Anda di halaman 1dari 20

PERJANJIAN PENGELOLAAN PENAMBANGAN

PASIR KUARSA
Antara
PT KIDUL MAKMUR JAYA (KMJ) DAN H. DJONI
DARMAWAN
Dengan
PT BLASOSEM PUTRA

BLOK CIGALUGUR, BAYAH, BANTEN


NO. 0119/PPPPK/KMJ-DPA/BYH/VI/2020

Perjanjian Pengelolaan Penambangan Pasir Kuarsa ini dibuat pada hari Minggu, tanggal tujuh,
bulan Juni, tahun dua ribu dua puluh (07 – 06 - 2020) di Jakarta, telah ditandatangani sebuah
Perjanjian Pengelolaan Penambangan Pasir Kuarsa oleh dan antara :

1. Bagus Saputra, Swasta, Warga Negara Indonesia, pemegang KTP nomor


317302210882009, bertempat tinggal di Jakarta, di Jalan DR. Semeru Gang III Nomor 20,
RT 007, RW 007, Kelurahan Grogol Petamburan, Kecamatan Grogol, Kota Jakarta
Barat, jabatannya sebagai Direktur Perseroan yang akan disebut di bawah ini.
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian untuk dan
atas nama Persero PT KIDUL MAKMUR JAYA, berkedudukan di Rangkasbitung,
Kabupaten Lebak, Propinsi Banten, yang dibuat dihadapan Dewi Inalya Junita Sitorus, SH.,
M.Kn. Notaris, di Serang, Banten, yang akta pendirian dan Anggaran Dasar mana telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 04 April 2014 Nomor 08,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
tanggal 30 April 2014 Nomor AHU-06431.40.10.20.2014, yang dilakukan perubahan
terakhir tertanggal 30 Nopember 2017 Nomor 01 dihadapan Notaris Dewi Inalya Junita
Sitorus, SH., M.Kn. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tanggal 09 Januari 2018 Nomor AHU-AH.01.03.0207834. Dan H. Djoni
Darmawan alamat : JL. DR.Semeru Gg 3 No 20 RT 007, RW 007, Grogol, pertambunan,
Jakarta Barat selaku pemilik tanah di Desa Pambubulan Kecamatan Bayah Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten seluas 11,7 ha selanjutnya hal ini disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.

2. Slamet, SH, Swasta, Warga Negara Indonesia, pemegang KTP Nomor


31750600403660010, bertempat tinggal di Jakarta, Perum Taman Pulo Indah Blok T2 No.
2, RT 001, RW 018, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur,
jabatannya sebagai Direktur Perseroan yang akan disebut di bawah ini.
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas dan sebagai demikian untuk dan
atas nama Perseroan PT BLASOSEM PUTRA , berkedudukan di Jakarta, yang dibuat
dihadapan H. Khairuddin Rasyid, SH. Notaris, di Batam, yang akta pendirian dan Anggaran
Dasar mana telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 18 Mei
2009 Nomor 87, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tanggal 10 Juli 2009 Nomor AHU-31790.AH.01.01.Tahun.2009 yang
dilakukan perubahan terakhir tertanggal 17 April 2015 Nomor 90 dihadapan Notaris H.
Rizul Sudarmadi, SH, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia tanggal 22 April 2015 Nomor AHU-0933852.AH.01.02.Tahun
2015. Yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama untuk selanjutnya dapat
disebut juga sebagai “PARA PIHAK”, dan untuk masing-masing disebut sebagai “PIHAK”.

Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sebelumnya menerangkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Bahwa PIHAK PERTAMA merupakan pemegang ljin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi (IUP-OP) yang sah menurut hukum di Indonesia berdasarkan Keputusan
Gubernur Banten melalui Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Propinsi Banten sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan tertanggal
09 Maret 2017 Nomor : 570/03/IUP.OP.DPMPTSP/III/2017 berlokasi di blok Cigalugur,
desa Pamubulan, kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, propinsi Banten, dengan kode
wilayah 22 3602 4 05 2016 135, seluas 11.4 Ha (sebelas koma empat hektar), peta
wilayah ljin Usaha Pertambangan Operasi Produksi terdapat pada Lampiran I
perjanjian ini.

2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang


penambangan mineral dan batubara di wilayah Republik Indonesia dan dapat melakukan
kegiatan eksplorasi untuk menentukan desain penambangan, kegiatan penambangan,
kegiatan pengolahan dan pemurnian, kegiatan pembangunan sarana prasarana
tambang, dan kegiatan pengangkutan serta penjualan.

3. Bahwa PIHAK PERTAMA menyatakan dengan ini melimpahkan pekerjaan pengelolaan


penambangan pasir kuarsa kepada PIHAK KEDUA yang mampu mengelola tambang
pasir kuarsa sesuai IUP-OP yang dimiliki PIHAK PERTAMA sesuai dengan kapasitas
serta hak dan kewajiban PARA PIHAK.

4. Bahwa PIHAK KEDUA akan melaksanakan pengelolaan serta melakukan kegiatan


penambangan pasir kuarsa diarea Ijin Usaha Pertambangan (IUP) tersebut.

5. Bahwa PIHAK KEDUA akan melakukan penelitian dan penilaian geologi di area Ijin
Usaha Pertambangan milik PIHAK PERTAMA melalui eksplorasi detail sehingga
diperoleh data kondisi geologi setempat, data cadangan dan kualitas pasir kuarsa
guna membuat perencanaan tambang serta akan dijadikan sebagai dasar penentuan
pemilihan alat dan peralatan penambangan, pengolahan dan pemurnian yang tepat
serta untuk melakukan setting kegiatan penambangan yang sesuai sehingga benar-
benar efisien dan efektif untuk PARA PIHAK.

Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, PARA PIHAK bertindak sebagaimana tersebut
di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat perjanjian, mensinergikan kemampuan,
ketepatan, kesesuaian, keberhasilan, kelancaran dan keahlian untuk pelaksanaan Pengelolaan
Penambangan Pasir Kuarsa pada IUP OP PT Kidul Makmur Jaya, blok Cigalugur, Bayah,
Banten dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
DEFINISI

Perjanjian ini adalah Perjanjian Pengelolaan Penambangan Pasir Kuarsa yang


dilakukan oleh dan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ketentuan
dan syarat-syarat yang diatur dalam Perjanjian ini.

Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan:


1. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral yang rneliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan.
2. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik
dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk
batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
3. Pasir Kuarsa adalah hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti
kuarsa dan feldspar dan merupakan bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
4. Pertambangan Pasir Kuarsa adalah pertambangan batuan yang mengandung
kuarsa atau kristal-kristal silika (SiO2) dan senyawa pengotor yang terdapat di
dalam bumi.
5. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral
yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan.
6. Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan.
7. IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi
produksi.
8. Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui
kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.
9. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta inforrnasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
10. Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi
konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan
dan penjualan, serta sarana perigendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil
studi kelayakan.
11. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pernbangunan
seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.
12. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk
memproduksi mineral dan atau mineral ikutannya.
13. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
meningkatkan mutu mineral serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral
ikutan.
14. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral
dari daerah tambang dan atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat
penyerahan.
15. Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil
pertambangan mineral.
16. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan
yang didirikan berdasarkan hokum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
17. Jasa Penambangan adalah jasa penunjang berkaitan dengan kegiatan usaha
pertambangan.
18. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut amdal, adalah
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan 'usaha dan atau kegiatan.
19. Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP, adalah wilayah yang
memiliki potensi mineral dan tidak terikat dengan batasan administrasi
pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasi.onal.

20. Wilayah Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WUP, adalah bagian
dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan atau informasi geologi.
21. Wilayah Izin Usaha Pertarnbangan, yang selanjutnya disebut WIUP, adalah
wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.
22. Disposal Area adalah tempat peninbunan dan penumpukan dari kegiatan pengupasan tanah
penutup atas sebagaimana ditentukan dalam rencana tambang.
23. Bulan adalah suatu periode yang dimulai pada hari pertama dari/atau tanggal pertama pada
hari dan/atau tanggal kalender per bulan. Kecuali apabila hitungan bulan dimulai pada hari
dan/atau tanggal yang tidak dimulai hari dan/atau tanggal pertama kalender per bulan
tetapi setiap periode yang dihitung total selama 30 (tiga) puluh hari kalender.
24. Hari Kalender adalah hari kerja, termasuk hari sabtu, minggu dan hari libur nasional.
25. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan jum’at (kecuali hari libur, baik hari sabtu,
minggu maupun libur nasiona).
26. Jangka Waktu adalah jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal …..
Perjanjian ini.
27. Perjanjian adalah Perjanjian Pengelolaan Penambangan Pasir Kuarsa ini yang dibuat dan
ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan, tahun, dan tempat
sebagaimana disebutkan pada bagian awal Perjanjian ini, dengan ketentuan-ketentuan yang
telah dimengerti, disepakati, dan disetujui oleh PARA PIHAK, termasuk setiap terdapat
perubahan-perubahan dan penambahan-penambahan secara tertulis dari waktu ke waktu.
28. Processing adalah proses penyiapan dan pengolahan pasir kuarsa untuk menghasilkan
pasir kuarsa yang siap jual.
29. ROM (run of mine) adalah tempat penyetokan pasir kuarsa yang belum dilakukan
pemrosesan lebih lanjut atau belum dilakukan pengolahan dan pemurnian.
30. Stockpile adalah área atau lokasi tempat penimbunan/penumpukan pasir kuarsa sebelum
dilakukan pengangkutan ke tempat penjualan akhir.

PASAL 2
RUANG LINGKUP

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain bahwa Perjanjian ini
dibuat khusus dan terbatas untuk pelaksanaan Pengelolaan Penambangan Pasir Kuarsa
sesuai Ijin Usaha Pertambangan dan wilayah Ijin Usaha Pertambangan milik PIHAK
PERTAMA di blok Cigalugur, desa Pamubulan, kecamatan Bayah, kabupaten Lebak, Propinsi
Banten.
Proses pelaksanaan pengelolaan penambangan pasir kuarsa yang akan dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan mengacu dan sesuai dengan dokumen perjanjian serta
lampirannya untuk pekerjaan yang akan dibuat oleh dan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.

PASAL 3
OBJEK PENGELOLAAN
1. Objek pengelolaan pada perjanjian yang dilakukan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA merupakan barang yang sah menurut hukum dan tidak bertentangan dengan
Peraturan Perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum.
2. PIHAK PERTAMA akan melakukan kegiatan yang terkait dengan legal usaha
pertambangan, legal wilayah usaha pertambangan, kegiatan eksplorasi pendahuluan,
kegiatan pascatambang, kegiatan pengamanan wilayah pertambangan serta kegiatan
community develpment terkait legal usaha pertambangan dan legal wilayah usaha
pertambangan.
3. PIHAK KEDUA akan melaksanakan kegiatan pengelolaan penambangan yang meliputi
kegiatan konstruksi, kegiatan penambangan, kegiatan pemurnian dan pengolahan,
kegiatan pengangkutan dan penjualan, dan kegiatan lain sehubungan dengan fasilitas
penambangan.

PASAL 4
WILAYAH PENAMBANGAN DAN VOLUME PENAMBANGAN

1. Pengelolaan Penambangan Pasir Kuarsa oleh PIHAK KEDUA ini akan dilakukan dan
dilaksanakan di Wilayah IUP OP PIHAK PERTAMA dan/atau wilayah kepemilikan lahan
yang dikuasakan kepada PIHAK PERTAMA, yaitu di blok Cigalugur, Bayah, Banten. Sesuai
peta wilayah IUP OP dan/atau peta kepemilikan lahan terlampir dalam lampiran Perjanjian
ini, dan mencakup keseluruhan area yang dijelaskan dalam koordinat wilayah sebagai
berikut :

BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN


106 – 17 - 33,24 6 – 55 – 41,60
106 – 17 - 33,24 6 – 55 – 52,43
106 – 17 - 21,10 6 – 55 – 52,43
106 – 17 - 21,10 6 – 55 – 50,16
106 – 17 - 20,63 6 – 55 – 50,16
106 – 17 - 20,63 6 – 55 – 43,20
106 – 17 - 29,57 6 – 55 – 43,20
106 – 17 - 29,57 6 – 55 – 41,60

Luas Area Pertambangan adalah 11,4 Ha (sebelas koma empat hektar)

2. PARA PIHAK sepakat bahwa selama jangka waktu Perjanjian, volume pekerjaan yang
harus dilaksanakan dan dihasilkan oleh PIHAK KEDUA adalah sebesar total 80 0.000
(delapan ratus ribu) meter kubik (M3) pasir kuarsa hasil pengolahan dan pemurnian dengan
perkiraan Stripping Ratio (SR) 6 : 1 (enam : satu. Target produksi dan penjualan
sebagaimana terlampir dalam lampiran Perjanjian ini.

3. Berdasarkan rencana produksi dan penjualan di atas maka PIHAK KEDUA harus menjaga
konsistensi produksi dan penjualan untuk tahun kedua Perjanjian ini atau efektif tahun 2021
adalah sebesar minimum 15.000 (lima belas ribu) meter kubik.
4. Dalam hal ada perubahan target produksi dan penjualan dalam masa berlakunya
Perjanjian ini maka akan dibicarakan dan disepakati oleh PARA PIHAK.

PASAL 5
JANGKA WAKTU

1. Jangka waktu berlakunya Perjanjian ini adalah 5 (lima) tahun yang berlaku efektif pada
saat ditandatanganinya Perjanjian ini sampai dengan tanggal 10 Juni 2025, kecuali
diperpanjang dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian ini.
2. Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini dapat diperpanjang untuk
suatu jangka waktu tertentu dimana syarat dan ketentuan Perjanjian dapat diperbaharui
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
3. Perpanjangan Jangka Waktu Perjanjian hanya akan berlaku dan mengikat PARA PIHAK
jika perpanjangan Jangka Waktu tersebut dibuat secara tertulis dan dituangkan dalam
suatu arnandemen/addendum Perjanjian yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan Perjanjian ini.
4. Dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sebelum Jangka Waktu berakhir, PARA PIHAK akan
bertemu untuk memutuskan apakah Jangka Waktu Perjanjian akan diperpanjang atau tidak
diperpanjang.
5. Apabila tidak tercapai kesepakatan mengenal perpanjangan Jangka Waktu, maka Perjanjian
ini akan berakhir secara hukum setelah terlampauinya Jangka Waktu sebagalmana
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini. Selanjutnya PARA PIHAK dengan ini dan untuk
selanjutnya sepakat untuk melakukan pemberesan-pernberesan secara wajar yang menjadi
tanggung jawab masing-masing PIHAK berdasarkan Perjanjian. '
6. Apabila Perjanjian dinyatakan berakhir baik sesuai dengan Jangka Waktu Perjanjian
maupun tidak sesuai dengan Jangka Waktu Perjanjian maka semua alat, peralatan dan
fasilitas investasi yang dilakukan PIHAK KEDUA akan dilakukan pemindahan dan
pengangkutan oleh PIHAK KEDUA keluar wilayah IUP OP PIHAK PERTAMA.

PASAL 6
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN JADWAL PRODUKSI

1. PIHAK KEDUA akan melaksanakan kegiatan pengelolaan penambangan setelah


Perjanjian ini ditandatangani oleh PARA PIHAK.
2. PIHAK KEDUA akan membuat jadwal rencana kegiatan atau rencana kerja secara rinci
yang akan dijadikan sebagai lampiran dalam Perjanjian ini dan untuk disepakati oleh PARA
PIHAK.
3. Perihal terdapat pelaksanaan rencana kerja yang tidak sesuai dengan apa yang telah
disepakati, maka PIHAK KEDUA akan memberikan alasan secara tertulis dengan
penjelasan-penjelasan yang masuk akal (logis) untuk dapat disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.
4. Jadwal produksi yang berlaku akan tergantung pada perencanaan tambang dan jadwal
produksi yang akan disajikan PIHAK KEDUA sebagaimana disepakati oleh PARA PIHAK
sebelum dimulainya operasi produksi. Jadwal Produksi akan dilampirkan dalam lampiran
Perjanjian ini.
PASAL 7
KETENTUAN ROYALTY DAN PEMBAYARAN ROYALTY

1. PARA PIHAK telah setuju dan sepakat bahwa dalam kegiatan pengelolaan penambangan
pasir kuarsa, PIHAK PERTAMA menetapkan royalty dari hasil kegiatan penjualan pasir
kuarsa olahan (hasil pengolahan dan pemurnian) sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu
rupiah) per meter kubik (M3).
2. Nilai Royalty tersebut dalam ayat 1 pasal ini adalah nilai royalty untuk kepemilikan IUP-OP
dan royalty atas kepemilikan lahan. Sehingga segala sesuatu hal yang berhubungan
dengan Perijinan Usaha Pertambangan dan yang berhubungan dengan status kepemilikan
lahan, baik itu terhadap biaya dan lain sebagainya menjadi beban PIHAK PERTAMA.
3. Besaran total royalty yang akan diterima PIHAK PERTAMA dari hasil kegiatan penjualan
pasir kuarsa dalam pebulannya mengikuti pelaksanaan kegiatan dan jadwal produksi yang
tercantum dalam pasal 6 Perjanjian ini beserta lampirannya.
4. Penerimaan royalty PIHAK PERTAMA dari kegiatan pengelolaan penambangan pasir
kuarsa PIHAK KEDUA yaitu setiap tanggal 20 dalam setiap bulannya.

PASAL 8
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyediakan ijin-ijin yang berkaitan dengan kegiatan


usaha pertambangan antara lain IUP Explorasi, IUP Operasi Produksi (IUP-OP) serta ijin-
ijin lainnya yang berkaitan dengan IUP Operasi produksi termasuk keabsahan dan keaslian
kepemilikan lahan.
2. Berkewajiban melengkapi dan menjamin kepada PIHAK KEDUA tentang keaslian dan
keabsahan dokumen-dokurnen dan surat-surat perijinan, termasuk didalamnya terkait hak-
hak dan kewenangan serta ijin yang telah diberikan oleh pihak yang berwenang yaitu
dengan menjamin keaslian dan keabsahan semua dokumen dan ijin hak pertambangan.
3. Berkewajiban mengurus perijinan-perijinan yang berhubungan dengan usaha pertambangan
pasir kuarsa yaitu Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dan ijin-ijin lainnya yang
diperlukan untuk kegiatan usaha pertambangan, termasuk perijinan lahan/area/Iokasi
tambang pasir kuarsa yang wajib dibebaskan oleh dan atas tanggungan/beban/biaya PIHAK
PERTAMA.
4. Berkewajiban membayar dan menyetorkan dana jaminan reklamasi dan reboisasi pada
rekening khusus kas daerah.
5. Berkewajiban membayar dan menyelesaikan royalti-royalti sesuai dengan aturan yang
berlaku atas produksi pasir kuarsa.
6. Berkewajiban membantu PIHAK KEDUA dalam hal keamanan dan kelancaran kegiatan
penambangan, terutama yang berhubungan dengan Perijinan Usaha Penambangan dan
área lahan penambangan. Membebaskan PIHAK KEDUA dari semua tuntutan pihak-pihak
lain yang menyangkut dengan Perijinan Usaha Penambangan dan área lahan penambangan
pasir kuarsa.
7. Berkewajiban melakukan rapat koordinasi secara berkala mingguan, bulanan, triwulannan
untuk membahas semua kegiatan pengelolaan penambangan. Hal-hal yang telah
diputuskan dan disepakati dari setiap rapat koordinasi dituangkan dalam Notulen dan Berita
Acara Rapat (Minutes of Meeting) dan disahkan oleh PARA PIHAK.
8. Menyiapkan Kepala Teknik Tambang (KTT) untuk keperluan pekerjaan dan mengurus
kepentingan-kepentingan dengan lembaga dan atau instansi-mstansi terkait.
9. Berkewajiban menjalankan Reklamasi Tambang dan Reboisasi untuk lahan bekas
tambang (milled out) dan dilahan terganggu lalnnya.
10. Dalam rangka pengawasan kegiatan operasional penambangan PIHAK PERTAMA berhak
untuk memasuki área penambangan tidak terbatas pada area kegiatan penggalian, área
pengolahan dan pemurnian, area penimbunan tanah penutup atas, dan área stockpile pasir
kuarsa.
11. Berhak melakukan perhitungan atas volume atau tonase pasir kuarsa yang sudah
dihasilkan/ditambang dan dilakukan pengolahan dan pemurnian oleh PIHAK KEDUA.
12. Berhak mendapatkan hasil produksi pasir kuarsa olahan sebesar minimum sesuai
rencana kerja dan jadwal produksi PIHAK KEDUA per bulan yang dihitung berdasarkan
perhitungan surat jalan penjualan pasir kuarsa.
13. Berhak untuk mendapatkan royalty dari hasil kegiatan pengelolaan penambangan yang
dilakukan oleh PIHAK KEDUA yaitu sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) per meter
kubik.
14. PIHAK PERTAMA berhak atas dijalankannya pengelolaan penambangan pasir kuarsa di
wilayah IUP-OP PIHAK PERTAMA oleh PIHAK KEDUA sebagaimana yang disepakati dan
disetujui sebelumnya sesuai dengan biaya, jangka waktu, jaminan, dan perolehan royalty
yang telah disepakati dan disetujui dalam perjanjian ini.
15. PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta perpanjangan jangka waktu Perjanjian kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam perjanjian ini.

PIHAK KEDUA

1. Berkewajiban untuk melakukan penambangan, pengolahan & pemurnian, pengangkutan


dan penjualan pasir kuarsa sesuai dengan rencana kegiatan dan jadwal produksi pada
pasal 6 Perjanjian ini.
2. Wajib melakukan penarnbangan, pengolahan dan pemurnian, mengangkut dan menjual
pasir kuarsa dengan mengikuti kaidah-kaidah pertambangan sesuai dengan dokumen UKL
dan UPL (Good Mining Practises).
3. Berkewajiban membangun serta merawat sarana dan prasarana penambangan, jalan
angkutan pasir kuarsa di área penambangan, stockpile pasir kuarsa, settling pond, serta
alat-alat pendukung kegiatan operasional yang lainnya.
4. Berkewajiban untuk melakukan kegiatan explorasi secara detail guna kepentingan
pengembangan dan pembuatan perencanaan tambang baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
5. Wajib mempersiapkan dan menyerahkan susunan kegiatan pra-penambangan,
penambangan, pengolahan & pemurnian serta penjualan dalam kurun waktu selambatnya
7 (tujuh) hari kalender kepada PIHAK PERTAMA setelah penandatanganan Perjanjian ini.
6. Berkewajiban untuk memenuhi target rencana kegiatan dan jadwal produksi sesuai dengan
pasal 6 Perjanjian ini baik tahunan maupun lima tahunan.
7. Berkewajiban untuk mencari pembeli pasir kuarsa dan melakukan penjualan pasir kuarsa
dengan menggunakan dokumen asal barang dari PIHAK PERTAMA.
8. Berkewajiban mematuhi, mentaati segala ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun adat istiadat setempat,
9. Berkewajiban untuk melaksanakan dan pemeliharaan dibidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), teknik penambangan serta pengelolaan Iingkungan yang menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA serta berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA dalam
pelaksanaannya.
10. PIHAK KEDUA berkewajiban menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dan profesional yang
mempunyai kecapakapan dalam hal operasional penambangan dan rnanagemen
penambangan. Wajib menggunakan alat dan peralatan yang cukup dan memadai serta
modal kerja yang diperlukan secara menyeluruh untuk pelaksanaan pengelolaan
penambangan ini sehingga dapat mendukung kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan
pengelolaan penambangan tersebut.
11. Wajib menggunakan tenaga kerja lokal (desa dan sekitarnya) untuk pekerjaan-pekerjaan
yang tidak memerlukan keahlian khusus.
12. Membuat laporan bulanan, 3 (tiga) bulanan dan tahunan untuk pelaporan kegiatan
penambangan ke instansi terkait dengan koordinasi dengan PIHAK PERTAMA.
13. PIHAK KEDUA berhak menjalankan usaha-usahanya, melaksanakan pekerjaannya,
mernberi keterangan-keterangan dan lain-lain tindakan yang dianggap perlu untuk
kelancaran kegiatan pengelolaan penambangan dengan senantiasa berkoordinasi
dengan PIHAK PERTAMA.
14. Berhak menerima pelimpahan atau kewenangan pengelolaan sepenuhnya atas área
penambangan yaitu wilayah IUP-OP PIHAK PERTAMA seluas 11,4 hektar.
15. Berhak untuk melakukan kegiatan operasional berupa kegiatan explorasi, exploitasi,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, termasuk berhak sepenuhnya
atas penarnbangan potensi pasir kuarsa yang terdapat diluasan wilayah/área IUP OP
tersebut selama jangka waktu Perjanjian masih berlaku.

PASAL 9
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

PARA PIHAK dalam melaksanakan pekerjaannya harus mematuhi syarat-syarat pelaksanaan


seperti tersebut dibawah ini :
1. Pelaksanaan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan rencana kerja dan spesifikasi yang
telah di musyawarahkan.
2. Waktu pelaksanaan harus mengikuti jadwal "Master Time Schedule" penambangan
bersama.
3. PARA PIHAK didalam melaksanakan kewajiban atas pekerjaannya yang terkait dengan
perjanjian ini akan mengikuti petunjuk yang diberikan berdasarkan schedule syarat kerja
yang telah disepakati dan demi kepentingan bersama.
4. Dalam melaksanakan pekerjaan melalui para pekerja dilapangan harus bersikap sopan
santun serta harus dapat bekerja sama secara positif dan terpadu dengan pihak-pihak
lainnya yang terkait dengan pelaksanaan dari pekerjaannya masing-masing dan / ataupun
keseluruhan pekerjaan.
5. PARA PIHAK sepakat untuk selalu menerapkan safety management sistem dalam
melaksanakan kegiatan pertambangan.
6. Seluruh karyawan PARA PIHAK tidak diperbolehkan mabuk-mabukan, berjualan obat-
obatan terlarang didalam lingkungan area pekerjaan pertambangan.

PASAL 10
TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK

1. PARA PIHAK bertanggung jawab secara penuh untuk kepeduliannya terhadap


keberhasilan pelaksanaan kerjasama ini sesuai dengan Perjanjian ini.
2. Tanggung jawab para pihak secara bersama-sama adalah untuk mencarikan
solusi pelaksanaan perjanjian yang diperlukan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian
ini.

PASAL 11
PERALATAN, PERLENGKAPAN DAN TENAGA KERJA

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat berkaitan dengan pengadaan peralatan dan
perlengkapan untuk pelaksanaan pengelolaan penambangan harus sesuai dengan
spesifikasi dan fungsi yang dikelola secara terpadu (integrated management).
2. PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa alat dan peralatan yang akan digunakan untuk
penambangan, pengolahan dan pemurnian serta pengangkutan adalah excavator, bulldozer,
dump truck, pompa air beserta instalasinya dan peralatan pendukung secara efisien dan
efektif sesual dengan rencana produksi dan desain teknis tambang.
3. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap tenaga kerja atau personil yang
berasal dari masing-masing PIHAK yang akan digunakan dalam pelaksanaan
operasionalnya, baik itu mengenai kemampuan, kecakapan dan keahlian kerja.
4. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap proses dan tata cara seleksi
tenaga kerja atau personil dari masing-masing PIHAK yang akan digunakan
dalam pelaksanaan operasionalnya.
5. Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap hak-hak dan kewajiban-
kewajiban tenaga kerja atau personil masing-masing PIHAK beserta akibat-akibat hukum
lainnya yang berkaitan dengan perjanjian kerja yang dibuat oleh dan antara masing-
masing PIHAK dengan tenaga kerjanya.

PASAL 12
INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS TAMBANG (MINE FACILITIES)

1. PIHAK KEDUA akan mengadakan dan menyediakan workshop, kantor, mess di lokasi
tambang untuk menunjang kegiatan operasional penambangan. Sernua biaya yang
timbul dihitung sebagai biaya operasional penambangan yang akan tanggung oleh PIHAK
KEDUA.
2. Atas semua fasilitas tambang yang sudah ada saat ini diantaranya bangunan kantor,
bangunan gudang, tangki BBM, bak pencucian pasir kuarsa yang merupakan milik PIHAK
PERTAMA, penggunaannya dapat digunakan oleh PIHAK KEDUA dengan kewajiban
perawatan, perbaikan dan penataan.
3. Pengadaan, penentuan, pernbangunan dan perawatan jalan masuk ke lokasl tambang
dan jalan akses pengangkutan pasir kuarsa dilokasi tambang sepenuhnya tanggung jawab
PIHAK KEDUA, serta dibuat untuk menunjang kegiatan operasional penambangan yang
efisien dan efektif.
4. PIHAK KEDUA akan menyiapkan, membuat, memelihara dan mengatur stockpile pasir
kuarsa yang berlokasi di tambang (ROM Stockpile), serta akan bertanggung jawab atas
kuantitas dan fluktuasi kualitas karena oksidasi dan pencampuran material lain karena waktu
proses penumpukan pasir kuarsa di stockpile.

PASAL 13
PERENCANAAN TAMBANG

1. Perencanaan dan disain tambang jangka panjang (rencana tahunan dan lima tahunan)
maupun perencanaan jangka pendek (rencana satu bulan dan tiga bulanan) sepenuhnya
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA akan menyampaikan/mempresentasikan rencana tambang tersebut
kepada PIHAK PERTAMA dan akan dijadikan sebagai 'guidance' untuk pengawasan dan
atau control operasional penambangan oleh PIHAK PERTAMA.
3. Rencana penambangan, pengolahan & pemurnian serta penjualan pasir kuarsa secara
rinci dan terencana yang dibuat oleh PIHAK KEDUA serta progress pencapaiannya
dalam satu periode ke periode lain harus dibahas dalam rapat mingguan dan/atau
bulanan bersama PIHAK PERTAMA sebagai bahan evaluasi berdasarkan pekerjaan
aktual yang sudah dilakukan dan perencanaan atau pencapaian berikutnya.

PASAL 14
PENAMBANGAN, PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN PASIR KUARSA

1. Pada proses penambangan, sistem yang digunakan adalah sistem tambang terbuka (open
Pit) dimana sebelum pekerjaan ekstraksi pasir kuarsa, dilakukan pengupasan dan
pembuangan tanah penutup paling atas dan pengupasan dan pembuangan tanah penutup
pasir kuarsa.
2. Penambangan pasir kuarsa terdiri atas pekerjaan ekstraksi cadangan pasir kuarsa yang
sudah mulai terexpose dan langsung dilakukan penyetokan ditempat yang sudah
direncanakan. Termasuk didalam pekerjaan ekstraksi pasir kuarsa adalah proses
pembersihan pasir kuarsa dari material pengotor baik yang disebabkan oleh kegiatan
penambangan maupun material pengotor yang berupa parting.
3. Dalam melakukan penambangan pasir kuarsa harus berusaha sebaik mungkin setiap
waktu untuk menjamin bahwa pasir kuarsa yang dibawa ke processing plant bebas dari
material yang tidak diinginkan seperti misalnya material pengotor dari lapisan atas dan
bawahnya pasir kuarsa, material pengotor yang berasal dari atat-alat berat yang digunakan
dalam kegiatan penambangan, dan lain-lain.
4. Hasil dari proses penambangan yaitu material pasir kuarsa asalan dilakukan pengolahan
dan pemurnian dengan tujuan untuk memisahkan kandungan pasir kuarsa dengan
kandungan Lumpur. Proses pengolahan dan pemurnian ini menyesuaikan dengan
permintaan kebutuhan pasar pasir kuarsa.
5. Pada proses pengolahan dan pemurnian pasir kuarsa yaitu dengan sistem pencucian
mekanis manual, yaitu proses pemisahan kandungan pasir kuarsa dengan kandungan
lumpur dengan menggunakan teknologi manual dan peralatan semi mekanis diantaranya
yaitu peralatan Hopper, talangan plat, screen, bak pencuci akhir, dan peralatan pompa air
beserta instalasinya. Skema proses pengolahan dan pemurnian dapat dilihat pada
lampiran perjanjian ini.
6. Pada proses pengolahan dan pemurnian ini PARA PIHAK sepakat untuk jangka panjangnya
dilakukan penyempurnaan menggunakan tehnologi mutakhir atau menggunakan mesin tepat
guna untuk mendapatkan hasil yang lebih baik secara kualitas dan kuantitas.

PASAL 15
PEMASARAN DAN PENJUALAN
1. PIHAK KEDUA mempunyai kewenangan untuk melakukan fungsi pemasaran dari hasil
proses produksi pasir kuarsa yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
2. Penjualan pasir kuarsa dilakukan oleh PIHAK KEDUA dengan menggunakan legal IUP-OP
dan surat keterangan asal barang PIHAK PERTAMA. Penerimaan hasil penjualan akan
diterima oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA wajib untuk menyetorkan royalty
sebesar yang disepakati dalam Perjanjian ini kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 16
ADMINISTRASI KEUANGAN

1. PIHAK KEDUA akan memberikan royalty atas hasil penjualan pasir kuarsa kepada PIHAK
PERTAMA setiap tanggal 20 pada setiap bulannya. Setoran royalty PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA akan ditransfer melalui rekenlng sebagai berikut:

Nama Nasabah : Djoni Darmawan


Bank :CIMB
Kantor Cabang :Tomang Toll
No. Rekening :706233050400

2. Jumlah pasir kuarsa yang diproduksi dan terjual sebagai dasar perhitungan penyetoran
royalty dihitung berdasarkan data pengiriman dan penjualan yang tercantum dalam surat
jalan yang wajib disahkan saat pengiriman pasir kuarsa.

PASAL 17
KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3&L)

1. PIHAK KEDUA harus memperhatikan dan melaksanakan semua aspek yang menyangkut
pelaksanaan aspek K3L, termasuk penyediaan peralatan dan perlengkapan yang
berhubungan seperti Alat Pelindung Diri (APD) sesuai estándar dan mengacu pada
peraturan Menteri Pertambangan Nomor 26 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral Dan Batubara.
2. PIHAK KEDUA harus menyediakan koordinator K3L untuk mengawasi situasi harian
dalam penambangan pasir kuarsa dan pengangkutan pasir kuarsa dengan tujuan
mencapai tingkat kecelakaan nihil.

PASAL 18
KERJASAMA PARA PlHAK

1. PARA PIHAK sepakat bahwa selama masa Perjanjian ini berlangsung akan selalu
berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan seluruh dan setiap ketentuan dalam
Perjanjian ini.
2. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dapat berunding dalam hal:
a. Untuk semua keadaan yang berhubungan dengan penambangan, personil, kondisi
alam dan keamanan atau ketentuan lain dalam Perjanjian ini memerlukan perubahan
untuk kepentingan hukum dan atau ekonomis PARA PIHAK tanpa merugikan
kepentingan hukum dan/atau ekonomis salah satu PIHAK, keadaan tersebut meliputi
kondisi atas nama produksl penambangan dilaksanakan seperti ukuran, kuantitas,
lokasi dan produksi pasir kuarsa, serta kondisi pasar untuk pekerjaan penambangan.
b. Kepedulian terhadap kemajuan operasi penambangan.
c. Kepedulian terhadap Iingkungan sekltamya (environmental aspect).
d. Kepedulian terhadap Program Keamanan & Keselamatan Kerja.
e. Kepedulian terhadap Environmental dan Community Development

PASAL 19
PAJAK-
PAJAK
1. Segala pajak-pajak yang timbul dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini akan
menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) masing-masing PIHAK, sebagaimana
yang telah disepakati oleh PARA PIHAK, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini.
2. Pajak-Pajak yang timbul dari Alat-alat berat sesuai dengan tahun dan ketentuan lain yang
mengaturnya, menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sebagai Pemilik dari barang
tersebut.

PASAL 19
PERNYATAAN DAN JAMINAN

PARA PIHAK setuju dan sepakat menyatakan dan menjamin bahwa:

1. PARA PIHAK adalah perusahaan yang telah sah berdiri berdasarkan hukum negara
Republik Indonesia dan secara umum merupakan subyek dari hukum perdata dan hukum
dagang dan terhadap proses hukum.
2. PARA PIHAK menyatakan telah memillki ijin dan telah memenuhi seluruh dan setiap
persyaratan yang diwajibkan oleh peraturan yang terkait untuk melaksanakan usaha.
3. PARA PIHAK menyatakan tidak terlibat dalam suatu sengketa dan/atau tidak terlibat dalam
suatu proses peradilan yang dapat menghalangi dalam melaksanakan seluruh dan setiap
kewajibannya sebagaimana dimaksud dalarn Perjanjian ini.
4. PARA PIHAK menyatakan bahwa Perjanjian ini merupakan Perjanjian yang sah, mengikat,
dapat dilaksanakan dan menimbulkan kewajiban bagi PARA PIHAK
5. PARA PIHAK menjamin akan melaksanakan setiap dan seluruh kewajlbannya
berdasarkan Perjanjian ini dengan baik dan tepat waktu,.
6. PIHAK PERTAMA menjamin akan terus memelihara dan/atau memperpanjang status badan
hukumnya dan menjarnin akan terus memelihara dan/atau memperpanjang setiap ijin usaha
dan/atau ijin lainnya yang sudah ada. Sehingga PIHAK KEDUA dapat terus melakukan
usaha dan mempertahankan eksistensinya selama Jangka Waktu Perjanjian.
7. PIHAK PERTAMA menjamin akan melindungi dan/atau membebaskan PIHAK KEDUA
dari setiap tuntutan yang diajukan oleh karyawan PIHAK PERTAMA terkait dengan
tuntutan/klaim mengenai hubungan industrial dan/atau ketenagakerjaan.
8. PIHAK PERTAMA menjamin akan melindungi dan/atau membebaskan PIHAK KEDUA
dari setiap tuntutan dan/atau klaim ganti rugi dari Pihak Ketiga lainnya dalam hal terjadi
suatu peristiwa kelalaian dan/atau kesalahan dari PIHAK PERTAMA yang menyebabkan
kerugian kepada pihak ketiga lainnya.
9. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP)
PT KIDUL MAKMUR JAYA Nomor: 570/03/IUP-OP-DPMPTSP/III/2017. Kode Wilayah : 22
3607 4 05 2016 135, adalah benar, dan menjamin bahwa keseluruhan dari Legalitas
Perijinan Pertambangan yang dikerjasamakan pengelolaannya kepada PIHAK KEDUA,
tidak ada permasalahan apapun terhadap Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah
Dinas Pertambangan dan Kehutanan, baik Pemerintah Daerah serta Pemerintahan Pusat
Republik Indonesia.
10. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa Tidak ada ikatan apapun terhadap PIHAK KETIGA
lainnya yang menyangkut wilayah pertambangan yang dikerjasamakan pengelolaannya
kepada PIHAK KEDUA.
11. PIHAK KEDUA menjamin akan terus memelihara dan/atau memperpanjang status badan
hukumnya dan menjamin akan terus memelihara dan/atau memperpanjang setiap ijin
usaha dan/atau ijin lainnya yang sudah ada. Sehingga PIHAK KEDUA dapat terus
melakukan usaha dan mempertahankan eksistensinya selama Jangka Waktu Perjanjian.
12. PIHAK KEDUA menjamin akan melindungi dan/atau membebaskan PIHAK PERTAMA
dari setiap tuntutan yang diajukan oleh karyawan PIHAK KEDUA terkait dengan
tuntutan/klaim mengenai hubungan industrial dan/atau ketenagakerjaan.
13. PIHAK KEDUA menjamin akan melindungi dan/atau membebaskan PIHAK PERTAMA
dari setiap tuntutan dan/atau klaim ganti rugi dari Pihak Ketiga lainnya dalam hal terjadi
suatu peristiwa kelalaian dan/atau kesalahan dari PIHAK KEDUA yang menyebabkan
kerugian kepada pihak ketiga lainnya.
14. PIHAK KEDUA menjamin bahwa dalam melaksanakan kegiatan penambangan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan pertambangan, serta akan melakukan tanggung
jawabnya sesuai yang tercantum dalam tanggung jawab pokoknya pada Perjanjian ini.
15. PIHAK KEDUA menjamin akan melaksanakan kegiatan penambangan, pengolahan dan
pemurnian pasir kuarsa sesuai target bulanan yang disepakati, dengan menggunakan
peralatan yang cukup dan tenaga kerja yang memadai.
16. Masing-masing PIHAK telah melakukan segala tindakan hukum yang diperlukan untuk
sahnya Perjanjian ini sehingga pelaksanaannya tidak dan tidak akan bertentangan dengan
atau melanggar ketentuan-kententuan hukum atau peraturan-peraturan atau kebijaksanaan
pemerintah.

PASAL 16
KORESPODENSI

1. Segala surat menyurat yang berkaitan dengan PARA PIHAK akan ditujukan dengan alamat
sebagai berikut :
a. Apabila ditujukan kepada PIHAK PERTAMA atau PT. KIDUL MAKMUR JAYA, maka
dialamatkan kepada :

PT. KIDUL MAKMUR JAYA


Jl. Jendral Ahmad Yani No. 166 Kadu Agung Timur, Cibadak
Telp. 081210088909
Person : Bagus Saputra Telp.081212771549 e-mail :kidul.makmur.jaya@gmail.com

b. Apabila ditujukan kepada PIHAK KEDUA atau PT BLASOSEM PUTRA, maka


dialamatkan kepada :

PT BLASOSEM PUTRA
Taman Pulo Indah Blok U1 No 15, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur 13940
Telp. 021-4806445, 48700278. Fax. 021-48700334
Person I : Slamet, SH. MH,
Jabatan : Direktur Utama
Mobile Phone : 08111894854.
e-mail : slametputraduriangkan1@gmail.com
Personal II : Sumanto
Jabatan : Bussiness & Operation Division
Mobile Phone 081297948784
Elektronik Mail : manto.bps@gmail.com

Personal III : Ananto Nugroho


Jabatan : Site Manager
Mobile Phone 081382845360
Elektronik Mail : anantonugroho.jkt1@gmail.com

2. Segala surat menyurat yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari
penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku ekspedisi atau buku tanda
terima pengirim, sedangkan pengiriman melalui faksimili dianggap telah diterima pada saat
telah diterima kode jawaban (answerback) pada konfirmasi faksimili pada pengiriman faksimili
dan setiap perintah atau pemberitahuan yang dikirim melalui email akan dianggap sebagai
perintah atau pemberitahuan.
3. Apabila terjadi perubahan alamat untuk korespodensi oleh salah satu PIHAK di Indonesia,
maka perubahan alamat untuk korespodensi itu harus diberitahukan secara Terulis
sebelumnya kepada PIHAK lainnya.

PASAL 17
PERINGATAN DAN SANKSI

1. Dalam hal PIHAK KEDUA melalaikan kewajibannya sebagaimana diatur dalam


Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA yang mengalami kerugian akibat kelalaian
tersebut berhak untuk memberikan surat peringatan tertulis pertama mengenai kelalaian
tersebut dan memberikan jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender bagi PIHAK
KEDUA untuk memperbaiki kelalaiannya.
2. Dalam hal jangka waktu dalam surat peringatan tertulis pertama telah terlampaui dan
PIHAK KEDUA tidak dapat memperbaiki kelalaiannya, maka PIHAK PERTAMA yang
mengalami kerugian berhak untuk memberikan kembali surat peringatan tertulis kedua
dan memberikan jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender bagi PIHAK KEDUA
untuk memperbaiki kelalaiannya dan kewajibannya.
3. Dalam hal PIHAK KEDUA telah menerima surat peringatan kedua dan tidak memperbaiki
kelalaiannya sampai dengan terlampauinya jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam
surat peringatan tertulis kedua, maka PIHAK PERTAMA akan menerbitkan surat
pengakhiran Perjanjlan ini secara sepihak sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini.
4. PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi (Sanksi administrative) kepada PIHAK
KEDUA berupa:
a. Pemberhentian sementara terhadap kegiatan penambangan apabila PIHAK KEDUA
melanggar atau tidak menjalankan surat teguran, surat peringatan pertama dan surat
peringatan kedua, serta surat perintah dari PIHAK PERTAMA terkait kelalaian
kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
b. Pemberhentian permanen atau pengakhiran Perjanjian apabila PIHAK KEDUA tidak
mengindahkan ayat 4.a pasal ini yang telah habis masa tunggu tanggapan dan
realisasinya yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
5. Apabila PIHAK PERTAMA di dalam penguasaan Ijin Usaha Pertambangan dan wilayah
Ijin Usaha Pertambangan dan lingkungan tidak mendukung secara aman dan kondusif
secara lengkap maka akan berdampak pada berhentinya aktivitas operasional PIHAK
KEDUA tersebut dan PIHAK KEDUA berhak menerima ganti rugi atas pembayaran
tenaga kerja, alat-alat berat dan peralatan lain yang tidak bisa bekerja di karenakan dari
kelalaian PIHAK PERTAMA.
PASAL 18
PEMBERITAHUA
N

Semua pemberitahuan antara kedua belah pihak yang berkaitan dengan perjanjian ini, akan
dilakukan secara tertulis dan berlaku sebagai alat pembuktian.

PASAL 19
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. Jangka waktu Perjanjian Pengelolaan Penambangan berlaku sejak tanggal ditandatanganinya


Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan akan berakhir apabila:
a. Pelaksanaan Pengelolaan Penambangan telah selesai dengan dibuktikan telah habisnya
masa pelaksanaan pengelolaan penambangan, serta seluruh hak dan kewajiban
antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA maupun pihak-pihak diluar Perjanjian ini
yang masih berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan telah terpenuhi semuanya.
b. Telah diselesaikannya hak dan kewajiban masing-masing PIHAK dalam Perjanjian ini.
c. Atas persetujuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk mengakhiri Perjanjian ini.
2. PARA PIHAK telah melaksanakan seluruh kewajiban-kewajibannya di dalam Perjanjian ini.
3. PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya pasal 1266 dari
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian ini.

PASAL 20
KERAHASIAA
N
1. Sehubungan dan sesuai dengan syarat-syarat dan kondisi dalam Perjanjian ini, dokumen-
dokumen perjanjian masing-masing PIHAK bersedia untuk memberikan kepada
PIHAK lainnya informasi yang bersifat rahasia yang berhubungan dengan Proyek yang
termasuk namun tidak terbatas pada dokumen-dokumen perjanjian, strategi, angka- angka
dan data lain, informasi, penafsiran, kontrak dan dokumen lain yang terkait dengan Proyek.
2. Dengan memperhatikan pemberian informasi rahasia yang sebagaimana dimaksud pada
ayat 1. Perjanjian ini, PARA PIHAK menyetujui bahwa informasi rahasia harus dijaga
kerahasiaannya dan tidak boleh diumumkan kepada publik atau diungkapkan kepada
siapapun dengan cara apapun, termasuk dengan cara memfotokopi atau memproduksi,
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK lainnya, kecuali sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan-ketentuan dibawah ini :
a. yang sudah menjadi milik publik atau tersedia untuk publik selain dari tindakan atau
kelalaian PARA PIHAK; atau
b. yang diperlukan untuk diungkapkan berdasarkan ketentuan hukum atau perintah
pemerintah, keputusan, peraturan, dengan ketentuan bahwa PIHAK yang akan
mengungkapkan informasi rahasia dimaksud wajib memberikan pemberitahuan secara
Tertulis terlebih dahulu kepada Pihak lainnya mengenai pengungkapan tersebut; atau
c. yang diperoleh sendiri oleh PIHAK atau PARA PIHAK dari pihak ketiga lainnya yang
mempunyai hak untuk memberitahukan informasi tersebut.
3. Masing-masing PIHAK dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa masing-
masing PIHAK memiliki hak dan kewenangan untuk mengungkapkan informasi rahasia
kepada PIHAK lainnya dalam Perjanjian ini.
PASAL 21
FORCE MAJEURE

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari hak dan kewajiban dari Perjanjian
Kerjasama Operasional ini apabila terjadi force majeure.
2. Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi keadaan-keadaan sebagai
berikut:
a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor dan kejadian-kejadian lain
di luar kemampuan manusia;
b. Huru-hara, seperti kerusuhan sosial, perang dan kejadian lain yang ditimbulkan oleh
manusia namun berada di luar kemampuan PARA PIHAK untuk mengatasinya;
c. Perubahan kebijakan Pemerintah, yang secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini.
3. Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeur). PIHAK yang tekena force majeure harus
memberitahukan kepada PIHAK lainnya secara tertulis selambat-lambatnya dalam 7 (tujuh)
hari sejak terjadi keadaan memaksa, disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga pada waktu
keadaan memaksa berakhir
4. Atas permintaan PIHAK yang tekena force majeure, PIHAK lainnya akan menyetujui atau
menolak secara tertulis selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari. Apabila PIHAK lainnya
tersebut tidak memberikan jawaban, maka dianggap menyetujui adanya keadaan memaksa
tersebut.
5. Bilamana keadaan memaksa itu tidak diberitahukan kepada PIHAK PERTAMA oleh PIHAK
KEDUA, sesuai dengan ketentuan pada ayat (3) Pasal ini, maka PARA PIHAK dapat
menyatakan bahwa force majeure dianggap tidak pernah terjadi.

PASAL 22
BAHASA DAN HUKUM YANG BERLAKU

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa bahasa yang dipergunakan dalam Perjanjian ini
adalah bahasa Indonesia.
2. Jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris atau bahasa lainnya, dalam hal terjadi
perbedaan penafsiran maka yang akan berlaku adalah Perjanjian yang dibuat dalam bahasa
Indonesia.
3. Perjanjian ini tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di wilayah negara
Republik Indonesia.

PASAL 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat yang berhubungan dengan


Perjanjian ini akan sepanjang memungkinkan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat
antara PARA PIHAK.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak berhasil, maka kedua belah pihak sepakat
untuk memilih domisili hukum dan tetap di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta
Timur.
PASAL 24
LAIN-LAIN
1. Segala sesuatu yang tidak atau belum termasuk dalam Perjanjian ini, baik perubahan-
perubahan, peyimpangan-penyimpangan mupun tambahan-tambahan akan diatur dan
dijelaskan lebih lanjut oleh PARA PIHAK secara tertulis dalam suatu tambahan atau
Addendum yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian yang utuh dari Perjanjian ini.
2. Apabila terdapat salah satu pasal dan atau ayat atau ketentuan dalam Perjanjian ini
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau
dinyatakan batal demi hukum dan atau cacat hukum oleh pengadilan, maka pernyataan
tersebut tidak berpengaruh terhadap ayat-ayat dan atau pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini,
sehingga ketentuan-ketentuan lain dalam Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat masing-
masing PIHAK.
3. Perjanjian ini berlaku dan mengikat PARA PIHAK sejak ditandatanganinya oleh masing-
masing PIHAK.

Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditandatangani oleh kedua belah pihak
dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh kedua belah pihak.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT KIDUL MAKMUR JAYA & H. DJONI DARMAWAN PT BLASOSEM PUTRA

Bagus Saputra H DJONI DARMAWAN Slamet, SH


Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai