Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN KLAUSULA EKSONERASI PADA

PERJANJIAN BAKU YANG TERKANDUNG DALAM KARCIS PARKIR


CANDI PLASA SEMARANG

JURNAL HUKUM

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna


menyelesaikan Program Sarjana (S1) Hukum

Oleh:

RAYHAN ABDILLAH

11000119130738

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2023
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN KLAUSULA EKSONERASI PADA


PERJANJIAN BAKU YANG TERKANDUNG DALAM KARCIS PARKIR
CANDI PLASA SEMARANG

JURNAL HUKUM

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna


menyelesaikan Program Sarjana (S1) Hukum

Oleh:

RAYHAN ABDILLAH

NIM 11000119130738

Jurnal hukum dengan judul di atas telah disahkan dan disetujui untuk diperbanyak

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ery Agus Priyono, S. H., M. Si. Dr. Bambang Eko Turisno, S. H., M. Hum.
NIP. 196108061986031002 NIP. 196212091987031001
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN KLAUSULA EKSONERASI PADA


PERJANJIAN BAKU YANG TERKANDUNG DALAM KARCIS PARKIR
CANDI PLASA SEMARANG

Rayhan Abdillah*, Ery Agus Priyono, Bambang Eko Turisno


Program Studi S1 Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : raihanabdillah123@gmail.com

Abstrak
Perjanjian baku sering kali mengandung klausula eksonerasi, yang mana hal ini dilarang dalam
konstruksi hukum yang ada di indonesia. Hal ini yang kemudian terdapat dalam karcis Parkir
Candi Plasa. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kesesuaian konstruksi hukum
perparkiran yang digunakan oleh Candi Plasa Semarang dan mengetahuai keabsahannya.
Penulisan hukum ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Spesifikasi menggunakan
deskriptif-analisis. Jenis Data yang digunakan adalah data sekunder. penelitian ini menggunakan
metode yuridis-normatif. Teknik pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan dan kajian
dokumen. Metode yang adalah metode analisis data kualitatif. Penerapan perjanjian parkir Candi
Plasa Semarang yang menyatakan bahwa Candi Plasa Semarang tidak bertanggungjawab atas
kehilangan dan kerusakan kendaraan bermotor milik konsumen tidak sesuai dengan konstruksi
hukum perparkiran di Indonesia. perjanjian perparkiran berlaku konsep perjanjian penitipan
barang diamana pelaku usaha bertanggung jawab penuh atas kendaraan bermotor konsumen yang
menjadi objek. Klausula eksonerasi dalam perjanjian parkir yang dibuat dalam bentuk baku maka
batal demi hukum.

Kata kunci : Perjanjian Baku, Eksonerasi, Parkir

Abstract
Standard agreements often contain exoneration clauses, prohibited in Indonesian legal
construction. This is what is then included in the Candi Plaza Parking ticket. The purposes of this
research are to identify the suitability of the parking legal construction used by Candi Plasa
Semarang and determine its validity. This legal writing uses a normative juridical approachesThis
research aims. Specifications use descriptive analysis. The type of data used is secondary data.
This research uses a juridical-normative method. Data collection techniques using literature study
and document review. The method is a qualitative data analysis method. The implementation of the
Candi Plasa Semarang parking agreement which states that Candi Plasa Semarang is not
responsible for loss and damage to consumers' motorized vehicles is not in accordance with the
construction of parking law in Indonesia. The parking agreement applies the concept of a goods
custody agreement where the business actor is fully responsible for the consumer's motor vehicle
which is the object. Exoneration clauses in parking agreements that are made in standard form
are null and void.
Keywords : Standart Contract, Exoneration, Parking

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN lahir atas adanya sebuah perjanjian


Penawaran jasa perparkiran yang sah.
mengalami permintaan yang tinggi Perjanjian sendiri disebut
seiring dengan penggunaan dalam Pasal 1313 KUHPerdata,
kendaraan bermotor yang meningkat. memiliki definisi sebagai : “suatu
Parkir adalah suatu di mana perbuatan dengan mana satu orang
kendaraan bermotor tidak bergerak atau lebih mengikatkan dirinya
dari satu tempat ke tempat yang lain terhadap satu orang atau lebih”.
untuk sementara waktu dan ditinggal Menurut Subekti dalam Jurnal
oleh pengemudinya. Undang – Universitas Negeri Gorontalo ditulis
Undang No. 22 Tahun 2009 tentang oleh Retna Gumanti yang berjudul
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan “Syarat Sah Perjanjian”
menyebut bahwa parkir adalah menyebutkan bahwa “perjanjian
keadaan kendaraan berhenti atau merupakan suatu hubungan hukum
tidak bergerak untuk beberapa saat antara dua orang atau lebih,
dan ditinggalkan pengemudinya. berdasarkan mana pihak yang satu
Ruang parkir dapat dijumpai di luar berhak menuntut sesuatu dari pihak
badan jalan, gedung parkir dan lain, dan pihak yang lain tersebut
taman parkir. Penyelenggara berkewajiban untuk memenuhi
perparkiran dapat diselenggarakan tuntutan itu”.1 Suatu perjanjian setiap
oleh badan usaha pemerintah pihak harus memenuhi syarat sah
maupun swasta. perjanjian seperti yang diatur dalam
Pengguna fasilitas perparkiran Pasal 1320 KUHPerdata.2
mempunyai hubungan hukum yang Persoalan hukum yang terjadi
mengikat dengan pengelola parkir. dalam perjanjian parkir sering
Setiap pihak dalam hubungan hukum ditemukan dalam kandungan
perparkiran dimana konsumen dan perjanjian baku yang mengandung
produsen terikat dengan sebuah klausula eksonerasi. Klausula
perjanjian yang mengikat antara eksonerasi sendiri merupakan suatu
pihak yang mana hal itu termuat klausula dalam perjanjian dimana
dalam karcis parkir. Satu pihak dituliskan dalam perjanjian tersebut
terhadap pihak yang lain berhak atas adanya suatu penghilangan atau
prestasi dan juga sebaliknya sejauh dikuranginya tanggung jawab
hal tersebut diperjanjikan. Bab III tertentu dari salah satu pihak yang
Kitab Undang-Undang Hukum secara hukum itu merupakan
Perdata yang selanjutnya disebut tanggung jawabnya. Pasal 18
dengan KUHPerdata mengatur Undang – Undang No. 8 Tahun 1999
tentang hubungan hukum perikatan tentang Perlindungan Konsumen
antara kreditur dan debitur. Kreditur menyatakan bahwa pelaku usaha
adalah pihak yang berhak kepada 1
debitur atas prestasi dalam hukum Retna Gumanti, “Syarat Sahnya Perjanjian
(Ditinjau Dari KUHPerdata),” E-Journals
perikatan dan debitur adalah pihak Universitas Negeri Gorontalo, 2012,
yang berkewajiban kepada kreditur halaman 3.
atas prestasi dalam hukum perikatan. 2
Christiana Tri Budhayati, “Asas Kebebasan
Hubungan hukum yang mengikat Berkontrak Dalam Hukum Perjanjian
Indonesia,” Jurnal Widya Sari 10, no. 3
(2009): 232–47, halaman 36.
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dilarang mancantumkan klausa baku Parkir juga mewajibkan untuk


apabila terdapat muatan pengalihan penyelenggara parkir wajib
tanggung jawab. Menurut penulis bertanggung jawab atas kehilangan
adanya bentuk klausula eksonerasi dan kerusakan pada kendaraan
dalam perjanjian baku/standart konsumen.
memiliki tendensi yang memaksa Praktik jasa parkir penulis
konsumen untuk menyutujui dan jumpai di jasa parkir yang disediakan
menanggung akibat yang tidak adil. oleh pengelola parkir Candi Plasa
Terdapat dua jenis perjanjian Semarang. Candi Plasa merupakan
yang sering digunakan kedalam jasa pertokoan di Karang Tempel,
perparkiran, antara lain ialah Candisari, Semarang. Karcis parkir
perjanjian sewa menyewa dan yang disediakan oleh pihak
perjanjian penitipan barang. pengelola parkir memuat ketentuan
KUHPerdata mengenal perjanjian bahwa segala kehilangan dan
sewa dan perjanjian penitipan kerusakan kendaraan konsumen
barang. Pengaturan terkait perjanjian bukan merupakan tanggung jawab
sewa menyewa dapat ditemukan pengelola parkir, yang mana menurut
dalam pasal 1548 hingga 1600 penulis ketentuan parkir tersebut
KUHPerdata. Pasal 1548 mengandung klausula eksonerasi.
KUHPerdata menyebut bahwa Pengelola parkir Candi Plasa
perjanjian sewa menyewa adalah Semarang juga secara tegas
suatu persetujuan, dengan pihak yang menyebutkan bahwa karcis parkir
satu mengikatkan dirinya untuk bukan merupakan bukti penitipan
memberikan kenikmatan barang melainkan bukti pembayaran pakir.
kepada pihak yang lain selama waktu Adapaun, rumusan masalah
tertentu, dengan pembayaran suatu sebagai berikut :
harga yang disanggupi oleh pihak 1. Apakah ketentuan yang
yang terakhir itu. Perjanjian sewa tercantum pada karcis parkir Candi
menyewa memiliki perbedaan Plasa Semarang sesuai dengan
dengan perjanjian penitipan barang, konstruksi hukum parkir di
khususnya dalam hak dan kewajiban Indonesia?
pihak satu dengan pihak yang lain. 2. Bagaimana analisis terkait
Putusan Makamah Agung RI keabsahan perjanjian parkir antara
No. 2078 K/Pdt/2009 mengakui konsumen dan Pengelola Parkir
bahwa perjanjian parkir merupakan Candi Plasa Semarang apabila
perjanjian penitipan, bukan mengacu pada syarat sah perjanjian
perjanjian sewa menyewa, yang yang diatur dalam Kitab Undang –
artinya dalam putusan tersebut dianut Undang Perdata dan Undang –
konsep perjanjian penitipan barang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
yang mana kehilangan dan kerusakan Perlindungan Konsumen?
objek penitipan menjadi tanggung
jawab penyelenggara jasa. Peraturan II. METODE PENELITIAN
Daerah Kota Semarang No. 2 Tahun Penelitian dan Penulisan
2004 Tentang Penyelenggaraan Hukum ini menggunakan metode
Parkir Swasta, Tempat Khusus pendekatan yuridis normatif.
Parkir dan Retribusi Tempat Khusus Pendekatan yuridis normatif dapat
3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dikatakan sebagai pendekatan kualitatif, yaitu data-data yang terdiri


kepustakaan, yakni mendasari dari rangkaian kata-kata5
penelitian melalui buku-buku,
peraturan perundang-undangan serta III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dokumen lain yang berkaitan dengan A. Hasil Penelitian
penelitian.3 Candi Plasa merupakan
Spesifikasi penelitian dan merupakan pertokoan modern yang
Penulisan Hukum yang dipakai ialah terletak di Karang Tempel,
deskriptif analitis, yakni dengan Candisari, Semarang. Lokasinya di
memberikan uraian atau penjelasan Jl. Sultan Agung, jalan utama non tol
pembahasan atas subjek dan objek yang mana jalan tersebut
penelitian sebagaimana hasil menghubungkan Kota Semarang dan
penelitian yang dilakukan.4 Jenis
Ungaran. Candi Plasa menyediakan
data yang digunakan berikut
tempat parkir yang mana terletak di
penelitian ini adalah data sekunder
dikarenakan penelitian ini bawah tanah dari bangunan
menggunakan pendekatan yuridis Pertokoan Candi Plasa Semarang dan
normatif. dilengkapi oleh kemanan dan
Teknik pengumpulan data yang dikelola langsung oleh pihak Candi
digunakan untuk penelitian ini Plasa, yang mana apabila mengacu
adalah dengan menggunakan studi pada Pasal 100 Peraturan
kepustakaan dan kajian. Metode Pemerintah Republik Indonesia
pengumpulan data didasarkan pada Nomor 79 Tahun 2013 tentang
sumber data yang dikumpulkan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
melalui kepustakaan, bahan hukum Jalan, maka parkir Candi Plasa dapat
primer, sekunder dan tersier serta digolongkan kedalam fasilitas parkir
penelitian terdahulu yang berkaitan diluar milik jalan, oleh sebab dalam
dengan objek berikut penelitian ini,
pasal undang – undang tersebut
seperti jurnal, peraturan
dikategorikan sebagai parkir di luar
perundangan, serta karya tulis
ilmiah. ruang milik jalan apabila berupa
Analisis data ialah suatu proses taman parkir dan/atau gedung parkir.
dalam penelitian yang mana hasil Parkir Candi Plasa Semarang
pengolahan data dikaji dan ditelaah. dilakukan berupa penunjang usaha
Seluruh data yang telah terkumpul pokok yang mana hal ini sesuai
yang setelahnya dilakukan dengan Pasal 101 Peraturan
pengolahan dan analisis dengan Pemerintah Republik Indonesia
menggunakan metode kualitatif. Nomor 79 Tahun 2013 tentang
Metode kualitatif merupakan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
metode yang menganalisis data Jalan. Candi Plasa dikelola dan
3
Roni Hanitjo Soemitro, Metodologi dilengkapi oleh karcis parkir yang
Penelitian Hukum Dan Jurimetri (Jakarta: berisi muatan – muatan ketentuan
Ghalia Indonesia, 1990).
4 5
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010), halaman 160. 2010), halaman 7
4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

parkir yang mana dalam hal ini tidak diperjualkan kembali, tentu
karcis tersebut penulis jadikan pada umumnya konsumen yang
sebagai objek dari penelitian ini. menggunakan jasa parkir Candi
Berdasarkan Pasal 1 Huruf J Plasa menggunakan jasa tersebut
Peraturan Daerah Kota Semarang untuk memenuhi keterbutuhan dari
Nomor 2 Tahun 2004 tentang konsumen itu sendiri. Pasal 1 Ayat 3
Penyelenggaraan Parkir Swasta, Undang – Undang Nomor 8 Tahun
Tempat Khusus Parkir dan Retribusi 1999 tentang Perlindungan
Tempat Khusus Parkir maka Konsumen pula menegaskan bahwa,
Perparkiran Candi Plasa Semarang “Pelaku usaha merupakan setiap
dikategorikan menjadi parkir swasta. orang perseorangan atau badan
Pasal 1 Ayat 2 Undang – usaha, baik yang berbentuk badan
Undang Nomor 8 Tahun 1999 hukum ataupun bukan badan hukum
tentang Perlindungan Konsumen yang mana didirikan dan
pula menegaskan bahwa, “konsumen berkedudukan atau melakukan
merupakan setiap orang yang kegiatan dalam wilayah hukum
memakai barang dan/atau jasa yang negara Republik Indonesia, baik
tersedia dalam masyarakat, baik sendiri maupun bersama-sama
bagi kepentingan diri sendiri, melalui perjanjian penyelenggaraan
keluarga, orang lain, maupun kegiatan usaha dalam berbagai
makhluk hidup lain dan tidak untuk bidang ekonomi”. Menurut undang –
diperdagangkan kembali”, undang yang telah dijelaskan pula
berdasarkan penjelasan pasal tersebut oleh penulis maka dapat disimpulkan
maka setiap orang yang bahwa pengguna jasa parkir Candi
menggunakan jasa perparkiran yang Plasa Semarang merupakan
disediakan oleh Candi Plasa konsumen yang mana pihak Candi
merupakan konsumen, hal ini dapat Plasa sebagai pelaku usaha yang
dikatakan demikian oleh sebab unsur menydiakan jasa layanan parkir.
untuk masuk dalam kategori Mula – mula penulis
konsumen telah dipenuhi. Pengertian melakukan penjabaran mengenai
terkait konsumen ini sesuai dengan anatomi muatan dari ketentuan
apa yang didefinisikan oleh Black’s antara konsumen dan penyedia jasa
Law Dictionary yang mana parkir Candi Plasa Semarang yang
menyatakan bahwa konsumen hal itu tertuang di dalam Karcis
merupakan, “a person who buys Parkir Candi Plasa yang diterima
goods or servis for personal, family, oleh setiap konsumen pengguna jasa
or house-hold use, with no intention parkir tersebut setidaknya pertanggal
or resale; a natural person who use 6 Juli 2023, agar penelitian ini dapat
products for personal rather than dipahami dengan mudah dan tampak
business purpose”, definisi tersebut secara terang terkait maksud dari
menjelaskan bahwa konsumen ketetentuan tersebut. Berikut penulis
merupakan seseorang yang membeli jabarkan terkait anatomi muatan
barang atau jasa untuk dirinya dan
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

ketentuan parkir Candi Plasa yang lain.6 Adapun maksud daripada


Semarang : diwujudkannya suatu persetujuan
a. Nomor seri dari karcis parkir tersebut untuk menyatakan kehendak
Candi Plasa Semarang; dari masing – masing pihak yang
b. Terdapat tulisan Candi Plasa; mana daripada hal tersebut
c. Terdapat keterangan terkait jenis menimbulkan akibat hukum bagi
kendaraan yang parkir pihak dan mengikat secara hukum
(motor/mobil); bagi pihak – pihak yang menyatakan
d. Terdapat tarif parkir sebesar Rp. dan menyepakati perjanjian itu, hal
2000,00 untuk satu kali parkir ini lah yang kemudian disebut
dengan jenis kendaraan motor; sebagai asas pacta sursevanda yang
e. Terdapat ketentuan bahwa mana hal ini merujuk pada Pasal
pengguna jasa parkir menyetujui 1338 ayat 1 KUHPerdata yang
ketentuan di bawah ini ; menyebut bahwa perjanjian berlaku
I. Karcis ini bukan sebagai selayaknya undang – undang bagi
bukti penitipan; mereka.7 Muatan yang terkandung
II. Jangan tinggalkan bukti dalam isi dari perjanjian merupakan
parkir, STNK dan barang suatu sumber pengikat dari masing –
berharga lainnya di masing pihak yang mana di dalam
dalam kendaraan; perjanjian tersebut terdapat isi
III. Bila karcis ini daripada janji – janji tersebut dan
sobek/rusak/hilang, maka dituangkan dalam bentuk tertulis
karcis ini tidak berlaku atau dapat berbentuk lisan.
dan pemilik kendaraan Perjanjian yang timbul oleh pihak
harus menunjukan akan melahirkan kewajiban atau
STNK/BPKB di security prestasi terhadap pihak – pihak
parkir dan harus tersebut. Pihak – pihak yang wajib
membayar karcis untuk berprestasi (debitur) dan pihak
Kembali; lainnya (kreditur) yang berhak atas
IV. Kehilangan/kerusakan prestasi dari debitur, yang mana
kendaraan dan barang – masing – masing pihak dapat
barang diluar tanggung berjumlah satu atau lebih orang atau
jawab pengelola parkir. badan hukum. 8
V. Terdapat ketentuan Mengacu pada objek
pengguna parkir wajib penelitian ini maka, pengguna jasa
menunjukan karcis parkir parkir Candi Plasa yang hendak
pada saat keluar. memarkirkan kendaraannya atau
Rumusan Pasal 1313 yang hendak menggunakan jasa
KUHPerdata menjelaskan pula 6
bahwasannya adanya suatu Akmaludin Syahputra, Hukum Perdata
Indonesia Jilid 2, (Bandung: Citapustaka
perjanjian itu terjadi bilamana Media Perintis, 2012), halaman 108.
terdapat dua belah pihak atau lebih 7
Huala Adolf, Dasar-Dasar Hukum Kontrak
yang menyepakati atau setuju untuk Internasional, (Bandung: Refika Aditama,
mengikatkan dirinya terhadap pihak 2006), halaman 15.
8
Huala Adolf, Dasar-Dasar Hukum Kontrak
Internasional, (Bandung: Refika Aditama,
2006), halaman 23.
6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dalam hal ini adalah perparkiran dibakukan terlebih dahulu oleh


maka menyepakati ketentuan yang penyedia jasa parkir dalam hal ini
telah dibuat sebelumnya oleh adalah Candi Plasa Semarang, yang
penyedia layanan parkir dalam hal kemudian digandakan, dan
ini adalah Candi Plasa Semarang, digunakan secara massal dengan
apabila diamati maka terdapat tidak mempertimbangkan kondisi
peristiwa hukum yang tampak jelas yang dimiliki pihak pengguna jasa
bahwa telah terjadi suatu layanan parkir selaku konsumen
kesepakatan untuk melakukan atau (take-it or leave-it contracts), hal ini
tidak melakukan suatu perbuatan tampak pada saat konsumen
yang mana termaktub dalam isi dari menerima karcis parkir Candi Plasa
ketentuan dalam karcis pakir yang tanpa melalui perundingan terkait isi
disediakan oleh Candi Plasa. dari ketentuan karcis tersebut,
Hemat penulis berdasarkan perjanjian seperti ini merupakan
rumusan Pasal 1313 KUHPerdata perjanjian dengan bentuk baku atau
maka dapat disimpulkan bahwa perjanjian standar.11 Hal itu
bentuk kesepakatan antara pengguna ditegaskan kembali pada Pasal 1
jasa layanan parkir yang disediakan Ayat 10 Undang – Undang Nomor 8
oleh Candi Plasa dan penyedia jasa Tahun 1999 tentang Perlindungan
layanan parkir tersebut merupakan Konsumen yang menjelaskan bahwa,
suatu perjanjian, hal ini juga tampak “klausula baku merupakan setiap
selaras dengan pengertian perjanjian aturan atau ketentuan dan syarat –
oleh Subekti dalam Akmaludin syarat yang mana telah dipersiapkan
Syahputra yang menjelaskan bahwa dan ditetapkan sebelumnya secara
perjanjian merupakan suatu peristiwa sepihak oleh pelaku usaha yang
di mana seseorang berjanji kepada dituangkan dalam satu dokumen
orang lain untuk dilakukannya suatu dan/atau perjanjian yang mengikat
hal.9 dan wajib dipenuhi oleh konsumen”.
Perjanjian parkir antara pihak Berangkat dari penjelasan
pengguna jasa parkir Candi Plasa dan penulis berdasarkan undang –
penyedia jasa dituangkan dalam undang yang berlaku maka hemat
bentuk tertulis, yang mana muatan penulis dapat disimpulkan bahwa
atau isi perjanjian tersebut dapat status hukum yang timbul dari karcis
dilihat secara kasat mata di dalam parkir Candi Plasa Semarang
karcis parkir yang diterima oleh merupakan suatu perjanjian dalam
pengguna jasa layanan parkir Candi bentuk baku. Hal ini tampak selaras
Plasa. Ketentuan yang ada di dalam dengan ciri – ciri perjanjian baku
karcis parkir Candi Plasa merupakan yang dijelaskan oleh Mariam
isi dari perjanjian tersebut, hal ini Badruzaman dalam Zakiyah dengan
dapat dikatakan sebagai isi dari buku yang berjudul Perjanjian Baku
perjanjian sebab diatur terkait dalam Prespektif Perlindungan
prestasi dari setiap pihak yang 10
Zakiyah, Hukum Perjanjian: Teori Dan
mengadakan suatu perjanjian.10 Isi Perkembangannya, (Yogyakarta: Lentera
perjanjian tersebut disusun dan Kreasindo, 2015), halaman 108.
11
Fajar Nugroho Handayani, Penggunaan
9
Akmaludin Syahputra, 2012, Op.cit., Klausula Baku Yang Dilarang, (Ponorogo:
halaman 108. Uwais Inspirasi Indonesia, 2020) halaman 1.
7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Konsumen di mana beliau pengendaranya. Pasal 1 Undang -


menjelaskan bahwa disebut Undang No. 22 Tahun 2009 tentang
perjanjian baku bilamana:12 Lalu Lintas dan Angkutan pula
a. Isi perjanjian ditetapkan secara menegaskan bahwa berhenti adalah
sepihak; “berhenti adalah keadaan kendaraan
b. Debitur tidak sama sekali ikut tidak bergerak untuk sementara dan
dalam penentuan isi perjanjian; tidak ditinggalkan pengemudinya”.
c. Kebutuhan memaksa untuk Karcis parkir yang diterima
menerima perjanjian itu; oleh konsumen parkir dan telah
d. Berbentuk tertulis; dijelaskan oleh penulis sebelumnya
e. Disebarkan secara massal. yang mana di dalam karcis tersebut
B. Pembahasan diterangkan bahwa perjanjian yang
1. Analisis Kesesuai Ketentuan timbul antara konsumen dan pihak
Parkir yang Dibuat oleh Candi pengelola parkir Candi Plasa
Plasa Semarang dengan Semarang ditegaskan di dalam
Konstruksi Hukum Parkir di ketentuan tersebut bahwa perjanjian
Indonesia. tersebut bukanlah merupakan bentuk
Mengacu pada Pasal 1 huruf h dari perjanjian penitipan barang.
Peraturan Kota Semarang nomor 2 Ketentuan ini tampak secara jelas di
Tahun 2004 tentang dalam Karcis Parkir Candi Plasa
Penyelenggaraan Parkir Swasta, Semarang dalam yang menyebutkan
Tempat Khusus Parkir dan Retribusi bahwa “Karcis ini bukan sebagai
Tempat Khusus Parkir menyatakan bukti penitipan”, hemat penulis hal
bahwa “Parkir adalah ini merupakan suatu bentuk
memangkalkan / menempatkan penegasan yang dilakukan oleh pihak
dengan memberhentikan kendaraan pengelola parkir Candi Plasa
angkutan orang / barang (bermotor / Semarang.
tidak bermotor ) pada suatu tempat Berhubungan pada
khusus parkir dan parkir swasta ditegasakannya hubungan hukum
dalam jangka waktu tertentu”. Pasal yang tercipta antara konsumen dan
1 Undang - Undang No. 22 Tahun penyedia jasa adalah penitipan
2009 tentang Lalu Lintas dan barang, sebagaimana yang tercantum
Angkutan Jalan menyebut dalam ketentuan dalam Karcis Parkir
bahwa,”Parkir adalah keadaan Candi Plasa maka terdapat kasus
Kendaraan berhenti atau tidak serupa yang melibatkan Sumito
bergerak untuk beberapa saat dan sebagai konsumen parkir melawan
ditinggalkan pengemudinya”, yang Secure Parking sebagai penyedia jasa
mana pada undang – undang tersebut Putusan Mahkamah Agung RI No.
di tegaskan bahwa kendaraan 2078 K/Pdt/ 2009, dalam
dikatakan parkir apabila keadaan dari kesimpulannya berpendapat bahwa
kendaraan berhenti untuk beberapa hubungan hukum yang timbul antara
saat dan ditinggalkan oleh konsumen parkir dan penyedia jasa
layanan parkir merupakan suatu
12
Zakiyah, Perjanjian Baku Dalam bentuk perjanjian penitipan barang
Prespektif Perlindungan Konsumen dan bukan perjanjian sewa –
(Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014), halaman menyewa. Putusan tersebut tentu
54.
8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

menjadi penegas bahwa Candi Plasa mengenai barang, harga sewa dan
dalam ketentuan parkirnya telah waktu sewa yang telah disepakati
salah dan tidak sesuai dengan oleh kedua belah pihak; adanya
konstruksi hukum parkir yang ada di perbuatan dalam hal penyerahan
Indonesia. Ketidaksesuaian objek penyewaan oleh pihak yang
perjanjian parkir Candi Plasa menyewakan kepada si penyewa.14
terhadap konsep hukum perjanjian Hemat penulis mengacu pada
yang berlaku di Indonesia, terdapat konsep perjanjian sewa – menyewa
dalam klausulnya yang termaktub maka dapat dikaitkan dengan
dalam karcis parkir dimana Candi perjanjian parkir Candi Plasa yang
Plasa menyatakan bahwa hubungan mana objek perjanjian sewa-
perjanjian yang terjadi antara Candi menyewa dalam perjanjian parkir
Plasa dengan konsumen pengguna Candi Plasa adalah lahan parkir itu
jasa parkirnya bukanlah merupakan sendiri. Candi Plasa dalam hal ini
perjanjian penitipan barang, bahwa menyewakan lahan parkir yang mana
pada umunya terdapat dua bentuk dipergunakan untuk konsumen yang
perjanjian bernama yang timbul hendak memarkirkan kendaraan
antara konsumen parkir dan pihak bermotornya. Harga sewa atau tarif
penyedia jasa parkir yakni perjanjian yang telah ditentukan dalam
sewa – menyewa lahan dan perjanjian parkir sebagai mana
perjanjian penitipan barang.13 termaktub dalam Karcis Parkir Candi
Mengacu pada konsep sewa - Plasa.
menyewa sebagaimana yang diatur Berdasarkan acuan dari unsur
di dalam KUHPerdata Buku III Bab pertama perjanjian sewa – menyewa
VII Pasal 1548 – 1600, dijelaskan terhadap konsep perjanjian yang
bahwa menurut Pasal 1548 dimaksud oleh Candi Plasa, maka
KUHPerdata menyatakan bahwa hemat penulis peristiwa yang timbul
“perjanjian sewa - menyewa adalah pada hubungan hukum serta
suatu perjanjian dengan mana pihak tanggung jawab konsumen dan pihak
yang satu mengikatkan dirinya untuk pengelola parkir Candi Plasa telah
memberikan kepada pihak yang memnuhi unsur pertama. Unsur
lainnya kenikmatan dari sesuatu kedua yang terdapat dalam Pasal
barang, selama waktu tertentu dan 1548 KUHPerdata perjanjian sewa-
dengan pembayaran suatu harga menyewa, yang mana dalam unsur
yang oleh pihak terakhir tersebut ini mengharuskan untuk adanya
disanggupi pembayarannya”, bentuk penyerahan barang yang
mengacu pada pasal tersebut, dapat menjadi objek sewa dalam perjanjian
dipahami bahwa terdapat unsur yang tersebut. Penyerahan ini tampak pada
terkandung dalam perjanjian sewa- waktu konsumen yang hendak
menyewa. Unsur tersebut antara lain: memarkirkan kendaraan
adanya kesepakatan sebelumnya bermotornya dan membayar tarif
parkir, merespon Tindakan
13
Henry, 2012, Analisis Tanggung Jawab
14
Pengelola Parkir di Indonesia Ditinjau dari Sumriyah dan Djulaeka, Kapita Selekta
Hukum Perlindungan Konsumen, Thesis Hukum Perjanjian (Surabaya: Scopindo
Magister Universitas Indonesia, halaman 28- Media Pustaka, 2022), halaman 41.
31.
9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

konsumen pihak pengelola parkir Plasa untuk memarkirkan


Candi Plasa mengijinkan konsumen kendaraannya, tentu dalam hal ini
untuk memarkirkan kendaraannya di resiko atas tanah menjadi tanggung
dalam area parkir Candi Plasa yang jawab pihak Candi Plasa, dilain dari
sudah disediakan, maka berdasarkan pada itu kendaraan yang dimiliki
peristiwa itu pihak Candi Plasa telah oleh konsumen bukanlah merupakan
memenuhi unsur tersebut, yang mana tanggung jawab pihak Candi Plasa.
dapat ditemukan bentuk penyerahan Tanggung jawab pihak yang
dalam praktiknya, walaupun objek menyewakan ditegaskan kembali
perjanjian tersebut diserahkan dalam Pasal 1550 KUHPerdata yang
dengan cara tidak langsung oleh mana dalam pasal tersebut
pihak Candi Plasa, akan tetapi menjelaskan terkait tanggungjawab
bentuk penyerahan pada dasarnya yang dimiliki oleh pihak yang
dapat ditemukan dalam peristiwa itu. menyewakan, tanggungjawab
Apabila melihat dari sudut tersebut, sebagai berikut:
pandang hak dan kewajiban yang a. Pihak yang menyewakan wajib
diatur dalam konsep perjanjian sewa untuk menyerahkan barang yang
menyewa, hal ini semakin terang menjadi objek sewa kepada
bahwasannya perjanjian parkir Candi penyewa;
Plasa merupakan perjanjian sewa b. Pihak yang menyewakan wajib
lahan dengan mengacu pada untuk memelihara barang yang
tanggung jawab para pihak. disewakan dengan maksud agar
Berdasarkan Pasal 1553 KUHPerdata barang tersebut dapat digunakan
menyebutkan bahwa “Jika selama untuk disewakan;
waktu sewa, barang yang disewakan c. Pihak yang menyewakan wajib
sama sekali musnah karena suatu memberikan penyewa
kejadian yang tak disengaja, maka kenikmatan terhadap barang
persetujuan sewa gugur demi hukum. yang disewa.
Jika barangnya hanya sebagian Berdasarkan hal tersebut maka hemat
musnah, si penyewa dapat memilih, penulis menjadi tidak adil apabila
menurut keadaan, apakah ia akan konsumen yang dalam hal ini telah
meminta pengurangan harga sewa, mengeluarkan sejumlah uang sebagai
ataukah ia akan meminta bahkan biaya untuk memarkirkan kendaraan
pembatalan persetujuannya sewa mereka, namun konsumen tetap
tetapi tidak dalam satu dari kedua harus bertanggung jawab atas
hal itupun ia berhak atas suatu ganti keamanan kendaraannya sendiri yang
rugi”, yang mana dalam pasal telah diparkirkan
tersebut menjelaskan bahwa Mengacu pada ketentuan
tanggung jawab atas resiko tentang penitipan barang
merupakan tanggungjawab yang (bewaargeving), yang mana diatur
dibebankan kepada pihak yang dalam Pasal 1694 KUHPerdata
menyewakan. Berdasarkan ketentuan menyatakan bahwa “telah terjadinya
tersebut, dapat dipahami bersama penitipan apabila seorang menerima
barang yang menjadi objek sewa – sesuatu barang dari seseorang lain,
menyewa merupakan tanah yang dengan syarat bahwa ia akan
digunakan oleh konsumen Candi menyimpannya dan
10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

mengembalikannya dalam wujud parkir yang tertuang pada karcis


asalnya”. Berdasarkan pasal tersebut parkir kepada konsumen. Pihak
dapat diketahui terdapat unsur dari penyedia jasa layanan parkir yang
perjanjian penitipan barang yang mana telah menerima suatu bentuk
mengacu pada pasal tersebut, pembayaran parkir kemudian
yakni:15 mempersilahkan konsumen untuk
a. Terdapat penerimaan barang memarkirkan kendaraannya dan
oleh salah satu pihak melalui masuk ke area parkir yang
proses serah terima; disediakannya. Hemat penulis
b. Terdapat kewajiban si penerima keadaan demikian, yang secara tidak
titipan untuk menjaga dan langsung telah terjadi hubungan
mengembalikan dengan wujud perjanjian penitipan antara Candi
yang semula. Plasa selaku penyedia jasa dengan
Perjanjian penitipan merupakan konsumen.17 Berdasrakan Pasal
perjanjian yang bersifat nyata, 1697 KUHPerdata menerangkan
dimana dalam praktiknya perjanjian bahwa pasal ini mempertegas sifat
semacam ini dikatakan telah terjadi dari perjanjian penitipan yang mana
apabila adanya suatu bentuk menurut Pasal 1697 KUHPerdata
perbuatan yang nyata, artinya berbunyi “perjanjian itu tidaklah
terdapat penyerahan yang dilakukan telah terlaksana selainnya dengan
oleh pihak yang menitipkan dan penyerahan barangnya secara
piihak yang menerima titipan, sungguh-sungguh atau secara
perjanjian semacam ini disebut juga dipersangkakan”, berangkat dari
sebagai perjanjian “rill”.16 Bentuk pasal tersebut diketahui apabila
penyerahan tersebut terjadi pada saat perbuatan dalam hal penyerahan itu
satu pihak dengan sadar belum terlaksana artinya, perjanjian
menyerahkan barang yang hendak penitipan tersebut sama sekali belum
dititipkan kepada pihak yang lain, terlaksana.
hemat penulis hubungan hukum yang Merawat dan mengembalikan
timbul ini terlihat pada saat barang titipan tersebut merupakan
terjadinya perbuatan konsumen jasa inti dari kewajiban tanggung jawab
parkir Candi Plasa Semarang yang pihak dari pihak yang menerima
mana hendak memarkirkan titipan.18 Mengacu pada Pasal 1706
kendaraannya dan menggunakan jasa KUHPerdata menyebut “si penerima
parkir, kemudian setelahnya diikuti titipan diwajibkan mengenai
dengan pembayaran tarif parkir, perawatan barang yang
pihak penyedia jasa dalam hal ini dipercayakan padanya,
adalah Candi Plasa menerima uang memeliharanya dengan minat yang
tersebut sebagai pembayaran jasa sama seperti ia memelihara barang-
serta memberikan suatu bukti 17
pembayaran parkir berupa perjanjian Kamaruzaman, 2008, Perlindungan
Konsumen Pada Perparkiran Umum
Kendaraan Bermotor Kota Pekanbaru, Tesis
15
Ahmad Miru dan Saka Pati, 2020, Op.cit., Magister Universitas Islam Indonesia,
halaman 129. halaman 72.
16 18
ko Sriwidodo dan Kristiawanto, Salim H.S, Hukum Kontrak: Teori dan
Memahami Hukum Perikatan (Yogyakarta: Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar
Penerbit Kepel Press, 2021), halaman 109. Grafika, 2019), halaman 86.
11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

barangnya sendiri”, pasal ini layanan parkir bukanlah merupakan


menentukan bahwa kewajiban perjanjian penitipan, tidak sesuai
hukum bagi penerima titipan adalah dengan konstruksi hukum
untuk menjaga, merawat dan perparkiran di Indonesia, sebagai
mengembalikan barang yang mana yang sudah tertuang dalam
dititipkan tersebut kepada si penitip Putusan Mahkamah Agung RI No.
ketika penitip akan mengambil 2078 K/Pdt/ 2009 yang mempunyai
barang yang dititipkannya itu sesuai kekuatan hukum tetap (Inkracht) dan
dengan ketentuan waktu yang menegaskan bahwa perjanjian yang
berlaku. timbul antara konsumen dan
Berdasarkan pembahasan dan penyedia jasa perparkiran merupakan
uraian diatas, maka penulis dapat perjanjian penitipan.
menarik kesimpulan dan pandangan 2. Analisis keabsahan perjanjian
dalam permasalahan ini. Mengacu parkir antara konsumen dan
pada kewajiban dan tanggung jawab Pengelola Parkir Candi Plasa
dari konsumen parkir Candi Plasa Semarang mengacu pada
Semarang dalam karcis parkirnya syarat sah perjanjian yang
untuk menanggung segala bentuk diatur dalam Kitab Undang –
kerusakan dan kehilangan kendaraan Undang Perdata dan Undang
bermotor yang dimilikinya dan tidak – Undang Nomor 8 Tahun
dibebankannya tanggung jawab
1999 Tentang Perlindungan
tersebut kepada pengelola parkir
Konsumen.
dalam hal ini adalah Candi Plasa
Semarang maka perjanjian tersebut Perjanjian dalam KUHPerdata
lebih tepat digolongkan kedalam ditentukan pula terkait syarat sahnya
perjanjian sewa – menyewa lahan suatu perjanjian. Hal tersebut
parkir. Hal tersebut semakin jelas mengacu pada Pasal 1320
dengan penegasan yang dicantumkan KUHPerdata yang menerangkan
oleh pihak Candi Plasa dalam bahwa untuk dicapainya perjanjian
ketentuan parkir yang termaktub yang sah maka harus memenuhi
dalam karcis parkir Candi Plasa syarat sah untuk suatu perjanjian,
Semarang yang mana dalam yakni:
ketentuan tersebut menegaskan 1. adanya kesepakatan;
bahwa perjanjian yang timbul antara 2. cakap dalam melakukan
konsumen parkir Candi Plasa perbuatan hukum;
Semarang dengan Pengelola Parkir 3. suatu hal tertentu;
Candi Plasa Semarang bukanlah 4. suatu sebab yang halal.19
suatu bentuk perjanjian penitipan. Pasal 1320 Ayat (1)
Berdasarkan hal ini maka KUHPerdata berbunyi “sepakat
ketentuan parkir yang termaktub mereka yang mengikatkan dirinya”
dalam Karcis Parkir Candi Plasa yang mana pasal tersebut
yang mana memuat dan mengatur menyatakan bahwa untuk sahnya
bahwa perjanjian yang timbul antara suatu perjanjian, maka diwajibkan
pengguna jasa parkir yang
disediakan oleh Candi Plasa dengan 19
Abdul Wahid, Rohadi dan Siti
konsumen selaku pengguna jasa Malikhatun, Memahami Hukum Perjanjian,
(Yogyakarta: deepublish, 2022), halaman 5.
12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

untuk dibuat dengan adanya bentuk untuk membuat suatu perikatan”,


kesepakat dari para pihak yang pasal tersebut menentukan bahwa
membuatnya.20 Hal tersebut apabila untuk terjadinya suatu perjanjian
penulis hubungkan dengan perisiwa yang sah maka subjek atau para
perjanjian yang timbul dalam pihak tersebut diharuskan untuk
peristiwa parkir Candi Plasa, akibat cakap secara hukum dan oleh
hukum yang timbul akibat kecakapan dirinya untuk membuat
kesepakatan antara pihak Candi suatu perjanjian yang sebagai mana
Plasa dengan konsumen terjadi disaat diatur oleh undang - undang. Pada
konsumen membayar sejumlah uang dasarnya terdapat perbedaan kriteria
sebagai upah kepada petugas parkir umur dalam hal seseorang dikatakan
dan petugas parkir memberikan cakap melakukan perbuatan hukum.
karcis parkir kepada konsumen Pasal 1329 KUHPerdata menjelaskan
sebagai tanda bahwa kendaraan bahwa pada dasarnya setiap orang
bermotor yang diparkirkan adalah cakap hukum sejauh undang –
konsumen diparkirkan kedalam area undang tak melarangnya. Fatwa
parkir Candi Plasa. Karcis parkir Makamah Agung menerangkan
yang diterima oleh konsumen Candi melalui Surat Edaran Mahkamah
Plasa merupakan suatu dokumen Agung No.3/1963 tanggal 5
kontraktual tertulis yang mana di September 1963 maka Pasal 108 dan
dalamnya terkandung ketentuan- 110 KUHPerdata, tidak berlaku lagi.
ketentuan yang mengatur para Surat edaran tersebut menjelaskan
pihak.21 Tentu kesepakatan para bahwasannya setiap pihak dapat
pihak telah memenuhi unsur adanya melakukan perbuatan hukum sejauh
kesepakatan dimana penawaran diperbolehkan oleh undang –
dilakukan oleh pihak pengelola undang. Adapun menurut Pasal 31
parkir Candi Plasa dengan Undang – Undang No. 1 Tahun 1974
menyodorkan karcis parkir (offerte) jo. SEMA No. 3 Tahun 1963
dan penerimaan dilakukan dengan memperbolehkan perempuan untuk
diterimanya karcis parkir oleh melakukan perbuatan hukum.
konsumen parkir Candi Plasa Adapun menurut Undang –
(acceptasi), hal ini sesuai dengan Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
teori terjadinya kesepakatan yakni Perkawinan mengkategorikan
teori ucapan (uitingstheorie) yang dewasa pada usia 18 tahun. Bilamana
menjelaskan telah terjadi suatu dalam suatu perjanjian syarat
bentuk sepakat bilamana satu pihak subjektif ini tidak dapat terpenuhi
yang menerima tawaran melakukan oleh salah satu pihak dalam
pernyataan penerimaan tawaran.22 mewujudkan suatu perjanjian maka
Pasal 1320 Ayat (2) terhadap perjanjian ini dapat
KUHPerdata berbunyi “kecakapan dimintakan pembatalan oleh pihak
ketiga kepada pengadilan.23 Kaitan
20
Loc.cit. dengan syarat dalam Pasal 1320 Ayat
21
Lukman Santoso Az, Aspek Hukum 2 KUHPerdata yang mana
Perjanjian (Yogyakarta: Penebar Media menjelaskan untuk para pihak cakap
Pustaka, 2019), halaman 128.
22 23
Yulia, Buku Ajar Hukum Perdata (Aceh: Abdul Wahid, Rohadi dan Siti
BieNa Edukasi, 2015), halaman 4. Malikhatun, 2022, Op.cit., halaman 7.
13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

melakukan perbuatan hukum dengan pemungutan biaya yang mana


hubungan antara konsumen dengan dilakukan oleh pihak penyelenggara
pihak Candi Plasa selaku penyedia parkir dimana besar biaya parkir
jasa parkir dalam perjanjian tersebut tentunya telah ditentukan
parkirnya adalah dalam perjanjian terlebih dahulu. Hal inilah yang
yang dituangkan dalam berbentuk kemudian salah satunya dilakukan
karcis tersebut tidak memuat oleh Candi Plasa dalam pemenuhan
ketentuan konsumen yang telah atau persyaratan suatu hal tertentu.
belum cakap dalam melakukan suatu Berdasarkan ketiga syarat
perbuatan hukum. Hal ini jelas untuk sahnya suatu perjanjian yang
terlihat dalam praktik maupun diberikan oleh pasal 1320 Ayat (1),
ketentuan yang sudah tertera dalam Ayat (2) dan Ayat (3) KUHPerdata,
karcis parkir bahwa setiap konsumen maka hemat penulis perjanjian parkir
baik yang telah atau bahkan belum yang dibuat oleh Candi Plasa
cakap hukum, yang mana konsumen Semarang telah memenuhi ketiga
tersebut akan memarkirkan syarat sahnya perjanjian tersebut.
kendaraannya dengan mana Terdapat syarat yang ke empat yang
menggunakan jasa layanan parkir mana hal ini jelas disebut dalam
Candi Plasa, dan diperbolehkan oleh Pasal 1320 KUHPerdata ayat (4)
pihak Candi Plasa. Sejauh penulis dalam hal ini menerangkat bahwa
mencari, belum ditemukan satu pun suatu perjanjian wajib secara hukum
suatu upaya pembatalan perjanjian memenuhi syarat “suatu sebab yang
parkir terkait tidak cakap untuk halal”. Suatu sebab yang halal
melakukan suatu perbuatan hukum mengharuskan untuk setiap
dalam konteks perjanjian parkir. perjanjian tidak mengandung sebab
Mengacu pada Pasal 1320 yang terlarang. Sebab terlarang disini
KUHPerdata Ayat (3) yang berbunyi memiliki maksud tujuan yang mana
(suatu hal tertentu) KUHPerdata adalah sebab yang dilarang oleh
yang mana dalam kandungan pasal undang – undang, ketertiban umum
tersebut menjelaskan bahwa suatu dan kesusilaan, hal ini ditegaskan
perjanjian haruslah memiliki objek dalam Pasal 1337 KUHPerdata yang
yang diperjanjikan.24 Mengacu pada menyatakan bahwa “suatu sebab
Pasal 1332 KUHPerdata yang mana adalah terlarang, apabila dilarang
dalam pasal tersebut menerangkan oleh undang-undang, atau apabila
bahwa hanya barang - barang yang berlawanan dengan kesusilaan baik
dapat diperdagangkan dan atau ketertiban umum.” Pasal 1335
mempunyai nilai ekonomis saja yang KUHPerdata menegaskan bahwa
dalam hal ini dapat dijadikan objek perjanjian yang mengandung
perjanjian. Kaitan persyaratan ini ketentuan terlarang maka tidak
dengan usaha penyedia jasa parkir memiliki kekuatan secara hukum
terletak pada saat konsumen sebagai atau batal demi hukum.
pengguna jasa parkir yang mana Mengacu pada karcis parkir
hendak memarkirkan kendaraan yang dibuat oleh pihak Candi Plasa,
mereka, konsumen akan dikenai terdapat kandungan yang
menyantumkan klausul eksonerasi di
24
Abdul Wahid, Rohadi dan Siti dalam perjanjian tersebut. Klausula
Malikhatun, 2022, Op.cit., halaman 5.
14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

eksonerasi dapat ditemukan dalam he did understand and object to any


ketentuan parkir yang mengatur of them, he would generally be told
terkait tanggungjawab atas resiko he could take it or leave it. And if he
kerusakan dan kehilangan kendaraan then went to another supplier the
bermotor, ketentuan tersebut result would be the same”, yang
berbunyi, “Kehilangan/kerusakan mana dalam pernyataan tersebut
kendaraan dan barang – barang dijelaskan terkait fakta sosial yang
diluar tanggung jawab pengelola menyebut kecil kemungkinan pihak
parkir”. Hal ini yang kemudian membaca dan mengerti terkait
disebut sebagai klausul eksonerasi muatan dari perjanjian baku yang
oleh karena terdapat unsur mengandung klusula eksonerasi, pun
pengalihan tanggungjawab.25 Tentu apabila orang itu mengerti ia dengan
dengan menegaskan tidak rasa mau tidak mau untuk
tanggungjawabnya pihak pengelola menyepakati perjanjian tersebut,
parkir selaras dengan definisi dengan asumsi mereka akan
klausula eksonerasi yang dinyatakan dihadapkan dengan perjanjian yang
oleh Rijken dalam Meriam Daruz sama di tempat lain.27 Kondisi yang
Badrulzaman, ia menyebut bahwa demikanlah kemudian konsumen
dikatakan klausula eksonerasi yang secara terpaksa dan sadar
bilamana terdapat satu pihak memberikan kesepakatnya untuk
menghindar atas kewajiban ganti menyetujui ketentuan yang
rugi untuk seluruhnya atau terkandung dalam perjanjian
26
sebagian. tersebut. Pada dasarnya, disaat
Sukarmi dalam bukunya yang konsumen telah memberikan kata
berjudul Cyber Law: Kontrak sepakat maka timbul konsekuensi
Elektronik dalam Bayang – Bayang hukum bagi konsumen untuk tunduk
Pelaku Usaha yang menyebut bahwa dengan klausul yang dicantumkan
dalam suatu pendirian hukum umum oleh pihak Candi Plasa, namun hal
Inggris klausula eksonerasi dalam tersebut tidak sesuai sebagai mana
perjanjian baku bertentangan dengan yang dinyatakan oleh Undang –
asas kebebasan berkontrak, hal Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang
tersebut dinyatakan sebagi berikut: Perlindungan Konsumen.
“Exemption clauses differ greatly in Undang – Undang No. 8 Tahun
many respects. Probably the most 1999 Tentang Perlindungan
objectionable are found in the Konsumen hadir memberi suatu
complex conditions which are now so bentuk kepada konsumen dalam
common. In the ordinary way the posisi yang tidak berimbang terhadap
customer has no time to read them, produsen, dimana dalam undang –
and if he did read them he would undang tersebut menyatakan
probably not understand them. And if pelarangan untuk adanya
25
pencantuman klausula eksonerasi
Sukarmi, Cyber Law: Kontrak Elektronik
Dalam Bayang-Bayang Pelaku Usaha
dalam perjanjian baku.28 Pelarangan
(Bandung: Pustaka Sutra, 2008), halaman
27
128. Sukarmi, 2008, Op.cit., halaman 53.
26 28
Meriam Darus Badrulzaman, Aneka Haris Hamid, Hukum Perlindungan
Hukum Bisnis, (Bandung: Alumnni, 1994), Konsumen Indonesia (Makassar: Sah Media,
halaman 47. 2017), halaman 2..
15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

penggunaan klausula eksonerasi No. 8 Tahun 1999 Tentang


dalam perjanjian baku ini terjadi oleh Perlindungan Konsumen, tentu hal
karena dalam perkembangannya ini selaras dengan Pasal 102
pencantuman klasula eksonerasi Peraturan Pemerintah Nomor 79
dinilai memberikan kerugian Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu
terhadap konsumen, tanggungjawab Lintas dan Angkutan Jalan yang
yang seharusnya dibebankan oleh mana mewajibkan agar penyedia jasa
penyedia jasa parkir yang mana layanan parkir mengganti kerugian
dalam hal ini adalah Candi Plasa, kehilangan dan kerusakan kendaraan
dengan adanya klausula eksonerasi, yang diparkir sesuai dengan
maka beban tanggungjawab tersebut ketentuan peraturan perundang-
dialihkan menjadi beban konsumen.29 undangan. Kewajiban untuk pelaku
Hukum perlindungan konsumen usaha bertanggung jawab atas
menjelaskan bahwa klausula kendaraan miliki konsumen
eksonerasi merupakan klausul yang diperjelas dengan adanya Pasal 6
mengandung kondisi membatasi atau Peraturan Daerah Kota Semarang
bahkan menghapus sama sekali nomor 2 Tahun 2004 tentang
tanggung jawab yang semestinya Penyelenggaraan Parkir Swasta,
dibebankan kepada pihak produsen/ Tempat Khusus Parkir dan Retribusi
penyalur produk (penjual) menjadi Tempat Khusus Parkir menyatakan
dibebankan kepada konsumen. bahwa “Penyelenggara parkir
Mengacu pada Pasal 18 ayat 1 swasta dan tempat khusus parkir
huruf a Undang – Undang No. 8 bertanggung jawab atas kehilangan
Tahun 1999 Tentang Perlindungan kendaraan”, tentu hal ini menjadi
Konsumen melarang yang mana terang bahwa berdasarkan peraturan
dalam hal perjanjian baku dengan daerah tersebut setiap penyelenggara
pencantuman klausul eksonerasi atau parkir swasta dan tempat khusus
adanya pengalihan tanggung jawab, parkir berkewajiban secara hukum
tentu berdasarkan pasal dan undang – untuk bertanggung jawab atas
undang tersebut mewajibkan untuk kehilangan kendaraan bermotor milik
pengelola parkir bertanggung jawab konsumen.
atas kendaraan milik konsumen. Sebagaimana yang dimaksud
Berkaitan dengan hal itu, dalam penjelasan tersebut, apabila
karcis parkir Candi Plasa yang dikaitkan dengan Pasal 1320
dibentuk dalam perjanjian baku KUHPerdata jo. Pasal 1337
memuat klausula eksonerasi yang KUHPerdata maka dapat diketahui
mengalihkan tanggung jawab Candi apabila dalam hal pihak penyedia
Plasa untuk menanggung segala jasa dalam pembuat perjanjian
resiko atas kendaraan milik mencantumkan klausul sebagaimana
konsumen bertentangan dengan Pasal yang dilarang oleh pasal 18 ayat (1)
18 ayat 1 huruf a Undang – Undang Undang – Undang No. 8 Tahun 1999
Perlindungan Konsumen, klausula
29
David Tobing, Klausula Baku: Paradoks tersebut dianggap tidak pernah ada
Dalam Penegakan Hukum Perlindungan atau batal demi hukum (null and
Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka void), yang mana hal tersebut
Utama, 2019), halaman 258. ditegaskan dalam Pasal 18 ayat 3
16
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 Berdasarkan pembahasan


Tentang Perlindungan Konsumen dalam penelitian ini maka konstruksi
yang berlaku lex specialis terhadap hukum parkir yang kemudian
Pasal 1335 KUHPerdata.30 Penulis tertuang dalam karcis parkir Candi
berpendapat maka dapat ditarik suatu Plasa Semarang yang menyatakan
kesimpulan hukum bahwa perjanjian bahwa perjanjian parkir tersebut
parkir yang mana terjadi antara bukan merupakan perjanjian
konsumen jasa parkir Candi Plasa penitipan tidak sesuai dengan
dan pihak penyedia jasa perparkiran konstruksi hukum perparkiran di
itu sendiri yang mana dalam hal ini Indonesia sebagaimana yang
adalah pihak Candi Plasa itu sendiri dinyatakan dalam Putusan Makamah
tidak memenuhi syarat sahnya suatu Agung Putusan Mahkamah Agung
perjanjian yang termaktub dalam RI No. 2078 K/Pdt/ 2009
Pasal 1320 ayat (4), dimana pasal menegaskan bahwa perjanjian yang
tersebut menyebutkan perjanjian timbul antara pengguna jasa
yang terjadi haruslah didasari oleh perparkiran dan penyedia jasa
suatu sebab yang halal. perparkiran merupakan perjanjian
Kasus serupa penulis jumpai penitipan sebagaimana yang diatur
dalam kasus yang terdapat dalam dalam KUHPerdata.
Putusan Makhamah Agung No. 1966 Berdasarkan pembahasan dan
K/PDT/2005, yang mana dalam analisis penulis maka pencantuman
kasus teresbut Pengadilan Negeri klausula baku yang memuat tentang
Jakarta Utara terhadap gugatan pengalihan tanggung jawab
tersebut telah menjatuhkan putusan, (eksonerasi) sebagaimana tertuang
yang tertang dalam putusan dalam Karcis Parkir Candi Plasa
No.16/Pdt/G/2003/PN.Jkt.Ut. yang menyatakan bahwa
tanggal 21 Juli 2003 yang amarnya “Kehilangan/kerusakan kendaraan
menjelaskan bahwa “Menyatakan dan barang – barang diluar
secara hukum, klausula bahwa yang tanggung jawab pengelola parkir”
menyatakan PT. Anugrah Bina adalah batal demi hukum. Klausula
Karya tidak bertanggung jawab atas eksonerasi yang tercantum dalam
kehilangan kendaraan milik Nyonya perjanjian parkir yang termuat dalam
T. Imelda Wijaya sebagaimana Karcis Parkir Candi Plasa batal demi
tercantum dalam Kartu/Struk Tanda hukum oleh sebab tidak memenuhi
Parkir PM002/DWR/Mobil/Casual syarat sah perjanjian suatu sebab
No.0.39936 dengan Nomor Polisi B yang halal yang sebagaimana
8328 TH adalah batal demi hukum”. tercantum pada Pasal 1320 ayat 4
Putusan tersebut dikuatkan oleh KUHPerdata jo. 1337 KUHPerdata.
Putusan Makhamah Agung No. 1966 ketentuan tersebut dinyatakan oleh
K/PDT/2005. penulis tidak memenuhi syarat sah
perjanjian suatu sebab yang halal
IV. KESIMPULAN oleh karena tidak sesuai dengan
Pasal Pasal 18 ayat 1 huruf a Undang
– Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
30
Helda Mega Maya and Catur Yunianto, Perlindungan Konsumen jo. Pasal
“Validity of Exoneration Clause in Standart 102 Peraturan Pemerintah Nomor 79
Contract”, Op.cit., halaman 73
17
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Hamid, Haris. Hukum Perlindungan


Lintas dan Angkutan Jalan jo. Pasal Konsumen Indonesia.
6 ayat 4 Peraturan Daerah Kota Makassar: Sah Media, 2017.
Semarang Nomor 2 Tahun 2004 HS, Salim. Hukum Kontrak: Teori
tentang Penyelenggaraan Parkir Dan Teknik Penyusunan
Swasta, Tempat Khusus Parkir dan Kontrak. Jakarta: Sinar
Retribusi Tempat Khusus Parkir, dan Grafika, 2019.
oleh karenanya berdasarkan Pasal Miru, Ahmadi, dan Saka Pati.
1335 KUHPerdata jo. Pasal 18 ayat 3
Hukum Perjanjian: Penjelasan
Undang – Undang No. 8 Tahun 1999
Makna Pasal-Pasal Dalam
tentang Perlindungan Konsumen
maka hemat penulis klausula yang KUH Perdata. Jakarta: Sinar
dinyatakan dalam karcis parkir Candi Grafika, 2020.
Plasa yang menyatakan “kehilangan Nugroho Handayani, Fajar.
atau kerusakan kendaraan dan barang Penggunaan Klausula Baku
– barang diluar tanggung jawab Yang Dilarang. Ponorogo:
pengelola parkir” adalah batal demi Uwais Inspirasi Indonesia,
hukum, yang mana hal ini dikuatkan 2020.
oleh Putusan Makamah Agung No. Rahim. Dasar-Dasar Hukum
1966 K/PDT/2005. Perjanjian. Makassar:
Hummanities Genius, 2022.
V. DAFTAR PUSTAKA Soekanto, Soerjono, dan Sri
Mamudji. Penelitian Hukum
A. Buku Normatif Suatu Tinjauan
Singkat. Jakarta: Raja Grafindo
Adolf, Huala. Dasar-Dasar Hukum Persada, 2010.
Kontrak Internasional. Soemitro, Roni Hanitjo. Metodologi
Bandung: Refika Aditama, Penelitian Hukum Dan
2006. Jurimetri. Jakarta: Ghalia
Az, Lukman Santoso. Aspek Hukum Indonesia, 1990.
Perjanjian. Yogyakarta: Sriwidodo, Joko, dan Kristiawanto.
Penebar Media Pustaka, 2019. Memahami Hukum Perikatan.
Badrulzaman, Meriam Darus. Aneka Yogyakarta: Penerbit Kepel
Hukum Bisnis. Bandung: Press, 2021.
Alumnni, 1994. Sukarmi. Cyber Law: Kontrak
Fajar, Mukti, dan Yulianto Achmad. Elektronik Dalam Bayang-
Dualisme Penelitian Hukum Bayang Pelaku Usaha.
Normatif dan Empiris. Bandung: Pustaka Sutra, 2008.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Sumriyah dan Djulaeka. Kapita
2010. Selekta Hukum Perjanjian.
Gumanti, Retna. “Syarat Sahnya Surabaya: Scopindo Media
Perjanjian (Ditinjau Dari Pustaka, 2022.
KUHPerdata).” E-Journals Syahputra, Akmaludin. Hukum
Universitas Negeri Gorontalo Perdata Indonesia Jilid 2.
(2012).
18
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume -, Nomor -, Tahun 2023
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Bandung: Citapustaka Media Law And Society Journal,


Perintis, 2012. n.d., 63–75.
Tobing, David. Klausula Baku:
Paradoks Dalam Penegakan C. Peraturan dan Keputusan
Hukum Perlindungan
Konsumen. Jakarta: Gramedia Undang-Undang Dasar Negara
Pustaka Utama, 2019. Republik Indonesia Tahun
Tri Budhayati, Christiana. “Asas 1945;
Kebebasan Berkontrak Dalam Kitab Undang - Undang Hukum
Hukum Perjanjian Indonesia.” Perdata;
Undang - Undang No. 22 Tahun
Jurnal Widya Sari 10, no. 3
2009 tentang Lalu Lintas dan
(2009): 232–47.
Angkutan Jalan;
Wahid, Abdul, Rohadi, dan Siti Undang - Undang No. 8 Tahun 1999
Malikhatun. Memahami tentang Perlindungan
Hukum Perjanjian. Konsumen;
Yogyakarta: deepublish, 2022. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun
Yulia. Buku Ajar Hukum Perdata. 2013 tentang Jaringan Lalu
Aceh: BieNa Edukasi, 2015. Lintas dan Angkutan Jalan;
Zakiyah. Hukum Perjanjian: Teori Peraturan Daerah Kota Semarang
Dan Perkembangannya. No. 2 Tahun 2004 Tentang
Yogyakarta: Lentera Penyelenggaraan Parkir
Kreasindo, 2015. Swasta, Tempat Khusus Parkir
Zakiyah. Perjanjian Baku Dalam dan Retribusi Tempat Khusus
Prespektif Perlindungan Parkir.
Konsumen. Yogyakarta: Aura
Pustaka, 2014.

B. Jurnal

Henry. “Analisis Tanggung Jawab


Pengelola Parkir di Indonesia
Ditinjau dari Hukum
Perlindungan Konsumen.”
Thesis Magister Universitas
Indonesia (2012).
Kamaruzaman. “Perlindungan
Konsumen Pada Perparkiran
Umum Kendaraan Bermotor
Kota Pekanbaru.” Tesis
Magister Universitas Islam
Indonesia (2008).
Maya, Helda Mega, dan Catur
Yunianto. “Validity of
Exoneration Clause in
Standart Contract,” Surakarta
19

Anda mungkin juga menyukai