Anda di halaman 1dari 30

RINGKASAN MATERI

HUKUM TATA NEGARA

NAMA : FIQRIL ADITYA RAHMANSYAH


NIM : 04020150516
KELAS : C1
FAK : ILMU HUKUM
I. Penyebutan Hukum Tata Negara

• Hukum Negara & Hukum Tata Negara (Ina)


• Constitutional Law & State Law (UK)
• Staatsrecht (Nethld)
• Droit Constitutionnel (France)
• Verfassungsrecht (Germany)
Peristilahan HTN di Indonesia
• Hukum Negara adalah Hukum Mengenai Suatu Negara,
meliputi perihal negara baik dalam keadaan bergerak
ataupun diam.
• Hukum Tata Negara dalam arti luas adalah sama dengan
Hukum Negara.
• Hukum Tata Negara dalam arti sempit, atau hanya disebut
Hukum Tata Negara, dan
• Hukum Tata Usaha Negara (administratif recht), yang
dalam khasanah ilmu hukum di Indonesia lebih populer
dengan Hukum Administrasi Negara.
II. Pengertian Hukum Tata Negara
Definisi Hukum Tata Negara (HTN) oleh para ahli hukum sangat
beragam, tergantung fokus perumusan obyek HTN, di samping
akibat pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda
dari mereka.

1. S c h o l t e n
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada
negara. mencakup bagaimana kedudukan organisasi dalam negara, hubungan,
hak dan kewajiban serta tugas-tugasnya masing-masing.
Kelemahan definisi ini karena tidak mencakup ketentuan mengenai Hak Asasi
Manusia serta ketentuan mengenai Kewarganegaraan.
2. V A N D E R P O T
Hukum Tata Negara adalah peraturan- peraturan yang
menentukan badan-badan yang diperlukan serta wewenangnya
masing-masing, hubungannya satu sama lainnya dan
hubungannya dengan individu-individu.
Kelemahan definisi ini karena tidak mencakup ketentuan
mengenai Kewarganegaraan.

3. AV. D I C E Y
Dalam bukunya “An Introduction to the Study of Law of the
Constitutions” mengartikan sebagai berikut : “as a term is used in
england, appear to include all rules which directly or in direcly affect
the distribution of exercise of the souvereign power in the state”
4. MUH. KUSNARDI
Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan hukum
yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antar
alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horisontal
serta kedudukan warga negara dan hak asasinya.
Pengertian ini mencakup semua peraturan yang mengatur
organisasi negara, hubungan antar lembaga baik di pusat dan
daerah, hubungan dengan warga negara (kewarganegaraan)
dan Hak Asasi Manusia.
SUMBER HUKUM TATA NEGARA
• Sumber hukum mempunyai banyak arti,
tergantung dari sudut mana orang melihatnya.
• Pada umumnya yang dimaksud dengan sumber
hukum adalah segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan hukum serta tempat
diketemukannya aturan hokum. Adapun sumber
hukumnya terbagi 2,
• Sumber Hukum Materiil
• Sumber Hukum Formil
Sumber Hukum Materiil
• Sumber hukum yang menentukan isi/materi hukum, dalam
arti segala hal yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan
pembentuk hukum atau Undang- undang terhadap materi/isi
hukum itu sendiri

• Sumber hukum materiil meliputi faktor-faktor yang ikut


mempengaruhi isi dari aturan-aturan hukum, melliputi
sumber historis, sumber filosofis dan sumber sosiologis-
antropologis.
Sumber Hukum Formil
• Sumber hukum dalam arti formal adalah sumber hukum yang
dikenal bentuknya. Karena bentuknya itu menyebabkan
hukum berlaku umum, diketahui dan ditaati (Utrecht);
• Ukuran formil “didasarkan pada proses pembentukan hukum,
apakah terpenuhi atau tidak (Donner).
SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
1. LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD 45
Sistem Pemerintah Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945 pasca perubahan keempat tahun
2002 telah menetapkan tentang pembentukan susunan dan kekuasaan/ wewenang badan-badan
kenegaraan adalah sebagai berikut :
a. Dewan Perwakilan Rakyat
b. Dewan Perwakilan Daerah
c. Majelis Permusyawaratan Rakyat
d. Badan Pemeriksa Keuangan
e. Presiden dan Wakil Presiden
f. Mahkamah Agung
g. Mahkamah konstitusi
h. Komisi Yudisial
2. LEMBAGA-LEMBAGA INDEPENDEN
Lembaga-lembaga Independen yang dasar pembentukannya diatur dalam UUD 1945,
adalah :
a. Komisi Pemilihan Umum
b. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara ( TNI dan POLRI )
c. Bank Indonesia
d. Kejaksaan Agung
BENTUK DAN SUSUNAN NEGARA
1. Konsep Bentuk Dan Susunan Negara

Esensi pelaksanaan pemerintahan, berkait dengan kekuasaan dan/atau kewenangan yang dimiliki
oleh pemerintah dalam mengurus dan mengatur rumah tangganya. Kekuasaan berkait dengan pembagian
kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang terpola dalam sistem apakah negara tersebut
menganut sistem pemerintahan negara federal atau negara kesatuan. Sistem pemerintahan konsep negara
federal, terpola dalam struktur tiga tingkatan utama, yaitu : pemerintah federal (pusat), pemerintah
negara bagian (provinsi), dan pemerintah daerah otonom. Sedangkan sistem pemerintahan negara
kesatuan, terpola dalam dua struktur utama, yaitu : pemerintah pusat (pemerintah) dan pemerintah
daerah (provinsi, kabupaten dan kota). Kaitan beberapa elemen ini, menformulasikan bagaimana bentuk
pelaksanaan pemerintahan, baik dalam sistem pemerintahan federal maupun kesatuan.
2. SISTEM DAN BENTUK PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN
Suatu negara kesatuan, kekuasaan terletak pada pemerintah pusat dan tidak pada
pemerintah daerah. Walaupun dalam implementasinya, negara kesatuan bisa berbentuk
sentralisasi yang segala kebijaksanaan dilakukan secara terpusat dan desentralisasi yang
segala kebijaksanaan dalam penyelenggaraan negara (pemerintahan) dipencarkan. Bentuk
pemerintahan desentralisasi dalam negara kesatuan, merupakan usaha dalam mewujudkan
pemerintahan demokrasi, dimana pemerintahan daerah dijalankan secara efektif, guna
pemberdayaan kemaslahatan rakyat.
PRINSIP DASAR
PENYELENGGARAAN NEGARA
1. Pokok Pikiran Pembukaan UUD
Seperti diuraikan dalam penjelasan otentik naskah Undang-Undang Dasar Tahun 1945, kandungan
pemikiran yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar itu mencakup empat pokok pikiran,
yaitu : pertama, bahwa Negara Indonesia adalah negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta mencakupi segala paham golongan dan paham
perseorangan; Kedua, bahwa Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
warganya, Ketiga, bahwa Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat. Negara dibentuk dan
diselenggarakan berdasarkan kedaulatan rakyat yang juga disebut sistem demokrasi; dan Keempat,
bahwa Negara Indonesia adalah negara yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
2. Sembilan Prinsip Penyelenggaraan Negara
Sehubungan dengan apa yang diuraikan di atas, dapat dikemukakan adanya sembilan prinsip pokok yang
mendasari penyusunan sistem penyelenggaraan Negara Indonesia dalam rumusan Undang-Undang
dimasa depan. Kesembilan prinsip pokok itu dapat ditemukan jikalau kita menelaah secara mendalam
berbagai pergumulan pemikiran yang berkembang di kalangan para ahli, dan di kalangan para perumus
dan perancang naskah Undang-Undang Dasar maupun naskah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945
sejak tahun 1945 sampai sekarang. Kesepuluh prinsip itu adalah :
(i) Ketuhanan Yang Maha Esa,
(ii) Cita Negara Hukum atau Nomokrasi,
(iii) Paham Kedaulatan Rakyat atau Demokrasi,
(iv) Pemisahan Kekuasaan dan Prinsip ‘Checks and Balances’,
(v) Sistem Pemerintahan Presidensiil, (vii) Prinsip Persatuan dan Keragaman dalam Negara Kesatuan,
(vi) Demokrasi Ekonomi dan Ekonomi Pasar Sosial, dan
(vii) Cita Masyarakat madani.
SISTEM KETATANEGARAAN
INDONESIA
MENURUT
UUD 1945
UUD 1945

MPR

BPK DPR PRESIDEN DPA MA

UUD 1945

Keterangan :
SUMBER KEKUASAAN
HUBUNGAN PERTANGGUNGJAWABAN
HUBUNGAN KEANGGOTAAN
HUBUNGAN KEKUASAAN (DUA ARAH)
HUBUNGAN KEKUASAAN (STU ARAH)
KONSTITUSI YANG PERNAH
DIGUNAKAN DI INDONESIA
KONSTITUSI-KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA
Sejak tanggal 18 Agustus 1945 hingga sekarang (ta-hun 2008), di negara Indonesia
pernah menggunakan tiga macam UUD yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUD
Sementara 1950. Dilihat dari periodesasi berlakunya ketiga UUD tersebut, dapat diuraikan
menjadi lima peri-ode yaitu:
 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945,
 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 berlaku Konstitusi RIS 1949,
 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUD Sementara 1950,
 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999 berlaku kembali UUD 1945
 19 Oktober 1999 - sekarang
 berlaku UUD 1945 (hasil perubahan).
HUBUNGAN HTN DAN ILMU LAINNYA

HUBUNGAN HUKUM TATA NEGARA DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Hukum  Tata  Negara  dan  Hukum  Administrasi   Negara (istilah lain adalah hukum
tata usaha negara) terletak  dalam rumpun yang sama, yaitu dalam hukum tata negara, atau
kedua-duanya termasuk dalam lapangan hukum publik. Kalau Hukum Tata Negara
menggambarkan bagaimana rangka dan  alat-alat perlengkapan negara tersusun, maka
hukum  tata usaha  negara menggambarkan bagaimana cara  bekerjanya  alat-alat
perlengkapan tersebut. Utrecht, menyatakan bahwa "Hukum Tata Laksana Pemerin­tahan
mempelajari sifat, bentuk-bentuk dan akibat  perbuatan hukum istimewa yang dilakukan
oleh para pejabat dalam melaku­kan tugas mereka.
KONSEP DASAR
HUKUM TATA NEGARA
1. PENGERTIAN HUKUM TATA NEGARA
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara”, seperti
dikemukakan oleh Logemann dalam bukunya Over de theorie van een stelling staatsrecht
(1954: 81). Negara dipandang sebagai suatu organisasi yang terdiri dari berbagai fungsi yang
saling berkaitan mendukung dan membentuk negara tersebut secara keseluruhan. Organisasi
negara dipandang sebagai organisasi jabatan-jabatan. Di mana dibedakan antara jabatan dan
fungsi. Fungsi dalam arti sosiologisnya, sedangkan jabatan merupakan arti yuridis.
Dikemukakan bahwa Hukum Tata Negara adalah kumpulan kaidah hukum mengenai pribadi
hukum dari jabatan atau kumpulan jabatan di dalam negara dan mengenai lingkungan
berlakunya hukum dari suatu negara.
2. KEDUDUKAN HUKUM TATA NEGARA DALAM PEMBAGIAN ILMU HUKUM
Seperti telah kita ketahui bahwa Kedudukan Hukum Tata Negara dilihat dari
topangan keilmuan berada pada 2 kaki antara ilmu politik kenegaraan dan ilmu hukum.
Dilihat dari pembagian ilmu hukum dikategorikan sebagai Hukum Publik. Hukum yang
objek pengaturan negara dikenal dengan hukum negara staatsreecht. Seperti telah
tersimpul dalam beberapa rumusan definisi yang dikemukakan di atas, masih dibedakan
dalam arti luas dan arti sempit.
3. HUKUM TATA NEGARA DAN HUKUM TATA USAHA NEGARA

Seperti telah Anda pelajari di atas bahwa hukum negara dibedakan dalam arti sempit Hukum
Tata Negara dan arti luas mencakup Hukum Tata Usaha Negara. Persoalan yang muncul
karena objek studinya sama dalam arti negara dan kekuasaan adalah apakah perbedaan dan
bagaimana cara membedakannya. Usep Ranuwidjaj, setelah mengamati beberapa pendapat
yang terumuskan dalam beberapa definisi menyimpulkan bahwa masih dapat membenarkan
adanya pembagian ini, didasarkan atas adanya perbedaan jenis tugas kenegaraan yang
mengakibatkan keharusan pembedaan jenis alat perlengkapan, seperti diterangkan di atas.
Untuk membedakan Hukum Tata Negara dan Hukum Tata Usaha Negara muncul beberapa
teori. Hal ini berkenaan dengan cenderung sulit untuk membedakannya sehubungan dengan
memiliki pusat kajian yang sama berkisar pada pengaturan hukum tentang organisasi negara.
SUMBER HUKUM TATA NEGARA

Sumber hukum tata Negara tidak terlepas dari pada sumber hukum formil dan materil :
Pertama, sumber hukum materil tata Negara adalah sumber hukum yang menentukan
isi kaidah hukum tata Negara, yaitu:
a. dasar dan pandangan hidup bernegara sepeti Pancasila
b. kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan kaidah hukum tata
Negara. Sepeti halnya denga kekuatan dalam proses perumusan dan perancangan
perundang-undangan yang tidak lepas dari pada kepentingan kelompok partai dalam
merumuskan hukum.
Kedua, sedangkan sumber hukum dalam arti formal, yaitu :
a. hukum perundang-undangan ketatanegaraan adalah hukum tertulis yang dibentuk dengan cara-
cara tertentu oleh pejabat yang berwewenang dan dituangkan dalam bentuk tertulis
b. hukum adat ketatanegaraan merupakan hukum asli bangsa Indonesia yang tertulis, namun
tumbuh dan dipertahankan oleh masyarakat hukum adat.
c. hukum adat kebiasaan atau konvensi ketatanegaraan adalah hukum yang tumbuh dalam praktik
penyelenggaraan Negara untuk melengkapi, menyempurnakan, dan menghidupkan
(mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat ketatanegaraan.
d. yurisprudensi ketatanegaraan adalah kumpulan putusan-putusan pengadilan.
e. Trakta atau hukum perjanjian internasional ketatanegaraan adalah persetujuan yang diadakan
Indonesia dengan Negara-negara lain,
f. doktrin ketatanegaraan ajaran-ajaran tentang hukum tatanegara yang ditemukan dan
dikembangkan di dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan dan pemikiran
saksama berdasarkan logika formal yang berlaku.
HIRARKHI PERUNDANG
UNDANGAN
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah.
ASAS HUKUM TATA NEGARA
Sebagaimana asas-asas HTN yaitu,
a. asas pancasila bahwasanya setiap Negara didirikan atas falsafah tertentu.
b. asas Negara hukum (rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD atau konstitusi yang
memuat tentang hubungan antara penguasa dan rakyat kedua, adanya pembagian kekuasaan,
diakui dan dilindungi adanya hak-hak kebebasan rakyat. Salah satu yang terpenting dalam
Negara hukum adalah asas legalitas, dimana asas legalitas tidak dikehendaki pejabat
melakukan tindakan tanpa berdasarkan undang-undang yang berlaku. Atau dengan kata lain the
rule of law not of man dengan dasar hukum demikian maka harus ada jaminan bahwa hukum
itu sendiri dibangun berdasarkan prinsip2 demokrasi.
c. asas kedaulatan dan demokrasi menurut jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat dalam
Negara Indonesia, mencari keseimbangan individualisme dan kolektivitas dalam kebijakan
demokrasi politik dan ekonomi.
d. asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab tugas-tugas pemerintahan pada dasarnya
tetap berada di tangan pemerintah pusat. Akan tetapi, system pemerintahan diindonesia yang
salah satunya menganut asas Negara kesatuan yang di desentralisasikan menyebabkan adanya
tugas-tugas tertentu yang diurus sendiri sehingga menimbulkan hubungan timbal balik yang
melahirkan hubungan kewenangan dan pengawasan.
e. asas pemisahan kekuasaan dan chek and balance (perimbangan kekuasaan)
LEMBAGA –LEMBAGA NEGARA
MENURUT UUD 1945
Setelah amandemen ketiga UUD 1945 sebagaimana pasal 1 ayat (2) bahwa
“kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan berdasarkan undang undang dasar.
dengan demikian dengan berdasar pada UUD 1945 pasca amandemen ke-empat
tersebut, maka terdapat delapan buah organ Negara yang mempunyai kedudukan
sederajat yang langsung menerima kewenangan konstitusi dari UUD, kedelapan organ
tersebut adalah;
1. DPRD (dewan perwakilan rakyat daerah)
2. DPD (dewan perwakilan darah)
3. MPR (majelis permusyawaratan rakyat.)
4. BPK (badan pemeriksa keuangan)
5. presiden dan wakil presiden
6. mahkamah agung
7. mahkama konstitusi
8. komisi yudicial
Juga terdapat lembaga atau institusi yang juga diatur kewenangannya dalam UUD, yaitu
:
1. TNI
2. keplisian Negara RI
3. pemerintah daerah
4. Partai politik
 
Adapun lembaga yang tidak disebut namanya namun disebut fungsinya, namun
kewenangannya dinyatakan akan diatur dalam UU yaitu BANK indonesai (BI) dan
komisi pemilihan umum yang juga bukan nama karena ditulis dalam huruf kecil.
Sedangkan lembaga yang berdasarkan perintah menurut UUD yang kewenangannya
diatur dalam UU seperti; KOMNAS HAM, KPI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK) dan lain sebagainya.
LEMBAGA INDEPENDENT
Dalam menjamin kepentingan kekuasaan dan demokratisasi yang lebih efektif maka
dibentuk beberapa lembaga-lembaga independent, seperti
1. Tentara NAsional Indonesia (TNI)
2. Kepolisian Negara (polri)
3. Bank Indonesia
4. kejaksaan agung
5. KOMNAS HAM
6. KPU
7. Komisi Ombusdman
8. Komisi Pengawasan dan persaingan Usaha (KPPU)
9. Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggaraan Negara (KPKPN)
10. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPU)
11. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dan lain sebagainya
GOOD GOVERNANCE

Good governance diartikans sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada
nilai-nilai yangbersifat mengarahkan, mengendalikan dan memperngaruhi masalah public
untuk mewujudkan nilai-nilai dalam tindakan dan kehidupan sehari-hari .
Good govermant adalah suatu kesepakatan menyangkut pengaturan negara yang
diciptakan bersama pemerintah, swasta, dan masyarakat. Indicator pemerintah yang baik
adalah jika produktif dan memperlihatkan hasil dengan indicator kemampuan ekonomi
rakyat meningkat baik dalam aspek produktifitas maupun dalam daya belinya, kesejahteraan
spiritualnya terus meningkat, dengan indicator rasa aman, tenang dab bahagia serta sense of
nationality yang baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai