Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dedi Sumardi

Kelas/Jurusan : A/PPKn

NIM : 2286200017

Tugas : UAS Pengantar Ilmu Hukum (Qotrun Nida, SH., MH)

Soal
1. Indonesia menganut hukum positivism, segala sesuatu yang diperundangkan harus
ditaati, dan semua masyarakat di Indonesia dianggap mengetahui dan harus mentaati
peraturan yang ada dalam hal ini ada masyarakat yang dianggap tidak cakap hukum,
menurut anda apa yang dimaksud dengan tidak cakap hukum dan sebutkan ciri-ciri
tidak cakap hukum !
2. Dilihat dari waktu, hukum dibedakan menjadi 2 yaitu ius constitutum dan ius
constituendum, jelaskan dan beri contoh !
3. Peristiwa hukum adalah peristiwa yang berdasarkan hukum menimbulkan atau
menghapus hak. Sebutkan, jelaskan dan beri contoh macam-macam peristiwa hukum.
4. Menurut anda, apakah hukum di Indonesia ini sudah berjalan sebagaimana mestinya?
Jelaskan, beri contoh dan solusinya !
5. Asas hukum umum merupakan asas hukum yang berhubungan dengan keseluruhan
bidang hukum, macam-macam asas hukum umum yaitu Asas lex superior derogat legi
inferior, Asas lex posteriori derogat legi priori, Asas lex speciali derogat legi generali.
Jelaskan macam-macam asas hukum umum tersebut !
Jawab

1. Pasal 130 KUH Perdata menentukan bahwa mereka yang tidak cakap melakukan
perbuatan hukum adalah:
1) Orang-orang yang belum dewasa. Menurut Undang-undang, saat seorang laki-
laki dewasa adalah ketika ia telah berumur 21, atau telah berumur 19 tahun bagi
perempuan.Orang-orang yang belum dewasa ini semua perbuatan hukumnya
diwakili oleh orang tua atau walinya.

2) Orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan, yaitu orang gila atau hilang
ingatan. Orang-orang yang berada dibawah pengampuan semua perbuatan
hukumnya diwakili oleh pengampunya.

3) Perempuan dalam hal-hal yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Misalnya,


penjualan harta bersama dalam perkawinan yang dilakukan oleh istri harus
mendapat persetujuan suami. Tanpa adanya persetujuan suami, maka seorang
istri dapat dianggap tidak cakap.

4) Orang-orang yang undang-undang memperbolehkan atau melarangnya.


Misalnya, Undang-undang Perseroan Terbatas (PT), yang dapat mewakili
perbuatan hukum PT adalah Direktur: seorang manajer dianggap tidak cakap
mewakili perusahaan tempatnya bekerja jika tidak ada pemberian kuasa dari
direktur. https://www.legalakses.com/orang-yang-tidak-cakap-melakukan-
perbuatan-hukum/

2. Penggolongan Hukum, berdasarkan waktu berlakunya. Hukum dibedakan menjadi 2


yaitu ius constitutum (hukum positif), adalah hukum yang berlaku sekarang dan hanya
bagi suatu masyarakat tertentu saja di dalam daerah tertentu. Contoh: Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia 1945, Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, dan ius constituendum (hukum negatif), adalah
hukum yang diharapkan dapat berlaku pada waktu yang akan datang. Contoh: Rancangan
Undang-Undang (RUU).

3. Yang dimaksud dengan peristiwa hukum atau kejadian hukum atau rechtsfeit adalah
peristiwa kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh hukum, agar lebih jelas akan
disampaikan beberapa contoh yang relevan dengan istilah peristiwa hukum, sebab tidak
setiap peristiwa kemasyarakatan akibatnya diatur oleh hukum. Contoh pertama :
Peristiwa transaksi jual beli barang. Pada peristiwa ini terdapat akibat yang diatur oleh
hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban, sebagaimana pasal 1457 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata bahwa ”Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak
yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain
untuk membayar harga yang telah dijanjikan”. Contoh kedua : Peristiwa kematian
seseorang. Pada peristiwa kematian seseorang secara wajar, dalam hukum perdata akan
menimbulkan berbagai akibat yang diatur oleh hukum, misalnya penetapan pewaris dan
ahli waris. Pada pasal 830 Kitab Undang-undang Hukum Perdata berbunyi “Pewarisan
hanya berlangsung karena kematian”. Sedangkan apabila kematian seseorang tersebut
akibat pembunuhan, maka dalam hukum pidana akan timbul akibat hukum bagi si
pembunuh yaitu ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagaimana
disebutkan pada pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana bahwa ”Barang siapa
dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena makar atau
pembunuhan atau doodslag, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun”.
Setelah memperhatikan contoh-contoh diatas, ternyata peristiwa hukum itu dapat di
bedakan menjadi 2, yaitu :
a. Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum;
b. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum.
https://elkace.wordpress.com/2008/12/05/peristiwa-hukum/
4. Hukum di Indonesia ini menurut saya pribadi belum berjalan sebagaimana mestinya.
Karena, para penegak hukum di negri kita ini mudah sekali di suap oleh orang yang
terdakwa kasus pelanggaran hukum, dan akibatnya para pelanggar hukum di kurangi
masa tahanan, dan mungkin juga akan divonis tidak bersalah oleh para penegak hukum.
Solusinya, agar hukum di Indonesia ini berjalan sebagaimana mestinya menurut saya
pribadi yaitu, para penegak hukum harus mempunyai keimanan dan ketaqwaan kepada
tuhan yang maha esa. Karena, kalau mereka mempunyai rasa takut kepada tuhan yang
maha esa maka mereka tidak akan mudah di suap oleh para terdakwa, dan para penegak
hukum harus berpikir bahwa apapun yang mereka lakukan didunia ini pasti akan di
pertanggung jawabkan di akhirat nanti.

5. Asas lex superior derogat legi inferior bermakna undang-undang (norma/aturan


hukum) yang lebih tinggi meniadakan keberlakuan undangundang (norma/aturan hukum)
yang lebih rendah.

Asas lex posteriori derogat legi priori bermakna undang-undang (norma/aturan


hukum) yang baru meniadakan keberlakuan undang-undang (norma/aturan hukum) yang
lama.

Asas lex speciali derogat legi generali bermakna undang-undang (norma/aturan hukum)
yang khusus meniadakan keberlakuan undang-undang (norma/aturan hukum) yang
umum.
(Nurfaqih Irfani. ASAS LEX SUPERIOR, LEX SPECIALIS, DAN LEX
POSTERIOR: PEMAKNAAN, PROBLEMATIKA, DAN PENGGUNAANNYA
DALAM PENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM)

Anda mungkin juga menyukai