Anda di halaman 1dari 9

Hukum

Pemerintahan
Daerah bagian 2
Pengujian Peraturan Daerah

Mutiara Khansahanandita Widiawan 1302019053


Delfiana Salsabila Komara 1302019021
MENGAPA PERDA DIUJI?
Dalam hal ini setiap Peraturan Daerah (Perda), baik Perda Provinsi
maupun
Perda Kabupaten/ Kota tidak boleh bertentangan dengan :
• Nilai-nilai Pancasila,
• UUD NRI Tahun 1945,
• Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
• dan kepentingan umum,
• serta asas dan materi muatan pembentukan Perda yang bersifat
diskriminatif, melanggar HAM, dan menimbulkan konflik di masyarakat.
DI MANA PERDA DI UJI?
Menurut Pasal 9 UU Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
Pasal 9
(1) Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengujiannya dilakukan
oleh Mahkamah Konstitusi.

(2) Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-


Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan
oleh Mahkamah Agung.
APA SAJA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG LEBIH TINGGI DARI PERDA?

Menurut Pasal 7 UU Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan
Pasal 7
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
TABEL DASAR PENGUJIAN PERDA
DASAR PERUNDANG-UNDANGAN Dasar Pengujian Perda
1. Kepentingan umum,
UU No. 5 Tahun 1974 2. Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi,
3. Peraturan daerah tingkat atasnya

1. Kepentingan umum atau,


UU No. 22 Tahun 1999 2. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;
3. Peraturan perundang-undangan lainnya

1. Kepentingan umum dan/atau,


UU No. 32 Tahun 2004
2. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
1. Undang-undang ini,
UU No. 28 Tahun 2009 2. Kepentingan umum dan/atau,
3. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

1. Kepentingan umum,
UU No. 11 Tahun 2006 2. Antar qanun
(Qanun di Aceh) 3. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

1. Kepentingan umum,
UU No. 13 Tahun 2012 2. Kesusilaan
(Khusus untuk Perdais di DIY) 3. Nilai dan budaya masyarakat DIY
4. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
DASAR PERUNDANG-UNDANGAN DASAR PENGUJIAN PERDA
1. Urgensi,
2. Kepentingan nasional,
UU No. 6 Tahun 2014 3. Kepentingan daerah,
4. Kepentingan masyarakat desa, dan/atau
5. Peraturan perundang-undangan
1. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
UU No. 23 Tahun 2014 2. Kepentingan umum, dan/atau
3. Kesusilaan
1. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
Perpres No. 87 Tahun 2014
2. Kepentingan umum
Pemendagri No. 53/2007
1. Kepentingan umum dan/atau,
Pemendagri No. 53/2011
2. Peraturan yang lebih tinggi.
Pemendagri No. 1/2014
Pengertian dasar pengujian “bertentangan dengan kepentingan umum” semula diatur dalam
penjelasan pasal 136 ayat (4) UU No. 32 Tahun 2004, disebutkan yang dimaksud “bertentangan
dengan kepentingan umum” dalam ketentuan ini adalah “kebijakan yang berakibat terganggunya
kerukunan antar warga masyarakat, terganggunya pelayanan umum, dan terganggunya
ketentraman/ketertiban umum serta kebijakan yang bersifat deskriminatif.”

Pasca pergantian UU No. 32 Tahun 2004, peraturan dan pemaknaan tersebut diatur dalam Pasal 250
ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014, di mana disebutkan bahwa “bertentangan dengan kepentingan
umum” bermakna:
• Terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat;
• Terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
• Terganggunya ketentraman dan ketertiban umum
• Terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan/atau
• Diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar golongan, dan gender.
Minimnya ketaatan daerah untuk menyampaikan klarifikasi adalah karena tiadanya
sanksi dan rendahnya ketegasan pemerintah pusat atas hasil pemantauan atau
monitoring. Dampaknya, informasi bagi pemerintah pusat terkait jumlah dan jenis
perda yang telah ditetapkan oleh kepala daerah setiap tahun menjadi minim sekali.

Untuk mengawasi ada tidaknya ketaatan kepala daerah dalam melakukan register,
Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat secara berkala menyampaikan laporan
Perda Kabupaten/ Kota yang telah mendapatkan nomor register kepada Mendagri.
Dalam UU No.23 Tahun 2014 dikenal tiga dasar pengujian yaitu: ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi; kepentingan umum; dan/atau kesusilaan.
Dalam Pasal 25 Ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 ada perluasan
pemaknaan dasar pengujian “kepentingan umum” yang meliputi:
• terganggunya kerukunan antar warga masyarakat;
• terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
• terganggunya ketentraman dan ketertiban umum;
• terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan
• kesejahteraan masyarakat; dan/atau
• diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan,
• ras, antar-golongan, dan gender.

Anda mungkin juga menyukai