Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS HUKUM BENTUK KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN

JASA TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE GO-JEK DENGAN DRIVER


GOJEK

JURNAL ILMIAH

Oleh :

MUHAMMAD SAFWATUR RIJAL


D1A115197

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
ANALISIS HUKUM BENTUK KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN
JASA TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE GO-JEK DENGAN DRIVER
GOJEK

Oleh :

MUHAMMAD SAFWATUR RIJAL


D1A115197

Menyetujui,

Pembimbing Pertama,

(Dr. Aris Munandar, SH., M. Hum.)


NIP. 19610610 198703 1 001
i

ANALISIS HUKUM BENTUK KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN JASA


TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE GO-JEK DENGAN DRIVER GOJEK

MUHAMMAD SAFWATUR RIJAL


D1A115197

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

PT. GO-JEK indonesia dalam menjalankan bisnis menjalin kerjasarna dengan driver
kerjasama tersebut disebut perjanjian kernitraan antara PT. GO-JEK Indonesia dengan driver
GO-JEK. Banyak permasalahan terjadi didalam perjanjian PT.GO-JEK Indonesia dengan
driver GO-JEK diantaranya tidak ditanggung kesehatan dan keselamatan kerja driver GO-
JFK. Penelitian ini dilakukan guna menganalisis perjanjian kemitraan GO-JEK Indonesia
dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia dan perlindungan hukum yang harus
diberikan terhadap perjanjian kernitraan PT.GO-JEK Indonesia. Jenis penelitian ini adalah
penelitian hukum normatif dengan mmenggunakan pendekatan perundang-undangan, jurnal,
artikel, literature, dan karya tulis yang berhubungan dengan bentuk kemitraan PT. GO-JEK
Indonesia dengan driver. Hasil penelitian yaitu dalam perjanjian kemitraan menggunakan
KUHPerdata perjanjian pemberian kuasa dengan perjanjian persekutuan perdata dan
perlindungan hukum seharusnya pengaturan pada hak dan kewajiban para pihak,
Wanprestasi, dan Overmacht. Kemudian perlindungan yang harus diberikan PT.GO-JEK
kepada driver sesuai dengan perlindungan tenaga kerja yang terdapat dalam Undang Undang
Ketenagakerjaan.

Kata Kunci : Perj.anj ian Kemitraan, PT.GO-JEK dan Driver

LEGAL ANALYSIS OF PARTNERSHIP BETWEEN GO-JEK-BASED


TRANSPORTATION SERVICE COMPANIES WITH GO-JEK DRIVERS

ABSTRACT

PT. GOJEK Indonesia in carrying out business with the drivers of cooperation is called a
partnership agreement between PT. GO-JFK Indonesia with GO-JEK drivers. Many
problems occur in the agreement between PT.GOJEK Indonesia and GO-JEK drivers,
including the health and safety of GO-JEKdrivers. This research was conducted to analyze
the GO-JFK Indonesiapartnership agreement with the laws and regulations in Indonesia and
the legal protection that must be given to the PT. GO-JEK Indonesia partnership agreement.
This type of research is a normative legal research using the approachof legislation,
journals, articles, literature, and papers related to the partnership form of PT. GO-JEK
Indonesia with drivers. The result of the research is that in apartnership agreement using the
Civil Code the agreement granting power with civil alliance agreement and legal protection
should regulate the rights and obligations of the parties, Default, and Overmacht. Then the
protection that mustbe given by PT. GO-JEK to drivers is in accordance with the protection
of laborcontained in the Man power Act.

Key words: Partnership Agreement, PT.GO-JEK and Drivers


i

I. PENDAHULUAN

Di Indonesia muncul istilah jasa transportasi online atau jasa transportasi

berbasis aplikasi (ojek onhine).Transportasj onlineini memanfaatkan aplikasi

sebagai media peinesanan yaitu melaluihandphone atau telepon genggam untuk

memudahkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan tnansportasinya.

Kernuncujan jasa transportasi online ini tidak hanya sebatas mengantar atau

menjemput penumpang saja, tetapi juga mencakup jasa pemesanan antar

makanan, jasa pengiriman barang, jasa pindah rumah, dan jasa lainnya. Banyak

masyarakat Indonesia kemudian tertarik dan menggunakan aplikasi ojek online ini

untuk memudahkan aktivitas mereka.

Saiah satu merek ojek online yang berhasil merebut perhatian masyarakat ini

adalah GO-JEK. GOJEK ini sendiri dikelola oleh perusahaan PT. GO-JEK

Indonesia. Dalam menjalankan bisnis transportasi online ini, PT. GO-JEK

Indonesia menjalin kerja sama dengan driver (pengemudi atau supir ojek yang

berpengalaman). Kerjasama tersebut dapat dilihat dan perjanjian kemitraan antara

PT. GO-JEK Indonesia dengan driver.Perjanjian menurut Pasal 1313 Kitab

Undang - Undang Hukum Perdata adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau

lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lainnya atau Iebih.

Menurut Sudikno Mertokusurno, perjanjian adalah hubungan hukum antara

dua pihak yang menimbulkan hak dan kewajiban atas suatu prestasi.’ Artinya,

pihak yang sam meiniliki hak atas suatu prestasi,1

1Firman F. Adonara, Aspek — Aspek Hukum Perikatan, Mandar Maju,


Bandung, 2014, hIm 3.
ii

Sedangkan pihak yang lain berkewajiban memenuhi prestasi tersebut.

Kemitraan itu sendiri berdasar pada asas hukurn kebebasan berkontrak yang

merupakan asas yang menduduki posisi sentral dalam sebuah perjanjian dan

rnempunyai pengaruh yang kuat dalam hubungan kontraktual para pihak.4

Berdasarkan asas ini terkandung suatu pandangan bahwa orang bebas untuk

melakukan atau tidak melakukan perjanjian, bebas dengan siapa ia mengadakan

perjanjian, bebas tentang apa yang diperjanjikan dan bebas untuk rnenetapkan

syarat - syarat perjanjian.2

Dalam praktik dewasa ini, prinsip dan perjanjian kemitraan PT. GO-JEK

dengan driver menjadi konflik, banyak memunculkan kesan yang tidak seimbang

antar para pihak. Salah satunya, unjuk rasa yang dilakukan oleh driver GO-JEK

kepada perusahaan PT. GO-JEK Indonesia atas status pekerjaan sebagai mitra

kerja dalam perusahaan tersebut.Para pengemudi GO-.JEK berunjuk rasa dengan

menggelar aksi mogok kerja untuk menuntut dijadikan karyawan atau pekerja.3

Hal ini dipengaruhi oleh ketidakpahaman driver GO-JFK mengenai perbedaan

antara pekerja dengan mitra kerja.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : 1). Bagaimana bentuk kemitraan antara PT. GO-JEK dengan

driver ditinjau dari peraturan Perundang-undangan Indonesia? 2). Bagaimana

perlindungan hukum perjanjian bentuk kemitraan antara PT. GO-JEK dengan

driver ditinjau dari peraturan Perundang-undangan Indonesia ?. Adapun tujuan

2
Agus Y. Her noko, Hukum Perfanjian : Asas Proporsionalitas dalam Kontrak
Komersial, hlm 108.
3 Alsadad Rudi dan Icha Rastika, Pengemudi GO-JEK Menuntut dijadikan Karyawan,
megapolitan.kompas.com/read/2015/11/16/11343711/Pengemudi.Gojek.Menuntut.Dijadikan.Kary
awan (dikases pada tanggal 2 April 2019)
iii

yang dicapai dari penelitian ini, antara lain : 1). Untuk menganalisis bentuk

kemitraan antara PT. GO-JEK dengan driver ditinjau dari peraturan Perundang-

undangan Indonesia 2). Untuk mengetahui perlindungan hukum perjanjian bentuk

kemitraan antara PT. GO-JEK dengan driver ditinjau dari peraturan Perundang-

undangan Indonesia . Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1).

Manfaat Teoritis penelitian ini, sebagai referensi bagi penelitian-penelitian

berikutnya dan perkembangan ilmu hukum khususnya hukum bisnis. 2). Manfaat

Praktis dari penelitian dapat dapat dijadikan pedoman oleh khususnya Driver GO-

JEK agar dapat menhetahui bentuk perjanjian kemitraan PT. GO-JEK INdonesia.

Di dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan antara lain : 1). Jenis

penelitian hukun normatif ,4 2). Metode pendekatan yang digunakan yaitu

pendekatan perundang-undaangan (Statute Approach),5 Pendekatan Konseptual

(Conceptual Approach), . 3). Jenis dan sumber bahan hukum, 1) bahan hukum

Primer,6 2) bahan hukum sekunder .3) .bahan hukum tersier. Teknik memperoleh

bahan hukum yaitu dengan studi dokument. Sedangkan analisis bahan hukum

dengan menganalisis bentuk perjanjian kemitraan PT.GO-JEK Indonesia dengan

Driver GO-JEK.

4 Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2004, hlm. 134
5
Harjono, Penelitian Hukum pada Kajian Hukum Murni, dalam Joni Ibrahim, Teori
Metode Penelitan Hukum Normatif, Banyumedia Publishing, Malang, 2005. Hlm.303
6
Amirudin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Ed 1, Cet. 1, PT.
Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm.30.
iv

II. PEMBAHASAN

Analisis Hukum Bentuk Kemitraan antara PT. GOJEK Indonesia dengan


Driver GOJEK ditinjau dari Peraturan Perundang-Undangan Indonesia.

Perjanjian kemitraan merupakan suatu strategi bismis yang dilakukan oleh

dua pihak atau lebih dalarn jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan

bersania dengan prinsip saling membutuhkan dan saling rnernbesarkan.Karena

merupakan strategi bisnis maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh

adanya kepatuhan antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.7

Didalam Pasal 1 angkat 13 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

usaha mikro, kecil dan menengah disebutkan pengertian kemitraan adaiah

kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung atas

dasar prinsip saling mernerlukan, meinpercayai, memperkuat, dan

menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan usaha

besar.8

Kernitraan yaitu jenisnya seperti : kemitraan inti-plasma, kemifraan sub

kontrak, kemitraan dagang umurn, kemitraan keagenan, dan kemitraan kerjasama

operasional agribisnis (KOA). Dan lima pola kemitraan diiatas PT. GOJEK

Indonesia melakukan hubungan hukum kemitraan dengan driver GOJEK dan para

pihak lainnya dengan menggunakan Pola kemitraan Sub Kontrak. Pola kemitraan

sub kontrak merupakan pola kemitraan antara perusahan mitra usaha yang

7
Jafar Hafšah Mohammad, 1 999,Kemitraan Usaha : Konsepsi dan Strategi, Pustaka
Sinar Harapan, hlm 33.
8
Indonesia, Undang Undang Nomor 20 Tahim 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (LNR1 Tahun 1997 No. 91), Pasal.1 angka 13.
v

memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dan

produksinya. Pola sub kontrak ditandai dengan adanya kesepakatan tentang

kontrak bersama yang meneakup volume, harga, mutu dan waktu.Untuk dapat

rnengetahui hubungan hukum para pihak dalain perjanjian kemitraan PT. GOJEK

Indonesia penyusun melakukan analisis dalarn kontrak perjanjian tersebut.

Adapun beberapa pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak

langsung dalarn proses penyelenggaraan perjanjian kemitraan yang dibuat oleh

PT. GOJEK Indonesia, antara lain: a) PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa, b)

GOJEK c) PT. Domprt Anak Bangsa d) Mitra e) Konsumen.

Bentuk Perjanjian Kemitraan Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata

Dilihat dari Subyek Hukumnya

Dalam data yang berupa kontrak perjanjian kemitraan, dikatan Subyek

hukum yang terikat pada perjanjian adalah 3 pihak yaitu AKAB (Aplikasi Karya

Anak Bangsa) sebagai pihak yang menyediakan aplikasi, PT. GOJEK adalah

perusahaan yang mengurus hubungan mitra dengan Mitra yang terkait pada sistem

aplikasi juga dan Mitra adalah pihak yang bekerjasama yang melaksanakan tugas

sesuai sistem aplikasi.

Hasil Analisis

AKAB dapat dikatakan adalah pihak yang membuat dan mengelola akun untuk

dirnanfaatkan oleh PT. GO-JEK dan mitra untuk mengaplikasikan hubungan

kerjasama antara mereka (GOJEK dan Mitra) dan juga menawarkan layanan pada
vi

konsumen yang selanjutnya digunakan mitra juga dalam melakukan layanan jasa,

sehingga sudut pandang Pasal 1618 KUHPerdata tentang perseroan perdata.

Sedangkan dalam sudut pandang perjanjian pemberian kuasa, AKAB tidak

dapat dikategorikan dalam perjanjian tersebut karena bukanlah pihak pemberi

kuasa ataupun penerima kuasa. Namun kaitannya dengan Undang-Undang ITE,

AKAB merupakan pihak perusahaan penyedia dan pengurus sistern aplikasi

GOJEK yang kedudukannya dapat didasarkan pada Ùndang-Undang ITE Pasal 1

angka 6, yaitu penyelenggara sistem elektronik yang dapat berupa Badan

Usaha/orang pemerintah.9

PT. GOJEK merupakan pihak perusahaan yang bekerjasama dengan mítra

dengan mernanfaatkan aplikasi yang disediakan oleh AKAB, yang mana

kedudukannya dapat didasarkan pada Pasal 1792 KUHPerdata dirnana GOJEK

merupakan pemberi kuasa pada Mitra untuk melakukan layanan jasa yang

ditawarkan oleh GI pada konsumen. Sedangkan dan sudut pandang perjanjian

persekutuan perdata kedudukan GI dapat dilcatakan sebagai sekutu yang

menyediakan uang yang mana GI mendanai AKAB untuk menyusun aplikasi dan

GI pula yang menfasiitasi mitra untuk rnenggunakan aplikasi untuk digunakan

dalam menawarkan jasa pada konsurnen.

Mitra merupakan pihak orang individu yang bekerjasama dengan PT.

GOJEK dan tunduk pada aturan PT. GOJEK, untuk melakukan aktivitas jasa

pengangkutan penumpang/barang menggunakan kendaraan pribadi milik sendiri

yang kedudukannya dalam persekutuan perdata dapat dikategorikan dalam Pasal

9 lndonesia, Undang - Undang Nornor 11 Tahun 2008 frn tang Informasi dan Transaksi
Elektronik (LNRJ Tahun 2016 No. 251 TLNRI No. 5953), Pasal I angka 6.
vii

1618 dan 1619 KUHPerdata yang mana initra merupakan pihak yang

rnemasukkan usaha untuk meinperoleh konsumen. Sedangkan dalam perjanjian

pemberian kuasa\ dapat didasarkan path Pasal 1792 KUHPerdata dimana mitra

merupakan pihak yang diberi kuasa oleh PT. GOJEK untuk menggunakan aplikasi

GOJEK dalam melakukan pelayanan jasa namun mitra pun harus mengikuti

segala ketentuan yang dibentuk oleh PT. GOJEK. Data yang ada megenai subyek

cukup sesuai dengan norma dan doktrin, maka dapat dikatakan bahwa data

mengenai subyek hukum dalam perjanjian kemitraan GOJEK cukup sesuai

dengan norma dan doktrin yang ada pada perjanjian persekutuan perdata,

pemberian kuasa dan juga Undang-Undang ITE.

Dilihat dari Obyek Hukumnya

Obyek yang ada pada hubungan perjanjian AKAB clengan PT. GOJEK

dan mitra adalah berupa aplikasi yang disediakan AKAB dalam hal ini dapat

dikategorikan dalam perjanjian persekutuan perdata yang mana sesuai pada Pasal

1619 KUHPerdata, dimana obyek dan persekutuan perdata dapat berupa barang,

uang, usaha. Disni ap!ikasi GOJEK dapat digolongkan sebagai barang. Obyek

yang ada pada hubungan perjanjian antara PT. GOJEK dan mitra adalah berupa

kuasa yang diberikan PT. GOJEK kepada mitra yang mana kuasa tersebut adalah

dalam bentuk pemberian akses akun pada mitra untuk menggunakan aplikasi GO-

JEK dimana mitra tidak dapat membuat ketentuan sendini dalam melakukan jasa,

melainkan hanya dapat melakukan jasa-jasa yang memang sudah ditentukan oleh

PT. GOJEK beserta tarif pembayarannya di dalarn aplikasi GOJEK. Hal ini sesuai

dengan Pasal 1793 KUHPerdata dimana kuasa dapat diberikan dan diterima
viii

dengan suatu akta umum, dengan suatu surat dibawah tangan, bahkan dengan

sepucuk surat ataupun dengan lisan.

Dilihat dari Hak dan Kewajiban Pokok Para Pihak

Kewajiban pada AKAB tersebut sesuai dengan kewaj iban anggota

persekutuan perdata untuk mernasukkan sesuatu dalam bentuk barang/uang/

usaha. Dalam kasus ini AKAB telah memberikan barang berupa aplikasi. Hal ini

telah sesuai pada Pasal 1619 KUHPerdata. Selama itu juga kewajiban AKAB ini

telah sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tm pada Pasal 15

dan 16 yang mana mengatur mengenai standarisasi mengenai penyelenggaraan

sistem elektronik.

Kewajiban pada PT. GOJEK tersebut telah sesuai dengan kewajiban

pemberi kuasa dimana PT. GOJEK Indonesia memberikan mitra kuasa untuk

memanfaatkan aplikasi GOJEK setelah mitra mematuhi segala peraturan yang

disusun PT. GOJEK. Hal ini sesuai pada Pasal 1807 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata (KUHPerdata) yang mengatakan “Pemberi kuasa wajib

memenuhi perikatan-perikatan yang dibuat oleh penerima kuasa menurut

kekuasaan yang telah ia berikan kepadanya. Ia tidak terikat dengan pada apa yang

dilakukan diluar kekuasaan itu, kecuali jika ia telah menyetujui hal itu secara

tegas atau diam-diam.10

10
lndonesia, Kitab Undang - Undang Hukum Perdata, (LNRI Tahun 1975 No. 12),
Pasal. 1807.
ix

Bentuk Perjanjian Kemitraan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13


Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan

Pada Undang-undang Ketenagakerjaan penyusun lebih memfokuskan


untuk membahas Driver atau Mitra pada perjanjian kerjasama PT. GOJEK. Bab
IX hubungan kerja Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang
Ketenagakerjaan :

Pasal 50 Berbunyi “ Hubungan Kerja terjadi karena adanya perjanjian


kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh:.11

Pada perjanjian kerjasama PT. GOJEK dengan calon driver telah

mengajukan persyaratan yang dapat dipilih olefi driver apakah setuju atau tidak

dalam perjanjiannya berbunyi Perjanjian kerjasama ini berlaku efektif sejak

tanggal disetujuinya kontrak ini oleh Mitra. Dengan ini Mitra memberikan

persetujuannya atas syarat dan ketentuan yang tercantum di dalam perjanjian

keijasama ini dengan cara melakukan tindakan mengklik persetujuan secara

elektronik atas Perjanjian ini, mengakses dan menggunakan Aplikasi, Mitra akan

diartikan telah setuju untuk terikat oleh Persyaratan, yang merupakan sebuah

hubungan kontraktual kerja sama antara Mitra dan PGS. Mitra mempunyai

kewajiban untuk rnentaati setiap kebijakan dalam Persyaratan dalam pelaksanaan

Perjanjian ini”. Kemudian hubungan lain yang paling mendasar yakni pada

Undang-Undang Ketenagakerjaan sebagai hubunga kerja adanya atasan dan

bawahan, adanya upah dan perintah. Sedangkan pada perjanjian

kerjasama/kernjtraan PT. GOJEK Indonesia dengan driver GOJEK ini merupakan

hubungan mitra yang tidak memiliki atasan dan bawahan semua pekerja sama

11 Indonesia, Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (LNRI


Tahun 2003 No.39), Pasal.50.
x

baik AKAB, DAB, GPS dan Mitra. Kemudian dalam upah, upah pada perjanjian

kerja memiliki upah tetap tiap bulannya atau disebut gaji, sedangkan dalam

perjanjian kemitraan GOJEK Indonesia dengan Driver menggunakan sistem point

didapatkan dari antar jemput barang maupun jasa. Dan pada perjanjian pada

PT.GOJEK Indonesia tidak memiliki sistem perintah secara langsung hanya

terdapat pada aplikasi GOJEK dan itupun atas kemauan dan keinginan Driver

GOJEK jika ingin mendapatkan pelanggan maka aplikasi GOJEK tersebut di

aktifkan.

Bentuk Perjanjian Kemitraan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22


Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Bahwa pengangkutan pada perusahaan PT.GOJEK Indonesia ini

merupakan hukum pengangkutan pada umumnya dikarenakan perekrutan anggota

atau calon driver itu sama, kemudian syarat berkendara juga sama sebagai standar

operasional prosedur (SOP) yaitu harus mematuhi aturan berlalulintas, memiliki

surat izin mengendara, memakai helm dll.

Dalam hukum pengangkutan atau Undang-undang lalu lintas dan

angkutan jalan menyebukan bahwa GOJEK ini merupakan angkutan orang tidak

dalam trayek dengan kendaraan bermotor umum. Untuk dapat memperoleh izin

penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek penisahaan angkuth umum

dikenakan biaya sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak.


xi

Perlindungan Hukum Perjanjian Kemitraan PT. GO-JEK dengan Driver


GO_JEK ditinjau dari Perturan Perundang Undangan Indonesia
Perlindungan Hukum Para Pihak ditinjau dari Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata
PT. GO-JFK sebagai pemberi kuasa untuk ditaati mitra sebagai penerma

kuasa. Klausula Nomor 9 dan 11 di atas sesuai pada Pasal 1797 KUHPerdata yang

mengatakan bahwa “Penerima kuasa tidak boleh melakukan apapun yang

rnelarnpaui kuasanya”46. Sedangkan kiausa yang lain sesuai Pasal 1800

KUilPerdata yang mengatakan “Penerima kuasa, selama kuasanya belum dicabut,

wajib melaksanakan kuasanya dan bertanggung jawab atas segala biaya, kerugian

danbunga yang timbul karena tidak dilaksanakannya kuasa itu. Begitu pula ja

wajib menyelesailcan unisan yang telah mulai dikerjakannya pada waktu pemberi

kuasa rneninggal dan dapat menimbulkan kerugian jika tidak segera

diselesaikannya”.12

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak

Mitra membebaskan pihak PT. GO-JEK maupun AKAB dan segala tuntutan

atas pelaksanaan jasa yang dilakukan oleh mitra. Dan apabila terjadi perselisthan

menyatakan bahwa pthak PT. GO-JEK, AKAB dan Mitra akan menyelesaikan

persilisihan melalui Musywwarah, dan apabila tidak membuahkan hasil maka

akan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Pengadilan Negeri baik dalam

bentuk gugatan perdata maupun pidana.

12
lndonesia, Kitab Undang — Undang Hukurn Perdata(KUHPerdata), (LNPJ Tahun
1975 No. 12), Pasal. 1800.
xii

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak ditinjau dari Undang-Undang Nomor


13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan

Pada perjanjian kemitraan PT.GO-JEK Indonesia dengan Driver GO-JEK


memang tidak ada yang mengatur perlindunganb terhadap mitra/driver tersebut,
yang terdapat ketentuan menguasai kendaraan bermotor dll. Untuk dapat menjadi
Mitra, Mitra diwajibkan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh PGS.

Perlindungan Hukum Driver ditinjau dari Undang-Undang Nomor 22


Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkatan Jalan

Sesuai dengan kontrak / perjanjian kemitraan antara perusahaan tIO-JEK

Indonesia dengan driver GO-JEK yakni keeelakaan dan semua resiko yang terjadi

adalah tanggung jawab mitra selaku driver GO-JEK. Yaitu terdapat pada bagian

hubungan kerjasama yang menyatakan “Mitra menyetujui bahwa semua risiko

maupun kewajiban yang disebabkan oeh kelalaian mitra, yang termasuk namun

tidak terbatas kepada keterlambatan mitra dalam menyediakan jasa kepada

konsumen, kecelakaan dan kehilangan barang pada saat pengantaran yang

mungkin timbul dan maupun sehubungan dengan penyediaan jassa oleh mitra

kepada konsumen merupakan tanggung jawab mitra”.


xiii

III. PENUTUP`

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan penyusun analisis tentang bentuk

kemitraan antara driver (mitra) dengan perusahaan GO-JEK Indonesia, dan

perlindungan hukumnya ditinjau dan Peraturan Perundang - Undangan Indonesia

dengan Data yang diperoleh berupa Kontrak Elektronik Perjanjan Kemitraan GO-

JEK, maka penyusun dapat menanik kesimpulan, sebagai berikut: 1. Bentuk

kemitraan perjanjian kernitraan antara PT. GOJEK Indonesia dengan driver GO-

JEK merupakan perjanjian yang sah menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata yaitu perjanjian campuran antara perjanjian pemberian kuasa pasal 1618

pasal, 1619 KUHPerdata dan pemberian kuasa pasal 1792, pasal 1793, pasal1797,

pasal 1800, pasal 1801, pasal 1809 KUHPerdata. Namun jika ditmjau dan

Undang-undang ketenagakerjaan dan Undang-undang lalu lintas dan angkutan

jalan bentuk kemitraan PT.GOJEK Indonesia tidak mengatur hubungan kerja dan

tidak sebagai angkutan umum. 2. Perlindungan hukum dalam perjanjian kemitraan

antara PT. GOJEK Indonesia dengan driver GOJEK sesuai dengan perjanjian

yang telah disetujui calon driversebelum menjadi mitra bahwa PT.GOJEK

Indonesia bukan merupakan transportasi ümum melainkan transportasi berbasis

aplikassi yang dimana driver GOJEK tidak dalam trayek dan driver GOJEK

menggunakan kendaraan pribadi saat bekerja. Namun dalam perlindungan hukum

driver GOJEK ditmjau dan Undang-undang ketenagakerjaan dan Undang-undang

lalu untas dan angkutan jalan karena tidak menganut Undang-undang tersebut

perlindungan sesuai dengan kontrak perjanjian yang telah disetujui saja


xiv

bahwasanya dalam kecelakaan dan wanprestasi lainnya yang dilakukan oleh

driver merupakan tanggungjawab driver.

Saran

Bahwa terjadi ketidaksesuaian terhadap perjanjian kemitraan PT. GO-JFK

Indonesia dengan peraturan Perundang-Undangan di Indonesia antara lain:

1. Bahwa perjanjian kemitraan antara PT.GOJEK Indonesia dengan driver

GOJEK ini tidak sesuai seharusnya dibagian hak dan kewajiban selam pokok para

pihak juga dituliskan atau dijelaskan mengenai kewajiban pthak PT. GOJEK dan

AKAB pada mitra sehingga itu merupakan kejelasan. hak bagi mitra yang dapat

dituntut apabila tidak dipenuhi oleh pihak PT.GOJEK maupun AKAB. Dan ini

akan menyamaratakan kedudukan hukum mitra dengan PT.GOJEK dan AKAB. 2.

Bahwa perjanjjian kemitraan antara PT, GOJEK Indonesia dengan driver GOJEK

ini tidak sesuai seharusnya diberikan pembaharuan Perjanjian yang baru, Dimana

dalarn perjanjian tersebut jelas tertulis mengenai hak dan kewaj iban masing-

masing pihak dan pembaharuan mengenai hubungan kerja agar sesuai dengan

Undang-Undang Ketenagakerjaan. Seperti j aminan kesehatan harus diberikan

ap4bila driver bersangkutan sakit karena bekerja diluar ruangan serta memiliki

asuransi kecelakaan kepada tiap-tiap driver karena lmgkup pekerjaan mereka

berada dilalu lintas perjalanan dan harus tunduk pada hukum pengangkutan.
xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004, hlm. 134

Agus Y. Her noko, Hukum Perfanjian : Asas Proporsionalitas dalam Kontrak


Komersial, hlm 108.

Amirudin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Ed 1, Cet. 1, PT.


Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm.30.

Firman F. Adonara, Aspek — Aspek Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung,


2014, hIm 3.

Harjono, Penelitian Hukum pada Kajian Hukum Murni, dalam Joni Ibrahim, Teori
Metode Penelitan Hukum Normatif, Banyumedia Publishing, Malang, 2005.
Hlm.303

Jafar Hafšah Mohammad, 1 999,Kemitraan Usaha : Konsepsi dan Strategi,


Pustaka Sinar Harapan, hlm 33

Peraturan Perundang- Undangan


lndonesia, Kitab Undang — Undang Hukurn Perdata(KUHPerdata), (LNPJ Tahun
1975 No. 12), Pasal. 1800.

Indonesia, Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


(LNRI Tahun 2003 No.39), Pasal.50.

lndonesia, Undang - Undang Nornor 11 Tahun 2008 frn tang Informasi dan
Transaksi Elektronik (LNRJ Tahun 2016 No. 251 TLNRI No. 5953),
Pasal I angka 6.

Indonesia, Undang Undang Nomor 20 Tahim 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
Dan Menengah (LNR1 Tahun 1997 No. 91), Pasal.1 angka 13.

Internet dan Lainnya

Alsadad Rudi dan Icha Rastika, Pengemudi GO-JEK Menuntut dijadikan Karyawan,
megapolitan.kompas.com/read/2015/11/16/11343711/Pengemudi.Gojek.Menuntut.Dijadika
n.Karyawan (dikases pada tanggal 2 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai