BUPATI MOROWALI
PROVINSI SULAWESITENGAH
TENTANG
IZIN LINGKUNGANHIDUP RENCANAPENAMBANGANBIJIH NIKEL
Dr DESA LALAMPU,SIUMBATU, DAMPALADAN LELE,
KECAMATANBAHODOPI KABUPATENMOROWALI
PROVINSI SULAWESITENGAH
OLEH PT. OTI EYAABADI
BUPATI MOROWALI,
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Bungku
pada tanggal
BUPATI MOROWALI,
TID
ANWAR HAFID
Salinan sesuai dengan Aslinya
KEPALA BAG IAN HUKUM
SETDA KABUPATEN MOROWALI,
LAMPIRAN I SALINlHJ
KEPUTUSAN l:3UPATI MOROV1ALI
NOMOR IQ Q /,
I c-ec-e , -, __.), / / k'"r1
. ~/.> ' ...._y. ..,-J '=c1
{....'1......
o /'"r::::> 1"0
........n ./ g<."01 pc
TANGGAL : Z3 Pl"\::( UQrc :2-O()t
MATRF>; l~ENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) DAN RENCANA PEMA\iTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
HENCAN.~ PENAlVIBANGAN BIJIl-! NIKEL DI DESA LALAMPU, SJUMBATU, DAMPALA DAN LELE,
KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH
No
____
Lingk~ngan
YangDlkelola
-l----~-- .
--r--i)ampakzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
sum.ber Dan.
__._~
----1-~ikator
ipak
~_ _
pengelO.
Keb~;rhasilan
laan Lil1gkungan
Hidu~_______
Bentuk PenqelolaanLingkungan Hidup l il-------~-
~----'-----------G -'---.---.,--.----
L~ka:;iPengel:>laan Pe.riodePengel?laan
I Linqkunqan Hidup LmgkunganHidup
Ins~itusi Penqel..< >1
Lmgkungan Hidl
A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI --------- -.~------ ---- ----------
1---lSIkap dan --1~Darnpak Icingsung-1perUbahan sikap dan ---' Pendekatan Sosial Ekonomi: Desa Dampala. •Pengelolaan • Instansi pelaksan
Persepsi dari sosralisasi persepsi positif masyarakat Siumbatu dan Desa lingkungan hidup .( PT. Oti Eya Abadi
-Melakukan koordinasi dengan tokoh
Masyarakat rencana keqiatan Lele Kecamatan dilakukan selama
masyarakat. tokoh adat, aparat desa • Instansi Pengawa
kepada Bahocopi tahap pra konstruksi
dan semua elemen rnasyarakat -/ Badan Kesatuan
rnasyarakat
terdampak lainnya di dalam Bangsa dan Pol it
melakukan sosialisasi rencana Kabupaten Moro:
kegiatan. .,,' Dinas Sosial
·Sosialisasi tentang rnanfaat dan Kabupaten Moro:
resiko yang ditimbulkan oleh kegiatan
pertambangan nikel .
·Membangun Rencana Keterlioatan • Instansi penerima
para pemangku kepentingan, dalam laporan:
kegiatan pertambangan nikel . .,/ Dinas l.inqkunpa:
• Melaksanakan seluruh rangkaian Hidup Daerah Ka
kegiatan dezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
iqan komitmen moral Morowali
berdasarkan prinsip keadilan .
.,/ Dinas L.ingkungaf
·Penegakan karntibrnas yang
bersentuhan dengan rarnbu rambu Hidup Provinsi
moral yang potensia yang Sulawesi Tengahz
diperkirakan memicu konflik. v' Dinas [3DM Pro'
Sultenq
B. TAHAP KONSTRUi-:SI
~~I~=JK~ali~as Udac§=:E_r\:"-o:!)ilisasl: -_=~.~~~ll_~?_s udarajdak -='=--r:Pendekatar~:Tehnologi :=:==~=-~: jal~akse~j~i'1g _I~~elam-~:egiatan --==:=GJ~stansi eelaksal~~
.
~.
Dampak lndlkt
~f;a~\-bie-n~-:u-S~-I~-~n--T:n~u-k-p-e~~:-IO-Ia-an
Li Lokasi Pengelolaan Periode Pengelola,m Institusi Pengelo
-~
No Lingkungan Sumber Dampak Penge gkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hie
__ Yang Dikelola Hidup I oel _
Peralatan dan melan paui baku mutu •Perawatan secara utin terhadap dilalui kendaraan ·Mobilisasi Peralatan v" PT. Oti Eya Abc
Material berda arkan Peraturan rnesm-rnesin dan a at- alat be rat pengakut dan dan Material
Peme intah No. 41 Tahun seperti dum p tru ;k,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
buldoser, sekitar tapak • Instansi Pengaw zyx
v" Dinas Perbubui
19991 entang eksavator dan mesi genset yang proyek
Kab. Morowali
penge ndalian Pencemaran digunakan untuk menunjang
v" Dinas Kesehats
Udara pelaksanaan proyek.
Pengendalian
• Tidak timbulnya sikap dan ·Perrasangar dinding ieredam kedap
Penduduk dan
perse] si negatif suara pada genset;
Keluarga Berer
rnasys rakat akibat ·Penanaman pohon elindung pada
Kab. Morowali
kegiat an. tapak proyek (kiri kanan jalan,
penimbunan) dengan jenis tanaman
yg mampu berada ptasi dengan • Instansi penerifT
lingkungan setempat Iapat berfungsi laporan:
sebagai tanaman pe lindung, dapat
./ Dinas Lingkung a
menyerap polutan dan sebagai
Hidup Daerah ~
penyangga, yaitu a (asia angium,
sengondan angsana. Morowali
·Menutup bak truk y 109 membawa ./ Dinas Lingkung a
material konstruksi y 109 berpotensi Hidup Provinsi
meningkatkan debu. Sulawesi Teng,
v" Dinas ESDM PI c
Sulteng
_ --_ .
2 •Tingkat ebisingan tidak -.----.----- Tehnlogi
Pendakatan Selama kegiatan • Inslansi pelaksa n
Peningkatan ·Mobilisasi • Jalur
Kebisingan Peralatan dan melamp aui baku mutu •Pemeliharaan ke ndaraan dan Pengangkutan Mobilisasi Peralatan ./ PT. Oti Eya Abc
Material berdasa kan Kep Men LH peralatan (alat-alat erat) secara material dan Material
No. 48 t hun1996 tentang berkala agar teta p memenuhi • Tapak proyek • Instansi Pengaw a
Baku Til gkat Ketisingan, standard. ./ Dinas Perhubui
yaitu dis etarakan dengan 55 •Bila memungkinkan melakukan Kabupaten Mor o
dB(A) UI tuk permukiman pekerjaan konst rksi yang
pendudi k dan 70 dB(A) menghasilkan suara bising pada • Inslansi penerirr c:
untuk in ustri siang hari. laporan:
•Memasang rambu ba tas kecepatan
./ Dinas Lingkung a
kendaraan proyek Kecepatan
kendaraan maksimal 30 km di jalur Hidup Daerah ~ a
I pen~langkutan Morowali
..
---r-
---~ Dampak ,J~-~------~--I---~In-d-ik-ato~-K-e-b-eltlasilan
No I Lingkungan Sumber Darnpak Pengelvlaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu I Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelo
) Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hie
~I-
Yang Dikelola__ _ ~ __~ HiduE__ _
----1--:-::--
·Menetapkan SOP K3 pada serm ./ Dinas Lingkungc
komponen kegiatan dan mengawa Hidup Provinsi
dengan ketat pelaksanaannya a~l
Sulawesi Tenga
semua karyawan patuh pao a
ketentuan K3. ./ Dinas ESDM Pn
Sulteng
Pendekatan Sosial
·Memberikan sosialisasi aturan bata s
kecepatan kendaraan kepada pa a
__~_____ I sopir. = --:-_ _
---
U- 3. I Gangguan ~Disasi-- Tidak teriadi kemacetan dan Pendekatan Tehnologi Ruas jalan akses Selama kegiatan : • Instansi pelaksar
lalulintas I Peralatan dan narnbatan pergerakan • Memasang rambu-rambu lalu linta s yang dilalui -Mobilisasi Peralatan ,./ PT. Oti Eya Aba
Material alulintas pada ruas jalan khususnya sebelum atau sesuda h kendaraan dan Material
• Instansi Penqaw:
trans sulawesi -Bungku - pada pintu masuk dan kelu Ir pengangkut
,./ Dinas Perhubun
Bahodopi proyek.
Kabupaten Marc
• Mernasang Marka lalulintas pad a
daerah yang sering dilal II
,./ Dinas Lingkungc
kendaraan proyek
Hidup Daerah
• Perneliharaan kendaraan
Kabupaten Morc
pengangkut material dan peralatan
(alat-alat berat) secara berkala aga
• Instansi penerim:
tetap memenuhi baku mutu emisi
Iaporan :
kendaraan bermotor.
• Mernasang terpal/kanvas penutup ./ Dinas Lingkungc
pada truk pengangkut material Hidup Daerah
untuk menghindari tercecernya Kabupaten Mora
material sa at pengangkutan,
khususnya pada jalur yang cJekat
dengan pemukiman penduduk
• Mernbatasi laju kendaraan terutam 3
pads daerah pemukirnan penduduk
• Pengaturan jadwallwaktu
pengangkutan material
• Menempatkan petugas pengatur
latu lintas pad a persimpangan jalan
yang dilalui kendaraan-kendaraan
pengangkut.
-- ---- -------
-
------,,-------- Dampak . . ----F
Indikator Keberhasilan
---- -- -----~ --------
--]]
Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelc
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Ben tuk Pengelolaan Lingkungan Hidup lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hiedl
r
! Yang Dikelola Hidup -------------- ~ ------------------
._ ---- --_ .- - --------_ .
P e ndekatan Institusi
• Be rkoordinasi dengan dinas
I Pe rhubungan Kab. Morowali selaku
19atur lalu lintas. ----
4~· ~-penigk'lan laj~J -pombualan dan - TIngkal erosl akluaF daiT e -Lokasi -Selama kegiatan --Irlstanslpelaks-a-n
erosi dan peningkatan jalan erosi yang diperbolehkan •T pembangunan pembangunan jalan zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
v' PT Oti Eya Ab:
I Sedimentasi anqkut (Hauling) • Indeks l3ahaya erosi e jalan, dan sarana dan pembangunan • Instansi Penga .....
a
i rendah sampai sedang sed prasarana di sarana prasarana
,/ Oinas Kehutan:
.Pembangunan • Kandungan padatan dib Kecamatan pendunkung
Sulteng.
dan Pengopersian tersuspensi (TS8) yang De Bahodopi pertambangan
.,/ Dinas PU dan
Base camp rnasuk ke sungai masih pe
Penataan Ruar o
Beserta Sarana dibawah ambang baku seh
Kabupaten Mor
Prasarana rnutu yang diperkenankan
. pel .,/' Oinas Lingkung a
PenunJang
ter
Hidup Daerah ~
Da
Morowali
jug
• Ha - Instansi penerin a
per laporan:
ara ./ Oinas Lingkung a
me Hidup Daerah ~ c.
bel Morowali
tan .,/ Oinas Lingkung a
lun Hidup Provinsi
kem Sulawesi Tenq: h
• Un ./ Oinas ESDM P o
sed
Sulteng
ber
pel
ke
bel
me
___
.J ____
sed
• Me
I tim
. l__ zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
__ _ l_ _ L _ ---------- --
~
No
Dampak
Lingkungan Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
-,----~---r---~T--
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pen!
Lingkungan
Yang Dikelol~~__r, _ ~-
dan longsoran.
• Penanaman tumbuhan LCC .rntuk
rnenceqa terjadi erosi
Pendekatan Institusional:
• Melakukan koordinasi dengan Dinas
, PU Kab_Morowali
5. I Penurunan ---j.Perr,buatan dan Kandungan sedimen dan ~endekatan Teknologi: ------- .Lokas;------- :Selama kegiatan ---t.rnstansi pelaks
Kualitas Air : pen:ngkatanjalan padatan tersuspensi (TSS) • Mengupayakan seminimal mungkin pembangunan pembangunan jalan I ./ PT. Oti Eya Al
! anqkut (Hauling) serta kekeruhan pada ceceran bahan/material. jalan, dan sara-is dan pembangunan
i' Pernbangunan . badan sungai tidak • Tidak menempatkan bahan/material prasarana di sarana prasarana • Instansi zyxwvutsrqpo
Penqa:
dan Pengoperslan I ~' b b t dekat dengan badan air. Kecamatan pendunkung ./ Dinas Keseha
Base camp me arnpaut am ang a as . . Banodcpl pertambangan
Pengendalian
Bese rta Sarana Yang telah ditetapkan '. • Menampung stsa-sisa
kid d
P r na berdasarkan Peraturan rrunya /pe ut1!aspada rum- rum, Penduduk dan
rasa .a . membuang air genangan yang Keluarga Bere:
PenunJang Pemenntah Nomor: 82 terdapat pada kaleng-kaleng Kab. Morowali
Pembangunan Tahun 2001, tentang olvrninyak. ./ Dinas l.inqkun;
Kolam Pengendap Pengelolaan Kualitas Air • Menampung limbah cair yang Hidup Daerah f
dan Pengendalian dinasilkan dari operasional bengkel. Morowali
Pencemaran kriteria • Mengupayakan adanya sumur
berdasarkan Kelas I dan resapan yang dapat menampung • Instansi penerim
" limpasan air permukaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(gray laporan:
1<e Ias w ater) ./' Dinas Lingkung;
• Pengadaan jalur pencucian di Hidup Daerah K
tempat pengambilan tanah hasil
Morowali
galian dan di lokasi penimbunan,
dirnana setiap kendaraan ./ Dinas Lingkung;;
pengangkut dari dan ke lokasi Hidup Provinsi
kegiatan harus melalui jalur tersebut Sulawesi Tengat
./ Dinas ESDM Pre'
Pendekatan Institusional:
Sulteng
• Melakukar koordinasi dengan
._ _j_____~~ J____ ___L Dinas PU Kab. Morowali __[_____
No
Darnpak
Lingkungan Sumber Dalmpak Od
•
--T-----------~---- ----:;-1---
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan LlOgkungan
•
Bentuk Pengelolaan LinqkunqanHidup
° Lokasi..Pen elolaan
L' k 9 H'd
109 ungan I up
L' k
-
Penode Pen elolaan
gHod
lila ungan I up
Institusi Pengelol
Llngkungan Hid;
Yang Dikelola H I up I -
6. Ganqquan ·Pembuatan dan •Tingkat keanekar;3gaman---ren-dekata,;- Teknologi: -L okasi j.Seiamamasa-- • Instansi pelaksan
Vegetasi peningkatar jalan vegetasi terqolonq secane P bersih tas! dib tasi pembangunan jalan koristruksi ./ PT. Oti Eya Abad
. . -. em ersl an vege aSI I a aSI .
anqkut (Hal ing) sarnpat balk . dan pembangunan pembangunan jalan • Instansi Pengawa
·Pembangun an .K~.beradaan Jenis _ SEsual kebutuhan lahan untuk sarana prasarana dan saran_a ./ Dinas Kehutanan
dan Penqop ersian dilindunqi tetap tsrjaqa pernbanqunan jalan dan sarana pendukung prasarana Provinsi Sulawes
Base camp prasarana pendukung Tengah
Beserta Sar ana • Tidak melakukan penebangan pertambangan ./ Dinas Lingkunga
Prasarana terhadap jens vegetasi endemik dan Hidup Daerah K,l
Penunjang dilindungi Morowali
.Pembangun an
• Segera melakukan penanaman
Kolam Pen£ endap
kembali setelah pekerjaan selesai. • Instansi penerirna
laporan:
Pendekatan Sosial Ekonomi:
./ Dinas Linqkunqa:
• Memberikan penyuluhanl
Hidup Daerah Ka
pengarahan kepada para pekerja
Morowali
agar mengupayakan dan menjaga
./ Dinas Lingkungar
keanekaragamn hayati terutama
Hidup Provinsi
yang bersitat endemik dan
Sulawesi Tengah
dilindungi
./ Dinas ESDM Pro'
Sulteng
_ -------- -_-
____
_L _~~~_g_ar_a~_n
_k_e_pa_d_Cl_p_a_ra_pe_ke_rJ_'
a Hidup Daerah Kal
No
Oampak
Lingkungan
Yang Dikelola
-'-1 --·---------r
SUo 'TIber Darnpak
__
t _.
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
- Bentuk Pengelolaan
_
Lingku
--
'gan Hidup
Lokasl Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode pengelOla~
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelc
Lingkungan Hie
Morowali
T
--ragar mengupayakan dan menjaqa
keanekaragaman h ayati srutarna ./ Dinas Lingkung
, yang bersifat endernik da l Hidup Provinsi
dilindungi Sulawesi Tengc
./ Dinas ESOM PI (
Sulteng
8. I Gangguan BiO~I~pe;:ribuatan ci~m- ·:fidak terjadi penurunan Pendekatan -Teknologi •Tapak Proyek pada ·Selama masa • Instansi pelaksa
Perairan peninqkatan jalan tingkat keanekaragaman • Penge lolaan lingkungan u ntuk sub lokasi konstruksi ,/ PT.Oti Eya Aba
angkut (Hauling) (plankton dan bentos) kamponen biota peraiara I terpadu pembangunan jalan pembangunan jalan
.Pernbangunan • Kelimpahan plankton dan dengan sub kompone n h jrologi dan sarana dan sarana • Instansi Pengaw a
dan Pengopersian centes tetap terjaga zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(run off), erosi dan sedim mtasi, dan prasarana prasarana dilakukan ,/ Dinas Kelautan
Base camp •Keberadaan jenis ikan tetap kualitas air Perikanan Kab
Beserta Sarana terjaga terutama sidat (tidak Morowali
Prasarana terjadi kematian massal ,/ Dinas Lingkung a
Penunjang atau kepunahan) Hidup Daerah
·Pembangunan Kabupaten Mar o
Kalam Pengendap
• Instansi penerirr
laporan:
./ Dinas Lingkung a
Hidup Daerah ~
Morowali
./ Dinas Lingkung a
Hidup Provins
Sulawesi Tengc
./ Dinas ESOM PI c
Sulteng
..---
------r-- I-Oampak
No
,
Lmgkungan
Dlk I I
Yang leo a
Sumber Dampak
Indikata-rKeberhasilan
Hid
'
Pengelolaan Linqkunqan
I up
"
Bentuk Pengelolaan Llngkungan Hidup
Lokasl" Pen elolaan
L' k 9 H'd
mg ungan I up
L' k gH'd
mg ungan roue
-+.-, ,
PerrodePen elolaan
,
Inatitusl Pen elal
L' k n gH'd
mg u gan I t
9, I Kesernpatan -- .Pen';riman----- ·j-umlah at-au
persentase Pendekatan Sosial Ekonomi: Kecamatan ;;-Selamak¬ !giatan--- • IrlstanslPelaksan,
Kerja dan Tenaga Kerja tenaga kerja toka: yang
,, ,
P r' t'"
• ene Imaan ",naga erJa I a u an
k' dil k k Bahodopi penerirnaan Tenaqa
'
I ./ PT.Oti Eya Abadi
Berusaha terserap sesua: kualifikasi lung oleh Pih k Pem aka Kerja It' P
dan kebutuhan anqsunq ou I a r arsa • ns ,ansI _engawa
dengan melibatkan tokoh masyarakat. '/ Dinas 1 enaga K
• Per Sen tase a d anya - - ,
lurah setempat dan instansi terkait. dan Transrniqras
pengusa h a I0 k a I 'lang , , ,
dilib tk d I I' iat • Mernpriorttaskan tenaga kerja lokal Kabupaten Marc
II a an a am ,egla an b ' , ,
khususnya penduduk yang errnukim '/ Dinas Koperasi c!
oerusa h dirse k't1 ar I0 k aSIi k eqra
iat an d an t er k ena
'J I h aan t t UMKM Kab Mor:
" um a a au person ase d ampa kid'angsung art k eqia iat an '
penggunaan jasa tersebut. • Instansi penerlrne
masyarakat setempat. -, , laporan:
' k t keoi t • Menglnformaslkan lowongan kerja
• Merunq a nya eqra an ../ Dinas Lingkungar
' 'k t kni kepada aparat desa, kecamatan dan
e konomt masyara a ya nl, , Hidup Daerah Ka
, ' Dinas Tenaga Kerja setempat;
ker~gtamankJenis dan skala • Memberi upah/gaji minimal seb esar Morowali
k eqra an e onom
en IP rOVlnSI
, i S u Iawes:'
UMK K a b upa tzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
masyara k a,t ../ Dinas Lingkungar
Tengah sedang berlaku:
Hidup Provinsi
• Mengikutsertakan semua pekerja
dalam asuransi tenaga kerja dan Sulawesi Tengah
memberikan hak-hak pekerja sesuai ../ Dinas ESDM Pro'
peraturan tenaga kerja yang berlaku; Sulteng
(UU No, 13 Tahun 2003)
• Memberikan kesempatan kepada
masyarakat setempat untuk
melakukan usaha di sektor informal
yang sifatnya melayani karyawan
seperti penyediaan makanan, jasa
transportasi, penyewaan rumah dan
pengadaan barang-barang kebutuhan
perusahaan dengan kualitas dan
harga yang bersaing;
Pendekatan Institusi
• Melakukan koordinasi/kerjasama
dengan Dinas Tenaga kerja Kab.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
_L Morowali __ _ J___ _ zyxwvutsrqponmlkjihgfedcb
1 _
..
No
Dampak
Lingkungan Sumber Dampak
-_ ._ ------------.-----
lndikaf
Pengelo
eberhasilan
.
Llngkungan
J .,
Bentuk Pengelolaan Lmgkungan HldUP~'
.
Lokasi Pen elolaan
k 9 H'd
Periode Pengelolaan Institusi Pengel
Lingkungan Hi
d 109 ungan I up Lingkungan Hidup
Yang Dlkelola _ufl__ -_____ _~
kemampuan perusahaan ./ Dinas Lingkung
• Mernbuka komunikasi dengan r
Hidup Daerah zyxw
stakeholder u ntuk menyelesaikan Morowali
komplain atau tuntutan masyarakat,
./ Dinas Lingkung
sesuai MoU Tenaga Kerja.
• MelaKsanakan program Hidup Provinsi
pemberdayaan masyarakat (CSR) Sulawesi Tengc
dengan berkordinasidengan ./ Dinas ESDM PI
stakeholder/ihak terkait dan
Sulteng
berkomitmen penuh terhadap
implementasinya
• Menjalin interaksi so sial secara
harmon is dengan masyarakat di
_ --- sekitar loka~i proyek -l----~--.-~
12. Proses-proses ·Peneriman -Tidak ada peningkatan Pendekatan Sosial Ekonomi: I.Masyarakat yang ·Selama kegiatan • Instansi_pelaksa
Sasial Tenaga Kerja konflik so: di dalam bermukim di Penerimaan Tenaga ../ PT. Oti Eya Abc
• Melakukan rekruitmen tenaga kerja
masyarakzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAtapak sekitar Kerja
secara transparan dengan • Instansi Pengaw
proyek di Kec
mengikutsertakan tokoh masyarakat ../ Badan Kesatua:
Bahodopi
dan kriteria yang jelas dan Bangsa dan Pol
proporsional ; Kabupaten More
• Memprioritaskan tenaga kerja lokal ../ Dinas Lingkung.
• Tidak memberikan perbedaan Hidup Daerah
perlakuan antara tenaga kerja lakal kabupaten Morc
dan tenaga kerja dari iuar
• Ikut berpartisipasi dalam kegiatan • Instansi penerim
sosial kemasyarakatan sesuai laporan:
kemampuan perusahaan
./ Dinas Lingkung
• MelaKsanakan program
pemberdayaan masyarakat (CSR). Hidup Daerah f<
• Membentuk forum Komunika~.i Morowali
sebagai wadah komunikasi antara ./ Dinas Lingkung
masyarakat dan perusahaan terutama Hidup Provinsi
untuk mengantisipasi gejolak sosial
_l --'----- -_ - ---------
____j____ _ _ l_ 1.__________
Sulawesi Tengc
./ Dinas ESDM Pr
Sulte~~ _
•
No
Dampak
Lingkungan
f----+-_Y_an_.:9 Dikelola
1 ::J Sumber Dampak
_~____
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelol an Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Penqek
Lingkw ngan Hi(
~ I Kesellatan J.Mobilisasi • Tidak terjadi peningkatan • Peny ediaan sar na dan prasarana Area pemukiman Selama masa • Instansi pelaksai
Masyarakat I Peralatan dan resiko penyakit ISPA akibat kesehatan bagi .ekerja dan dan lokasi jalur konstruksi ~PT. Oti Eye Abadi
Material partikel debu bagi masyarakat van I memadai. mobilisasi berlangsung
-Pernbuatan dan masyarakat dan pekerja • Penutupan bak endaraan kendaraan • Instansi Pengaw
Peningkatan Jalan • Tidak terjadi peningkatan pengangkut m a irial (dump truck). ../ Dinas ~ esehata
angkut (Hauling) vektor penyakit • Pengaturan jadw al!waktu Penger dalian
• Tidak timbulnya sikap dan pengangkutan m aterial (bila Penduc uk dan
persepsi negatif masyarakat memungkinkan Keluar; 3 Kabuj
akibat kegiatan pad a tahap • Melakukan peny raman pada jalan Morow, i
konstruksi berdebu terutam 3yangdekatdengan ../ Dinas I ngkung.
pemukiman ma /arakat, Hidup I aerah K
Morow Ii
• Instansi penerim
laporan:
../ Dinas l ngkungi
Hidup [ aerah K
Morow,
./ Dinas l ngkungc
Hidup F rovinsi
Sulawe i Tengal
./ Dinas E SDM Pre
Sulteng
~ ~~---+~~-~-
14. Sanitasi !-Perllbangunan- •Tidak terjadl tumpukan • Menyediakan fa .illtas MCK (air bersih ·Area pemukiman ·Selama masa • Instansi I elaksan
Lingkungan I dan sampah di sekitar proyek dan fasilitas toil t secara memadai tenaga kerja dan konstruksi ./ PT. Oti Eya Aba
Pengopersian •Tidak ter:adi resiko bagi tenaga kerj lokasi pembanguan berlangsung
Base camp penyebaran penyakit • Menyediakan te ipat pembuangan sarana prasarana • Instansi I engawc:
Beserta Sarana -Penqelolaan limbah sesuai sampah yang m madai ../ Dinas ~ esehatar
Prasarana permen LH nomor 9 tahun • Memasang papa 1 infarmasi di tempat-
Penger dalian
Penunjang 2006 ten tang baku mutu air tempat tertentu mtuk tidak Penduc uk dan zyx
limbah bagi uasaha dan! membuang sam ah secara Keluarc 3 Kabur
atau kegiatan sembarang Morowc i
pertambangan biji nike!. • Tidak membuan lim bah cair langsung ../ Dinas L ngkungc
ke badan peraira 1 sebelum ditreatmen Hidup [ aerah K,
dahulu (dikelola Morowc
---~ .~ ---
Dampak Indikator Kebernasllan
SumberDam~- Lokasi Pengelolaan PeriodePengelolaan Institusi Pengelol
No Lingkungan PengelolaanLingkungan Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
Lingkungan Hidup LingkunganHidup Lingkungan Hid
Yang Dikelola Hidup
-------
• Instansi penerimc
laporan:
./ Dinas Lingkunga
Hidup Daerah Kc
Morowali
./ Dinas Lingkunga
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengat
./ Dinas ESDM Pre
Sulteng
----
C. TAHAP OPERASIONAL
-- -_ .
1. Perubahan Penambangan •Tidak terJadilongsor, banjir Pendekatan Teknoogi -Lokasi pengelolaan ·Selama a perasional • Instansi pelaksan
Bentang Lahan Bijih Nikel dan genangan pada daerah • Peruntukan Lahan untuk pada area blok penambangan .,/ PT. Oti Eya Abac
sekitar tapak proyek yang penambangan haws sesuai dengan penambangan dilakukar • Instansi Pengawa
dapat mengancarn rencana proyek .,/ Dinas ESDM Pre
oernukirnanpenduduk. • Meminimalkan pembukaan dan Sulawesi Tengat
penggalian tanah pada tapak proyek .,/ Dinas Lingkunga
• Melakukan pembukaan lahan tanpa Hidup Daerah K,
bakar pada hutan gambut Morowali
• Menanam pohon seperti bambu dan
pembuatan tanggul pada daerah • Instansi penerima
rawan longsor laporan:
./ Dinas Lingkunga
Pendekatan Institusi
• Melakukan koordinasi dengan Dinas Hidup Daerah Ka
Kehutanan terkait rencana Morowali
pembukaan jalan dikawasan hutan. ./ Dinas l.inqkunqa:
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah
./ Dinas ESDM Pro
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
.._--
Sulteng
--------
2. Iklim Miro • Penambangan Fluktuasi suhu untuk Pendekatan Teknoogi ·Lokasi pengelolaan ·Selama 0 perasiona-I-+I·-Instansi p-e-Ia-"k-s•
-----
-
,- ------_
Dampak Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelol
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan L ingkunga n Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hid'
Lingkungan Hidup
_ _~ang Dikelola Hidup
Bijih Nikel kembali ke rona awal • Mernbatasi pembuk an lahan hanya pada area blok penambangan ./ PT. Oti Eya Abar
,
, • Reklamasi Lahan
pada peruntukan pi nambang m.
• Melakukan revegetc si pada 5 luruh
penambangan dilakukan
· Instansi Pengawaz
v' Dinas Kehutanar
dan Reboisasi lahan terbuka bekas tambang Sulteng
, dengan nlenggunak an jenis p hon- v' Dinas ESDM Pre
pohon yang sesuai I engan Sulteng
,
persyaratan tumbuh pad a loka si v' Dinas Lingkunga
, tersebut serta tanan an ramba Hidup Daerah
(cover crop). Jenis ~ohon-poh >n Kabupaten Mora
yang dipilih adalah j nls pioni lokal
i
dar, sebaiknya yang cepat tum buh,
rim bun, dapat meny burkan ta nah,
· laporan
Instansi penerimc
:
i
I dar dapat menarik ~atwa ./ Dinas Lingkunga
Hidup Daerah Kc
I
I Morowali
./ Dinas Lingkunga
I Hidup Provinsi
I
Sulawesi Tengat
./ Dinas ESDM Pro
Sulteng
3. Kualitas Udara ·Pembersihan o Kualitas udara tidak •Pemeliharaan Kendal aan dan Tapak Proyek dan ·Selama operasional 0 nstansi pelaksan
dan Kebisingan lahan melampaui baku mutu peralatan (alat-alat b rat) seca 'a Jalan akses yang dilakukan ./ PT. Oti Eya Abae
·Pengupasan dan berdasarkan Peraturan berkala agar tetap m menu hi b aku dilalui kendaraan
I penimbunan tanah
pucuk serta tanah
Pemerintah No. 41 Tahun
1999 tentang
mutu emisi kendara: n bermot >r.
-Menqatur laju keceps an kenda raan
pengangkut · Instansi Pengawa
./ Dinas Perhubun;
i penutup pengendalian Pencemaran proyek saat ke dan dari lokas Kabupaten Moro
i o Penambangan Udara proyek. ./ Dinas Kesehatar
bijih nikel • Tingkat kebisingan tidak ·Melakukan penyiram n pada J ilan Pengendalian
I
•Pengangkutan melebihi baku mutu sesuai yang dilalui kendaras n proyek Penduduk dan
Hasil Tambang kepmen LH NO.48 ·Menanam pohon yan 9 dapat Keluarga Kab.
tahun1996 menyerap polutan uc ara diarea lokasi Morowali
proyek;
-Mernbatasi laju kenc: raan teru ama
pada daerah pemukr an pendu duk 0 nstansi penerima
aporan :
./ Dinas Lingkungal
._ L .._ _ . _____ - ____ .
L --. -
.
--~-
Dampak ikator Keberhasilan ~k Pengelolaan PeriodePengelolaan Institusi Pengelo
No Lingkungan Sumber Dampak gelolaan Lingkungan_t:entuk PengelolaanLingkungan Hidup L~ aSk
Od mg ungan Hldup LingkunganHidup Lingkungan Hid
Yang Dikelola ____ H'_Up_~____ _
Hidup Daerah K
Morowali
y" Dinas Lingkungc
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenga
y" Dinas ESDM Pn
4. Gangguan Lalu
Lintas
•Pengangkutan
Hasil Tambang
I
t· _----.---
k terjadi kemacetan
a ruas jalan trans
-----------1- ---
Bentuk pengelolaan yang dapat
dilakukan adalah :
Ruas j danakses
yang c lalui
·Selama operasional
pengangkutan
Sulteng
• Instansi pelaksar
y" PT. Oti Eya Aba
• I nstansi Pengawa
penimbunan tanah sampai sedang a a blok tam bang reklamasi lahan ./ Dinas Pekerjaan
pucuk serta tanah ·Kandungan padatan • T d ak menempatkan bahan/material
tersuspensi (TSS) yang dan Penataan Rl
penutup d e' .at dengan badan air.
•Penambangan masuk ke saluran zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e nampung sisa-sisa Kab. Morowali
• r...
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengar
./ Dinas ESDM Pro
Sulteng
I
-- ------------ -=-- --~ ~ ---~ - f- --~~~--~~-.
• Reklamasi lahan •Laju limpasan air Per ekatan Teknologi: • Lokasi Reklamasi ·Selama kegiatan • I istansl pelaksan.
___~. I ~7;~~~k;n ~- dan Reboisasi _permukaan kecil ~-
dan Reboisasi reklarnasi lahan dan
__ l_ ./ PT. Oti Eya Abac:
__
-----,--- -_ _
..
,--- O;mpak Indikator Keberhasilan LO~:~j·-;~~gel~laan l-;eriOde ~engeIOlaa~ Institusi Penqeli
No Lingkungan Sumber Danpak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup I Lingkungan Hidup Lingkungan Hh
Yang Dikelola --l--- _ Hidup __
.._~ L _____ -
-Kandunqan padatan • Melakukan revegetasi pada seluruh . reboisasi dilakukan
• Instansi Pengaw
tersuspensi (TSS) yang lahan terbuka bekas tambang
./ Dinas PU dan
masuk ke drainase masih dengan menqqunakan jenis pohon-
dibawah ambang baku pohon yang sesuai dengan Penataan Ruan
mutu yang diperkenangkan persyaratan turnbuh pada lokasi Morowali
•Tingkat erosi aktual < dari tersebut serta tanarnan rambat ./ Dinas Lingkung
erosi yang diperbolehkan. (cover crop). Jenis oohon-pohon Hidup Daerah f<
•Tidak ada genangan yang dipilih adalah jenis pionir lokal Morowali
dipermukaan tanah pada dan sebaik.nyayang cepat tumbuh,
saat hujan rimbun, dapat menyuburkan tanah • Instansi penerim
laporan:
./ Dinas Lingkung,
Hidup Daerah K
Morowali.
./ Dinas Lingkung;
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenga
./ Dinas ESDM Pr
Sulteng
8. I Kualitas Air I.PerT,bersihar; Kandungan sedimen dan Pendekatan Teknologi: Pada lokasi Selama masa • Instansi pelaksar
lahan padatan tersuspensi (TSS) pengoperasian dan operasional ./ PT Oti Eya Aba
• Meminimalkan pembersihan lahan berlangsung
-Penqupasan dan serta kekeruhan pada dan pengupasan tanah pucuk hanya pemeliharaan • Instansi Penqaw:
penimbunan tanah pada blok tambang bendung, intake ./ Dinas Lingkungi
badan sungai tidak
pucuk serta tanah Hidup Provinsi
melampaui ambang batas • Tidak menempatkan bahan/material dan saluran serta
penutup dekat dengan badan air. Sulawesi Tenga
•Penambangan yang telah ditetapkan, gedung pembangkit
• Menyediakan kolam pengendapan ./ Dinas Kesehata
bijih nikel berdasarkan Peraturan
pada area blok tambang. Pengendalian
•Pengoperasian Pemerintah Nomor: 82 Penduduk dan
• Mengupayakan adanya sumur
kantor, Tahun 2001, tentang resapan yang dapat menampung Keluarga Kab.
bengkel, gudang, Pengelolaan Kualitas Air limpasan air permukaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(gray Morowali
mess
karyawan.
dan Pengendalian
Peneemaran kriteria
w ater)
j
• Menampung sisa-srsa zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
i Instansi penerlm. I' laporan :
~~_erdasarkan
Kela~~~ __~ ~:~~~~~u~:~::"d:g~~u;-g~um~_ ~ __________ .._ _ L__
~ _______
-
Dampak Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelol
No Lingkungan Sumber Dampak Penqelolaan Lingkungan Ber tuk Pengalolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hid
Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup
-- f----- ----------- ------t----
Kelas II te dapat pada kaleng-kaleng ./ Dinas Lingkunga
01 Iminyak. Hidup Daerah Kc
• M enarnpunq lim bah cair yang
Morowali
d lasilkan dari operasional bengkel.
./ Dinas Lingkunga
Pel dekatan Institusional: Hidup Provinsi
• M elakukar koordinasi dengan Sulawesi Tengat
in stansi atau dinas terkait ./ Dinas ESDM Pre
Sulteng
9. Gangguan • Pembersihan -Indeks Keanekaragaman Pen dekatan Teknologi -Lokasi -Selarna operasional • Instansi pelaksan
Vegetasi dan lahan tergolong sedang-tinggi • M, mbatasi pembersihan lahan pada Pena nbanqan penambangan ../ PT. Oti Eya Abar
Satwa -Keberadaan jenis satwa ar a blok tambang dan Reklamasi dilakukan
• Instansi Pengawa
• Reklamasi lahan tetap terjaga • M, akukan revegetasi pada seluruh Lahan
../ Dinas Kehutanar
dan Reboisasi •Peningkatan struktur dan lal an terbuka bekas tambang
Sulteng
jenis vegetasi de gan menggunakan jenis pohon-
../ Dinas Lingkunga
po on yang sesuai dengan
Hidup Daerah K,
pe syaratan tumbuh pada lokasi
Morowali
tel sebut serta tanaman rambat
(cr ver crop). Jenis pohon-pohon
• Instansi penerima
ya 9 dipilih adalah jenis pionir lokal
laporan:
da sebaiknya yang cepat tumbuh,
./ Dinas Lingkunga
rin bun, dapat menyuburkan tanah,
da dapat menarik margasatwa Hidup Daerah Ka
kh susnya burung-burung Jenis Morowali
9 dianjurkan seperti Asa,
ya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA ./ Dinas Lingkunga i
CE marazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(C asuarina sp), G arcinia
Hidup Provinsi
da C sttopnyuum sp. Jenis introdusir
Sulawesi Tenqah
ya 9 dapat dikembangkan adalah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
jer 5 dari keluarga leguminoceae, ./ Dinas ESDM Pro
jer 5 ini merupakan jenis yang Sulteng
mi mpu memperbaiki kondisi tanah
kh susnya ketersediaan
• M, nerapkan agro-forestry dan
us hatani konserv§lsi, moqel teras __~ _
L__. L_ - --~ ..-.
...
No
Dampak
LingKungan
J
Yang Dikelola
~su
Sumber Dampak
1 Indikator Keberhasilan
peng.elOlaanLingkungan
Hidup
I
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
__j_
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelo
Lingkungan Hid z
- ------~ -------- untuk konservasi ta-nah dan -a;;::--
--------.-
10. Gangguan Biota '.pem-bersihan---- ·:fidak te~adi penurunan pe~:e~~~~~ni-eknOIOgi I.sunga; Dampala, ·Selama masa o Instansl pelaksan
Air lahan tingkat keanekaraqarnan • Pengelolaan lingkunga n untuk sub I Siumbatu dan operasional -/ PT. Oti Eya Aba:
-Penqupasan dan (plankton dan bentos) kcmponen biota perairan terpadu Sungai Tula penambangan
penimbunan tanah • Kelimpahan plankton dan dengan sub kompo nen hidrologi
I • Instansi Pengawa
berlangsung -/ Dinas Perikanan
pucuk serta tanah oentos tetap terjaga (run off), dan kualitas air. Kabupaten More
penutup •Keberadaan jenis ikan tetap
-Penarnbanqan terjaga terutama sidat • Instansi penerimc
bijih nikel Iaporan :
•Pengoperasian ./ Dinas Lingkunga
kantor, Hidup Daerah K,
bengkel, gudang, Morowali
mess
./ Dinas Lingkunga
karyawan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengat
./ Dinas ESDM Pre
Sulteng
11. Pendapatan .penambangan~--f- Tingkat pendapa-tan Pendekatan Sosial Ekonomi:------ -Masyarakat Kec Selama kegiatan o Instansi pelaksan
masyarakat dan Bijih Nikel masyarakat meningkat M k t d h . Bahodopi Operasional -/ PT. Oti Eya Abar
. . • enerap an s an ar upa sesual
Daerah dibandinq sebelum adanya d U h M' . K b t berlangsung
k . t
agla
engan pa nurnurn a upa en • Inslansi Pengawa
akn t (UMK) dan atau Provinsi,
• fV1enlng a nya . -/ Dinas Pendapatc
. d h 0 Membenkan pefuang berusaha
pere k onorruan aera Daerah Kabupatr
kepada masyarakat lokal untuk
Morowa i
melakukan aktivitas ekonomi di sekitar
-/ Dinas Koperasi o
areal proyek/operasional base camp,
UMKM kab. More
o Mefaksanakan dengan penuh
tanggung jawab kornitmen usaha
• Instansi penerimc
antara mitra dengan perusahaan,
laporan:
• Memberikan kemudahan/bantuan
fasiiitas bagi penduduk lokal untuk ./ Dinas Lingkunga
._~__________ lebi~mbangk~ usa_ha, _ Hidup Daerah Kc
...-
--~ ,.--
Oampak Indikator Keberhasilar
Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengele
No Lingkungan Sumber Oampak Pengelolaan Lingkungc n Bentuk Peng~lolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingku:ngan Hie
Yang Oikelola Hidup
~ -~ ~ -------
f--- ----- ---- --- -----------
• Memfasilitasi pelatihan tentang Morow,
pemanfaatan dana untuk berbagai ,/ Dinas ingkun
kegiatan yang produktif seperti
Hidup Provinsi
I pengembangan usaha, perluasan
jaringan pernasaran dsb. Sulawe si Tenc
./ Dinas E SDM Pr
I Sulteng
--f--- -~--- ~
Persepsi •Pengangkutan • Tidak munculnya Pendekatan Sosial Ekonomi: -Masyarakat Kec. Selama kegiatan • Instansi pelaksai
Masyarakat Hasil Tambang kecemburuan atau konf 1/ Bahodopi Operasional ./ PT. Oti =ya Abc
• Mengelola dampak primernya berupa
antara tenaga kerja lok; berlangsung • Instansi Pengaw
penurunan kualitas udara dan
dengan tenaga k'2rja da ./ Badan Kesatuar
gangguan kesehatan masyarakat
luar. dan Po tik Kab
• Ikut berpartisipasi dalam kegiatan
•Tidak teriadi penurunan Morow,
sosial kemasyarakatan sesuai
yang signifikan dari
kemampuan perusahaan
persepsi positif masyara kc It • Instansi penerim
• Membuka komunikasi dengan
terhadap aktivitas laporan
stakeholder u ntuk menyelesaikan
penambangan ,/ Dinas l ngkung;
komplain atau tuntutan masyarakat,
sesuai MoU Tenaga Kerja. Hidup ( aerah K
• Melaksanakan program Morow, Ii
pemberdayaan masyarakat (CSR). ,/ Dinas l nqkunq:
• Menjalin interaksi sosial secara
Hidup I rovinsi
harmonis dengan masyarakat di
sekitar lokasi proyek
Sulawe siTenga
,/ Dinas! SDM Pr
Sultenq
- ----::---
13. Ganqquan •Pengangkutan • Tidak terjadi peningkata • Penyediaan sarana dan prasarana -Masyarakat Kec. ·Selama masa • Instansi pelaksa:
Kesehatan Hasil Tambang resiko penyakit ISPA a~ at kesehatan bagi pekerja dan Bahodopi operasional ./ PT. Oti =ya Abc
masyarakat partikel debu baq: masyarakat yang memadai. Pengangkutan • Instansi Pengaw
masyarakat dan pekerja • Penutupan bak kendaraan berlangsung ./ Dinas f esehata
• Minimnya kecelasaan kE r. a pengangkut material (dump truck). Penger dalian
yangte~adi pad a tahap • Penyiraman secara berkala yang Pendut uk dan
operas! potensial meningkatkan debu pad a Keluar; a Kabu
jalan angkut matrial disekitar lokasi Morow; Ii
kegiatan khususnya pada jalur
pemukiman padat penduduk sekitar • Instansi ienerim
kegiatan, laporan:
- --
Dampak Indikator Keberhasilan
Lokasi Pengelolaan Peri ode Pengelolaan Institusi Pengelo
No Lingkungan SUT1berDampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hid
Yan~ Dikelol~~ ___ --1 --_ Hidup -- .__
1 _
--+- ------------f-- ----------
• Pengaturan jadwallwaktu ../ Dinas Lingkungc
pengangkutan material (bila Hidup Daerah K;
mernungkinkan.
Morowali
• Penanaman pohon pelindung untuk
mengeliminir pencernaran debu I ../ Dinas Lingkungc
I Hidup Provinsi
I Sulawesi Tengal
../ Dinas ESDM Pre
I
j .
.~1
D. TAHAP PASCA OPERASIONAL
._ _ Sulteng
1. I Perbaikan fR-eK-I-am-a---CSiC"-:lahan
I·LaiU limpasan air- Pendekatan Teknologi: .Lokas; pengeloiaan ·Selama kegiatan • In.lan.i Pelak.-ar
Hidrologi dan Reboisasi permukaan kecil M lak k kl .I h d pada area blok pembongkaran ./ PT. Oti Eya Aba
• e u an re amasl a an engan .. I .
·Kan d ungan padatan n t k b I" I k . I" penambangan dan fasilitas, rek arnasi .
lersuspensi (TSS) yang tmebUup dem a I tC a~1ga Ian reklarnasi lahan lahan dan reboisasi • ~nsDt.anslppekng_
masuk ke drainase masih am ang engan. ana sesua mas e erjaar
dibawah ambang baku • deangantanah aslm~a: Umum dan Pen,
mutu yang diperkenangkan Melakukan reveqetas: pada seluruh R~ang Kab. Mar
•Tingkat erosi aktual < dari lahan terbuka bekas ta~bang ./ D!nas Lrngkungc
erosi yang diperbolehkan. dengan menggunakan jerus pohon- Hidup D..aerah
-Tidek ada genancan penon yang sesuai dengan . Kabupaten Marc
dipermukaan tanah pada persyaratan tumbuh pada lokasi
saat hujan tersebut serta ta~arnan rambat • Instansi penerirn:
(cover crop). Jenis pohon-pohon laporan:
yang dipilih adalah jenis pionir lokal ../ Dinas Lingkungc
dan sebaiknya yang cepat tumbuh, Hidup Daerah K;
rimbun, dapat menyuburkan tanah
Morowali
../ Dinas Lingkungc
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengal
../ Dinas ESDM Pre
Sulteng
2. Penu!"~nan.!:§~Pe~':rlbong~~I@_Q_Lfingkat erosi aktual < dari_ I Pendekatan)eknolo_g! _..l.Loka~L~ngelo!aan I·Selama P_3sca •
----'--
Instansi pelaksar z
.,
Sedimentasi Reklamasi I ahan 1·lndeks Bahaya erosi rendah komponen erosi dan sedimentasi penarnbangan dan • Instansi Pengawa
dan Perubahan dan Rebois asi sampai sedang terpadu dezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
tqan sub kornponen reklamasi lahan ./ Oinas ESOM Pre,
Bentang Lahan -Kandunqan padatan hidroloqizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
((1m off).
tersuspensi (TSS) yang • Melakukan reklamasi pad a lahan sUlte~g .
masuk ke saluran bekas tambang sesegera mungkin • lnstansl penenrns
pembuangan masih • Melakukan revegetasi pada seluruh laporan :
dibawah ambang baku laban terbuka bekas tambang ./ Oinas Lingkunga
mutu yang diperkenankan dengan menggunakan jenis pohon- Hidup Oaerah K,
•Tidak terjadi longsor, banjir pohon yang sesuai dengan Morowali
dan genangan pada daerc.h persyaratan tumbuh pada lokasi ./ O' L' k
sekitar tapak proyek yang tersebut serta tanaman rambat mas 109 unga
dapat mengancam (cover crop). Jenis pohon-pohon Hidup Provinsi
pemukiman penduduk yang dipilih adalah jenis pionir lokal Sulawesi Tenqah
dan sebaiknya yang cepat tumbuh, ./ Oinas ESDM Pro
rimbun, dapat menyuburkan tanah Sulteng
3. Perbaikan • Pembongkc: ran 1!ndeks Keanekaragaman --- Pendekatan Teknologi -Lokasi pengelolaan ·Selama Pasca • Instansi pelaksan.
Vegetasi dan fasilitas, re] lamasi 1- 'tergolong sedang-tinggi • Melakukan revegetasi pada selu ruh pada area blok Operasi berlansung y" PT. Oti Eya Abac
Habitat Satwa lahan dan •Keberadaan jenis satwa lahan terbuka bekas tambang penamb angan dan • Instansi Pengawa
reboisasi tetap terjaga dengan menggunakan jenis pohon- reklamasi lahan y" Dinas Kehutanar
I
I
• Bekerjasarna
penyedia
dengan
jasa
lernbaga
keterampilan
terakreditasi untuk melatih para
i tenaqa kerja dalam berbagai bidang
i keterampilan.
i • Bekerjasama dengan Dinas Tenaga
. Kerja dan Transrniqrasi Kabupaten
Morowali.
BUPATI MOROWALI,
TID
ANWAR HAFID
Salinan sesuai dengan Aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDA KABUPATEN MOROWALI,
- p~. ~Ci
BAHDIN BAlD, SH., MH.
Pena ta Tkt. I, III/ d
Nip. 19820602 200604 1 005
III
LAMPlRANII SALINAN
KEPUTUSANBUPATI MOROWALI
NOMOR A~ /(Lep
A zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
: I$;? zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
00£0 / [?,UW /2CI'6
TANGGAL : B pe-bw(lr( 201~
PENDEKATANPENGELOLAANDAN PEMANTAUANLINGKUNGAN
A. Pendekatan Teknologi
Proses dan tata eara teknis yang akan digunakan untuk meneegah,
mengendalikan, mengurangi, dan menanggulangi dampak negatif dari kegiatan
proyek sesuai dcngan teknologi yang ada. Sedapat mungkin akan diupayakan
untuk menjamin pelestarian nilai-nilai lingkungan, dan untuk menghindari
dilarripauiriya daya dukung lingkungan. Program tekriis yang spesifik akan
meliputi:
B. PENDEKATANSOSIALEKONOMI
Pendekatan sosial ekonomi dan budaya merupakan penanganan
dampak dengan mempertimbangkan sepenuhnya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat dan tidak bertentangan dengan budaya yang ada
sehingga dapat diterima dan didukung oleh semua pihak. Dalam hal ini
pendekatan sosial ekonomi digunakan untuk membangun persepsi positif
masyarakat terhadap rencana kegiatan, maka PT. Oti Eya Abadi dalam
pengelolaan lingkungan hidup selaku pemrakarsa melakukan pendekataan
sosial ekonomi sebagai berikut:
1) Melakukan Sosialisasi dan Pemberian Informasi yang Jelas kepada
Pemerintah dan masyarakat.
2) Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki.
3) Melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga dalam pengadaan barang dan
jasa serta tenaga kerja sehingga membantu peningkatan ekoriomi daerah.
4) Bantuan fasilitas umum kepada masyarakat sekitar rencana usaha
dan ' atau kcgiatan scsuai dengan kcmampuan yang dimiliki pcmrakarsa.
5) Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna
mencegah timbulnya kecemburuan sosial.
6) Mernbantu pemberdayaan masyarakat setempat sebagai bagian dari
program pengembangan masyarakat (com m unity developm ent).
C. PENDEKATANINSTITUSI
Pendekatan institusional sebagai salah satu alternatif pengelolaan
lingkungan hidup merupakan suatu pendekatan yang melibatkan institusi
kelembagaan dalam pengelolaan. Pendekatan tersebut digunakan dengan
mempertimbangkan fungsi pelayanan kelembagaan formal dan informal.
Oleh karena itu,' berbagai penanganan dampak melalui pendekatan ini
mencakup:
3) Kerjasama dalam pengawasan atas kinerja pemrakarsa dan pihak-pihak
tcrkait dalam pcngelolaan lingkungan hidup oleh lembaga yang
berwenang;
4) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada
lembaga ncgara pembina teknis, pemerintah daerah dan lembaga-
lembaga terkait lainnya dengan kegiatan ini dengan tujuan memperoleh
masukan yang bermanfaat bagi perbaikan atau peningkatan kinerja
pemrakarsa dalam pengelolaan lingkungan.
BUPATI MOROWALI,
TID
ANWAR HAFID
BUPATIMOROWALI
PROVINSI SULAWESITENGAH
TENTANG
BUPATI MOROWALI,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan KEPUTUSAN BUPATI MOROWALI TENTANG KELAYAKAN
LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PENAMBANGAN BIJIH
NIKEL DI DESA LALAMPU, SIUMBATU, DAMPALA DAN LELE,
KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI
SULAWESI TENGAH OLEH PT. OTr EYA ABADI;
KESATU Andal dan RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di
De sa Lalampu, Siumbatu, Dampala dan Lele, Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh
PT. Oti Eya Abadi; dinyatakan layak ditinjau i aspek
darzyxwvutsrqponmlk
lingkungan hidup.
KEDUA Andal dan RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Desa
Lalampu, Siumbatu, Dampala dan Lele, Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh PT. Oti
Eya Abadi, meliputi kegiatan:
A. Tahap Pra-Konstruksi
1. Sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat;
2. Pengadaanlahan
B. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan tenaga kerja selama umur proyek
penambangan sebanyak 213 orang;
2. Mobilisasi material dan peralatan, meliputi:
Alat utama:
Bull Dozer jenis D 8R dan D 7R kapasitas 2,5 m3
a.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
b. Hydraulic Excavator (Backhoe) jenis Komatsu PC
400, Kapasitas 2,3 m3
c. Dump Truck jenis Hino FM 260-JD/Volovo FL 10
kapasitas angkut 26 s.d. 30 Ton;
Alat pendukung:
a. Motor Greder untuk pemeliharaan jalan tambang;
b. Soil compactor un tuk pemeliharaan dan
pemadatan jalan tambang;
c. Service truck untuk perbaikan alat-alat berat;
d.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
F u e l truck untuk pasokan bahan bakar;
e. Water truck untuk menyrrarn jalan tamban
tanaman revegetasi; dan
f. Ambulance.
3. Pembangunan dan pengoperasian base camp serta
sarana prasarana penunjang lainnya. saran a dan
prasarana fasilitas pendukung yang akan dibangun
terdiri dari:
a. Basecamp, yang terdiri atas fasilitas penginapan,
dapur, tempat makan, klinik, penyediaan air
domestik, fasilitas MCK, fasilitas olahraga dan
fasilitas ibadah;
b. Fasilitas penyedia sumber listrik, termasuk
pembangkit listrik, jarrngan listrik dan
penyimpanan bahan bakar. Fasilitas penyedia
sumber listrik akan berupa genset untuk
kebutuhan domestik. Kapasitas genset
diperkirakan sekitar 500 kVA;
c. Bengkel dan fasilitas pemeliharaan;
d. Fasilitas penimbunan material yang terdiri dari
penimbunan batuan penutup dari tanah pucuk,
penimbunan batuan material sipil, penimbunan
bijih, penimbunan bijih basah, penimbunan bekas
alat berat (scrap yard), penimbunan sampah dan
lim bah domestik;
e. Kolam pengendapan, kantung-kantung
pengendap. Check darn dan sarana pengendali
sedimentasi;zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJ
f. Perkantoran dan pendukungnya;
g. Fas ili tas penyediaan air. Air untuk kebutuhan
domestik karyawan, dan kegiatan penambangan
berasal dari sumber sungai-sungai tcrdekat:
h. Sample house, gudang dan Iabor-ator iurn , fasilitas
(nursery), fasilitas pengolahan
pembibitan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH air
limbah;
1. Pos keamanan;
J. Jalan tambang, fasilitas pemarkiran (phit shop),
gorong-gorong dan fasilitas drainase, pencucian
mobil (washing pad) dan fasilitas pendukungnya.
4. Pembangunan prasarana pekerjaJkaryawan;
5. Pembagunan instalasi pengolahan dan penimbunan
bijih nikel;
6. Pembangunan tangki bahan bakar minyak;
7. Pengoperasian genset;
8. Pengadaan air bersih;
9. Pembuatan jalan dan peningkatan jalan angkut
(hauling) ;
C. Tahap Operasi
1. Pcm bcrsihan lahan (land clearing)
2. Pengupasan dan pemindahan tanah penutup;
3. Penimbunan tanah penutup;
4. Penggalian dan pengangkutan nikel ke zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
stockpile;
5. Penambangan Bijih Nikel;
6. Tindakan-tindakan pengendalian air tambang
a. Saluran terbuka;
b. Sumuran dalam pit (sum p);
e. Pompa; dan
d. Rencana kolam pengendapan (se ttlin g p o n d );
lumpur zyxwvutsrqponmlkjihgfedcba
D. Tahap Pasca-Operasi
1. Reklamasi dan revegetasi Lahan Bekas Tambang;
2. Penanganan tenaga kerja;
3. Pengelolaan asset; dan
4. Demobilisasi alat-alat berat.
Ditetapkan di Bungku
pada tanggal
BUPATIMOROWALI,
TID
ANWARHAFID
Salinan scsuai dcngan Aslinya
KEPALABAGIAN HUKUM
SETDA KABUPATENMOROWALI,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
fp '~ -
BAHDINBAlD, SH., MH.
Penata Tkt. I,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
III/d
Nip. 19820602 200604 1 005
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi ii
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
KATA PENGANTAR
Salah satu wilayah yang memiliki potensi pertambangan mineral adalah Provinsi
Sulawesi Tengah. Potensi pertambangan mineral yang dimiliki wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah khususnya Kabupaten Morowali antara lain mineral logam seperti nikel dan
chromit; Minyak Bumi dan Gas Alam; batuan seperti marmer. Dari potensi pertambangan
mineral tersebut, PT. Oti Eya Abadi merencanakan untuk melakukan kegiatan
penambangan bijih nikel di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.
Ferry Anwar
Direktur
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi iii
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Kegiatan I-2
1.1.1 Uraian Umum Rencana Kegiatan I-2
1.1.2 Hubungan Antara Lokasi Rencana Kegiatan dengan Jarak I-6
dan Tersedianya Sumber Daya
1.1.3 Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang I-7
1.1.4 Tahap Rencana Kegiatan I-8
1.1.4 Alternatif-Alternatif yang akan Dikaji dalam ANDAL I-50
1.2 Lingkup Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian I-55
1.2.1 Lingkup Wilayah Studi I-55
1.2.2 Batas Waktu Kajian I-56
LAMPIRAN-LAMPIRAN LP-1
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Peta IUP PT. Oti Eya Abadi I-4
Gambar 1.2 Peta Situasi PT. Oti Eya Abadi I-5
Gambar 1.3 Rencana Struktur Organisasi PT. Oti Eya Abadi I-12
Gambar 1.4 Prosedur Penentuan Peralatan I-13
Gambar 1.5 Peta Jalan Hauling Menuju Lokasi Penambangan I-19
Gambar 1.6 Peta infrastruktur Tambang PT. OEA I-20
Gambar 1.7 Kondisi Bukaan Jalan I-21
Gambar 1.8 Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Jalan Lurus I-22
Gambar 1.9 Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Tikungan I-23
Gambar 1.10 Sudut Maksimum Penyimpangan Kendaraan I-24
Gambar 1.11 Penampang Melintang Jalan Angkut I-24
Gambar 1.12 Flow Chart Penambangan Nikel PT. Oti Eya Abadi I-27
Gambar 1.13 Bagian-Bagian Dari “Bench” I-32
(Hustrulid. W. & Kuchta. M.)
Gambar 1.14 Desain Tambang Tahun ke - 1 I-35
Gambar 1.15 Desain Tambang Tahun ke - 2 I-35
Gambar 1.16 Desain Tambang Tahun ke - 3 I-36
Gambar 1.17 Desain Tambang Tahun ke - 4 I-36
Gambar 1.18 Desain Tambang Tahun ke - 5 I-37
Gambar 1.19 Desain Tambang Tahun ke - 6 I-37
Gambar 1.20 Desain Tambang Tahun ke - 7 I-38
Gambar 1.21 Desain Tambang Tahun ke - 8 I-38
Gambar 1.22 Desain Tambang Tahun ke - 9 I-39
Gambar 1.23 Desain Tambang Tahun ke - 10 I-39
Gambar 1.24 Desain Tambang Tahun ke - 11 I-40
Gambar 1.25 Desain Tambang Tahun ke - 12 I-40
Gambar 1.26 Desain Tambang Tahun ke - 13 I-41
Gambar 1.27 Desain Tambang Tahun ke -14 I-41
Gambar 1.28 Desain Tambang Tahun ke - 15 I-42
Gambar 1.29 Desain Tambang Tahun ke - 16 I-42
Gambar 1.30 Desain Tambang Tahun ke - 17 I-43
Gambar 1.31 Desain Tambang Tahun ke - 18 I-43
Gambar 1.32 Desain Tambang Tahun ke -19 I-44
Gambar 2.7 Kondisi hutan di lokasi penambangan biji nikel: A. Tegakan II-23
pohon; B. Damar; C. Palem; D. Pandan.
Gambar 4.1 Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Penambangan Bijih Nikel IV-2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Kegiatan
2. Lahan
Wilayah yang diajukan untuk permohonan IUP Operasi Produksi PT.
Oti Eya Abadi berada dalam kawasan hutan produksi terbatas (HPT), hutan
konversi (HK).Berkaitan dengan adanya kawasan hutan tersebut, maka
segala persyaratan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku akan
dipatuhi oleh PT. Oti Eya Abadi yaitu harus ada izin pinjam pakai dari Menteri
KehutananRI. Pada tapak rencana pembangunan fasilitas/infrastruktur
penambangan bijih nikel. Terhadap kemungkinan terdapat lahan-lahan milik
warga masyarakat yang ditanami dengan tanaman produktif, perlu adanya
koordinasi dan akan dilakukan pengukuran, baik luasannya maupun tata
batasnya berdasarkan perijinan yang ada, agar tidak menjadi masalah bagi
perusahaan dalam operasionalnya. Terhadap lahan milik negara akan diatur
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan terhadap lahan dan tanam tumbuh
milik masyarakat akan dilakukan melalui proses pemberian kompensasi atas
lahan dan tanam tumbuh secara langsung melalui musyawarah untuk mufakat
yang bisa diterima oleh kedua belah pihak berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yakni antara PT. Oti Eya Abadi dengan para pemilik
lahan dengan instansi terkait.
Berikut ini kategori calon karyawan yang akan dicari atau diterima
sebagai karyawan pertambangan bijih nikel :
1. Staf Manajerial dan Teknisi
2. Operator peralatan bergerak dan tidak bergerak serta teknisi yang terampil
3. Tenaga kerja kasar/tak terampil
Tenaga manajerial senior dan staf teknisi akan diatasi oleh tenaga kerja
dengan pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam proyek penambangan bijih
nikel di Indonesia. Hubungan kerja yang baik antara tenaga manajerial dengan
staf akan menjadi sangat penting untuk kelancaran komunikasi dalam
perusahaan yang akan mendukung keberhasilan suatu perusahaan.
c) Alat pendukung
Alat-alat pendukung yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Motor grader : untuk pemeliharaan jalan tambang
Soil compactor : untuk pemeliharaan dan pemadatan jalan tambang
Service truck : untuk perbaikan alat-alat berat ditempatkan
Fuel truck : untuk pasokan bahan bakar minyak
Water truck : untuk menyiram jalan tambang dan tanaman hasil pekerjaan
reklamasi.
e) Produktivitas Peralatan
Faktor koreksi diperlukan untuk menaksir produktivitas alat, antara lain : yaitu
jenis peralatan, efisiensi waktu, efisiensi operator, jenis material, cuaca, kondisi
lapangan dan perlengkapan. Berdasarkan pertimbangan kondisi material dan
kondisi lapangan kajian ini memakai faktor koreksi 0,83 untuk penggalian dan
pemuatan tanah penutup. Untuk penggalian dan pemuatan Nikel memakai
faktor koreksi 0,8.
f) Peralatan Pendukung
Sarana dan prasarana fasilitas pendukung yang akan dibangun terdiri dari:
Base camp, yang terdiri atas fasilitas penginapan, dapur, tempat makan,
klinik, penyediaan air domestik, fasilitas MCK, fasilitas olahraga dan
fasilitas ibadah;
Fasilitas penyedia sumber listrik, termasuk pembangkit listrik, jaringan
listrik dan penyimpanan bahan bakar. Fasilitas penyedia sumber listrik
akan berupa genset untuk kebutuhan domestik. Kapasitas genset
diperkirakan sekitar 500 kVA;
Bengkel dan fasilitas pemeliharaan;
Fasilitas penimbunan material, yang terdiri dari penimbunan batuan
penutup dan tanah pucuk, penimbunan batuan-material sipil, penimbunan
bijih, penimbunan bijih basah, penimbunan bekas alat berat (scrap yard),
penimbunan sampah dan limbah dosmestik;
Kolam pengendapan, kantung-kantung pengendap, check dam dan
sarana pengendali sedimentasi;
Perkantoran dan pendukungnya
Fasilitas penyediaan air. Air untuk kebutuhan domestik karyawan, dan
kegiatan Penambangan berasal dari sumber sungai-sungai terdekat;
Sample house, gudang dan laboratorium, fasilitas pembibitan (nursery),
fasilitas pengolahan air limbah;
Pos keamanan.
Jalan tambang, fasilitas pemarkiran (pit stop), gorong-gorong dan fasilitas
drainase, pencucian mobil (washing pad) dan fasilitas pendukungnya.
Kegiatan pertambangan bijih nikel berada di wilayah terpencil serta jauh dari
sarana yang tersedia di Kecamatan Bahodopi, maka dipandang perlu untuk
membangun tangki bahan bakar minyak (BBM). Lokasi penimbunan bahan
bakar minyak dibuat di lokasi tambang. Pengangkutan bahan bakar minyak ke
lokasi tambang akan dilakukan dengan menggunakan truk tangki bahan bakar
minyak dengan kapasitas 15 sampai 20 kl dan akan diperlukan pengangkutan
bahan bakar minyak secara terus-menerus setiap minggu. Diperkirakan akan
diperlukan pengangkutan bahan bakar minyak sebesar 30 kl per hari. Bahan
bakar minyak yang dibutuhkan pada kisaran 2.200 ton per bulan atau sekitar
300 ton per minggu:
Pengoperasian Genset
Pengoperasian genset dengan kapasitas pasang 200 KVA untuk memenuhi
energi listrik pada pekerjaan konstruksi.Energi listrik tersebut digunakan
untuk pengoperasian peralatan kerja (bubut, las, gerenda, pompa-pompa),
penerangan dan keperluan karyawan.
Jalur jalan utama (main road) dibangun di sebelah timur laut dengan
memanfaatkan jalan logging yang sudah ada sepanjang +12 km.
Jalan angkut disiapkan untuk dua jalur pengangkutan dump truck berkecepatan
maksimum 50 Km/jam. Dimensi jalan yang dibuat disesuaikan dengan
peralatan yang akan digunakan dan mempertimbangan faktor keselamatan.
Jalan pengangkutan Nikel yaitu jalan utama tambang, jalan temporary, dan
jalan pengangkutan waste, dibangun dengan ukuran lebar 15 meter dan
kemiringan maksimum 8%. Dimensi jalan angkut dapat dilihat pada Gambar
1.11. Lokasi dumping area direncanakan sebanyak dua buah yaitu di sebelah.
Masing-masing dumping area mempunyai luas kurang lebih 5 Hektar dengan
rencana tinggi penimbunan maksimal 10 meter, sehingga setiap dumping area
dapat menampung waste sebanyak kurang lebih 500.000 bcm. Jalur
pengangkutan Nikel dan tanah penutup adalah sebagai berikut:
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar jalan lurus
(lihat Gambar 1.9). Untuk jalur ganda, maka lebar jalan minimum pada tikungan
didasarkan pada :
Jari-jari Tikungan
Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan kontruksi alat angkut yang
digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang
memperlihatkan jari-jari lingkaran yang dijalani roda belakang dan roda depan
berpotongan di pusat C dengan besar sudut sama dengan sudut penyimpangan
roda depan (lihat Gambar 1.10).
Cross Slope
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang cembung dengan tujuan untuk memperlancar penyaliran
(lihat Gambar 1.11). Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada
pada permukaan jalan akan segera mengalir ke tepi jalan angkut dan tidak
berhenti dan mengumpul pada permukaan jalan. Hal ini penting karena air yang
menggenang pada permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan
yang lewat dan mempercepat kerusakaan jalan.
Air hasil pemompaan dari dalam tambang masih bercampur dengan partikel
halus (lumpur).oleh karenanya sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan
dalam menjaga kualitas air permukaan, maka air tambang tersebut akan
dialirkan ke kolam pengendapan lumpur sebelum masuk ke perairan umum
(sungai).
Kolam pengendapan yang dibuat agar dapat berfungsi lebih efektif, harus
memenuhi beberapa persyaratan teknis, seperti :
C. Tahap Operasi
A. Kegiatan Penambangan
Berdasarkan data penyebaran bijih nikel, serta batasan kualitas nikel (Limonit
dan Saprolit) dari hasil eksplorasi area potensi sumber daya mineral sebesar
23.521.229 MT dengan luas wilayah pemetaan seluas 983,60 hektar dan
Cadangan bijih nikel di konsesi PT. Oti Eya Abadi akan ditambang dengan
sistem tambang terbuka dengan tahapan :
1. Tahap pertama pembersihan lahan (land clearing) menggunakan bulldozer
secara sistematis, untuk dikumpulkan dipinggir pit penambangan.
2. Tahap kedua pengupasan tanah penutup, tanah penutup dikumpulkan
ditempat tertentu untuk nantinya dikembalikan ke lahan yang sudah selesai
ditambang (back filling) pengupasan tanah penutup menggunakan alat gali
excavator dan alat angkut dumptruck dengan kapasitas 15 m3.
3. Tahap ketiga penambangan menggunakan excavator dan dump truck
untuk mengambil bijih nikel kadar rendah atau lapisan limonit. Bijih nikel
kadar rendah (limonit) digali/muat memakai excavatordan diangkut
memakai dump truck ke stock yard limonit berjarak 200-300 meter dari
front penambangan ROM (Run Of Mine).
4. Tahap keempat menambang medium grade (campuran limonit dengan
saprolit) menggunakan excavator dan dumptruck. Bijih nikel kadar medium
digali/dimuat memakai excavatordan diangkut memakai dumptruck ke
stock yard medium grade yang letaknya berdampingan dengan stock yard
limonit.
5. Tahap ke lima menambang bijih nikel high grade (saprolit) menggunakan
excavator dan dumptruck. Bijih nikel saprolit digali / muat memakai
excavator dan diangkut memakai dumptruck ke stock yard yang tempatnya
berada disebelah stock yard lapisan bijih nikel limonit dan sebagian
langsung diangkut ke Stock pile di lokasi pelabuhan melalui jalan hauling
sejauh 11,63 km.
Teknik penggalian Nikel bertahap dari elevasi yang paling tinggi ke elevasi
yang rendah sampai kedalaman batas penambangan yang telah ditentukan
(down slope). Sedangkan arah kemajuan penambangannya akan mengikuti
sebaran sumberdaya lapisan Nikel pada setiap pit yang akan ditambang.
Secara umum lapisan penutup untuk setiap pit akan ditimbun di outside dump
/disposal area dengan Luas sekitar 5,23 Ha. Area disposal ini sebisa mungkin
ditempatkan didaerah yang relatif rendah dan diperkirakan tidak mengganggu
area penambangan. Artinya ditempatkan ditempat yang diperkirakan tidak akan
ditambang atau digali.
Jika pada area penambangan terdapat bekas pengerukan bijih nikel yang
cukup dalam dari ketinggian rata-rata level penggalian sehingga membentuk
cekungan, maka bekas galian ini akan di timbun kembali (backfilling) oleh tanah
(OB) dari disposal area.
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 28
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
a) Pembersihan Lahan (Land Clearing)
a) Alat Utama
Bulldozer:
Dipergunakan untuk pengupasan tanah penutup/pembersihan lahan,
bantuan untuk mendekatkan/mengumpan dalam pemuatan bijih ditempat-
tempat yang tidak terjangkau dumptruck dan untuk penataan lahan bekas
tambang yang akan direklamasi.
Hydraulic Excavator
Jenis : Komatsu PC 300, kapasitas bucket 1.8 m3
Keperluan: - untuk membongkar/ menggali tanah penutup dan bijih nikel
a. NiKel Ore
- Target Produksi
42.366 59.811 102.177
Bulanan
- Target Produksi
1.926 2.719 2.719
Harian
b. Overburden
- Target Produksi
60.117 84.871 144.989
Bulanan
- Target Produksi
2.733 3.858 6.2694
Harian
TAHUN
DESKRIPSI TYPE
1 2 3 4 5-20
1. Pengupasan Overburden
Excavator KOMATSU PC300 3 5 12 12 12
Dumptruck HINO 260 / setara 20 23 39 39 39
Dozer KOMATSU D85 1 1 2 2 2
2. Penambangan Nikel
Excavator KOMATSU PC300 2 4 8 8 8
Dumptruck HINO 260 / setara 17 24 41 42 42
Dozer KOMATSU D85 1 1 1 1 1
3. Stockpiling
Excavator KOMATSU PC300 1 2 4 4 4
Lebar Bench
Wmin = Y + Wt + Ls + G + Wb
Dimana :
Meter)
Wmin = Y + Wt + Ls + G + Wb
= 2 m + 2.85 m + 5.40 m + 9 m + 0.50 m
= 19.75 m
Dimana :
Hc = Ketinggian kritis (meter)
C = kohesive Shearing Strength (0,25 kg/cm2)
α = Sudut kemiringan lereng ( 0)
γ = Berat Isi Material (1,6 gr/cm3)
Berikut ini Hasil Desain Tambang setiap Blok Prospek PT. Oti Eya Abadi:
a. Saluran Terbuka
Saluran terbuka yang akan dibuat berbentuk trapesium dengan kemiringan
60o (gambar 2.14).
c. Pompa
Kolam pengendapan yang dibuat agar dapat berfungsi lebih efektif, harus
memenuhi beberapa persyaratan teknis, seperti :
I
A B C
I a I a I
Adapun luasan bukaan tiap tahun, ketebalan rata-rata tonase ore dan voleme
Overburden tahunan, serta Stripping rationya dapat dilihat pada Tabel 1.8.
PT. Oti Eya Abadi saat ini merencanakan penambangan menggunakan sistem
tambang terbuka dengan nisbah pengupasan atau Stripping Ratio rata-rata 1,31.
Sisa cadangan nikel yang tak terambil secara teknis dan ekonomis sulit untuk
ditambang, sehingga sisa cadangan ini akan ditinggalkan kecuali bila ditemukan
cadangan baru yang feasible pada eksplorasi yang lebih dalam.
3. DemobilisasiAlat-Alat Berat
Demobilisasi alat-alat berat antara lain berrupa bulldozer, shovel dozer, xcavator,
dumptruck dan lain-lain yang sudah tidak digunakan pada tahap operasi, akan
dipindahkan untuk keluar dari tapak proyek ke lokasi lain yang membutuhkan.
Alat-alat berat yang jalannya lambat seperti bulldozer, shoveldozer, excavator dan
lain-lain akan diangkut dengan trailer, sedangkan yang dapat bergerak yaitu dump
truck cepat tidak perlu diangkut lagi. Demobilisasi peralatan akan dilakukan
terhadap peralatan yang bergerak seperti alat-alat berat dan kendaraan
pengangkut. Peralatan tersebut akan dipindahkan/diangkut dengan menggunakan
tronton dan dikembalikan ke pemilik peralatan, dan/atau dibawah ke tempat lain
dimana terdapat kegiatan yang akan memanfaatkan peralatan tersebut.
Kajian AMDAL sangat terkait dengan studi kelayakan teknis dan ekonomis,
sehingga komponen rencana usaha dan/atau kegiatan harus memiliki beberapa
alternatif, antara lain alternatif lokasi, rancang bangun, proses, tata letak bangunan
atau sarana pendukung. Tujuan dan kajian alternatif dalam AMDAL adalah sebagai
berikut:
Dari uraian di atas, maka dalam Studi ANDAL Rencana Penambangan Bijih Nikel
PT. Oti Eya Abadi yang terletak di Desa, Dampala, Siumbatu dan, Lele Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah tidak memiliki kajian
alternatif yang akan dikaji.
Sosialisasi/Konsultasi Publik
Pembangunan Fasilitas
Demobilisasi Peralatan
Pembangunan kolam
Pembersihan Lahan
PengadaanLahan
revegetasi lahan
KOMPONEN
Reklamasi dan
LINGKUNGAN
pengendap
Tambang
Material
lanjutan
nikel
Iklim Mikro X X X X X X
Kualitas Udara (Debu dan Gas) X X X X X X X X X X X X
Kebisingan X X X X X X X X X X X X
GEOFISIK KIMIA
Bentang Lahan X X X X X X
Air Larian X X X X X
Erosi dan sedimentasi X X X X X
Kesuburan Tanah X X X X X
Kualitas Air Permukaan X X X X X X X
Kualitas Air Tanah X
Timbunan limbah B3 X X X
Flora Darat X X X X X
LOGI
BIO
Fauna Darat X X X X X
Biota Perairan X X X X X X X
Kesempatan Bekerja X X
SOSIAL EKONOMI &
Peluang Berusaha X X
Pendapatan Masyarakat/Daerah X X
BUDAYA
Sanitasi Lingkungan X X X X
Kesehatan dan Keselamatan Kerja X X
Keterangan : X = Ada Interaksi antara Komponen Kegiatan dan Komponen Lingkungan
A. Tahap Prakonstruksi
B. Tahap Konstruksi
C. Tahap Opersional
Sosialisasi/Konsultasi Publik
Pembangunan Fasilitas
Demobilisasi Peralatan
Pembangunan kolam
Pembersihan Lahan
Penanganan Asset
PengadaanLahan
revegetasi lahan
KOMPONEN
Reklamasi dan
LINGKUNGAN
pengendap
Tambang
Material
lanjutan
nikel
Iklim Mikro TDPH TDPH TDPH DPH DPH DPH
Kualitas Udara (Debu dan Gas) TDPH TDPH DPH TDPH DPH DPH DPH DPH DPH TDPH TDPH TDPH
Kebisingan TDPH TDPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH TDPH TDPH TDPH
GEOFISIK KIMIA
Sanitasi Lingkungan
S
DPH
Kesehatan dan Keselamatn Kerja DPH DPH
Keterangan : DPH = Dampak Penting Hipotetik; TDPH= Bukan Dampak Penting Hipotetik
PRA KONSTRUKSI
1. Survey dan Sosialisasi DAMPAK POTENSIAL
2. Pengadaan Lahan TAHAP PRA KONSTRUKSI
DAMPAK PENTING HIPOTETIK
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
KONSTRUKSI 2. Pendapatan Masyarakat
1. Penerimaan Tenaga Kerja TAHAP PRA KONSTRUKSI
3. Proses-proses Sosial 2. Sikap dan Persepsi Masyarakat
2. Mobilisasi Alat Peralatan/Material
3. Pembangunan Jalan dan drainase TAHAP KONSTRUKSI 3. Proses-proses Sosial
4. Pembangunan Sarana dan Prasarana 1. Perubahan Bentang Lahan
Pendukung Lainnya 2. Perubahan Iklim Mikro TAHAP KONSTRUKSI
3. Kualitas udara 1. Perubahan Bentang Lahan
OPERASI PRODUKSI 2. Penurunan kualitas udara
4. Peningkatan Kebisingan
1. Penerimaan Tenaga Kerja 3. Peningkatan Kebisingan
5. Gangguan hidrologi
2. Proses Penambangan Bjih Nikel 4. Peningkatan Erosi
6. Peningkatan laju erosi
3. Pengangkutan Hasil Tambang 5. Penurunan Kualitas air
7. Penurunan Kualitas air
6. Flora dan Fauna
8. Gangguan Lalulintas
PASCA OPERASI 7. Biota Perairan
1. Penanganan Tenaga kerja 9. Kerusakan Jalan
8. Kesempatan Kerja dan Berusaha
2. Pentupan Proyek ( Reklamasi Lahan dan 10. Flora dan Fauna
9. Pendapatan Masyarakat
Reboisasi) 11. Biota Perairan
10. Sikap dan Persepsi Masyarakat
3. Pembongkaran Fasiltas (Demobilisasi 12. Kesempatan Kerja dan Berusaha
Perlatan) 11. Proses-prose Sosial
13. Pendapatan Masyarakat
12. Kesehatan masyarakat
14. Sikap dan Persepsi Masyarakat
13. Sanitasi Lingkungan
15. Proses-prose Sosial
16. Kesehatan masyarakat
TAHAP OPERASI/PRODUKSI
Identifikasi 17. Sanitasi Lingkungan Evaluasi
Dampak 18. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2. Perubahan Bentang Lahan
Dampak 3. Penurunan kualitas udara
Potensial Potensial
TAHAP OPERASI/PRODUKSI 4. Peningkatan kebisingan
1. Perubahan Bentang Lahan 5. Hidrologi (run off)
2. Penurunan kualitas udara 6. Gangguan lalulintas
3. Peningkatan kebisingan 7. Kerusakan jalan
RONALINGKUNGAN HIDUP 4. Gangguan lalulintas 8. Erosi
5. Kerusakan jalan 9. Kualitas Air
Komponen Fisik Kimia 6. Hidrologi 10. Limbah B3
Komponen Biologi 7. Erosi 11. Vegetasi
Komponen Sosekbud 8. Kualitas Air 12. Biota Perairan
Komponen Kesehatan Masyarakat 9. Limbah B3 13. Pendapatan/PAD
10. Vegetasi 14. Sikap dan Persepsi masyarakat
11. Biota Perairan 15. Keresahan Masyarakat
12. Pendapatan/PAD 16. Gangguan Kesehatan Masyarakat
13. Sikap dan Persepsi masyarakat
KEGIATAN LAIN 14. KeresahanMasyarakat TAHAP PASCA OPERASI
1. Pemukiman Masyaraka 15. Gangguan Kesehatan Masyarakat 1.Hidrologi
2. Kegiatan Pertambangan 16. Sanitasi Lingkungan 2. Erosi dan Tanah
17. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3. Vegetasi dan Satwa
TAHAP PASCA OPERASI Metode: 4. Sikap dan Persepsi Masyarakat
1. Iklim Mikro Diskusi AntarPakar
Metode: Studi Literatur
2. Hidrologi
Matriks interaksi Survey Lapang
3. Erosi dan Tanah Konsultasi publik
Flowchart
4. Kualitas Air Analog
Studi literatur Penilaian para ahli
5. Vegetasi dan Satwa
Survey lapang
6. Hilangnya Kesempatan Bekerja
7. Sikap dan Persepsi Masyarakat
Gambar 1.37 Diagram Alir Proses Pelingkupan Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi
1. Batas Proyek
2. Batas Ekologis
3. Batas Sosial
Batassosialditetapkanberdasarkanpertimbanganruang disekitarlokasi
kegiatan yang merupakantempat berlangsungnyaberbagai kegiatan
interaksisosialyang mengandungnorma dannilaiyang sudah mapan
termasuksistemdan struktursocialsesuaidengan prosesdinamika sosial
kelompokmasyarakatyang diperkirakanakan terkena dampakakibat
4. Batas Administrasi
Dalam proses pelingkupan batas waktu kajian yang dirancang untuk kurun 1
tahun, dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan, sosial-
ekonomi masyarakat dan yang akan mengalami perubahan cepat, terkait
berbagai kegiatan penambangan bijih nikel. Penentuan batas waktu kajian akan
dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona
lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan atau kegiatan atau dengan adanya
rencana usaha atau kegiatan.Hasil perkiraan dan evaluasi didasarkan atas
perbandingan dinamika atau kecenderungan perubahan lingkungan 5 tahun
kedepan bila tanpa adanya kegiatan atau dengan adanya rencana kegiatan.
Tabel1.11 Rentang Waktu Dampak Akan Terjadi pada Penambangan Bijih Nikel
PT. Oti Eya Abadi
Rentang
No. Tahapan Kegiatan Dampak Penting Hipotetik Waktu
(thn)
Tahap Pra Konstruksi
1. - Sosialisasi Timbulnya perspsi positif atau 1 Tahun
- Pembebasan Lahan negatif
Tahap Konstruksi
A. Fisik-Kimia
1. - Mobilisasi perlatan dan Material Penurunan Kualitas Udara 2 Tahun
D. Kesehatan Masyarakat
B. Komponen Biologi
1. - Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Berkurang keanekaragaman
dan hilangnya jenis vegetasi
1 Tahun
- Kegiatan Reklamasi lahan dan Peningkatan kerapatan dan
Reboisasi keanekaragaman vegetasi
DESKRIPSI
BAB 2 RINCI RONA
LINGKUNGAN
HIDUP AWAL
1000.0
900.0
800.0
CURAH HUJAN
700.0
600.0
500.0
400.0
300.0
200.0
100.0
0.0
Apr-12
Apr-13
Apr-14
Apr-15
Apr-16
Oct-12
Oct-13
Oct-14
Oct-15
Oct-16
Jan-12
Jan-13
Jan-14
Jan-15
Jan-16
Jul-12
Jul-13
Jul-14
Jul-15
Jul-16
BULAN
20
15
10
5
0
Oct-12
Oct-13
Oct-14
Oct-15
Oct-16
Jul-12
Jul-13
Jul-14
Jul-15
Jul-16
Apr-12
Apr-13
Apr-14
Apr-15
Apr-16
Jan-12
Jan-13
Jan-14
Jan-15
Jan-16
BULAN
BULAN
TAHUN CH/HH
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 247.2 279.9 265.2 266.8 542.3 679.2 857.6 366.7 106.9 22.1 132.5 307.3
2012
HH 22 17 18 18 19 19 22 18 5 6 5 12
CH 416.4 171.9 303.1 272.0 225.5 224.5 742.0 575.0 267.7 129.4 133.3 128.4
2013
HH 12 12 10 15 9 15 22 19 11 7 12 17
CH 190.4 98.5 129.4 300.5 155.6 554.9 253.4 610.4 80.2 149.2 46.2 393.2
2014
HH 14 10 14 16 13 20 12 16 4 7 4 15
CH 296.3 401.5 339.7 286.5 561.2 780.4 560.7 74.7 24.5 125.1 66.6 75.1
2015
HH 10 12 16 14 16 26 17 15 5 5 4 7
CH 72.9 160.9 161.9 312.9 39.5 405.5 402.4 292.5 142.9 129.8 104.6 250.0
2016
HH 10 12 16 14 16 26 17 15 5 5 4 7
Keterangan : CH = Curah hujan; HH = Hari hujan
Data hasil pengukuran kegiatan dilokasi sekitar diperoleh melalui data Kualitas
udara PT. Oti Eya Abadi. Hasil penelusuran data sekunder yang bersumber
dari Laporan Pelaksanaan kegiatan analis dampak lingkungan PT. Oti Eya
Abadi. di lokasi tapak proyek, diketahui bahwa kondisi rona awal kualitas udara
dan kebisingan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.
Pada Tabel 2.2, menunjukkan bahwa parameter Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur
Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Timah Hitam (Pb), dan Partikel
Tersuspensi (TSP), masih di bawah baku mutu Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1999.
b) Kebisingan
Demikian pula dengan tingkat kebisingan masih berada di bawah baku sesuai
Kep. Men.LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan untuk
fasilitas industri umum, dan permukiman. Hasil pengukuran kebisingan
menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di lokasi PT. Oti Eya Abadi, berada di
bawah Nilai Ambang Batas (NAB). Berdasarkan hasil konversi skala kualitas
lingkungan (SKL) terhadap kebisingan, maka diperoleh hasil SKL di lokasi studi
adalah 4 dan 5.
Mendala Geologi
Mendala Geologi Sulawesi Barat dicirikan oleh Batuan Plutonik dan Vulkanik
berumur Tersier yang sebagian masih aktif di bagian utara mendala ini. Selain
itu mendala ini juga mencakup Sedimen Flysch tebal yang berumur Kapur-
Eosen, serta Batuan Alas Metamorfik dan Plutonik yang merupakan bagian dari
Mendala Geologi Ofiolit Sulawesi Timur, relatif terdapat di bagian tengah Pulau
Sulawesi, dicirikan oleh sebaran batuan ultrabasa, batuan metamorf dan batuan
sedimen karbonatan. Batuan ultrabasa sebagian besar harzburgite, dunite,
wherlite, pyroxenite, gabbro, dolerite, trondjhemite, anorthosite, norite, troctolite.
Sekuen ophiolite berkembang sangat baik di bagian utara lengan timur
Sulawesi. Kompleks Pompangeo disusun oleh sekis, grafit, batusabak, genes,
serpentinit, kuarsit, batugamping malih dan setempat breksi. Batugamping
malih terdiri marmer dan batugamping terfoliasi. Batuan sedimen karbonatan
dari Formasi Matano disusun oleh batugamping hablur, kalsilutit, argilit dan
serpih serta sisipan rijang dan batusabak.
Diatas ketiga mendala diatas, pada akhir Miosen Tengah sampai Pliosen
terjadi pengendapan sedimen yang membentuk batuan molase, masing-masing
membentuk batuan Formasi Bongka dan Formasi Tomata di bagian timur dan
Molase Sulawesi di bagian barat. Juga, terjadi intrusi granit di Mendala
Sulawesi Barat.
a. Batuan Ultrabasa
Satuan ini terdiri dari perselingan batupasir, batulanau dan batulempung dan
konglomerat. Secara fisik batuan-batuan ini tidak terlalu kompak cenderung
sedang sampai lunak. Perlapisan batuan tidak signifikan namun dapat diamati
dari perselingan lapisan di wilayah sungai, dengan jurus lapisan teramati
berarah tenggara-baratlaut dan timurlaut-baratdaya dengan kemiringan
bervariasi 5o - 40o. Sebaran batuan ini menyusun sekitar 9% dari total luas
areal KP, dan secara regional merupakan bagian dari Formasi Tomata.
c. Aluvial
Litologinya adalah lumpur, lempung, lanau, pasir, kerikil dan kerakal; berupa
endapan sungai dan rawa. Sebaran utama di lokasi studi adalah di sekitar
wilayah aliran singai. Tebal satuan mencapai 3 m.
Struktur geologi yang terdapat di wilayah ini adalah, lipatan, kekar dan sesar.
Jenis sesar yang dapat dikenali berupa sesar sungkup, sesar turun/vertikal dan
sesar mendatar. Adapun sesar utama yang dapat dikenal adalah sesar
sungkupMatano yang berarah tenggara-baratlaut dan sesar geser Lasolo yang
berarah sinistral. Adapun sesar-sesar lainnya berupa sesar-sesar vertikal yang
cukup banyak di wilayah regional. Orientasi struktur-struktur ini meskipun
memiliki perbedaan namun memperlihatkan orientasi umum timurlaut-baratdaya.
Pada tubuh batuan, struktur yang teramati adalah struktur-struktur kekar dengan
orientasi beragam baik pada satuan ultrabasa ataupun pada batuan sedimen
klastik. Berdasarkan bentuk topografi dan kondisi singkapan pada batuan
diinterpretasikan bahwa terdapat jalur-jalur patahan lokal dan diindikasikan
bahwa struktur ini merupakan patahan normal vertikal.
Struktur geologi lainnya yang sangat umum dan terdapat pada hampir semua
batuan adalah struktur kekar. Arah pengkekaran umumnya tidak beraturan,
kecuali pada zone-zone yang dekat dengan struktur utama.
Peta geologi yang menunjukkan jenis litologi dan orientasi struktur ini
diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Qal Aluvial
Garis Patahan Vertikal
Kegempaan
Struktur aktif yang terdapat didaerah ini adalah sesar naik, sesar geser, sesar
sungkup dan sesar turun. Sesar Matano dan sesar Palu-koro merupakan sesar
utama ke arah barat laut – tenggara dan menunjukkan gerak mengiri. Diduga
kedua sesar ini terbentuk sejak Oligosen dan bersambungan dengan sesar
Sorong sehingga merupakan satu sistem sesar transform serta diduga masih
aktif sampai sekarang. Sesar lain yang lebih kecil berupa tingkap pertama dan
atau kedua yang terbentuk bersamaan atau setelah sesar utama tersebut.
Tabel 2.4 Gempa dengan magnitude diatas 6,0 yang Terjadi Pada
Daerah Sesar Palu – Matano
Latitude Langitude Besaran
Tanggal
(derajat) (derajat) (Mw)
18 Agustus 2012 1,21N 120,08E 6,2
24 Januari 2005 -1,03S 119,99E 6,2
12 Mei 1998 0,21N 119,58E 7,2
05 November 1980 -2.79S 122,05E 6,0
14 Agustus 1968 0.06N 119,71E 6,4
07 Juni 1968 -1,88S 120,12E 6,2
19 Mei 1938 -1,00S 120,00E 7,5
13 Februari 1924 -2,50S 122,00E 6,5
Sumber : BMKG Palu, 2017
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan sebaran titik-titik pusat gempa baik
gempa dangkal, sedang dan dalam di wilayah P. Sulawesi. Dari gambar
dibawah ini dapat dilihat bahwa lokasi rencana kawasan terletak relatif
dekat dengan jalur kegempaan yaitu patahan Matano.
Dari gambar dibawah ini dapat dilihat bahwa lokasi rencana penambangan
terletak relatif dekat dengan jalur kegempaan yaitu patahan Matano.
Gambar 2.5 Sebaran titik-titik pusat gempa di Sulawesi bagian utara dan
tengah.
Gambar 2.6. Peta Zonasi Gempa Indonesia (untuk wilayah studi nilai percepatan
gempa di batuan dasar 0,4 - 0,6 g).
6) Kondisi Geoteknik
Dari survey lapangan terkait struktur dan ukuran butir tanah pada lokasi
wilayah studi, dapat dijelaskan bahwa jenis tanah berdasarkan klasifikasi The
Unified Soil Classification System; tanah diwilayah studi didominasi oleh
tanah jenis CM (lanau kepasiran) dengan tingkat plastisitas yang rendah.
Daya dukung adalah kemampuan tanah untuk menahan tekanan atau beban
bangunan pada tanah dengan aman tanpa menimbulkan keruntuhan geser
dan penurunan berlebihan. Dalam bagian ini daya dukung tanah yang ditinjau
dibedakan atas daya dukung tanah dasar untuk pondasi bangunan dan tanah
untuk konstruksi perkerasan jalan.
Untuk analisis daya dukung dapat dibedakan antara tanah kohesif dan
tanah nonkohesif sebagai berikut:
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan
diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas
dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan
tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan
daya dukungnya (CBR).
Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar, nilai CBR minimum yang
diharuskan untuk subgrade pada pekerjaan perkerasan jalan adalah
sebesar 6 %.
Sebagai material tanah dasar, berdasarkan klasifikasi dari sifat fisik dan
mekanis tanah dan merujuk pada “Guide for Estimating Subgrade
Strengths,AASHTO, 1993 Spectra Soil Strength Design,1998” dapat
diestimasi nilai CBR tanah dasar yang ada 6- 10%.
Kondisi erosif ini akan meningkat dengan kondisi iklim diwilayah studi dan
pengaruh aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk perkebunan,
pemotongan dan penggalian pada lereng tanpa perhitungan untuk
pertambangan tradisional.
Data diperoleh dari alat ukur curah hujan dari Blok PT.OEA. Data tersebut,
memperlihatkan selama rentang waktu sepuluh tahun, curah hujan maksimum
sebesar 334,35 mm (Tahun 2016), dengan rata-rata 10,21 hari hujan per bulan.
Data-data tersebut akan diolah untuk memperoleh curah hujan rencana dan
intensitas hujan.
Besarnya intensitas hujan dalm 1 jam dihitung dengan cara Partial Series, yaitu
data curah hujan dalam satu jam dan mencari nilai ambangnya, kemudian
perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan Distribusi Gumbell. Tetapi
karena tidak terdapatnya data curah hujan durasi pendek (1 jam), maka
perhitungan intensitas hujan satu jam dilakukan dengan menggunakan rumus
Mononobe sebagai berikut:
R24 24 2 / 3
I= ( )
24 t
Dimana R24 adalah curah hujan rencana dalam 24 jam (1 hari). Berdasarkan
analisis, curah hujan rencana dalam sebulan sebesar 334,35 mm/bulan. Jumlah
hari hujan rata-rata adalah sebanyak 10,21 hari. Maka curah hujan rencana
perhari adalah:
32,74 24 2 / 3
I= ( ) = 11,35 mm/jam.
24 1
Air limpasan (surface run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di
atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau maupun laut. Aliran tersebut
terjadi karena air hujan yang mencapai permukaan tanah tidak terinfiltrasi
akibat intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi atau faktor lain, seperti
kemiringan lereng, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi.
Disamping itu berasal dari air hujan yang telah masuk ke dalam tanah
kemudian keluar lagi ke permukaan tanah dan mengalir ke bagian yang lebih
rendah.
2. Koefisien Limpasan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga koefisien limpasan,
antara lain kondisi permukaan tanah, luas daerah tangkapan hujan,
kemiringan permukaan tanah dan lain-lain. Tiap-tiap permukaan tanah
(surface) mempunyai koefisien limpasan berbeda-beda, dan secara umum
dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Qp = 0,278 CI A m3/detik
dimana :
Qp : Debit air limpasan puncak, m3/detik
C : koefisien air limpasan
I : intensitas hujan, mm/jam
A : luas DTH – luas pit, Km2
C. Kualitas Air
Hasil Analisis
No Parameter Satuan Baku Mutu*
1 2 3
Fisika
1 Padatan Terlarut Total mg/L 1000 147,2 186,1 97,51
2 Konduktivitas mS - 230,2 290,1 154,5
3 Kesadahan mg/L - 98 92 76
0
4 Suhu C Deviasi 3 29,84 28,62 30,74
Kimia
5 pH - 6-9 6,24 6,26 6,23
6 BOD mg/L 3 0,167 1,27 2,36
7 DO mg/L 4 6,65 6,69 5,54
8 NH3 mg/L (-) 1,58 1,12 1,78
9 COD mg/L 25 1,58 11,06 3,17
Logam Terlarut
10 Cd mg/L 0,01 ttd ttd ttd
11 Pb mg/L 0,03 ttd ttd ttd
12 Fe mg/L (-) ttd ttd ttd
13 Cu mg/L 0,02 ttd ttd ttd
14 Mn mg/L (-) ttd ttd ttd
15 Zn mg/L 0,05 ttd ttd ttd
Keterangan :
* = Baku Mutu berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 Kelas II
1 = Sungai Dampala
2 = Sungai Tula
3 = Sungai Siumbatu
B C D
Tabel 2.8. Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pohon di
Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Bijih Nikel
(A) Endemik Sulawesi ( Kessler et al. 2002; Whitemore et al. 1989); (*) Bernilai Ekonomi
KR = Kerapatan Relatif; FR = Frekwensi Relatif; DR = Dominansi Relatif; NP = Nilai Penting H’=Indek
Diversity
Tabel 2.9. Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Tiang di
Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Biji Nikel
Tabel 2.10. Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pancang di
Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Biji Nickel
Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada Tabel 2.19 diatas, dijumpai sebanyak
31 jenis flora alami tingkat pancang dengan nilai penting jenis tertinggi dimiliki
olehLengaru (Alstonia scholaris) dan Jambu-jambu (Kjellbergiodendron
celebicum). Kedua jenis tersebut merupakan jenis utama pada vegetasi tingkat
pancang dikawasan tersebut. Adapun vegetasi tingkat pancang yang bernilai
ekonomis ada sebanyak 15 jenis dan endemik sulawesi ada 7 jenis. Sesuai
hasil analisis indeks keanekaragaman vegetasi tingkat pancang disekitar
wilayah studi mempunyai tingkat keanekaragaman tergolong tinggi atau H’=
3,32. Berdasarkan jumlah jenisnya, jenis-jenis yang bernilai ekonomi dan
indeks keanekaragaman jenis, maka vegetasi tingkat pancang disekitar lokasi
kegiatan pembangunan kawasan industri sesuai skala kualitas lingkungan
termasuk kualitas lingkungan 5 (sangat baik).
Tabel 2.11.Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat anakan dan
tumbuhan bawah di Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Biji Nickel
2.2.2 Fauna
Fauna merupakan keseluruhan jenis satwa yang terdapat pada suatu daerah
dan memiliki fungsi ekologis yang penting dalam ekosistem hutan.Fauna
memberikan manfaat baik secara langsung maupun tak langsung kepada
manusia.Oleh karena itu kondisi habitat yang kondusif mutlak diperlukan dalam
upaya mempertahankan populasi dan keragamannya serta kelestariannya
khususnya bagi fauna yang tergolong endemik dan atau dilindungi. Keberadaan
fauna dalam ekosistem hutan rentan terhadap gangguan dari berbagai aktifitas
manusia yang berlebihan di dalam maupun disekitar hutan yang menjadi
habitatnya. Data diperoleh dengan menerapkan metode langsung yakni
perjumpaan langsung dimana satwa tersebut ditemukan disekitar lokasi
pembagunan pabrik dengan caramelakukan pengamatan pada area tertentu
atau memotret, khususnya terhadap jenis-jenis endemik. Disamping
itu,mengamati populasi fauna melalui pencarian antara lain bekas jejak, sarang,
suara, dan serta berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar
proyek.
Di lokasi studi tidak banyak jenis mamalia yang dijumpai/ditemukan baik secara
langsung maupun hasil wawancara/informasi dari masyarakat di lokasi studi.
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 30
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Babihutan dan beberapa hewan endemiklainnya merupakan jenis mamalia
yang masih dapat dijumpai, baik secara langsung maupun melalui jejak
kakinya. Jenis-jenis reptilia dan amphibia yang teridentifikasi di wilayah studi
seperti biawak (Varanus sp.), kadal (Mabouya multifasciata) dan beberapa jenis
ular, serta katak pohon (Phacenhorus montegola). Secara lengkap jenis-jenis
tersebut disajikan dalam Tabel 2.12 sebagai berikut.
Tabel 2.12. Jenis-jenis mamalia, reptilia dan amphibia yang terdapat disekitar
lokasi kegiatan penambangan biji nikel
Berdasarkan data pada Tabel 2.10 di atas, bahwa dari 8 jenis fauna liar kelas
mamalia terdapat 6 jenis tergolong jenis yang dilindungi. Adapun jenis reptilia
dan amphibia memiliki status konservasi yang tergolong resiko rendah karena
keberadaannya di alam relatif masih banyak. Namun demikian keseluruhan
jenis tersebut memiliki nilai penting secara ekologis di ekosistem hutan daran
rendah maka keberadaannya perlu dilindungi. Berdasarkan jumlah jenisnya
serta nilai penting jenis secara ekologi dan ekonomi, maka keberadaan fauna
liar disekitar lokasi kegiatan pembangunan kawasan industri termasuk kualitas
lingkungan 4 (baik).
Berdasarkan data pada Tabel 2.11 diatas, bahwa terdapat 4 jenis endemik
sulawesi (Halcyon chloris, Coracina leucopygia, Loriculus exilis dan Centropus
bengalensis) dan 3 endemik Indonesia (Trichoglossus ornatus, Heliastur indus
dan Zosterops chloris).Jenis-jenis endemik tersebut termasuk dalam 11 jenis
yang tergolong beresiko hingga terancam punah sehingga memiliki status
konservasi dilindungi. Disamping itu, dijumpai 1 jenis burung migran (Actitis
1. Plankton
Plankton adalah organisme yang pada umumnya renik, melayang dalam air,
daya geraknya yang lemah sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi
oleh pergerakan air (Odum, 1993). Berdasarkan ukurannya, Nybakken
(1992) membedakan plankton menjadi lima golongan, yaitu mega plankton,
makro plankton, mikroplankton, nano plankton, dan ultra plankton. Ketiga
golongan pertama masih dapat ditangkap dengan jaring plankton,
sedangkan dua golongan yang terakhir dapat lolos. Plankton merupakan
organisme perairan yang keberadaannya dapat dilihat dari indikator
perubahan kualitas biologi perairan. Plankton mempunyai kepekaan dan
a. Fitoplankton
Kehadiran fitoplankton di ekosistem perairan sangat penting, karena
fungsinya sebagai produsen primer dalam perairan atau karena
kemampuan dalam mensintesis senyawa organik dari senyawa
anorganik melalui proses fotosintesis. Dalam ekosistem air, proses
fotosintesis dilakukan oleh fitoplankton bersama dengan tumbuhan air
lainnya disebut sebagai produktivitas primer.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepadatan fitoplankton di suatu
perairan mengalir adalah kecepatan arus air. Selain itu kekeruhan air
juga sangat mempengaruhi keberadaan fitoplankton. Kelompok
fitoplankton yang mendominasi perairan tawar umumnya terdiri dari
diatom dan ganggang hijau serta dari kelompok ganggang biru.
Kepadatan fitoplankton dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kepadatan
fitoplankton yang bervariasi. Fitoplankton hidup terutama pada lapisan
perairan yang mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan untuk
melakukan proses fotosintesis. Indeks keanekaragaman dan kelimpahan
fitoplankton disajikan pada Tabel 2.14 sebagai berikut.
b. Zooplankton
Hasil analisis Zooplankton, diperoleh nilai kelimpahan berkisar anatar
556-806 Indivisu/liter. Kelimpahan zooplankton di suatu daerah lentik
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton. Sebagian besar
zooplankton menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organik,
baik berupa fitoplankton maupun detritus. Berhubung karena bentuk dan
ukuran tubuh yang bervariasi maka terdapat berbagai tipe makanan
zooplankton dalam memanfaatkan materi.
Jumlah
No. Nama Jenis
S-01 S-02 S-03
1. Centropixys sp 9 6 7
2. Cyclops sp 7 8 5
3. Difflugia sp 4 - -
4. Euglypha sp 12 9 8
5. Rotifer sp 10 11 9
Jumlah Spesies (S) 5 4 4
Kelimpahan (Individu/L) 806 652 556
Indeks Keanekaragaman (H’) 1,54 1,36 1,36
Keterangan : S-01 = Sungai Dampala; S-02 = Sungai Siumbatu; S-03 = Sungai Tula
2. Benthos
Benthos adalah organisme yang hidup di permukaan dan atau dalam
substrat dasar perairan. Karena sifat hidupnya yang relatif menetap (sesil),
dan juga sebagai detritus feeder dan scavenger, maka benthos sering
digunakan sebagai indikator perubahan kualitas perairan. Hasil analisis
benthos menunjukkan bahwa nilai keanekaragaman berkisar 1,53-1,58.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kondisi perairan dilihat dari
struktur komunitas benthos bervariasi dari peka (rentan) - resisten (kuat)
terhadap gangguan yang dapat menunjukkan kestabilan komunitas.
Selanjutnya, secara lengkap jenis benthos dapat disajikan pada Tabel 2.16
sebagai berikut.
Jumlah
Nama Jenis
No.
S-01 S-02 S-03
1. Argia sp 6 3 4
2. Penaeus sp 8 6 7
3. Progomphus sp 4 5 2
4. Oligochaeta sp 2 - -
5. Larva Nauplius - 3 2
Jumlah Spesies (S) 4 4 4
Kelimpahan (Indivisu/m2) 20 17 15
Indeks Keanekaragaman (H’) 1,28 1,34 1,25
Keterangan : S-01 = Sungai Dampala; S-02 = Sungai Siumbatu; S-03 = Sungai Tula
3. Jenis-Jenis Nekton
Nekton merupakan biota perairan yang memiliki nilai ekonomis dan sumber
pangan (protein hewani) yang cukup tinggi, sehingga nekton sering
diusahakan (ditangkap dan dibudidayakan) untuk mencukupi kebutuhan
protein sekaligus dijual sebagai sumber pendapatan mayarakat.Kelimpahan
nekton sangat dipengaruhi oleh kondisi kualitas perairan yang bersangkutan.
Pencemaran sungai karena limbah dan sedimentasi dapat menurunkan
kualitas perairan setempat dan bila terjadi pencemaran akan menyebabkan
berkurangnya potensi kelimpahan jenis ikan di perairan tersebut.
Tabel 2.18 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan serta Sex Rasio Penduduk
Wilayah Studi
Jenis
Luas Jumlah Kepadatan Jml Sex Ukuran
No Kec/Desa 2 Kelamin 2
(Km ) Jiwa (Km ) KK Rasio Jiwa KK
Lk Pr
1 Kec.Bahodopi 1.080,98 3849 3414 7.263 7 1675 113 4
Dampala 62,16 223 174 397 6 92 128 4
Le-le 67,65 293 249 542 8 125 118 4
Siumbatu 117,33 296 247 543 5 125 120 4
Rata-rata 82,38 27,66 223,3 494 6 114 122 4
Sumber: Kecamatan Bahodopi, Dalam Angka 2016 (Diolah kembali).
2. Pendidikan
Di wilayah studiprasarana pendidikan yang tersedia sesuai yang tertera
pada Kecamatan Bahodopi Dalam Angka tahun 2016; bahwa prasarana
pendidikan yang ada meliputi: Sekolah Negeri terdiri atas: Sekolah Dasar
(SD) sebanyak 13 unit, Sekolah Menengah Tingkat Pertama sebanyak 3
(tiga) unit dan Sekolah Memengah Tingkat Atas sebanyak 1 (satu) unit.
Sekolah Swasta terdiri atas: Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP)
sebanyak 2 (dua) unit dan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) sebanyak
1 (satu) unit. Data mengenai jumlah murid dan guru di wilayah studi yang
menggambarkan tentang situasi pendidikan, tersaji dalam Tabel berikut.
Tabel 2.17. menunjukkan bahwa rasio antara guru terhadap murid wilayah
studi cukup memadai sehingga dengan sendirinya anak-anak didik dapat
terlayani dengan maksimal, mengingat jumlah murid tidak terlalu besar
khususnya untuk pendidikan SD yakni dengan rasio 1 : 18. Yang berarti
setiap seorang guru hanya melayani sebanyak 18 orang murid.
3. Agama
Penduduk di wilayah studi mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil
beragama Kristen, Hindu dan Katolik. Agama Islam dianut oleh penduduk
etnik lokal seperti Bungku, Tolaki dan Bajo sementara penduduk beragama
Kristen dianut oleh kebanyakan berasal dari etnik pendatang Toraja dan
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 40
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Mori. Sedangkan penduduk beragama Hindu berasal dari transmigran etnik
Bali. Gambaran keragaman agama yang dianut secara umum di Kecamatan
Bahodopi terlihat dari prasaranakeagamaan yang ada antara lain Masjid
sebanyak 19 buah, mushallah sebanyak 7 buah, Gereja kristen/katolik
sebanyak 1 buah, Pura sebanyak 3 buah. Ketersediaan prasarana
peribadatan sebagaimana digambarkan di atas terlihat bahwa pemeluk
agama terbesar di Kecamatan Bahodopi adalah pemeluk Agama Islam. Data
mengenai fasilitas peribadatan di wilayah dan di desa studi, tersaji dalam
Tabel berikut.
4. Sosial Ekonomi
a. Mata Pencaharian Penduduk
Penduduk di desa-desa studi masyarakatnya mayoritas masih
menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Data yang
berhasil dihimpun saat dilakukan studi awal menunjukkan bahwa sekitar
80% penduduk bekerja disektor tersebut. Misalnya di desa Dampala
penduduk bekerja sebagai petani sawah, kebun coklat dan beternak.
Persawahan di daerah ini masih tadah hujan sehingga panen hanya bisa
dilakukan sekali dalam setahun, pengairan yang dulu pernah berfungsi
kini tidak lagi bisa mengairi sawah kini rusak oleh terjangan banjir dan
kerusakan saluran air karena sedimentasi.
b. Tingkat Pendapatan
Tabel 2.22. Banyaknya Sarana dan Prasarana Perkonomian di Wilayah Studi 2016
Sarana dan Prasarana Perekonomian
No Wilayah Studi Warung/ Hotel/ Kop. Non
Pasar Toko Kios
Rmh. Makan Penginapan KUD
1 Kec.Bahodopi 2 13 193 35 1 13
Ds. Dampala - - 16 2 - -
Ds. Siumbatu - 1 17 2 - -
Ds. Lele - - 14 1 - -
Sumber : Kecamatan Bahodopi Dalam Angka, 2016 dan Potensi Desa Dampala, Siumbatu dan Lele
2017
Tabel 2.23. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Morowali atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun
2009-2013
Tahun
No Lapangan usaha
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 1330.356 1.476.799 1.708.938 1.899.897 2.182.183
2 Pertambangan dan 44.005 219.243 561.043 925.023 1.416.204
penggalian
3 Industri dan Pengolahan 47.818 53.515 59.250 65.864 73.493
f. Angkatan Kerja
g. Sosial Budaya
1) Suku dan Adat Istiadat
Penduduk pada 3 desa studi memiliki karakteristik yang unik. Di Desa
Dampala misalnya, mayoritas penduduk desa ini adalah keturunan Toraja-
Bugis. Menurut tokoh masyarakat di desa Dampala terdapat 90% penduduk
merupakan keturunan etnis Toraja, Luwu (Masamba) dan Bugis yang sudah
mengalami asimilasi. Di Desa Lelea dan Siumbatu penduduknya mayoritas
etnik Tolaki, Jawa, Bugis dan Tator. Keunikan etnisitas di wilayah studi juga
terlihat dari ornamen-ornamen bangunan replika rumah adat Toraja
(tongkonan) yang berdiri di depan rumah induk sepanjang jalan di Desa
Dampala dan Lelea. Demikian halnya bahasa yang digunakan cukup
beragam, yakni bahasa Toraja-Luwu, Bugis, Tolaki dan Jawa, meskipun
secara umum mereka juga menguasai bahasa Bungku. Berdasarkan
pengakuan salah seorang informan di lokasi studi menyebutkan bahwa
kedatangan kelompok masyarakat Toraja dan Bugis ke wilayah tersebut
dibawa oleh gerombolan kelompok DI/TII Kahar Muzakkar. Keunikan lainnya
adalah etnik Toraja di desa studi kebanyakan beragama Islam. Etnis yang
mendiami wilayah studi baik penduduk lokal maupun penduduk pendatang
2) Proses Sosial
Berdasarkan hasil observasi di desa studi, bentuk-bentuk kerjasama yang
berkembang di dalam masyarakat pada umumnya terkait dengan ekonomi
masyarakat, seperti arisan keluarga, gotong royong baik yang terkait
kepentingan umum, seperti perbaikan fasilitas umum dan sebagainya.
Meskipun kondisi keamanan secara umum masih kondusif, kekhawatiran
akan adanya riak-riak terkait gangguan keamanan dan ketertiban mulai
sering muncul. Banyaknya penduduk pendatang dengan beragam
latarbelakang budaya dan istiadat menjadi sumber baru perbedaan-
perbedaan di masyarakat. Pada titik ini dibutuhkan upaya penyesuaian dan
penerimaan sosial pada masing-masing pihak agar tercipta harmoni sosial
yang mantap.
Hasil wawancara pada beberapa tokoh masyarakat terkait proses sosial
menunjukkan bahwa hadirnya banyak industri pertambangan nikel yang
diikuti oleh masuknya banyak tenaga kerja dan pendatang yang berusaha di
wilayah ini telah berpengaruh pada ketertiban masyarakat. Misalnya saja
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 48
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
banyaknya kasus-kasus perselingkuhan karena didukung oleh maraknya
kafe-kafe dan kos-kosan. Demikian pula adanya kasus-kasus terkait
kebiasaan etnis tertentu, seperti kegiatan sabung ayam di desa Keurea yang
dianggap oleh tokoh masyarakat sebagai kebiasaan yang merusak, karena
penduduk lokal yang relatif religius tidak menerima kebiasaan etnis
pendatang seperti itu. Meski kejadiannya bukan di desa studi tetapi kejadian
tersebut mendapat perhatian dari desa-desa sekitar yang menerima dampak
keberadaan indutri pertambangan nikel.
Proses sosial yang bersifat disasosiatif lainnya muncul dari buruknya relasi
antara perusahaan tambang yang sudah existing dengan beberapa anggota
masyarakat yang pernah menjadi karyawan. Hasil penelusuran awal
menunjukkan bahwa persepsi dan sikap penolakan warga pada perusahaan
diakibatkan oleh adanya kekecewaan akibat dikeluarkan (dipecat) oleh
perusahaan sehingga seringkali mempelopori tindakan-tindakan resisten
terhadap perusahaan. Kondisi ini harus dicermati secara mendalam
mengingat motif atas sikap mendiskreditkan perusahaan bukan berasal dari
kealpaan perusahaan dalam memberikan hak-hak dasar kepada karyawan
melainkan mentalitas dan pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan itu
sendiri. Kebanyakan warga yang kini bertindak resisten terhadap perusahaan
tambang nikel lain yang sudah existing dan sering menjadi sumber terjadinya
gerakan sosial adalah mereka yang telah keluar dari perusahaan karena
indisipliner. Misalnya karena tidak masuk kerja selama lebih dari tiga hari
tanpa informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, keterlambatan masuk
kerja, melanggar peraturan secara berulang dan berkelahi.
Situasi yang demikian juga berdampak pada sikap warga lokal terutama yang
tidak lagi bekerja di perusahaan, menjadi lebih sentimen terhadap pekerja
pendatang. Persepsi ini muncul karena ketidakmampuan warga lokal dalam
menyesuaikan diri pada pekerjaan terjadwal dengan menuntut disiplin yang
ketat, sehingga mengalihkan sikap resisten terhadap pekerja pendatang
yang dianggap telah merebut kesempatan kerja buat mereka.
3) Pranata Sosial
Lembaga-lembaga masyarakat yang ada di wilayah studi dari segi fungsinya
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yakni lembaga kemasyarakatan yang
sifatnya formal seperti Pemerintahan Desa (Kepala Desa dan Perangkatnya)
dan Badan Perwakilan Masyarakat (BPD), BUMDes (Badan Usaha Milik
Jumlah 45 100,00
Terkait minat masyarakat untuk ikut bekerja pada kegiatan pertambangan bijih
nikel PT. Oti Eya Abadi sangat besar. Hal ini dapat dimengerti mengingat
bahwa masih banyaknya angkatan kerja di sekitar lokasi rencana
pertambangan yang masih mengganggur. dari hasil wawancara dengan
responden terlihat bahwa sebanyak 72,0% responden ingin berpartisipasi
dalam mengisilowongan kerja yang ada di kegiatan pertambangan. Alasan
utama adalah karena tidak memiliki pekerjaan tetap atau memiliki anggota
keluarga yang masih mengganggur (belum bekerja). Jenis pekerjaan yang
dapat mereka lakukan adalah tenaga administrasi, humas, security (tenaga
keamanan),tenaga surveyor, supir, office boy dan lain-lain. Mengingat tingginya
minat masyarakat dalam mengisi kesempatan kerja yang ada, maka pengelola
pertambangan PT. Oti Eya Abadi harus memprioritaskan tenaga kerja lokal
untuk diterima sebagai pekerja sesuai kemampuan dan tingkat keahlian yang
dibutuhkan. Selain itu juga terungkap bahwa hanya 26,7% responden yang
tidak berminat untuk bekerja pada pertambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi .
Alasan responden yang tidak berminat adalah sebagai berikut :1) telah memiliki
pekerjaan yang lebih baik (9,3%); Sudah tua dan tidak mampu bekerja berat
(8,0%); 2) terlalu jauh dari tempat tinggal (5,3%); dan 3) tidak mau terikat dalam
suatu perusahaan (4,1%). Selain sebagai pekerja, masyarakat juga
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 52
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
mengharapkan adanya peluang berusaha yang bisa meningkatkan pendapatan
keluarga.
Dari hasil survei, menunjukkan bahwa masyarakat lokal cukup terbuka terhadap
kaum pendatang. Karena selama ini penduduk lokal telah terbiasa dengan
masuknya berbagai suku pendatang. Persepsi masyarakat terhadap
masyarakat kaum pendatang dapat sebesar 76,0% tanggapan responden
terhadap tenaga kerja pendatang menyatakan setuju, asalkan penduduk lokal
diprioritaskan dalam penerimaan tenaga kerja dan pekerja pendatang dapat
beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Apabila kesempatan kerja tidak dapat
dipenuhi oleh tenaga kerja lokal, karena diperlukan keahlian dengan spesifikasi
tertentu, maka dapat diisi oleh pendatang. Alasan lain dari responden yang
setuju adanya pekerja pendatang adalah karenape kerja pendatang mempunyai
keahlian tertentu yang akan memperluas wawasan penduduk lokal dan
sekaligus sebagai motivasi untuk meningkatkan pendidikan maupun
pengetahuan masyarakat. Sedangkan sikap sebagian kecil masyarakat
(21,3%), yang tidak menyetujui adanya tenaga kerja pendatang karena mereka
khawatir tidak dapat bersaing dengan pendatang dan kuatir kalau pendatang
membawa kebiasaan yang tidak umum yang bisa mengganggu keamanan dan
ketertiban masyarakat. Meskipun sebagian besar anggota masyarakat setuju
terhadap kehadiranpekerja pendatang tetapi mereka tetap mengharapkan agar
pekerjapendatang terutama pekerja asing (jika ada) dapat menghormati adat
kebiasaan serta agama masyarakat sekitar.
A Tenaga Kesehatan
1 Dokter Umum (PNS&PTT) 2
2 Dokter Gigi (PNS&PTT) 1
3 Perawat 12
4 Bidan Puskesmas dan bidan desa 17
6 Sanitarian/Kesmas 2
7 Gizi -
8 Perawat gigi 1
9 Farmasi & apoteker -
10 Analis kesehatan -
B Sarana/Prasarana
1 Rumah sakit -
2 Puskesmas 1
3 Pustu (Puskesmas Pembantu) 3
4 Poskesdes (Poskese hatandesa) 7
5 Pusling (Puskesmas Keliling) 1
6 Posyandu 13
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali, Tahun 2016
Tabel 2.31. Jenis dan Jumlah Sarana Air Bersih yang digunakan oleh
Masyarakat Wilayah Puskesmas Bahodopi Kecamatan Bahodopi
Tahun 2016
Jenis Sarana
Puskesmas/ Sumur
No Sumur Perlindungan Penampungan
Kecamatan Pompa Perpipaan
Gali Mata Air Air Hujan
Tangan
Bahodopi
1 1100 30 3 1
Kec.Bahodopi
Sumber :Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali, 2016
A. Tahap Prakonstruksi
1) Sosiali Budaya : Sikap dan Persepsi Masyarakat
B. Tahap Konstruksi
1) Geo-Fisik-Kimia: Bentang lahan, Kualitas Udara, Kebisingan, Erosi, Kualitas Air
2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
3) Sosial, Ekonomi dan Budaya: Kesempatan kerja, kesempatan berusaha,
pendapatan masyarakat, proses-roses sosial, sikap dan persepsi masyarakat.
4) Kesehatan Masyarakat: Kesehatan masyarakat, Sanitasi lingkungan
C. Tahap Produksi
1) Geo-Fisik-Kimia: Bentang lahan, Iklim Mikro, Kualitas Udara, Kebisingan, Erosi,
Hidrologi, Kualitas Air, Gangguan lalu lintasa dan Kerusakan Jalan.
2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
3) Sosial, Ekonomi dan Budaya: Pendamatan Masyarakat dan Daerah, Proses-
roses sosial, sikap dan persepsi masyarakat
4) Kesehatan Masyarakat: Kesehatan masyarakat, Sanitasi lingkungan
D. Tahap Pasca Produksi
1) Geo-Fisik-Kimia: Perbaikan Kualitas air, Hidrologi (penurunan volume limpasan
air permkaan), Penurunan Erosi Tanah.
2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
dengan SKLp= skala kualitas lingkungan hidup saat kegiatan berlangsung dan SKLRLA=
skala kualitas lingkungan hidup saat rona lingkungan hidup awal.
Angka prakiraan besaran dampak yang diperoleh berkisar antara angka 1 (satu)
sampai dengan 4 (empat), dengan kriteria besaran dampak sebagai berikut:
B. Pembebasan Lahan
Kegiatan Pembebasan Lahan Rencana Penambangan Bijih Nikel di
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
berdampak terhadap Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya, yaitu:
1. Persepsi Masyarakat
Berdasarkan data pada rona awal terdapat 376 orang yang terdaftar
mencari kerja di Kabupaten Morowali jumlah ini cukup banyak sehingga
kualitas lingkungan kesempatan kerja dikategorikan berada pada skala 3
(sedang). Dengan adanya rencana penambangan bijih nikel dimana sekitar
213 orang akan direkrut untuk menjadi tenaga kerja, hal ini dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat lokal. Kondisi ini akan memberikan peluang
yang cukup besar bagi pencari kerja yang ada terutama bagi penduduk
lokal disekitar tapak proyek, sehingga kualitas lingkungan kesempatan
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 8
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
kerja menjadi sangat baik (Skala 5). Dengan demikian besaran dampak
yang diperkirakan timbul akibat kesempatan kerja adalah +2 (positif
sedang).
b) Prakiraan Sifat Penting Dampak
3. Proses-proses sosial
2. Peningkatan Kebisingan
3. Persepsi Masyarakat
Laju erosi dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu iklim dalam hal ini curah
hujan, sifat fisik tanah, topografi, vegetasi dan manusia. Faktor iklim yang
paling berpengaruh dalam proses erosi ada 2 yaitu curah hujan dan dan
temperatur (suhu). Tetapi curah hujan merupakan faktor yang paling
dominan karena awal erosi didahului dengan proses terlepasnya butir-
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 22
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
butir tanah yang disebabkan oleh tumbukan langsung air hujan
kepermukaan tanah sehingga tanah terdispersi, yang diikuti oleh proses
pengangkutan yang dilakukan oleh air. Kondisi lahan di sekitar lokasi
pembangunan jalan akses tertutupi oleh vegetasi sehingga skala kualitas
lingkungan dari segi laju erosi tergolong baik (Skala 4). Hasil analisis
pendugaan erosi aktual di lokasi studi untuk saat ini tergolong memiliki
indeks bahaya erosi rendah, tingkat kerusakan tergolong rendah dan
tingkat kehilangan tanah tergolong rendah. Sedangkan hasil prediksi erosi
menunjukkan bahwa besarnya erosi potensial pada lahan tersebut di atas
adalah sebesar 30,15 ton/ha/tahun, erosi aktual sebesar 4,26
ton/ha/tahun, dan nilai Indeks bahaya erosi wajar sebesar 0,234
ton/ha/tahun. Sehubungan dengan pembangunan jalan akses yang akan
menghilangkan vegetasi sehingga permukaan tanah akan terbuka.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan laju erosi terutama pada saat terjadi
hujan sehingga kualitas lingkungan menjadi sedang (Skala 3). Besaran
dampak yang ditimbulkan adalah -1 (negatif kecil)
4. Gangguan Vegetasi
Dampak ini merupakan dampak lanjutan dari peningkatan laju erosi dan
sedimentasi akibat kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
pendukung lainnya
4. Sanitasi Lingkungan
Dampak perubahan iklim mikro secara fisik berupa peningkatan suhu udara
dan penurunan kelembaban pada tahap operasi merupakan dampak primer
(langsung) bersumber dari kegiatan proses pematangan lahan dan
pengupasan tanah pucuk (top soil) untuk proses penambangan bijih nikel.
Kualitas lingkungan iklim mikro sebelum kegiatan tergolong baik (skala 4).
Proses pematangan lahan, diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada
perubahan iklim mikro melalui peningkatan suhu udara dan penurunan
kelembaban yang terjadi akibat berlangsungnya proses pembukaan lahan
dan penutupan lahan oleh penambangan bijih nikel serta berkurangnya
kelembaban tanah. Namun demikian, diprakirakan jarak sebaran
perubahan iklim mikro hanya beberapa puluh meter dari tapak kegiatan.
Terlebih lagi berdasarkan uraian rencana kegiatan yang menjelaskan
bahwa kegiatan penambangan dilakukan secara bertahap (tidak sekaligus)
sehingga perubahan iklim mikro semakin dapat di perkecil. Ditambah pula
dengan setelah pematangan lahan, pembuatan jalan, dan drainase akan
langsung dilakukan lanskaping dan penghijauan dan akan terus dipelihara
pada tahap operasi pada kegiatan pemeliharaan kawasan. Sehingga
diperkirakan kualitas lingkungan untuk iklim mikro berada pada kategori
sedang (skala 3) sehinga besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1
(negatif kecil).
Hasil pengukuran rona awal kualitas udara pada tapak proyek untuk CO
(16,50-17,24 µg/Nm3), NO2 (4,24-4,65 µg/Nm3), SO2 (6,65-6,73 µg/Nm3)
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 38
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
dan Partikel Debu (9,58-11,85 µg/Nm3) kondisi ini tergolong baik (skala 4)
karena masih berada dibawah ambang batas baku mutu. Proses
penambangan bijih nikel secara garis besar mencakup penggalian –
pengerukan – penapisan - penumpukan. Kegiatan tersebut akan
memberikan dampak terhadap penurunan kualitas udara berupa
peningkatan kadar debu di udara. Sedang peningkatan parameter NOx,
COx, SOx dan timah hitam lebih banyak ditimbulkan oleh emisi gas buang
alat berat seperti bulldozer, dump truck, crusher dan sebagainya.
Peningkatan partikulat akan mencapai 50 % sedangkan peningkatan
kandungan parameter lainnya pada udara ambien akan mencapai sekitar
25 %. Sehingga diperkirakan kualitas lingkungan kualitas udara berada
pada kategori sedang (skala 3) sehinga besaran dampak yang ditimbulkan
adalah -1 (negatif kecil).
4. Peningkatan Kebisingan
Hasil pengukuran rona awal tingkat kebisingan pada tapak proyek tergolong
berkisar 41,2 – 51,8 dBA, kondisi ini tergolong baik (skala 4). Proses
penambangan bijih nikel secara garis besar mencakup penggalian –
pengerukan – penapisan - penumpukan. Kegiatan tersebut akan
memberikan dampak terhadap peningkatan kebisingan yang ditimbulkan
oleh bunyi alat berat seperti bulldozer, dump truck, crusher dan sebagainya.
Peningkatan kebisingan diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring
dengan operasional penambangan. Sehingga diperkirakan kualitas
lingkungan kebisingan berada pada kategori sedang (skala 3) sehinga
besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1 (negatif kecil).
Salah satu dampak yang akan timbul akibat dari kegiatan penimbunan material
tambang adalah penurunan kualitas air sungai di sekitar lokasi kegiatan proyek.
Penurunan kualitas air akibat teroksidasinya dan tercucinya material nikel di
dalam lokasi stock pile sehingga pH air dapat berubah.
7. Gangguan Vegetasi
Kegiatan penambangan bijih nikel oleh PT. Oti Eya Abadi akan memberikan
kotribusi yang sangat besar terhadap peningkatan PAD Kabupaten Morowali.
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pajak penggunaan
lahan, Royalti dan pajak-pajak lainnya yang diatur di dalam undang-undang.
Dampak yang akan timbul akibat dari kegiatan pengangkutan hasil produksi
adalah penurunan kualitas udara pada jalan yang dilalui kendaran pengangkut.
Penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan berupa
COx, SOx, NOx, Pb dan partikel debu.
2. Penigkatan Kebisingan
Gangguan lalu lintas berupa kemacetan dan kecelakaan terjadi sebagai akibat
dari aktivitas pengangkutan hasil tambang yang melintasi jalan poros menuju
stoc pile penimbunan bijih nikel.
4. Kerusakan Jalan
2. Hidrologi
Rencana kegiatan penambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi akan
melakukan kegiatan reklamasi blok penambangan pada areal lahan
tambang telah dieksploitasi dan secara potensial tidak digunakan lagi.
Kegiatan tersebut diprakirakan akan menimbulkan dampak perubahan
sikap dan persepsi yang positif terhadap manajemen PT. Oti Eya Abadi.
Kegiatan reklamasi dilakukan dengan mengembalikan tanah pucuk dan
tanah penutup pada saat kegiatan penambangan telah dilaksanakan di
wilayah blok penambangan. Pengembalian tanah tersebut dengan
menempatkan lapisan tanah pucuk paling atas. Tanah tersebut diharapkan
dapat menjadi media tumbuh yang baik bagi tanaman/vegetasi.
Dampak lanjutan yang timbul adalah yaitu peningkatan kualitas iklim mikro,
keseimbangan suhu udara, penurunan kelembaban, penurunan produksi
EVALUASI
HOLISTIK
BAB IV TERHADAP
DAMPAK
LINGKUNGAN
4.1. Bentuk Hubungan dan Keterkaitan Dampak Penting Hipotetik
Hasil prakiraan dampak yang telah diuraikan dalam BAB 3 akan ditelaah dan
dievaluasi secara holistik terkait dengan bentuk hubungan dan keterkaitan dampak
hipotetik satu dengan lainnya pada BAB 4 ini. Rencana Penambangan Bijih Nikel yang
terletak di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali ini akan dilaksanakan melalui
beberapa tahapan kegiatan yaitu: tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada setiap tahapan kegiatan akan
menimbulkan dampak penting baik positif maupun negatif terhadap komponen geo-fisik-
kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat.
Dengan menggunakan bagan alir dampak secara holistik (Gambar 4-1), kajian
mengenai bentuk hubungan dan keterkaitan dampak penting hipotetik adalah sebagai
berikut:
Mobilisasi
Pembukaan Material dan Pembangunan Penambangan Pengangkutan
Lahan tenaga kerja Fasilitas Nikel Produksi
Pembebasan
Lahan
Rekruitmen
Tenaga kerja
Kualitas Udara dan Erosi dan Kesempatan kerja Proses-Proses
Kebisingan sedimentasi dan Berusaha
Kesehatan
Masyarakat
Persepsi Masyarakat
Gambar 4.1. Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Penambangan Bijih Nikel
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan yang akan terjadi pada
tahap konstruksi sebagai akibat dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material,
pembangunan jalan dan drainase, serta pembangunan sarana dan prasarana
pendukung lainnya. Sedangkan pada tahap operasi terjadi pada kegiatan
pengangkutan hasil tambang. Penurunan kualitas udara berdampak peningkatan
angka kesakitan khususnya untuk penyakit yang berhubungan dengan pernafasan
(ISPA) dan iritasi mata. Dampak terjadi selama tahap konstruksi dan operasi.
Peningkatan run off dan erosi akan terjadi pada tahap konstruksi dan operasi,
merupakan akibat langsung dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan saat
pembangunan jalan serta pembangunan sarana dan prasarana serta kegiatan
penambangan bijih nikel. Dampak terjadi selama tahap konstruksi yaitu sekitar 2 tahun.
Penurunan kuaIitas air akan terjadi pada tahap konstruksi dan operasi, sebagai
akibat Iangsung dari pembangunan jalan, pembersihan dan pematangan lahan dan
pembangunan sarana dan prasarana pertambangan. Penurunan kualitas air
bersumber dari air limbah domestik karyawan yang dibuang melalui saluran drainase.
Selain itu peningkatan kadar TSS terjadi akibat dari pekerjaan
pembersihan/pematangan lahan dan pembangunan jalan, sarana dan prasarana.
Selain itu, adanya kegiatan perawatan mesin-mesin alat berat, genset dan kendaraan
yang menghasilkan oli bekas jika tidak terkelola dengan baik atau dibuang pada
sembarangan tempat akan mencemari air permukaan. Pada tahap operasi, penurunan
kualitas air permukaan terjadi sebagai akibat langsung dari kegiatan penambangan
bijih nikel yang menyebabkan tanah terbuka dan mudah tergerus bila terjadi hujan dan
akan terbawah oleh aliran permukaan yang akan menyebabkan terjadinya penurunan
kualitas air permukaan.
B. Komponen Biologi
Penurunan populasi flora atau vegetasi darat akan terjadi pada tahap konstruksi
sebagai akibat dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan pada saat
pembangunan jalan, pembangunan sarana prasarana pendukung penambangan hal ini
akan memberikan dampak turunan terhadap penurunan populasi fauna darat di lokasi
dan sekitar lokasi tapak proyek. Dampak terjadi selama tahap konstruksi. Demikian
halnya pada tahap operasi akan terjadi penurunan populasi flora darat dan gangguan
terhadap fauna/satwa serta penurunan tingkat keanekaragaman biota perairan akibat
dari kegiatan penambangan bijih nikel.
C. Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya
Areal rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi rentan/rawan
bencana gempa karena berada di antara jalur Sesar Palu – Koro. Sistem sesar Palu –
Koro adalah merupakan sesar utama berarah Barat laut–Tenggara dan menunjukkan
gerakan mendatar mengiri. Diduga sesar ini masih hidup hingga sekarang (Tjia 1973;
Ahmad 1975).
1. Tahap Pra-Konstruksi:
Sosial Budaya : Sikap dan Persepsi Masyarakat.
2. Tahap Konstruksi:
a) Geo-Fisik-Kimia: Kualitas Udara, Kebisingan, Kualitas Air, dan
Gangguan Lalu Lintas.
b) Biologi : Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
c) Sosial Ekonomi dan Budaya: Peluang Kerja dan Berusaha, Pendapatan
Masyarakat, Proses 2 Sosial (Assosiatif & Dissosiatif), K3, serta Sikap
dan Persepsi Masyarakat.
A. PENDEKATAN TEKNOLOGI
Proses dan tata cara teknis yang akan digunakan untuk mencegah,
mengendalikan, mengurangi, dan menanggulangi dampak negatif dari kegiatan proyek
sesuai dengan teknologi yang ada. Sedapat mungkin akan diupayakan untuk
menjamin pelestarian nilai-nilai lingkungan, dan untuk menghindari dilampauinya daya
dukung lingkungan. Program teknis yang spesifik akan meliputi :
C. PENDEKATAN INSTITUSI
Pendekatan institusional sebagai salah satu alternatif pengelolaan lingkungan
hidup merupakan suatu pendekatan yang melibatkan institusi kelembagaan dalam
pengelolaan. Pendekatan tersebut digunakan dengan mempertimbangkan fungsi
pelayanan kelembagaan formal dan informal. Oleh karena itu, berbagai penanganan
dampak melalui pendekatan ini mencakup:
(1) Kerjasama dalam pengamanan kegiatan pengelolaan lingkungan;
(2) Kerjasama dalam menanggulangi kecelakaan dan keadaan darurat akibat
bahan-bahan beracun dan berbahaya, khususnya di lingkungan perairan;
(3) Kerjasama dalam pengawasan atas kinerja pemrakarsa dan pihak-pihak terkait
dalam pengelolaan lingkungan hidup oleh lembaga yang berwenang;
(4) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada lembaga
negara pembina teknis, pemerintah daerah dan lembaga-lembaga terkait lainnya
dengan kegiatan ini dengan tujuan memperoleh masukan yang bermanfaat bagi
perbaikan atau peningkatan kinerja pemrakarsa dalam pengelolaan lingkungan.
1. Melihat dampaknya secara keseluruhan baik dari fisik, kimiawi, biologi, ataupun
sosial ekonomi budaya serta kesehatan masyarakat, relatif tidak terlalu berat
dan tampaknya akan dapat dikelola dengan berbagai langkah pengelolaan
yang umum dilakukan, maka secara lingkungan rencana kegiatan ini menurut
Telah dilakukan prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting
dampak dari aspek geofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada setiap tahapan kegiatan mulai dari prakonstruksi,
konstruksi, operasional dan pasca operasional sebagaimana tersaji pada BAB 3
dalam dokumen ini.
Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui
6) Kemampuan Pemrakarsa
Dampak yang bersifat penting dapat dikelola, demikian juga dampak yang tidak
penting pengelolaannya dapat dilakukan melalui pendekatan teknologi, sosial
ekonomi dan pendekatan institusi. Disamping itu PT. Oti Eya Abadi telah
menyiapkan SOP untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan.
PT. Oti Eya Abadi mempunyai sistem manajemen lingkungan sebagai salah satu
bentuk tanggung jawab yaitu memperhatikan kepedulian terhadap masyarakat
sekitar dan melindungi lingkungan sekitar sebagai bentuk kontribusi terhadap
lingkungan. Penanggulangan dampak yang diprakirakan akan terjadi tertuang dalam
Matriks RKL dan RPL, sementara komitmen perusahaan terhadap lingkungan
tertuang dalam Kebijakan Lingkungan PT. Oti Eya Abadi. Dengan berbagai upaya
yang telah dilakukan, maka dampak yang ditimbulkan tidak akan menjadi beban
yang besar terhadap lingkungan dan diharapkan dapat diasimilasi oleh lingkungan.
Hal ini akan tertuang didalam pelaksanaan pemantauan lingkungan.
Rencana Kegiatan penambangan Bijih Nikel PT.Oti Eya Abadi yang terletak di
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali tidak akan mengganggu kegiatan lain
yang telah ada di sekitarnya.
10) Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Sepanjang belum ada gangguan “paksa” maka apapun yang terjadi, lingkungan
itu sendiri tetap bereaksi secara seimbang. Perlunya ditetapkan daya dukung
lingkungan untuk mengetahui kemampuan lingkungan menetralisasi parameter
pencemar dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan seperti semula. Apabila
bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan, sehingga
lingkungan tidak punya kemampuan alami untuk menetralisasinya yang
mengakibatkan perubahan kualitas. Pokok permasalahannya adalah sejauh mana
perubahan ini diperkenankan.
Dampak yang timbul akibat adanya Kegiatan penambangan Bijih Nikel PT.Oti
Eya Abadi yang terletak di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali, tidak akan menyebabkan terlampauinya daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut selama dikelola dengan baik
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga Direktorat Bina Kota
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Badan Pusat Statistik, 2016. Kabupaten Morowali Dalam Angka 2016. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Morowali.
Badan Pusat Statistik, 2016. Kecamatan Bahodopi Dalam Angka 2016. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Morowali.
Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB (IPB Press), Bogor
Asdak, C., 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Canter L.W and Loren G. Hill, 1979, Handbook of Variables for Environmental Impact
Assessment, Ann Arbor, Michigan
Canter L.W, 1996, Environmental Impact Assessment, 2nd Edition, McGraw-Hill, New York
Edmonson, W.T. 1959. Fresh - Water Biology Second Edition. University Washington,
Seattle.
Krebs, C.J, 1989, Ecological Methodology, Harper & Row Inc. Publisher, New York.
Melati Ferianita Fachrul, 2007, Metode Sampling Bioekologi, PT Bumi Aksara, Jakarta
R. P. Stone and D. Hilborn, 2000, Universal Soil Loss Equation (USLE), Agriculture
Engineering
Wischmeier, W.H., dan D.D. Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses - A Guide to
Conservation Planning. Agriculture Handbook No. 537. US. Departement of
Agriculture, Washington DC
Luas 3.362 Ha
2017
KATA PENGANTAR
Dengan selesainya dokumen ini, diucapkan banyak terima kasih kepada Tim
Penyusunan AMDAL PT. Oti Eya Abadi dan Komisi Penilai AMDAL Daerah
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, serta segenap pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dokumen ini.
Ferry Anwar
Direktur
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Kualitas Mobilisasi Kualitas udara tidak Pendekatan Tehnologi Jalan akses Selama kegiatan : Instansi pelaksana :
Udara Peralatan dan melampaui baku mutu Perawatan secara rutin terhadap yang dilalui Mobilisasi PT. Oti Eya Abadi
Material berdasarkan Peraturan mesin-mesin dan alat- alat berat kendaraan Peralatan dan
Instansi Pengawas :
Pemerintah No. 41 seperti dump truck, buldoser, pengakut dan Material
Dinas Perhubungan
2 Peningkatan Mobilisasi Tingkat kebisingan tidak Pendekatan Tehnlogi Jalur Selama kegiatan: Instansi pelaksana :
Kebisingan Peralatan dan melampaui baku mutu Pemeliharaan kendaraan dan Pengangkutan Mobilisasi PT. Oti Eya Abadi
Material berdasarkan Kep Men peralatan (alat-alatberat) secara material Peralatan dan
LH No. 48 tahun1996 berkala agar tetap memenuhi Tapak proyek Material Instansi Pengawas :
tentang Baku Tingkat standard. Dinas Perhubungan
Kebisingan, yaitu Bila memungkinkan melakukan Kabupaten
disetarakan dengan 55 pekerjaan konstruksi yang Morowali
dB(A) untuk menghasilkan suara bising pada
permukiman penduduk siang hari.
Pendekatan Institusi
Berkoordinasi dengan Dinas
Perhubungan Kab. Morowali
selaku pengatur lalu lintas.
4. Penigkatan Pembuatan dan Tingkat erosi aktual < Pendekatan Teknologi: Lokasi Selama kegiatan Instansi pelaksana :
laju erosi dan peningkatan dari erosi yang pembangunan pembangunan PT. Oti Eya Abadi
Teknik pembukaan lahan diatur
Sedimentasi jalan angkut diperbolehkan jalan, dan jalan dan Instansi Pengawas :
(Hauling) Indeks Bahaya erosi sedemikian rupa agar areal sarana pembangunan
yang dibuka mengikuti arah Dinas Kehutanan
rendah sampai sedang prasarana di sarana prasarana
Pembangunan Kandungan padatan kontur. Dengan cara ini maka Kecamatan pendunkung Prov. Sulteng.
dan tersuspensi (TSS) aliran permukaan dan erosi Bahodopi pertambangan Dinas PU dan
Pengopersian yang masuk ke sungai Penataan Ruang
Pendekatan Institusional:
Melakukan koordinasi dengan
Dinas PU Kab. Morowali
6. Gangguan Pembuatan dan Tingkat Pendekatan Teknologi: Lokasi Selama masa Instansi pelaksana :
Vegetasi peningkatan keanekaragaman pembangunan konstruksi PT. Oti Eya Abadi
Pembersihan vegetasi dibatasi
jalan angkut vegetasi tergolong jalan dan pembangunan Instansi Pengawas :
(Hauling) sedang sampai baik sesuai kebutuhan lahan untuk pembangunan jalan dan sarana Dinas Kehutanan
Pembangunan Keberadaan Jenis pembangunan jalan dan sarana prasarana Provinsi Sulawesi
dan dilindungi tetap terjaga sarana prasarana prasarana pendukung Tengah
Pengopersian Tidak melakukan penebangan pendukung pertambangan Dinas Lingkungan
Base camp terhadap jens vegetasi Hidup Daerah Kab.
Beserta Sarana endemik dan dilindungi Morowali
Prasarana
Segera melakukan penanaman
Penunjang
Pembangunan kembali setelah pekerjaan Instansi penerima
Kolam selesai terutma jenis endemik laporan :
Pengendap dan dilindungi. Dinas Lingkungan
Pendekatan Sosial Ekonomi: Hidup Daerah Kab.
Morowali
Memberikan penyuluhan/
7. Gangguan Pembuatan dan Keberadaan jenis satwa Pendekatan Teknologi Lokasi Selama masa Instansi pelaksana :
Satwa peningkatan yang ada tetap terjaga pembangunan konstruksi PT. Oti Eya Abadi
Pembersihan vegetasi dibatasi
jalan angkut (tidak punah) jalan dan sarana Pembuatan dan
(Hauling) sesuai kebutuhan lahan untuk prasarana di peningkatan jalan Instansi Pengawas :
pembangunan jalan dan sekitar tapak angkut (Hauling) Dinas Kehutanan
Pembangunan sarana prasarana proyek Pembangunan Prov. Sulteng.
dan Segera melakukan penanaman dan Dinas Lingkungan
Pengopersian kembali setelah pekerjaan Pengopersian Hidup Daerah
Base camp selesai. Base camp Kabupaten
Beserta Sarana Beserta Sarana Morowali
Memasang tanda larang
Prasarana Prasarana
Penunjang berburu pada tempat tertentu Penunjang Instansi penerima
laporan :
Pendekatan Sosial Dinas Lingkungan
Memberikan penyuluhan/ Hidup Daerah Kab.
pengarahan kepada para Morowali
pekerja agar mengupayakan Dinas Lingkungan
dan menjaga keanekaragaman Hidup Provinsi
hayati terutama yang bersifat Sulawesi Tengah
endemik dan dilindungi Dinas ESDM Prov.
Sulteng
Pendekatan Institusi
Melakukan koordinasi/kerjasama
dengan Dinas Tenaga kerja Kab.
Morowali
10. Pendapatan Peneriman Tingkat pendapatan Pendekatan Sosial Ekonomi: Masyarakat Selama kegiatan Instansi pelaksana :
Masyarakat Tenaga Kerja masyarakat meningkat Kec.Bahodopi Konstruksi PTOti Eya Abadi
Menerapkan standar upah sesuai
dibanding sebelum khususnya berlangsung
dengan Upah Minimum
adanya kagiatan masyrakat di Instansi Pengawas :
Kabupaten (UMK) dan atau
Desa Dampala, Dinas Pendapatan
Provinsi,
Siumbatu dan Daerah Kabupaten
Memberikan peluang berusaha
Lele Morowali
kepada masyarakat lokal untuk
Dinas Tenaga kerja
melakukan aktivitas ekonomi di
dan Transmigrasi
sekitar areal proyek/operasional
Kabupaten
base camp,
Morowali
Memberikan kemudahan/bantuan
fasilitas bagi penduduk lokal
Instansi penerima
untuk lebih mengembangkan
laporan :
usaha,
Memfasilitasi pelatihan tentang Dinas Lingkungan
pemanfaatan dana untuk Hidup Daerah Kab.
berbagai kegiatan yang produktif Morowali
seperti pengembangan usaha, Dinas Lingkungan
perluasan jaringan pemasaran Hidup Provinsi
dsb.
Sulawesi Tengah.
Dinas ESDM Prov.
Sulteng
11. Sikap dan Peneriman Tidak timbulnya Pendekatan Sosial Ekonomi: Masyarakat di Selama kegiatan Instansi pelaksana :
Persepsi Tenaga Kerja Persepsi negatif Desa Dampala, Penerimaan PT. Oti Eya Abadi
Mengelola dampak primernya
masyarakat masyarakat Siumbatu dan Tenaga Kerja
berupa peningkatan kesempatan
Lele serta desa Instansi Pengawas :
kerja dan usaha,
sekitarnya di Badan Kesatuan
Melakukan rekruitmen tenaga
Kec. Bahodopi Bangsa dan Politik
kerja secara transparan dengan
Kabupaten
mengikut sertakan tokoh
Morowali
masyarakat dan kriteria yang
Dinas Lingkungan
jelas dan proporsional ;
Hidup Daerah
Menggunakan sebanyak-
kabupaten Morowali
banyaknya bahan dan material
lokal yang tersedia di sekitar
Instansi penerima
proyek.
laporan :
Ikut berpartisipasi dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan Dinas Lingkungan
sesuai kemampuan perusahaan Hidup Daerah Kab.
Membuka komunikasi dengan Morowali
stakeholder untuk menyelesaikan Dinas Lingkungan
komplain atau tuntutan
Hidup Provinsi
masyarakat, sesuai MoU Tenaga
Kerja. Sulawesi Tengah
Melaksanakan program Dinas ESDM Prov.
pemberdayaan masyarakat Sulteng
(CSR) dengan
berkordinasidengan
stakeholder/ihak terkait dan
berkomitmen penuh terhadap
implementasinya
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Perubahan Penambangan Tidak terjadi longsor, Pendekatan Teknoogi Lokasi Selama Instansi pelaksana :
Bentang Bijih Nikel banjir dan genangan Peruntukan Lahan untuk pengelolaan operasional PT. Oti Eya Abadi
Lahan pada daerah sekitar penambangan harus sesuai pada area blok penambangan Instansi Pengawas :
tapak proyek yang dengan rencana proyek penambangan dilakukan Dinas ESDM
dapat mengancam Meminimalkan pembukaan dan Provinsi Sulawesi
pemukiman penduduk. penggalian tanah pada tapak Tengah
proyek Dinas Lingkungan
Melakukan pembukaan lahan Hidup Daerah Kab.
tanpa bakar pada hutan gambut Morowali
Menanam pohon seperti bambu
dan pembuatan tanggul pada Instansi penerima
daerah rawan longsor laporan :
6. Laju Erosi Pembersihan Tingkat erosi aktual < Pendekatan Teknologi Lokasi Selama Instansi pelaksana :
dan lahan dari erosi yang Meminimalkan pembersihan pengelolaan operasional PT. Oti Eya Abadi
Sedimentasi Pengupasan diperbolehkan. lahan dan pengupasan tanah pada area blok penambangan Instansi Pengawas :
dan Indeks Bahaya erosi pucuk pada area blok tambang penambangan dilakukan
Dinas Pekerjaan
penimbunan rendah sampai sedang Tidak menempatkan dan reklamasi
tanah pucuk Kandungan padatan lahan Umum dan
bahan/material dekat dengan
serta tanah tersuspensi (TSS) yang badan air. Penataan Ruang
penutup masuk ke saluran Menampung sisa-sisa Kab. Morowali
Penambangan pembuangan masih minyak/pelumas pada drum- Dinas Lingkungan
bijih nikel dibawah ambang baku drum, membuang air genangan Hidup Daerah Kab.
Reklamasi dan mutu yang yang terdapat pada kaleng-
Morowali
Revegetasi diperkenankan kaleng oli/minyak.
Mengupayakan adanya sumur Dinas kehutan
resapan yang dapat Provinsi Sulawesi
menampung limpasan air Tengah
permukaan (gray water) Instansi penerima
laporan :
Dinas Lingkungan
Hidup Daerah Kab.
Morowali
Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
Dinas ESDM Prov.
Sulteng
7. Perbaikan Reklamasi Laju limpasan air Pendekatan Teknologi: Lokasi Selama kegiatan Instansi pelaksana :
Hidrologi lahan dan permukaan kecil Reklamasi dan reklamasi lahan PT. Oti Eya Abadi
Reboisasi Kandungan padatan
Melakukan revegetasi pada Reboisasi dan reboisasi
seluruh lahan terbuka bekas Instansi Pengawas :
tersuspensi (TSS) yang dilakukan
tambang dengan Dinas PU dan
masuk ke drainase
menggunakan jenis pohon- Penataan Ruang
masih dibawah ambang
pohon yang sesuai dengan
baku mutu yang Kab. Morowali
persyaratan tumbuh pada
diperkenangkan Dinas Lingkungan
lokasi tersebut serta tanaman
Tingkat erosi aktual <
rambat (cover crop). Jenis Hidup Kab.
dari erosi yang Morowali
pohon-pohon yang dipilih
diperbolehkan.
adalah jenis pionir lokal dan
Tidak ada genangan
sebaiknya yang cepat tumbuh, Instansi penerima
dipermukaan tanah laporan :
rimbun, dapat menyuburkan
pada saat hujan
tanah Dinas Lingkungan
Hidup Kab.
Morowali.
Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
Dinas ESDM Prov.
Sulteng
8. Kualitas Air Pembersihan Kandungan sedimen Pendekatan Teknologi: Pada lokasi Selama masa Instansi pelaksana :
lahan dan padatan pengoperasian operasional PT. Oti Eya Abadi
Meminimalkan pembersihan
Pengupasan tersuspensi (TSS) serta dan berlangsung
lahan dan pengupasan tanah Instansi Pengawas :
dan
kekeruhan pada badan pucuk hanya pada blok pemeliharaan Dinas Lingkungan
penimbunan
sungai tidak melampaui tambang bendung, intake Hidup Provinsi
tanah pucuk
ambang batas yang Tidak menempatkan dan saluran Sulawesi Tengah
serta tanah
penutup telah ditetapkan, bahan/material dekat dengan serta gedung Dinas Kesehatan,
13. Gangguan Pengangkutan Tidak terjadi Penyediaan sarana dan Masyarakat Selama masa Instansi pelaksana :
Kesehatan Hasil Tambang peningkatan resiko prasarana kesehatan bagi Kec. Bahodopi operasional PT. Oti Eya Abadi
masyarakat penyakit ISPA akibat pekerja dan masyarakat yang Pengangkutan Instansi Pengawas :
partikel debu bagi memadai. berlangsung Dinas Kesehatan,
masyarakat dan pekerja Penutupan bak kendaraan Pengendalian
Minimnya kecelakaan pengangkut material (dump Penduduk dan
kerja yang terjadi pada truck). Keluarga
tahap operasi. Penyiraman secara berkala yang Kabupaten
potensial meningkatkan debu Morowali
pada jalan angkut matrial
disekitar lokasi kegiatan Instansi penerima
khususnya pada jalur pemukiman laporan :
padat penduduk sekitar kegiatan, Dinas Lingkungan
Pengaturan jadwal/waktu Hidup Daerah Kab.
pengangkutan material (bila Morowali
memungkinkan.
14 Limbah B3 Penambangan Tidak terdapat timbulan Pendekatan Teknologi Area tambang, Selama masa Instansi pelaksana :
bijih nikel limbah padat B3 dan Mengupayakan adanya sumur lokasi kantor, operasional PT. Oti Eya Abadi
Pengoperasian ceceran limbah cair B3 resapan yang dapat mess, bengkel Pengangkutan Instansi Pengawas :
kantor, seperti oli bekas dll. menampung limpasan air dan karyawan berlangsung Dinas Kesehatan,
bengkel, permukaan (gray water) Pengendalian
gudang, mess Menampung sisa-sisa Penduduk dan
karyawan. minyak/pelumas pada drum- Keluarga
drum, membuang air genangan Kabupaten
yang terdapat pada kaleng- Morowali
kaleng oli/minyak. Dinas Lingkungan
Menyediakan tempat Hidup Daerah Kab.
penyimpanan sementara untuk Morowali
Limbah B3.
Menampung limbah cair yang Instansi penerima
dihasilkan dari operasional laporan :
bengkel. Dinas Lingkungan
Pendekatan Institusional: Hidup Daerah Kab.
Morowali
Melakukan koordinasi dengan
instansi atau dinas terkait. Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
Dinas ESDM Prov.
Sulteng
3. Perbaikan Pembongkaran Indeks Pendekatan Teknologi Lokasi Selama Pasca Instansi pelaksana :
Vegetasi dan fasilitas, Keanekaragaman Melakukan revegetasi pada pengelolaan Operasi PT. Oti Eya Abadi
Habitat Satwa reklamasi lahan tergolong sedang-tinggi seluruh lahan terbuka bekas pada area blok berlansung Instansi Pengawas :
dan reboisasi Keberadaan jenis satwa tambang dengan penambangan Dinas Kehutanan
tetap terjaga menggunakan jenis pohon- dan reklamasi Prov. Sulteng
Peningkatan struktur pohon yang sesuai dengan lahan
dan jenis vegetasi persyaratan tumbuh pada Instansi penerima
lokasi tersebut serta tanaman laporan :
rambat (cover crop). Jenis
Dinas Lingkungan
pohon-pohon yang dipilih
adalah jenis pionir lokal dan Hidup Daerah Kab.
sebaiknya yang cepat tumbuh, Morowali
rimbun, dapat menyuburkan Dinas Lingkungan
tanah, dan dapat menarik Hidup Provinsi
margasatwa khususnya Sulawesi Tengah.
burung-burung. Jenis yang
dianjurkan seperti Asa, Cemara Dinas ESDM Prov.
(Casuarina sp), Garcinia dan Sulteng
Callophyllum sp. Jenis
2. Kebisingan Tingkat kebisingan Mobilitas Sampling kebisingan di lokasi Jalur Dilakukan 6 PT. Oti Eya Dinas Dinas
tidak melampaui Perlatan dan proyek dengan Sound Level pengangkutan bulan sekali Abadi Perhubungan Lingkungan
baku mutu material Meter peralatan dan selama Kab.Morowali Hidup Daerah
berdasarkan Kep Perhitungan matematis Leq material, masa Dinas Kab. Morowali
Men LH No. 48 Hasil pengukuran terutama pada konstruksi Lingkungan Dinas
tahun 1996 dibandingkan dengan Baku daerah Hidup Daerah Lingkungan
tentang Baku Mutu tingkat kebisingan pemukiman Kab. Morowali Hidup Provinsi
Tingkat Kepmen LH No 48/11/1996 Sulawesi
Kebisingan, yaitu Tengah
disetarakan Dinas ESDM
dengan 55 dB(A) Prov. Sulteng
untuk
permukiman
penduduk dan 70
dB(A) untuk
industri
3. Gangguan Tidak terjadi Mobilitas Pengumpulan data dilakukan Sepanjang Satu kali PT. Oti Eya Dinas Dinas
Lalulintas kemacetan dan Perlatan dan dengan melakukan survey ruas selama masa Abadi Perhubungan Lingkungan
hambatan material atau pengamatan lapangan pembangunan konstruksi Kab.Morowali Hidup Daerah
pergerakan Analisis data dilakukan Jalan Dinas Kab. Morowali
lalulintas pada secara deskripstif Lingkungan Dinas
ruas jalan trans Hidup Daerah Lingkungan
sulawesi -Bungku Kab. Morowali Hidup Provinsi
- Bahodopi Sulawesi
Tengah
Dinas ESDM
Prov. Sulteng
7. Gangguan Keberadaan jenis Pembuatan Pengumpulan data dan Sekitar lokasi Dilakukan 6 PT. Oti Eya Dinas Dinas
Satwa satwa tetap dan pengamatan langsung di pembuatan bulan sekali Abadi Kehutanan Lingkungan
terjaga peningkatan lapangan dengan metode dan selama Prov. Sulteng. Hidup Daerah
Tidak terjadi jalan angkut Jalur, Jejak dan IPA peningkatan masa Dinas Kab. Morowali
kepunahan satwa (Hauling) Analisis data : deskriptif jalan hauling konstruksi Lingkungan Dinas
endemik dan Pembangunan Pembangunan Hidup Daerah Lingkungan
dilindungi dan sarana Kab. Morowali Hidup Provinsi
Pengopersian prasarana Sulawesi
Base camp penunjang Tengah
Beserta Dinas ESDM
Sarana Prov. Sulteng
Prasarana
Penunjang
8. Gangguan Keanekaragaman Pembuatan Pengambilan sampel Sungai Dilakukan 6 PT. Oti Eya Dinas Kelautan Dinas
Biota Air dan Kelimpahan dan plankton dan benthos Dampala, bulan sekali Abadi dan Perikanan Lingkungan
(plankton dan peningkatan kemudian dianalisis di Siumbatu dan selama Kabupaten Hidup Daerah
bentos) tetap jalan angkut laboratorium Sungai Tula masa Morowali Kab. Morowali
terjaga (Hauling) Analisis Data : Indeks konstruksi
14. Sanitasi Jumlah sampah Pembangunan Pengumpulan data: Area Base Pemantauan PT. Oti Eya Dinas Dinas
Lingkungan yang dihasilkan dan Observasi/pengamatan Camp dan dilakukan 6 Abadi Kesehatan, Lingkungan
setiap harinya Pengopersian secara langsung di Lokasi (enam) Pengendalian Hidup Daerah
Ketersediaan Base camp lapangan, menggunakan pembanguanan bulan sekali Penduduk dan Kab. Morowali
sarana dan Beserta kamera. sarana dan selama tahap Keluarga Kab. Dinas
prasarana dalam Sarana parasarana konstruksi Morowali Lingkungan
pengelolaan Prasarana Analisis Data : terutama pada berlangsung. Dinas Hidup Provinsi
sampah Penunjang Data dianalisis secara basecamp Lingkungan Sulawesi
deskriptif Hidup daerah Tengah
Kab. Morowali Dinas ESDM
Prov. Sulteng
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Perubahan Perubahan fungsi Kegiatan Pengumpulan data dilakukan Sekitar lokasi Satu kali PT. Oti Eya Dinas ESDM Dinas
Bentang lahan sesuai penambangan dengan melakukan survey penambangan selama masa Abadi Provinsi Lingkungan
lahan peruntukan bijih nikel atau pengamatan lapangan bijih nikel oprasional Sulawesi Hidup Daerah
proyek Analisis data dilakukan Tengah Kab. Morowali
Tidak terjadinya secara deskripstif Dinas Dinas
Erosi, genangan Lingkungan Lingkungan
dan Longsor Hidup Daerah Hidup Provinsi
Kab. Morowali Sulawesi Tengah
Dinas ESDM
Prov. Sulteng
2. Perubahan Tidak terjadi Kegiatan Pengumpulan data dilakukan Lokasi tapak Minimal satu PT. Oti Eya Dinas Dinas
Iklim Mikro perubahan Penambangan dengan melakukan survey pertambangan. kali dalam Abadi Kehutan Lingkungan
temperatur yang bijih nikel serta pengambilan data setiap 6 Prov.Sulteng Hidup Daerah
signifikan dan Reklamasi sekunder pada instansi (enam) bulan Dinas ESDM Kab. Morowali
evaporasi serta Lahan dan terkait sekali Prov. Sulteng Dinas
kelembaban Reboisasi Analisis data dilakukan Lingkungan
Dinas
udara di areal secara deskripstif
7. Perbaikan Laju limpasan air Reklamasi Metode: Pada lokasi Pemantauan PT. Oti Eya Dinas Dinas
Hidrologi permukaan kecil Lahan dan Metode Reklamsi lahan dilakukan 6 Abadi Pekerjaan Lingkungan
Kandungan Reboisasi observasi/pengamatan dan Reboisasi (enam) Umum dan Hidup Daerah
padatan secara langsung dan serta pada bulan sekali Penataan Kab. Morowali
tersuspensi (TSS) pengambilan sampel air Sungai selama tahap Ruang Kab. Dinas
yang masuk ke untuk analisis TSS Dampala, operasional Morowali Lingkungan
saluran drainase Wawancara dengan Siumbatu dan berlangsung Dinas Hidup Provinsi
masih dibawah masyarakat mengenai Sungai Tula Lingkungan Sulawesi
ambang baku kondisi genangan saat Hidup Daerah Tengah
mutu yang hujan terjadi di sekitar Kab. Morowali Dinas ESDM
diperkenankan lokasi kegiatan. Prov. Sulteng
Tingkat erosi
aktual < dari erosi Analisis Data:
yang Analisis Laboratorium
15. Limbah B3 Tidak terjadi Penambangan Pengumpulan data: Area sekitar Pemantauan PT. Oti Eya Dinas Dinas
timbulan limbah bijih nikel kantor, bengkel, dilakukan 6 Abadi Kesehatan, Lingkungan
Observasi/pengamatan
B3 dan ceceran Pengoperasian mess dan (enam) Pengendalian Hidup Daerah
oli bekas dll. kantor, secara langsung di gudang serta bulan sekali Penduduk dan Kab. Morowali
Pengelolaan bengkel, lapangan. area tambang selama tahap Keluarga Dinas
Pengumpulan data dan
Limbah B3 gudang, mess opresiaonal Kabupaten Lingkungan
sesuai PP 101 karyawan. pengambilan sampel berlangsung. Morowali Hidup Provinsi
Tahun 2014 Analisis Data :
Dinas Sulawesi
tentang Analisis laboratorium
Data dianalisis secara
Lingkungan Tengah
Pengelolaan Hidup Daerah Dinas ESDM
Limbah Bahan deskriptif
Kab. Morowali Prov. Sulteng
Berbahaya dan
Beracun (B3).
3. Perbaikan Tingkat Pembongkaran Pengumpulan data dan Sekitar Lokasi Dilakukan 6 PT. Oti Eya Dinas Dinas
Vegetasi keanekaragaman fasilitas, pengamatan langsung di pembongkaran bulan sekali Abadi Kehutanan Lingkungan
dan Habitat vegetasi reklamasi lahan lapangan dengan metode fasilitas, selama Prov. Hidup Daerah
Satwa tergolong sedang dan reboisasi quadrat sampling, Jalur, reklamasi masa pasca Sultemng. Kab. Morowali
sampai baik Jejak dan IPA lahan dan operasional Dinas Dinas
Keberadaan Analisis data : Perhitungan reboisasi Lingkungan Lingkungan
Jenis yang kerapatan, indeks Hidup Daerah Hidup Provinsi
dilindungi tetap keanekaragaman dan Kab. Morowali Sulawesi
terjaga deskriptif analisis Tengah
Keberadaan jenis
Dinas ESDM
satwa tetap Prov. Sulteng
terjaga
4. Sikap dan Banyaknya Penanganan Pengumpulan data: Masyarakat Pemantauan PT. Oti Eya Badan Dinas
Persepsi penduduk yang tenaga kerja Observasi/pengamatan sekitar Desa dilakukan Abadi Kesbanglinmas Lingkungan
Masyarakat berpersepsi Pembongkar secara langsung dilakukan Lele, Dampala minimal satu Kabupaten Hidup Daerah
negatif karena an fasilitas, dengan wawancara/interview dan Siumbatu kali selama Morowali Kab. Morowali
khawatir akan reklamasi terhadap masyarakat terkena tahap pasca Dinas Dinas
hilangnya sumber lahan dan dampak operasional. Lingkungan Lingkungan
listrik. reboisasi Memastikan ada dan Hidup Daerah Hidup Provinsi
berfungsinya komunikasi Kab. Morowali Sulawesi
(Grievance Center). Tengah
Kuisioner, wawancara dan Dinas ESDM
atau dengar pendapat dengan Prov. Sulteng
masyarakat.
Analisis Data
Data dianalisis deskriptif
dengan membandingkan
kondisi sebelum adanya
rencana kegiatan
Rencana Kegiatan Penambangan Bijih Nikel diDesa Siumbatu dan Desa Lele
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh PT.
Oti Eya Abadi, maka hasil identifikasi dan perumusan daftar jumlah dan jenis
izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) yang dibutuhkan
untuk Rencana Kegiatan Penambangan Bijih Nikel di Desa Siumbatu dan
Desa Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
oleh PT. Oti Eya Abadi, diperkirakan akan menghasikan limbah B3 dan limbah
cair, sehingga jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungkan
hidup (PPLH) yang dibutuhkan antara lain:
Ferry Anwar
Direktur
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga Direktorat
Bina Kota Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
---------------, 2002, SNI 19-6878-2002 metode penentuan kebisingan jalan
----------------,2003, Pedoman Pemantauan Lingkungan Hidup Bidang Jalan,
Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta
Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB (IPB Press), Bogor
Asdak, C., 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Canter L.W and Loren G. Hill, 1979, Handbook of Variables for Environmental
Impact Assessment, Ann Arbor, Michigan
Canter L.W, 1996, Environmental Impact Assessment, 2nd Edition, McGraw-Hill,
New York
Edmonson, W.T. 1959. Fresh - Water Biology Second Edition. University
Washington, Seattle.
Krebs, C.J, 1989, Ecological Methodology, Harper & Row Inc. Publisher,
New York.