaan, istri seorang kepala kantor keluarga yang bukan menjadi kewajiban
otomatis harus menjadi ketua Dharma perempuan melainkan kewajiban laki-laki.
Wanita, demikian pula dengan istri-istri Perempuan dianggap kurang pantas terlibat
pegawai negeri biasa. dalam politik yang distigmakan kotor, dan
Karena persepsi keharusan inilah hanya laki-laki yang boleh berurusan
maka dalam bidang kegiatan-kegiatan sosial dengan yang kotor-kotor agar perempuan
semacam ini memang harus diakui yang berperan sebagai ibu dan orang yang
partisipasi kaum perempuan cukup tinggi, terdekat dengan anak tidak terkontaminasi
kendati menurut para informan baru pada dengan hal-hal yang dianggap kotor
aspek kuantitasnya saja. Artinya bila tersebut.
melihat jumlah perempuan yang terlibat Berbicara mengenai keterlibatan
dalam kegiatan sosial semacam itu, perempuan dalam wilayah publik,
nampaknya nyaris semua kaum perempuan, umumnya informan berpendapat bahwa
khususnya di perdesaan, terlibat cukup keterlibatan perempuan dalam wilayah
intens dalam kegiatan-kegiatan tersebut. publik tidak muncul secara otonom,
Namun bila melihat kualitasnya, melainkan dipengaruhi oleh lingkungan
keterlibatan tersebut belum tentu diiringi terdekatnya, yang umumnya peranan itu
dengan pemahaman yang benar sehingga dilakukan oleh suami. Informasi ini muncul
seringkali keterlibatan mereka didalamnya ketika ditanyakan tentang motivasi awal
tidak memberikan nilai tambah yang berarti kaum perempuan terlibat memasuki
bagi peningkatan kualitas diri, wilayah-wilayah publik seperti terlibat
kehidupannya, dan juga kehidupan dalam partai politik dan sejenisnya.
keluarganya. Bagi sebagian kaum Umumnya informan berpendapat bahwa
perempuan yang telah terbiasa mengikuti keterlibatan itu bukan karena kesengajaan
kegiatan-kegiatan tersebut maka umumnya dan kesadaran, melainkan keterpaksaan
keterlibatan mereka dalam kegiatan- karena peran sosial yang melekat pada diri
kegiatan tersebut dianggap sebagi rutinitas, suaminya masing-masing. Misalnya, bila
kebutuhan, dan sekaligus tanggung jawab. suami kebetulan menjadi aktivis atau
Namun bagi sebagian perempuan lainnya, pengurus partai politik, maka umumnya
yang umumnya keluarga-keluarga muda, istri secara otomatis ikut menjadi aktivis
keterlibatan mereka dalam kegiatan- dan/ atau paling tidak menjadi pendukung
kegiatan sosial di desa bukan karena suami sebagai pengurus partai politik.
keinginan pribadi dan karena kebutuhan Dukungan dan keikutsertaan istri terhadap
mereka namun lebih merupakan tuntutan aktivitas suaminya tersebut pada suatu
peran sosial (expected role) yang berlaku di ketika akan berubah menjadi sangat aktif
lingkungan masyarakatnya. Bahwa yang akhirnya membuka peluang bagi istri
misalnya: ibu-ibu harus ikut arisan, PKK, untuk secara definitif mendedikasikan diri
atau majelis taklim misalnya. sebagai pengurus partai politik, dan bahkan
Terpolanya bentuk partisipasi kaum membangun karir politiknya. Beberapa
perempuan sesuai dengan ranah urusannya contoh kepala desa perempuan yang
sebagaimana dipaparkan di atas menggantikan suaminya yang dulu menjadi
menggambarkan kembali kuatnya nilai-nilai kepala desa, atau perempuan yang menjadi
masyarakat yang menempatkan peran aktivis partai politik karena suaminya
Listyaningsih, Partisipasi Perempuan dalam Politik dan Pembangunan di Banten 29
menjadi pengurus partai politik tersebut, baik cenderung akan melahirkan sikap-
serta perempuan yang menjadi pengusaha sikap simpati hingga empati yang kemudian
karena beberapa usaha suaminya tidak lagi berkorelasi dengan tipe partisipasi yang
dapat dikelola sendiri sehingga perlu muncul. Sementara persepsi yang buruk
melibatkan istri dan atau keluarganya yang cenderung akan melahirkan sikap antipati
lain, merupakan contoh faktual untuk hingga apatisme. Untuk kepentingan
menggambarkan keterlibatan kaum praktis, telaahan mengenai persepsi juga
perempuan dalam ranah publik yang tidak penting dilakukan dalam rangka
otonom sebagaimana dipaparkan di atas. mengidentifikasi dan memetakan
Berkaca dari Pemilu 2009 yang bagaimana gambaran partisipasi perempuan
belum lama berlalu diperoleh informasi sebagaimana dipaparkan di muka.
bahwa kendati partisipasi politik mereka Persepsi, - sebagaimana dijelaskan
dalam Pemilu terbilang tinggi, namun di muka - akan berpengaruh terhadap cara
keikutsertaan perempuan dalam pemilu ini seseorang berperilaku dan bersikap
diakui karena mengikuti pilihan keluarga terhadap suatu masalah atau isu. Demikian
(suami), hanya beberapa saja yang dilandasi halnya persepsi perempuan terhadap
motivasi kesengajaan secara sadar untuk partisipasi kaumnya dalam ranah publik,
terlibat dalam Pemilu karena menganggap serta persepsi terhadap peran-peran
tos wayahna, menjadi kebiasaan gendernya dalam masyarakat, akan
masyarakat yang seolah harus diikuti dan mempengaruhi pula bagaimana mereka
dimaknai sebagai hal yang menentukan melakukan aktivitas keseharian mereka. Hal
dalam kehidupannya sebagai warga negara ini dapat dipahami karena persepsi muncul
serta sebagai peluang bagi adanya dari seperangkat nilai yang terkristalisasi
perubahan bagi perbaikan nasib diri dan dalam diri seseorang melalui berbagai
masyarakatnya. proses interaksi sosial sebagai wahana
Demikian pula dalam konteks transmisi (pendidikan) nilai yang
pilihan politik perempuan yang umumnya berlangsung di lingkungan masyarakatnya.
tidak muncul secara otonom karena Umumnya perempuan memiliki
kesadaran kritisnya terhadap pilihan-pilihan pandangan yang sama bahwa persepsi
yang ada, melainkan dipengaruhi oleh cara perempuan terhadap segala kegiatan atau
pandang dan pilihan suami mereka masing- urusan dalam ranah publik bukan
masing. Namun demikian seluruh informan merupakan kewajiban maupun tanggung
setuju dan mengakui bahwa fenomena ini jawabnya, seperti: masalah pemerintahan,
mulai agak berubah pada pelaksanaan pembangunan, politik, dan lain-lain. Dalam
Pemilihan Presiden tahun lalu, yang konteks masalah politik misalnya, politik
menurut mereka mengindikasikan adanya umumnya dipersepsikan oleh kaum
perlawanan perempuan terhadap pilihan perempuan sebagai dunia yang kotor, penuh
suami mereka, kendati itu dilakukan secara konspirasi dan intrik, keras, dan penuh tipu
tertutup. Kecenderungan ibu-ibu dan kaum daya. Mengingat persepsi ini secara umum
perempuan umumnya memilih calon yang juga dipahami oleh kaum perempuan pada
populer dan memiliki penampilan fisik umumnya maka ia menjadi semacam
paling menarik, merupakan fakta mulai referensi sosial yang membentuk mind-set
bekerjanya pilihan otonom kaum kaum perempuan untuk kemudian menjauhi
perempuan, kendati itu masih sangat jauh di hal-hal tersebut. Akibatnya memang
bawah nilai pilihan kritis yang ideal. menyedihkan, jumlah perempuan yang
terlibat dalam proses-proses politik yang
2. Persepsi tentang Partisipasi masih dalam hitungan jari, baik di tingkat
Politik dan Pembangunan yang terendah seperti rapat-rapat RT/RW
Persepsi memainkan peranan yang dan desa, hingga tingkat yang lebih tinggi
sangat penting dalam menentukan kualitas seperti pengurus partai politik di tingkat
partisipasi politik seseorang. Persepsi yang anak cabang, cabang, daerah/wilayah,
30 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 24 - 35
E. DAFTAR PUSTAKA
Alfian. 1990. Masalah Dan Prospek
Pembangunan Politik Indonesia,
Jakarta: Gramedia
Bappeda Provinsi Banten, 2010, laporan
tahun 2010.
CETRO (Centre For Electoral Reform).
INTEGRASI CSR DAN PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
DALAM KERANGKA MEWUJUDKAN MODEL BARU PELAKSANAAN CSR
Oleh
M. Lukman Hakim
Ketua Laboratorium Pemerintah dan Perencanaan Daerah (eLppeda)
dan Dosen IPM Universitas Brawijaya Malang
ABSTRACT
Implementation of the concept of corporate social responsibility (CSR) is mainly not
coincided with the local government policy.The local government development planner
(Bappeda) designs its policy according to national plan and budget from the central
government, whereas the companys CSR team is doing business as usual regardless
whether its programs design match with the government plan or not. Consequently, many of
CSR projects do not reach satisfactory outcome as it clashed with governments projects. A
number of programs such as poverty alleviation, greening, and strengthening local economies
that the company does are often collide with those from government. If there is a match, it
leads to a double budgeting of same target place or a double counting in a program budget.
This situation adds to the long list of classic local planning issues which is overlapping
programs among government agencies. Hence, the implementation of CSR and the design of
regional planning that are intended to further advance the regional development has often
resulted in disappointment. An obvious example of this argument is in the case of PT
Kalimantan Prima Coal (KPC) which operates in Kabupaten of Kutai Timur. Despite the fact
that the district has a regional budget of Rp. 2.4 trillion, which is 86% of it obtained from the
mine and mostly came from the royalty ofKPC, but the development process of the region is
considered relatively slow. Many consider local government has failed in carrying out the
development goal, whereas KPC is considered only want to make profits and ignoring the
well-being of surrounding community.This paper argues that in order to find solution of this
impasse formulation and a new conception is needed to integrate the company's CSR program
with the development plan set out by the local government. By doing so, a new model of CSR
is expected to be successfully implemented.
Keywords: CSR, Local Development Plan, KPC
A. LATAR BELAKANG Namun demikin tidak sedikit kalangan yang
menganggap CSR sebagai beban, kalaupun
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
atau yang lazim disebut (CSR) kini semakin menjalankan hanya sekedar gugur
kewajiban. Dengan membagikan sembako
diterima kalangan pengusaha, sebagai suatu
atau melakukan sunatan massal setahun
kewajiban yang harus
sekali, perusahaansudah merasa
dijalankan,beriringan dengan langkah-
menjalankan CSR. Sejumlah perusahaan
langkah mencapai profit. Para pengusaha
menyadari bahwa perusahaan tidaklah juga menjalankan CSR berdasarkan copy-
paste design atau sekadar menghabiskan
sekedar entitas ekonomi semata, tetapi juga
anggaran. Karena aspirasi dan kebutuhan
institusi sosial1 , yang berada dalam suatu
masyarakat kurang diperhatikan, beberapa
lingkungan sosial, dan membawa serta
program CSR di satu wilayah menjadi
tanggungjawab sosial yang tinggi. Dalam
seragam dan seringkali tumpang tindih.
pandangan ini, perusahaan secara moral
Alih-alih memberdayakan
mempunyai tanggungjawab terhadap semua
masyarakat, CSR malah berubah menjadi
pihak dan profitabilitas hanyalah sarana
Candu (menimbulkan ketergantungan pada
untuk melakukan tanggungjawab tersebut 2.
masyarakat), Sandera (menjadi alat
36
M. Lukman Hakim, Integrasi CSR dan Program Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Kerangka Mewujudkan Model Baru
Pelaksanaan CSR 37
Data di atas menunjukkan tingginya seperti Kaltim Prima Coal (KPC) yang
ketergantungan Kabupaten Kutai Timur penandatanganan PKP2B kali pertama
pada hasil tambang, Kondisi ini dengan dilakukan pada 2 April 1982.
sendirinya memengaruhi perekonomian KPC mulai beroperasi penuh tahun
Kabupaten Kutai Timur. Sektor 1992 dan masa konsesinya akan berakhir
pertambangan dan penggalian terutama pada tahun 2021. Awalnya KPC dimiliki
batubara menjadi pendukung utama oleh Beyound Petroleum (BP) dan Rio
perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Tinto dengan pembagian saham masing-
Dominasi subsektor ini ditandai dengan masing 50%. Berdasarkan akta No.9
masih tingginya peranan pertambangan tanggal 6 Agustus 2003 dan bukti pelaporan
batubara tahun 2006-2011 antara 80,27% dari menteri kehakiman tanggal 11 Agustus
sampai 81,58%, dan diperkirakan pada 2003, saham KPC yang dimiliki BP dan Rio
tahun 2012 konstribusinya sebesar 81,53% Tinto telah di akuisisi kepada Kalimantan
dari total PDRB Kabupaten Kutai Timur Coal Ltd dan Sangatta Holding Ltd.
dengan Migas. Tanggal 18 Oktober 2005, Bumi Resources
Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur telah mengakuisisi saham Kalimantan.
atas dasar harga berlaku dengan migas pada Coal Ltd dan Sangatta Holding.
tahun 2006-2010 secara otomatiscenderung Data profil KPC hingga Desember 2006
meningkat, berbanding lurus dengan PDRB menyebutkan bahwa kepemilikan saham
tanpa migas dan batu bara yang juga KPC adalah 95% milik Bumi Resources14.
mengalamipeningkatan. dan 5% milik Perusda PT. Kutai Timur
Sementara itu, sektor yang Energi15 .
kontribusinya cukup besar setelah sektor Berdasarakan perjanjian karya yang
Pertambangan dan Penggalian adalah sektor ditandatangani, KPC memiliki wilayah
Pertanian13 . Seiring dengan masih konsesi 90.938 ha. Pada tahun 2006 KPC
dominannya peran sektor Pertambangan mengoperasikan tambang batu bara terbuka
dan Penggalian dalam beberapa tahun di 8 pit di Sengata dan 1 pit di Bengalon. 5
terakhir, peranan sektor ini relatif stabil pit dioperasikan KPC dan 4 pit lainnya oleh
antara 4,29% - 5,04%, sedangkan kontraktor yaitu Thiess, Pama dan Dharma
sumbangan sektor-sektor lainnya masih Henwa.
dibawah 4%. Dari kegiatan penambangan
Gambar 2 tersebut, 352,3 Mbcm batuan penutup
Rata-rata Distribusi PDRB Atas Dasar dipindahkan untuk memperoleh 38,2 juta
Harga Berlaku Dengan Migas Dan Batu ton batu bara. 96,43% Batu bara hasil
bara Menurut Lapangan Usaha Tahun produksi KPC dijual untuk keperluan pasar
2006-2010 interbasional sementara hanya 3,53% yang
dijual di dalam negeri. Pada tahun
2013KPC meningkatkan produksinya dari
40 juta ton (2011) menjadi 70 juta ton.
namun tetap harus bertanggung jawab ke Karena itu sejak tahun 2007 muncul
CEO atau ke dewan direksi. kesadaran pemerintah yang ditandai dengan
Seperti halnya KPC, sebagian besar penegasan pemwajiban CSR bagi
perusahaan di Indonesia menjalankan CSR perusahaan sebagaimana tertuang di dalam
melalui kerjasama dengan mitra lain, seperti Pasal 74 ayat 1 Undang-undang 40 Tahun
LSM, perguruan tinggi atau lembaga 2007 tentang Perseroan Terbatas.
konsultan. Beberapa perusahaan ada pula Kelemahan UU ini adalah tidak
yang bergabung dalam sebuah konsorsium menyebutkansecara rinci berapa besaran
untuk secara bersama-sama menjalankan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
CSR. Beberapa perusahaan bahkan ada untuk CSR serta sanksi bagi yang
yang menjalankan kegiatan serupa CSR, melanggar18.
meskipun tim dan programnya tidak secara Baru pada tanggal 4 April 2012
jelas berbendera CSR. pemerintah menetapkan Peraturan
Pada awal perkembangannya, Pemerintah No 47 Tahun 2012 tentang
bentuk CSR yang paling umum adalah Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan
pemberian bantuan terhadap organisasi- Perseroan Terbatas. Sebagaimana tertuang
organisasi lokal dan masyarakat miskin di dalam filosofi perundangannya, PP ini
negara-negara berkembang. Pendekatan dimaksudkan untuk melaksanakan
CSR yang berdasarkan motivasi karitatif ketentuan Pasal 74 UU No 40 Tahun 2007
dan kemanusiaan ini pada umumnya tentang Perseroan Terbatas.
dilakukan secara ad-hoc, parsial, dan tidak Penamaan PP ini juga telah
melembaga. CSR pada tataran ini hanya mengakomodir perdebatan yang selama ini
sekadar do good dan to look good, berbuat berkembang, dimana CSR dianggap belum
baik agar terlihat baik. Perusahaan yang mengkover tanggung jawab lingkungan.
melakukannya termasuk dalam kategori Dengan adanya PP ini, dan sanksi serta
perusahaan impresif, yang lebih aturan pelaksanaanya yang lebih jelas, masa
mementingkan tebar pesona (promosi) depan pelaksanaan CSR di Indonesia
ketimbang tebar karya (pemberdayaan)17 menjadi lebih pasti.
Dewasa ini semakin banyak Namun demikian, persoalan dan
perusahaan yang kurang menyukai perdebatan yang menyelimuti CSR tidak
pendekatan karitatif semacam itu, karena kunjung usai. Di tingkat global misalnya,
tidak mampu meningkatkan keberdayaan pro dan kontra CSR serta kontradiksi-
atau kapasitas masyarakat lokal. kontradiksi penerapan CSR menimbulkan
Pendekatan communitydevelopment perdebatan panjang.Tragedy lingkungan
kemudian semakin banyak diterapkan yang ditimbulkan perusahaan ekstraktif
karena lebih mendekati konsep yangeksploitatif (macam KPC) dinilai tidak
empowerment dan sustainable sebanding dengan CSR yang diberikan.
development. Prinsip-prinsip good Untuk mengurai persoalan di atas
corporate governance, seperti fairness, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh
transparency, accountability, dan dalam menampilkan atau melaksanakan
responsibility kemudian menjadi pijakan CSR. Caranya adalah dengan
untuk mengukur keberhasilan program mengintegrasikan program CSR perusahaan
CSR. dengan perencanaan pembangunan yang
Sekalipun saat makalah ini ditulis dirumuskan pemerintah.
kegiatan CSR yang dilakukan sudah mulai Integrasi ini menjadi penting sebab
beragam, disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan pembangunan merupakan; a)
masyarakat setempat berdasarkan needs usaha pemerintah secara terencana dan
assessment, tapi masih dalam kerangka sistemik untuk mengendalikan dan
berjalan sendiri tanpa integrasi perencanaan mengatur proses pembangunan, b)
dengan proses pembangunan pemerintah mencakup periode jangka panjang,
setempat. menengah, dan tahunan, c) menyangkut
partisipasi termanfaatkan secara penuh (full employment), setiap pelaku pembangunan mempunyai kemampuan yang sama
(equal production) dan masing-masing pelaku bertindak secara efisien. Lih; Michel Todaro. 1971. Development Planing:
Models and Methods. Nairobi: Oxford University Press, p: 117
8
Eriyanto, 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, LkiS, Yogyakarta, hal. 7
9
Wodak, R. (2001). What CDA is about a summary of its history, important concepts, and its development. In Methods of
CDA. (ed.) by R. Wodak and M. Meyers. London: Sage Publication, 1-13.
42 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 36 - 45
Peraturan lain yang menyentuh CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b)
menyatakan bahwa Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Meskipun UU
ini telah mengatur sanksi-sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha perseorangan yang mengabaikan CSR
(Pasal 34), UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi perusahaan
nasional.
Peraturan tentang CSR juga diatur dalam UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh
oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara pelaksanaan
CSR. Saying, UU inipun masih menyisahkan masalah. Selain hanya mengatur BUMN, program kemitraan perlu dikritisi
sebelum disebut sebagai kegiatan CSR.
19
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
20
Rangsang-rangsangan tersebut menurut Arthur harus diberikan dalam bentuk insentif-insentif ekonomi baik secara mikro
maupun makro yang dapat mendorong penggunaan sumber daya secara lebih produktif sehingga proses pembangunan akan
lebih meningkat. Lewis Arthur, 1965. Development Planing, New York, Harper Row, p: 321
21
M.L. Jhingan. 1990. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (terjemahan) Rajawali Press, Jakarta, hal: 271
22
Macartan Humphreys, Jeffrey D. Sachs, dan Joseph E. Stiglitz, 2007. ESCAPING THE RESOURCE CURSE, Columbia
University Press
23
Karl, Terry Lynn, 2004. Oil Led Development: Social Economic and Political Consequences, Encyclopedia of Energy vol
IV New York: Elsevier
QUICK COUNT (Metode Hitung Cepat)
DALAM PERSPEKTIF PEMILUKADA
Oleh :
Robi Cahyadi Kurniawan
Staf Pengajar FISIP Universitas Lampung
ABSTRAK
Metode quick count (hitung cepat) mulai merebak ditanah air semenjak
diberlakukannya pemilihan umum langsung, baik nasional maupun pemilihan kepala daerah
langsung (pilkada). Metode ini dengan cepat menjadi sebuah alternatif baru yang diidolakan
para pemangku kepentingan atau pihak-pihak yang terkait dengan perebutan kekuasaan
(pemilu) baik dalam skala nasional dan dalam konteks lokal. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Januari 2012. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif analisis dengan studi
pustaka dan observasi pilkada Kabupaten di Lampung sepanjang tahun 2011.. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode hitung cepat semakin dipercya sebagai sebuah analisis dalam
keputusan politik, dalam hal ini memprediksi hasil sebuah pilkada/pemilukada dengan tingkat
akurasi yang mendekati perhitungan resmi yang dikeluarkan oleh penyelenggara pemilukada
(KPUD Kabupaten).
Kata Kunci : Hitung cepat, Pemilukada, Lampung
Key Words : Quick Count, regional election, Lampung
46
Robi Cahyadi Kurniawan, Quick Count (Metode Hitung Cepat) dalam Perspektif Pemilukada 47
vote tabulation) yaitu pencatatan atau KPU. Lebih jauh quick count mampu
penabulasian secara paralel hasil mendeteksi dan melaporkan penyimpangan,
penghitungan suara pemilu. Indonesia juga atau mengungkapkan kecurangan. Banyak
menggunakan metode ini era tahun 1990- contoh membuktikan Quick Count dapat
an. Metode quick count sebenarnya sudah membangun kepercayaan atas kinerja
dilaksanakan sejak pemilu 1997 dan pemilu penyelenggara pemilu dan memberikan
1999 oleh LP3ES. LP3ES sayangnya, tidak legitimasi terhadap proses pemilu.
terlalu mempublikasikan secara besar- Selanjutnya agar kita bisa memahami quick
besaran hasilnya. Seiring berjalannya count, kita pun harus mengerti metodologi
waktu, teknik yang digunakan dalam quick dan cara penarikan sampel yang dipilih
count semakin berkembang. penyelenggara karena kekuatan data quick
Prinsip dasar statistika mempermudah count sebenarnya bergantung pada
metode ini, penyelenggara quick count tidak bagaimana sampel itu ditarik. Sebab,
perlu menempatkan orang di setiap TPS. sampel tersebut yang akan menentukan
LP3ES menyebutkan quick count atau mana suara pemilih yang akan dipakai
penghitungan suara cepat adalah proses sebagai basis estimasi hasil pemilu. Sampel
pencatatan hasil perolehan suara di ribuan yang ditarik secara benar akan memberikan
TPS yang dipilih secara acak. Quick count landasan kuat untuk mewakili karakteristik
adalah prediksi hasil pemilu berdasarkan populasi.
fakta bukan berdasarkan opini. Karena itu Seberapa akuratkah hasil quick count
ia tidak sama dengan jajak pendapat bila dibandingkan dengan hasil resmi
terhadap pemilih yang baru saja mencoblos pemilu atau pilkada? Estimasi quick count
atau yang biasa disebut exit poll. akan akurat apabila mengacu pada
Untuk kepentingan quick count ribuan metodologi statistik dan penarikan sampel
relawan diturunkan untuk mengamati yang ketat serta diimplementasikan secara
pemilu secara langsung demi memperoleh konsisten di lapangan. Kekuatan Quick
informasi yang diperlukan. Mereka Count juga sangat tergantung pada
mencatat ke dalam formulir yang telah identifikasi terhadap berbagai faktor yang
disediakan mengenai informasi proses berdampak pada distribusi suara dalam
pencoblosan dan penghitungan suara di TPS populasi suara pemilih. Apabila Pemilu
yang diamati, termasuk perolehan suara berjalan lancar tanpa kecurangan, akurasi
masing-masing kandidat. Setelah selesai quick count dapat disandarkan pada
mereka akan menyampaikan temuan- perbandingannya dengan hasil resmi KPU.
temuannya ke pusat data (data center). Tetapi apabila Pemilu berjalan penuh
Mengapa kita bisa mempercayai hasil kecurangan, maka hasil quick count dapat
quick count? Pertanyaan ini seringkali dikatakan kredibel meskipun hasilnya
diajukan ketika banyak pihak yang berbeda dengan hasil resmi KPU. Oleh
meragukan akurasi data. Jawabannya karena itu Quick Count biasanya diiringi
karena quick count tidak mendasarkan diri dengan kegiatan lain yaitu pemantauan
pada opini siapapun, melainkan berbasis yang juga menggunakan metode penarikan
pada fakta lapangan, yaitu perolehan suara sampel secara acak 2 .
di TPS. Organisasi yang melakukan Quick
Count mengumpulkan data dari tiap TPS, B. ATURAN /REGULASI QUICK
dan berusaha melakukan penghitungan COUNT
cepat dari daerah pantauan yang dipilih
secara acak. Para pemantau berada di TPS, Menjamurnya lembaga-lembaga
dan melaporkan secara langsung proses survey telah membuata pemerintah perlu
pemungutan dan penghitungan surat suara. melakukan regulasi untuk mengaturnya.
Quick count dapat memperkirakan Latar belakang yang menyebabkan
perolehan suara Pemilu secara cepat perlunya hal ini diatur, karena pemerintah
sehingga dapat memverifikasi hasil resmi menganggap hasil-hasil lembaga survey
1
Syaiful Mujani, Direktur LSI, Sumatra Ekspres 2008
2
Iqbal Fadil, Memahami Metode Quick Count, 2007 (www.detiknews.com)
48 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 46 - 54
Akan tetapi agaknya kita jangan dari kajian demokrasi ala barat dengan adat
terlena dengan hasil polling atau budaya lokal ala Indonesia. Demokrasi
perhitungan cepat yang memiliki tingkat secara garis besar berbicara mengenai
akurasi yang tinggi, karena terkadang juga kebebasan yang berbasiskan dari faham
mengalami kegagalan. Kasus pilkada Jawa liberal individual. Konteks individualisme
Barat yang lalu misalnya, berbagai lembaga dengan menjunjung tinggi hak pribadi
survey memprediksikan pasangan Agum individu seorang manusia sangat dihormati.
Gumelar dan Numan Abdul Hakim akan Sejarah demokrasi yang dikembangkan
memenangkan pilkada Jawa Barat. oleh Yunani Kuno (-6 sd 3 SM) keputusan
Ternyata, yang keluar sebagai pemenang politik dijalankan langsung oleh seluruh
adalah pasangan Ahmad Heryawan dan warga negara berdasarkan suara mayoritas.
Dede Yusuf dengan perolehan suara Tetapi, ketentuan demokrasi berlaku untuk
mencapai 40 %. warga negara asli, tidak berlaku untuk
Ibarat pepatah tidak ada gading yang budak dan pendatang. Terdapat unsur kasta
tak retak, maka kemungkinan akan adanya dan strata kelas dalam hal ini.
salah perhitungan atau kegagalan dalam Demokrasi masa Romawi berubah
memprediksi hasil pasti selalu ada. menjadi sistem feodal (hubungan tuan tanah
Hendaknya perhitungan cepat atau polling dan budak), pemusatan kekuasaan spiritual
hanya sebatas informasi ataupun data yang ditangan Paus, dan perebutan kekuasaan di
disampaikan kepada publik untuk diketahui kalangan bangsawan (kelas menengah).
saja, sedangkan hasil akhir menjadi Piagam Magna Charta (1215 M) di Inggris
kewenangan dari penyelenggara antara Raja John dengan kaum bangsawan
pemilu/pilkada. Hubungan quick count menjadi cikal demokrasi modern. Raja John
dengan pilkada ada pada ranah hasil dari memberikan, mengakui, dan menjamin hak
pilkada itu sendiri. Quick Count menjaga atau privilages kaum bangsawan atas tanah
agar hasil dari pilkada tetap pada koridor dengan imbalan tertentu (penyerahan dana
keadilan dan kejujuran. Meminimalisir untuk mendukung perang). Magna Charta
resiko kecurangan, serta memfasilitasi menjadi tonggak terkikisnya kekuasaan
keinginan publik untuk mendapatkan Raja oleh kaum bangsawan.
informasi pembanding sebagai barometer Gerakan renaisance (abad 14) dan
informasi resmi penyelenggara pilkada. gerakan reformasi (abad 16) di Eropa , serta
Kejujuran dan keadilan dari sebuah gerakan rasionalisme (abad 18) kembali
pilkada yang demokratis akan membatasi kekuasaan raja serta agama.
meningkatkan kualitas demokrasi daerah Agama dalam hal ini gereja yang
setempat. Peningkatan kualitas demokrasi berkolaborasi dengan raja agar tidak lagi
diharapkan akan berkorelasi dengan mengatur kehidupan sosial politik
peningkatan kualitas pemimpin yang masyarakat kala itu. Hak individu semakin
dihasilkan serta kemajuan sebuah daerah. kuat dan tercermin dalam kajian demokrasi
Tesis ini, tetap perlu dilakukan penelitian dikemudian hari.
lebih lanjut, karena fakta dilapangan, Pemikiran-pemikiran demokrasi yang
menunjukkan bahwa pilkada yang banyak dipakai saat ini, contohnya dalam
demokratis sekalipun tidak menjamin kajian Locke, Montesqiu, Schumpeter, Di
kemajuan sebuah daerah atau kemakmuran Palma, Dahl, Diamond sampai dengan Held
publik setempat. sangat bagus dalam tataran konsep. Konsep
ini jika dipakai dalam lokal Indonesia
D. PILKADA, UPAYA MEMBANGUN menjadi bermetamorfosa atau malah
DEMOKRASI LOKAL ? berbenturan dengan nilai lokal dan budaya
Memperbincangkan demokrasi dalam masyarakat kita.
konteks lokal ,menjadi kajian menarik saat Reformasi telah membuka bebas ruang
ini. Hal ini berkenaan dengan terjadinya demokrasi ala barat di tanah Indonesia.
benturan-benturan yang bersifat substansial Konteks demokrasi dengan cara pemilihan
Robi Cahyadi Kurniawan, Quick Count (Metode Hitung Cepat) dalam Perspektif Pemilukada 51
KPU; (b) Memprediksi hasil penghitungan Cowan, 2002. The Quick Count
suara; (c) Meningkatkan kepercayaan and Election Observation:
terhadap proses pemilu dan hasil akhir Handbook for Civic Organizations
melalui laporkan kualitas proses pemilu and Political Parties
dengan data kualitatif yang diperoleh; (d) PenerbitNational Democratic
Mendorong partisipasi masyarakat untuk Institute for International Affairs,
peduli dan menjadi relawan pemantauan. Held, David ; 2007, Models of
Relasi quick count dengan pilkada Democracy, Akbar Tandjung
hanya sebatas pada hasil akhir Institute, Jakarta
penghitungan suara, tingkat kejujuran Hirst, Paul; 1990. Representative
penyelenggara serta partisipasi publik untuk Democracy and Its Limits, Polity
tutut aktif memantau penghitungan suara. Press, Cambridge.
Perspektif lebih jauh, yaitu jika J.A, Denny; 2006, Election Watch :
mengkaitkankaitkan quick count, hasil Merentas Jalan Demokrasi,
pilkada, aktor yang terpilih dengan Penerbit Pustaka Sinar Harapan
demokrasi lokal perlu diteliti lebih lanjut. Kaloh, Johan; 2007. Mencari Bentuk
Peran quick count hanya sepanjang hasil Otonomi Daerah, Suatu Solusi
pilkada. Pilkada yang dihasilkan belum dalam Menjawab Kebutuhan Lokal
tentu menjamin diperolehnya pemimpin dan Tantangan Global , Penerbit
yang berkualitas. Kelemahan pemilihan Rineka Cipta
langsung kita, hanya memilih pemimpin Lijphart, Arend: 1999, Patterns of
yang dihasilkan dari angka dan hitung- Democracy, Yale University Press
hitungan saja. Dalam realitanya, pilkada and New Haven and London.
yang jujur dan adil dengan peran quick Luwarso, Lukas ; 2005, Pers dan
count didalamnya, tidak serta merta Pilkada, Penerbit : Kerjasama
menjamin kesejahteraan publik . Artinya Dewan Pers dengan Friedrich Ebert
seorang pemimpin yang dihasilkan dalam Stiftung
pilkada belum tentu berpihak pada publik. Surbakti, A. Ramlan; 1983, Pengantar
Akhir kata, metode-metode Ilmu Politik I, Bagian Penerbitan
statistika yang digunakan, baik quick count, dan Penggandaan FISIP UNAIR,
exit polling atau survey hendaknya dapat Surabaya
berkorelasi dengan aspirasi publik dalam Syaefudin Asep, 1997, Statistika Dasar,
meningkatkan kesejahteraan dan daya tawar Penerbit Grasindo
publik terhadap kekuasaan. Peranan
metode-metode statistik diatas dapat G. UNDANG-UNDANG DAN
merangkum keinginan masyarakat, untuk PERATURAN
setidaknya dipublikasikan dan menjadi
bahan evaluasi bersama bagi pemerintah, UU No 10 tahun 2008 tentang
stake holder, publik, pasar serta lembaga- Pemilihan Umum Anggota Dewan
lembaga yang berkepentingan didalamnya. Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
F. DAFTAR PUSTAKA UU No.16 Tahun 1997 tentang
Almond, Gabriel and Powell, John ; Statistik
1965, Comparative Politics: A Peraturan KPU No. 40 tahun 2008
Developmental Approach, Little tentang Partisipasi Masyarakat
Brown and Company, Boston. dalam Pemilihan Umum Anggota
Dahl, Robert A. 1971. Polyarchy: Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Participation and Opposition, Yale Perwakilan Daerah, Dewan
University Press, Chelsea Perwakilan Rakyat Daerah
Estok, Mellisa, and Neil Nevitte, Glenn Provinsi, Kabupaten/Kota serta
54 Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agustus 2013, halaman 46 - 54