Anda di halaman 1dari 16

PERJANJIAN KERJASAMA OPERASIONAL

NO. 0128/DPA-2/PK/III/2020
NO. ...............................…....

TENTANG
PELAKSANAAN PENAMBANGAN, PENGOLAHAN & PEMURNIAN PASIR
KUARSA DI WILAYAH IJIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI
(IUP-OP) PT KIDUL MAKMUR JAYA

Perjanjian ini dibuat pada hari Senin, tanggal dua puluh tiga, bulan Maret, tahun dua ribu
dua puluh (23-03-2020) di Jakarta, telah ditandatangani sebuah perjanjian kerjasama
Operasional Pertambangan Pasir Kuarsa antara :

1. Andi Carolus P. Sihombing, Swasta, Warga Negara Indonesia, pemegang KTP nomor
3174042404780003, bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Haji Samali Nomor 19, RT 001,
RW 001, Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta
Selatan, jabatannya sebagai Direktur Perseroan yang akan disebut di bawah ini.
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian untuk
dan atas nama Persero PT EKA ENERGI SELARAS, berkedudukan di Jakarta, yang
dibuat dihadapan Yeldi Anwar, SH Notaris, di Jakarta, yang akta pendirian dan
Anggaran Dasar mana telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
tertanggal 15 Juni 2004 Nomor 2, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 30 Juni 2004 Nomor C-16422
HT.01.01.TH.2004, yang dilakukan perubahan terakhir tertanggal 2 Pebruari 2015
Nomor 1 dihadapan Notaris Afriwandi, SH., M.KN. berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 10 Pebruari 2015
Nomor AHU-0002139.AH.01.02 Tahun 2015. Yang dalam hal ini disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Slamet, SH, Swasta, Warga Negara Indonesia, pemegang KTP Nomor


31750600403660010, bertempat tinggal di Jakarta, Perum Taman Pulo Indah Blok T2
No. 2, RT 001, RW 018, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Kota Jakarta
Timur, jabatannya sebagai Direktur Perseroan yang akan disebut di bawah ini.
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian untuk
dan atas nama Perseroan PT DURIANGKANG PUTRA, berkedudukan di Jakarta,
yang dibuat dihadapan H. Khairuddin Rasyid, SH. Notaris, di Batam, yang akta
pendirian dan Anggaran Dasar mana telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tertanggal 18 Mei 2009 Nomor 87, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 10 Juli 2009 Nomor AHU-
31790.AH.01.01.Tahun.2009 yang dilakukan perubahan terakhir tertanggal 17 April
2015 Nomor 90 dihadapan Notaris H. Rizul Sudarmadi, SH, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 22 April
2015 Nomor AHU-0933852.AH.01.02.Tahun 2015. Yang dalam hal ini disebut
sebagai PIHAK KEDUA.

Para Pihak menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut :

Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya dapat disebut


juga sebagai PARA PIHAK.
Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang
pertambangan dimana telah menjalin ikatan kerjasama Pengelolaan Pertambangan Pasir
Kuarsa di wilayah IUP-OP PT KIDUL MAKMUR JAYA berdasarkan Perjanjian Kerjasama
Penambangan Pasir Kuarsa antara PIHAK PERTAMA dengan PT KIDUL MAKMUR JAYA
dan  PIHAK KEDUA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang kontraktor alat-alat
berat pertambangan. 

Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sebelumnya menerangkan hal-hal sebagai


berikut :

1. Bahwa PIHAK PERTAMA telah melakukan ikatan kerjasama dalam jangka waktu
yang panjang yaitu tidak kurang dari 5 (lima) tahun tentang pengelolaan
pertambangan pasir kuarsa dengan PT KIDUL MAKMUR JAYA sebagai pemilik Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) dan wilayah IUP-OP nya.

2. Bahwa PIHAK PERTAMA melakukan kerjasama Operasional Penambangan Pasir


Kuarsa dengan PIHAK KEDUA.

3. Bahwa berdasarkan kondisi dan lain sebagainya terhadap aktivitas operasional


pengelolaan tambang pasir kuarsa, PIHAK PERTAMA melimpahkan kegiatan
pengelolaan tambang pasir kuarsa diwilayah IUP OP PT KIDUL MAKMUR JAYA
yaitu kegiatan konstruksi jalan, kegiatan penambangan dan kegiatan pengolahan,
pemurnian kepada PIHAK KEDUA.

4. Bahwa PIHAK PERTAMA akan menjamin Kerjasama Pengelolaan Tambang Pasir


Kuarsa antara PIHAK PERTAMA dengan PT KIDUL MAKMUR JAYA adalah
berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang yaitu tidak kurang dari 5 (lima)
tahun dari waktu dimana kesepakatan ini ditandatangani.

5. Bahwa selama masa jangka waktu perjanjian pengelolaan tambang pasir kuarsa
antara PIHAK PERTAMA dengan PT KIDUL MAKMUR JAYA, kegiatan operasional
pertambangan di wilayah IUP OP PT KIDUL MAKMUR JAYA yang dilakukan PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan tetap berlangsung dan berjalan sebagaimana
mestinya.

Bahwa di dalam Perjanjian ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan membentuk


ikatan kerjasama operasional pertambangan pasir kuarsa.

Bahwa di dalam Perjanjian ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat


untuk melakukan kerjasama operasional pertambangan pasir kuarsa guna mensinergikan
kemampuan, ketepatan, kesesuaian, keberhasilan, kelancaran dan keahlian untuk
pelaksanaan Pengelolaan Pertambangan Pasir Kuarsa pada IUP OP PT Kidul Makmur
Jaya, blok Cigalugur, Bayah, Banten.

Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, PARA PIHAK bertindak sebagaimana


tersebut di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat Perjanjian ini berdasarkan syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
DEFINISI

Perjanjian ini adalah perjanjian Kerjasama Operasional Pertambangan Pasir Kuarsa,


merupakan perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA berkaitan dengan pelaksanaan Pengelolaan Pertambangan Pasir Kuarsa, sesuai
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam Perjanjian ini.

Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:


1. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral yang rneliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
2. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat
fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
3. Pasir Kuarsa adalah hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti
kuarsa dan feldspar dan merupakan bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses
pengendapan.
4. Pertambangan Pasir Kuarsa adalah pertambangan batuan yang
mengandung kuarsa atau kristal-kristal silika (SiO2) dan senyawa pengotor yang
terdapat di dalam bumi.
5. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral
yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.
6. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin
untuk melaksanakan usaha pertambangan.
7. IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan
operasi produksi.
8. Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui
kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.
9. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta inforrnasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
10. Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.
11. Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi
konstruksi, penarnbangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan
dan penjualan, serta sarana perigendalian dampak lingkungan sesuai dengan
hasil studi kelayakan.
12. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan
pernbangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian
dampak lingkungan.
13. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk
memproduksi mineral dan atau mineral ikutannya.
14. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
meningkatkan mutu mineral serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral
ikutan.
15. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral dari daerah tambang dan atau tempat pengolahan dan pemurnian
sampai tempat penyerahan.
16. Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil
pertambangan mineral.
17. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang
pertambangan yang didirikan berdasarkan hokum Indonesia dan
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
18. Jasa Pertambangan adalah jasa penunjang berkaitan dengan kegiatan usaha
pertambangan.
19. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut amdal,
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan 'usaha dan atau kegiatan.
20. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.
21. Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang, adalah
kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau
seluruh kegiatan usaha pertarnbangan untuk memulihkan fungsi lingkungan
alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal diseluruh wilayah penambangan.
22. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP, adalah wilayah yang
memiliki potensi mineral dan tidak terikat dengan batasan administrasi
.
pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasi onal.
23. Wilayah Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WUP, adalah bagian
dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan atau informasi
geologi.
24. Wilayah Izin Usaha Pertarnbangan, yang selanjutnya disebut WIUP, adalah
wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.

PASAL 2
RUANG LINGKUP

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa


Kerjasama Operasional Pertambangan ini dibuat khusus dan terbatas untuk pelaksanaan
Operasional Pertambangan Pasir Kuarsa yang telah ditentukan wilayah kerja
penambangannya oleh PEMILIK IUP Kepada PIHAK PERTAMA seluas 2 ha pada IUP OP
PT Kidul Makmur Jaya, blok Cigalugur, Bayah, Banten.
Proses pelaksanaan Kerjasama Operasional yang akan dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan mengacu dan sesuai dengan dokumen perjanjian
serta lampirannya untuk pekerjaan yang akan dibuat oleh dan antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PASAL 3
BENTUK KERJASAMA

1. Bentuk kerjasama yang bersifat kemitraan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK


KEDUA, diantara masing-masing pihak akan memperoleh kemanfaatan dan
keuntungan dari hasil kerjasama yang dimaksud.
2. Dalam kerjasama ini PIHAK PERTAMA menunjuk dan memberikan ijin hanya
kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Objek Kerjasama Operasional di Lokasi
yang telah ditentukan, sesuai dengan syarat dan  ketentuan-ketentuan lain yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan perjanjian ini.

PASAL 4
OBJEK KERJASAMA OPERASIONAL
1. Objek Kerjasama Operasional pada perjanjian yang dilakukan antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA merupakan barang yang sah menurut hukum dan tidak
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban
umum.
2. PIHAK PERTAMA akan melakukan kegiatan yang terkait dengan legal wilayah usaha
pertambangan, kegiatan eksplorasi, kegiatan pengangkutan dan penjualan, kegiatan
pascatambang, kegiatan pengamanan wilayah pertambangan serta kegiatan community
develpment.
3. PIHAK KEDUA  akan melaksanakan kegiatan konstruksi dan perawatan jalan diarea
tambang, kegiatan penambangan, dan kegiatan pemurnian dan pengolahan.

PASAL 5
WILAYAH PERTAMBANGAN, WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN
DAN WILAYAH IZIN USAHAA PERTAMBANGAN

Kerjasama Operasional yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini


akan dilakukan dan dilaksanakan di wilayah Pertambangan Pasir Kuarsa IUP OP PT Kidul
Makmur Jaya, blok Cigalugur, Bayah, Banten.

PARA PIHAK sepakat bahwa kerjasama Operasional pertambangan ini adalah mencakup
keseluruhan area yang dijelaskan dalam koordinat wilayah sebagai berikut :

BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN


106 – 17 - 33,24 6 – 55 – 41,60
106 – 17 - 33,24 6 – 55 – 52,43
106 – 17 - 21,10 6 – 55 – 52,43
106 – 17 - 21,10 6 – 55 – 50,16
106 – 17 - 20,63 6 – 55 – 50,16
106 – 17 - 20,63 6 – 55 – 43,20
106 – 17 - 29,57 6 – 55 – 43,20
106 – 17 - 29,57 6 – 55 – 41,60
Luas Area Pertambangan adalah 11,4 Ha (sebelas koma empat hektar)

PASAL 6
PELAKSANAAN OPERASIONAL PERTAMBANGAN

1. PIHAK PERTAMA akan melakukan pengukuran batas-batas wilayah izin usaha


pertambangan sesuai koordinat wilayah izin usaha pertambangan PT KIDUL MAKMUR
JAYA untuk dilakukan kegiatan penambangan oleh PIHAK KEDUA.
2. Penyelesaian kewajiban-kewajiban terkait izin usaha pertambangan dan wilayah usaha
pertambangan dengan pihak terkait akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA bersama-
sama dengan pemilik ijin usaha pertambangan yaitu PT KIDUL MAKMUR JAYA.

3. Sebagai fungsi comunity development dan fungsi pengamanan wilayah pertambangan,


PIHAK PERTAMA akan membuat perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaannya yang tepat dan terpadu.

4. PIHAK PERTAMA akan mengoperasikan peralatan berat yaitu unit dump truck
kapasitas 24 kubik untuk melakukan pengangkutan dalam rangka proses penjualan.

5. PIHAK KEDUA akan menggunakan peralatan berat berupa excavator dan bulldozer
dengan minimal PA diatas 85% dan tahun produksi unit minimal tahun 2015 untuk
melakukan kegiatan penambangan pasir kuarsa sampai di area penumpukan di atas
permukaan tanah.

6. PIHAK KEDUA akan menggunakan konstruksi berupa peralatan hopper, saluran plat
sistem gravitasi, peralatan saringan dua tingkat, bak penampungan dan peralatan dan
perlengkapan pompa air untuk kegiatan pengolahan dan pemurnian pasir kuarsa.

7. PIHAK KEDUA akan melakukan pembuatan beserta perawatannya jalan akses di area
tambang dengan lebar standard jalan satu jalur untuk dump truck 24 kubik, perkerasan
batuan dan level menyesuaikan topografi area pertambangan.

8. PIHAK PERTAMA akan mengoperasikan unit-unit alat berat sesuai ayat 4 pasal ini
setiap hari kerja dalam sebulan dengan hasil pengangkutan dan penjualan pasir kuarsa
dari stock ROM tidak kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) meter kubik.

9. PIHAK KEDUA akan mengoperasikan unit-unit alat berat dan peralatan serta


perlengkapan proses pengolahan pasir sesuai yang telah disebutkan dalam ayat 5 dan
ayat 6 pasal ini, setiap hari kerja dalam sebulan dengan hasil produksi pasir kuarsa di
stock ROM tidak kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) meter kubik.

10. PIHAK KEDUA mempunyai target produksi yang telah ditetapkan dan ditentukan
oleh PIHAK PERTAMA seperti disebutkan dalam ayat 9 pasal ini, dan akan
menerima sanksi atau denda bila tidak tercapainya target produksi yang telah
ditetapkan tersebut.

11. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan mengoperasikan peralatan berat


sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ayat 8 dan ayat 9 pasal ini, sesuai dengan
lokasi/tempat, waktu, dan syarat-syarat ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini.

PASAL 7
KETENTUAN BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN

1. PARA PIHAK telah setuju dan sepakat bahwa biaya kegiatan penambangan, kegiatan
pengolahan dan pemurnian dan kegiatan konstruksi dan perawatan jalan diarea
tambang, dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya-biaya yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA meliputi:
- Biaya pembuatan dan perawatan jalan diarea tambang sebesar Rp. 3.000,- (tiga
ribu rupiah) per meter kubik
- Biaya kegiatan penambangan pasir kuarsa sebesar Rp. 46.000,- (empat puluh
enam ribu rupiah) per meter kubik.
- Biaya pengolahan dan pemurnian pasir kuarsa sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu
rupiah) per meter kubik.
Sehingga total biaya menjadi Rp. 52.000,- (lima puluh dua ribu rupiah) per meter
kubik.
b. Terhadap biaya-biaya tersebut diatas dalam ayat 1 point a pasal ini ditentukan
perhitungan kubikasinya adalah di atas stock pile penumpukan ditambang.
c. Jumlah kubikasi pasir kuarsa yang harus dibayar PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA adalah tidak kurang dari 10.000 meter kubik perbulan.
d. Jika hasil pengangkutan dan penjualan yang dilakukan PIHAK PERTAMA melebihi
dari 10.000 meter kubik perbulan maka PIHAK PERTAMA akan membayar
sejumlah kubikasi real pengangkutan dan penjualan perbulan kepada PIHAK
KEDUA.

2. Pembayaran atas biaya-biaya tersebut pada ayat 1 pasal ini adalah dengan cara
transfer ke rekening Bank dan/atau tunai atas nama PIHAK KEDUA dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pembayaran pertama yaitu sejumlah Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah)
sebagai uang muka, dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA pada
saat perjanjian kerjasama operasional pertambangan ini ditandatangani kedua belah
Pihak.
b. Terhadap pengangkutan dan penjualan yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA,
PIHAK PERTAMA akan melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sejumlah
kubikasi yang terangkut dan terjual dikalikan dengan nilai rupiah biaya-biaya
pekerjaan sesuai ayat 1 pasal ini bersamaan dengan penerimaan pembayaran hasil
penjualan PIHAK PERTAMA.
c. Bila pengangkutan dan penjualan yang dilakukan PIHAK PERTAMA tidak mencapai
minimum kubikasi bulanan, maka pembayaran atas minimum kubikasi bulanan akan
dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya tanggal 2
bulan berikutnya.

PASAL 8
PPENENTUAN KUALITAS DAN KUANTITAS

1. Selama jangka waktu Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat
untuk menetapkan jumlah kubikasi minimum perbulan yaitu 10.000 meter kubik dengan
tingkat kandungan lumpur paling banyak adalah 4 presen.
2. Penentuan dan pengukuran jumlah kubikasi dan kualitas pasir kuarsa yang telah
dilakukan pengolahan dan pemurnian adalah di stock pile penumpukan di tambang.
3. Pengukuran untuk menentukan volume pasir kuarsa di stock pile di tambang dan
pengetesan untuk menentukan kandungan lumpurnya dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
4. Terhadap hasil pengukuran volume dan pengetesan kandungan lumpur pasir kuarsa di
stock pile di tambang yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, jika
terdapat selisih pengukuran dan pengetesan maka akan diambil kesepakatan nilai rata-
rata terhadap kedua hasil pengukuran dan pengetesan tersebut.
5. Pengukuran terhadap jumlah kubikasi di stock pile di tambang dilakukan oleh masing-
masing pihak dengan menggunakan metode konvensional dan metode foto permukaan
tumpukan dengan peralatan total station. Metode konvensional yaitu pengukuran
terhadap vesel dump truck saat dilakukan pengangkutan.
6. Pengujian dan perhitungan jumlah kandungan lumpur yang dilakukan oleh masing-
masing pihak terhadap pasir kuarsa di stock pile di tambang dilakukan dengan
pengujian berdasarkan volume dan pengujian berdasarkan berat.
7. Atas pengukuran volume dan pengujian kandungan lumpur pasir kuarsa yang dilakukan
masing-masing pihak maka biaya yang timbul akan ditanggung oleh masing-masing
pihak.

PASAL 9
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

PARA PIHAK dalam melaksanakan pekerjaannya harus mematuhi syarat-syarat


pelaksanaan seperti tersebut dibawah ini :
1. Pelaksanaan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan rencana kerja dan spesifikasi yang
telah di musyawarahkan.

2. Waktu pelaksanaan harus mengikuti jadwal "Master Time Schedule" penambangan


bersama.

3. PARA PIHAK didalam melaksanakan kewajiban atas pekerjaannya yang terkait dengan
perjanjian ini akan mengikuti petunjuk yang diberikan berdasarkan schedule syarat kerja
yang telah disepakati dan demi kepentingan bersama.

4. Dalam melaksanakan pekerjaan melalui para pekerja dilapangan harus bersikap sopan
santun serta harus dapat bekerja sama secara positif dan terpadu dengan pihak-pihak
lainnya yang terkait dengan pelaksanaan dari pekerjaannya masing-masing dan /
ataupun keseluruhan pekerjaan.

5. PARA PIHAK sepakat untuk selalu menerapkan safety management sistem dalam
melaksanakan kegiatan pertambangan.

6. Seluruh karyawan PARA PIHAK tidak diperbolehkan mabuk-mabukan, berjualan obat-


obatan terlarang didalam lingkungan area pekerjaan pertambangan.

PASAL 10
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian ini berlaku 3 (tiga) tahun setelah ditandatanganinya perjanjian ini dan akan
berakhir dengan sendirinya pada tanggal 22 Maret 2023 kecuali diperpanjang dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian ini.
2. Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu, setelah berakhirnya
masa jangka waktu 3 (tiga) tahun periode pertama, dengan syarat-syarat yang
disepakati oleh kedua belah pihak.
3. PIHAK KEDUA dalam jangka waktu 5 bulan sebelum masa berakhirnya perjanjian
harus menyatakan kehendaknya secara tertulis apabila berkehendak untuk melakukan
perpanjangan jangka waktu objek kerjasama operasional  pertambangan dalam
perjanjian ini.

PASAL 11
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
1. PIHAK PERTAMA berhak atas pengoperasian objek kerjasama operasional yang
diberikan oleh PIHAK KEDUA selama jangka waktu dan ketentuan sebagaimana telah
disepakati dan disetujui.
2. PIHAK PERTAMA berhak atas dioperasikannya objek kerjasama operasional
oleh PIHAK KEDUA, sebagaimana yang disepakati dan disetujui sebelumnya sesuai
dengan biaya, waktu, jaminan, dan cara pembayaran yang telah disepakati dan disetujui
dalam perjanjian ini.
3. PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta perpanjangan jangka waktu masa kerjasama
operasional kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang
diatur dalam perjanjian ini.
4. PIHAK PERTAMA berhak memutus perjanjian ini bila PIHAK KEDUA tidak dapat
melaksanakan kegiatan penambangan selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dikarenakan
masalah unit-unit alat berat tidak dapat beroperasi secara maksimal (PA kurang dari
85%) dan atau tidak tercapainya target produksi selama 3 (tiga) bulan berturut-turut.
5. PIHAK PERTAMA berhak menunjuk kontraktor lain dikarenakan PIHAK KEDUA tidak
dapat beroperasi sesuai ayat 4 di pasal ini.
6. PIHAK PERTAMA wajib membayar biaya-biaya yang timbul karena pelaksanaan
kerjasama operasional, terhadap objek dan lokasi, selama jangka waktu, tempat, dan
cara pembayaran sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian ini.
7. PIHAK PERTAMA wajib menyediakan lokasi obyek operasional yang legal, sah, aman
dan sesuai dengan batasan wilayah IUP OP PT Kidul Makmur Jaya.
8. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyediakan serta mengirimkan tenaga supervisi
yang akan mengoperasikan objek kerjasama operasional.
9. PIHAK PERTAMA berkewajiban secara penuh untuk mengangkut dan menjual hasil
operasi produksi yang dihasilkan PIHAK KEDUA sejumlah minimum kubikasi perbulan
dan atau lebih.
10. PIHAK PERTAMA berkewajiban secara penuh fungsi community development di
wilayah IUP OP PT Kidul Makmur Jaya.
11. PIHAK KEDUA wajib mengoperasikan objek kerjasama operasional tersebut seutuhnya
setelah PIHAK PERTAMA menandatangani Surat Perjanjian ini, sebagaimana sudah
disetujui dan disepakati sebelumnya.
12. PIHAK KEDUA wajib menyiapkan unit-unit alat berat yang dibutuhkan dalam kegiatan
penambangan dengan PA Unit Minimal 85% dan minimal tahun produksi tahun 2015.
13. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab atas objek operasional yang dioperasikan
kepada PIHAK PERTAMA, sesuai dengan kewajiban yang diatur dalam perjanjian ini.
14. PIHAK KEDUA wajib mengoperasikan objek kerjasama tersebut
kepada PIHAK PERTAMA meliputi segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya
serta dimaksudkan bagi penggunanya yang tetap, selama jangka waktu masa
operasional.
15. Segala kerusakan dari objek operasional berupa kerusakan peralatan unit alat-alat berat
milik PIHAK KEDUA menjadi tanggungan sepenuhnya dari PIHAK KEDUA.
16. PIHAK KEDUA berkewajiban menyediakan serta mengirimkan tenaga supervisi yang
akan mengoperasikan objek kerjasama operasional.
17. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran secara lunas terhadap Pengoperasian
objek kerjasama operasional, sesuai dengan ketentuan dan cara pembayaran yang
sebagaimana telah disepakati dan disetujui sebelumnya oleh kedua belah pihak.
18. Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat melunasi pembayaran setiap bulannya,
maka PIHAK KEDUA dapat memberikan surat teguran pelunasan tagihan disetiap
keterlambatan waktu pembayaran, dengan sanksi-sanksi yang telah diatur dalam
perjanjian ini.

PASAL 12
TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK

1. PARA PIHAK bertanggung jawab secara penuh untuk kepeduliannya terhadap


keberhasilan pelaksanaan kerjasama ini sesuai dengan Perjanjian ini.
2. Tanggung jawab para pihak secara bersama-sama adalah untuk  mencarikan
solusi pelaksaan kerjasama operasional  yang diperlukan sebagaimana dimaksud
dalam Perjanjian ini.

PASAL 13
PERALATAN, PERLENGKAPAN DAN TENAGA KERJA

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat berkaitan dengan pengadaan peralatan dan


perlengkapan untuk pelaksanaan kerjasama operasional pertambangan harus sesuai
dengan spesifikasi dan fungsi yang dikelola secara terpadu (integrated management).
2. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap tenaga kerja atau personil
yang berasal dari masing-masing PIHAK yang akan digunakan dalam Pelaksanaan
Kerjasama Operasional, baik itu mengenai kemampuan, kecakapan dan keahlian kerja.
3. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap proses dan tata cara seleksi
tenaga kerja atau personil dari masing-masing PIHAK yang akan digunakan oleh
dalam Pelaksanaan Kerjasama Operasional Pertambangan.
4. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap hak-hak dan kewajiban-
kewajiban tenaga kerja atau personil masing-masing PIHAK yang akan digunakan
dalam Pelaksanaan Kerjasama Operasional, beserta akibat-akibat hukum lainnya yang
berkaitan dengan perjanjian kerja yang dibuat oleh dan antara masing-
masing PIHAK dengan tenaga kerjanya.

PASAL 14
PAJAK-PAJAK
1. Segala pajak-pajak yang timbul dalam rangka pelaksanaan kerjasama operasional
pertambangan akan menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) masing-masing
PIHAK, sebagaimana yang telah disepakati oleh para pihak, kecuali ditentukan lain
dalam perjanjian ini.
2. Pajak-Pajak yang timbul dari Alat-alat berat sesuai dengan tahun dan ketentuan lain
yang mengaturnya, menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sebagai Pemilik dari
barang tersebut.

PASAL 15
PERNYATAAN DAN JAMINAN

PARA PIHAK setuju dan sepakat menyatakan dan menjamin bahwa:


1. Akan melaksanakan kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang disyaratkan dalam
Perjanjian ini.
2. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-
OP) PT KIDUL MAKMUR JAYA Nomor: 570/03/IUP-OP-DPMPTSP/III/2017. Kode
Wilayah : 22 3607 4 05 2016 135, adalah benar, dan menjamin bahwa keseluruhan dari
Legalitas Perijinan Pertambangan yang dikerjasamakan pengelolaannya kepada PIHAK
PERTAMA, tidak ada permasalahan apapun terhadap Perundang-undangan dan
Peraturan Pemerintah Dinas Pertambangan dan Kehutanan, baik Pemerintah Daerah
serta Pemerintahan Pusat Republik Indonesia.

3. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa Tidak ada ikatan apapun terhadap PIHAK KETIGA
lainnya yang menyangkut wilayah pertambangan yang dikerjasamakan pengelolaannya
kepada PIHAK PERTAMA.

4. PIHAK PERTAMA menanggung segala sesuatu hal kerugian PIHAK KEDUA, apabila
ternyata dikemudian hari hal tersebut pada pasal 12 ayat 2 dan ayat 3 tidak benar
adanya, dan terdapat permasalahan yang menyebabkan PIHAK KEDUA tidak dapat
melakukan kegiatan pokoknya.

5. PIHAK KEDUA menjamin bahwa dalam melaksanakan kegiatan penambangan sesuai


dengan undang-undang dan peraturan pertambangan, serta akan melakukan tanggung
jawabnya sesuai yang tercantum dalam tanggung jawab pokoknya pada Perjanjian
Kerjasama Operasional Pertambangan ini.

6. PIHAK KEDUA menjamin akan melaksanakan kegiatan penambangan, pengolahan


dan pemurnian pasir kuarsa sesuai target bulanan yang disepakati, dengan
menggunakan peralatan yang cukup dan tenaga kerja yang memadai.

7. Untuk melaksanakan Perjanjian ini atas dasar itikad baik, dan setiap perubahan yang
terjadi pada struktur organisasi Proyek, anggaran dasar, kepengurusan, kepemilikan
saham PARA PIHAK dalam Perjanjian ini akan diberitahukan oleh PIHAK yang
mengalami perubahan itu kepada PIHAK yang lain dan tidak akan memperngaruhi
pelaksanaan Perjanjian ini.
8. Penandatangan Perjanjian ini berhak dan berkewenangan untuk bertindak untuk dan
atas nama PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, dan setiap semua tindakan,
prosedur dan langkah yang diwajibkan atau kelaziman dilakukan untuk memperoleh hak
dan kewenangan tersebut telah dilakukan sesuai dengan ketentuan undang-undang
dan anggaran dasar yang berlaku bagi PARA PIHAK dalam Perjanjian ini.
9. Masing-masing PIHAK telah melakukan segala tindakan hukum yang diperlukan untuk
sahnya Perjanjian ini sehingga pelaksanaannya tidak dan tidak akan bertentangan
dengan atau melanggar ketentuan-kententuan hukum atau peraturan-peraturan atau
kebijaksanaan pemerintah.

PASAL 16
KORESPODENSI
1. Segala surat menyurat yang berkaitan dengan PARA PIHAK  akan ditujukan dengan
alamat sebagai berikut :
a. Apabila ditujukan kepada PIHAK PERTAMA atau PT. EKA ENERGI SELARAS,
maka dialamatkan kepada :

PT. EKA ENERGI SELARAS


Jl. Kubis III No. 17A RT 002 RW 005, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Kota Tangerang
Telp. 021-7418595/96. Fax. 021-7418594
Person : Andi Carolus P. Sihombing. Telp. 087884649781……………………… e-mail
: andicpsihombing@gmail.com

b. Apabila ditujukan kepada PIHAK KEDUA atau PT BLASOSEM PUTRA, maka


dialamatkan kepada :

PT BLASOSEM PUTRA
Taman Pulo Indah Blok U1 No 15, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur 13940
Telp. 021-4806445, 48700278. Fax. 021-48700334
Person : Slamet, SH. Telp. 08111894854. e-mail : slametblasosem1@gmail.com

2. Segala surat menyurat yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada
hari penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku ekspedisi atau buku
tanda terima pengirim, sedangkan pengiriman melalui faksimili dianggap telah diterima
pada saat telah diterima kode jawaban (answerback) pada konfirmasi faksimili pada
pengiriman faksimili dan setiap perintah atau pemberitahuan yang dikirim melalui email
akan dianggap sebagai perintah atau pemberitahuan.
3. Apabila terjadi perubahan alamat untuk korespodensi oleh salah satu PIHAK di
Indonesia, maka perubahan alamat untuk korespodensi itu harus diberitahukan secara
Terulis sebelumnya kepada PIHAK lainnya.

PASAL 17
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila PIHAK KEDUA didalam melaksanakan kewajibannya tidak dapat memenuhi
produksi minimum bulanan yang telah disepakati dalam Perjanjian ini, maka PIHAK
KEDUA akan dikenakan Sanksi Dan Denda sebesar 2,5% (dua koma lima persen) Rp
52.000,- (lima puluh dua ribu rupiah) per kubik dikali dengan dari sisa nilai kekurangan
produksi minimum bulanan., misalnya hanya tercapai produksi 7.000 kubik maka sisa
3.000 kubik x Rp 52.000,- (denda).

2. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi produksi minimum bulanan dikarenakan
unit-unit alat berat mengalami kerusakan selama 7 hari berturut-turut selama 1 bulan
maka sanksi atau denda tetap sama mengacu kepada ayat 1 pasal ini.

3. PIHAK PERTAMA yang tidak dapat menyelesaikan pembayaran sesuai dengan waktu


dan cara pembayaran, PIHAK PERTAMA dikenakan denda sebesar 2,5% (dua koma
lima persen) dari nilai total yang belum terbayar perhari terhitung sejak waktu
keterlambatan pembayaran.
4. Apabila PIHAK PERTAMA tetap tidak dapat menyelesaikan pembayaran hingga 1
(satu) bulan maka PIHAK KEDUA dapat menghentikan operasionalnya dan/atau
menarik kembali objek kerjasama operasional dibawah penguasaannya hingga sisa
pembayaran dapat dilunasi.
5. Apabila PIHAK PERTAMA di dalam penguasaan pengelolaan wilayah IUP-OP PT
KIDUL MAKMUR JAYA dan lingkungan tidak mendukung secara aman dan kondusif
secara lengkap maka akan berdampak pada berhentinya aktivitas operasional PIHAK
KEDUA tersebut dan PIHAK KEDUA berhak menerima ganti rugi atas pembayaran
tenaga kerja, alat-alat berat dan peralatan lain yang tidak bisa bekerja di karenakan
dari PIHAK PERTAMA. Perhitungan penggantian ini wajib di bayarkan selambat
lambatnya 1 bulan terhitung saat terjadinya penghentian aktivitas operasional.

6. Apabila PIHAK KEDUA didalam melaksanakan pekerjaannya diatas terdapat


penyimpangan dan melakukan pelanggaran-pelanggaran dan ataupun dianggap tidak
mampu melaksanakan kewajibannya/pekerjaannya, maka kepada PIHAK KEDUA
akan diberikan Surat Teguran tertulis dan maksimal sampai tiga kali Surat Teguran
sebagai sanksi.

PASAL 18
PEMBERITAHUAN

Semua pemberitahuan antara kedua belah pihak yang berkaitan dengan perjanjian ini, akan
dilakukan secara tertulis dan berlaku sebagai alat pembuktian.

PASAL 19
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. Jangka waktu Kerjasama Operasional Pertambangan berlaku sejak tanggal


ditandatanganinya Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan akan
berakhir apabila:
a. Pelaksanaan Objek Kerjasama Operasional telah selesai dengan dibuktikan telah
habisnya masa pelaksanaan Proyek, serta seluruh hak dan kewajiban antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA maupun pihak-pihak diluar Perjanjian ini yang masih
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan Objek Kerjasama Operasional telah
terpenuhi semuanya.
b. Telah diselesaikannya hak dan kewajiban masing-masing PIHAK dalam Kerjasama
Operasional.
c. Selama kegiatan penambangan PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kewajibannya
sesuai dengan pasal 11.
d. Atas persetujuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk mengakhiri Perjanjian
ini.
2. PARA PIHAK telah melaksanakan seluruh kewajiban-kewajibannya di dalam Perjanjian
ini.
3. PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya pasal 1266 dari
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian ini.

PASAL 20
KERAHASIAAN
1. Sehubungan dan sesuai dengan syarat-syarat dan kondisi dalam Perjanjian ini,
dokumen-dokumen perjanjian, masing-masing PIHAK bersedia untuk memberikan
kepada PIHAK lainnya informasi yang bersifat rahasia yang berhubungan dengan Proyek
yang termasuk namun tidak terbatas pada dokumen-dokumen perjanjian, strategi, angka-
angka dan data lain, informasi, penafsiran, kontrak dan dokumen lain yang terkait dengan
Proyek.
2. Dengan memperhatikan pemberian informasi rahasia yang sebagaimana dimaksud pada
ayat 1. Perjanjian ini, PARA PIHAK menyetujui bahwa informasi rahasia harus dijaga
kerahasiaannya dan tidak boleh diumumkan kepada publik atau diungkapkan kepada
siapapun dengan cara apapun, termasuk dengan cara memfotokopi atau memproduksi,
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK lainnya, kecuali sebagaimana
dimaksud  dalam ketentuan-ketentuan dibawah ini :
a. yang sudah menjadi milik publik atau tersedia untuk publik selain dari tindakan atau
kelalaian PARA PIHAK; atau
b. yang diperlukan untuk diungkapkan berdasarkan ketentuan hukum atau perintah
pemerintah, keputusan, peraturan, dengan ketentuan bahwa PIHAK yang akan
mengungkapkan informasi rahasia dimaksud wajib memberikan pemberitahuan
secara Tertulis terlebih dahulu kepada Pihak lainnya mengenai pengungkapan
tersebut; atau
c. yang diperoleh sendiri oleh PIHAK atau PARA PIHAK dari pihak ketiga lainnya yang
mempunyai hak untuk memberitahukan informasi tersebut.
3. Masing-masing PIHAK dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa masing-
masing PIHAK memiliki hak dan kewenangan untuk mengungkapkan informasi rahasia
kepada PIHAK lainnya dalam Perjanjian ini.

PASAL 21
FORCE MAJEURE

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari hak dan kewajiban dari


Perjanjian Kerjasama Operasional ini apabila terjadi  force majeure.
2. Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi keadaan-keadaan sebagai
berikut:
a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor dan kejadian-kejadian
lain di luar kemampuan manusia;
b. Huru-hara, seperti kerusuhan sosial, perang dan kejadian lain yang ditimbulkan oleh
manusia namun berada di luar kemampuan PARA PIHAK untuk mengatasinya;
c. Perubahan kebijakan Pemerintah, yang secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini.
3. Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeur). PIHAK yang tekena force
majeure harus memberitahukan kepada PIHAK lainnya secara tertulis selambat-
lambatnya dalam 7 (tujuh) hari sejak terjadi keadaan memaksa, disertai bukti-bukti yang
sah, demikian juga pada waktu keadaan memaksa berakhir
4. Atas permintaan PIHAK yang tekena force majeure, PIHAK lainnya akan menyetujui atau
menolak secara tertulis selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari. Apabila PIHAK lainnya
tersebut  tidak memberikan jawaban, maka dianggap menyetujui adanya keadaan
memaksa tersebut.
5. Bilamana keadaan memaksa itu tidak diberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA oleh PIHAK KEDUA, sesuai dengan ketentuan pada ayat (3) Pasal ini,
maka PARA PIHAK dapat menyatakan bahwa force majeure dianggap tidak pernah
terjadi.

PASAL 22
BAHASA  DAN HUKUM YANG BERLAKU

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa bahasa yang dipergunakan  dalam Perjanjian


ini adalah  bahasa Indonesia.
2. Jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris atau bahasa lainnya, dalam hal terjadi
perbedaan penafsiran maka yang akan berlaku adalah Perjanjian yang dibuat dalam
bahasa Indonesia.
3. Perjanjian ini tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di wilayah negara
Republik Indonesia.

PASAL 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat yang berhubungan dengan


Perjanjian ini akan sepanjang memungkinkan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat antara PARA PIHAK.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak berhasil, maka kedua belah pihak
sepakat untuk memilih domisili hukum dan tetap di kantor Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Timur.
PASAL 24
LAIN-LAIN
1. Segala sesuatu yang tidak atau belum termasuk dalam Perjanjian ini, baik perubahan-
perubahan, peyimpangan-penyimpangan mupun tambahan-tambahan akan diatur dan
dijelaskan lebih lanjut oleh PARA PIHAK secara tertulis dalam suatu tambahan atau
Addendum yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian yang utuh dari Perjanjian
ini.
2. Apabila terdapat salah satu pasal dan atau ayat atau ketentuan dalam Perjanjian ini
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau
dinyatakan batal demi hukum dan atau cacat hukum oleh pengadilan, maka pernyataan
tersebut tidak berpengaruh terhadap ayat-ayat dan atau pasal-pasal lain dalam Perjanjian
ini, sehingga ketentuan-ketentuan lain dalam Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat
masing-masing PIHAK.
3. Perjanjian ini berlaku dan mengikat PARA PIHAK sejak ditandatanganinya oleh masing-
masing PIHAK.

Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditandatangani oleh kedua belah pihak
dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh kedua belah pihak.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT EKA ENERGI SELARAS PT DURIANGKANG PUTRA

Andi Carolus P. Sihombing Slamet, SH


Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai