Lampiran 1. Konsep Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Lahan untuk Kegiatan TA. 2012.
PERJANJIAN KERJASAMA
NOMOR .............................................
TENTANG
PENGELOLAAN LAHAN.................
DESA .................... KECAMATAN .................... KABUPATEN ....................
Pada hari ini .................... tanggal .................... bulan .................... tahun .................... yang
bertandatangan di bawah ini masing-masing :
1. Nama : ....................
Jabatan : ....................
Alamat : ....................
Dalam hal ini bertindakuntuk dan atas nama Pemilik Lahan sesuai dengan .................... untuk
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama : ....................
Jabatan : ....................
Alamat : ....................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani Program PLKSDA-BM
...................., sesuai Berita Acara No. ............., tanggal ............ / Surat Keputusan pembentukan
kelompok tani No. ...................., tanggal ......................... untuk selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai PARA
PIHAK sepakat melakukan perjanjian kerjasama pengelolaan lahan berdasarkan ketentuan antara lain
sebagai berikut :
a. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 610/1242/IV/Bangda tanggal 27 Februari 2012
perihal Pedoman Umum Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis
Masyarakat;
b. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 910/3158/SJ tanggal 19 Agustus 2011 perihal
Pemberitahuan Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Lingkup Kementerian Dalam Negeri TA 2012;
c. Surat Keputusan Bupati/Walikota Nomor ….. tanggal …… perihal……. (terkait tentang lokasi
Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat);dan
d. Surat Keputusan Bupati/Walikota Nomor ….. tanggal …… perihal….. (terkait tentang Jaminan
tidak terjadi alih fungsi lahan selama 20 (dua puluh) tahun).
Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian Kerjasama yang
dituangkan dalam ketentuan sebagai berikut :
LARANGAN PENGALIHAN
Pasal 6
PIHAK KEDUA dilarang melimpahkan maupun mengalihkan hak pengelolaan lahan atas lokasi
sebagaimana dimaksud Pasal 3 kepada pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin tertulis
PIHAK PERTAMA.
PEMBAGIAN HASIL
Pasal 7
(1) Pembagian hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a diterima PIHAK
PERTAMA paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hasil panen dijual.
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN PLKSDA-BM 14
ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
(2) Pembagian hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) huruf a diterima PIHAK
KEDUA paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hasil panen dijual.
SANKSI
Pasal 8
Apabila PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu kurang dari 20 (dua puluh) tahun
menggunakan lahan untuk keperluan lain maka PIHAK PERTAMA wajib memberikan ganti
rugi kepada PIHAK KEDUA, dihitung sesuai dengan kerugian yang dialami.
Pasal 9
1. Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan berturut-turut PIHAK KEDUA tidak melakukan kegiatan
pengelolaan lahan, maka perjanjian ini batal demi hukum.
2. Jika perjanjian pengelolaan lahan batal demi hukum, maka PIHAK KEDUA segera
menyerahkan lahan dan tanaman beserta fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik kepada
PIHAK PERTAMA tanpa melalui proses hukum dan PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut
kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun.
Pasal 10
(1) Apabila PIHAK KEDUA terlambat menyerahkan pembagian hasil sebagaimana dimaksud Pasal
7 ayat (1) maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali
dalam 3 (tiga) minggu.
(2) Apabila PIHAK KEDUA tetap tidak menyerahkan pembagian hasil tersebut maka PIHAK
PERTAMA berhak membatalkan perjanjian ini secara sepihak dan PIHAK KEDUA segera
menyerahkan lahan dan tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik
kepada PIHAK PERTAMA.
(3) PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun dan
tetap membayar pembagian hasil PIHAK PERTAMA yang belum diserahkan.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 12
(1) Apabila terdapat perselisihan atau perbedaan pendapat dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama
ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara damai melalui
musyawarah.
(2) Apabila dengan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dicapai, maka
PARA PIHAK bersepakat untuk mengajukan penyelesaian ke Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI).
Pasal 13
PARA PIHAK menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama ini dengan
segala akibat hukumnya dan telah memilih domisili (tempat tinggal) yang tetap.
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Pasal 14
Perjanjian Kerjasama ini berakhir apabila :
1. Berakhirnya jangka waktu perjanjian
2. Kesepakatan PARA PIHAK
3. Salah satu PIHAK tidak melaksanakan kewajiban yang diperjanjikan
ADDENDUM
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini yang bersifat menyempurnakan dan teknis
akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK yang dituangkan dalam surat perjanjian tambahan dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kerjasama ini serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama.
PENUTUP
Pasal 16
(1) Perjanjian Kerjasama ini dibuat berdasarkan iktikad baik dari PARA PIHAK dan mulai berlaku
sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua), masing-masing bermeterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi PARA PIHAK.
............................ ............................
Saksi – Saksi
Tanda Tangan
1. Nama : ..................................
(........................................)
NIP : ..................................
Jabatan : ..................................
2. Nama : ..................................
(........................................)
NIP : ..................................
Jabatan : ..................................
3. Nama : ..................................
(........................................)
NIP : ..................................
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN PLKSDA-BM 17
ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jabatan : ..................................
Lampiran 1. Konsep Surat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Lahan untuk Kegiatan TA. 2013
PERJANJIAN KERJASAMA
NOMOR .............................................
TENTANG
PENGELOLAAN LAHAN.................
DESA .................... KECAMATAN .................... KABUPATEN ....................
Pada hari ini .................... tanggal .................... bulan .................... tahun .................... yang
bertandatangan di bawah ini masing-masing :
1. Nama : ....................
Jabatan : ....................
Alamat : ....................
Dalam hal ini bertindakuntuk dan atas nama Pemilik Lahan sesuai dengan .................... untuk
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama : ....................
Jabatan : ....................
Alamat : ....................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani Program PLKSDA-BM
...................., sesuai Berita Acara No. ............., tanggal ............ / Surat Keputusan pembentukan
kelompok tani No. ...................., tanggal ......................... untuk selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai PARA
PIHAK sepakat melakukan perjanjian kerjasama pengelolaan lahan berdasarkan ketentuan antara lain
sebagai berikut :
a. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 610/1242/IV/Bangda tanggal 27 Februari 2012
perihal Pedoman Umum Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis
Masyarakat;
b. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/3721/SJ tanggal 24 September 2012 perihal
Pemberitahuan Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Lingkup Kementerian Dalam Negeri TA 2013;
c. Surat Keputusan Bupati/Walikota Nomor ….. tanggal …… perihal……. (terkait tentang lokasi
Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat);dan
e. Surat Keputusan Bupati/Walikota Nomor ….. tanggal …… perihal….. (terkait tentang Jaminan
tidak terjadi alih fungsi lahan selama 20 (dua puluh) tahun).
Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian Kerjasama yang
dituangkan dalam ketentuan sebagai berikut :
g. memberikan laporan kepada PIHAK PERTAMA melalui kelompok tani secara periodik
sesuai kesepakatan dan memberikan laporan sewaktu-waktu bila diperlukan kepada
PIHAK PERTAMA; dan
h. menyerahkan lahan, tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi
baik kepada PIHAK PERTAMA setelah Perjanjian Kerjasama ini berakhir.
(5) PIHAK PERTAMA mempunyai hak :
a. menerima 30 % (tiga puluh persen) dihitung dari hasil kotor panen untuk tanaman pokok
dan menerima 30 % (tiga puluh persen) dihitung dari hasil bersih panen untuk tanaman
sela;
b. menerima laporan dari PIHAK KEDUA secara periodik sesuai kesepakatan dan
sewaktu-waktu bila diperlukan;
c. menerima bukti pembayaran PBB lahan yang dikelola dari PIHAK KEDUA; dan
d. menerima penyerahan lahan, tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dari
PIHAK KEDUA dalam kondisi baik.
LARANGAN PENGALIHAN
Pasal 6
PIHAK KEDUA dilarang melimpahkan maupun mengalihkan hak pengelolaan lahan atas lokasi
sebagaimana dimaksud Pasal 3 kepada pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin tertulis
PIHAK PERTAMA.
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN PLKSDA-BM 21
ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMBAGIAN HASIL
Pasal 7
1) Pembagian hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a diterima PIHAK
PERTAMA paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hasil panen dijual.
2) Pembagian hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) huruf a diterima PIHAK
KEDUA paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hasil panen dijual.
SANKSI
Pasal 8
Apabila PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu kurang dari 20 (dua puluh) tahun
menggunakan lahan untuk keperluan lain maka PIHAK PERTAMA wajib memberikan ganti
rugi kepada PIHAK KEDUA, dihitung sesuai dengan kerugian yang dialami.
Pasal 9
1) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan berturut-turut PIHAK KEDUA tidak melakukan kegiatan
pengelolaan lahan, maka perjanjian ini batal demi hukum.
2) Jika perjanjian pengelolaan lahan batal demi hukum, maka PIHAK KEDUA segera
menyerahkan lahan dan tanaman beserta fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi baik
kepada PIHAK PERTAMA tanpa melalui proses hukum dan PIHAK KEDUA tidak berhak
menuntut kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun.
Pasal 10
1) Apabila PIHAK KEDUA terlambat menyerahkan pembagian hasil sebagaimana dimaksud
Pasal 7 ayat (1) maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis sebanyak 3
(tiga) kali dalam 3 (tiga) minggu.
2) Apabila PIHAK KEDUA tetap tidak menyerahkan pembagian hasil tersebut maka PIHAK
PERTAMA berhak membatalkan perjanjian ini secara sepihak dan PIHAK KEDUA segera
menyerahkan lahan dan tanaman beserta seluruh fasilitas pendukung lainnya dalam kondisi
baik kepada PIHAK PERTAMA.
3) PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun
dan tetap membayar pembagian hasil PIHAK PERTAMA yang belum diserahkan.
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN PLKSDA-BM 22
ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 12
1) Apabila terdapat perselisihan atau perbedaan pendapat dalam pelaksanaan Perjanjian
Kerjasama ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara damai
melalui musyawarah.
2) Apabila dengan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dicapai, maka
PARA PIHAK bersepakat untuk mengajukan penyelesaian ke Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI).
Pasal 13
PARA PIHAK menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama ini dengan
segala akibat hukumnya dan telah memilih domisili (tempat tinggal) yang tetap.
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Pasal 14
PANDUAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN PLKSDA-BM 23
ANTARA PEMILIK LAHAN DENGAN KELOMPOK TANI
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
ADDENDUM
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini yang bersifat menyempurnakan dan teknis
akan diatur kemudian oleh PARA PIHAK yang dituangkan dalam surat perjanjian tambahan dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kerjasama ini serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama.
PENUTUP
Pasal 16
1) Perjanjian Kerjasama ini dibuat berdasarkan iktikad baik dari PARA PIHAK dan mulai
berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK.
2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua), masing-masing bermeterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi PARA PIHAK.
............................ ............................
Saksi – Saksi
Tanda Tangan