Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FIQRIL ADITYA RAHMANSYAH

NIM : 04020150516
KELAS : C1
MATKUL : HUKUM PERDATA

Jawaban

1. a) Hukum Perdata dibagi menjadi menjadi dua, yaitu Hukum


Perdata Materiil dan Formil:
- Hukum Perdata Materiil mengatur kepentingan-kepentingan perdata subjek
hukum.
- Hukum Perdata Formil mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan
haknya apabila dilanggar oleh orang lain.

b) Sistematika Hukum Perdata menurut ilmu pengetahuan, ada 4 (empat) bagian, yaitu :

- Hukum Perorangan atau Badan Pribadi (personenrecht), memuat peraturan-


peraturan hukum yang mengatur tentang seseorang manusia sebagai pendukung
hak dan kewajiban
- Hukum Keluarga (familierecht), memuat peraturan-peraturan hukum yang
mengatur hubungan hukum yang timbul karena hubungan keluarga/kekeluargaan
- Hukum Harta Kekayaan (vermogenrecht), memuat peraturanperaturan hukum
yang mengatur hubungan hukum seseorang dalam lapangan harta kekayaan
- Hukum Waris (erfrecht), memuat peraturan-peraturan hukum yang mengatur
tentang benda atau harta kekayaan seseorang yang telah meninggal dunia

Sistematika Hukum Perdata didalam KUH Perdata dapat dilihat berdasar KUH Perdata
(BW) Indonesia yang terdiri atad 4 buku, yaitu:

- Buku I, Perihal Orang, memuat hukum perorangan dan kekeluargaan.


- Buku II, Perihal Benda, memuat hukum benda dan hukum waris.
- Buku III, Perihal Perikatan, memuat hukum harta kekayaan yang berhubugan
dengan hak dan kewajiban yang berlaku bagi orang-orang atau pihak-pihak
tertentu.
- Buku IV, Perihal Pembuktian dan Daluwarsa, memuat perihal alat pembuktian
dan akibat lewat waktu terhadap hubungan hukum.
2. a) Seseorang mulai disebut sebagai subjek hukum atau sebagai pendukung hak dan
kewajiban sejak dilahirkan sampai dengan meninggal dunia dengan mengingat Pasal 2
KUHperdata. Pendukung hak dan kewajiban di dalam hukum hanyalah subyek hukum,
dan yang termasuk kategori subyek hukum adalah:
- Manusia (orang/persoon);
- Badan usaha yang berbadan hukum (rechtpersoon); dan
- Jika keperluannya menghendaki maka janin yang masih didalam kandunganpun
dapat dikategorikan sebagai subyek hukum.

b) Setiap manusia adalah subyek hukum yang memiliki hak dan kewajiban. Namun tidak
semua orang cakap dalam melakukan perbuatan hukum. Menurut ketentuan Pasal 1330
Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), orang-orang yang tidak
cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah:
- orang-orang yang belum dewasa
- mereka yang ditaruh di bawah pengampuan
- para istri, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang, dan pada umumnya
semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian-
perjanjian tertentu.
3. a) Tempat tinggal menentukan apakah seseorang terikat untuk memenuhi hak dan
kewajiban dalam setiap peristiwa hukum. Tempat tinggal juga menentukan status hukum
seseorang, apakah ia belum dewasa, apakah ia dalam keadaan tidak wenang berbuat atau
apakah ia dalam ikatan perkawinan. Tempat tinggal menentukan apabila seseorang
berurusan/berperkara dengan suatu Pengadilan. Kewenangan Pengadilan Negeri atau
Pengadilan Agama dalam menyelesaikan perkara perdata ditentukan oleh tempat tinggal
tergugat apakah termasuk dalam wilayah hukumnya.
b) Macam-macam domisili,

- Tempat tinggal yuridis, tempat tinggal yuridis terjadi karena peristiwa hukum :
kelahiran, perpindahan.

- Tempat tinggal nyata, terjadi karena peristiwa hukum, keberadaan yang


sesungguhnya dibuktikan dengan kehadiran yang terus menerus di tempat itu.

- Tempat tinggal pilihan, terjadi karena peristiwa hokum karena dipilih oleh pihak-
pihak yang membuat perjanjian itu.

- Tempat tinggal ikut orang lain, tempat tinggal ikutan ditentukan oleh suatu
peristiwa hukum yang timbul karena undang-undang menghendaki demikian.
Tempat tinggal isteri atau anak, mengikuti tempat tinggal suami atau orang
tuanya.

4. a) Fungsi Catatan Sipil ialah untuk memperoleh kepastian hukum tentang status perdata
seseorang yang mengalami peristiwa hukum. Kepastian hukum sangat penting dalam
setiap perbuatan hukum, apakah ada hak dan kewajiban hukum yang sah antara pihak-
pihak yang berhubungan hukum tersebut.

b)  Akta Catatan Sipil adalah suatu surat atau catatan resmi yang dibuat oleh pejabat 
Negara yakni pejabat Catatan Sipil mengenai peristiwa-peristiwa yang  menyangkut
kedudukan hukum seseorang seperti kelahiran, perkawinan,  perceraian, kematian
pengakuan dan pengesahaan anak atau juga penggantian nama.

5. a) Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa. Tujuannya adalah membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu suami isteri perlu saling membantu dan
melengkapi, aear masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya membantu dan
mencapai kesejahteraan spirituil dan materiil.

b) Hanya apabila dikehendaki oleh yang bersangkutan, karena hukum dan agama dari
yang bersangkutan mengizinkannya, seorang suami dapat beristeri lebih dari seorang.
Namun demikian perkawinan seorang suami dengan lebih dari seorang isteri, meskipun
hal itu dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan, hanya dapat dilakukan apabila
dipenuhi berbagai persyaratan tertentu dan diputuskan oleh Pengadilan.

6. a) Menurut Pasal 499 KUHPerdata, pengertian benda (zaak) adalah segala sesuatu yang
dapat menjadi obyek hak milik. Yang dapat menjadi obyek hak milik dapat berupa
barang dan dapat pula berupa hak, seperti hak cipta, hak paten, dan lain – lain. Namun
pengertian benda yang dimaksud oleh KUHPerdata adalah benda berwujud seperti
kendaraan bermotor, tanah, dan lain – lain. Sedangkan benda tak berwujud seperti hak
cipta, paten, tdak diatur oleh KUHPerdata, melainkan diatur dalam undang – undang
tersendiri, yaitu Undang – Undang Perlindungan HKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
(Djaja S. Meliala, 2015 : 4).

b) Hak kebendaan adalah hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda
dan dapat dipertahankan terhadap siapapun. Sedangkan hak perseorangan secara
sederhana adalah suatu hak yang melekat pada seseorang.

7. a) Sistem terbuka, artinya, memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada


masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berupa dan berisi apapun asalkan tidak
bertentangan dengan Undang-Undang, ketertiban umun dan kesusilaan.

b) Hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan


perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan, di samping sumber-sumber lain.
Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk
melakukan sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai