Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENGANTAR HUKUM KONTRAK

Hukum kontrak merupakan bagian hukum privat. Hukum ini memusatkan perhatian
pada kewajiban untuk melaksanakan kewajiban sendiri (self imposed obligation). Dipandang
sebagai hukum privat karena pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban yang ditentukan
dalam kontrak, murni menjadi urusan pihak-pihak yang berkontrak.

Kontrak dalam bentuk yang paling kelasik, dipandang sebagai ekspresi kebebasan
manusia untuk memilih dan mengadakan perjanjian. Paradikma baru hukum kontrak timbul
dari dua dalil:

1. Setiap perjanjian kontraktual yang dilakukan adalah (geoorloofd); dan


2. Setiap perjanjian kontraktual yang diadakan secara bebas adalah adil dan memerlukan
sanksi undang-undang (UU).

Pada abad 19 hukum kontrak klasik secara mendasar terbentuk. Terbentuknya teori ini
merupakan reaksi dan keritik terhadap tradisi abad pertengahan mengenai substantive justice.
Para hakim dan sarjana hukum di Inggris dan Amerika Serikat kemudian menolak
kepercayaan yang telah berlangsung lama mengenai justifikasi kewajiban kontraktual
diderivasi dari inherent justice atau faimens of an exchange. Mereka kemudian mengatakan
bahwa sumber kewajiban kontraktual adalah bertemunya kehendak (convergence of the wills)
atau konsensus para pihak yang membuat kontrak.

Pada abad tersebut, para teoritikus hukum kontrak memiliki kecenderungan untuk
memperlakukan atau menempatkan pilihan individual (individual choice) tidak hanya sebagai
suatu element kontrak, tetapi seperti yang ditanyakan ahli hukum Perancis adalah kontrak itu
sendiri. Mereka memiliki kecenderungan mengidentifikasi pilihan tersebut dengan
kebebasan, dan kebebasan tersebut menjadi tujuan tertinggi keberadaan individu.

Dalam paradigma baru ini, moral dan hukum harus secara tegas dipisahkan. Di sini
muncul adagium summun jas summa injurina (hukum tertinggi dapat berarti ketidakadilan
yang terbesar). Konsep seperti justum perteum laesio enomis (harga yang adil dapat berarti
kerugian terbesar) atau penyalahgunaan hak, tidak memiliki tempat dalam doktrin ini.
Apabila seseorang dirugikan oleh sesuatu perjanjian disebabkan kesalahan sendiri, harus
memikulnya sendiri karena ia menerima kewajiban itu secara sukarela (volenti non fit
injuria), harus dipenuhi meskipun orang itu mengalami kerugian, perjanjian tetap berlaku
sebagai UU bagi para pihak.

Paradigma baru dengan kecenderungan ekonomi liberal (laissez faire) di mana isi
kontrak ditentukan oleh konsensus ini banyak merubah konsep hukum kontrak yang telah ada
sebelumnya. Kontrak dalam sistem hukum barat dipandang sebagai perangkat konsep dasar
dan doktrin yang memberikan efek terhadap perjanjian sukarela sesuai dengan maksud para
pihak. Konsep ini mengadaptasi perkembangan situasi ekonomi baru pada abad 19.

Page | 1
Dalam paradigma baru ini, dalam kontrak timbul dua aspek: pertama, kebebasan
(sebanyak mungkin) untuk mengadakan suatu kontrak. Kedua, kontrak tersebut harus
diperlakukan sakral oleh pengadilan, karena pihak secara bebas dan tidak ada pembatasan
dalam mengadakan kontrak.

Pengertian

Kontrak adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh dua atau lebih pihak di mana
masing-masing pihak yang ada di dalamnya dituntut untuk melakukan suatu atau lebih
prestasi. Dalam pengertian demikian kontrak merupakan perjanjian yang berbentuk tertulis.

Dalam mengandung unsur-unsur pihak-pihak yang berkompeten. Pokok yang


disetujui, pertimbangan hukum, persetujuan timbal balik, dan kewajiban timbal balik. Ciri
kontrak yang utama adalah dia merupakan suatu tulisan yang memuat persetujuan dari para
pihak, lengkap dengan syarat-syarat, serta yang berfungsi sebagai alat bukti tentang adanya
kewajiban. Unsur-unsur kontrak ini, secara tegas memberikan gambaran yang membedakan
antara kontrak dengan peryataan sepihak.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa kontrak adalah persetujuan yang dibuat secara
tertulis yang melahirkan hak dan kewajiban para pihak yang membuat perjanjian kontrak.
Kontrak dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai “perjanjian”. Meskipun demikian,
apa yang dalam bahasa Indonesia disebut perjanjian, dalam bahasa Inggris tidak selalu
sepadan dengan contract. Istilah contract digunakan dalam kerangka hukum nasional atau
internasional yang bersifat perdata. Dalam kerangka hukum internasional publik, yang kita
sebut perjanjian, dalam bahasa Inggris seringkali disebut treaty atau kadang-kadang juga
covenant. Sejauh yang dapat kita ketahui, tidak pernah ada dua pihak swasta atau lebih
membuat treaty atau covenant, sebaliknya tidak pernah terekam dua negara yang diwakili
oleh pemerintah masing-masing membuat suatu contract.

Kontrak Dalam Sistem Hukum Internasional

Perlindungan hukum terhadap hubungan antar orang atau antar perusahaan yang
bersifat lintas batas negara dapat dilakukan secara publik maupun privat. Perlindungan secara
publik dilakukan dengan cara memanfaatkan fasilitas perlindungan yang disediakan oleh
ketentuan-ketentuan yang bersifat publik, seperti peraturan perundang-undangan domestik
dan perjanjian-perjanjian internasional, bilateral maupun universal, yang dimaksudkan
demikian. Perlindungan secara privat dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan fasilitas
perlindungan hukum yang bersifat privat, yaitu dengan cara berkontrak yang cermat.

Dalam dunia bisnis, jenis hukum privat merupakan pilihan yang paling populer. Jenis
ini digunakan secara luas oleh masyarakat bisnis yang terlibat dalam transaksi lintas batas
negara. Beberapa alasan yang mengakibatkan penggunaan, seperti adalah: pertama;
berubahnya orientasi masyarakat dunia setelah perang dunia II ke arah pembangunan
ekonomi global. Kedua; pesatnya pertumbuhan kebijakan, bentuk dan materi transaksi bisnis

Page | 2
internasional. Ketiga; kurang lengkapnya materi hukum publik (sistem perundang-undangan)
berkaitan dengan variasi bentuk dan materi transaksi.

Sebelum menjalin kontrak dengan seseorang yang berkewarganegaraan lain, terlebih


dahulu harus memahami sistem hukum yang mempengaruhi kontrak di negara tersebut, juga
harus memahami perbedaan sistem hukum di negara masing-masing. Pengetahuan ini sama
pentingnya dengan mengecek latar belakang calon mitra masing-masing, karena dua alasan.
Pertama, hukum di kedua negara akan menentukan aspek tertentu dalam hubungan
kontraktual. Kedua, hukum di salah satu negara mungkin lebih menguntungkan dari negara
lain.

Selain mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh pihak-pihak yang menjalin kontrak
lintas negara, masyarakat internasional mulai mengadopsi sistem hukum dan peraturan yang
bisa diterapkan dalam transaksi pihak-pihak yang berlokasi di negara yang berbeda. Tujuan
dari pengadopsian hukum internasional yang seragam adalah untuk memastikan bahwa
semua pihak yang melakukan transaksi lintas batas negara menjadi subyek seperangkat
peraturan yang sama, tidak peduli bahwa hukum yang berlaku di negaranya masing-masing
berbeda.

Secara umum sangatlah tidak bijaksana mendasarkan persyaratan kontrak pada


hukum, bahkan hukum internasional sekalipun. Penerapan hukum internasional untuk
menafsirkan sebuah kontak bisa mengarah pada hasil yang tidak diduga dan tidak diinginkan.

Misalnya, dalam suatu kontrak jual beli internasional, penjual gagal memenuhi batas
waktu pengiriman yang ditetapkan. Kemudian pembeli menuntut penjual karena kegegalan
memenuhi batas waktu pengiriman satu bulan. Di negara pembeli, kontrak tersebut mungkin
dianggap tidak valid karena ada persyaratan penting yang tidak dimasukkan. Tetapi jika di
pengadilan menerapkan hukum internasional, berdasarkan praktek yang bisa berjalan dalam
industri tersebut mungkin akan menetapkan dua bulan sebagai waktu penyerahan yang masuk
akal, sehingga mungkin bisa menegakkan kontrak tersebut.

Untuk menghindari hasil yang tidak menyenangkan, ketika melakukan kontrak


dengan pihak negara lain, harus didefinisikan dengan tepat hak dan kewajiban dalam kontrak
tertulis. Kontrak harus menyatakan secara jelas persyaratan-persyaratannya, sehingga kedua
pihak akan memahami apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diterima.

Kontrak yang dikonsep dengan baik akan sangat membantu memastikan bahwa pihak-
pihak yang memiliki latar belakang budaya berbeda mencapai pemahaman bersama dengan
mempertimbangkan hak dan kewajiban masing-masing. Semua pihak yang menjalani kontrak
hadir dengan ekspektasi masing-msaing, yang pada gilirannya mewarnai pemahaman mereka
terhadap persyaratan-persyaratan yang dicantumkan dalam kontrak. Sesuatu yang masuk akal
bagi satu pihak, mungkin tidak bisa diterima akal pihak lain, hal mana perlu dibicarakan
bersama, sehingga muncul pemahaman yang sama. Hal ini merupakan element penting dalam
pembuatan sebuah kontrak agar bisa dijalankan dan ditegakkan.

Page | 3
Kontrak yang mencerminkan ekspektasi budaya masing-masing pihak kemungkinan
besar bisa dijalankan secara memuaskan bagi kedua pihak. Pemahaman bersama tidak
sekedar berarti bahwa masing-masing pihak memahami hak dan kewajibannya sebelum
membubuhkan tanda tangan, tetapi pihak-pihak tersebut harus memiliki kesepakatan yang
tuntas mengenai hak dan kewajiban. Persengketaan biasanya muncul ketika salah satu pihak
menafsirkan hak dan kewajiban dengan cara yang berbeda dengan pihak lain.

Ada kecenderungan hukum di banyak negara dan sudah pasti pada gilirannya hukum
internasional di antara berbagai negara untuk mengakui kontrak sebagai basis transaksi
bisnis, meskipun kontrak tersebut tidak mencakup seluruh persyaratan yang esensial. Jika
muncul persengketaan dan ternyata persyaratan yang esensial tersebut ada yang tidak
tercakup, atau tidak jelas maksud dari masing-masing pihak, bisa didasarkan pada praktek
perdagangan atau keuangan yang sudah bisa dilakukan.

Pada dasarnya, hakim, arbitrator, pembuat peraturan, dan pembuat hukum lebih
menyukai kesepakatan bisnis ynag dibuat berdasarkan kebiasaan praktek bisnis. Ada
anggapan apabila individu atau konsumen berada dalam payung adat istiadat berbisnis,
mereka lebih terlindungi dari kesepakatan yang merugikan akibat kontrak yang dibuatnya
tidak mencantumkan seluruh persyaratan esensial. Tetapi untuk amannya, setiap kali
melakukan transaksi jangan mendasarkan pada kontrak kebiasaan semata, tetapi harus selalu
menyatakan maksud dalam persyaratan yang jelas dan tertulis.

Sistem Hukum

Secara garis besar di dunia ini meskipun dikenal ada lima sistem hukum, yaitu; civil
law, common law, socialis law, dan sistem hukum adat, tetapi sesungguhnya yang dominan di
dunia internasional hanyalah dua, yaitu sistem hukum civil law dan common law.

Dalam pembentukan kontrak, terdapat perbedaan antara common law dan civil law.
Akibat perbedaan ini sangat mempengaruhi dalam penyusunan ketentuan kontrak
internasional.

Sehubungan dengan perbedaan dalam sistem hukum tersebut, maka kemudian dalam
rangka merancang suatu kontrak atau pembuatan suatu konsep perjanjianpun dengan
sendirinya mengacu pada sistem hukum yang dianut. Namun zaman terus bergerak, dan tiba
saatnya era globalisasi yang juga mau tidak mau mempengaruhi sistem hukum yang
diterapkan, apabila terjadi perjumpaan antara sistem hukum yang berlainan.

Common Law

Dalam pembuatan kontrak disistem common law, para pihak memiliki kebiasaan
untuk menyepakati persyaratan yang diinginkan, sepenjang persyaratan tersebut tidak
melanggar kebijakan publik ataupun melakukan tindakan yang melanggar hukum. Jika ada

Page | 4
persyaratan tertentu yang tidak tercakup, hak dan kewajiban yang wajar akan diterapkan
diambil dari ketetapan hukum yang ada atau praktek bisnis yang biasa dijalankan oleh para
pihak atau industri. Biasanya kerugian diukur dengan lost benefit of the bargain
(manfaat/keuntungan yang harus didapat yang hilang).

Peraturan ini memberi kesempatan kepada suatu pihak untuk menggugat kerugian
sejumlah manfaat yang bisa dibuktikan yang akan diperoleh pihak tersebut jika pihak lain
tidak melanggar kontrak. Dikebanyakan juridiksi, salah satu pihak diminta untuk membayar
ganti rugi akibat pelanggaran, yang dikenal sebagai kosekuensi kerugian.

Kontrak menurut sistem hukum common law, memiliki unsur sebagai berikut:

A. Bragain

Unsur bragain dalam kontrak common law dapat memiliki sifat memaksa. Sejarah
menunjukkan bahwa pemikiran mengenai bragain, dalam hubungannya dengan konsep
penawaran (offer) dianggap sebagai ujung tombak dari sebuah perjanjian dan merupakan
sumber dari hak yang timbul dari suatu kontrak. Penawaran dalam konteks ini tidak lebih
adalah sebuah transaksi di mana para pihak setuju untuk melakukan pertukaran barang –
barang, tindakan-tindakan, atau janji-janji antara satu pihak dengan pihak yang lain. Karena
itu, maka ukuran dari pengadilan terhadap perjanjian tersebut dilakukan berdasarkan
penyatuan pemikiran dari para pihak, ditambah dengan sumber dari kewajiban mereka, dan
kemudian memandang ke arah manifestasi eksternal dari pelaksanaan perjanjian tersebut.
Pengertian penawaran merupakan suatu kunci yang digunakan untuk lebih mengerti tentang
penerapan aturan-aturan common law mengenai kontrak.

B. Agreement

Suatu proses transaksi yang bisa disebut dengan istilah offer and acceptance, yang ketika
diterima oleh pihak lainnya akan memberikan akibat hukum dan kontrak. Dalam perjanjian
sering ditemukan, di mana satu pihak tidak dapat menyusun fakta-fakta ke dalam suatu offer
yang dibuat oleh pihak lainnya yang telah diterima sebagai acceptance oleh pihak tersebut.
Karena penawaran dan penerimaan adalah hal yang fundamental, maka dalam sistem
common law, sangat diragukan apakah satu pertukaran offer (cross-offer) itu dapat dianggap
sebagai kontrak. Berdasarkan sistem common law, pada saat suatu kontrak dibuat, saat itu hak
dan kewajiban para pihak muncul, hal yang demikian itu diatur dalam statue. Karena bisa
saja terjadi suatu kontrak yang dibuat berdasarkan keinginan dari para pihak dan pada saat
yang sama juga kontrak tersebut tidak ada. Hal ini disebabkan karena aturan mengenai
acceptance dan revocantion ini memiliki akibat-akibat yang berbeda pada setiap pihak.

C. Consideration

Dasar hukum yang terdapat dalam suatu kontrak adalah adanya unsur penawaran yang kalau
sudah diterima, menjadi bersifat memaksa, bukan karena adanya janji-janji yang dibuat oleh
para pihak. Aturan dalam sistem common law tidak akan memaksakan berlakunya suatu janji

Page | 5
demi kepentingan salah satu pihak kecuali iya telah memberikan sesuatu yang mempunyai
nilai hukum sebagai imbalan untuk perbuatan janji tersebut. Hukum tidak membuat
persyaratan dalam hal adanya suatu keamaan nilai yang adil. Prasyarat atas kemampuan
memaksa ini dikenal dengan istilah consideration. Consideration adalah isyarat, tanda dan
merupakan simbol dari suatu penawaran. Tidak ada definisi dan penjelasan yang memuaskan
dari sistem mengenai konsep ini. Hal demikian ini telah dimengerti di atas dasar pengalaman.

D. Capacity

Kemampuan termasuk sebagai syarat tentang, apakah para pihak yang masuk dalam
perjanjian memiliki kekuasaan. Suatu kontrak yang dibuat tanpa adanya kekuasaan untuk
melakukan hal tersebut dianggap tidak valid.

Page | 6
BAB II SURAT LAMARAN PEKERJAAN

Page | 7
SURAT PERNYATAN IKATAN KERJA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : [.......................................................]

Tempat/Tanggal lahir : [.......................................................]

Alamat : [.......................................................]

Dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa:

1. Saya tidak terikat kontrak /ikatan kerja baik dengan pemerintah maupun perusahaan
swasta mana pun.
2. Bersedia di tugaskan dalam waktu- waktu yang telah di tentukan.
3. Tidak mengambil cuti selama masa [.............................................].

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguh nya dan jika kemudian hari
ternyata persyaratan saya tidak benar maka saya bersedia di tuntut di depan pengadilan sesuai
dengan hukum yang berlaku.

Dibuat di [........................]

Pada tanggal [....] bulan [....] tahun [....]

Hormat saya,

[..............................................]

Page | 8
SURAT KUASA

(Kuasa pengurusan IMB)

Yang bertanda tangan di bawah ini*:

Nama : [.......................................]

Tempat/Tanggal lahir : [.......................................]

Pekerjaan : [.......................................]

Alamat : [.......................................]

Dengan ini memberikan kuasa kepada:

Nama : [.......................................]

Tempat/Tanggal lahir : [.......................................]

Pekerjaan : [.......................................]

Alamat : [.......................................]

 Untuk mengurus surat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dan/atau dokumen-dokumen


lainnya yang terkait dengan keperluan tersebut, atas sebidang tanah yang terletak di:
Provensi : [.......................................]
Kabupaten/Kota : [.......................................]
Kecamatan : [.......................................]
Desa/Kelurahan : [.......................................]
Status Tanah : [.......................................]
Atas Nama : [.......................................]
 Untuk keperluan tersebut penerima kuasa berhak mengadap di mana perlu, membuat
suruh membuat, menandatangani surat-surat, memberikan keterangan-keterangan
yang di perlukan untuk itu, membayar dan menerima bukti tanda pembayaran. Pendek
kata, melakukan segala tindakan yang di perlukan tanpa ada yang di kecualikan.

[Nama kota], [Tanggal]


Pemberi kuasa, Penerima kuasa

[................................] [................................]

Page | 9
SURAT KUASA
(Kuasa Pengurusan NPWP, SIUP, & TDP)

Yang bertanda tangan di bawah ini*:

Nama : [.......................................]

Tempat/Tanggal lahir : [.......................................]

Pekerjaan : [.......................................]

Alamat : [.......................................]

Dengan ini memberikan kuasa kepada:

Nama : [.......................................]

Tempat/Tanggal lahir : [.......................................]

Pekerjaan : [.......................................]

Alamat : [.......................................]

Untuk mengurus NPWP anas nama PT.[..................................] serta pengurusan surat-


surat lain yang di butuhkan termasuk SIUP/TDP sehubungan dengan di dirikannya
PT.[..................................] yang berkedudukan di [..................................]

Untuk itu penerima kuasa berhak dan berwenang sepenuhnya menghadapi instansi-
instansi terkait di mana perlu, membuat, menandatangani atau menyerahkan surat-surat
mengadakan kesepakatan-kesepakatan memberikan keterangan-keterangan atau melakukan
perbuatan-perbuatan yang menurut hukum harus di jalankan oleh penerima kuasa, menerima
atau melakukan pembayaran serta memberikan atau menerima kuitansi-kuitansi tanda bukti
pembayaran.

Pendek kata,penerima kuasa berhak melakukan segela sesuatu yang di anggap perlu
guna terselenggaranya urusan tersebut tanpa ada yang di kecualikan.

[Nama kota], [Tanggal]


Pemberi kuasa, Penerima kuasa

[................................] [................................]

Page | 10
SURAT PERNYATAAN

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Berkaitan dengan Surat Pemutusan Hubungan Kerja dari PT.[..........................]

tanggal [...] bulan [...] tahun [...] maka dengan ini saya :

Nama : [.......................................]

Jabatan : [.......................................]

Alamat : [.......................................]

Saya menerima dan menyetujui semua keputusan perusahaan. Oleh karena itu saya
menyatakan tidak akan menuntut atas dasar apa pun di forum mana pun di kemudian hari
terhadap PT. [..............................] setelah surat ini saya tanda tangani.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dangan sesungguhnya jika di kemudian hari
ternyata pernyataan saya tidak benar maka saya bersedia di tuntut di depan pengadilan sesuai
dengan hukum yang berlaku.

Dibuat di [.................................]

Pada tanggal [...] bulan [...] tahun [...]

Hormat saya,

[..............................................]

Page | 11
SURAT-SURAT YANG BUKAN (HUKUM) KONTRAK

(Surat Perjanjian yang Harus Dibuat oleh Pejabat dan/Instansi yang Berwenang)

Surat perjanjian yang harus di buat oleh pejabat dan/instansi yang berwenang adalah surat
perjanjian yang tidak diperkenakan dibuat dalam bentuk di bawah tangan oleh para pihak
sendiri. Surat-surat ini tidak bisa di sebut surat kontrak, yakni:

1. Surat Perjanjian Nikah


2. Surat Pernyataan Penyerahan Anak
3. Surat Akta Pemberian Hak Tanggungan
4. Akta Jual Beli
5. Akta Hibah

Pada halaman berikut ini akan di sebutkan salah satu contoh surat bukan kontrak tersebut,
yaitu akta jual beli.

Page | 12
AKTA JUAL BELI

No:............/............

Lembar Pertama/Kedua

Pada hari ini,[.......] tanggal[.....] bulan[.....] tahun[.....]

Hadir di hadapan saya [................................................]

Yang berdasarkan surat keputusan [.............................] tanggal[.....] nomor[.....]


diangkat/ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya di sebut PPAT,
yang dimaksut dalam PASAL 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja [............] dan berkordinator di [...........] dengan di
hadiri oleh saksi yang saya kenal dan disebut pada bagian belakang akta ini.

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

Para penghadap di kenal oleh saya/penghadap [..............] saya kenal dan yang lain di
perkenalkan olehnya kepada saya oleh saksi pengenal yang akan di sebut kan pada akhir akta
ini [..........................]

PIHAK PERTAMA mendengarkan dengan ini menjual kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA mendengarkan dengan ini membeli dari PIHAK PERTAMA [....................].

 Hak milik /hak guna usaha/hak guna bangunan/hak pakai:


Nomor [..............] atas sebidang tanah sebagai mana di uraikan dalam surat/gambar
situasi tanggal [............] nomor [............] seluas [............] 𝑚2 (meter persegi) dengan
nomor identifikasi Bidang Tanah (NIB) [.......].
 Hak milik/hak guna usaha/hak guna bangunan/hak pakai:
Atas sebagian tanah hak milik/hak guna usaha/hak guna bangunan/hak pakai nomor
[...........] dengan nomor identifikasi bidang tanah (NIB) [.....] yaitu seluas kurang lebih
[................]𝑚2 (meter persegi) dengan batas-batas [..............]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

Sebagai mana diuraikan di dalam surat ukur/peta tanggal [.............] nomor [..........]
yang di lampirkan pada akta ini.

Page | 13
 Hak milik atas sebidang tanah : [............................]
Persil nomor [......] blok [......] kohir nomor [......] seluas kurang lebih [......]𝑚2 (meter
persegi) dengan batas-batas [..................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

sebagai mana diuraikan dalam peta tanggal [....] nomor [....] yang dilampirkan pada
akta ini [.....] berdasarkan alat-alat bukti berupa: [.........................]

 Hak milik atas satuan rumah susun [...............................] nomor [.........................]


Terletak di [.............................................................................]
- Provinsi : [....................................]
- Kabupaten/Kota Madya : [....................................]
- Kecamatan : [....................................]
- Desa/Kelurahan : [....................................]
- Jalan : [....................................]

Jual beli ini meliputi pula: [..................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

Selanjutnya semua yang diuraikan di atas dalam akta ini disebut “Obyek Jual Beli”

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerangkan bahwa : [............................]

a. Jual beli ini di lakukan dengan harga


-[.................................................]
-[.................................................]
b. PIHAK PERTAMA mengaku telah menerima sepenuhnya uang tersebut di atas
dari PIHAK KEDUA dan untuk penerimaan uang tersebut akta ini berlaku pula
sebagai tanda penerima yang sah (kuitansi)
c. Jual beli ini dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut: [.....................]

Page | 14
PASAL 1

Mulai hari ini objek jual beli yang di uraikan dalam akta ini telah menjadi milik
PIHAK KEDUA dan karnanya segala keuntungan yang di dapat dari segala kerugian/beban
atas obyek jual beli tersebut di atas menjadi hak/beban PIHAK KEDUA

PASAL 2

PIHAK PERTAMA menjamin bahwa obyek tersebut di atas tidak tersangkut dalam
suatu sengketa, bebas dari sitaan, tidak sebagai jaminan untuk suatu utang yang tidak tercatat
dalam sertifikat, dan bebas dari beban-beban lainnya yang berupa apa pun [...........................].

PASAL 3

Mengenai jual beli ini tidak diperoleh izin pemindahan hak dari [.....] tanggal [....]
nomor [.....].

PASAL 4

PIHAK KEDUA menyertakan bahwa dengan jual-beli ini kepemilikan tanahnya tidak
melebihi ketentuan maksimum penguasaan tanah menurut undang-undang yang berlaku
sebagaimana tercantum dalam pernyataannya tanggal [...................].

PASAL 5

Dalam hal ini terdapat perbedaan luas tanah yang menjadi obyek jual beli dalam akta
ini hasil pengukuran oleh instansi Badan Pertanahan Nasional maka para pihak akan
menerima hasil pengukuran Instansi Badan Pertanahan Nasional tersebut dengan tidak
memperhitungkan kembali harga jual-beli dan tidak akan saling mengadakan gugatan [........]

PASAL (x)

..........................................................................................................................................
.........................................................................

PASAL (x)

Kedua belah pihak dalam hal ini dengan segala akibatnya memilih tempat kediaman
hukum yang umum dan tidak berubah pada Kantor Panitera Pengadilan Negri [......................]

Page | 15
PASAL (x)

Biaya pebuatan akta ini, uang saksi dan segala biaya peralihan hak ini di bayar oleh
[..........................]

Akhirnya datang jg di hadapan saya, dengan di hadiri oleh saksi-saksi yang sama dan
akan di sebutkan pada akhir akta ini: [...............................................].

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

yang menerangkan telah mengetahui apa yang di uraikan di atas dan menyetujui jual
beli dalam akta ini [................................]

Demikian lah akta ini di buat di hadapan para pihak dan: [........................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

-[.................................................]

Sebagai saki-saksi dan setelah di bacakan serta di jelaskan maka sebagai bukti
kebenaran penyataan yang di kemukakan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
tersebut di atas, akta ini di tandatangani/cap ibu jari oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK
KEDUA, para saksi dan saya, PPAT, sebanyak 2(dua) rangkap yaitu 1(satu) satu lembar di
simpan di kantor saya, sedangkan lembar lainnya di simpan kepada Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota Madya [.................................] untuk keperluan pendaftaran
peralihan hak akibat jual beli dalam akta ini

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

[..................................] [..................................]

Page | 16
Persetujuan...................................

[.................................] [.................................]

Saksi Saksi

[.................................] [.................................]

Pejabat Pembuat Akta Tanah

[....................................................]

Page | 17
PERJANJIAN JUAL-BELI

(Air Conditioning dan Peralatan Listrik)

Pada hari ini, hari [..........] tanggal [....] bulan [....] tahun [....] yang bertanda tangan di
bawah ini masing-masing*):

1. Nama : [.....................................................]
Alamat : [.....................................................]
Jabatan : [.....................................................]

Dalam hal ini bertindak sebagai direktur utama dari dan selaku demikian dan untuk
atas nama PT [............................] berkedudukan di [..................] selanjut nya di sebut juga
sebagai PENJUAL.

2. Nama : [.....................................................]
Alamat : [.....................................................]
Jabatan : [.....................................................]

Dalam hal ini bertindak sebagai direktur utama dari dan selaku demikian dan untuk
atas nama PT [............................] berkedudukan di [..................] selanjut nya di sebut juga
sebagai PEMBELI.

Dengan ini menyatakan telah sepakat untuk mengadakan perjanjian dengan syarat-
syarat dan ketentuan sebagai berikut.

PASAL 1

LINGKUP PEKERJAAN

PENJUAL menyetujui untuk menjual peralatan-peralatan air conditioning dan listrik


kepada PEMBELI dan PEMBELI menyrtujui untuk membeli air conditioning dan listrik dari
PENJUAL dengan tipe-tipe sebagai berikut :

PASAL 2

HARGA

PEMBELI menyrtujui untuk membeli peralatan-peralatan seperti yang di maksud


dalam PASAL 1 tersebut di atas, dengan harga tetap sebagai berikut.

Page | 18
Peralatan air conditioning Rp [....................................]

Peralatan listrik Rp [....................................]

Jumlah Rp [....................................]

PASAL 3

CARA PEMBAYARAN

Pembayaran di lakukan secara angsuran sesuai dengan perincian kemajuan kerja sebagai
berikut.

Ayat 1 (Material Lokal)

a. 30% atau Rp [....................................], pada saat [....................................]


b. 45% atau Rp [....................................], pada saat [....................................]
c. 10% atau Rp [....................................], pada saat [....................................]
d. 15% atau Rp [....................................], pada saat [....................................]

Ayat 2 (Material Impor)

a. Uang muka sebesar [....]% dari [....] atau Rp [......]


b. [....]% dan harga jual atau Rp [......] pada saat [...............................]
c. Semua peralatan AC/electrical sudah terpasang dan siap untuk dites di bayar [....]%
dari harga jual atau Rp[......]
d. Setelah testing dan semua berjalan dengan baik di bayar [....]% dari harga jual atau
Rp[......]

Ayat 3

Bila mana arus listrik dan/atau air untuk sistem air conditioning pada saat testing akan
dilaksanakan belum tersedia maka PENJUAL berhak menerima angsuran tersebut pada ayat1
(d) dan 2 (c), 1 (satu) bulan sejak jadwal semula testing akan dilaksanakan, paling lambat 3
(tiga) bulan) sejak pemasangan selesai.

Ayat 4

JAMINAN

Ayat 1

PENJUAL menjamin bahwa semua peralatan air conditioning listrik yang di serahkan
berdasarkan surat perjanjian ini adalah baru dan bebas cacat.

Page | 19
Ayat 2

PENJUAL memberi jaminan/garansi selama 12(dua belas) bulan sejak tanggal selesai
nya testing dan comisioning pertama dari peralatan dan instalasinya atas peralatan, komponen
yang di pakai dan instalasinya.

Ayat 3

Jaminan/ garansi ini mencakup kersakan-kerusakan atau pun peralatan (equipment)


tidak dapat berfungsi dengan baik sesuai sepesifikasi yang di tawarkan yang di sebabkan
karena:

a. Kesalahan pembuatan pabrik,


b. Pemakaian komponen yang tidak sesuai dengan penawaran dan atau,
c. Karena kesalahan instalasi.

Kerusakan yang di sebabkan oleh hal-hal tersebut di atas menjadi tanggungan dan
tanggung jawab sepenuh nya dari PRNJUAL.

Ayat 4

Tidak mencakup jaminan/garansi ini ialah:

a. Tegangan aliran listrik tidak sesuai dengan sepesifikasi yang di tentukan, atau terjadi
perubahan-perubahan tegangan yang melebihi toleransi yang di tentukan,
b. Kesalahan operator PEMBELI meskipun telah di beri petunjuk yang benar oleh
supervisor penjual, dan
c. Komponen yang aus karena masa pemakaiannya telah habis.

PASAL 5

FORCE MAJEUR DAN KENAIKAN HARGA

Ayat 1

Di dalam suatu kelambatan memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini
oleh salah satu pihak yang di sebabkan oleh karena tindakan atau dapat di timbulkan atau
diakbatkan oleh kejadian di luar kemampuan para pihak, seperti pemogokan, embrgo, huru-
hara, pertempuran, peperangan, kebakaran, peledakan, sabotase, badai, banjir, gempa bumi,
semua kelambatan karenanya tidak boleh di anggap sebagai suatu kesalahan dari pihak yang
mengalami kelambatan itu, dilindungi atau tidak akan mengalami tuntutan atas kerugian yang
diderita oleh pihak lain.
Page | 20
Ayat 2

Apabila di dalam pelaksanaan perjanjian ini terjadi perubahan dalam peraturan


moneter pemerintah yang mengakibatkan kenaikan harga material dan biaya pekerja serta
harga material inpor yang menyolok sehingga menimbulkan kerugian bagi PENJUAL maka
PENJUAL dapat mengajukan pertimbangan kebijaksanaan kepada PEMBELI dengan
ketentuan bahwa keputusan mengenai kebijaksanaan tersebut ada di tangan PEMBELI
sepenuhnya.

PASAL 6

WAKTU PENYERAHAN

Ayat 1

Barang peralatan air conditioning dan listrik termaksud harus di serahkan oleh
PENJUAL kaepada PEMBELI selambat-lambatnya [...........] bulan sejak di tandatanganinya
surat perjanjian ini.

Ayat 2

Untuk penyimpanan barang-barang termaksud PEMBELI akan menyediakan tempat


gudang di mana pengaturan, penyusunan, keselamatan dan kenyamanannya sejak barang tiba
di tempat samapai terpasang menjadi tanggung jawab sepenuh nya dai PENJUAL.

PASAL 7

DENDA

Ayat 1

Apabila penyerahan barang dan/atau peralatan air conditioning dan listrik di lakukan
tepat pada waktunya sebagai mana di tentukan PASAL 6 ayat 1 perjajian ini maka dengan
lewatnya waktu saja PENJUAL sudah berada dalam keadaan lalai. Untuk kelalaian tersebut,
PENJUAL bersedia dan sanggup di kenakan denda sebesar satu permil/satu perseribu dari
harga jual beli untuk setiap hari keterlambatan. Kelambatan yang di kenakan denda ini adalah
kelambatan yang bukan di sebabkan karena force majeur atau karena hambatan pekerjaan
sipil.

Page | 21
Ayat 2

Apa bila PEMBELI terlambat melaksanakan pembayaran kepada PENJUAL,


kelambatan tersebut cukup dibuktikan dengan lewat nya waktu sebagai mana di tentukan
dalam PASAL 3 maka PEMBELI di kenakan denda sebesar [..............] dari jumlah angsuran
yang di ajukan untuk setiap hari keterlambatan.

PASAL 8

PANAMBAHAN DAN/ATAU PENGURANGAN

Ayat 1

Apabila terjadi perubahan-perubahan yang merupakan penambahan-penambahan


barang dan /atau peralatan impor atas persetujuan kedua belah pihak maka PENJUAL hanya
dapat melaksanakan sesudah mendapat perintah/izin tertulis dan perubahan harga dari
PEMBELI sesuai dengan harga saat penambahan bahan tersebut di ajukan.

Ayat 2

Apabila terjadi perubahan-perubahan yang merupakan pengurangan barang dan/atau


peralatan impor atau pun lokal maka atas persetujuan kedua belah pihak, harganya pun aka di
kurangi secara peroposional sesuai harga satuan yang telah di setujui bersama dalam surat
perjanjian ini.

Ayat 3

Harga dari penambahan atau pengurangan pekerjaan tersebut di atas akan di


perhitungkan ke dalam angsuran pembayaran bersangkutan.

PASAL 9

PERSELISIHAN

Jikalau ada perselisihan antar kedua belah pihak yang tidak dapat di putuskan oleh
kedua belah pihak maka perselisihan ini akan di putuskan dalam tingkat yang tertinggi oleh
suatu badan pemisah yang terdiri dari 3(tiga) orang, yaitu masing-masing pihak mengangkat
seseorang dan kedua orang ini mengangkat seseorang lagi. Jika dari satu pihak telah di tunjuk
ahli pemisahannya, dalam waktu yang telah di tetapkan atau kalau ahli-ahli pemisah yang
telah di angkat itu tidak memperoleh persetujuan perihal pengangkatan ahli pemisah yang ke
tiga, maka salah satu pihak dapat meminta kepada ketua pengadilan negri [.............] supaya
ahli pemisah dan/atau ahli pemisah yang ketiga di angkat olehnya. Badan pemisah ini harus
memberi keputusan dalam waktu 1(satu) bulan di hitung dari hari penggangkatan ahli
pemisah yang ketiga setelah di berikan kepada masing-masing pihak untuk mengajukan
pembelaannya dan jalannya perkra tidak terikat oleh aturan/undang-undang atau suatu hukum

Page | 22
sipil akan tetapi merka bebas dalam memutuskan perselisihan itu dan juga tentang ongkos-
ongkos yang di pikul oleh asing-masing pihak. Keputusan badan pemisah tesebut akan
dianggap sebagai keputusan dari hakim yang tertinggi dan merupakan keputusan yang
meningkat (bindend advies) terhadap keputusan yang tidak dapat lagi di lakukan naik
banding dan/atau kasasi dan harus dilaksanakan oleh masing-msaing yang berkepentingan.

PASAL 10

LAIN-LAIN

Di dalam segala hal yang tidak atau tidak cukup di atur dalam perjanjian ini akan di
atur serta di tetapkan atas persetujuan kedua belah pihak.

PASAL 11

PENUTUP

Demikian surat perjanjian ini di buat dalam rangkap 4(empat), 2(dua) di antaranya
bermatrai [.............] ribu rupiah yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama
dan berlaku sejak di tandatangani. Sebagai domisili tetap adalah di kantor panitera pengadilan
negri [..................].

PENJUAL PEMBELI

[.........................................] [.........................................]

DIREKTUR UTAMA DIREKTUR UTAMA

SAKSI-SAKSI

1. [.........................................]

2. [.........................................]

Page | 23
PERJANJIAN SEWA-MENYEWA

TANAH DAN BANGUNAN

Pada hari ini, [............] tanggal [....] bulan [....] tahun [......] kami yang bertanda
tangan di bawah ini*):

1. Nama : [.....................................................................]
Alamat : [.....................................................................]
No. KTP : [.....................................................................]

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya di sebut
dalam PIHAK PERTAMA.

2. Nama : [.....................................................................]
Alamat : [.....................................................................]

Dalam hal ini bertindak berdasaekana surat kuasa di bawah tangan tanggal[....],
nomor[....] dari dan kerenanyauntuk dan atas nama perseroan terbatas [........................]
berkedudukan di [.................], yang anggaran dasarnya di muat dalam akta nomor [.............]
tanggal [........................] yang di buat di hadapan [.............................], notaris di
[..................], dan telah mendapat pengesahan dari Mentri Kehakiman Republik Indonesia
sebagai mana tercantum dalam surat Keputusan Nomor [...............] tanggal [.........................],
dan telah di umumkan di Berita Negara Republik Indonesia tanggal [..............] Nomor
[................] tahun [................], yang telah mengalami perubahan, terakhir dengan notaris di
[......................], untuk selanjut nya di sebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah sepakat dan setuju untuk mengadakan perjanjian sewa-
menyewa untuk selanjutnya di sebut perjanjian dengan ketentuan sebagai berikut.

PASAL 1

LINGKUP PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA menawarkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA setuju
untuk menyewa dari PIHAK PERTAMA berupa tanah dan bangunan seluas [..........]𝑚2 ,
yang terletak di atas tanah Hak Milik sebagai mana di uraikan dalam sertifikat Hak Milik
Nomor [....]/Kelurahan[......], sertifikat tanggal [................] tertulis atas nama [............],
luas tanah: [..........]𝑚2 sebagaimana tercantum dalam Gambar Situasi/Surat Ukur Nomor
[.......] tanggal[..........], bangunan tersebut telah mendapat kan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dengan Nomor [...........], Tanggal [................], setempat di kenal sebagai
Jalan[....................]

Page | 24
2. Tanah dan bangunan seperti di sebut di ayat 1 pasal ini akan dimanfaatkan oleh PIHAK
KEDUA untuk mendirikan sarana/peralatan komunikasi dalam rangka menunjang
usahanya sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam penyelenggaraan jasa
telekomunikasi telepon bergerak selular, terutama untuk pemasangan/ pembangunan,
pemeliharaan dan pengoprasian serta perbaikan sarana/peralatan komunikasi tersebut.

PASAL 2
JANGKA WAKTU SEWA
1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu selama [......] tahun yang akan mulai
berlaku efektif sejak tanggal [......] bulan [......] tahun [......] dan berakir pada tanggal
[......] bulan [......] tahun [......].
2. Jangka waktu sebagaimana tersebut dalam ayat 1 pasal inidapat di perpanjang sesuai
dengan kesepakatan para pihak, oleh karena itu PIHAK KEDUA harus
memberitahukan kepada secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA sekurang-
kurangnya [....] bulan sebelum berakir jangka waktu sewa tersebut.

PASAL 3

HARGA SEWA DAN PEMBAYARAN

Harga sewa terhadap tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud PASAL 1 ayat 1
perjanjian imi adalah sebesar Rp [...............] untuk jangka waktu [........] tahun, yang oleh
PIHAK KEDUA akan di bayarkan kepada PIHAK PERTAMA pada awal masa sewa [......]
tahun, dengan cara memindah bukukan ke rekening PIHAK PERTAMA pada:

Bank : [..................................................]
Alamat Bank : [..................................................]
Pemegang Rekening : [..................................................]
Nomor Rekening : [..................................................]

Page | 25
PASAL 4

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

1. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA adalah sebagai berikut.


a. PIHAK PERTAMA berhak terhadap uang sewa sebagai mana di atur dalam
PASAL 3 perjanjian ini.
b. PIHAK PERTAMA wajib memberikan keleluasaan kepada PIHAK KEDUA
untuk memasang, memelihara, dan mengoperasikan, peralatan komunikasi radio,
antena, dan perlengkapan lainnya di atas tanah dan bangunan yang di maksud
dalam PASAL 1 ayat 1 perjanjian ini tanpa gangguan dari pihak manapun juga.
c. PIHAK PERTAMA wajib menjamin bahwa dirinya berhak sepenuhnya atas tanah
dan bangunan yang di maksud pada PASAL 1 ayat 1 perjanjian ini serta
berwenang penuh untuk mendatangi perjanjian ini.
d. PIHAK PERTAMA wajib menjamin bahwa tidak ada bebean dan atau penyitaan
(beslang) pengadilan, sengketa dengan pihak lain atau gangguan-gangguan
lainnya terhadap tanah/bangunan yang di maksud dalam PASAL 1 ayat 1
perjanjian ini.
e. PIHAK PERTAMA wajib bekerja sama dengan PIHAK KEDUA untuk mendapat
izin-izin yang di butuhkan menurut hukum untuk pemanfaatan tanah dan
bangunan sebagai mana di tersebut dalam PASAL 1 ayat 1 perjanjian ini.

2. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut.


a. PIHAK KEDUA berhak mendapat keleluasaan dari PIHAK PERTAMA untuk
memanfaatkan tanah dan bangunan yang di maksud dalam PASAL 1 ayat 1
perjanjian ini, terutama untuk pemasangan, pemeliharaan, dan pengoprasian
peralatan komunikasi radio, antena dan perlengkapan lainnya tanpa gangguan dai
pihak manapun juga.
b. PIHAK KEDUA berhak menggunakan tanah/lantai bangunan sebagaimana
dimaksud dalam PASAL 1 ayat 1 perjanjian ini, dan PIHAK KEDUA akan
mematuhi segala ketentuan yang wajar dari PIHAK PERTAMA untuk
pengawasan jalan masuk ke lokasi di mana tanah dan bangunan itu berada.
c. PIHAK KEDUA berhak menahan pembayaran sewa dan/atau mengakhiri
perjanjian ini seketika, serta PIHAK PERTAMA harus mengembalikan seluruh
uang sewa yang sudah di bayarkan oleh PIHAK KEDUA, bilamana ternyata atas
tanah/lantai bangunan yang di maksud dalam PASAL1 ayat 1perjanjian ini
terdapat beban dan/atau penyitaan pengadilan, sengketa, atau gangguan lainnya,
atau bilamana ternyata PIHAK PERTAMA tidak berhak terhadap tanah dan
bangunan tersebut.
d. PIHAK KEDUA wajib membayar harga sewa kepada PIHAK PERTAMA
sebagaimana diatur dalam PASAL 3 perjnjian ini.
e. PIHAK KEDUA wajib memelihara antena, jalur transmisi dan segala
peralatan,agar berada dalam keadaan pengoprasain yang petut serta dalam
keadaan yang memuaskan, baik dari segi penampilan maupun kemauan.

Page | 26
f. PIHAK KEDUA dapat menyediakan tenaga listrik sebanyak [..................] dan
PIHAK KEDUA akan dapat memasang satu submeter tersendiri pada tanah dan
bangunan yang di maksud dalam PASAL1 ayat 1 perjanjian ini, karenanya
PIHAK KEDUA wajib membayar biaya pemakaian listrik secara tersendiri pula.

PASAL 5

GANGGUAN-GANGGUAN

1. PIHAK KEDUA akan memasang peralatan radio dengan jenis dan frekuensi yang
tidak akan mengakibatkan timbulnya gangguan yang berarti terhadap PIHAK
PERTAMA, pihak lainnya yang berada di sekitar lokasi antena/menara.
2. Bilamana peralatan yang dipasang/dioperasikan oleh PIHAK KEDUA menimbulkan
suatu gangguan maka PIHAK KEDUA akan mengambil segala tindakan/upaya yang
diperlukan untuk mengatasi/mengilangkan gangguan tersebut.

PASAL 6

KERUSAKAN-KERUSAKAN

1. Jika PIHAK KEDUA mengakibatkan kerusakan terhadap lantai/tanah bangunan yang


di sewa sebagai mana yang di maksud dalam PASAL 1 ayat 1 perjanjian ini maka
PIHAK KEDUA harus memperbaiki kerusakan tersebut dalam jangka waktu yang
wajar atas beban dan tanggungan biaya oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA menjamin dan membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala
tuntutan dan/atau penanggung jawaban terhadap kehilangan, atau kerusakan yang di
akibatkan penggunaan tanah/lantai bangunan sebagaimana dimaksud dalam PASAL 1
ayat 1 perjanjian ini, bilamana kehilangan, atau kerusakan tersebut diakibatkan
perbuatan/tindakan PIHAK KEDUA, pegawainya/agennya.

PASAL 7

ASURANSI

PIHAK PERTAMA menyetujui PIHAK KEDUA untuk mengasuransikan segala


peralatan yang di pasang di atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
ayat 1 perjanjian ini terhadap segala kerugian atau kerusakan yang dapat di lindungi oleh
[...................].

Page | 27
PASAL 8

PENGALIHAN ANAK PERUSAHAAN

Segala hak yang timbul dari perjanjian ini tidak dapat dialihkan atau
dipindahtangankan oleh pihak kedua kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari PIHAK PERTAMA, kecuali pengalihan tersebut dilakukan kepada perusahaan
induk atau cabang atau anaka perusahaan dari PIHAK KEDUA.

PASAL 9

EKSEKUSI

Apabila tanah dan bangunan sebagaimana yang dimaksud dalam PASAL 1 ayat 1
perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dijaminkan kepada bank atau pihak lainnya yang
karena kelalaian PIHAK PERTAMA terhadap bank atau pihak lainnya mengakibatkan harus
dieksekusinya tanah dan bangunan tersebut maka PIHAK PERTAMA seketika sekaligus
wajib mengembalikan uang sewa selama masa sewayang belum dinikmati oleh PIHAK
KEDUA serta mengganti biaya pembongkaran dan biaya pindah sebesar Rp.[...................].

PASAL 10

PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. Dalam hal izin-izin atau persetujuan yang di keluarkan untuk PIHAK KEDUA
berakhir, dibatalkan, atau tidak kembali atau diakhiri dengan cara lain oleh pejabat
yang berwanag dan/atau sertifikat hak, izin mendirikan bangunan terhadap tanah dan
bangunan yang dimaksud dalam PASAL 1 ayat 1 perjanjian ini berakhir atau dicabut
oleh yang berwenang, sehingga PIHAK KEDUA tidak dapat menggunakan tanah dan
bangunan tersebut sesuai dengan tujuan semula dan/atau penilaian PIHAK KEDUA
tanah dan bangunan tidak cocok lagi untuk tujuannya maka PIHAK KEDUA berhak
mengakhiri perjanjian ini.
2. Pemberitahuan mengenai pelaksanaan hak PIHAK KEDUA untuk negakhiri
perjanjian ini akan di berikan kepada PIHAK PERTAMA, tiga bulan sebelum
pengakhiran dan disampaikan secara tertulis melalui pos tercatat atau melalui kurir
dengan meminta tanda bukti pemerimaan.
3. Seluruh uangsewa yang telah dibayarkan sampai tanggal pengakhiran tersebut tetap
ditahan dan menjadi hak PIHAK PERTAMA.
4. Pada saat pengakhiran tersebut, perjanjian ini menjadi batal dan para pihak tidak
mempunyai kewajiban lembih lanjut terhadap pihak lainnya, termasuk kewajiban
pembayaran sewa oleh PIHAK KEDUA.
5. Dalam pengakhiran perjanjian ini para pihak setuju untuk mengesampingkan
ketentuan pasal 1266 dan 1267 KUH Perdata Indonesia.

Page | 28
PASAL 11
PEMBERITAHUAN

Semua pemberitahuan untuk perjanian ini harus dilakukan secara tertulis dan
dianggap telah di berikan secara sah apabila di kirim melalui pos tercatat atau melalui
kurir dengan pemberian tanda bukti penerimaan yang dialamatkan ke alamat tersebut di
bawah ini.

PIHAK PERTAMA
Nama : [........................................................]
Alamat : [........................................................]
Nomor telepon : [........................................................]
Atau alamat lainnya sebagaimana diberitahukan menurut semestinya oleh PIHAK
PERTAMA.
PIHAK KEDUA
Nama : [........................................................]
Alamat : [........................................................]
Nomor telepon : [........................................................]
Nomor faksimili : [........................................................]

PASAL 13

FORCE MAJEURE

Tiada satu pun pihak dalam perjanjian ini yang dipertanggung jawabkan dalam hal
terjadinya kelalaian, kesalahan serta tidak terpenuhinya ketentuan-ketentuan dalam perjanjian
ini, bilamana kelalaian, kesalahan serta yidak dipenuhinya ketentuan-ketentuan tersebut
disebabkan oleh: bencana alam (gempa bumi, banjir, kebakaran, angin topan), huru-hara, dan
peperangan.

PASAL 14

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila didalam pelaksanaan perjanjian ini terjadi perselisihan atau timbul sengketa
antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA maka perselisihan/sengketa
tersebut akan di selesaikan terlebih dahulu melalui jalan musyawarah mufakat secara
kekeluargaan .
2. Apabila setelah mempuh cara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal 1 ini, tetapi
antara kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan dalam penyelesaian sengketa
tersebut maka para pihak akan menyelesaikannya melalui pengadilan, karenanya para
pihak memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan tidak berubah pada kantor
panitera pengadilan negri [............................] di [...........................].

Page | 29
Demikian perjanjian ini di buat dan ditandatangani di [................] pada hari dan
tanggal sebagaimana di sebut pada bagian awal perjanjian ini dibuat dalam rangkap
dua masing-masing bermatrai cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama serta
mengikat para pihak.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

[..................................................] [..................................................]

Saksi-saksi:

1. [..................................................]
2. [..................................................]

Page | 30
PERJANJIAN PINJAM PAKAI

KENDARAAN

Pada hari ini [.......] tanggal [.......] bulan [.......] tahun [.......], yang bertanda tangan di
bawah ini*):

Nama : [...................................................]
Alamat : [...................................................]
Pekerjaan : [...................................................]

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan selajutnya disebut
PIHAK PERTAMA.

Nama : [...................................................]
Alamat : [...................................................]
Pekerjaan : [...................................................]

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan selenjutnya disebut
PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk membuat perjanjian pinjam pakai kendaraan [.........]
dengan ketentuan sebagai berikut.

PASAL 1

PIHAK PERTAMA menjaminkan kendaraan [...............] dengan nomor polisi [........],


merek [.................] sebagaimana tercatat dama BPKB kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 2

PIHAK PERTAMA menjaminkan kepada PIHAK KEDUA kendaraan tersebut tanpa


adanya unsur paksaan dari PIHAK KEDUA.

PASAL 3

PIHAK PERTAMA meminjamkan kendaraan [.......] untuk dipakai selama [........] hari
tanggal [.......] bulan [........] tahun [.......] sampai dengan tanggal [.....] bulan [.....] tahun [.....]
untuk tujuan [............................................].

Page | 31
PASAL 4

1. PIHAK PERTAMA menyerahkan kendaraan kepada PIHAK KEDUA dalam keadaan


baik dan siap di gunakan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK PERTAMA memberi pinjaman kendaraan [...........] kepada PIHAK KEDUA
tanpa dikenakan biaya apa pun.

PASAL 5

1. PIHAK KEDUA wajib memelihara kedaraan [..........] selama kendaraan tersebut di


gunakan oleh PIHAK KEDUA.
2. Segala biaya yang diperlukan untuk perwatan kendaraan tersebut selama jangka
waktu pinjaman menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA wajib memelihara suku cadang dan asesoris dari kendaraan roda dua
tersebut seperti semula, sebelum dipinjamkan kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 6

PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan meminjamkan kendaraan [................] tersebt


maupun asesorisnya kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.

PASAL 7

PIHAK KEDUA tidak diperboleh kan mengganti sebagian atau seluruh asesoris
maupun suku cadang kendaraan [..............] tersebut tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.

PASAL 8

PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan memodifikasi kendaraan [................] tersebut


tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.

PASAL 9

PIHAK KEDUA diwajibkan mengganti seluruh keruguan yang diderita karena


kendaraan tersebut rusak berat yang diakibatkan karena kelalaian PIHAK KEDUA.

PASAL 10

PIHAK KEDUA bersedia mengganti kendaraan [................] tersebut dengan


kendaraan yang merek dan tipenya sama aoabila dalam jangka waktu peminjaman kendaraan
tersebut hilang, rusak berat, dan atau terbakar.

PASAL 11

Jika terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, para pihak
sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara musyawarah untuk mencapai mufakat,
apabila kata mufakat tidak tercapai maka kedua belah pihak setuju untuk menyelesaikannya
secara hukum.

Page | 32
PASAL 12

Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) di atas kertas bermatrai cukup untuk masing-
masing pihak yang menpunyai ketentuan hukum yang sama dan ditandatangani oleh kedua
belah pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, serta tanpa adanya unsur paksaan dari
pihak mana pun.

Dalam kaitannya dengan perjanjian ini kedua belah pihak sepakat untuk memilih
domisili yang tetap di kantor Panitera Pengadilan Negeri [..............................].

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

[..................................................] [..................................................]

Saksi-saksi:

1. [..................................................]
2. [..................................................]

Page | 33
PERJANJIAN KERJA SAMA PEMBORONGAN

(Air Conditioning dan Peralatan Listrik)

Yang bertada tangan di bawah ini*):

1. Nama : [..............................................]
Jabatan : [..............................................]
Alamat : [..............................................]
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT.[.................] berkedudukan di
[....................] selanjutnya disebut juga PIHAK PERTAMA.
2. Nama : [..............................................]
Jabatan : [..............................................]
Alamat : [..............................................]
Dalam hal ini bertindak sebagai Direktur Utama dari dan selaku untuk dan atas nama
PT.[........................] berkedudukan di [......................] selanjuatnya di sebuat PIHAK
KEDUA.

Dengan ini menyatakan telah bersepakat untuk membuat surat perjanjian


pemborongan pemasangan instalasi listrik dan air conditioning pada proyek pembangunan
PIHAK PERTAMA yaitu [.............................] dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai
berikut.

PASAL 1

LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK KEDUA menyetujui melakukan pemasangan instalasi listrik dan air


conditioning pada proyek PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA menyetujui menerima
pemasangan instalasi listrik dan air conditioning pada proyeknya, dengan kondisi-kondisi
sebagai berikut.

 [............................................................................]
 [............................................................................]
 [............................................................................]
 [............................................................................]
 [............................................................................]

Page | 34
PASAL 2

HARGA

1. Jumlah harga borongan untuk pekerjaan tersebut dalam PASAL-1 adalah tetap dengan
perincian sebagai berikut.
 Instalasi pekerjaan listrik Rp. [...........................]
 Instalasi Rp. [...........................]
----------------------------
 Total borongan Rp. [...........................]
2. Dalam jumlah harga borongan ini meliputi: biaya pemandangan, overhead, PPN dan
MPO, profit; yang telah menjadi kewajiban PIHAK KEDUA sehingga instalasi listrik
dan air conditioning berjalan dengan baik sesuai dengan sefesifikasi dan gambar
konsultan PIHAK PERTAMA.

PASAL 3

PENGECUALIAN PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk melaksanakan:

1. Semua pekerjaan sipil yang menyangkut dan/atau berhubungan dengan pemasangan


peralatan utama dan/atau alat bantu air conditioning dan listrik seperti:
a. Pembuatan pondasi dari unit-unit AC maupun panel-panel listrik;
b. Trenches untuk pipa-pipa dan kabel-kabel;
c. Pembuatan lubang-lubang beserta rangka-rangka kayu untuk diffuser, return air
grille, pipa suplay water, ducting, untuk fresh air, AHU, door louvre, tempat-
tempat peletakan unit-unit air conditioning dan lain sebagainya.
2. Penyedaan supply listrik yang cukup dengan spesifikasi volt.
Frekuensi phase : [.........................] untuk instalasi tetap.
3. Penyediaan air bersih untuk sistem air conditionig.
4. Penyelidikan supply listrik untuk penggunaan alat-alat listrik pada masa pelaksanaan
maksimum [................] watt tiap alat dengan spesifikasi volt. Frekuensi phase..........

PASAL 4

PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA diwajbkan untuk mengajukan gambar


kerja detail (shop drawing) kepada PIHAK PERTAMA untuk pengesahannya
sebelum dilaksanakan.
2. PIHAK KEDUA mengajukan shop drawing dalam [.........................] rangkap kepada
PIHAK PERTAMA, [...............] rangkap akan dikembalikan kepada PIHAK KEDUA
setelah pengesahannya.

Page | 35
3. PIHAK KEDUA berjanji untuk melaksanakan pekerjaan dengan rasa tanggung jawab
dan menjaminkelancaran pekerjaan maupun hasil pelaksanaan pekerjaan tersebut.
4. PIHAK KEDUA menyanggupi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan sesuai
dengan kemajuan pekerjaan main conctractor civil dengan perkiraan [....] bulan sejak
penandatanganan surat perjanjian, kecuali terjadi kelambatan dari structure and
finishing.
5. Di tempat pekerjaan yang harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang tidak dapat
diganti tanpa persetujuan dari PIHAK PERTAMA, ditunjuk sebagai pelaksana dan
bersetatus project manager yang mempunyai wewenang mewakili PIHAK KEDUA.
6. Dalam pekerjaan di lapangan PIHAK KEDUA harus tunduk pada pimpinan proyek
serta tata tertib proyek dan selalu menjaga kebersihan di lapangan.
7. Selama belum di laksanakan serah terima, maka semua resiko terhadap keselamatan
kerja dan keamanan terhadap peralatan yang belum terpasang, maupun yang sudah
terpasang adalah tanggung jawab sepenuhnya dari PIHAK KEDUA.

PASAL 5

PEKERJAAN TAMBAHAN ATAU PENGANGGURAN

1. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan


pekerjaan maka PIHAK KEDUA akan melaksanakannya sesudah mendapat intruksi
atau izin tertulis dari PIHAK PERTAMA.
2. Harga dan biaya instalasi dari perubahan-perubahan tersebut pada ayat 1 di atas, di
atur sebagai berikut.
a. Perubahan yang menyebabkan penambahan pemakaian material, harganya akan di
sesuaikan menurut harga yang di ajukan oleh PIHAK KEDUA pada saat
terjadinya perubahan dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
b. Perubahan yang menyebabkan pengurangan pemakaian material atau hanya
menyangkut biaya instalasi saja, maka harganya akan di sesuaikan secara
proposional berdasarkan harga yang telah di setujui secara tertulis dalam surat
perjanjian ini.
3. Perhitungan dari pekerjaan tambahan atau pengurangan ioni yang telah di setujui
secara tertulis oleh kedua belah pihak akan di perthitungkan langsung ke dalam tahap
angsuran pembayaran bersangkutan.

PASAL 6

PEMBAYARAN

1. a. Pembayaran dilakukan secara angsuran yang di sesuaikan menurut prestasi kerja


terpasang di lapangan yang dibagi dalam [...........] tahap, dengan perincian terlampir.

Page | 36
b. Setiap pembayaran yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA dipotong sebesar 5% sebagai retention yang akan dikembalikan kepada
PIHAK KEDUA 6 (enam) bulan setelah serah terima keseluruhan.
2. a. Bila tenaga listrik dan/atau pekerjaan sipil terhenti/macet, 2 (dua) bulan kemudian
PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran 95% dari nilai terpasang dan barang-
barang yang di order.
b. Sedang retention akan di bayar 4 (empat) bulan kemudian sejak pembayaran 95%
telah lunas.

PASAL 7

DENDA DAN SANKSI

1. Apabila penyerahan untuk pertama kali tidak dilakukan tepat pada waktunya
sebagaimana yang telah ditentukan dalam PASAL 4 surat perjanjian ini maka PIHAK
KEDUA dikenakan denda sebagai 1 permil (1 promil) dari harga borongan, untuk
setiap hari keterlambatan. Denda dikenakan khusus karena keterlambatan yang bukan
disebabkan kerena force majeure dan/atau hambatan oleh main contractor civil.
2. Apabila PIHAK PERTAMA menunda pelaksanaan pembayaran yang sudah menjadi
hak PIHAK KEDUA, seperti di atur oleh PASAL 7 ayat 3 maka PIHAK PERTAMA
akan dibebankan denda sebesar 1/1000 (satu per seribu) setiap hari, dari harga
angsuran tanpa potongan apa pun yang tertahan.

PASAL 8

MAINTENANCE AND SERVICE

1. Jangk waktu garansi di tentukan selama 1 (satu) tahun sejak penyerahan pertama
perjanjian tersebut.
2. Selama masa garansi para operator yang diperlukan akan di sediakan oleh PIHAK
PERTAMA dengan pengawasan dari PIHAK KEDUA.
3. Selama masa garansi bila terjadi kerusakan-kerusakan yang di sebabkan oleh
kesalahan pemasangan maka PIHAK KEDUA akan mengganti dan/atau memperbaiki
atas biaya PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab bila kerusakan terjadi karena kesalahan
cara menjalankannya (kehilafan operasi) qleh operator PIHAK PERTAMA, kecualai
kerusanan yang di sebabkan oleh kesalahan supervisi atau intruksi yang di berikan
oleh supevisor PIHAK KEDUA maka kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
5. Selama masa garansi, barang-barang yang aus ataupun tidak dapat terpakai lagi
karena masa penggunaan nya habis, menjadi beban PIHAK PERTAMA untuk
menggantinya.

Page | 37
PASAL 9

FORCE MAJEURE DAN KENAIKAN HARGA

1. Di dalam suatu kelambatan atau kegagalan memenuhi kewajiban tercantum dalam


perjanjian ini oleh salah satu pihak yang di sebabkan oleh karena tindakan atau dapat
ditimbulkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar kemampuan para pihak seperti:
pemogokan, embargo, huru-hara, pertempuran, peperangan, kebakaran, peledakan,
sabotase, badai, banjir, gempa bumi dan semua kelambatan atau kegagalan karenanya
tidak boleh di anggap sebagai kesalahan dari pihak yang mengalami kelambatan itu,
dilindungi atau tidak akan mengalami tuntutan atas kerugian yang di derita oleh pihak
lain.
2. Apabila di dalam pelaksaan perjanjian ini terjadi perubahan dalam peraturan moneter
perintah yang mengakibatkan kenaikan harga meterial dan biaya pekerja yang
menyolok sehingga menimbulkan kerugian bagi PIHAK KEDUA maka PIHAK
KEDUA dapat mengajukan pertimbangan kebijaksanaan kepada PIHAK PERTAMA
dengan ketentuan bahwa keputusan mengenai kebijaksanaan tersebut ada di tangan
PIHAK PERTAMA sepenuhnya.

PASAL 10

PERSELISIHAN

Jika ada perselisihan antar kedua balah pihak yang tidak dapat di putuskan oleh kedua
belah pihak maka perselisihan ini akan di putuskan dalam tingkat yang tertinggi oleh suatu
badan pemisah yang terdiri dari 3 orang, yaitu masing-masing pihak mengangkat seorang dan
kedua orang ini mengangkat seorang lagi jika dari satu pihak telah ditunjuk ahli pemisahnya,
dalam waktu yang telah di tetapkan atau kalau ahli-ahli pemisah yang telah diangkat itu tidak
memperoleh persetujuan prihal pengangkatan ahli pemisah yang ketiga maka salahsatu pihak
dapat meminta kepada ketua pengadilan negeri [..................] supaya ahli pemisah dan/atau
ahli pemisah ketiga diangkat olehnya. Badan pemisah ini harus memberi keputusan dalam
waktu satu bulan, dihitung dari hari pengangkatan ahlipemisah yang ketiga setelah diberikan
kesempatan kepada masing-masing pihak untuk mengajukan pembelaannya dan jalannya
perkara tidak terikat oleh aturan/undang-undang atau suatu hukum sipil, akan tetapi mereka
bebas dalam memutuskan perselisihan itu dan juga tentang ongkos-ongkos yang ditanggung
oleh masing-masing pihak. Keputusan pada pemisah tersebut yang akan dianggap sebagai
keputusan dari hakim yang tertinggi dan merupakan keputusan yang mengikat (binded
advies) terhadap keputusan mana tidak dapat lagi dilakukan naik banding dan/atau kasasi dan
harus dilaksanakan oleh masing-masing yang berkepentingan.

Page | 38
PASAL 11

LAIN-LAIN

Di dalam segala hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam perjanjian ini, akan
diatur serta ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak.

PASAL 12

PENUTUP

Demikianlah surat perjanjian pemborongan ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan 2
(dua) diantaranya bermatrai Rp.6000,00 (enam ribu rupiah) yang masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan berlaku sejak ditandatangani bersama. Dan sebagai domisili
tetap adalah di kantor panitera Pengadilan Negeri [..............].

Dibuat : [...................................]

Tanggal : [...................................]

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

[..................................................] [..................................................]

Saksi-saksi:

1. [..................................................]
2. [..................................................]

Page | 39
PERJANJIAN KERJA SAMA

MANEJEMEN DAN BANTUAN TEKNIK

Yang bertanda tangan di bawah ini*):

1. Nama : [....................................................]
Jabatan : [....................................................]
Alamat : [....................................................]

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perseroan terbatas PT.[...........................]
berkedudukan [......................] dan berhak untuk melakukan tindakan hukum dalam perjanjian
ini sesuai PASAL [..........] ayat [..........] dari anggaran dasar perseroan terbatas tersebut,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : [....................................................]
Jabatan : [....................................................]
Alamat : [....................................................]

Dalam hal ini bertindak:

a. Untuk diri sendiri sebagai perserodaur perseroan yang akan di sebut di bawah ini,
b. Sebagai pemegang kuasa dari dan karenanya untuk dan atas nama [...............]
berkedudukan di [..................................] dan berhak melakukan tindakan hukum
dalam perjalanan ini atas kekuatan “Surat Kuasa” tertanggal [....................................]
yang dilegalisir di hadapan [.................................] notaris di [.....................................]
dan terdaftar pada konsulat Jendral Republik Indonesia di [.........................................]
tertanggal [.......................] nomor [....................] dan dilampirkan pada perjanjian ini,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Para pihak merencanakan terlebih dahulu:

 Bahwa para PIHAK PERTAMA telah diberi hak penguasaan [..........................] dari
yang berwajib, sebagaimana ternyata dalam “surat keputusan” tertanggal [.................]
nomor [.................] yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral [.............................];
 Bahwa untuk melaksanakan pekerjaan eksplorasi dan eksploitasi dan lain-lain
pekerjaan yang sehubungan dengan [................] tersebut, PIHAK PERTAMA
memerlukan suatu manajemen yang baik dan pengetahuan teknis yang cukup serta
bantuan keuangan;
 Bahwa PIHAK KEDUA bersedia dan menyanggupi untuk melakukan manajemen
berikut tenaga kerja teknis yang cukup dalam bidang [....................................] serta

Page | 40
mengusaahakan pula untuk mendapatkan bantuan keuangan untuk melaksanakan
pekerjaan eksplorasi [...................] tersebut;
 Maka sekarang para pihak menerangkan telah semufakat sebagaimana mereka telah
memufakatinya dan setuju, mengenai pelaksanaan pekerjaan eksploitasi [................]
dimaksud, dengan ini mengadakan suatu perjanjian dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut.

PASAL 1

PIHAK PERTAMA menerangkan dengan ini mengangkat dan memperkerjakan


PIHAK KEDUA yang menerangkan dengan ini menerima baik pengangkatan dan pekerjaan
tersebut, yakni sebagai satu-satunnya GENERAL MANAGER, dengan di beri kuasa dan
wewenag kepadanya untuk mengawasi dan melaksanakan manajemen dengan sebaik-
baiknya, dengan mendatangkan tenaga-tenaga teknis dan operasional, khusus untuk
melaksanakan pekerjaan [......................] yang terdapat di atas tanah seluas [.....................] ha,
terletak di [....................], Desa [...................] Kabupaten [.....................], Provinsi [................]
satu dan lain sebagaimana itu lebih jelas di uraikan dalam “Surat Keputusan” tertanggal
[.................] nomor [...............] yang di keluarkan oleh Direktorat Jendral [..........................],
yang mana penguasaannya [...........................] dimaksud telah diberikan kepada PIHAK
PERTAMA.

PASAL 2

1. PIHAK KEDUA berkewajiban dan kerenanya dengan ini mengikat diri untuk
mendatangkan tenaga-tenaga teknik dan operasional khusus dalam bidang [.............]
melakukan pekerjaan manajemen, eksplorasi dan eksploitasi dan rehabilitasi proyek
[...................] tersebut dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban pula untuk mencari dan mendapatkan biaya
(keuangan) yang dibutuhkan secukupnya, untuk melancarkan pekerjaan eksplorasi
dan ekploitasi [.....................................] tersebut dan lain-lain pekerjaan yang
sehubungan dengan itu.

PASAL 3

1. PIHAK PERTAMA berkewajiban dan karenanya dengan ini mengikat diri untuk
mengurus dan mendapatkan izin-izin yang diperlukan dari yang berwajib untuk
mendatangkan tenaga-tenaga ahli (teknis) dan pekerja-pekerja tertentu dan izin-izin
untuk bertempat tinggal di Indonesia guna melaksanakan pekerjaan eksplorasi dan
exploitasi tersebut.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban pula untuk mengurus dan mendapatkan surat-surat
izin dan/atau penguasaan [.........................] yang masih di perlukan dalam pembukaan
[.............................] tersebut, satu dan lain hal setelah PIHAK KEDUA

Page | 41
menyelesaikan dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA fisibility report
berkenaan dengan [............] yang disebut dalam PASAL 1 di atas.

PASAL 4

1. PIHAK PERTAMA harus memberikan data-data dan fasilitas yang ada padanya
kepada dan yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA sehubungan dengan pengurusan
tersebut.
2. Semua surat-menyurat, antara lain menarima, membuka menyelesaikan dan
menandatangani serta mengirimkannya yang sehubungan dengan pekerjaan
[...................] yang diurus oleh PIHAK KEDUA, dilakukan ileh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK PERTAMA berhak untuk memasuki dan memeriksa semua pekerjaan
[................], baik yang berada di bawah tanah maupun di atas tanah pabrik
pengolahan dan tempat-tempat pemurnian, kantor proyek, gudang, bangunan, dan
semua fasilitas [...................] yang ada; membaca, meneliti dan menilik semua
dokumen dan PIHAK KEDUA harus melengkapi PIHAK PERTAMA semua
dokumenyang di perlukan serta menjawab semua pertanyaan yang diajukan PIHAK
PERTAMA, sedang PIHAK PERTAMA berhak menegur atau menghentikan
sementara pekerjaan PIHAK KEDUA, apabila tidak sesuai dengan rencana kerja ddan
rencana pembiayaan seperti yang di maksud dalam PASAL 5 di bawah ini.
4. Semua buku-buku dan dokumen disimpan di kantor pusat dari PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA berhak mendapat copy-nya.

PASAL 5

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap pelaksanaan semua pekerjaan,


mengambil dan menjalankan untuk kelancaran pekerjaan.
2. PIHAK KEDUA hanya dapat memulai pekerjaan setelah ada rencana kerja dan
rencana pembiayaan yang di buat oleh PIHAK KEDUA dan telah mendapat
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA berhak mengajukan
usul-usul perubahan rencana kerja dan rencana pembiayaan yang dibuat oleh PIHAK
KEDUA terhadap hal-hal yang perinsipil saja.
3. Setiap penyimpangan dari rencana kerja dan pembiayaan oleh PIHAK KEDUA harus
dirundingkan dan mendapat persetujuan tertulis lebih dahulu dari PIHAK PERTAMA
sebelum dilaksanakan.
4. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk setiap tiga bulan sekali membuat dan
mengirimkan laporan kepada PIHAK PERTAMA tentang kemajuan-kemajuan yang
telah dicapai dalam eksplorasi dan esploitasi tersebut (data-data teknis dan peta-peta
lapangan), yang mana laporan tersebut berikut laporan tahunan, oleh PIHAK
PERTAMA akan disampaikan kepada Departement [.................................................].
5. PIHAK KEDUA hars tunduk dan mematuhi segala peraturan Pemerintah Indonesia
yang telah atau yang akan dikeluarkan kemudian, demikian pula menghormati dan

Page | 42
mengindahkan adat istiadat setempat, satu dan lain dalam rangka PIHAK KEDUA
melaksanakan pekerjaan tersebut.

PASAL 6

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya dalam melaksanaan pekerjaan yang


dilakukan oleh para karyawan dan para pekerja (jenis pekerja, penggajian dan
kesejahteraan kerja dan lain-lain).
2. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melatih dan mendidik tenaga-tenaga kerja
Indonesia dalam berbagai bidang pekerjaan yang diperlukan, sedang perimbangan
jumlah tenaga asing dan tenaga Indonesia, didasarkan kepada jenis pekerjaan volume
kerja dan perestasi yang telh di capai oleh tenaga Indonesia.
3. Setandar kerja dan sistem atau golongan-golongan gaji-gaji bagi karyawan, buruh
maupun karyawan staf akan diatur tersendiri oleh kedua belah pihak bersama-sama.

PASAL 7

Apabila karena satu dan lain hal PIHAK KEDUA harus mengadakan dan
mengeluarkan pembiayaan dari pinjaman-pinjaman, maka PIHAK KEDUA herus terlebih
dahulu mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA dengan ketentuan bahwa
pinjaman (hutang) pokok harus tanpa bunga, sedang syarat-syarat lainnya akan diatur
kemudian.

PASAL 8

1. PIHAK PERTAMA harus membantu PIHAK KEDUA untuk mendatangkan alat-alat


dan bahan-bahan yang diperlukan dari luar negri, sesuai dengan peraturan-peraturan
Pemerintah Republik Indonesia.
2. PIHAK KEDUA berhak dan diberi wewenang oleh PIHAK PERTAMA untuk
membeli barang-barang yang diperlukan untuk peroyek tersebut di dalam negeri, yang
mana barang-barang tersebut harus di catat sebagai inventaris proyek.

PASAL 9

1. Tiap-tiap akhir atau dalam waktu yang dimufakati oleh kedua belah pihak, PIHAK
KEDUA akan menerima dari PIHAK PERTAMA, sejumlah pembayaran sebagai
pembayaran fee atas bantuan manajemen teknik.
2. Segala iuran pasti, iuran produksi, pajak perusahaan dan pajak-pajak lainnya diurus
oleh PIHAK KEDUA, untuk kemudian disetor oleh PIHAK PERTAMA kepada
Pemerintah Republik Indinesia.

Page | 43
PASAL 10

1. PIHAK KEDUA harus mengadakan pembukuan yang teratur terhadap semua


keuangan perusahaan, dan dibuat dalam Bahasa Indonesia dan dalam mata uang
rupiah.
2. Laporan tahunan keuangan dan perhitungan neraca dan laba rugi, yang mana untuk
pertama kalinya harus di buat pada akhir bulan [....................], harus di buat oleh
seseorang Akuntan yang terdaftar di Indonesia yang di tunjuk oleh PIHAK
PERTAMA atas biaya perusaahaan, yang di kerjakan oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 11

1. Perjanjian manajemen dan bantuan teknik ini meulai berlaku pada hari dan tanggal
perjanjian ini dan diadakan untuk jangka waktu [....................] tahun lamanya dan
karenanya akan berakir pada tanggal [.......................................].
2. Apabila di keudian hari ternyata menurut keadaan mengizinkan (memungkinkan)
maka perjanjian ini dengan sendirian (otomatis) dapat di perpanjang untuk waktu
yang akan di tentukan kemudian mendurut keadaan akan tetapi dalam hal tidak
memungkinkan untuk perpanjangan waktu seperti dimaksud diatas maka PIHAK
PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, paling
lambat 3 ( tiga) bulan sebelum masa berlakunya perjanjian ini berakhir seperti yang
disebut di dalam ayat pertama di atas ini.
3. Dalam hal terjadi perpanjangan masa berlakunya perjanjian ini seperti yang dimaksud
dalam ayat 2 PASAL ini maka semua syarat dan ketentuan yang dicantumkan dalam
perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat kedua belah pihak seperti yang ada.
4. Perjanjian ini dapat diakhiri, apabila terjadi force majeure, seperti adanya perang,
ganguan alam, sebab-sebab mengalami kerugian berat yang tidak memungkinkan
untuk dilanjutkan pekerjaan tersebut.

PASAL 12

1. Perjanjian ini tidak dapat dibatalkan, selama masa berlakunya perjanjian ini antara
kedua belah pihak, kecuali dengan Keputusan Pengadilan.
2. Dalam segala hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam perjanjian ini, akan diatur
dan diputuskan oleh kedua belah pihak atas pemufakatan mereka bersama.

Page | 44
PASAL 13

Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak yang megenai
perjanjian ini, yang tidak dapat diselesaikan antara kedua belah pihak sendiri, diserahkan
penyelesaiannya kepada arbitrase, sesuai dengan ketentuan-ketentuan BANI (Badan Arbitrasi
Nasional Indonesia).

PASAL 14

Kedua belah pihak selanjutnya akan menundukan diri kepada semua ketentuan
dan/atau peraturan yang dicantumkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Indonesia.

PASAL 15

Kedua belah pihak menyetujui pula, bahwa apabila:

a. PIHAK PERTAMA melakukan gugatan kepada PIHAK KEDUA, maka tuntutan


dapat di ajukan di Kantor Pengadilan di [....................................] sebagai tempat
kedudukan hukum dari PIHAK KEDUA;
b. PIHAK KEDUA melakukan gugatan kepada PIHAK PERTAMA, maka tuntutan
dapat di ajukan di Kantor Pengadilan di [....................................] sebagai tempat
kedudukan hukum dari PIHAK PERTAMA.

Akhirnya kedua belah pihak menerangkan tentang perjanjian ini dengan segala akibatnya,
memilih tempat kediaman yang unum dan tidak berubah di kepaniteraan Pengadilan Negeri
[...............................].

Dibuat : [...................................]

Pada : [...................................]

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

[..................................................] [....................................................]

Saksi-saksi:

1. [..................................................]
2. [..................................................]

Page | 45
CONTOH-CONTOH SURAT

1. Contoh Surat Pernyataan Ikatan Kerja

Page | 46
2. Contoh Surat Pernyataan PHK

Page | 47
3. Contoh Surat Kuasa Pengurusan IMB

Page | 48
4. Contoh Surat Kuasa Pengurusan NPWP

Page | 49
5. Contoh Surat-Surat yang Bukan Surat Kontrak

Page | 50

Anda mungkin juga menyukai