Apa perbedaannya ?
Jawaban
· Kejahatan:”rechtsdeliktern / mala in se” yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan undang-undang,sebagai
perbuatan pidana,tetapi dirasakan bertentangan dengan tata hukum. Diatur oleh Buku kedua KUHP tentang
Kejahatan
· Pelanggaran:”wetsdeliktern / mala prohibitia” yaitu perbuatan yang sifat melawan hukumnya baru dapat
diketahui setelah ada undang-undang yang mengatur demikian. Diatur oleh Buku ketiga KUHP tentang Pelanggaran
Cth : Buku kedua Kejahatan pasal 187 tentang kejahatan yang mendatangkan bahaya bagi keamanan umum manusia
atau barang, hukuman paling lama adalah penjara seumur hidup
Cth : pasal 489 ayat 1-2 tentang kenakalan terhadap orang atau barang sehingga dapat mendatangakn bahaya,
kerugian, dan kesusahan dihukum denda Rp 225,-. Jika diulangin kembali dikenai hukuman kurungan paling lama 3
hari
2. Apa yang membedakan antara disiplin ilmu hukum pidana dengan ilmu hukum lain ?
Jawaban:
Disiplin ilmu hukum pidana berbeda dari ilmu hukum lainnya.Contoh: dalam penggolongannya ilmu hukum
pidana termasuk hukum publik yaitu hukum yang mengatur orang dengan negara.Berbeda dengan hukum
yang termasuk hukum privat,misalnya:hukum perdata,yang lebih mengatur masalah perorangan. Selain itu
juga bisa dilihat dari sanksi yang diterima. Dalam sanksi pidana,sanksi yang didapatkan adalah sanksi badan
yang mengakibatkan penderitaan dan memberi efek jera. Cth : Pasal 362 KUHP tentang pencurian, barang
siapa yang melakukannya akan dikenakan hukuman penjara selama-lamanya 5 tahun atau denda paling
banyak Rp. 900,-. Sedangkan sanksi dalam hukum lain bersifat administratif.
3. Sebutkan dan jelaskan sumbangan ilmu-ilmu yang lain terhadap hukum pidana ?
Jawaban:
Sumbangan ilmu lain dalam hukum pidana:
· Ilmu kriminologi:mempelajari tentang kejahatan,yang mempelajari faktor terjadinya tindak pidana dan
solusi agar orang tidak melakukannya.
· kedokteran kehakiman:ilmu bantu yang dipakai untuk mengungkap sebab suatu kejahatan tindak pidana
yang berkaitan dengan manusia.
Jawaban:
· Sumber hukum Tertulis : KUHP,KUHPer.
· Sumber hukum Tidak Tertulis : Hukum Adat.
· Sumber hukum Bersifat Umum : KUHP.
· Sumber hukum Bersifat Khusus : UU mengenai tipikor.
Dalam konsep KUHP RUU yang akan disahkan tidak dibedakan antara kejahatan dan pelanggaran,KUHP
ini hanya membedakan antara buku 1 mengenai Ketentuan Umum dan buku 2 dan 3 mengenai tindak
pidana.
Pasal ini disebut juga pasal jembatan.Pasal ini mengatur tentang ketentuan umum yang terdapat pada KUHP
dan tidak hanya mengatur KUHP saja, tetapi bisa ditentukan oleh UU lain. Jadi hal-hal yang diterangkan
dalam bab 1-9 KUHP berlaku juga untuk UU lain seperti UU lalu lintas, UU senjata api, UU Materai, dll
(menjadi Lex Generalis). Namun pengecualian apabila UU yang lain itu telah menetukan yang lain (berlaku
asas Lex Spresialis derogate Legi Generalis)
8. Apa yang dimaksud dengan asas legalitas ?Apa konsekuensi dan bagaimana hukum pidana adapt?Sebutkan juga
sumber hukumnya!
Asas legalitas menyatakan bahwa perbuatan hhukum / badan hukum yang tidak tercantum pada UU
bukanlah tindak pidana. Jadi harus ada aturan undang-undang yang tertulis lebih dahulu.Akan
tetapi,konsekuensinya adalah bahwa perbuatan-perbuatan pidana menurut hukum adat tidak dapat
dipidana, sebab disitu tidak ditentukan dengan aturan yang tertulis.
*Kedudukan hukum pidana adat: hukum pidana adat diberlakukan sepanjang ketentuan dalam hukum adat
tidak diatur dalam hukum yang tertulis.Dasar hukum pidana adat pada zaman Hindia Belanda ialah pasal
131 IS. Akan tetapi, sebenarnya dasar hukum yang diambil dari UU itu tidak perlu,sebab hukum adat adalah
hukum asli yang berlaku dengan sendirinya.
9. Sebutkan dan jelaskan mengenai ruang berlakunya tindak pidana ( ada 4 ) beserta contohnya ?!
· Asas teritorial : asas ini berlaku terhadap setiap orang baik itu WNI/WNA yang melakukan tindak pidana
di wilayah teritorial Indonesia.
Contoh: Kilimanjaro adalah WNA dari negara Afrika Selatan.Dia melakukan tindak pidana pemerkosaan,
yang dilakukannya di Jakarta.Lalu Kilimanjaro tertangkap dan dia dijerat dengan pasal 285 KUHP.
· Asas personal: asas ini mengikuti orang Indonesia dimanapun dia berada.
Contoh: Nia Budianti merupakan TKI yang berada di negara Malaysia.karena majikannya terus bersikap
kejam kepadanya, Nia menusuknya hingga mati.Ia lalu melarikan diri ke Indonesia dengan harapan
selamat.akan tetapi,dia tertangkap.Atas perbuatan itu dia dijerat pasal 338 KUHP.
· Asas perlindungan: asas ini berlaku terhadap tindak pidana yang menyerang kepentingan hukum negara
Indonesia.
Contoh: seseorang melakukan penecetakan uang palsu Rupiah yang diedarkan di Indonesia.
· Asas Universal: asas ini menyatakan Hukum Pidana Indonesia berlaku diseantero jagad.
Contoh: orang asing di Indonesia,memalsu mata uang negaranya sendiri dapat diadili di Indonesia dengan
hukum pidana Indonesia.
10. Apa yang dimaksud dengan Locus Delicte ?
Locus Delicti adalah tempat terjadinya tindak pidana .Jadi harus pasti tentang kapan dan tempat terjadinya tindak
pidana itu,untuk menetapkan locus delicti ada 3 teori,yaitu perbuatan materiil,instrumen dan akibat. Berguna unutk
menetapkan peradilan mana yang berhak mengadili perkara
11. Apa yang dimaksud dengan Lex Spesialis derogate Legi Generalis ?
Maksud dari adagium ini adalah UU yang bersifat khusus mengesampingkan UU yang bersifat umum. Pasal
63 ayat (2) KUHP
13. Apa yang menjadi titik tolak dari aliran monistis , dualistis ? KUHP menganut aliran yang mana ?
Aliran monistis : aliran ini terdapat pada zaman klasik,dalam aliran ini tidak membedakan antara
dapat dipidananya orang dan perbuatan,misalnya:walaupun orang yang melakukan tindak pidana
gila,ia tetap dipidana.
Aliran dualistis : aliran ini memisahkan antara dapat dipidananya orang dan dapat dipidananya
perbuatan.Jadi untuk melakukan tindak pidana harus memenuhi syarat orang dan perbuatannya.
KUHP menganut aliran ini yaitu dualistis.
14. Apakah kondisi kejiwaan seseorang syarat mutlak di dalam penjatuhan sanksi pidana ?
Ya,kondisi kejiwaan merupakan syarat mutlak dalam penjatuhan sanksi pidana.Karena apabila seseorang melakukan
tindak pidana dalam keadaan sehat, dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya itu dan dia mengetahui bahwa
perbuatannya itu salah, maka ia dapat dipidana.Sedangkan orang yang terganggu jiwanya tidak dipidana dengan
menggunakan pasal 44 KUHP (alas an pemaaf). Muliatno sendiri berpendapat salah satunya syarat sesorang dapat
dipidana adalah kemampuan bertanggung jawab, menurutnya apabila salah satu dari 6 syarat ini tidak terpenuhi
maka seseorang tidak dapat dipidanakan
15. Apakah orang yang memepunyai kelainan kejiwaan mutlak tidak dapat dijatuhi sanksi pidana apabila dia
melakukan tindak pidana?
Tidak mutlak, karena apabila sesorang memiliki kelaiann jiwa maka perbuatan melawan hukum yang ia lakukan
harus sesuai dan berhubungan dengan kelainan jiwa yang ia miliki, contoh : seorang Pyromanika (senang
membakar api) melakukan pembunuhan dengan mencekik sesorang hingga mati, dapat terjerat pasal 338 KUHP.
Namun, apabila perbuatannya sesuai seperti si Pyromaniak membakar ludes suatu rumah makai ia dapat tidak
dijatuhkan tindak pidana karena alasam pemaaf (pasal 44 KUHP)
· Wetdelict ialah perbuatan yang oleh umum baru disadari sebagai suatu tindak pidana,karena undang-
undang menyebutnya sebagai delik.
· Rechtdelict ialah perbuatan yang bertentangan dengan keadilan,terlepas apakah perbuatan itu diancam
pidana dalam suatu undang-undang atau tidak.
· Mala perse yaitu delik yang berhubungan dengan kejahatan.
· Mala quia prohibita yaitu delik yang berhubungan dengan pelanggaran.
18. Sebutkan apa yang dimaksud unsur-unsur tindak pidana objektif dan subjektif!
· Unsur objektif :unsur bisa dilihat dari predikat kalimat yang terdapat pada kalimat pasal yang
bersangkutan.
Contoh: unsur 1 adalah”dengan sengaja”
unsur 2 adalah”menghilangkan nyawa orang”
· unsur subjektif: unsur-unsur tindak pidana seperti pada pasal yang bersangkutan.
Contoh: pada pasal 338 :”barang siapa”.
19. Apa yang dimaksud delik formil dan delik materiil?Berikan contohnya!
· Delik Formil adalah delik yang perumusannya dititikberatkan kepada perbuatan yang dilarang.
Cth : pasal 362 tentang pencurian menitik beratkan kepada “mengambil”
· Delik materiil adalah delik yang perumusannya dititikberatkan kpada akibat yang tidak dikehendaki.
Cth : pasal 338 KUHP tentang pembunuhan tidak menyebut pembunuhan secara langsung namun dala isi
pasalnya mengatakan “merampas nyawa orang lain” yang merupakan akibat dari pembunuhan yang
dikehendaki seseorang.
21. Mengapa di dalam hukum pidana tidak boleh ada analogi dan peraturan perundang – undangan yang berlaku
surut?
Tidak boleh adanya analogi karena untuk mencegah tindakan sewenang-wenang dari pengadilan atau dari
penguasa.Jika membolehkan pemakaian analogi,maka kemungkinan tindakan sewenang-wenang itu bisa
diperbesar.Aturan tentang tidak berlaku surut,karena apabila pembentuk undang-undang itu berlaku surut,hal
tersebut adalah sepenuhnya hak pembentuk undang-undang itu sendiri.
Untuk mengetahui apakah yang dianggap sebagai sebab dari suatu kejadi ada teori ajaran kasualitas untuk
menghubungan tujan objektif anatar
Teori ini akan menetapkan hubungan objektif antar perbuatsn amanusia dan akibat yang tidak dikehendaki
UU
Mawka dari itu akibat konkret harus bisa ditelusuri sampai ke sebab, jadi ajaran kasualias unutk menjelaskan
sebab apa saja yang menyebabbkan akibat
Teori indivdualisasi
Setelah peristiwa konkret terjadi, dipilih sebab pasif dan aktif yang paling menentukan persitiwa stersebut
sementara faktor2 lain hnayallah sebab belaka
Menurut Birkmeyer
Syarat adalah yang paling kuat, yang dapat menimbulkan akibat
4. Jika dalam proses pengadilan terjadi perubahan UU dimana dari adanya unsur mlewan huukum jadi tidak melawana
hukum dan dari delik aduan menjadi delik tidak aduan, namun pidananya dari 5 menjadi 4 tahun. Menurut sdr
hukum transitor apa yang berlaku apaka pasal ayat 1 atau pasal ayat 2
Unsur :
Hukuman
yang lama 5 tahun
yang baru 4 tahun
walau yang baru lebih ringan dan namun karen yang baru unsurnya menjadi bukan melawan hukum jadi tetap
dikenakan yang lama, jadi bukan hukum transitor tetapi berlaku surut bagi UU yang baru di kasus ini
Cth 2
Kasus pembunuhan