Anda di halaman 1dari 55

HUKUM TATA NEGARA

(HTN) [1-8]
Arif Hidayat
Ilmu Hukum
Universitas Negeri Semarang 1
IDENTITAS MATA KULIAH
1. NAMA MATA KULIAH : HUKUM TATA NEGARA (HTN)
2. PRODI/SEMESTER : Ilmu Hukum/II
3. KODE MATA KULIAH : 15P03193
4. DOSEN PENGAMPU : Arif Hidayat
5. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN
Mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi
hukum inconcreto dan inabstracto, serta merealisir materi HTN dalam kehidupan
bernegara sesuai kapasitas masing-masing. Dengan penguasaan HTN yang baik,
mahasiswa diharapkan mampu melatih diri untuk bertanggungjawab dalam hal
partisipasi dan kerjasama aktif menemukan solusi berbagai bentuk permasalahan
ketatanegaraan baik di tingkat lokal maupun nasional dengan prinsip-prinsip
pancasila (religiusitas, kemanusiaan, persatuan & kesatuan, musyawarah dan
keadilan sosial).
6. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
Setelah menyelesaikan mata kuliah lanjutan (keahlian) ini, mahasiswa diharapkan
mampu secara teoretis-analitis memahami hukum tata negara sebagai
paradigma kehidupan bernegara, sehingga dapat memperluas wacana bernegara,
berkaitan dengan konsep ilmu hukum tata negara & hubungannya dengan ilmu-
ilmu lainnya, sumber dan asas HTN, struktur dan pola ketatanegaraan, konstitusi
dan UUD 1945, sistem pemerintahan, otonomi daerah, demokrasi & pemilu,
kewarganegaraan dan HAM, serta dinamika ketatanegaraan termasuk hukum
darurat negara.
DAFTAR MATERI POKOK
PERT MATERI POKOK SUMBER
1 Pengantar Kuliah HTN 1. Arif Hidayat, 2010, Hukum
2 Ilmu HTN, Objek Kajian dan Hubungannya dengan Ilmu lain Tata Negara di Indonesia,
(Handout Perkuliahan)
3 Sumber & Asas HTN
2. Arif Hidayat, 2012, Ilmu
4 Konsepsi Negara Hukum & Negara Hukum Indonesia Hukum Tata Negara, Abshor,
5 Konstitusi dan Konstitusionalisme (Staatside & Model Semarang.
Penafsiran Konstitusi) di Indonesia 3. Jimmly Asshiddiqie.
6 Struktur Ketatanegaraan dan Dinamikanya di Indonesia 2006. Pengantar Ilmu Hukum
(Sistem Pemda & Hukum Darurat Negara)) Tata Negara. Konstitusi
Press, Jakarta.
7 Lembaga Negara dalam UUD 1945
4. Jimmly Asshiddiqie.
8 UTS (MID SEMESTER) 2007. Hukum Tata Negara
9 Lembaga Negara & Lembaga Independen (form of regiminis) Darurat. PT Rajagrafindo
10 Pembagian dan Pemisahan Kekuasaan serta Checks and Persada, Jakarta.
Balances (Eksekutif, Legislatif & Yudikatif) 5. Moh. Mahfud MD, 1993.
Dasar dan Struktur
11 The Rule of Law dan Peraturan Perundangan Indonesia
Ketatanegaraan Indonesia,
12 Kekuasaan Kehakiman & Sistem Peradilan di Indonesia UII Press, Yogyakarta.
13 Konstitusi & Hak Asasi Manusia 6. Ni’matul Huda. 2006. Hukum
14 Hukum Kewarganegaraan & Legal Civic Tata Negara Indonesia. PT
Rajagrafindo Persada,
15 Hukum & Demokrasi (Partai Politik, Pemilu, Pilpres, dan
Pilkada) Jakarta.
16 Persiapan UAS)
ASPEK DAN BOBOT PENILAIAN
A. Aspek Penilaian
1) Aspek Pengetahuan : Pemahaman teoritis yuridis hukum tata negara (constitutional
perspective)
2) Aspek keterampilan : Kemampuan menganalisis dan mengkritisi secara yuridis-aplikatif
tentang praktek ketatanegaraan di Indonesia beserta
dinamikanya (staatside, form of regiminis, rule of law)
3) Sikap dan perilaku : Mampu berpartisipasi secara berkualitas, menghargai pendapat
orang lain, kecermatan, ketelitian dan kehati-hatian, berani
mengemukakan pendapat dan menerima kritik, kemampuan
bekerjasama dalam kelompok, serta selalu menjadi bagian dari
solusi setiap persoalan, baik berkaitan dengan legal state
maupun legal civic
B. Bobot penilaian
1) Bobot Nilai Harian (NH) : A (1)
2) Bobot Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) : B (2)
3) Bobot Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) : C (3)
Nilai Akhir : A NH + B UTS + C UAS
A+B+C 4
MATERI 1
PENGANTAR KULIAH
HTN
PENGANTAR STUDI
Mata Kuliah Hukum Tata Negara merupakan salah satu mata kuliah
inti di Bagian HTN/HAN, dirancang untuk membekali mahasiswa
dengan berbagai teori ilmu hukum tata negara sebagai paradigma
kehidupan bernegara. Topik-topik diskusi meliputi: konsep ilmu
hukum tata negara & hubungannya dengan ilmu-ilmu lainnya
sumber & asas HTN, struktur dan pola ketatanegaraan, konstitusi,
UUD 1945, sistem pemerintahan, otonomi daerah, demokrasi,
partai politik dan pemilu, kewarganegaraan dan HAM serta
dinamika ketatanegaraan termasuk hukum darurat negara. Materi
perkuliahan dititikberatkan pada komparasi antara sistem dan
struktur ketatanegaraan Indonesia sebelum dan sesudah
perubahan UUD Negara Republik Indonesia 1945 serta kajian di
berbagai negara. Pendekatan filosofis, yuridis, dan politis
merupakan visi akademis studi tata negara untuk melihat
perkembangan dan peristiwa-peristiwa ketatanegaraan melalui
kacamata hukum.
6
MANFAAT STUDI
Perkembangan ilmu hukum tata negara saat ini menyediakan ruang yang luas
bagi kreativitas dan interpretasi baru terhadap tatanan ketatanegaraan di
Indonesia.hal ini karena perubahan mendasar dan hampir menyeluruh telah
dilakukan terhadap UUD 1945 sebagai hukum tertinggi di Indonesia.
Perubahan ketentuan-ketentuan mendasar tersebut pasti membutuhkan pula
perubahan aturan pelaksanaannya mulai dari tingkat undang-undang hingga
aturan yang paling operasional. Hukum tata negara merupakan mata kuliah
wajib (MKDK) yang harus ditempuh mahasiswa. Mempelajari hukum tata
negara akan memudahkan mahasiswa untuk memahami hukum di Indonesia
dan sistem ketatanegaraan, karena hukum tata negara dibentuk mengikuti
perkembangan jaman atau perkembangan kondisi ketatanegaraan Indonesia.
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
mengevaluasi hukum inconcreto dan inabstracto, serta mampu menganalisis
dan peka serta ikut bertanggungjawab terhadap persoalan-persoalan hukum
tata negara dalam kehidupan masyarakat di Indonesia dengan memberikan
alternatif penyelesaiannya.
ATURAN KULIAH
• Masuk Kuliah Minimal 75 % dari banyaknya
pertemuan, sebagai syarat untuk mengikuti
UAS
• Apabila dalam ujian terjadi kecurangan
(kerja sama, nyontek jika close book, dll)
diberi nilai 0 (nol).
• Komponen penilaian : UTS (30%), UAS
(30%),Tugas dan Portofolio (40%)
• Setiap peserta mengerjakan tugas Individu &
Kelompok.
MATERI 2
ILMU HTN, OBJEK KAJIAN
DAN HUBUNGANNYA
DENGAN ILMU LAIN
I. Penyebutan Hukum Tata Negara

• Hukum Negara & Hukum Tata Negara (Ina)


• Constitutional Law & State Law (UK)
• Staatsrecht (Nethld)
• Droit Constitutionnel (France)
• Verfassungsrecht (Germany)

2/17/2016 HTN 10
Peristilahan HTN di Indonesia
Hukum Negara adalah Hukum Mengenai Suatu
Negara, meliputi perihal negara baik dalam
keadaan bergerak ataupun diam.
Hukum Tata Negara dalam arti luas adalah sama
dengan Hukum Negara.
Hukum Tata Negara dalam arti sempit, atau hanya
disebut Hukum Tata Negara, dan
Hukum Tata Usaha Negara (administratif recht),
yang dalam khasanah ilmu hukum di Indonesia lebih
populer dengan Hukum Administrasi Negara.
2/17/2016 HTN 11
HUKUM TATA NEGARA
(Constitutional Law)
James J. Robbins :

The Body of Legal Rules and Principles which define the


nature and limits of governmental power as well as the
rights and duties of individuals in relation to the state and
its governing organs. These rules and principles are
usually formulated in a written constitution and are
interpreted and extended by courts of final jurisdiction
exercising their power of judicial review

Perhatikan kalimat : …are usually formulated in a written…


Mengandung arti bahwa ada kalanya berbagai peraturan
(Rules) dan prinsip-prinsip (Principles) Hukum Tata Negara
tak tertulis dalam suatu naskah Konstitusi

2/17/2016 HTN 12
Staatsrecht
• Istilah sendiri memiliki dua makna,
Staatsrecht ini ruimere zin yaitu Hukum
Tata Negara dalam arti luas dan
Staatsrecht ini engere zin yaitu Hukum
Tata Negara dalam arti sempit

2/17/2016 HTN 13
Droit Constitutionnel (France)

Dalam kepustakaan Prancis dipergunakan


istilah “Droit Constitutionnel” yang dilawankan
dengan “Droit Administrative” (Hukum
Administrasi)

2/17/2016 HTN 14
Verfassungsrecht
• Verfassungsrecht” untuk menyebut
Hukum Tata Negara;
• Dan “Verwaltungsrecht” untuk
menyebut istilah Hukum
Administrasi.

2/17/2016 HTN 15
II. Pengertian Hukum Tata Negara
Definisi Hukum Tata Negara (HTN) oleh para ahli hukum
sangat beragam, tergantung fokus perumusan obyek
HTN, di samping akibat pengaruh lingkungan dan
pandangan hidup yang berbeda dari mereka.

1. Scholten
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur
organisasi dari pada negara. mencakup bagaimana
kedudukan organisasi dalam negara, hubungan, hak dan
kewajiban serta tugas-tugasnya masing-masing.
Kelemahan definisi ini karena tidak mencakup ketentuan
mengenai Hak Asasi Manusia serta ketentuan mengenai
Kewarganegaraan.
2/17/2016 HTN 16
2. Van der pot
Hukum Tata Negara adalah peraturan-
peraturan yang menentukan badan-badan yang
diperlukan serta wewenangnya masing-masing,
hubungannya satu sama lainnya dan
hubungannya dengan individu-individu.
Kelemahan definisi ini karena tidak mencakup
ketentuan mengenai Kewarganegaraan.

3. aV. dicey
Dalam bukunya “An Introduction to the Study of Law
of the Constitutions” mengartikan sebagai berikut : “as
a term is used in england, appear to include all rules
which directly or in direcly affect the distribution of
exercise of the souvereign power in the state”
2/17/2016 HTN 17
3. Muh kusnardi
Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang
mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antar alat
perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horisontal serta
kedudukan warga negara dan hak asasinya.
Pengertian ini mencakup semua peraturan yang mengatur
organisasi negara, hubungan antar lembaga baik di pusat dan
daerah, hubungan dengan warga negara (kewarganegaraan) dan
Hak Asasi Manusia.
Kesimpulan penulis
Hukum Tata Negara adalah
Seperangkat aturan hukum (baik tertulis maupun
tidak tertulis) yang mengatur struktur umum
organisasi negara, alat-alat perlengkapan negara,
hubungan tata kerja dan kewenangan antar lembaga
negara termasuk dengan pemerintahan lokal serta
kedudukan warga negara dan hak asasinya
2/17/2016 HTN 18
Simpulan Definisi versi Penulis
Pendefinisian hukum tata negara itu sekurang-kurangnya
mengandung berbagai unsur yang bersifat mengatur yang terdapat
di dalam negara, antara lain :
1.Organisasi negara (bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan
sistem pemerintahan, dll.);
2.Lembaga-lembaga negara atau supra struktur politik (fungsi,
ruang lingkup kewenangan, dan hubungan kerja antar lembaga);
3.Hubungan warganegara dengan negara termasuk hak dan
kewajibannya;

2/17/2016 HTN 19
III. Obyek Kajian HTN
• Hukum Tata Negara sebagai salah satu obyek kajian
dilingkungan Ilmu Hukum secara singkat memiiki
obyek kajian, yakni Negara dan perangkat
pengaturan yang mengatur mengenai organisasi
yang disebut negara
• Hukum Tata Negara memiliki obyek kajian yang
hampir sama dengan Ilmu Negara, yaitu negara
(termasuk kekuasaan didalamnya)
• HAN mengkaji negara dalam keadaan bergerak,
sedang HTN mengkaji negara dalam keadaan diam
(statis) (Oppenheim).

2/17/2016 HTN 20
Obyek Kajian HTN adalah :
• Negara dalam arti materiil: Dalam arti formil
negara dilihat sebagai pemerintah dan negara
dilihat dari bentuk-bentuk kekuasaanya
• Negara dalam arti formil: Negara sebagai
masyarakat dan negara sebagai persekutuan
hidup. Oleh karena itu yang dibahas dalam
negara (dalam arti materiil) adalah unsur-
unsur negara.

2/17/2016 HTN 21
Logemann;
HTN mempelajari:
(1) jabatan-jabatan yang ada dalam susunan negara,
(2) siapakah yang mengadakan jabatan itu,
(3) dengan cara bagaimana jabatan itu ditempuh oleh pejabat,
(4) fungsi (lapangan kerja) jabatan-jabatan itu,
(5) kekuasaan hukum jabatan itu,
(6) perhubungan antara masing-masing jabatan itu dan
(7) dalam batas-batas manakah organ-organ kenegaraan dapat
melakukan tugasnya.

Menurut Logemann HTN adalah pelajaran mengenai hubungan


tentang kompetensi (competentieleer)

2/17/2016 HTN 22
KEDUDUKAN HTN
DALAM BIDANG HUKUM NASIONAL INDONESIA

HUKUM TATA NEGARA


UUD 1945
UU ORGANIK HK. INT.

UU/PERPU DAN PERUU DI BAWAH UU

- HUKUM - HUKUM - HUKUM


PIDANA ADM. NEGARA PERDATA

- HUKUM - HUKUM - HUKUM


ACARA PIDANA ACARA TUN ACARA PERDATA

2/17/2016 HTN 23
MAKNA HUKUM TATA NEGARA
• Hukum Tata Negara (HTN) adalah hukum yang mengatur
organisasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

• Sebagai Hukum Organisasi, maka HTN adalah hukum yang


mengatur Tujuan Negara dan cara pencapaian Tujuan Negara
NKRI.
• Jenis HTN meliputi HTN Tertulis dan HTN Tidak Tertulis.
• HTN Tertulis terdiri atas :
a. Peraturan Perundang-undangan di bidang HTN;
b. Keputusan di bidang HTN,
c. Putusan Pengadilan di bidang HTN : Putusan MK, Putusn MA
dan PutusanPengadilan di bidang HTN
• HTN tidak tertulis berupa :
a. Konvensi HTN, dan
b. Hukum Adat.

2/17/2016 HTN
24 24
Fungsi HTN:
Sebagai dasar hukum pembentukan NKRI
sebagai organisasi dan sebagai subyek hukum
internasional
Sebagi dasar hukum pembentukan susunan
organisasi dan tata kerja serta tata hubungan;
Sebagai dasar pembentukan sistem hukum nasional;
Sebagi dasar hukum pembentukan sistem
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial,
budaya dan agama, sistem pendidikan nasional dan
sistem pertahanan negara

2/17/2016 HTN 25
III. Hubungan HTN dengan Ilmu lain

• Hubungan HTN dengan Ilmu Negara

• Hubungan HTN dengan Ilmu Politik

• Hubungan HTN dengan HAN

2/17/2016 HTN 26
Hubungan HTN dengan Ilmu Negara

Ilmu Negara Hukum Tata Negara


Mempelajari negara dalam Mempelajari negara
pengertian abstrak dalam pengertian konkrit
(hakekat negara) (hukum positif)
Ilmu teoritis Ilmu praksis (praktis)
Ilmu pengantar bagi Studi lanjut tentang
studi HTN (landasan negara ttt. ditinjau dari
teoritiknya) aspek hukum

Objek kajiannya sama: negara dalam keadaan diam


2/17/2016 HTN 27
Hubungan HTN & Ilmu Politik
Ilmu Politik Hukum Tata Negra
Mengkaji perilaku Hukum yg mengatur
kekuasaan organisasi kekuasan
Konsep2 prilaku Peraturan HTN adalah
kekuasaan sering produk kekuasaan
mempengaruhi (politik)
peraturan HTN
Ibu dari HTN Ibu dari Ilmu Politik
Ilmu politik dapat Mengetahui latar
digunakan untuk belakang suatu perat.
(UU)
28
2/17/2016 HTN
Hubungan antara HAN & HTN
Terdapat dua pandangan mengenai hubungan tsb.
Ada perbedaan prinsip Tidak ada perbedaan
HAN adalah residu dari Kajian HTN dan HAN
HTN, Hk.Pidana & Hk adlh sama dan dulunya
Perdata (Materiil) satu cabang ilmu,
pembedaannya karena
perluasan kajian.
HAN mempelajari HAN adalah hukum
negara dalam keadaan khusus, HTN hukum
bergerak, HTN diam. umum

2/17/2016 HTN 29
MATERI 3
SUMBER DAN ASAS HTN
Pengertian Sumber Hukum
• Sumber hukum mempunyai banyak arti,
tergantung dari sudut mana orang
melihatnya.
• Pada umumnya yang dimaksud dengan
sumber hukum adalah segala sesuatu yang
dapat menimbulkan aturan hukum serta
MACAM -MACAM
tempat SUMBER HUKUM
diketemukannya aturan hukum
Sumber Hukum Materiil
Sumber Hukum Formil

2/17/2016 HTN 31
Sumber Hukum Materiil
 Sumber hukum yang menentukan isi/materi hukum,
dalam arti segala hal yang seharusnya menjadi bahan
pertimbangan pembentuk hukum atau Undang-
undang terhadap materi/isi hukum itu sendiri
 Sumber hukum materiil meliputi faktor-faktor yang
ikut mempengaruhi isi dari aturan-aturan hukum,
melliputi sumber historis, sumber filosofis dan
sumber sosiologis-antropologis.

2/17/2016 HTN 32
Sumber Hukum Formil

• Sumber hukum dalam arti formal adalah sumber


hukum yang dikenal bentuknya. Karena
bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku
umum, diketahui dan ditaati (Utrecht);
• Ukuran formil “didasarkan pada proses
pembentukan hukum, apakah terpenuhi atau
tidak (Donner).

2/17/2016 HTN 33
MATERI 4
KONSEPSI NEGARA
HUKUM DAN NEGARA
HUKUM INDONESIA
I. NEGARA
SUDUT PANDANGAN UNSUR-UNSUR NEGARA: KLASIK, YURIDIS
DAN SOSIOLOGIS
A. Openheim Lauterpacht.
(1) Rakyat, (2) Daerah/wilayah, (3)Pemerintah yang
berdaulat dan (4) Pengakuan negara lain
B. Konvensi Montevideo (1933)
(1) Penduduk; (2) Wilayah (3) Pemerintah yang berdaulat (4) Kemampuan
mengadakan hubungan dengan negara lain; dan (5) Pengakuan.
C. Prof. Starke.
Unsur keempat merupakan unsur terpenting
karena kemampuan mengadakan hubungan dengan
negara lain membedakan negara sebagai
kesatuan politik lain yang tidak atau seengah
berdaulat. Jadi unsur keempat sangat penting
jika suatu negara ingin dianggap sebagai subyek
hukum internasional.

2/17/2016 HTN
II. NEGARA HUKUM
Istilah Negara muncul pada abad 15 di Eropa:
Lo Stato  Italy
L ’Etat  France
The State  England
Der Staat  Germany
De Staat  Netherland
Lo Stato awalnya  Pihak yang diperintah  Pemerintah (“L’Etat Cest Moi”)

Teori Kedaulatan Negara


 Teori kedaulatan Tuhan; Kekuasaan tertinggi adalah milik Tuhan
 Teori Kedaulatan Raja; Raja adalah wakil tuhan
 Teori Kedaulatan Negara; Negara adlh satu2nya sumber hukum
 Teori kedaulatan Hukum; Negara tunduk pd hukum yg dibuatnya
 Teori kedaulatan Rakyat; Negara mengabdi pada kemauan rakyat

2/17/2016 36 HTN
Negara Hukum

• Negara Hukum adalah negara yang berdiri diatas


hukum yang menjamin keadilan kepada setiap
warga negaranya
• Teori kedaulatan Hukum  Negara Hukum
• Legalitas tindakan pemerintah

2/17/2016 37 HTN
Konsep Negara Hukum
Nomokrasi Islam
Rechtstaat
Rule of Law
Sosialist Legality
Negara Hukum Pancasila

(Tahir Azhari)

2/17/2016 38 HTN
Negara Hukum Pancasila
• Bertitik pangkal dari asas kekeluargaan dan
kerukunan;
• Tidak mengenal sekulerisme mutlak;
• Kebebasan beragama dalam arti positif;
• HAM bukanlah titik sentral, tapi keserasian hubungan
antara pemerintah & rakyat lebih diutamakan.
• Demokrasi disusun dalam bingkai permusyawaratan
perwakilan.

2/17/2016 39 HTN
Unsur-unsur utama Negara Hukum
Pancasila
• Hukum harus bersumber pada Pancasila,
Pancasila adalah sumber segala sumber hukum;
• Negara berdasarkan atas hukum, bukan atas
kekuasaan belaka;
• Pemerintah berdasarkan atas sistem
konstitusional;
• Equality before the law;
• Kekuasaan kehakiman yang merdeka.
(Prof. Padmo Wahyono)

2/17/2016 40 HTN
MATERI 5
KONSTITUSI DAN
KONSTITUSIONALISME
(STAATSIDE & MODEL
PENAFSIRAN KONSTITUSI) DI
INDONESIA
Penggolongan Konstitusi
• Menurut Wheare Berdasarkan bentuk atau wujud konstitusi;
Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis.

Berdasarkan kriteria cara dan prosedur peruba


Hannya;konstitusi rigit dan konstitusi fleksibel

Berdasarkan nilai/tingkat kedudukan perundang


-undangan; konstitusi berderajad tinggi, konstitusi
Konstitusi Tidak berderajad tinggi.

Berdasarkan bentuk negara; konstitusi serikat


Dan konstitusi kesatuan

Berdasarkan sistem pemerintahan; konstitusi sis-


Tem presidensiil dan konstitusi parlementer
ARAH BARU PENAFSIRAN KONSTITUSI
Menurut Heinrich Scholler, arah baru yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan
penafsiran konstitusi mencakup:

1 2 3 4

PENDEKATAN TOPIK: DEMOKRATISASI PENAFSIRAN PENAFSIRAN INTEGRATIF:


Melakukan INTERPRETASI REALISME ILMIAH: Bersifat menyatukan dan
penafsiran dengan KONSTITUSIONAL: memperhatikan mengintegrasikan,
suatu perluasan tak Menjunjung tinggi fungsi sosial bergantung pada posisi
terbatas terhadap toleransi terhadap konstitusi, kesadaran para pelaku politik guna
metode interpretasi. pendapat yang masyarakat dan mencapai hasil yang
berbeda, termasuk kebiasaan yang positif (lazim dikenal
sebagai teori atau
penerimaan perihal bersifat kultural
pendekatan teleologis
sepakat untuk tidak (lazim dikenal sebagai
atau teori yang
sepakat, mendorong teori yang berorientasi pada tujuan)
diskusi, dan sebagainya berorientasi pada
nilai)

Heinrich Schoeler, Notes on Constitutional Interpretation,


Hans Seidel Foundation, 2004, p. 5-6
MODEL-MODEL CONSTITUTIONAL REVIEW/JUDICIAL REVIEW

Dalam praktik yang berkembang hingga saat ini, terdapat 2 model pengujian undang-
undang terhadap Undang-Undang Dasar:

MODEL EROPA
MODEL AMERIKA Kewenangan pengujian
undang-undang dilaksanakan
Pengujian undang-undang secara tersentralisasi, yaitu oleh
terdesentralisasi pada sebuah lembaga yang khusus
semua tingkatan dibentuk untuk melaksanakan
pengadilan (seluruh kewenangan tersebut, yakni oleh
tingkatan pengadilan Mahkamah Konstitusi. Pengujian
berwenang melakukan undang-undang dapat dilakukan
judicial review). tanpa mempersyaratkan adanya
Kewenangan final berada kasus konkret terlebih dahulu,
pada Mahkamah Agung melainkan cukup secara abstrak
(Supreme Court). Tidak atau berdasarkan argumentasi
mengenal Mahkamah teoretis
Konstitusi.
PENGUJIAN UNDANG-UNDANG MODEL EROPA

MODEL EROPA

MODEL AUSTRIA MODEL PERANCIS

MK dibentuk dengan Juga menerapkan sistem


kewenangan eksklusif untuk terpusat, namun lembaga
MODEL JERMAN yang diberi kewenangan
mengontrol
konstitusionalitas peraturan bukan sebuah mahkamah,
MK diberi kewenangan melainkan sebuah dewan,
perundang-undangan
eksklusif untuk mengontrol yaitu Dewan Konstitusi
konstitusionalitas peraturan (Conseil Constitutionel) yang
perundang-undangan, berwenang melakukan upaya
maupun tindakan atau preventif dengan menguji
aktivitas yang bertentangan undang-undang yang telah
dengan konstitusi. disahkan namun belum
Pengadilan lainnya juga diundangkan
diberi wewenang menguji
peraturan perundang-
undangan
MATERI 6
STRUKTUR KETATANEGARAAN
DAN DINAMIKANYA DI
INDONESIA
(Sistem Pemerintahan Daerah
& Hukum Darurat Negara)
Sistem
• Sistem: Satu kesatuan yang terpadu secara
holistik, yang didalamnya terdiri dari bagian-
bagian (subsistem) dan masing-masing bagian
memiliki ciri dan batas tersendiri, memiliki
keterkaitan yang saling mendukung dalam
sistem yang bersifat holistik tersebut.
Sistem Ketatanegaraan
• Adalah disain yang jelas mengenai tujuan
negara dan bagaimana strategi pencapaiannya
baik melalui subsistem bentuk negara, bentuk
pemerintahan, sistem pemerintahan dll.
Struktur
• Merupakan pelembagaan hubungan
organisasi diantara komponen2 yang
terdapat didalamnya.
• Merupakan perwujudan dari
hubungan antara komponen yang
dilembagakan.
PENGERTIAN STRUKTUR
KETATANEGARAAN

Menurut S.L.Witman dan J.J.Wuest, struktur


ketatanegaraan adalah segenap perlengkapan negara atau
format pelembagaan rezim dalam suatu sistem tata
negara (the agents and a tool of government), yaitu: the
constitution, the electorate, the political parties, the
legislature, the executive, the judiciary, the
intergovernmental relationships dan the local
government.
disain yang jelas tentang keberadaan dan kewenangan alat-alat
kelengkapan negara (staat in rust) serta tata hubungan kerjanya
(staat in beweging) baik dalam subsistem hukum, politik, ekonomi,
sosial, budaya dll.
STRUKTUR KETATANEGARAAN

• Supra struktur politik, yaitu segala sesuatu yang


bersangkutan dengan Form of regiminis (dalam
pemerintahan)
• Infra struktur politik, yaitu struktur politik yang
berada di bawah permukaan, meliputi 5 (lima)
komponen, yaitu komponen partai politik,
golongan kepentingan (interest group), alat
komunikasi politik (media of political
communication), golongan penekan (pressure
group) dan tokoh politik (political figure). (dalam
masyarakat)
MATERI 7
LEMBAGA NEGARA
DALAM UUD 1945
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD

DPR Presiden MA MK

Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)*
Memegang merupakan kekuasaan
Memegang kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan

Presiden

dibantu
menteri-menteri negara Pembentukan,
membentuk suatu [Pasal 17 (1)]
dewan pertimbangan pengubahan, dan
yang bertugas yang diangkat dan pembubaran
diberhentikan oleh Presiden kementerian negara
memberikan nasihat [Pasal 17 (2)*]
dan pertimbangan diatur dalam undang-
kepada Presiden membidangi urusan tertentu undang
(Pasal 16) **** dalam pemerintahan [Pasal 17 (4) ***]
[Pasal 17 (3)*]
MATERI 8
UTS
(Lisan & Tertulis)

Anda mungkin juga menyukai