c. Faktor filosofis
- Ukuran untuk menentukan bahwa sesuatu itu bersifat adil, karena hukum dimaksudkan antara
lain untuk menciptakan keadilan, maka hal-hal yang secara filosofis dianggap adil dijadikan
sebagai sumber hukum materiil bagi HAN.
- Faktor-faktor yang mendorong seseorang mau tunduk pada hukum. Hukum itu diciptakan
agar ditaati, oleh sebab itu semua faktor yang dapat mendorong seseorang taat pada hukum
harus diperhatikan dalam pembuatan aturan HAN.
d. Faktor ekonomis
- Faktor ekonomi terdapat dalam kehidupan masyarakat yang tersusun dalam struktur ekonomi
masyarakat akan mempengaruhi aturan-aturan hukum.
Contoh : aturan tentang BBM subsidi hanya untuk sepeda motor dan kendaraan umum.
- Faktor ekonomi itu merupakan dasar yang riil yang sangat berpengaruh sehingga dapat
dijadikan sebagai sumber hukum materiil bagi HAN.
e. Faktor agama
Sumber hukum dari faktor agama adalah kitab suci dan perjalanan hidup nabi serta para
sahabat dan pendapat pemimpin agama yang dianutnya.
UU
Dalam hal yang dimaksud dengan UU sebagai sumber hukum formil mecakup semua produk
hukum dalam segala bentuk dan cara pembuatannya yang mengikat semua penduduk secara
langsung.
Dalam pasal 7 UU no. 10 tahun 2004 tentang pembentukan pemerintahan peraturan
perundang-undangan, jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan adalah sebagai
berikut :
1. UUD 1945
2. UU/PERPU
3. PP
4. Peraturan Presiden, Peraturan Menteri
5. Perda (propinsi/kota/kabupaten)
Konvensi
Konvensi sebagai sumber hukum adalah berupa praktek pejabat pemerintahan. Konvensi tidak
tertulis, tetapi penting, mengingat HAN selalu bergerak dan berkembang dan dituntut
perubahannya oleh situasi pada saat itu. (contoh : asas-asas umum pemerintahan yang baik)
Tuntutan situasi yang sering terjadi secara mendadak dan cepat serta dulit diimbangi dengan
lahirnya hukum tertulis maka konvensi itu dipakai sebagai sumber hukum.
Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan hakim administrasi negara (PTUN) yang telah lalu yang
memutuskan perkara administrasi negara dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Yurisprudensi lahir berkaitan dengan prinsip hukum bahwa hakim tidak boleh menolak untuk
mengadili perkara yang diajukan kepadanya.
Kewenangan bagi hakim untuk mencari sendiri aturan hukum untuk memutus, yang disebabkan
belum adanya aturan hukum yang berkaitan dengan pokok sengketa, sehingga hakim
menggali hukum berdasarkan keyakinannya sendiri sesuai dengan nilai-nilai hukum yang ada
dalam masyarakat.
Doktrin
Doktrin merupakan pendapat para ahli hukum. Pendapat ahli hukum dapat melahirkan teori-teori
dalam lapangan hukum administrasi yang kemudian dapat dijadikan dasar timbulnya kaidah-
kaidah hukum dalam HAN.
Doktrin baru dapat menjadi sumber hukum formil bila doktrin diterima oleh masyarakat tanpa
melalui proses perundangan biasanya melalui yurisprudensi.
Sebaliknya, doktrin tidak lagi menjadi sumber hukum formil, bila doktrin yang dimaksud pada
suatu saat tidak dianggap lagi sesuai dengan perkembangan masyarakat maka doktrin tidak
berlaku lagi sebagai sumber hukum formil tanpa dilakukan pencabutannya secara resmi