Abstrak
Go-jek merupakan perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi
industry transportasi ojek. Bentuk perjanjian kerjasama kemitraan PT.Go-jek
apakah dapat dikategorikan kedalam hubungan kerja dan bagaimana
perlindungannya. Tujuannya untuk mengetahui dan memahami mengenai
perjanjian yang terjadi antara PT. Go-jek dengan driver dan perlindungannya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan
perundang-undangan dan pendekatan analisis konsep hukum. Kesimpulan dan
analisis dari penelitian ini adalah hubungan hukum yang terjalin antara PT.Go-
jek dengan driver merupakan hubungan kerja dan mendapat perlindungan sesuai
dengan Undang-Undang ketenagakerjaan.
Abstract
Go-jek is a socially minded company that is leading the transportation
industry revolution motorcycle. Partnership agreement form PT.Go-jek if it can be
categorized into the employment relationship and how its protection. The goal is
to know and understand the agreements that occur between PT. Go-jek with driver
and protection. The research is a normative legal research with the approach of
legislation and legal concept analysis approach. Summary and analysis of this
study is the legal relationship established between PT.Go-jek with a driver working
relationship and are protected in accordance with the Labor Law.
* Jurnal ini diambil dari intisari skripsi yang berjudul Analisis Perjanjian
Kerjasama Kemitraan PT.Go-jek dengan Driver Berdasarkan Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
** Debby Tri Sebbiana Tarigan, adalah Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Udayana, debbytrisebbiana@yahoo.co.id
*** I Wayan Wiryawan, adalah dosen Fakultas Hukum Universitas
Udayana
**** I Nyoman Mudana, adalah dosen Fakultas Hukum Universitas
Udayana
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia , salah satu peluang kerja yang banyak dilakukan
untuk mengurangi tingkat pengangguran salah satunya ialah
bekerja disektor industri transportasi darat, dimana transportasi ini
merupakan perantara dalam membantu baik dari segi perjalanan,
pemesanan makanan dan pemesanan barang yang dimana
transportasi ini sering disebut dengan Go-Jek. Go-Jek merupakan
perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri
transportasi ojek. Go-Jek biasanya dianggap sebagai media
transportasi yang efektif dalam segi perjalanan, pemesanan
makanan, dan pemesanan barang yang dapat diakses melalui
media elektronik yaitu Handphone Android. Go-Jek ini dapat
dilakukan oleh pria maupun wanita, namun dalam kenyataannya
banyak perusahaan yang mencari Go-Jek pria, hal ini dikarenakan
dari segi pekerjaan yang menutut untuk mengeluarkan tenaga yang
lebih besar dan pria lebih memiliki daya tahan dalam mengendarai
kendaraan dibanding wanita1. Alat transportasi ini kemudian lebih
dikenal di masyarakat dengan sebutan Go-Jek.
1
Seta Budi, September 2016, “Peranan system informasi manajemen pada
Go.jek”, Penulisan Jurnal Ilmiah , Vol.3 No.1, hal.2, URL:
https://www.slideshare.net/jelitawidyastuti/peranan-sistem-informasi-
manajemen-pada-gojek, diakses tanggal: 12 April 2017
2
sudah dibuat oleh lawannya seperti dalam kalusula ganti kerugian
dan cara penyelesaian perselisihanyang tidak dapat ditawar lagi.
3
terhadap Driver Go-Jek yang mengalami kecelakaan pada saat
bekerja. Perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini driver,
dimaksudkan untuk menjamin hak dasar pekerja dan menjamin
kesamaan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun
untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan
tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini yaitu mengetahui
dan memahami mengenai perjanjian yang terjadi antara PT. Go-jek
dengan driver dan perlindungan terhadap driver berdasarkan
Undang-Undang Ketenagakerjaan.
II. ISI
2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian hukum normatif. Menggunakan pendekatan
normatif oleh karena sasaran dari penelitian ini adalah hukum atau
kaedah. Pada penelitian hukum jenis ini, acapkali hukum
dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-
undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaedah
2
Wijayanti Asri, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit
Sinar Grafika, Jakarta, h. 8.
4
atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang
dianggap pantas.3 Jenis pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan dan
pendekatan konseptual.
5
kerja antara perusahaan dan pekerja/buruh. Perjanjian kerja
dibuat secara tertulis atau lisan. Jadi, hubungan kerja adalah
hubungan (hukum) antara pengusaha dengan pekerja/buruh
(karyawan) berdasarkan perjanjian kerja. Dengan adanya perjanjian
kerja, akan ada ikatan antara pengusaha dan pekerja. Dengan
perkataan lain, ikatan karena adanya perjanjian kerja inilah yang
merupakan hubungan kerja.
Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat antara
pekerja/buruh (karyawan) dengan pengusaha atau pemberi kerja
yang memenuhi syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak
berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Syarat sahnya perjanjian kerja, mengacu pada syaraat
sahnya perjanjian perdata pada umumnya, adalah sebagai berikut:
a. Adanya kesepakatan anatara para pihak (tidak ada
dwang-paksaan, dwaling-penyesetan/kekhilafan atau
bedrong-penipuan)
b. Pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai kemampuan
atau kecakapan untuk (bertindak) melakukan perbuatan
hukum ( cakap usia dan tidak di bawah perwalian/
pengampunan )
c. Ada (objek) pekerjaan yang diperjanjikan
d. ( Causa ) pekerjaan yang diperjanjikan tersebut tidak
bertentangan dengan ketertiban umu, kesusilaan, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku ( Pasal 52
ayat (1) Undang-Undang Ketenagakerjaan)5
5 Ibid
6
perlindungan pada saat melakukan pekerjaan. Sedangkan didalam
Perjanjian Kerjasama Kemitraan PT.Go-jek tersebut tidak berisi
mengenai hak keselamatan yang diterima oleh driver. Hanya
pernyataan lisan mengenai upah yang diberikan kepada tiap-tiap
driver. Sedangkan pada Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 diatur bahwa
tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini memberi makna bahwa
negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan
perlindungan dan kenyamanan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Dalam hal ini pekerja/buruh dapat diberikan
perlindungan hukum sesuai dengan Hukum Ketengakerjaan
apabila memiliki hubungan kerja. Tenaga kerja merupakan aset
perusahaan yang harus diberikan perlindungan khususnya
mengenai aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengingat
ancaman ini sangat berpotensi dengan hubungan kerja dalam
perusahaan.6
Sesuai dengan perjanjian yang dilakukan driver Go-jek
bahwasannya dalam perjanjian kerjasama kemitraan tersebut
sudah memenuhi ketiga unsur hubungan kerja, yaitu adanya
pekerjaan,adanya upah, dan adanya perintah. Dalam hal upah,
antara driver dan perusahaan hanya melakukan kesepakatan
secara lisan saja, tidak tertulis didalam perjanjian kerjasama
tersebut. Sedangkan untuk hak dalam keselamatan kerja sama
sekali tidak ada pembicaraan baik secara tertulis maupun lisan.
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa driver berkerja dilapangan
dengan mengendarai sepeda motor sehingga tingkat kecelakaan
Jakarta.h. 49
9
a. hubungan kerja dapat terlaksana sebagaimana mestinya
tanpa adanya gangguan atau rintangan apapun baik dari
dalam maupun dari luar.
b. tempat kerja dapat diandakan sebagai tempat yang terjamin
baik bagi para pekerja maupun bagi majikan/pihak
perusahaan.9
Ketertiban kerja yaitu keadaan tertib dalam hubungan kerja.
Keadaan tertib dalam hubungan kerja tercapai apabila keadaan
hubungan kerja berjalan teratur, di mana setiap orang yang terlibat
dalam hubungan kerja tersebut masing-masing melaksanakan
tugas dan kewajibannya sebagaimana mestinya sehingga hubungan
kerja tersebut berlangsung dalam batas-batas disiplin yang berlaku
sebagai landasan yang telah diketahui dan ditaati oleh para pihak.10
Menurut Soepomo, perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi
3 (tiga ) macam, yaitu:
1. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja
dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila
tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya.
2. Perlindungan sosial, yaitu: perlindungan tenaga kerja dalam
bentuk jaminan kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat
dan perlindungan hak untuk berorganisasi.
3. Perlindungan teknis, yaitu: perlindungan tenaga kerja dalam
bentuk keamanan dan keselamatan kerja.11
9 Ibid, h. 54-55.
10 Ibid
11
Abdul khakim, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,
Citra Aditya Bakti, Jakata, h. 61
10
perlindungan tenaga kerja secara social terdapat pada Pasal 86 ayat
(1) “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama”. Dan yang terakhir perlindungan tenaga kerja
secara teknis terdapat dalam Pasal 104 ayat (1) “Setiap
pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh.”
Ketiga perlindungan tenaga kerja diatas ini seharusnya dapat
menjadi dasar dari pertanggungjawab yang harus diberikan PT.Go-
jek kepada driver dalam masa pekerjaannya. Ada beberapa syarat
pertanggungjawaban sesuai dengan perlindungan tenaga kerja
diatas yang harus dipenuhi oleh pihak perusahaan dalam
mempekerjakan pekerjanya. Syarat-syarat dasar yang harus
dipenuhi oleh pihak PT.Go-jek yang memiliki hubungan kerja
dengan driver dalam hal ini adalah:
a. Pihak perusahaan haruslah menjamin bahwa pekerjanya
tersebut mendapatkan pekerjaan yang layak, dalam arti
yaitu selaras dengan kemampuannya dan tidak
bertentangan dengan ketertiban, kesusilaan, serta hukum.
b. Pihak perusahaan harus menjamin keamanan dan
keselamatan driver yang bersangkutan, dengan
menempatkan mereka pada tempat-tempat atau lokasi yang
memenuhi syarat.
c. Pihak perusahaan harus menjamin bahwa tempat lokasi
para driver yang bersangkutan tidak akan atau tidak bisa
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya aneka
perbuatan melanggar hukum, kesusilaan, kesopanan, dan
sebagainya.
11
d. Khusus dalam hal penyelenggaraan hubungan kerja
tersebut dilakukan sampai malam hari, maka pihak
perusahaan harus menjamin bahwa:
1. para driver diberikan lokasi yang aman dan bersih untuk
beristirahat menunggu orderan dari para konsumen.
2. bagi para pekerja yang melakukan pekerjaannya sampai
malam atau subuh, perusahaan harusnya memberikan
alat bantu pertahanan diri bagi para driver yang dapat
membantu mereka ketika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Seperti contohnya, perampokan dan lain-
lain.
e. Pihak perusahaan harus menjamin keselamatan tiap-tiap
driver yang bekerja sampai malam apabila terjadi kecelakaan
atau perampokan pada saat melakukan pekerjaanya
mengantarkan orderan kepada konsumen. seharusnya
menggunakan surat persetujuan secara tertulis bahwa
perusahaan bertanggungjawab atas keselamatan para driver
yang melakukan pekerjaannya.
12
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hubungan hukum yang terjalin antara PT.Go-jek dan driver
merupakan hubungan kerja sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan. Hal ini dapat terjadi karena terpenuhinya 3 (
tiga ) unsur dalam hubungan kerja, yakni: adanya upah, adanya
perintah, dan adanya pekerjaan.
2. Perlindungan yang harus diberikan PT.Go-jek kepada driver
sesuai dengan perlindungan tenaga kerja yang terdapat dalam
Undang-Undang Ketenagakerjaan, yaitu berupa perlindungan
tenaga kerja secara teknis, perlindungan tenaga kerja social,
dan perlindungan tenaga kerja ekonomis.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
2. Jurnal
3. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14