1. PENGERTIAN
Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan antara individu-
individu dalam masyarakat. Dalam tradisi hukum di daratan Eropa (civil law) dikenal pembagian
hukum menjadi dua yakni hukum publik dan hukum privat atau hukum perdata. Dalam sistem
Anglo Sakson (common law) tidak dikenal pembagian semacam ini.
2. SUMBER HUKUM
- Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB)
- KUH Perdata atau Burgelijk Wetboek (BW)
- KUHD atau Wetboek van Koopandhel (WvK)
- Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria
- Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan
- Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta
Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah
- Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
- Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Jaminan Simpanan (LPS)
- Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI)
3. ISI KUHPERDATA
Buku 1 tentang Orang / Personrecht
Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum keluarga, yaitu
hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek hukum. Antara
lain ketentuan mengenai timbulnya hak keperdataan seseorang, kelahiran, kedewasaan,
perkawinan, keluarga, perceraian dan hilangnya hak keperdataan.
Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban subyek hukum
(khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan hak-haknya dalam hukum
perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan pembuktian.
7. HUKUM PERORANGAN
a. SUBJEK HUKUM adalah segala sesuatu yang dapat menjadi pendukung hak dan kewajiban.
Subjek hukum terdiri atas:
- Manusia / Perorangan ( Natuurlijk Persoon )
- Badan Hukum ( Rechtpersoon )
Status manusia sebagai subjek hukum merupakan kodrat / bawaan dari lahir, sedangkan
status badan hukum sebagai subjek hukum ada karena pemberian oleh hukum.
b. KECAKAPAN BERBUAT
Orang yang cakap (wenang melakukan perbuatan hukum ) menurut UU adalah :
- orang yang dewasa ( diatas 18 tahun) atau pernah melangsungkan perkawinan
- tidak dibawah pengampuan, yaitu orang dewasa tapi dalam keadaan dungu, gila,
pemboros, dll.
- tidak dilarang oleh UU, misal orang yang dinyatakan pailit oleh UU dilarang untuk
melakukan perbuatan hukum.
8. HUKUM KELUARGA
Keseluruhan ketentuan yang mengatur hubungan hukum yang bersangkutan dengan
kekeluargaan sedarah dan kekeluargaan karena perkawinan (perkawinan, kekuasaan orang tua,
perwalian, pengampuan, keadaan tak hadir).
a. PERKAWINAN
Pengertian perkawinan menurut Undang-Undang Pokok Perkawinan: suatu ikatan lahir
bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membantuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia, kekal berdasarkan Ketuhana Yang
Maha Esa.
b. SYARAT DAPAT MELANGSUNGKAN PERKAWINAN MENURUT PASAL 6 UUPP:
- Persetujuan kedua belah pihak
- Seseorang yang belum berumur 21 tahun harus mendapat persetujuan dari orangtua,
jika orangtua sudah meninggal dapat meminta persetujuan dari wali/keluarga yang
mempunyai hubungan darah garis lurus keatas.
c. AZAS-AZAS PERKAWINAN
- Tujuan Perkawinan membentuk keluarga / rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Membentuk keluarga : membentuk kesatuan
masyarakat terkecil yang terdiri dari suami, istri dan anak. Membentuk rumah tangga :
membentuk kesatuan hubungan suami istri dalam satu wadah yang disebut rumah
kediaman bersama.
- Sahnya perkawinan jika dilakukan menurut agama dan kepercayaan masing-masing, dan
dicatat dalam catatan sipil.
- Azas Monogami seorang suami / istri hanya diperbolehkan memiliki satu orang istri /
suami. Jika dikehendaki dan diizinkan oleh agamanya, maka seseorang suami dapat
beristri lebih dari satu setelah memenuhi persyaratan yang diputuskan pengadilan.
- Prinsip Perkawanan kedua belah pihak sudah dewasa dan matang jiwa raganya.
Perkawinan dilarang antara mereka yang mempunyai hubungan darah garis lurus keatas
dan kebawah.
- Mempersukar Terjadinya Perceraian karena tujuan perkawinan adalah membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal, maka UU menganut prinsip ini mempersukar
terjadinya perceraian.
- Hak dan Kedudukan Istri hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan suami baik
dalam kehidupan rumah maupun masyarakat.
c. PENGAMPUAN
Keadaan dimana seseorang tidak dapat mengendalikan emosinya, karena sifat-sifat
pribadinya sehingga oleh hukum dianggap tidak cakap untuk bertindak sendiri dalam
hukum.
- Curandus adalah orang yang dibawah pengampuan
- Curator adalah orang yang ditunjuk sebagai wakil dari seorang curandus
- Curatele adalah lembaga pengampuan
Akibat pengampuan :
- Orang tersebut kedudukannya sama dengan anak dibawah umur
- Perbuatan hukum yang dilakukan dapat dibatalkan ( dapat dimintakan pembatalannya
oleh curator)
- Pengampuan berakhir apabila keputusan hakim tersebut dicabut atau karena
meninggalnya curandus
9. HUKUM BENDA
a. Hukum Benda bersifat tertutup dan memaksa.
- Tertutup adalah seseorang tidak boleh mengadakan hak kebendaan jika hak tersebut
tidak diatur dalam UU
- Memaksa adalah harus dipatuhi dan dituruti, tidak boleh menyimpang.