Anda di halaman 1dari 24

TANGGUNG JAWAB UPTD DINAS PERHUBUNGAN KOTA

CILEGON SELAKU PENGELOLA AREA PARKIR ATAS


KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI AREA
PARKIR RSUD CILEGON DIHUBUNGKAN DENGAN KITAB
UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa

Disusun Oleh :

Nama : Annisa Puspa Kencana

Nim : 1111190313

Bidang : Hukum Perdata

Dibimbing Oleh :

Pembimbing I : Dr. Mochamad Arifinal, S.H., M.H.

Pembimbing II : Efriyanto, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2022
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi dari area perparkiran adalah suatu lokasi tertentu yang
terdiri dari beberapa tempat parkir yang letaknya diatur oleh Pemerintah
Daerah baik yang terletak di tepi jalan maupun di luar ruang milik jalan
seperti gedung, pelataran, bangunan umum, dan lain-lain.1 Hubungan
hukum yang berlaku atas kegiatan perparkiran merupakan suatu perjanjian
dalam penitipan barang. Penitipan barang diatur di dalam Pasal 1694
KUHPer yang menjelaskan bahwa “Penitipan adalah terjadi, apabila
seseorang menerima sesuatu barang dari seorang lain, dengan syarat
bahwa ia akan menyimpan dan mengembalikannya dalam wujud
asalnya.”2 Dapat diartikan bahwa penitipan adalah perjanjian “riil” yang
berarti bahwa dapat terjadi apabila telah dilakukan perbuatan yang nyata
dengan cara diserahkannya barang yang dititipkan. Dengan kata lain
penitipan terjadi ketika sudah dilahirkan pada saat tercapainya sepakat
tentang hal-hal yang pokok dari perjanjian-perjanjian itu.3
Kesepakatan perjanjian penitipan di area parkir terjadi apabila
kendaraan telah masuk ke area parkir dengan mendapatkan karcis parkir
dan selanjutnya harus membayar sejumlah uang sebagai bentuk timbal
balik dalam jasa perparkiran. Karcis parkir sebagai bukti dari kendaraan
yang masuk kedalam tempat parkir dianggap juga sebagai bentuk
perjanjian penitipan antara pengelola dan pengguna jasa parkir. Apabila
dalam perjanjian tersebut salah satu pihak tidak menjalankan kewajiban
atas perjanjian, maka pihak tersebut haruslah bertanggungjawab atas
barang tersebut.
Perbuatan melawan hukum diatur dalam Pasal 1365 KUHPer
menjelaskan bahwa “tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa
1
Benita Safitri, “Pengelolan Parkir On The Streat Oleh Unit Pengelola Perparkiran DKI
Jakarta,” Skripsi Universitas Indonesia, Jakarta, 2012, hlm. 2.
2
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
3
R. Subekti, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014, hlm. 108.
2

kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya


menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.’’ Ketentuan pasal
tersebut berarti bahwa kesalahan akibat perbuatan melawan hukum
menimbulkan kewajiban untuk memberikan ganti rugi akibat perbuatan
tersebut.
Tanggung jawab diartikan sebagai suatu kondisi wajib
menanggung segala sesuatu sebagai akibat dari keputusan yang diambil
atau tindakan yang dilakukan (apabila terjadi sesuatu yang dapat
dipersalahkan).4 Bentuk dari tanggung jawab atas peristiwa kehilangan di
area parkir sesuai dengan Pasal 1706 KUHPer menyatakan bahwa “Si
penerima titipan, mengenai perawatan barang yang dipercayakan
kepadanya, memeliharanya dengan minat yang sama seperti ia memelihara
barang miliknya sendiri.” Berdasarkan ketentuan tersebut pengelola parkir
wajib untuk memelihara barang dengan sebaik-baiknya dan juga harus
mengembalikan barang tersebut kedalam keadaan semula sebagaimana
diatur dalam Pasal 1714 KUHPer yang menyatakan bahwa “Si penerima
titipan diwajibkan mengembalikan barang yang sama itu yang telah
diterimanya.”
Bentuk tanggung jawab akibat terjadinya peristiwa dari kegiatan
penitipan barang yaitu ganti rugi. Ganti rugi terjadi apabila jika ada pihak-
pihak dalam kegiatan yang dilakukan tidak melaksanakan komitmen yang
sudah dituangkan dalam kesepakatan, maka menurut hukum dia dapat
dimintakan tanggung jawabnya, jika pihak lain dalam perjanjian tersebut
menderita kerugian karenanya.5
Ketentuan Pasal 1239 KUHPer menyebutkan bahwa “ Tiap-tiap
perikatan untuk berbuat sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi
kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban
memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga”. Selanjutnya dalam

4
M. Husni Thahir Tanjung, “Hukum Ganti Rugi Terhadap Barang Yang Rusak/Hilang
Saat Pengiriman Menurut Pendapat Wahbah Al-Zuhayli”, Skripsi Universitas Islam Sumatera
Utara, Medan, 2019, hlm. 115.
5
Munir Fuady, Konsep Hukum Perdata, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 223.
3

unsur-unsur ganti rugi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1246


KUHPer menyebutkan “Biaya, rugi dan bunga yang oleh si berpiutang
boleh dituntut akan penggantiannya, terdirilah pada umumnya atas rugi
yang telah dideritanya dan untung yang sedianya harus dapat
dinikmatinya, dengan tak mengurangi pengecualian-pengecualian serta
perubahan-perubahan yang akan disebut di bawah ini.” Menurut
Abdulkadir Muhammad yang sesuai dengan Pasal 1246 dapat disimpulkan
bahwa unsur-unsur ganti rugi yaitu :
a. Ongkos-ongkos atau biaya-biaya yang telah dikeluarkan (cost);
b. Kerugian karena kerusakan, kehilangan barang kepunyaan debitur
akibat dari kelalaian (damages);
c. Bunga atau keuntungan yang diharapkan (interst).
Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2157/K/Pdt/2010
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap, dapat dijadikan sebagai
sumber hukum dari perbuatan melawan hukum atas dasar adanya
kelalaian yang menyebabkan kehilangan kendaraan bermotor di area
Parkir yang menimbulkan kerugian. Dalam putusan tersebut Majelis
Hakim menimbang bahwa kelalaian dalam menjalankan usaha yang
merugikan orang lain, maka harus dihukum untuk membayar ganti rugi
seharga barang yang hilang.
Kegiatan perparkiran yang diselenggarakan merupakan suatu
bentuk kerja sama Pemerintah Daerah dengan beberapa pihak
perseorangan maupun badan hukum untuk mengelola sejumlah
perparkiran di sebagian tempat. Keterlibatan pemerintah dalam
pengelolaan parkir bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah
daerah berkerjasama dengan badan hukum atau pihak ketiga lainnya.
Seperti halnya Dinas Perhubungan dalam mengelola tempat parkir yang
ada di RSUD Kota Cilegon.
Dinas Perhubungan dalam pengelolaan tempat parkir di RSUD
Kota Cilegon memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan kendaraan
4

pengguna jasa yang diparkir di area parkir yang dikelolanya dan


menyerahkan kembali kendaraan tersebut dalam keadaan semula. Apabila
pengguna jasa parkir membayar retribusi parkir, hal itu bukan hanya untuk
menyewa lahan parkir, melainkan untuk memperoleh keamanan atas
kendaraannya. Oleh karena itu apabila terjadi kehilangan di tempat parkir,
pihak pengelola berkewajiban memberikan ganti rugi terhadap barang
yang hilang tersebut.
Kehilangan kendaraan bermotor ditempat parkir atas kelalaian
petugas parkir dan manajemen pengelolaan parkir pada kenyataannya
terjadi di RSUD Kota Cilegon dengan kehilangan sebuah sepedah motor
jenis Suzuki Satria Fu dengan nomor polisi A 4205 GH milik Herdiansyah
Dwi Putra seorang warga Baros, Kabupaten Serang. Motor milik
Herdiansyah hilang pada Sabtu, 5 Maret 2022 ketika sebelumnya ia
menginap semalaman di RSUD Kota Cilegon untuk menemani
keluarganya sebagai pasien rumah sakit. Herdiansyah memiliki bukti
berupa karcis dan sebuah catatan kecil di karcis tersebut yang telah
dituliskan oleh petugas parkir. Namun adanya kelalaian petugas parkir
yang menyebabkan hilangnya kendaraan motor tersebut membuat
Herdiansyah sebagai pengguna jasa parkir di RSUD Kota Cilegon harus
menanggung kerugian. Dinas Perhubungan Kota Cilegon dalam hal ini
menyatakan akan mengganti kerugian sebesar 70% (tujuhpuluh persen)
dari harga motor.6 Proses penetapan ganti rugi sepihak tersebut menjadi
permasalahan baru karena adanya hal kehilangan ini merupakan bentuk
kelalaian dari pengelola parkir dalam menjaga barang yang dititipkan oleh
pengguna jasa parkir.
Sebelum penulis meneliti lebih jauh ada beberapa penelitian yang
sama dengan tema yang diangkat yang bertujuan sebagai pembeda antara
penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya, yaitu :

6
Andi Ahmad, “Waduh Motor Keluarga Pasien di Parkiran RSUD Cilegon Hilang”,
https://banten.suara.com/read/2022/03/12/114516/waduh-motor-keluarga-pasien-di-parkiran-rsud-
cilegon-hilang diakses pada 2 September 2022 pukul 10.35 WIB
5

1. Zernis Cendramata Reessena, Universitas Putera Batam, 2021,


Skripsi dengan judul : “Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna
Jasa Parkir Dalam Hal Terjadi Kehilangan Kendaraan Bermotor Di
Kota Batam”. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah : 1. Bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan oleh
konsumen pengguna jasa parkir yang mengalami kehilangan
kendaraan?,
2. Bagaimana pertanggungjawaban pengelola parkir kepada
konsumen pengguna jasa parkir dalam perjanjian parkir di Kota
Batam?
2. Masyita Mustika Sariyani, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018, Skripsi dengan judul : “Penyelesaian
Sengketa Konsumen Jasa Parkir Kendaraan Bermotor (Studi
Putusan Mahkamah Agung Nomor 2157 K/Pdt/2010)”. Adapun
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana
mekanismen penyelesaian sengketa konsumen dalam hal tuntutan
ganti rugi akibat sebagai akibat dari penggunaan jasa parkir?,
2. Apakah pertimbangan hakim dalam perkara kasus sengketa
konsumen parkir dalam Putusan Pengadilan Nomor 2157
K/Pdt/2010/MA telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen?
3. Andi Kurniawan, Institut Agama Islam Negeri Metro Lampung,
2018, Skripsi dengan judul : “Implementasi Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Jasa
Pengguna Parkir Di Pertokoan Shoping Metro”. Adapun
identifikasi masalah dalam penelitian ini berupa : 1. Bagaimana
implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen Jasa Pengguna Parkir di Pertokoan
Shoping Metro?
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan oleh penulis
diatas,
6

penulis sangat tertarik untuk mengkaji dan memperhatikan bagaimana


dasar penentuan ganti rugi pengelola parkir atas hilangnya kendaraan
ditempat parkir yang dikelolanya. Dengan demikian penulis memberi
judul untuk skripsi ini yaitu “TANGGUNG JAWAB UPTD DINAS
PERHUBUNGAN KOTA CILEGON SELAKU PENGELOLA AREA
PARKIR ATAS KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI
AREA PARKIR RSUD CILEGON DIHUBUNGKAN DENGAN
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA “.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk
merumuskan masalah yang berkaitan dengan hal tersebut, yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana menentukan ganti rugi oleh UPTD Dinas Perhubungan atas
hilangnya kendaraan bermotor di RSUD Kota Cilegon yang
dihubungkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata?
2. Bagaimana upaya hukum untuk mendapatkan ganti rugi oleh pengelola
parkir atas hilangnya kendaraan bermotor di RSUD Kota Cilegon?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji dan mengetahui ganti rugi oleh UPTD Dinas Perhubungan
Kota Cilegon selaku pengelola parkir di RSUD Kota Cilegon atas
kehilangan kendaraan bermotor di RSUD Kota Cilegon berdasarkan
Kitab Undang – Undang Hukum Perdata.
2. Mengkaji dan mengetahui upaya hukum dalam mendapatkan ganti
rugi oleh UPTD Dinas Perhubungan Kota Cilegon selaku pengelola
parkir kepada konsumen jasa layanan parkir atas kehilangan
kendaraan bermotor di RSUD Kota Cilegon.
7

D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah meliputi kegunaan teoritis dan
kegunaan praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
tujuan penulisan diatas, maka kegunaan teoritis dari penelitian ini
yaitu:
a. Penelitian ini sebagai wawasan mengenai pengetahuan hukum
perdata untuk masyarakat, khususnya konsumen jasa layanan parkir
mengenai ganti rugi atas kehilangan kendaraan bermotor yang
seharusnya dilakukan dengan berdasarkan Kitab Undang – Undang
Hukum Perdata;
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa sebagai agent of change untuk dapat mengkaji dan
mengetahui mengenai penentuan ganti rugi dan upaya hukum atas
kehilangan kendaraan bermotor yang bertujuan untuk melindungi
konsumen dari hal-hal yang dapat merugikan konsumen;
c. Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat
menambahkan pemahaman literatur kepustakaan mengenai hukum
perdata, khususnya pada ganti rugi.
2. Kegunaan Praktis
Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan dalam
subbab latar belakang masalah dan tujuan penulisan diatas, maka
kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan pengetahuan masyarakat, khususnya bagi konsumen
jasa layanan parkir untuk dapat mengetahui secara benar dan tepat
bentuk tanggung jawab ganti rugi atas adanya kehilangan yang
sesuai dengan berdasarkan Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata;
8

b. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi UPTD Dinas


Perhubungan Kota Cilegon selaku pengelola parkir di RSUD Kota
Cilegon dalam mengimplementasikan regulasi ganti rugi atas
kehilangan kendaraan bermotor di area parkir, terutama terkait
dengan implementasi Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
terkait dengan ganti rugi.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran atau kerangka berpikir merupakan dasar
pemikiran yang mencakup penggabungan antara teori, fakta, observasi,
serta kajian pustaka yang selanjutnya akan dijadikan landasan untuk
memaparkan konsep-konsep dari penelitian.7
Pemaparan kerangka teori oleh penulis berkaitan dengan
permasalahan pada penelitian ini dimana makna dari kerangka teori ialah
suatu garis besar atau rancangan seperangkat konsep yang tersusun secara
sistematis yang saling berhubungan dan berkaitan erat dengan
pembentukan pandangan tentang suatu masalah yang menjadi pegangan
pokok peneliti untuk memprediksi jawaban dari permasalahan penelitian.
Kerangka teori menjadi pedoman penulisan skripsi agar pembaca dapat
memahami isi dari penulisan skripsi ini.
Kerangka teoritis sebagai landasan berfikir untuk mendeskripsikan
kerangka referensi atau teori yang digunakan untuk mengkaji
permasalahan. Dalam hal ini penulis menggunakan kerangka teori sebagai
alat bantu untuk memecahkan suatu permasalahan. Adapun teori yang
digunakan penulis dalam penelitian ini, yaitu teori tanggung jawab hukum,
teori perlindungan hukum dan teori akibat hukum.
Suatu peristiwa hukum terjadi karena adanya perbuatan atau
hubungan hukum yang dilakukan subyek hukum yang akan
mengakibatkan tanggung jawab hukum. Tanggung jawab hukum akan
menimbulkan hak dan kewajiban bagi subyek hukum. Menurut Kamus
7
Sampoerna University, “Kerangka Berpikir: Pengertian, Macam, dan Cara
Membuatnya”, https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/contoh-kerangka-berpikir/ , dikunjungi
pada tanggal 4 Oktober 2022 pukul 20:30 WIB
9

Besar Bahasa Indonesia tanggung jawab adalah keadaan wajib


menanggung sesuatu bila terjadi sesuatu yang diperkarakan.8 Tanggung
jawab hukum diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau
melakukan tindakan yang tidak bertentangan dengan hukum.
Menurut Purbacaraka tanggung jawab hukum merupakan tanggung
jawab yang lahir atau bersumber dari penggunaan fasilitas yang dilakukan
tiap orang guna menggunakan hak dan melaksanakan kewajibannya. 9
Konsep tanggung jawab dalam hal ini merupakan implementasi dari
pelaksanaan hak dan kewajiban. Selanjutnya menurut Titik Triwulan
merupakan suatu pertanggungjawaban harus mempunyai dasar yang
menimbulkan hak hukum bagi seorang yang melahirkan kewajiban hukum
orang lain untuk memberi pertanggung jawabannya.10
Tanggung jawab menurut Hukum Perdata dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu tanggung jawab karena kesalahan dan risiko. Tanggung jawab yang
terjadi dengan dasar kesalahan (liability without based on fault) berarti
bahwa seseorang harus bertanggung jawab karena telah melakukan
kesalahan yang mengakibatkan kerugian terhadap orang lain. Sedangkan
tanggung jawab karena risiko (liability without fault) berarti bahwa
konsumen penggugat tidak diwajibkan lagi melainkan produsen tergugat
yang harus langsung bertanggung jawab sebagai risiko dari usahanya.11
Abdulkadir Muhammad dalam teori tanggungjawab dalam
perbuatan melawan hukum, membagi tanggung jawab dalam beberapa
teori yaitu :12

8
Kamus Besar Bahasa Indonesia https://kbbi.web.id/tanggung%20jawab diakses pada 7
Oktober 2022
9
Julista Mustamu. “Pertanggungjawaban Hukum Pemerintah (kajian Tentang Ruang
Lingkup Dan Hubungan Dengan Diskresi)”, Jurnal Sasi, Vol 20 No 2, 2014, DOI:
https://doi.org/10.47268/sasi.v20i2.323, hlm. 21.
10
Hizkia A. M. Kaunang. “Tanggungjawab Hukum Pemerintah Dalam Ketersediaan
Fasilitas Pejalan Kaki Dan Penyandang Cacat Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009”,
Jurnal Lex Et Societatis, Vol. VII No. 11, 2019, DOI: https://doi.org/10.35796/les.v7i11.27373 ,
hlm. 81.
11
Ibid
12
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Jakarta,
2010, hlm. 503.
10

a. Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang


dilakukan dengan sengaja (international tort liability);
b. Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan karena kelalaian (negligence tort liability);
c. Tanggung jawab mutlak akibat perbuatan melanggar hukum tanpa
mempersoalkan kesalahan (stirck liability).

Negara berkewajiban untuk melindungi warganya serta


memfasilitasi seluruh pemenuhan hak dan kewajiban warga negara.
Berbagai persoalan yang hadir di masyarakat membutuhkan instrument
hukum untuk memberikan perlindungan hukum bagi warga negaranya.
Sebagai negara yang berlandaskan dengan hukum, maka negara harus
dapat menyelanggarakan tanggung jawab hukum untuk memberikan
jaminan perlindungan hukum.

Menurut Hans Kelsen tanggung jawab merupakan konsep dari


kewajiban seseorang secara hukum yang bertanggungjawab atas suatu
perbuatan atau tindakan tertentu dan dapat diberikan sanksi atas perbuatan
atau tindakan yang berlawanan dengan hukum.13

Tanggung jawab hukum dalam Hukum Perdata didasarkan atas


adanya wanprestasi dan perbuatan melawan hukum. Tanggung jawab
hukum atas terjadinya wanprestasi terlebih dahulu harus diawali dengan
adanya perjanjian. Pasal 1313 KUHPerdata merupakan definisi dari
perbuatan perjanjian. Hubungan hukum yang terjadi yang berlandaskan
perjanjian, diakibatkan karena salah satu pihak tidak melaksanakan
kewajibannya dengan sebagaimana yang seharusnya dan kemudian pihak
tersebut dinyatakan lalai, dapat dituntut pertanggungjawaban hukum
perdata dengan berdasarkan wanprestasi.

13
Jimly Asshiddiqie, Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Sekretariat
Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 61.
11

Menurut Prof. Subekti, wanprestasi terjadi karena terdapat suatu


keadaan dimana pihak yang memiliki kewajiban harus melaksanakan
prestasinya, yaitu :14

a. Tidak melaksanakan apa yang dijanjikan;


b. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak tepat seperti yang
dijanjikan;
c. Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

Pertanggungjawaban hukum perdata berdasarkan perbuatan


melawan hukum (onrechtmatige daad) di Indonesia didasarkan pada Pasal
1365 KUHPerdata yang berbunyi bahwa :

“ Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian


kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”

Konsep dari perbuatan melangar hukum ini kemudian


mengakibatkan kerugian pada orang lain sehingga perbuatannya
tersebutlah harus dimintai pertanggungjawaban dengan membayar ganti
rugi. Prinsip tanggung jawab hukum dalam Kitab Undang – Undang
Hukum Perdata secara umum dimaknai dengan memberikan keadilan bagi
setiap orang yang berbuat salah untuk mengganti kerugian bagi pihak
korban. Dengan kata lain, tanggung jawab hukum merupakan suatu
perlindungan hukum yang bertujuan untuk kesejahteraan warga negara,
khususnya konsumen dalam pelayanan jasa parkir.

Negara Indonesia yang berlandaskan dengan hukum memiliki cita-


cita untuk memberikan hak yang sama dalam pelayanan yang diberikan
oleh negara. Wujud dari pelayanan tersebut adalah dengan memberikan

14
Kiki Ristanto, “Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Marketplace Online Terhadap
Pelanggaran Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”,
Skripsi Universitas Internasional Batam, Batam, 2017,hlm. 16.
12

perlindungan hukum terhadap konsumen jasa layanan parkir yang


kehilangan kendaraan bermotor di area parkir. Konsumen yang menitipkan
kendaraannya di area parkir secara nyata telah diberikan perlindungan oleh
hukum perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata).

Perlindungan Hukum terhadap pengguna barang / jasa sering


disebut dengan konsumen dan merupakan salah satu unsur yang harus
diperhatikan dan sangat penting untuk Negara. Tujuan dari perlindungan
tersebut adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman negara kepada
setiap warga negaranya.

Perlindungan hukum adalah upaya untuk melindungi yang


dilakukan pemerintah atau penguasa dengan sejumlah peraturan yang ada.
Kamus Hukum mendefinisikan perlindungan hukum sebagai peraturan-
peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat.15

Philipus M. Hadjon mendefinisikan perlindungan hukum adalah


suatu tindakan untuk melindungi atau memberikan pertolongan kepada
subjek hukum, dengan menggunakan perangkat – perangkat hukum.16
Perlindungan hukum yang berkaitan dengan konsumen bermakna bahwa
hukum memberikan perlindungan terhadap hak – hak pelanggan dari
sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut.17

Menurut Setiono bahwa perlindungan hukum merupakan tindakan


atas upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan yang sewenang-

15
Hukum Online, “Pengertian Perlindungan Hukum dan Cara Memperolehnya”,
https://www.hukumonline.com/berita/a/perlindungan-hukum-lt61a8a59ce8062, dikunjungi pada
tanggal 7 Oktober 2022 pukul 23:45 WIB
16
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Universitas Gajah Mada
Press, Yogyakarta, 2010, hlm. 10.
17
Sayyid Muhammad Zein. Suhadi. Ratna Lutfitasari, “Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen PT. PLN (Persero) Balikpapan Terkait Adanya Pemadaman Listrik”, Jurnal Lex
Suprema, Volume 2 Nomor 1, 2020, DOI: https://doi.org/10.12345/lexsuprema.v2i, hlm. 364.
13

wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan hukum yang bertujuan
untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman masyarakat.18

Perlindungan hukum yang terjadi akibat adanya tindakan atau


perbuatan yang bertentangan dengan peraturan hukum harus dilakukan
dengan mengonstruksikan fakta-fakta yang ada dalam perbuatan tersebut.
Bentuk dari perlindungan hukum dalam peristiwa hilangnya kendaraan
bermotor, selanjutnya dilakukan dengan menentukan tanggung jawab
pelaku usaha dengan konsumen yang mengalami kerugian.

Berdasarkan hukum positif, perlindungan hukum harus ditegakkan


untuk menciptakan rasa keadilan yang sesuai dengan realitas masyarakat
guna menghendaki tercapainya masyarakat yang aman. Hukum berfungsi
sebagai pelindung kepentingan manusia memiliki 4 unsur yang harus
diperhatikan, yaitu :19

a. Kepastian hukum (Rechtssicherkeit);


b. Kemanfaatan hukum (Zeweckmassigkeit);
c. Keadilan hukum (Gerechtigkeit);
d. Jaminan hukum (Doelmatigkeit).

Kerugian yang dialami konsumen atas kehilangan kendaraan


bermotor melahirkan akibat hukum antara pengelola parkir dan konsumen
parkir. Akibat hukum dimulai dengan adanya hubungan hukum, peristiwa
hukum dan objek hukum. Akibat hukum yang terjadi dalam penelitian ini
merupakan akibat hukum atas berubah atau lenyapnya hubungan hukum
dan objek hukum.

Soedjono Dirdjosisworo mendefinisikan akibat hukum sebagai


keadaan yang timbul karena hubungan hukum dimana dalam hubungan
hukum tersebut terdapat hak dan kewajiban.20 Akibat hukum timbul

18
Ibid, hlm. 365.
19
Haji Ishaq, Dasar – Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hlm. 43.
14

diawali dari suatu peristiwa hukum, perbuatan hukum, perbuatan melawan


hukum.

Peristiwa hukum menurut Van Apeldoorn didefinisikan sebagai


suatu peristiwa yang didasarkan hukum yang menimbulkan atau
menghapuskan hak. Dengan secara singkat bahwa peristiwa hukum
merupakan peristiwa yang akibatnya sudah diatur oleh hukum. Peristiwa
hukum digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :21

a. Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum


Peristiwa ini merupakan perbuatan yang dilakukan manusia atau
badan hukum yang dapat menimbulkan akibat hukum.
b. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum.

Akibat hukum merupakan peristiwa yang ditimbulkan oleh karena


suatu sebab perbuatan yang dilakukan oleh subjek hukum, baik dalam
perbuatan yang sesuai dengan hukum maupun yang tidak sesuai dengan
hukum. Akibat hukum dalam penelitian ini merupakan akibat hukum
dalam aspek hukum perdata. Ganti rugi atas kehilangan kendaraan
bermotor merupakan objek dari penelitian ini.

F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara sistematis dalam mengumpulkan
informasi atau memeriksa data yang diperoleh. Metode penelitian dapat
memberikan gambaran tentang rencana penelitian, termasuk prosedur dan
langkah yang harus diambil, waktu penelitian, sumber data dan dengan
langkah apa data diperoleh dan kemudian diproses dan dianalisis.22
Metode berasal dari Bahasa Yunani yaitu methodos, yang berarti
cara atau jalan. Dan kata logos, yang berarti pengetahuan. Jadi metodologi

20
Soerdjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Raja Grafindo Tinggi, Jakarta,
2010, hlm. 131.
21
Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 191.
22
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Rajawali Pers,
Jakarta, 2013, hlm. 24.
15

adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja. 23 Sedangkan penelitian


adalah pemeriksaan yang teliti, penyelidikan, kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis
dan objektif untuk memecahkan persoalan atau menguji suatu hipotesis
untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.24
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode-metode sebagai
berikut :
1. Metode
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode Yuridis
Normatif yang ditinjau Empiris. Metode yuridis normatif merupakan
suatu penelitian hukum yang dikonsepkan sebagai apa yang tertulis
dalam peraturan perundang-undangan atau dikonsepkan sebagai kaidah
atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang
dianggap pantas.25
Penelitian ini menggunakan data primer berupa wawancara dengan
pihak-pihak terkait dalam penelitian ini, dan dengan didukung oleh
data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
bahan hukum tersier.
2. Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian
hukum deskritif analisis yaitu menggambarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dikaitkan dengan teori-teori hukum dan
praktek pelaksanaan hukum positif yang berkaitan dengan
permasalahan.26 Penelitian ini memberikan gambaran pertimbangan
hukum dari tanggung jawab UPTD Dinas Perhubungan dalam
menentukan nominal ganti rugi atas hilangnya kendaraan bermotor di
RSUD Kota Cilegon.

23
Rifa’i Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian, Suka Press UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2021, hlm. 1.
24
Ibid
25
Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Peneliian Hukum, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2012, hlm. 118.
26
Amirudin & Zainal Asikin, Op Cit
16

3. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subjek darimana data diperoleh.
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder, yaitu :
a. Sumber Data Primer, yaitu sumber data yang berasal dari
sumber asli atau pertama yang diperoleh secara langsung.
Obyek penelitian dari data primer diambil melalui wawancara
secara langsung dengan informan. Data primer dalam
penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari pengambilan data
lapangan pada Dinas Perhubungan Kota Cilegon.
b. Sumber Data Sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari
hasil penelaahan kepustakaan atau penalaahan terhadap
berbagai literatur atau bahan kepustakaan yang berkaitan
dengan masalah atau materi penelitian.27 Sumber data sekunder
juga merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data
primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tanggung jawab ganti rugi berdasarkan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Bahan hukum dalam sumber data sekunder terbagi menjadi tiga
yaitu :
1) Bahan Hukum Primer, yaitu sumber hukum yang memuat
keseluruhan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini,
yaitu :
a) Kitab Undang – Undang Hukum Perdata;
b) Putusan Mahkamah Agung Nomor 2157 K/Pdt/2010.
2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang
memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer

27
Mukti Fajar. Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum-Normatif dan Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015, hlm. 34.
17

seperti buku-buku, artikel, jurnal dan karya ilmiah yang


relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
3) Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang
memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder28, seperti Kamus
Hukum dan Website Internet.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau fakta-fakta yang ada di lapangan. 29 Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa.
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan merupakan penelitian dengan tata cara
pengumpulan informasi daftar pustaka dari para ahli atau tokoh
dalam buku-buku, artikel hukum, jurnal-jurnal serta Peraturan
Perundang – undangan yang berkaitan dengan skripsi ini
seperti Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
tentang ganti rugi.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan melakukan
penggumpulan data-data dengan melakukan wawancara pihak-
pihak terkait dalam hal pelaksanaan yaitu pihak UPTD Dinas
Perhubungan selaku pengelola parkir.
5. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses mencari dan menyusun
secara sistematis dari data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan unit-unit
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh semua

28
I Ketut Suardita, Pengenalan Bahan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Udayana,
Bali, 2017, hlm. 2.
29
Atap, Teknik Pengumpulan Data dalam Rancangan Penelitian,
https://www.gramedia.com/literasi/teknik-pengumpulan-data/, dikunjungi pada tanggal 10 Oktober
2022 pukul 19:41 WIB
18

orang.30 Dalam penelitian ini digunakan teknik kualitatif, yaitu teknik


yang diperoleh dengan mengumpulkan data dan dilakukan secara
terus-menerus. Teknik kualitatif dalam penelitian ini akan
menganalisis data yang diperoleh secara deskriptif analitis untuk
mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
6. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam melaksanakan riset penulisan skripsi ini
dilakukan dalam pengambilan data primer yang dilakukan di Dinas
Perhubungan Kota Cilegon yang beralamat di Jalan Akses Tol Cilegon
Timur Nomor 2, Kedaleman, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon,
Banten 42422, Indonesia. Sedangkan lokasi penelitian data sekunder
dilakukan di Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Perpustakaan Legal Drafting Community Fakultas Hukum Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, dan Perpustakaan Daerah Provinsi Banten.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini dijelaskan secara umum mengenai pokok
penulisan skripsi yaitu mengenai latar belakang, identifikasi
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka
pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan
skripsi.
BAB II TINJAUAN MENGENAI GANTI RUGI ATAS
KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR

30
Nuning Indah Pratiwi, Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi,
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, Volume 1, Nomor 2, 2017, DOI:
https://doi.org/10.38043/jids.v1i2.21, hlm. 215.
19

Pada bab ini memuat mengenai tinjauan teori pertanggung


jawaban, teori perlindungan hukum, dan teori akibat hukum
yang terdapat dalam kerangka pemikiran yang terkait
dengan penelitian ini. Tinjauan teori memuat pengertian
pertanggung jawaban hukum, prinsip pertanggung jawaban
hukum, kriteria dan ukuran tanggung jawab oleh pengelola
parkir atas kerugian yang dialami konsumen,tanggung
jawab pengelola parkir, hak dan kewajiban pengelola
parkir, hak dan kewajiban konsumen jasa parkir, pengertian
perlindungan hukum, pengertian perlindungan konsumen,
hubungan antara konsumen dan pengelola parkir, prinsip –
prinsip perlindungan hukum konsumen, asas dan tujuan
perlindungan hukum, larangan bagi pengelola parkir,
pengertian akibat hukum, perbuatan yang menimbulkan
akibat hukum.
BAB III PENENTUAN BESARAN NOMINAL GANTI RUGI
DINAS PERHUBUNGAN KOTA CILEGON ATAS
KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI
AREA PARKIR RSUD KOTA CILEGON
Pada bab ini menjelaskan mengenai tinjauan umum
mengenai sejarah pengelolaan area parkir RSUD Kota
Cilegon oleh Dinas Perhubungan Kota Cilegon, dan
menjelaskan mengenai bentuk ganti rugi atas kehilangan
kendaraan bermotor di RSUD Kota Cilegon yang dilakukan
oleh UPTD Dinas Perhubungan Kota Cilegon selaku
pengelola area parkir.
BAB VI ANALISIS TANGGUNG JAWAB UPTD DINAS
PERHUBUNGAN KOTA CILEGON SELAKU
PENGELOLA AREA PARKIR ATAS KEHILANGAN
KENDARAAN BERMOTOR DI AREA PARKIR
20

RSUD CILEGON DIHUBUNGKAN DENGAN KITAB


UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Pada bab ini menjelaskan mengenai nominal ganti rugi
sebagai tanggung jawab UPTD Dinas Perhubungan atas
kehilangan kendaraan bermotor di RSUD Kota Cilegon
yang berdasarkan dengan Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini sebagai penutup dari skripsi yang berisi
kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
21

BUKU

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti,


Jakarta, 2010.
Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2012.
Haji Ishaq, Dasar – Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2016.
I Ketut Suardita, Pengenalan Bahan Hukum, Fakultas Hukum Universitas
Udayana, Bali, 2017.
Jimly Asshiddiqie, Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Sekretariat
Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,
Jakarta, 2006.
Mukti Fajar. Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum-Normatif dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015.
Munir Fuady, Konsep Hukum Perdata, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014.
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Universitas Gajah
Mada Press, Yogyakarta, 2010.
R. Subekti, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014.

Rifa’i Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian, Suka Press UIN Sunan


Kalijaga, Yogyakarta, 2021.
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Rajawali
Pers, Jakarta, 2013.
Soerdjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Raja Grafindo Tinggi,
Jakarta.
Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1992.

INTERNET
Andi Ahmad, “Waduh Motor Keluarga Pasien di Parkiran RSUD Cilegon
Hilang”, https://banten.suara.com/read/2022/03/12/114516/waduh-motor-
keluarga-pasien-di-parkiran-rsud-cilegon-hilang diakses pada 2 September
2022 pukul 10.35 WIB
22

Atap, Teknik Pengumpulan Data dalam Rancangan Penelitian,


https://www.gramedia.com/literasi/teknik-pengumpulan-data/, dikunjungi
pada tanggal 10 Oktober 2022 pukul 19:41 WIB
Hukum Online, “Pengertian Perlindungan Hukum dan Cara Memperolehnya”,
https://www.hukumonline.com/berita/a/perlindungan-hukum-
lt61a8a59ce8062, dikunjungi pada tanggal 7 Oktober 2022 pukul 23:45
WIB
Kamus Besar Bahasa Indonesia https://kbbi.web.id/tanggung%20jawab diakses
pada 7 Oktober 2022
Sampoerna University, “Kerangka Berpikir: Pengertian, Macam, dan Cara
Membuatnya”, https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/contoh-
kerangka-berpikir/ , dikunjungi pada tanggal 4 Oktober 2022 pukul 20:30
WIB

JURNAL DAN MAKALAH


Hizkia A. M. Kaunang. “Tanggungjawab Hukum Pemerintah Dalam Ketersediaan
Fasilitas Pejalan Kaki Dan Penyandang Cacat Menurut Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009”, Lex Et Societatis, Vol. VII No. 11, 2019, DOI:
https://doi.org/10.35796/les.v7i11.27373
Julista Mustamu. “Pertanggungjawaban Hukum Pemerintah (kajian Tentang
Ruang Lingkup Dan Hubungan Dengan Diskresi)”, Jurnal Sasi, Vol 20 No
2, 2014, DOI: https://doi.org/10.47268/sasi.v20i2.323
Nuning Indah Pratiwi, Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi
Komunikasi, Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, Volume 1, Nomor 2, 2017,
DOI: https://doi.org/10.38043/jids.v1i2.219
Sayyid Muhammad Zein. Suhadi. Ratna Lutfitasari, Perlindungan Hukum
Terhadap Konsumen PT. PLN (Persero) Balikpapan Terkait Adanya
Pemadaman Listrik, Jurnal Lex Suprema, Volume 2 Nomor 1, 2020, DOI:
https://doi.org/10.12345/lexsuprema.v2i1

SKRIPSI / TESIS / DISERTASI


23

Benita Safitri, “Pengelolan Parkir On The Streat Oleh Unit Pengelola Perparkiran
DKI Jakarta,” Skripsi Universitas Indonesia, Jakarta, 2012.
Kiki Ristanto, “Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Marketplace Online
Terhadap Pelanggaran Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”, Skripsi Universitas Internasional Batam,
Batam, 2017.
M. Husni Thahir Tanjung, “Hukum Ganti Rugi Terhadap Barang Yang
Rusak/Hilang Saat Pengiriman Menurut Pendapat Wahbah Al-Zuhayli”,
Skripsi Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, 2019.

Anda mungkin juga menyukai