Anda di halaman 1dari 7

Contoh Membuat Surat Perjanjian Kerja Sama Bagi Hasil

Dalam setiap perjanjian kerja sama bagi hasil terdapat kontrak bisnis yang dijalankan biasanya
terdapat beberapa kesepakatan yang diatur. Kesepakatan tersebut diatur dalam sebuah surat
perjanjian kerjasama bagi hasil yang isinya mengatur tentang bagi hasil antara dua pihak yang
bersepakat.

Namun, sayangnya masih banyak yang menganggap perjanjian seperti ini hanyalah sebuah
formalitas belaka. Oleh sebab itu kami akan membahas contoh surat perjanjian kerja sama bagi hasil
dibuat dan disepakati.

Pengertian Perjanjian Kerjasama

Secara sederhana pengertian perjanjian kerjasama atau MoU adalah merupakan bukti tertulis yang
menunjukkan adanya keinginan dari dua pihak atau lebih untuk berkolaborasi. Dalam perjanjian
kerjasama biasanya berisi deskripsi dari sebuah projek yang akan dilakukan disertai dengan bentuk
kontribusi masing-masing pihak.

Oleh karena itu, penting bagi orang ataupun perusahaan yang akan membuat sebuah kesepakatan
MoU untuk dapat menjelaskan isi tentang sebuah perjanjian. Dan juga memperhatikan setiap pasal
yang terjadi apabila ada pihak yang melanggarnya. Dengan kata lain perjanjian ini dapat menjadi
bukti bagi Anda bila harus melalui proses jalur hukum

Syarat Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil

Untuk dapat menjalankan perjanjian bagi hasil, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Seperti surat perjanjian kerjasama usaha biasanya dibutuhkan jika Anda berada dalam kondisi
berikut:

 Surat perjanjian dibuat di atas kertas bersegel atau kertas biasa yang dibubuhi materai
sebagai tanda bukti sahnya perjanjian.
 Surat perjanjian harus dibuat secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Jika
ada unsur paksaan, ada kemungkinan hanya menguntungkan salah satu pihak maka
perjanjian tersebut dapat dibilang cacat hukum.
 Isi surat perjanjian harus dimengerti dan disetujui oleh pihak yang bersepakat.
 Pihak-pihak yang saling bersepakat harus sudah dewasa sehat secara mental atau kejiwaan,
dan sadar saat membuat surat perjanjian kerjasama.
 Isi surat harus terperinci dan jelas. Tidak menampilkan poin perjanjian yang bermakna
ambigu sehingga membuat rancu salah satu pihak.
 Isi surat perjanjian wajib tunduk kepada undang-undang dan norma susila yang berlaku.
Harus menjalankan kesepakatan dan tidak ada poin yang melanggar hukum dalam perjanjian
tersebut.

Dengan demikian Dibuatnya perjanjian kerjasama ini harus mendefinisikan siapa saja pihak yang
terlibat, apa tugas masing-masing serta tujuan bersama yang ingin dicapai. Biasanya, MoU dibuat
untuk sebuah kesepakatan dalam jangka waktu tertentu dengan perkiraan akhir masa berlaku
perjanjian tersebut.
Isi Perjanjian Kerjasama Bagi Hasil

Umumnya sebuah perjanjian kerjasama berisi tentang apa saja yang akan disepakati dalam sebuah
kontrak atau perjanjian bisnis. Berikut adalah rangkuman tentang isi dari sebuah surat perjanjian
kerjasama bagi hasil antara pihak yang bersepakat.

Judul Surat Perjanjian

judul memang bukan salah syarat sah sebuah perjanjian kerjasama, namun judul bisa menjadi
identitas bagi surat perjanjian yang dibuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa meski judul
merepresentasikan isi surat perjanjian, Anda sebaiknya tetap harus membaca isi surat perjanjian
secara lebih detail.

Identitas Pelaku Perjanjian

Fungsi dari mencantumkan identitas pelaku perjanjian adalah untuk melakukan komparasi. Intinya di
dalam komparasi adalah tertulis bahwa jelas tercantum identitas para pembuat perjanjian dan/atau
atas permintaan siapa surat perjanjian tersebut dibuat.

Premis Perjanjian

premis adalah bagian yang membahas mengenai keterangan pembuka yang berisi uraian singkat dari
pihak-pihak terkait perjanjian tersebut. Ditambah lagi Selain itu di dalam bagian premis bisa juga
dituliskan mengenai latar belakang dibuatnya perjanjian. Sehingga bisa dibilang sebagai latar
belakang yang menceritakan kenapa perjanjian tersebut dibuat.

Isi Perjanjian

isi perjanjian merupakan butir-butir pasal yang memuat seluruh ketentuan yang diperjanjikan. Mulai
dari butir-butir pasal yang dituliskan harus berurutan, tegas, serta memiliki kesatuan dan
keterikatan.

Dan juga mengatur tentang pembagian keuntungan antara pihak-pihak yang terlibat. Secara nominal
harus terlihat dan ditulis secara rinci. Ini untuk mencegah tidak terjadinya kerancuan soal
pembayaran atau pembagian untung selama perjanjian dijalankan.

Penutup

Biasanya dituliskan sebagai keterangan yang menerangkan bahwa surat perjanjian tersebut bisa
menjadi alat bukti. Yang nantinya dapat dipergunakan di kemudian hari apabila terjadi sengketa
ataupun konflik antara pihak-pihak yang terkait.

Tanda tangan Pihak Yang Terlibat

Mencakup tanda tangan dari pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian serta tanda tangan dari saksi
diatas materai. Ini merupakan bukti hukum yang dibutuhkan menjadi alat bukti jika terjadi hal yang
diluar kesepakatan dan ditempuh melalui jalur hukum.

Contoh Surat Kerjasama Bagi Hasil

Berikut adalah contoh surat perjanjian kerjasama bagi hasil proyeke bisnis antara dua pihak yang
bersepakat untuk mendirikan sebuah Restoran di daerah Bogor. Berikut adalah contoh lengkapnya!
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA USAHA RESTORAN “PALING ENAK”

No. 29.12/MF/Z/III/2019

Pada hari ini, Jumat tanggal sebelas Oktober tahun dua ribu sembilan belas (11-10-2019), pukul
09.00 WIB (sembilan Waktu Indonesia Bagian Barat) bertempat di Bogor. Yang bertanda tangan di
bawah ini:

1. Tuan Ansyari Lubis, Warga Negara Indonesia, Swasta, pemegang Kartu Tanda Penduduk
Nomor 1010241801003 yang berkedudukan di Jl. Juanda, No 16-17A, Kota Bogor bertindak
untuk dan atas nama diri sendiri, untuk kemudian disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Tuan Seto Nurdiantoro, Direktur Utama PT. IMRON MERDEKA, Warga Negara Indonesia,
pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor 1129104210011 selaku pemegang hak merk
RESTORAN “PALING ENAK” yang berkedudukan di Jl. Sindang Barang Raya, No 21A, Kota
Bogor bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk kemudian disebut sebagai PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA di dalam perjanjian kerjasama ini kemudian dapat disebut
sebagai PIHAK apabila disebut secara sendiri-sendiri ataupun PARA PIHAK apabila disebut secara
bersama-sama.

Menerangkan bahwa PIHAK PERTAMA merupakan perseorangan yang memiliki maksud untuk
melakukan investasi kepada PIHAK KEDUA. Adapun PIHAK KEDUA adalah pengusaha pemilik kedai
kopi dengan merk dagang PALING ENAK.

Sehubungan dengan hal terebut, PARA PIHAK dengan ini membuat perjanjian kerjasama dengan
ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
BENTUK KERJASAMA

Bahwa PIHAK PERTAMA sebagai unit usaha yang bergerak di bidang food and beverage dengan lini
produk utama di bidang Restoran atau Rumah Makan dengan merk dagang PALING ENAK.

Bahwa PIHAK KEDUA bertindak sebagai investor yang memberikan tambahan modal usaha untuk
semua pengembangan usaha di bidang kopi dengan merk dagang PALING ENAK.

Untuk melaksanakan segala usaha yang telah disebutkan di atas tersebut maka PIHAK KEDUA wajib
memberikan sejumlah uang dan/atau aset sebagai tambahan modal usaha kepada PIHAK PERTAMA
dengan jumlah yang disepakati. PIHAK PERTAMA kemudian wajib melakukan pengembangan usaha.
PASAL 2
JANGKA WAKTU KERJASAMA

Setelah pemberian modal usaha oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA
wajib mengembalikan modal usaha tersebut dalam jangka waktu sedikitnya 12 (dua belas) bulan dan
paling lama dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan.

PARA PIHAK boleh memperpanjang jangka waktu kerjasama ataupun memutuskan bentuk
kerjasama di tengah perjanjian, dengan syarat setidaknya masih memiliki sisa 2 (dua) bulan sebelum
berakhirnya perjanjian kerjasama.

PASAL 3
LINGKUP PERJANJIAN KERJASAMA

PARA PIHAK telah sepakat dan setuju untuk mengadakan perjanjian kerjasama dengan ketentuan:

1. PIHAK PERTAMA akan menyediakan modal usaha dalam bentuk uang tunai sejumlah
Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan aset sejumlah Rp15.243.000,- (lima belas juta dua
ratus empat puluh tiga ribu rupiah).
2. PIHAK KEDUA akan menjalankan usahanya dengan tambahan modal usaha dari PIHAK
PERTAMA dengan baik dan optimal sesuai dengan pengalaman dan keilmuan yang dimiliki
oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 4
PEMBAGIAN HASIL

Sistem bagi hasil usaha diterima dalam bentuk tunai sebagai hasil usaha PARA PIHAK. Nilainya sesuai
dengan yang telah disepakati PARA PIHAK yaitu 35% dari laba bersih untuk PIHAK PERTAMA dan 65%
dari laba bersih untuk PIHAK KEDUA.

Nilai bagi hasil akan dilaporkan setiap melakukan kegiatan tutup buku di dalam satu siklus usaha,
yakni setiap 1 (satu) bulan sekali.

Selanjutnya PARA PIHAK wajib membuka satu rekening bersama di Bank BNI Syariah sesuai dengan
yang telah ditetapkan PARA PIHAK sebelumnya.

PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

PARA PIHAK memiliki hak dan kewajibannya masing-masing sesuai dengan yang telah ditetapkan
bersama sebelumnya. Adapun hak dan kewajiban PARA PIHAK adalah sebagai berikut ini:

PIHAK PERTAMA

1. Memberikan dan menyediakan tambahan modal usaha awal sejumlah Rp100.000.000,-


(seratus juta rupiah) dalam bentuk tunai.
2. Memberikan dan menyediakan tambahan modal usaha awal sejumlah Rp85.234.000,-
(delapan puluh lima juta dua ratus tiga puluh empat ribu rupiah) dalam bentuk aset barang.
3. Turut serta berkontribusi di dalam pengembangan usaha, dalam bentuk pemberian saran,
evaluasi usaha, serta pengambilan keputusan bersama PIHAK KEDUA.
4. Berhak memberikan modal tambahan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA,
dengan perubahan persentase keuntungan sesuai dengan yang disepakati kemudian.

PIHAK KEDUA

1. Melakukan pengelolaan kontrak penjualan.


2. Melakukan kegiatan produksi, pemasaran, dan penjualan produk makanan dan minuman
sesuai dengan konsep unit usaha yang dijalankan.
3. Melakukan perencanaan pemasaran yang didiskusikan bersama PIHAK PERTAMA untuk
kemudian mengambil keputusan final guna pengembangan usaha.
4. Membuat laporan keuangan, neraca laba rugi, neraca saldo, jurnal keuangan harian, secara
periodik yang akan diberikan kepada PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK PERTAMA wajib mempertanggungjawabkan segala keuntungan ataupun kerugian
usaha, serta pengembalian modal kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan yang telah
ditentukan sebelumnya.

PASAL 6
PELAKSANAAN PERJANJIAN

Dana wajib disiapkan oleh PIHAK PERTAMA seluruhnya selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani. Dana dapat dicicil pemberiannya oleh PIHAK
PERTAMA ataupun diberikan utuh langsung.

Dana yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA akan dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
keperluan usaha terkait hal-hal pemasaran serta biaya operasional usaha.

PASAL 7
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

Perjanjian kerjasama ini dinyatakan berakhir apabila PARA PIHAK telah sepakat untuk tidak
memperpanjang kerjasama di akhir waktu selesainya perjanjian kerjasama.

Apabila di tengah periode perjanjian kerjasama, salah satu pihak baik PIHAK PERTAMA dan/atau
PIHAK KEDUA meninggal dunia. Maka hak keuntungan akan tetap dibagikan kepada ahli waris atau
orang yang ditunjuk oleh masing-masing pihak yang bersangkutan.

PASAL 8
PERSELISIHAN

Apabila di kemudian hari timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA di dalam
kerjasama, maka PARA PIHAK telah sepakat untuk menyelesaikannya melalui jalan musyawarah dan
muafakat.
PASAL 9
RISIKO USAHA

Apabila di tengah-tengah perjanjian kerjasama terjadi kendala usaha baik kendala teknis ataupun
kendala non teknis, maka PIHAK PERTAMA wajib berkonsultasi dan berdiskusi dengan PIHAK KEDUA
untuk mencari jalan keluar dan PIHAK PERTAMA bertanggung jawab penuh untuk mengatasi kendala
tersebut.

Apabila terjadi force majure yang mencakup bencana lama, huru hara, dan krisis pemerintahan yang
menyebabkan kerugian, maka PARA PIHAK telah sepakat untuk meninjau dan membahas kembali
perjanjian yang telah dibuat untuk diputuskan kembali kemudian.

PASAL 10
KETENTUAN LAIN-LAIN

Ketentuan apa-apa yang belum dan/atau tidak tercantum di dalam perjanjian kerjasama ini harus
dicantumkan kemudian di dalam surat perjanjian terpisah yang harus disepakati oleh PARA PIHAK
atas dasar niat baik.

Setiap penambahan / addendum yang ada di dalam perjanjian ini harus dituangkan kembali secara
tertulis dan ditandatangani kembali oleh PARA PIHAK kemudian.

Perjanjian ini dibuat dan ditujukan bagi semua pihak yang tercantum di dalam surat perjanjian ini
dan pihak lain yang kemudian ditujukan dan disepakati oleh PARA PIHAK. Adapun peralihan hak
kepada pihak lain yang tidak tercantum di dalam surat perjanjian kerjasama ini tidak dapat dilakukan
tanpa kesepakatan PARA PIHAK yang terlibat.

Seluruh isi perjanjian kerjasama sifatnya rahasia dan PARA PIHAK telah sepakat untuk menjaga
kerahasiaannya. Pengecualian diberikan apabila isi dari surat perjanjian ini harus dibuka demi
hukum.

PASAL 11
PENUTUP

Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) yang masing-masingnya asli dan memiliki isi yang sama dengan
dibubuhi tanda tangan PARA PIHAK yang terlibat di atas kertas bermaterai cukup. Keduanya masing-
masing memiliki kekuatan hukum yang sama.

Perjanjian ini dinyatakan berlaku secara efektif sejak tanggal ditandatanganinya surat ini oleh PARA
PIHAK.

Bogor, 6 Maret 2019

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(Ansyari Lubis) (Seto Nurdiantoro)


Saksi-Saksi :

Atep Dermawan ()

Abanda Herman ()

Bima Sakti Sinaga ( )

Setelah mengetahui bagaimana perjanjian kerjasama bagi hasil ini dibuat, maka sangat penting bagi
Anda untuk menjalankan perjanjian kerjasama sesuai dengan pedoman diatas.

Mungkin akan sangat sulit ketika akan melakukannya untuk pertama kali. Namun, ini semua
diperlukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan juga menjamin bisnis yang Anda
jalankan tetap aman.

Bila Anda memiliki keraguan, maka Anda dapat menggunakan jasa layanan konsultasi hukum sebagai
pihak ketiga yang dapat membantu. Legistra siap memberikan servis bagi Anda dalam menyusun
draft ataupun isi perjanjian kerjasama bagi hasil yang dibutuhkan.

Sehingga Anda tidak perlu ragu dalam melakukan kerjasama bisnis dengan rekan kerja ataupun mitra
bisnis Anda. Bersama Legistra, Mitra terpercaya segala urusan dan jasa konsultasi hukum Anda!

Anda mungkin juga menyukai