(RECHTS SUBJECTS)
APA ITU SUBJEK HUKUM?
Menurut Sudikno Mertokusumo, subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat
memperoleh hak dan kewajiban dari hukum.
Pendapat senada dikemukakan oleh Subekti yang menyatakan menyatakan bahwa
subjek hukum adalah pembawa hak atau subjek dalam hukum, yaitu orang.
Sementara dalam Black’s Law Dictionary dirumuskan pengertian subjek hukum
sebagai: “One that owes allegience and governed by his law. The natives of
Great Britain are subjects of the British Government. Men in free governments
are subjects as well as citizens: as they enjoy rights and franhises, as they bound
to obey the law.”
MANUSIA/ORANG
(NATUURLIJKE PERSOON)
SUBJEK HUKUM
• Secara yuridis ada beberapa alasan tentang manusia sebagai subjek hukum. Pertama, manusia mempunyai hak-
hak subjektif. Kedua, kewenangan hukum yang berarti kecakapan untuk menjadi subjek hukum, yaitu sebagai
pendukung hak dan kewajiban.
• Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kandungan karena status sebagai subjek hukum yang
melekat pada manusia adalah kodrat yang dibawa dari lahir sedangkan hukum hanya mengakuinya saja.
Pengecualian atas hak tersebut terdapat di dalam Pasal 2 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
yang mengatur bahwa anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan dianggap telah lahir, setiap kali
kepentingan si anak menghendakinya. Bila telah mati sewaktu dilahirkan, dia dianggap tidak pernah ada.
Pengecualian atas hak ini disebut dikenal dengan fiksi hukum.
KEWENANGAN/KECAKAPAN
Pasal 330 KUHPerdata Dikatakan dewasa, genap berusia 21 tahun, namun jika telah menikah
sebelum usia 21 tahun maka dianggap telah dewasa.
Berdasarkan asas “lex apriori derogate lex posteriori” (hukum yang terbaru mengesampingkan hukum yang lama).
2. ORANG DIBAWAH PENGAMPUAN
Pada dasarnya seseorang bisa ditaruh di bawah pengampuan jika orang (dewasa) tersebut berada dalam
keadaan dungu, gila atau mata gelap, walaupun terkadang orang tersebut cakap menggunakan pikirannya.
Selain itu, orang dewasa juga dapat ditempatkan di bawah pengampuan karena keborosan (Pasal 433
KUHPerdata).
Pasal 434 KUHPerdata, mengatur bahwa yang berhak meminta pengampuan adalah keluarga sedarah, namun
jika permintaan pengampuan didasarkan karena pemborosan, pengampuan hanya dapat diminta oleh para
keluarga sedarah dalam garis lurus, dan oleh mereka dalam garis samping sampai derajat keempat.
Permintaan pengampuan diajukan ke Pengadilan Negeri yang dalam daerah hukumnya dimana orang yang
dimintakan pengampuan. (Pasal 436 KUHPerdata).
CONTOH
Sudikno Mertokusumo Organisasi atau kelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu
yang dapat menyandang hak dan kewajiban.
LANJUTAN
Jika dilihat dari berbagai pendapat di atas, badan hukum dapat dikategorikan
sebagai subjek hukum sama dengan manusia, karena :
1. Badan Hukum tersebut memiliki kekayaan sendiri
2. Sebagai Pendukung Hak dan Kewajiban
3. Dapat menggugat dan digugat di Pengadilan
4. Ikut serta dalam lalu lintas hukum dan bisa melakukan jual beli
5. Mempunyai tujuan dan kepentingan
KAPAN BADAN HUKUM DAPAT
MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM?
Misalnya saja, Perseroan Terbatas diaanggap mampu melakukan perbuatan hukum apabila akta pendirian
perusahaannya telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
Badan Hukum Publik, yaitu badan hukum yang memiliki ruang
lingkup wewenang, tugas dan tanggung jawabnya untuk
kepentingan masyarakat luas dan kepentingan negara. Contohnya :
Bank Indonesia, Perum Pegadaian.
BADAN HUKUM
Menurut Soeroso (hal. 269), hubungan hukum ialah hubungan antara dua atau lebih subjek hukum. Dalam
hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain.
Mengenai hubungan hukum ini, Logemann berpendapat bahwa dalam tiap hubungan hukum terdapat pihak
yang berwenang/berhak meminta prestasi yang disebut dengan prestatie subject dan pihak yang wajib
melakukan prestasi disebut plicht subject.
HAK DAN KEWAJIBAN
• Setiap hubungan hukum yang diciptakan oleh hukum selalu mempunyai 2 segi yang isinya
di satu pihak hak, sedang di pihak lain adalah kewajiban.
“Tidak ada hak tanpa kewajiban, sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak”
Contohnya :
Ibu ingin membeli 1 kg daging sapi dan menanyakan harga 1 kg daging sapi ke pedagang
daging di took tersebut. Pedagang daging menjawab bahwa ia menjual 1 kg dagingnya dengan
harga Rp. 50.000. Kemudian ibu membayar 1 kg daging tersebut dengan uang tunai Rp.
50.000, pedagang daging pun menerima uang 1 kg dan menyerahkan 1 kg daging sapi ke ibu.
• Terdapat 2 (dua) macam hak, yaitu Hak Mutlak dan Hak Nisbi.
HAK MUTLAK
• Hak Mutlak adalah hak yang dapat diberlakukan pada setiap orang, di samping
wewenang dari orang yang berhak, ada kewajiban dari setiap orang untuk
menghormati hak tersebut. Pada hak mutlak terdapat kewenangan orang yang
berhak untuk berbuat.
• Contoh :
Hak mutlak adalah Hak Milik (Eigendom) dimana benda yang dilekati oleh
Eigendom, maka pemilik (Eigenaar) berhak untuk mengelola dan memanfaatkan
benda tersebut sebaik-baiknya. Hak Eigendom ini dapat dipertahankan terhadap
siapa saja.
LANJUTAN …
• Pemilikan menunjukkan hubungan antara seseorang dengan obyek yang menjadi sasaran kepemilikan. Sehingga
seseorang tersebut memiliki hak-hak kompleks yang dapat digolongkan ke dalam ius in rem (meletakkan kewajiban
itu pada orang-orang pada umumnya karena hak itu melekat pada bendanya).
• Ciri dan hak yang termasuk ke dalam pemilikan, yaitu :
1. Pemilik berhak untuk memiliki barangnya.
2. Pemilik mempunyai hak untuk menggunakan dan menikmati barang yang dimilikinya. Pada dasarnya merupakan
kemerdekaan bagi pemilik untuk berbuat terhadap barangnya.
3. Pemilik mempunyai hak untuk menghabiskan, merusak atau mengalihkan barangnya.
4. Pemilikan tidak mengenal jangka waktu
5. Pemilikan mempunyai ciri yang bersifat sisa. Contohnya Si A memiliki sebuah rumah yang sudah lama tidak
ditinggali, kemudian ia sewakan ke si B. Si B dapat mempergunakan rumah tersebut dengan sebaik-baimnya,
namun si A tetap memiliki hak atas rumah tersebut.
HAK NISBI
• Hak Nisbi (relatif) adalah hak yang hanya memberikan kewenangan terhadap
seseorang atau lebih dari seseorang tertentu yang berkewajiban mewujudkan
kewenangan berhaknya (contoh, hak menagih). Jadi, yang penting orang dapat
mengharapkan suatu prestasi dari orang lain. Hubungan hukum yang nisbi ini
dikenal dengan istilah Verbintenis atau Perutangan/Perikatan.
CONTOH
Adalah Suatu perbuatan yang dilakukan oleh Subjek Hukum (manusia atau badan hukum,
perbuatan mana dapat menimbulkan suatu akibat yang dikehendaki oleh yang
melakukannya. Jika perbuatan itu akibatnya tidak dikehendaki oleh yang melakukan atau
salah satu di antara yang melakukannya, maka perbuatan itu bukan perbuatan hukum.
PERBUATAN
HUKUM
Menurut Soeroso akibat hukum adalah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat
yang dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh hukum. Tindakan ini dinamakan tindakan hukum. Jadi
dengan kata lain, akibat hukum adalah akibat dari suatu tindakan hukum.
Contohnya :
- Orang tua si A meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas dan meninggalkan harta warisan berupa tanah
seluas 300m2. Si A tidak memiliki saudara kandung (anak satu-satunya dari orang tuanya), maka si A berhak
untuk menerima harta warisan dari orang tuanya.
PERISTIWA HUKUM
Peristiwa hukum menurut Satjipto Rahardjo adalah sesuatu yang bisa menggerakkan peraturan hukum
sehingga ia secara efektif menunjukkan potensinya untuk mengatur.
Lebih lanjut Satjipto Rahardjo menjelaskan bahwa peristiwa hukum ini adalah suatu kejadian dalam
masyarakat yang menggerakkan suatu peraturan hukum tertentu, sehingga ketentuan-ketentuan yang
tercantum di dalamnya lalu diwujudkan. Suatu peraturan hukum yang mengatur tentang kewarisan karena
kematian akan tetap merupakan rumusan kata-kata yang diam sampai ada seorang yang meninggal dan
menimbulkan masalah kewarisan. Kematian orang itu merupakan suatu peristiwa hukum. Secara lebih
rinci: apabila dalam masyarakat timbul suatu peristiwa, sedangkan peristiwa itu sesuai dengan yang
dilukiskan dalam peraturan hukum, maka peraturan hukum itu pun lalu dikenakan kepada peristiwa
tersebut.
Suatu peristiwa hukum dapat menimbulkan akibat hukum.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH