Anda di halaman 1dari 2

Nama : Indian Mikoyan Gurevich Bilal Dreeskandar

NIM : 010002000100

Matakul : Hukum Perikatana

Dosen : Sulianti Salimin, S.H., M.H

Perjanjian pada tiker parkir

Analisa berdasarkan syarat sah perjanjian asas konsensualisme yang tercantum pada pasal 1320
KUHper :
1. Adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya
Perjanjian dimana setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan
dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam
suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen
adalah Klausula Baku. Klausula baku bersifat take it or leave it yang artinya Ketika konsumen
menerima jasa itu, konsumen tersebut sudah mengikatkan diri dengan perjanjian itu.
Klausula baku diatur dalam pasal 1 angka 10 dan syaratnya sahnya dalam pasal 18 ayat (2)
UU No.8 tahun 199 tentang perlindungan konsum.

2. Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan


Berdasarkan hukum perdata cakap adalah :
1) Sudah berumur 21 tahun
2) Tidak dalam pengamouan
3) Apabila dia belum 21 tahun namun sudah menikah maka ia dianggap sudah dewasa

Apabila sesorang yang mengikatkan pada perjanjian ini telah memenuhi 3 syarat ini maka
sah perjanjiannya.

3. Suatu hal tertentu


Dalam tikert karcis tercatum plat nomer kendaraan miliki orang/konsumen yang terikat
dengan perjanjian dalam setiap tiker parkir.
4. Kausa sebab hukum yang halal
Tiket parkir seperti ini tidak memenuhi kausa sebab hukum yang halal, karena pada ayat (2)
tiker parkir ini yang berbunyi “tidak bertanggung jawab atas Kerusakan / Kehilangan
Kendaraan / Barang dalam kendaraan tersebut” telah melanggar hukum yang ada yaitu :
1) Putusan Mahkamah Agung No. 3416/Pdt/1985 yang menyebutkan bahwa :
“Kegiatan usaha parkir merupakan perjanjian penitipan barang sehingga hilangnya
barang atau kendaraan Pemilik sebagai pengguna jasa parkir menjadi tanggung jawab
pengelola parkir.”

2) Secara perdata
 Pasal 1365
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
menggantikan kerugian tersebut.”
 Pasal 1366
“Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang disebabkan
perbuatan-perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaian atau
kesembronoannya.”
 Pasal 1367
“Seseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan
perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-
perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan barang-
barang yang berada di bawah pengawasannya.”
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
yang menjadi permasalahan adalah adanya tulisan yang berbunyi “tidak
bertanggung jawab atas Kerusakan / Kehilangan Kendaraan / Barang dalam
kendaraan tersebut”. Hal ini merupakan salah satu klausula baku yang dilarang
berdasarkan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang berbunyi :
- Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada
setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:
1. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;

karena telah melanggar hukum inilah syarat kausa sebab hukum yang halal, tidak terpenuhi
dan perjanjian dalam tiket parkir ini tidak sah secara hukum.

Anda mungkin juga menyukai