Anda di halaman 1dari 8

HUKUM PERDATA

Dosen pengampu : I Wayan Kertih, M. Pd.

DISUSUN OLEH :

ENIK PUJI LESTARI 1914041013/PPKn

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT

1. Jelaskan perbedaan dengan memberi contoh konkrit konsep Subjek dan Objek Hukum
Perdata?
2. Jelaskan perbandingan antara manusa sebagai subjek hukum dengan badan hukum sebagai
subjek hukum!
3. Tunjukkan syarat-syarat badan hukum utk bisa menjadi subjek hukum!

4. Berikan masing-masing 2 (dua) c0ntoh Subjek Hukum, Objek Hukum, Fakta Hukum,
Peristiwa Hukum dalam Hukum Perdata!

Tugas dikumpul paling lambat pkl 16.00 wita

JAWAB

1. Subyek Hukum Perdata

a. Manusia

Secara umum mengapa manusia dapat disebut Subjek Hukum sangat jelas kedudukannya.
Manusia dalam kelangsungan hidup sehari-hari mempunyai Hak dan Kewajiban, tanggung
jawab serta aturan-aturan yang harus ditaati ketika Hak dan Kewajibannya tersebut dilanggar
akan dikenai sanksi.

Kendati Manusia merupakan Subjek Hukum, namun tidak semua manusia dapat
melakukan Perbuatan Hukum. Pada masa lalu, budak tidak dianggap sebagai Subjek Hukum
melainkan Objek yang dapat diperjual belikan namun perbudakan tidak berlaku lagi di masa
sekarang. Missal :KUHPerdata pasal 1330 juga menyebutkan bahwa Perempuan Dalam
Pernikahan tidak dianggap cakap dalam melakukan perbuatan hukum, namun aturan tersebut
telah dicabut melalui Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 1963 Tentang
Gagasan Menganggap Burgerlijk Wetboek Tidak Sebagai Undang-Undang dan Pasal 31 UU
Perkawinan, serta Undang-Undang Perkawinan yang menganggap kesetaraan kedudukan
suami dan isteri. contoh : undang-undang perkawinan, jadi tidak ada perbedaan laki-laki dan
perempuan dalam perbuatan hukum
Manusia/Orang yang dianggap tidak dapat melakukan Perbuatan Hukum yaitu:

1. Anak yang masih di bawah umur


2. Orang yang berada dalam pengapuan (dungu, sakit ingatan, dll)

b. Badan Hukum

Selain manusia badan hukum juga termasuk sebagai subjek hukum. Badan hukum
merupakan badan-badan atau perkumpulan. Badan hukum yakni orang yang diciptakan
oleh hukum. Oleh karena itu, badan hukum sebagai subjek hukum dapat bertindak hukum
(melakukan perbuatan hukum) seperti manusia. Dengan demikian, badan hukum dapat
melakukan persetujuan-persetujuan, memiliki kekayaan yang sama sekali terlepas dari
kekayaan anggota-anggotanya. Oleh karena itu, badan hukum dapat bertindak dengan
perantaraan pengurus-pengurusnya. Contoh : Subekti (Ibid, hal 21) mengatakan bahwa di
samping orang, badan-badan atau perkumpulan-perkumpulan juga memiliki hak dan
melakukan perbuatan hukum seperti seorang manusia. Badan-badan atau perkumpulan-
perkumpulan itu mempunyai kekayaan sendiri, ikut serta dalam lalu lintas hukum dengan
perantara pengurusnya, dapat digugat, dan dapat juga menggugat di muka hakim.
Contohnya: koperasi dan PT

Objek Hukum

objek Hukum adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hubungan hukum. Jika masih
bingung, gampangnya Objek hukum yaitu segala sesuatu yang berguna dan dapat
dimanfaatkan oleh Subjek Hukum (Manusia atau Badan Hukum). Biasanya Objek Hukum
inilah nantinya menjadi sumber masalah hukum yang terjadi antar subjek hukum.Secara
umum yang dimaksud Objek Hukum adalah Barang/Benda. Contoh kongkrit : Menurut
pasal 499 KUHPerdata “kebendaan adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat
dikuasai oleh hak milik.

Penggolongan benda yang perlu kita ketahui yaitu:

a. Benda berwujud dan tidak berwujud

b. Benda bergerak dan tidak bergerak

c. Benda yang dan dapat dihabiskan dan tidak dapat dihabiskan


d. Benda yang dapat diganti dengan yang tidak dapat diganti

e. Benda yang sudah ada dengan benda yang masih akan dating

f. Benda yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi.

Contoh lainya : Undang Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, yang mengatur
tentang hak atas tanah dan bangunan diatasnya sebagai pengganti hipotik dan crediet verband

2. perbandingan antara manusa sebagai subjek hukum dengan badan hukum sebagai subjek
hukum

Status.
Manusia berstatus sebagai subjek hukum atau pembawa hak dan kewajiban sejak ia lahir.
Tetapi bila perlu demi kepentingannya sejak ia masih dalam kandungan ibunya, asalkan ia
lahir hidup, ia sudah dianggap sebagai subjek hukum. Sedangkan badan hukum tidak serta
merta memperoleh status sebagai subjek hukum, namun harus melalui proses pendaftaran
hingga pengesahan.

Melaksanakan Perbuatan Hukum.

Dalam melaksanakan perbuatan hukum, badan hukum diwakili oleh para pengurusnya.
Sedangkan orang untuk dapat melakukan perbuatan hukum harus sudah dewasa (menurut
BW harus sudah berumur 21 tahun) atau sudah kawin sebelum umur tersebut. Tetapi batas
usia dewasa menurut UU No. 1/1974 dan yurisprudensi MA adalah 18 tahun.

Domisili.
Setiap orang menurut hukum harus mempunyai tempat tinggal atau domisili, begitu pula bagi
badan hukum. Domisili seseorang biasanya di tempat tinggal pokoknya. Badan hukum
biasanya di kantor pusat badan hukum itu berada. Tetapi kadang-kadang orang atau badan
hukum memilih tempat tertentu sebagai domisilinya untuk memudahkan urusan atau
menghubunginya bila diperlukan. Domisi yang dipilih misalnya di kantor notaris atau di
kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri tertentu
3.Terdapat beberapa syarat materiil yang harus dipenuhi dalam pembentukan badan
hukum yaitu:

1. Ada harta kekayaan terpisah;


2. Mempunyai tujuan tertentu;
3. Mempunyai kepentingan sendiri;
4. Ada organisasi teratur.

Terkait dengan subjek hukum (badan hukum), maka terdapat beberapa teori untuk
menentukan bahwa suatu lembaga itu merupakan sebuah badan hukum, yaitu:

1. Teori fiksi, yaitu teori yang menyatakan bahwa badan hukum itu hanya fictie atau
dianggap seolah-olah manusia;
2. Teori harta kekayaan bertujuan yaitu teori yang menyatakan bahwa hak-hak dan
badan hukum sebenarnya hak-hak yang tidak ada yang mempunyai dan sebagai
penggantinya adalah suatu kekayaan yang terikat oleh suatu tujuan;
3. Teori organ yaitu teori yang menyatakan bahwa badan hukum sunguh-sunguh
merupakan kepribadian yang ada ialah sebagai organisme yang bisa menyatakan
kehendaknya dengan perantaraan alat perlengkapan; dan
4. Teori propieto collective yaitu teori yang menyatakan bahwa hak-hak dan kewajiban-
kewajiban dan perhimpunan sesungguhnya hak dan kewajiban anggotanya
bersamasama, sedangkan badan hukum adalah suatu kontruksi yuridis saja

4. Contoh Subjek Hukum, Objek Hukum, Fakta Hukum, Peristiwa Hukum Dalam
Hukum Perdata!

a. Subjek Hukum

- Berdasarkan pasal 2 BW Setiap anak dalam kandungan dianggap telah lahir apabila
kepentingannya menghendakinya, apabila anak tersebut meninggal pada saat dilahirkan
maka dianggap tidak pernah ada. Contohnya : Untuk harta warisan.

- KUHPerdata pasal 1330 juga menyebutkan bahwa Perempuan Dalam Pernikahan tidak
dianggap cakap dalam melakukan perbuatan hukum, namun aturan tersebut telah dicabut
melalui Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 1963 Tentang Gagasan
Menganggap Burgerlijk Wetboek Tidak Sebagai Undang-Undang dan Pasal 31 UU
Perkawinan, serta Undang-Undang Perkawinan yang menganggap kesetaraan kedudukan
suami dan isteri. contoh : undang-undang perkawinan, jadi tidak ada perbedaan laki-laki dan
perempuan dalam perbuatan hukum.

b. Objek Hukum

-Undang Undang Merek No.21 Tahun 1961, yang mengatur tentang hak atas penggunaan
merek perusahaan dan merek perniagaan. Contoh : ketika seseorang menjiplak merek
perusahaan lain maka akan dikenakan pidana

-Undang Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak cipta sebagai
benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik. contoh : ketika seseorang
mengakui hak cipta milik orang lain maka dikenai pidana.

c. Fakta hukum adalah fakta yang diatur oleh hukum.

Contoh :

-Jadi dimisalkan seorang yang kehilangan sepeda motor kemudian hilang tanpa
sepengatahuannya maka fakta yang diatur oleh hukum itu adalah pencurian. Berbeda halnya
kalau misalnya motor itu dipinjam oleh orang yang dikenal kemudian tidak dikembalikan
pada waktunya maka fakta hukumnya (fakta yag diatur oleh hukum) adalah penggelapan.

- kerugian perusahaan karena seorang direksi yang melakukan penyalahgunaan keuangan


kemudian karyawan melaporkan hal itu ke kepolisian, maka polisi dapat melakukan upaya
hukum misalnya penangkapan, maka hal itu bisa saja dikategorikan sebagai fakta hukum.

d.Menurut Soeroso (hal. 252-253), macam-macam peristiwa hukum terdiri dari:

1. Peristiwa menurut hukum dan peristiwa melanggar hukum

Contoh:

a. Kelahiran, kematian, pendudukan tanah, pencemaran laut.


b. Lingkungan hidup, jual-beli, sewa menyewa, pemberian kredit, pembukaan
rekening pada bank, perjanjian negara, pembunuhan dan lain-lain.

Kejadian/peristiwa itu dapat terjadi karena:


a. Perbuatan manusia
b. Keadaan

Suatu peristiwa dapat menimbulkan akibat hukum.

Contoh:
Pasal 1239 KUHPerdata, yang berbunyi:

Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu apabila tidak dipenuhi
kewajiban itu oleh si berutang maka ia berkewajiban memberikan penggantian biaya, rugi
dan bunga.

Dari contoh tersebut di atas terlihat bahwa adanya peristiwa-peristiwa tidak memenuhi
kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat sama sekali, akibat hukumnya mengganti biaya,
rugi dan bunga.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt52bdff2508616/subjek-hukum-dalam-
hukum-perdata-dan-hukum-pidana/ Diakses pada 20 oktober 2020 pada pukul 12.59 WIB
https://fahmuk.wordpress.com/2015/04/13/subjek-hukum-dan-objek-hukum-dalam-hukum-
perdata/ Diakses pada 20 oktober 2020 pada pukul 13.00 WIB
http://adityaendy.blogspot.com/2012/03/perbedaan-subjek-hukum-orang-dan-subjek.html
Diakses pada 20 oktober 2020 pada pukul 13.05 WIB
https://www.doktorhukum.com/perbedaan-subjek-hukum-orang-pribadi-naturlijk-persoon-
dan-badan-hukum-rechtpersoon/ Diakses pada 20 oktober 2020 pada pukul 13.07 WIB
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5aebc758a2210/arti-peristiwa-hukum-
dan-hubungan-hukum/ Diakses pada 20 oktober 2020 pada pukul 13.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai