Anda di halaman 1dari 327

SALINAN

BUPATI MOROWALI
PROVINSI SULAWESITENGAH

KEPUTUSAN BUPATI MOROWALI


NOMOR: 188.4.45jK ep. 0060jDLHDj2018

TENTANG
IZIN LINGKUNGANHIDUP RENCANAPENAMBANGANBIJIH NIKEL
Dr DESA LALAMPU,SIUMBATU, DAMPALADAN LELE,
KECAMATANBAHODOPI KABUPATENMOROWALI
PROVINSI SULAWESITENGAH
OLEH PT. OTI EYAABADI

BUPATI MOROWALI,

Menimbang a. bahwa Rencana Rencana Penambangan Bijih Nikel di


Desa Lalampu, Siumbatu, Dampala dan Lele,
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah oleh PT. Oti Eya Abadi wajib
memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
{Amdal} ;
b. bahwa terhadap usaha danj atau kegiatan yang
wajib memiliki Amdal dan dinyatakan layak
ditinjau dari aspek lingkungan hidup, waji b
di terbi tkan izin lingkungan;
c. bahwa Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(Andal), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemanlauan Lingkungan Hidup
(RPL) Rencana Penambangan Bijih Nikel di Desa
Lalampu, Siumbatu, Dampala dan Lele, Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi
Tengah oleh PT. Oti Eya Abadi sebagai salah satu
bagian dari studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup wajib memiliki Keputusan Tzin
Lingkungan berdasarkan Keputusan atas Kelayakan
Lingkungan Hidup yang ditetapkankan o1ch Bupati;
d. bahwa Surat permohonan E y a Abadi
Direktur PT. Otizyxwvutsrqponmlkjihgfedc
Nomor: 02jOEAjI/2018, Tanggal 22 Januari 2018,
Perihal Pengantar Dokumen Andal, RKL, RPL dan
Permohonan Kelayakan dan Izin Lingk ungan ,
berdasarkan hasil evaluasi telah memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis;
c. bahwa berdasarkan sertifikat Clear and Celan Nomor:zyxwvutsrqpo
1319jM inj12j2016, Tanggal 15 Desember 2016, yang
eli lelapkan oleh Direk i u r .Ie ride ru l Min e r.rl d a n
Batubara;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf,
huruf d, dan huruf e perlu menetapkan Keputusan
Bupati Morowali tentang Izin Lingkungan Rencana
Pertambangan Bijih Nikel di Desa Lalampu, Siumbatu,
Dampala, dan Lele, Kecamatan Bahodopi Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh PT. Oti Eya
Abadi;

Mengingat Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang


1. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali
dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3900) sebagaimana telah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
diu bah dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2000 tentang
Pe r u ha h a.n a ta s Und a ng-Und ang Nomo r 5-1 T n h u n
1999 ten tang Pembentukan Kabupaten Buol,
Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Banggai
Kepulauan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nornor 3966);
2. Undang-Undang Nornor 32 Tahun 2009 reritang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lcmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 teritang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nornor 23
Tahun 2014, Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara F ~epub1ik
Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 T'ah u n 1g99 tentang
Pengendalian Pencemaran dan/ atau Perusakan Laut
(Lembaran Negara Rcpublik Indonesia Ta h u n 199C)
Nomor 32, Tambahan Lcrnbaran Ncgara Rcpublik
Indonesia Nomor 3816);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
R epublik Indonesia N om or 4161);
6. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor
101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limba h Bahan
Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Rep'ublik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 333);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang
Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2036);
9. Peraturan Menleri Negara Lingkungan Hidup Nomo r
05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
10 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
07 Tahun 2010 ten tang Sertifikasi Kompetensi
Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup dan Pcrsyaratan Lcmbaga Pclatihan
Kompetensi Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
11 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
12 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hid up;
13 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Inonesia Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana
Penilaian dan Pemeriksaan Lingkungan Hidup serta
Penerbitan Izin Lingkungan.

Memperhatikan Surat permohonan Direktur PT. Oti Eya Abadi Nomor:


02/0EA/I/2018, Tanggal 22 Januari 2018, Perihal
Pengantar Dokumen And al, RKL, RPL dan Permohonan
Kelayakan dan Izin Lingkungan

KESATU Memberikan 1zin Lingkungan kepada:

MEMUTUSKAN:

Nama Pemrakarsa PT. Oti Eya Abadi;


U saha/ Kegiatan Rencana Pertambangan Bijih
Nikel di Desa Lalampu,
Siumbatu, Dampala dan Lele,
Kecamatan Bahodopi Kabupaten
Morowali.
Luas Areal 3.339,23 HazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
Pen8nggung .Iawab FERRY ANWAR
Jabatan Direktur
Alama t Kantor Jalan Cendrawasih No. 12 Kel.
Tanamodindi Kec. Mantikulore,
Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Lokasi Kegiatan Di Desa Lalampu, Siumbatu,
Dampala dan Lele, Kecamatan
Bahodopi Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Provinsizyxwvutsrqpon
Sulawesi Tengah.
KEDUA Ruang lingkup kegiatan dalam izin lingkungan ini meliputi:
A. Tahap Pra-Konstruksi
1. Sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat;
2. Pengadaan lahan
B. Tahap Konstruksi
1. Penerirnaan tenaga kerja selarna urnur proyek
penarnbangan sebanyak 213 orang;
2. Mobilisa si material dan peralatan , meliputi:
Alat utama:
a. Bull Dozer jenis D 8R dan D 7R kapasitas 2,5 m3
b . Hydraulic Excavator (Backhoe) jenis Komatsu PC
400, Kapasitas 2,3 m3

kapasitas angkut 26 s.d. 30 Ton;


Alat pendukung:
a. Motor Greder untuk pemeliharaan jalan
tambang;
b . Soil compactor untuk pemeliharaan dan
pemadatan jalan tarnbang;
c. Service truck untuk perbaikan alat-alat berat;
d. Fuel truck untuk pasokan bahan bakar ,
e. Water truck untuk menyiram jalan tamban
tanaman revegetasi; dan
f. Ambulance.
3. Pembangunan dan pengoperasian base camp serta
sarana prasarana penunjang lainnya. sarana dan
prasarana fasilitas pendukung yang akan dibangun
terdiri dari:
a. Basecamp, yang terdiri atas fasilitas
pengm apan , dapur, tempat makan, klinik,
penyediaan air domestik, fasilitas MCK,fasilitas
olahraga dan fasilitas ibadah;
b. Fasilitas penyedia sumber listrik, termasuk
pembangkit listrik, jaringan listrik dan
penyimpanan bahan bakar. Fasilitas penyedia
sumber listrik akan berupa genset untuk
kebutuhan domestik. Kapasitas genset
diperkirakan sek itar 500 kVA;
c. Bengkel dan fasilitas pemeliharaan;
d. Fasilitas penimbunan material yang te rd iri dari
penimbunan batuan penutup dari tanah pucuk,
penimbunan batuan material sipil, penimbunan
bijih, penimbunan bij ih basah, peni mbu na n
bekas alat berat (scrap yard), penimbunan
sampah dan limbah dornestik;
e. Kolam pengendapan, kantung-kantung
pengendap. Check dam dan sarana pengendali
sedimentasi;zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
f. Perkantoran dan pendukungnya;
g. Fasilitas penyediaan air. Air untuk kebutuhan
domestik karyawan, dan kegiatan penmnbangan
berasal dari sumber sungai-sungai terd ekat ;
h. Sample house, gudang dan la bora tor i.u rn ,
fasilitas pembibitan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
(nursery), fasilitas
pengolahan air limbah;
1. Pos keamanan;
J. Jalan tambang, fasilitas pemarkiran zyxwvutsrqponmlkjihgfedcb
(phit shop),
gorong-gorong dan fasilitas drainase, pencucian
mobil (washing pad) dan fasilitas pendukungnya.
4. Pembangunan prasarana pekerjajkaryawan;
5. Pembagunan instalasi pengolahan dan penimbunan
bijih nikel;
6. Pembangunan tangki bahan bakar minyak;
7. Pengoperasian genset;
8. Pengadaan air bersih;
9. Pembuatan jalan dan peningkatan jalan angkut
(hauling);
C. Tahap OperasizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
1 . Pembersihan lahan (la n d cle a rin g )
2. Pengupasan dan pemindahan tanah penutup;
3. Penimbunan tanah penutup;
4. Penggalian dan pengangkutan nikel ke stockpile;
5. Penambangan Bijih Nikel;
6. Tindakan-tindakan pengendalian air tambang
a. Saluran terbuka;
b. Sumuran dalam pit (sum p);
c. Pompa; dan
d. Rencana kolam pengendapan lumpur (settling
pond);
D. Tahap Pasca-Operasi
1. Reklamasi dan revegetasi Lahan Bekas Tambang;
2. Penanganan tenaga kerja;
3. Pengelolaan asset; dan
4. Demobilisasi alat-alat berat.
K F :T IG A PT. Oti Eya Abadi dalarn melakukan kegiatannya wajib
memenuhi persyaratan:
Izin penyimpanan semen tara limbah bahan berbahaya
dan beracun;
Izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
Izin usaha danj atau izin lainnya yang terkait dengan
kegiatannya.
KEEMPAT Instansi pemberi izin wajib memperhatikan izin lingkungan
sebagai syarat penerbitan izin dalam pelaksanaan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA.
KELIMA PT. Oti Eya Abadi dalam mclaksanakan kcgiatannya harus
memenuhi kewajiban melakukan pengelolaan dampak
sebagaimana tercantum dalam Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Rcncana Pcmantauan Lingkungan
Hidup (RKL-RPL)sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Bupati ini.
III

KEENAM Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam diktum


KELIMA PT. Oti Eya Abadi wajib melakukan pengelolaan
dampak dengan pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan
institusional sebagaimana tercantum dalam lampiran zyxwvutsrqponm
II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Bupati ini.
KETUJUH Penerbitan izin sebagaimana dimaksud dalam diktum
KETIGA wajib mencantumkan seluruh persyaratan dan
kewajiban yang tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran
II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Bupati ini.
KEDELAPAN Izin Lingkungan ini berlaku sarna dengan masa berlakunya
1Z1D usaba dan ' atau kegiatan.
KESEMBILAN PT. Oti Eya Abadi wajib mengajukan perrnohonan
perubahan izin lingkungan apabila terjadi per ubab an at as
rencana usaha dan/ atau kegiatannya sesuai dengan
kr itcr ia perubahan yang tercan turn dalam Pa sa l 50
Pcr atur a n Pemerintah Republik Indonesia NOiTtOi 27 Ta h u n
2012 ten tang Izin Lingkungan.
KESEPULUH Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1 dan
Lampiran II, yang terkait dengan komponen fisik, kimia, dan
biologi, setiap 6 (enam) bulan sekali sejak keputusan ini
dengan tembusan kepada:
a. Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan u.p
Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Tata
Lingkungan;
b. Gubernur Sulawesi Tengah u.p. Kepala Dinas
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Tengah;
c. Bupati Morowali u.p. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Daerah Kabupaten Morowali; dan
d. Kepala Pusat Pengendalian, Pengelolaan dan Ekoregion
Sulawesi dan Maluku Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indoncsia.
KESEBELAS Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban
scbagairnuna dimaksud dalarn Lampiran I dan Lampirnn II, eli
luar dari komponen fisik, kimia , dan sctiap 6 (eriam] bulan
sekali sejak keputusan ini ditetapkan kepada instansi lain yang
membidangi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan
Lampiran 11yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Bupati ini.

KEDUABELAS Apabila dalam pelaksanaan usaha dan / atau kegiatan,


timbul dampak lingkungan hidup di luar dari dampak
pen ting yang dikelola se bagaimana dimaksud dalam
Lampiran I dan Lampiran II, PT. Oti Eya Abadi wajib
melaporkan kepada instansi terkait, sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESEPULUH dan Diktum
KESEBELAS.
KETIGABELAS Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bungku
pada tanggal

BUPATI MOROWALI,

TID

ANWAR HAFID
Salinan sesuai dengan Aslinya
KEPALA BAG IAN HUKUM
SETDA KABUPATEN MOROWALI,

BAHDIN BAlD, SH., MH.


Penata Tkt. I, III/ d
Nip. 19820602 200604 1 005
-

LAMPIRAN I SALINlHJ
KEPUTUSAN l:3UPATI MOROV1ALI
NOMOR IQ Q /,
I c-ec-e , -, __.), / / k'"r1
. ~/.> ' ...._y. ..,-J '=c1
{....'1......
o /'"r::::> 1"0
........n ./ g<."01 pc
TANGGAL : Z3 Pl"\::( UQrc :2-O()t

MATRF>; l~ENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) DAN RENCANA PEMA\iTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
HENCAN.~ PENAlVIBANGAN BIJIl-! NIKEL DI DESA LALAMPU, SJUMBATU, DAMPALA DAN LELE,
KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

No
____
Lingk~ngan
YangDlkelola
-l----~-- .
--r--i)ampakzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
sum.ber Dan.
__._~
----1-~ikator
ipak
~_ _
pengelO.
Keb~;rhasilan
laan Lil1gkungan
Hidu~_______
Bentuk PenqelolaanLingkungan Hidup l il-------~-
~----'-----------G -'---.---.,--.----
L~ka:;iPengel:>laan Pe.riodePengel?laan
I Linqkunqan Hidup LmgkunganHidup
Ins~itusi Penqel..< >1
Lmgkungan Hidl
A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI --------- -.~------ ---- ----------

1---lSIkap dan --1~Darnpak Icingsung-1perUbahan sikap dan ---' Pendekatan Sosial Ekonomi: Desa Dampala. •Pengelolaan • Instansi pelaksan
Persepsi dari sosralisasi persepsi positif masyarakat Siumbatu dan Desa lingkungan hidup .( PT. Oti Eya Abadi
-Melakukan koordinasi dengan tokoh
Masyarakat rencana keqiatan Lele Kecamatan dilakukan selama
masyarakat. tokoh adat, aparat desa • Instansi Pengawa
kepada Bahocopi tahap pra konstruksi
dan semua elemen rnasyarakat -/ Badan Kesatuan
rnasyarakat
terdampak lainnya di dalam Bangsa dan Pol it
melakukan sosialisasi rencana Kabupaten Moro:
kegiatan. .,,' Dinas Sosial
·Sosialisasi tentang rnanfaat dan Kabupaten Moro:
resiko yang ditimbulkan oleh kegiatan
pertambangan nikel .
·Membangun Rencana Keterlioatan • Instansi penerima
para pemangku kepentingan, dalam laporan:
kegiatan pertambangan nikel . .,/ Dinas l.inqkunpa:
• Melaksanakan seluruh rangkaian Hidup Daerah Ka
kegiatan dezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
iqan komitmen moral Morowali
berdasarkan prinsip keadilan .
.,/ Dinas L.ingkungaf
·Penegakan karntibrnas yang
bersentuhan dengan rarnbu rambu Hidup Provinsi
moral yang potensia yang Sulawesi Tengahz
diperkirakan memicu konflik. v' Dinas [3DM Pro'
Sultenq

B. TAHAP KONSTRUi-:SI
~~I~=JK~ali~as Udac§=:E_r\:"-o:!)ilisasl: -_=~.~~~ll_~?_s udarajdak -='=--r:Pendekatar~:Tehnologi :=:==~=-~: jal~akse~j~i'1g _I~~elam-~:egiatan --==:=GJ~stansi eelaksal~~
.

~.
Dampak lndlkt
~f;a~\-bie-n~-:u-S~-I~-~n--T:n~u-k-p-e~~:-IO-Ia-an
Li Lokasi Pengelolaan Periode Pengelola,m Institusi Pengelo
-~
No Lingkungan Sumber Dampak Penge gkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hie
__ Yang Dikelola Hidup I oel _

Peralatan dan melan paui baku mutu •Perawatan secara utin terhadap dilalui kendaraan ·Mobilisasi Peralatan v" PT. Oti Eya Abc
Material berda arkan Peraturan rnesm-rnesin dan a at- alat be rat pengakut dan dan Material
Peme intah No. 41 Tahun seperti dum p tru ;k,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
buldoser, sekitar tapak • Instansi Pengaw zyx
v" Dinas Perbubui
19991 entang eksavator dan mesi genset yang proyek
Kab. Morowali
penge ndalian Pencemaran digunakan untuk menunjang
v" Dinas Kesehats
Udara pelaksanaan proyek.
Pengendalian
• Tidak timbulnya sikap dan ·Perrasangar dinding ieredam kedap
Penduduk dan
perse] si negatif suara pada genset;
Keluarga Berer
rnasys rakat akibat ·Penanaman pohon elindung pada
Kab. Morowali
kegiat an. tapak proyek (kiri kanan jalan,
penimbunan) dengan jenis tanaman
yg mampu berada ptasi dengan • Instansi penerifT
lingkungan setempat Iapat berfungsi laporan:
sebagai tanaman pe lindung, dapat
./ Dinas Lingkung a
menyerap polutan dan sebagai
Hidup Daerah ~
penyangga, yaitu a (asia angium,
sengondan angsana. Morowali
·Menutup bak truk y 109 membawa ./ Dinas Lingkung a
material konstruksi y 109 berpotensi Hidup Provinsi
meningkatkan debu. Sulawesi Teng,
v" Dinas ESDM PI c
Sulteng

_ --_ .
2 •Tingkat ebisingan tidak -.----.----- Tehnlogi
Pendakatan Selama kegiatan • Inslansi pelaksa n
Peningkatan ·Mobilisasi • Jalur
Kebisingan Peralatan dan melamp aui baku mutu •Pemeliharaan ke ndaraan dan Pengangkutan Mobilisasi Peralatan ./ PT. Oti Eya Abc
Material berdasa kan Kep Men LH peralatan (alat-alat erat) secara material dan Material
No. 48 t hun1996 tentang berkala agar teta p memenuhi • Tapak proyek • Instansi Pengaw a
Baku Til gkat Ketisingan, standard. ./ Dinas Perhubui
yaitu dis etarakan dengan 55 •Bila memungkinkan melakukan Kabupaten Mor o
dB(A) UI tuk permukiman pekerjaan konst rksi yang
pendudi k dan 70 dB(A) menghasilkan suara bising pada • Inslansi penerirr c:
untuk in ustri siang hari. laporan:
•Memasang rambu ba tas kecepatan
./ Dinas Lingkung a
kendaraan proyek Kecepatan
kendaraan maksimal 30 km di jalur Hidup Daerah ~ a
I pen~langkutan Morowali
..

---r-
---~ Dampak ,J~-~------~--I---~In-d-ik-ato~-K-e-b-eltlasilan
No I Lingkungan Sumber Darnpak Pengelvlaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidu I Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelo
) Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hie

~I-
Yang Dikelola__ _ ~ __~ HiduE__ _
----1--:-::--
·Menetapkan SOP K3 pada serm ./ Dinas Lingkungc
komponen kegiatan dan mengawa Hidup Provinsi
dengan ketat pelaksanaannya a~l
Sulawesi Tenga
semua karyawan patuh pao a
ketentuan K3. ./ Dinas ESDM Pn
Sulteng
Pendekatan Sosial
·Memberikan sosialisasi aturan bata s
kecepatan kendaraan kepada pa a
__~_____ I sopir. = --:-_ _
---
U- 3. I Gangguan ~Disasi-- Tidak teriadi kemacetan dan Pendekatan Tehnologi Ruas jalan akses Selama kegiatan : • Instansi pelaksar
lalulintas I Peralatan dan narnbatan pergerakan • Memasang rambu-rambu lalu linta s yang dilalui -Mobilisasi Peralatan ,./ PT. Oti Eya Aba
Material alulintas pada ruas jalan khususnya sebelum atau sesuda h kendaraan dan Material
• Instansi Penqaw:
trans sulawesi -Bungku - pada pintu masuk dan kelu Ir pengangkut
,./ Dinas Perhubun
Bahodopi proyek.
Kabupaten Marc
• Mernasang Marka lalulintas pad a
daerah yang sering dilal II
,./ Dinas Lingkungc
kendaraan proyek
Hidup Daerah
• Perneliharaan kendaraan
Kabupaten Morc
pengangkut material dan peralatan
(alat-alat berat) secara berkala aga
• Instansi penerim:
tetap memenuhi baku mutu emisi
Iaporan :
kendaraan bermotor.
• Mernasang terpal/kanvas penutup ./ Dinas Lingkungc
pada truk pengangkut material Hidup Daerah
untuk menghindari tercecernya Kabupaten Mora
material sa at pengangkutan,
khususnya pada jalur yang cJekat
dengan pemukiman penduduk
• Mernbatasi laju kendaraan terutam 3
pads daerah pemukirnan penduduk
• Pengaturan jadwallwaktu
pengangkutan material
• Menempatkan petugas pengatur
latu lintas pad a persimpangan jalan
yang dilalui kendaraan-kendaraan
pengangkut.
-- ---- -------
-
------,,-------- Dampak . . ----F
Indikator Keberhasilan
---- -- -----~ --------

--]]
Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelc
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Ben tuk Pengelolaan Lingkungan Hidup lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hiedl

r
! Yang Dikelola Hidup -------------- ~ ------------------
._ ---- --_ .- - --------_ .
P e ndekatan Institusi
• Be rkoordinasi dengan dinas
I Pe rhubungan Kab. Morowali selaku
19atur lalu lintas. ----
4~· ~-penigk'lan laj~J -pombualan dan - TIngkal erosl akluaF daiT e -Lokasi -Selama kegiatan --Irlstanslpelaks-a-n
erosi dan peningkatan jalan erosi yang diperbolehkan •T pembangunan pembangunan jalan zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
v' PT Oti Eya Ab:

I Sedimentasi anqkut (Hauling) • Indeks l3ahaya erosi e jalan, dan sarana dan pembangunan • Instansi Penga .....
a
i rendah sampai sedang sed prasarana di sarana prasarana
,/ Oinas Kehutan:
.Pembangunan • Kandungan padatan dib Kecamatan pendunkung
Sulteng.
dan Pengopersian tersuspensi (TS8) yang De Bahodopi pertambangan
.,/ Dinas PU dan
Base camp rnasuk ke sungai masih pe
Penataan Ruar o
Beserta Sarana dibawah ambang baku seh
Kabupaten Mor
Prasarana rnutu yang diperkenankan
. pel .,/' Oinas Lingkung a
PenunJang
ter
Hidup Daerah ~
Da
Morowali
jug
• Ha - Instansi penerin a
per laporan:
ara ./ Oinas Lingkung a
me Hidup Daerah ~ c.
bel Morowali
tan .,/ Oinas Lingkung a
lun Hidup Provinsi
kem Sulawesi Tenq: h
• Un ./ Oinas ESDM P o
sed
Sulteng
ber
pel
ke
bel
me

___
.J ____
sed
• Me
I tim
. l__ zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
__ _ l_ _ L _ ---------- --
~

No
Dampak
Lingkungan Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
-,----~---r---~T--
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pen!
Lingkungan
Yang Dikelol~~__r, _ ~-
dan longsoran.
• Penanaman tumbuhan LCC .rntuk
rnenceqa terjadi erosi
Pendekatan Institusional:
• Melakukan koordinasi dengan Dinas
, PU Kab_Morowali
5. I Penurunan ---j.Perr,buatan dan Kandungan sedimen dan ~endekatan Teknologi: ------- .Lokas;------- :Selama kegiatan ---t.rnstansi pelaks
Kualitas Air : pen:ngkatanjalan padatan tersuspensi (TSS) • Mengupayakan seminimal mungkin pembangunan pembangunan jalan I ./ PT. Oti Eya Al
! anqkut (Hauling) serta kekeruhan pada ceceran bahan/material. jalan, dan sara-is dan pembangunan
i' Pernbangunan . badan sungai tidak • Tidak menempatkan bahan/material prasarana di sarana prasarana • Instansi zyxwvutsrqpo
Penqa:
dan Pengoperslan I ~' b b t dekat dengan badan air. Kecamatan pendunkung ./ Dinas Keseha
Base camp me arnpaut am ang a as . . Banodcpl pertambangan
Pengendalian
Bese rta Sarana Yang telah ditetapkan '. • Menampung stsa-sisa
kid d
P r na berdasarkan Peraturan rrunya /pe ut1!aspada rum- rum, Penduduk dan
rasa .a . membuang air genangan yang Keluarga Bere:
PenunJang Pemenntah Nomor: 82 terdapat pada kaleng-kaleng Kab. Morowali
Pembangunan Tahun 2001, tentang olvrninyak. ./ Dinas l.inqkun;
Kolam Pengendap Pengelolaan Kualitas Air • Menampung limbah cair yang Hidup Daerah f
dan Pengendalian dinasilkan dari operasional bengkel. Morowali
Pencemaran kriteria • Mengupayakan adanya sumur
berdasarkan Kelas I dan resapan yang dapat menampung • Instansi penerim
" limpasan air permukaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(gray laporan:
1<e Ias w ater) ./' Dinas Lingkung;
• Pengadaan jalur pencucian di Hidup Daerah K
tempat pengambilan tanah hasil
Morowali
galian dan di lokasi penimbunan,
dirnana setiap kendaraan ./ Dinas Lingkung;;
pengangkut dari dan ke lokasi Hidup Provinsi
kegiatan harus melalui jalur tersebut Sulawesi Tengat
./ Dinas ESDM Pre'
Pendekatan Institusional:
Sulteng
• Melakukar koordinasi dengan
._ _j_____~~ J____ ___L Dinas PU Kab. Morowali __[_____
No
Darnpak
Lingkungan Sumber Dalmpak Od

--T-----------~---- ----:;-1---
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan LlOgkungan

Bentuk Pengelolaan LinqkunqanHidup
° Lokasi..Pen elolaan
L' k 9 H'd
109 ungan I up
L' k
-
Penode Pen elolaan
gHod
lila ungan I up
Institusi Pengelol
Llngkungan Hid;
Yang Dikelola H I up I -

6. Ganqquan ·Pembuatan dan •Tingkat keanekar;3gaman---ren-dekata,;- Teknologi: -L okasi j.Seiamamasa-- • Instansi pelaksan
Vegetasi peningkatar jalan vegetasi terqolonq secane P bersih tas! dib tasi pembangunan jalan koristruksi ./ PT. Oti Eya Abad
. . -. em ersl an vege aSI I a aSI .
anqkut (Hal ing) sarnpat balk . dan pembangunan pembangunan jalan • Instansi Pengawa
·Pembangun an .K~.beradaan Jenis _ SEsual kebutuhan lahan untuk sarana prasarana dan saran_a ./ Dinas Kehutanan
dan Penqop ersian dilindunqi tetap tsrjaqa pernbanqunan jalan dan sarana pendukung prasarana Provinsi Sulawes
Base camp prasarana pendukung Tengah
Beserta Sar ana • Tidak melakukan penebangan pertambangan ./ Dinas Lingkunga
Prasarana terhadap jens vegetasi endemik dan Hidup Daerah K,l
Penunjang dilindungi Morowali
.Pembangun an
• Segera melakukan penanaman
Kolam Pen£ endap
kembali setelah pekerjaan selesai. • Instansi penerirna
laporan:
Pendekatan Sosial Ekonomi:
./ Dinas Linqkunqa:
• Memberikan penyuluhanl
Hidup Daerah Ka
pengarahan kepada para pekerja
Morowali
agar mengupayakan dan menjaga
./ Dinas Lingkungar
keanekaragamn hayati terutama
Hidup Provinsi
yang bersitat endemik dan
Sulawesi Tengah
dilindungi
./ Dinas ESDM Pro'
Sulteng

--_ --~ ----_ --< --_ --~ _


7. Gangguan ·Pembuatan Jan •Keberadaan jenis satwa Pendekatan Teknologi -Lokasi Selama masa • Instansi pelaksam
peninqkatar jalan yang ada tetap terjaga pembangunan [alan koristruksi ./ PT. Oti Eya Abad
Satwa • Pernbersihan vegetasi dibatasi
(tidak punah) dan sarana o Pembuatan dan
anqkut (Hal ing)
sesuai kebutuhan lahan untuk prasarana di sekltar peningkatan jalan • Instansi zyxwvutsrqpo
Penqawa:
·Pembangun in pernbanqunan jalan dan sarana tapak proyek angkut (Hauling) ./ Dinas Kehutanan
dan Pengor:;ersian prasarana • Pembangunan dan Sulteng.
Base camp • Segera melakukan penanaman Pengopersian Base ./ Dinas Lingkungar
Beserta Sar ana kembali setelah pekerjaan selesai. camp Beserta Hidup Daerah
Prasarana Sarana Prasarana Kabupaten Morov
• Memasang tanda larang berburu
Penunjang I pada tempat tertentu
Penunjanq
• Instansi penerima
Pendekatan Sosial laporan:
I • Memberikan penyuluhanl ./ Dinas Lingkungar

_ -------- -_-
____
_L _~~~_g_ar_a~_n
_k_e_pa_d_Cl_p_a_ra_pe_ke_rJ_'
a Hidup Daerah Kal
No
Oampak
Lingkungan
Yang Dikelola
-'-1 --·---------r
SUo 'TIber Darnpak
__
t _.
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
- Bentuk Pengelolaan
_
Lingku

--
'gan Hidup
Lokasl Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode pengelOla~
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelc
Lingkungan Hie

Morowali

T
--ragar mengupayakan dan menjaqa
keanekaragaman h ayati srutarna ./ Dinas Lingkung
, yang bersifat endernik da l Hidup Provinsi
dilindungi Sulawesi Tengc
./ Dinas ESOM PI (
Sulteng

8. I Gangguan BiO~I~pe;:ribuatan ci~m- ·:fidak terjadi penurunan Pendekatan -Teknologi •Tapak Proyek pada ·Selama masa • Instansi pelaksa
Perairan peninqkatan jalan tingkat keanekaragaman • Penge lolaan lingkungan u ntuk sub lokasi konstruksi ,/ PT.Oti Eya Aba
angkut (Hauling) (plankton dan bentos) kamponen biota peraiara I terpadu pembangunan jalan pembangunan jalan
.Pernbangunan • Kelimpahan plankton dan dengan sub kompone n h jrologi dan sarana dan sarana • Instansi Pengaw a
dan Pengopersian centes tetap terjaga zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(run off), erosi dan sedim mtasi, dan prasarana prasarana dilakukan ,/ Dinas Kelautan
Base camp •Keberadaan jenis ikan tetap kualitas air Perikanan Kab
Beserta Sarana terjaga terutama sidat (tidak Morowali
Prasarana terjadi kematian massal ,/ Dinas Lingkung a
Penunjang atau kepunahan) Hidup Daerah
·Pembangunan Kabupaten Mar o
Kalam Pengendap
• Instansi penerirr
laporan:
./ Dinas Lingkung a
Hidup Daerah ~
Morowali
./ Dinas Lingkung a
Hidup Provins
Sulawesi Tengc
./ Dinas ESOM PI c
Sulteng
..---

------r-- I-Oampak
No
,
Lmgkungan
Dlk I I
Yang leo a
Sumber Dampak
Indikata-rKeberhasilan
Hid
'
Pengelolaan Linqkunqan
I up
"
Bentuk Pengelolaan Llngkungan Hidup
Lokasl" Pen elolaan
L' k 9 H'd
mg ungan I up
L' k gH'd
mg ungan roue
-+.-, ,
PerrodePen elolaan

,
Inatitusl Pen elal
L' k n gH'd
mg u gan I t
9, I Kesernpatan -- .Pen';riman----- ·j-umlah at-au
persentase Pendekatan Sosial Ekonomi: Kecamatan ;;-Selamak¬ !giatan--- • IrlstanslPelaksan,
Kerja dan Tenaga Kerja tenaga kerja toka: yang
,, ,
P r' t'"
• ene Imaan ",naga erJa I a u an
k' dil k k Bahodopi penerirnaan Tenaqa
'
I ./ PT.Oti Eya Abadi
Berusaha terserap sesua: kualifikasi lung oleh Pih k Pem aka Kerja It' P
dan kebutuhan anqsunq ou I a r arsa • ns ,ansI _engawa
dengan melibatkan tokoh masyarakat. '/ Dinas 1 enaga K
• Per Sen tase a d anya - - ,
lurah setempat dan instansi terkait. dan Transrniqras
pengusa h a I0 k a I 'lang , , ,
dilib tk d I I' iat • Mernpriorttaskan tenaga kerja lokal Kabupaten Marc
II a an a am ,egla an b ' , ,
khususnya penduduk yang errnukim '/ Dinas Koperasi c!
oerusa h dirse k't1 ar I0 k aSIi k eqra
iat an d an t er k ena
'J I h aan t t UMKM Kab Mor:
" um a a au person ase d ampa kid'angsung art k eqia iat an '
penggunaan jasa tersebut. • Instansi penerlrne
masyarakat setempat. -, , laporan:
' k t keoi t • Menglnformaslkan lowongan kerja
• Merunq a nya eqra an ../ Dinas Lingkungar
' 'k t kni kepada aparat desa, kecamatan dan
e konomt masyara a ya nl, , Hidup Daerah Ka
, ' Dinas Tenaga Kerja setempat;
ker~gtamankJenis dan skala • Memberi upah/gaji minimal seb esar Morowali
k eqra an e onom
en IP rOVlnSI
, i S u Iawes:'
UMK K a b upa tzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
masyara k a,t ../ Dinas Lingkungar
Tengah sedang berlaku:
Hidup Provinsi
• Mengikutsertakan semua pekerja
dalam asuransi tenaga kerja dan Sulawesi Tengah
memberikan hak-hak pekerja sesuai ../ Dinas ESDM Pro'
peraturan tenaga kerja yang berlaku; Sulteng
(UU No, 13 Tahun 2003)
• Memberikan kesempatan kepada
masyarakat setempat untuk
melakukan usaha di sektor informal
yang sifatnya melayani karyawan
seperti penyediaan makanan, jasa
transportasi, penyewaan rumah dan
pengadaan barang-barang kebutuhan
perusahaan dengan kualitas dan
harga yang bersaing;

Pendekatan Institusi
• Melakukan koordinasi/kerjasama
dengan Dinas Tenaga kerja Kab.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
_L Morowali __ _ J___ _ zyxwvutsrqponmlkjihgfedcb
1 _
..

Darnpak Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Penqelol:


No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan L ingkungan Hidup Lingkungan Hidup Linqkunqan Hide
Lingkungan Hidup
Yang Dikelol I Hidup
-+ --____; EkonomF-~--; ~--------
10. Pendapatan ·Peneriman • Tingkat pendapatan Pendekatan Sosial •Masyarakat Selama kegiatan • Instansi pelaksan:
Masyarakat Tenaga Kerja masyarakat meningkat Kec.Bahodopi Konstruksi ./ PTOti Eye Abadi
• Menerapkan standa upah sesuai
dibanding sebelum adanya berlangsung
dengan Upah Minirr JI11 Kabupaten • Instansi Penqawa:
kagiatan
(UMK) dan atau Pro insi, ./ Dinas Pendapata
• Mernberikan peluan berusaha
Daerah Kabupate
kepada masyarakat okal untuk Morowa i
rnelakukan aktivitas ekonomizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
di sekitar
./ Dinas Tenaga ke:
areal proyek/operas mal base camp, Transmigrasi
• Mernberikan kemud han/bantuan Kabupaten Morov
fasilitas bagi penduc Jk lokal untuk
lebih rnenqernbanqs In usaha, • Instansi penerima
• Memfasilitasi pelatir an tentang laporan:
pemanfaatan dana I ntuk berbagai
./ Dinas Lingkungar
kegiatan yang prodi ktif seperti
pengembangan usa a, perluasan Hidup Daerah Ka
jaringan pemasaran dsb. Morowali
./ Dinas Lingkungar
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah
./ Dinas ESDM PrO'
Sulteng

--- ---- -_ f--. --1 -------


•Tidak timbulnya Persepsi Pendekatan Sosial I konomi:-- -l-M asyerakat diT)esa I-selam a kegiatan -~nstansrpelaksa';;
11. Sikap dan •Pen'3riman
Persepsi Tenaga Kerja negatif masyarakat Dampala, Penerirnaan Tenaga I .;- PT. Oti Eya Abad
• Mengelola dampak r rimernya berupa
masyarakat Siumbatu dan Lele Kerja
peningkatan kesem; atan kerja dan
serta desa • Instansi Penqawa:
usaha, ./ Badan Kesatuan
sekitarnya di Kec.
• Melakukan rekruitrne n tenaga kerja Bangsa dan Politi
Bahodopi
secara transparan dl ngan mengikut Kabupaten Morov
sertakan tokoh mas) arakat dan ./ Oinas Linqkunqar
kriteria yang jelas de n proporsional ; Hidup Daerah
• Menggunakan sebar yak-banyaknya kabupaten Morow
bahan dan material I )kal yan~1tersed ia
di sekitar proyek. • Instansi penerima
• Ikut berpartisipasi d lam kegiatan laporan :
_________ l.__ ______________ ~osial ken~~s:iarakat _nse?_uai~_~J zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
______l _ _ _ l_ ~ _
_ ----- ---~ ---
~-zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

No
Dampak
Lingkungan Sumber Dampak
-_ ._ ------------.-----
lndikaf
Pengelo
eberhasilan
.
Llngkungan
J .,
Bentuk Pengelolaan Lmgkungan HldUP~'
.
Lokasi Pen elolaan
k 9 H'd
Periode Pengelolaan Institusi Pengel
Lingkungan Hi
d 109 ungan I up Lingkungan Hidup
Yang Dlkelola _ufl__ -_____ _~
kemampuan perusahaan ./ Dinas Lingkung
• Mernbuka komunikasi dengan r
Hidup Daerah zyxw
stakeholder u ntuk menyelesaikan Morowali
komplain atau tuntutan masyarakat,
./ Dinas Lingkung
sesuai MoU Tenaga Kerja.
• MelaKsanakan program Hidup Provinsi
pemberdayaan masyarakat (CSR) Sulawesi Tengc
dengan berkordinasidengan ./ Dinas ESDM PI
stakeholder/ihak terkait dan
Sulteng
berkomitmen penuh terhadap
implementasinya
• Menjalin interaksi so sial secara
harmon is dengan masyarakat di
_ --- sekitar loka~i proyek -l----~--.-~
12. Proses-proses ·Peneriman -Tidak ada peningkatan Pendekatan Sosial Ekonomi: I.Masyarakat yang ·Selama kegiatan • Instansi_pelaksa
Sasial Tenaga Kerja konflik so: di dalam bermukim di Penerimaan Tenaga ../ PT. Oti Eya Abc
• Melakukan rekruitmen tenaga kerja
masyarakzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBAtapak sekitar Kerja
secara transparan dengan • Instansi Pengaw
proyek di Kec
mengikutsertakan tokoh masyarakat ../ Badan Kesatua:
Bahodopi
dan kriteria yang jelas dan Bangsa dan Pol
proporsional ; Kabupaten More
• Memprioritaskan tenaga kerja lokal ../ Dinas Lingkung.
• Tidak memberikan perbedaan Hidup Daerah
perlakuan antara tenaga kerja lakal kabupaten Morc
dan tenaga kerja dari iuar
• Ikut berpartisipasi dalam kegiatan • Instansi penerim
sosial kemasyarakatan sesuai laporan:
kemampuan perusahaan
./ Dinas Lingkung
• MelaKsanakan program
pemberdayaan masyarakat (CSR). Hidup Daerah f<
• Membentuk forum Komunika~.i Morowali
sebagai wadah komunikasi antara ./ Dinas Lingkung
masyarakat dan perusahaan terutama Hidup Provinsi
untuk mengantisipasi gejolak sosial

_l --'----- -_ - ---------
____j____ _ _ l_ 1.__________
Sulawesi Tengc
./ Dinas ESDM Pr
Sulte~~ _

No
Dampak
Lingkungan
f----+-_Y_an_.:9 Dikelola
1 ::J Sumber Dampak
_~____
Indikator Keberhasilan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Pengelol an Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Penqek
Lingkw ngan Hi(

~ I Kesellatan J.Mobilisasi • Tidak terjadi peningkatan • Peny ediaan sar na dan prasarana Area pemukiman Selama masa • Instansi pelaksai
Masyarakat I Peralatan dan resiko penyakit ISPA akibat kesehatan bagi .ekerja dan dan lokasi jalur konstruksi ~PT. Oti Eye Abadi
Material partikel debu bagi masyarakat van I memadai. mobilisasi berlangsung
-Pernbuatan dan masyarakat dan pekerja • Penutupan bak endaraan kendaraan • Instansi Pengaw
Peningkatan Jalan • Tidak terjadi peningkatan pengangkut m a irial (dump truck). ../ Dinas ~ esehata
angkut (Hauling) vektor penyakit • Pengaturan jadw al!waktu Penger dalian
• Tidak timbulnya sikap dan pengangkutan m aterial (bila Penduc uk dan
persepsi negatif masyarakat memungkinkan Keluar; 3 Kabuj
akibat kegiatan pad a tahap • Melakukan peny raman pada jalan Morow, i
konstruksi berdebu terutam 3yangdekatdengan ../ Dinas I ngkung.
pemukiman ma /arakat, Hidup I aerah K
Morow Ii
• Instansi penerim
laporan:
../ Dinas l ngkungi
Hidup [ aerah K
Morow,
./ Dinas l ngkungc
Hidup F rovinsi
Sulawe i Tengal
./ Dinas E SDM Pre
Sulteng
~ ~~---+~~-~-
14. Sanitasi !-Perllbangunan- •Tidak terjadl tumpukan • Menyediakan fa .illtas MCK (air bersih ·Area pemukiman ·Selama masa • Instansi I elaksan
Lingkungan I dan sampah di sekitar proyek dan fasilitas toil t secara memadai tenaga kerja dan konstruksi ./ PT. Oti Eya Aba
Pengopersian •Tidak ter:adi resiko bagi tenaga kerj lokasi pembanguan berlangsung
Base camp penyebaran penyakit • Menyediakan te ipat pembuangan sarana prasarana • Instansi I engawc:
Beserta Sarana -Penqelolaan limbah sesuai sampah yang m madai ../ Dinas ~ esehatar
Prasarana permen LH nomor 9 tahun • Memasang papa 1 infarmasi di tempat-
Penger dalian
Penunjang 2006 ten tang baku mutu air tempat tertentu mtuk tidak Penduc uk dan zyx
limbah bagi uasaha dan! membuang sam ah secara Keluarc 3 Kabur
atau kegiatan sembarang Morowc i
pertambangan biji nike!. • Tidak membuan lim bah cair langsung ../ Dinas L ngkungc
ke badan peraira 1 sebelum ditreatmen Hidup [ aerah K,
dahulu (dikelola Morowc
---~ .~ ---
Dampak Indikator Kebernasllan
SumberDam~- Lokasi Pengelolaan PeriodePengelolaan Institusi Pengelol
No Lingkungan PengelolaanLingkungan Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup
Lingkungan Hidup LingkunganHidup Lingkungan Hid
Yang Dikelola Hidup
-------

• Instansi penerimc
laporan:
./ Dinas Lingkunga
Hidup Daerah Kc
Morowali
./ Dinas Lingkunga
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengat
./ Dinas ESDM Pre
Sulteng

----
C. TAHAP OPERASIONAL
-- -_ .
1. Perubahan Penambangan •Tidak terJadilongsor, banjir Pendekatan Teknoogi -Lokasi pengelolaan ·Selama a perasional • Instansi pelaksan
Bentang Lahan Bijih Nikel dan genangan pada daerah • Peruntukan Lahan untuk pada area blok penambangan .,/ PT. Oti Eya Abac
sekitar tapak proyek yang penambangan haws sesuai dengan penambangan dilakukar • Instansi Pengawa
dapat mengancarn rencana proyek .,/ Dinas ESDM Pre
oernukirnanpenduduk. • Meminimalkan pembukaan dan Sulawesi Tengat
penggalian tanah pada tapak proyek .,/ Dinas Lingkunga
• Melakukan pembukaan lahan tanpa Hidup Daerah K,
bakar pada hutan gambut Morowali
• Menanam pohon seperti bambu dan
pembuatan tanggul pada daerah • Instansi penerima
rawan longsor laporan:
./ Dinas Lingkunga
Pendekatan Institusi
• Melakukan koordinasi dengan Dinas Hidup Daerah Ka
Kehutanan terkait rencana Morowali
pembukaan jalan dikawasan hutan. ./ Dinas l.inqkunqa:
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah
./ Dinas ESDM Pro
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
.._--
Sulteng
--------
2. Iklim Miro • Penambangan Fluktuasi suhu untuk Pendekatan Teknoogi ·Lokasi pengelolaan ·Selama 0 perasiona-I-+I·-Instansi p-e-Ia-"k-s•
-----
-

,- ------_
Dampak Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelol
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan L ingkunga n Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hid'
Lingkungan Hidup
_ _~ang Dikelola Hidup
Bijih Nikel kembali ke rona awal • Mernbatasi pembuk an lahan hanya pada area blok penambangan ./ PT. Oti Eya Abar

,
, • Reklamasi Lahan
pada peruntukan pi nambang m.
• Melakukan revegetc si pada 5 luruh
penambangan dilakukan
· Instansi Pengawaz
v' Dinas Kehutanar
dan Reboisasi lahan terbuka bekas tambang Sulteng
, dengan nlenggunak an jenis p hon- v' Dinas ESDM Pre
pohon yang sesuai I engan Sulteng
,
persyaratan tumbuh pad a loka si v' Dinas Lingkunga
, tersebut serta tanan an ramba Hidup Daerah
(cover crop). Jenis ~ohon-poh >n Kabupaten Mora
yang dipilih adalah j nls pioni lokal

i
dar, sebaiknya yang cepat tum buh,
rim bun, dapat meny burkan ta nah,
· laporan
Instansi penerimc
:
i
I dar dapat menarik ~atwa ./ Dinas Lingkunga
Hidup Daerah Kc
I
I Morowali
./ Dinas Lingkunga
I Hidup Provinsi
I
Sulawesi Tengat
./ Dinas ESDM Pro
Sulteng

3. Kualitas Udara ·Pembersihan o Kualitas udara tidak •Pemeliharaan Kendal aan dan Tapak Proyek dan ·Selama operasional 0 nstansi pelaksan
dan Kebisingan lahan melampaui baku mutu peralatan (alat-alat b rat) seca 'a Jalan akses yang dilakukan ./ PT. Oti Eya Abae
·Pengupasan dan berdasarkan Peraturan berkala agar tetap m menu hi b aku dilalui kendaraan
I penimbunan tanah
pucuk serta tanah
Pemerintah No. 41 Tahun
1999 tentang
mutu emisi kendara: n bermot >r.
-Menqatur laju keceps an kenda raan
pengangkut · Instansi Pengawa
./ Dinas Perhubun;
i penutup pengendalian Pencemaran proyek saat ke dan dari lokas Kabupaten Moro
i o Penambangan Udara proyek. ./ Dinas Kesehatar
bijih nikel • Tingkat kebisingan tidak ·Melakukan penyiram n pada J ilan Pengendalian
I
•Pengangkutan melebihi baku mutu sesuai yang dilalui kendaras n proyek Penduduk dan
Hasil Tambang kepmen LH NO.48 ·Menanam pohon yan 9 dapat Keluarga Kab.
tahun1996 menyerap polutan uc ara diarea lokasi Morowali
proyek;
-Mernbatasi laju kenc: raan teru ama
pada daerah pemukr an pendu duk 0 nstansi penerima
aporan :
./ Dinas Lingkungal
._ L .._ _ . _____ - ____ .
L --. -
.

--~-
Dampak ikator Keberhasilan ~k Pengelolaan PeriodePengelolaan Institusi Pengelo
No Lingkungan Sumber Dampak gelolaan Lingkungan_t:entuk PengelolaanLingkungan Hidup L~ aSk
Od mg ungan Hldup LingkunganHidup Lingkungan Hid
Yang Dikelola ____ H'_Up_~____ _
Hidup Daerah K
Morowali
y" Dinas Lingkungc
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenga
y" Dinas ESDM Pn

4. Gangguan Lalu
Lintas
•Pengangkutan
Hasil Tambang
I
t· _----.---
k terjadi kemacetan
a ruas jalan trans
-----------1- ---
Bentuk pengelolaan yang dapat
dilakukan adalah :
Ruas j danakses
yang c lalui
·Selama operasional
pengangkutan
Sulteng
• Instansi pelaksar
y" PT. Oti Eya Aba

wesi Bungku- • Memasang rambu-rambu lalu lintas I kenda: san dilakukan


• Instansi Pengawi
odopi khususnya sebelum atau sesudah penqangkut
y" Dinas Perhubun
pada pintu masuk dan keluar
proyek. Kab. Morowali
y" Poires Morowali
• Memasang Marka lalulintas pada
daerah yang sering dilalui Poisek Bahodoj
kendaraan proyek
• Mernbatasi laju kendaraan terutama • Instansi penerim
pada daerah pernukirnan penduduk. laporan:
• Menempatkan petugas pengatur ./ Dinas Lingkungc
lalu lintas pada persimpangan jalan Hidup Daerah K
yang diiatu: kendaraan-kendaraan Morowali
pengangkut.
./ Dinas Lingkungc
• Berkoordinasi dengan dinas
Hidup Provinsi
perhubungan komunikasi dan
informatika Kab. Morowali selaku Sulawesi Tenga
pengatur lalu lintas. ./ Dinas ESDM Pn
Sulteng
5. Kerusakan
-
·Pengangkutan . --_----_--
k terjadi kerusakan
-+-..,..,-_.
Untuk mengantisipasi agar fungsi •Ruas ja Ian akses ·Selama operasional • Instansi pelaksar
Jalan Hasil Tambang yang dapat jalan tetap terjaga sebagaimana yang d alui pengangkutan y" PT. Oti Eya Aba d

ghambat pergerakan mestinya, maka bentuk penqelolaan kendar Ian dilakukan


lalu lintas yang dapat dilakukan adalah; pengangkut • Instansi Pengawi
y" Dinas Perhubun 9
• Kendaraan pengangkut hasil
tam bang harus laik jalan Kab. Morowali
y" Dinas Pekerjaar
• Muatan kendaraan pengangkut hasil
tambang tidak melebihi kemampuan Umum dan Pen,
Ruang Kab. M Ol
_g!an dalam memikul beban,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
.1 _
-
--,------ - --,--
-~-l~-Dampak-- Indikator Keberhasilan
Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelo
No I Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Be n uk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hid
i Yang Dikelol<J Hidup
-~~--I---- . -- I---
· ~e idaraanrnbatasi kecepatan laju
--- f-

i K terutama pad a jalanan • II istansl penerim:


::: ·os. I,iporan :
·
I
I
~\ rnasanq rambu-rambu ./ Dinas Linqkunqa
ce ingatan disekitar jalan entri/exit Hidup Daerah Kc
I ~e ruas jalan pada tapak proyek,
Morowali
Ca 1 daerah-daerah pelintasan
Ke
../ Dinas Lingkunga
i idaraan proyek.
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengat
I ./ Dinas ESDM Pre
I
I
Sulteng
I
I
--~ ~ ---~ - -_.
6. I Laju Erosi dan ·Pembersihan •Tingkat erosi aktual < dari Pe n Iekatan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
T e knologi -Lokasi pengelolaan ·Selama operasional • I nstansi pelaksan
Sedirnentasi lahan
·Pengupasan dan
erosi yang diperbolehkan.
·Indeks Bahaya erosi rendah
[\ ·
-e rninirnalkan pembersihan lahan
d 1 pengupasan tanah pucuk pad a
pada area blok
penambangan dan
penambangan
dilakukan
./ PT. Oti Eya Abar

• I nstansi Pengawa
penimbunan tanah sampai sedang a a blok tam bang reklamasi lahan ./ Dinas Pekerjaan
pucuk serta tanah ·Kandungan padatan • T d ak menempatkan bahan/material
tersuspensi (TSS) yang dan Penataan Rl
penutup d e' .at dengan badan air.
•Penambangan masuk ke saluran zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
e nampung sisa-sisa Kab. Morowali
• r...

bijih nikel pembuangan masih n iyak/pelumas pada drum-drum,


·Rek!amasi dan dibawah ambang baku n rnbuang air genangan yang
Revegetasi mutu yang diperkenankan
• I istansl penerirns
IE iapat pada kaleng-kaleng Iaporan :
0 ninyak. ./ Dinas Lingkunga
• rv e ngupayakan adanya sumur Hidup Daerah Kc
rE apan yang dapat menarnpunq
ill oasan air permukaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(gray Morowali
\1\ a er) ./ Dinas Lingkunga

Hidup Provinsi
Sulawesi Tengar
./ Dinas ESDM Pro
Sulteng
I
-- ------------ -=-- --~ ~ ---~ - f- --~~~--~~-.
• Reklamasi lahan •Laju limpasan air Per ekatan Teknologi: • Lokasi Reklamasi ·Selama kegiatan • I istansl pelaksan.
___~. I ~7;~~~k;n ~- dan Reboisasi _permukaan kecil ~-
dan Reboisasi reklarnasi lahan dan
__ l_ ./ PT. Oti Eya Abac:
__
-----,--- -_ _
..
,--- O;mpak Indikator Keberhasilan LO~:~j·-;~~gel~laan l-;eriOde ~engeIOlaa~ Institusi Penqeli
No Lingkungan Sumber Danpak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup I Lingkungan Hidup Lingkungan Hh
Yang Dikelola --l--- _ Hidup __
.._~ L _____ -
-Kandunqan padatan • Melakukan revegetasi pada seluruh . reboisasi dilakukan
• Instansi Pengaw
tersuspensi (TSS) yang lahan terbuka bekas tambang
./ Dinas PU dan
masuk ke drainase masih dengan menqqunakan jenis pohon-
dibawah ambang baku pohon yang sesuai dengan Penataan Ruan
mutu yang diperkenangkan persyaratan turnbuh pada lokasi Morowali
•Tingkat erosi aktual < dari tersebut serta tanarnan rambat ./ Dinas Lingkung
erosi yang diperbolehkan. (cover crop). Jenis oohon-pohon Hidup Daerah f<
•Tidak ada genangan yang dipilih adalah jenis pionir lokal Morowali
dipermukaan tanah pada dan sebaik.nyayang cepat tumbuh,
saat hujan rimbun, dapat menyuburkan tanah • Instansi penerim
laporan:
./ Dinas Lingkung,
Hidup Daerah K
Morowali.
./ Dinas Lingkung;
Hidup Provinsi
Sulawesi Tenga
./ Dinas ESDM Pr
Sulteng

8. I Kualitas Air I.PerT,bersihar; Kandungan sedimen dan Pendekatan Teknologi: Pada lokasi Selama masa • Instansi pelaksar
lahan padatan tersuspensi (TSS) pengoperasian dan operasional ./ PT Oti Eya Aba
• Meminimalkan pembersihan lahan berlangsung
-Penqupasan dan serta kekeruhan pada dan pengupasan tanah pucuk hanya pemeliharaan • Instansi Penqaw:
penimbunan tanah pada blok tambang bendung, intake ./ Dinas Lingkungi
badan sungai tidak
pucuk serta tanah Hidup Provinsi
melampaui ambang batas • Tidak menempatkan bahan/material dan saluran serta
penutup dekat dengan badan air. Sulawesi Tenga
•Penambangan yang telah ditetapkan, gedung pembangkit
• Menyediakan kolam pengendapan ./ Dinas Kesehata
bijih nikel berdasarkan Peraturan
pada area blok tambang. Pengendalian
•Pengoperasian Pemerintah Nomor: 82 Penduduk dan
• Mengupayakan adanya sumur
kantor, Tahun 2001, tentang resapan yang dapat menampung Keluarga Kab.
bengkel, gudang, Pengelolaan Kualitas Air limpasan air permukaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(gray Morowali
mess
karyawan.
dan Pengendalian
Peneemaran kriteria
w ater)
j
• Menampung sisa-srsa zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
i Instansi penerlm. I' laporan :
~~_erdasarkan
Kela~~~ __~ ~:~~~~~u~:~::"d:g~~u;-g~um~_ ~ __________ .._ _ L__
~ _______
-
Dampak Indikator Keberhasilan Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelol
No Lingkungan Sumber Dampak Penqelolaan Lingkungan Ber tuk Pengalolaan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hid
Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup
-- f----- ----------- ------t----
Kelas II te dapat pada kaleng-kaleng ./ Dinas Lingkunga
01 Iminyak. Hidup Daerah Kc
• M enarnpunq lim bah cair yang
Morowali
d lasilkan dari operasional bengkel.
./ Dinas Lingkunga
Pel dekatan Institusional: Hidup Provinsi
• M elakukar koordinasi dengan Sulawesi Tengat
in stansi atau dinas terkait ./ Dinas ESDM Pre
Sulteng

9. Gangguan • Pembersihan -Indeks Keanekaragaman Pen dekatan Teknologi -Lokasi -Selarna operasional • Instansi pelaksan
Vegetasi dan lahan tergolong sedang-tinggi • M, mbatasi pembersihan lahan pada Pena nbanqan penambangan ../ PT. Oti Eya Abar
Satwa -Keberadaan jenis satwa ar a blok tambang dan Reklamasi dilakukan
• Instansi Pengawa
• Reklamasi lahan tetap terjaga • M, akukan revegetasi pada seluruh Lahan
../ Dinas Kehutanar
dan Reboisasi •Peningkatan struktur dan lal an terbuka bekas tambang
Sulteng
jenis vegetasi de gan menggunakan jenis pohon-
../ Dinas Lingkunga
po on yang sesuai dengan
Hidup Daerah K,
pe syaratan tumbuh pada lokasi
Morowali
tel sebut serta tanaman rambat
(cr ver crop). Jenis pohon-pohon
• Instansi penerima
ya 9 dipilih adalah jenis pionir lokal
laporan:
da sebaiknya yang cepat tumbuh,
./ Dinas Lingkunga
rin bun, dapat menyuburkan tanah,
da dapat menarik margasatwa Hidup Daerah Ka
kh susnya burung-burung Jenis Morowali
9 dianjurkan seperti Asa,
ya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA ./ Dinas Lingkunga i
CE marazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(C asuarina sp), G arcinia
Hidup Provinsi
da C sttopnyuum sp. Jenis introdusir
Sulawesi Tenqah
ya 9 dapat dikembangkan adalah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
jer 5 dari keluarga leguminoceae, ./ Dinas ESDM Pro
jer 5 ini merupakan jenis yang Sulteng
mi mpu memperbaiki kondisi tanah
kh susnya ketersediaan
• M, nerapkan agro-forestry dan
us hatani konserv§lsi, moqel teras __~ _
L__. L_ - --~ ..-.
...

No
Dampak
LingKungan
J
Yang Dikelola
~su
Sumber Dampak
1 Indikator Keberhasilan
peng.elOlaanLingkungan
Hidup
I
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
__j_
Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Institusi Pengelo
Lingkungan Hid z
- ------~ -------- untuk konservasi ta-nah dan -a;;::--
--------.-

• Tanaman revegetasi dipelihara


secara intensif dan teratur seperti I
I
kegiatan pembersihan dari gulma zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(w eeding), pendangiran serta

10. Gangguan Biota '.pem-bersihan---- ·:fidak te~adi penurunan pe~:e~~~~~ni-eknOIOgi I.sunga; Dampala, ·Selama masa o Instansl pelaksan
Air lahan tingkat keanekaraqarnan • Pengelolaan lingkunga n untuk sub I Siumbatu dan operasional -/ PT. Oti Eya Aba:
-Penqupasan dan (plankton dan bentos) kcmponen biota perairan terpadu Sungai Tula penambangan
penimbunan tanah • Kelimpahan plankton dan dengan sub kompo nen hidrologi
I • Instansi Pengawa
berlangsung -/ Dinas Perikanan
pucuk serta tanah oentos tetap terjaga (run off), dan kualitas air. Kabupaten More
penutup •Keberadaan jenis ikan tetap
-Penarnbanqan terjaga terutama sidat • Instansi penerimc
bijih nikel Iaporan :
•Pengoperasian ./ Dinas Lingkunga
kantor, Hidup Daerah K,
bengkel, gudang, Morowali
mess
./ Dinas Lingkunga
karyawan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengat
./ Dinas ESDM Pre
Sulteng
11. Pendapatan .penambangan~--f- Tingkat pendapa-tan Pendekatan Sosial Ekonomi:------ -Masyarakat Kec Selama kegiatan o Instansi pelaksan
masyarakat dan Bijih Nikel masyarakat meningkat M k t d h . Bahodopi Operasional -/ PT. Oti Eya Abar
. . • enerap an s an ar upa sesual
Daerah dibandinq sebelum adanya d U h M' . K b t berlangsung
k . t
agla
engan pa nurnurn a upa en • Inslansi Pengawa
akn t (UMK) dan atau Provinsi,
• fV1enlng a nya . -/ Dinas Pendapatc
. d h 0 Membenkan pefuang berusaha
pere k onorruan aera Daerah Kabupatr
kepada masyarakat lokal untuk
Morowa i
melakukan aktivitas ekonomi di sekitar
-/ Dinas Koperasi o
areal proyek/operasional base camp,
UMKM kab. More
o Mefaksanakan dengan penuh
tanggung jawab kornitmen usaha
• Instansi penerimc
antara mitra dengan perusahaan,
laporan:
• Memberikan kemudahan/bantuan
fasiiitas bagi penduduk lokal untuk ./ Dinas Lingkunga
._~__________ lebi~mbangk~ usa_ha, _ Hidup Daerah Kc
...-

--~ ,.--
Oampak Indikator Keberhasilar
Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengele
No Lingkungan Sumber Oampak Pengelolaan Lingkungc n Bentuk Peng~lolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingku:ngan Hie
Yang Oikelola Hidup
~ -~ ~ -------
f--- ----- ---- --- -----------
• Memfasilitasi pelatihan tentang Morow,
pemanfaatan dana untuk berbagai ,/ Dinas ingkun
kegiatan yang produktif seperti
Hidup Provinsi
I pengembangan usaha, perluasan
jaringan pernasaran dsb. Sulawe si Tenc
./ Dinas E SDM Pr
I Sulteng
--f--- -~--- ~
Persepsi •Pengangkutan • Tidak munculnya Pendekatan Sosial Ekonomi: -Masyarakat Kec. Selama kegiatan • Instansi pelaksai
Masyarakat Hasil Tambang kecemburuan atau konf 1/ Bahodopi Operasional ./ PT. Oti =ya Abc
• Mengelola dampak primernya berupa
antara tenaga kerja lok; berlangsung • Instansi Pengaw
penurunan kualitas udara dan
dengan tenaga k'2rja da ./ Badan Kesatuar
gangguan kesehatan masyarakat
luar. dan Po tik Kab
• Ikut berpartisipasi dalam kegiatan
•Tidak teriadi penurunan Morow,
sosial kemasyarakatan sesuai
yang signifikan dari
kemampuan perusahaan
persepsi positif masyara kc It • Instansi penerim
• Membuka komunikasi dengan
terhadap aktivitas laporan
stakeholder u ntuk menyelesaikan
penambangan ,/ Dinas l ngkung;
komplain atau tuntutan masyarakat,
sesuai MoU Tenaga Kerja. Hidup ( aerah K
• Melaksanakan program Morow, Ii
pemberdayaan masyarakat (CSR). ,/ Dinas l nqkunq:
• Menjalin interaksi sosial secara
Hidup I rovinsi
harmonis dengan masyarakat di
sekitar lokasi proyek
Sulawe siTenga
,/ Dinas! SDM Pr
Sultenq
- ----::---
13. Ganqquan •Pengangkutan • Tidak terjadi peningkata • Penyediaan sarana dan prasarana -Masyarakat Kec. ·Selama masa • Instansi pelaksa:
Kesehatan Hasil Tambang resiko penyakit ISPA a~ at kesehatan bagi pekerja dan Bahodopi operasional ./ PT. Oti =ya Abc
masyarakat partikel debu baq: masyarakat yang memadai. Pengangkutan • Instansi Pengaw
masyarakat dan pekerja • Penutupan bak kendaraan berlangsung ./ Dinas f esehata
• Minimnya kecelasaan kE r. a pengangkut material (dump truck). Penger dalian
yangte~adi pad a tahap • Penyiraman secara berkala yang Pendut uk dan
operas! potensial meningkatkan debu pad a Keluar; a Kabu
jalan angkut matrial disekitar lokasi Morow; Ii
kegiatan khususnya pada jalur
pemukiman padat penduduk sekitar • Instansi ienerim
kegiatan, laporan:
- --
Dampak Indikator Keberhasilan
Lokasi Pengelolaan Peri ode Pengelolaan Institusi Pengelo
No Lingkungan SUT1berDampak Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hid
Yan~ Dikelol~~ ___ --1 --_ Hidup -- .__
1 _
--+- ------------f-- ----------
• Pengaturan jadwallwaktu ../ Dinas Lingkungc
pengangkutan material (bila Hidup Daerah K;
mernungkinkan.
Morowali
• Penanaman pohon pelindung untuk
mengeliminir pencernaran debu I ../ Dinas Lingkungc
I Hidup Provinsi
I Sulawesi Tengal
../ Dinas ESDM Pre
I
j .
.~1
D. TAHAP PASCA OPERASIONAL
._ _ Sulteng

1. I Perbaikan fR-eK-I-am-a---CSiC"-:lahan
I·LaiU limpasan air- Pendekatan Teknologi: .Lokas; pengeloiaan ·Selama kegiatan • In.lan.i Pelak.-ar
Hidrologi dan Reboisasi permukaan kecil M lak k kl .I h d pada area blok pembongkaran ./ PT. Oti Eya Aba
• e u an re amasl a an engan .. I .
·Kan d ungan padatan n t k b I" I k . I" penambangan dan fasilitas, rek arnasi .
lersuspensi (TSS) yang tmebUup dem a I tC a~1ga Ian reklarnasi lahan lahan dan reboisasi • ~nsDt.anslppekng_
masuk ke drainase masih am ang engan. ana sesua mas e erjaar
dibawah ambang baku • deangantanah aslm~a: Umum dan Pen,
mutu yang diperkenangkan Melakukan reveqetas: pada seluruh R~ang Kab. Mar
•Tingkat erosi aktual < dari lahan terbuka bekas ta~bang ./ D!nas Lrngkungc
erosi yang diperbolehkan. dengan menggunakan jerus pohon- Hidup D..aerah
-Tidek ada genancan penon yang sesuai dengan . Kabupaten Marc
dipermukaan tanah pada persyaratan tumbuh pada lokasi
saat hujan tersebut serta ta~arnan rambat • Instansi penerirn:
(cover crop). Jenis pohon-pohon laporan:
yang dipilih adalah jenis pionir lokal ../ Dinas Lingkungc
dan sebaiknya yang cepat tumbuh, Hidup Daerah K;
rimbun, dapat menyuburkan tanah
Morowali
../ Dinas Lingkungc
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengal
../ Dinas ESDM Pre
Sulteng
2. Penu!"~nan.!:§~Pe~':rlbong~~I@_Q_Lfingkat erosi aktual < dari_ I Pendekatan)eknolo_g! _..l.Loka~L~ngelo!aan I·Selama P_3sca •
----'--
Instansi pelaksar z
.,

Oampak Indikator Keberhasilan


Lokasi Pengelolaan Periode Pengelolaan Institusi Pengelol
No Lingkungan Sumber Darmpak I Pengelolaan Lingkungan Bentuk Pengalolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Hidi
Yang Dlkelola __ HiduE
Erosi, Fasilitas, erosi yang diperbolehkan • Pengeloia2n lingkungan untlJk sub pada area blok-- (lpera si berlansung y" PT. Oti Eya Aba:

Sedimentasi Reklamasi I ahan 1·lndeks Bahaya erosi rendah komponen erosi dan sedimentasi penarnbangan dan • Instansi Pengawa
dan Perubahan dan Rebois asi sampai sedang terpadu dezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
tqan sub kornponen reklamasi lahan ./ Oinas ESOM Pre,
Bentang Lahan -Kandunqan padatan hidroloqizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
((1m off).
tersuspensi (TSS) yang • Melakukan reklamasi pad a lahan sUlte~g .
masuk ke saluran bekas tambang sesegera mungkin • lnstansl penenrns
pembuangan masih • Melakukan revegetasi pada seluruh laporan :
dibawah ambang baku laban terbuka bekas tambang ./ Oinas Lingkunga
mutu yang diperkenankan dengan menggunakan jenis pohon- Hidup Oaerah K,
•Tidak terjadi longsor, banjir pohon yang sesuai dengan Morowali
dan genangan pada daerc.h persyaratan tumbuh pada lokasi ./ O' L' k
sekitar tapak proyek yang tersebut serta tanaman rambat mas 109 unga
dapat mengancam (cover crop). Jenis pohon-pohon Hidup Provinsi
pemukiman penduduk yang dipilih adalah jenis pionir lokal Sulawesi Tenqah
dan sebaiknya yang cepat tumbuh, ./ Oinas ESDM Pro
rimbun, dapat menyuburkan tanah Sulteng

3. Perbaikan • Pembongkc: ran 1!ndeks Keanekaragaman --- Pendekatan Teknologi -Lokasi pengelolaan ·Selama Pasca • Instansi pelaksan.
Vegetasi dan fasilitas, re] lamasi 1- 'tergolong sedang-tinggi • Melakukan revegetasi pada selu ruh pada area blok Operasi berlansung y" PT. Oti Eya Abac

Habitat Satwa lahan dan •Keberadaan jenis satwa lahan terbuka bekas tambang penamb angan dan • Instansi Pengawa
reboisasi tetap terjaga dengan menggunakan jenis pohon- reklamasi lahan y" Dinas Kehutanar

•Peningkatan struktur dan pohon yang sesuai dengan Prov. Sulteng


jenis vegetasi persyaratan tumbuh pada lokasi
tersebut serta tanaman ram bat • Instansi penerlma
(cover crop) Jenis pohon-pohon laporan:
yang dipilih adalah janis pionir lokal
- ./ Oinas Lingkungal
dan sebaiknya yang cepat tumbuh,
Hidup Oaerah Ka
rirnbun, dapat menyuburkan tanah,
dan dapat rnenarik rnargasatwa Morowali
kh rsusnya burung-burung. Jenis ./ Oinas Lingkungal
yang dianjurkan seperti Asa, Hidup Provinsi
Cernara (C asuarina sp), G arcinia
Sulawesi Tengah
dan C al/op/?yl/um sp. Jenis introdusir
yang dapat dikembangkan adalah ./ Oinas ESDM Pro
jenis dari keluarga leguminoceae, Sulteng
jer.is ini merupakan jenis yang
mampu memperbaiki kondisi tanah
___ j__ ~_______ ~_'!susny_§_~eterseqi_aan __
.. _ ~
-----
Dampak Indikator Keberhasilan
Lokasi Pengelolaan
Periode Pengelolaan Institusi Pengelo
No Lingkungan Surnber Dampak I Penqelolaan LingKungan Bentuk Pengelolaan Lingkunga n Hidup
Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Lingkungan Hid
-+-_Y_a_:ngDikelol~_ ~ Hidup _
.-------.---- - .--.------ • Menerapkan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
a g ro -fo re str; - -
dan
usahatani konservasi, mod :;1 teras
untuk konservasi tanah dan l ir
• Tanaman revegetasi d oelihara
secara intensif dan teratu seperti
keg iatan pernbersinan dar gulma
(w e e d in g ), pendangiran serta
___________ ~_+_--J:--=emupukan-. _ -----
4. • Persepsi • Per.anqanan • Minimnya penduduk yang Pendekatan Sosial Ekonomi Masyarakat dan ·Selama Pasca • Instansi pelaksar
Masyarakat Ter.aqa Kerja berpersepsi negatif akibat • Mernberikan informasi yang pekerja di Operasi berlansung v' PT. Oti Eya Aba
slas
hilangnya pekerjaan dan kepada para pekerja, masya akat, Keamatan • Instansi Pengawc
• Perlbongkaran v' Badan Kesatuar
penutupan tambang kerja tokoh masyarakat, pemuka a ~ama Bahodopi
tasnitas, Bangsa dan Pol i
reklamasi laban dan adat di sekitar lokasi keg iatan Kabupaten Mor.
• Meningkatnya persepsi
dan reboisasi tentang berakhirnya kegiatan v' Dinas Lingkungc
positif masyarakat
penambangan Hidup Daerah
sebagai akibat kegiatan
• Menyiapkan para tenaga ker a Kabupaten Morc
• Penanganan Aset reklamasi dan revegetasi
menjadi tenaga kerja teramp dalam
yang dilakukan • Instansi penerlm:
setiap bidang dengan jalan
perusahaan laporan:
memberikan pelatihan/kursu baik
../ Dinas Lingkunga
secara internal maupun men tirim ke
Hidup Daerah K,
daerah lain atau lembaga pe ryedia
Morowali
jasa dalam berbaga: bidang
keterampilan misalnya penge lasan. ../ Dinas Lingkunga

perbengkelan, rnesm, kelistri :an. Hidup Provinsi

• Mengarahkan dan menfasilit lsi para Sulawesi Tengat

tenaga kerja untuk ':erdaftar sebaqai ../ Dinas ESDM Pre


peserta Jamsostek. Sulteng
• Menyerahkan aset saran a dan
prasarana berupa bangun :n fisik
dan fasilitas penunjangnya untuk
dimanfaatkan oleh mas yarakat
setempat.

____ ._.1.._ _ ~ u I Pendekatan_lnstitusional:


----G----
)
D ampak
Lingk~ngan Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan
pengelOlaa.n l.ingKungan
Lokasi P I I an Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup I ~~~gk~ne~~eH~dallP l.inqkunqan Hidup
Bentuk pengelOlaan.
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
yan!) Dlkelola HldL:P ~ 9

I
I
• Bekerjasarna
penyedia
dengan
jasa
lernbaga
keterampilan
terakreditasi untuk melatih para
i tenaqa kerja dalam berbagai bidang
i keterampilan.
i • Bekerjasama dengan Dinas Tenaga
. Kerja dan Transrniqrasi Kabupaten
Morowali.

BUPATI MOROWALI,

TID

ANWAR HAFID
Salinan sesuai dengan Aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDA KABUPATEN MOROWALI,

- p~. ~Ci
BAHDIN BAlD, SH., MH.
Pena ta Tkt. I, III/ d
Nip. 19820602 200604 1 005
III

LAMPlRANII SALINAN
KEPUTUSANBUPATI MOROWALI
NOMOR A~ /(Lep
A zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
: I$;? zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
00£0 / [?,UW /2CI'6
TANGGAL : B pe-bw(lr( 201~

PENDEKATANPENGELOLAANDAN PEMANTAUANLINGKUNGAN

Program pengelolaan lingkungan akan dilakukan dan ditinjau dari tiga


pendekatan, yaitu pendekatan teknologi, sosial-ekonorni-budaya, dan
kelembagaan atau institusi:

A. Pendekatan Teknologi
Proses dan tata eara teknis yang akan digunakan untuk meneegah,
mengendalikan, mengurangi, dan menanggulangi dampak negatif dari kegiatan
proyek sesuai dcngan teknologi yang ada. Sedapat mungkin akan diupayakan
untuk menjamin pelestarian nilai-nilai lingkungan, dan untuk menghindari
dilarripauiriya daya dukung lingkungan. Program tekriis yang spesifik akan
meliputi:

1. Teknologi Pengelolaan Kualitas Udara, dan Kebisingan


Pengelolaan kualitas udara, dan kebisingan yang bersumber dari
mobilisasi pcralatan, alat bcrat dan material dcngar; cara:
a. Pemeliharaan kendaraan dan peralatan seeara berkala agar tetap
memenuhi standard;
b. Menggunakan kendaraan yang telah lulus uji emisi;
e. Memasang terpal pada truk yang bermuatan untuk menghindarizyxwvutsrqponm
tcrCC(;eiTtya mater ial saat pcngangkutan, khususuya pada jalur yalig
dekat dengan pemukiman penduduk;
d. Melakukan penyiraman di sepanjang lintasan angkutan yang mclewati
areal pemukiman;
e. Memasang rambu-rambu yang mengurangi kecepatan kendaraan
Maksimal 30 krrr/jam;
f. Memasang alat peredarrr/filter pada kenalpot kendaraan supaya
mengurangi tingkat kebisingan.
g. Menghindari jalan yang melewati areal pemukiman penduduk.
h. Aktivitas pengangkutan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
oleh IT. Oti Eya Abadi, dan terlebih dahulu disosialisasikan
kemasyarakat sekitar.
I. Memberikan sosialisasi aturan batas keeepatan kendaraan kepada para
sopir pengangkut
J. Membatasi laju kecepatan kendaraan produksional maksimum 30
krrr/ jam terutama disekltar perrnukiman penducluk dan base can't!).
k. Menetapkan SOP K3 pada semua komponen kegiar.a n dan mcrigawasi
dengan ketat pelaksanaannya agar scrn uu kaIYClW ,-Ul cat uh uadu
2. Teknologi PengeIoIaan Run off, Erosi dan Kualitas Air
Pengelolaan off, erosi, sedimentasi dan kualitas air dengan cara:
run zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
a. Meminimalkan pembukaan lahan hanya pada luasan yang
diperuntukan untuk kegiatan usaha pertambangan dan sarana
prasarana pertambangan.
b. Pembukaan dan penyiapan lahan dilakukan secara bertahap atau biok
per blok.
c. Menyediakan drainase dan kolam penampungan air hujan semen tara
dilokasi pertambangan.
d. Mengelola limpasan aliran permukaan dengan pembangunan saluran
drainase dan mengalirkan air limpasan permukaan masuk ke dalam
kolarn-kolam sedimentasi, kemudian mengalirkannya ke sungai.
e. Membuat buffer zone dengan membuat saluran drainase disepanjang
kiri kanan pembangunan jalan, dan sarana pendukung lainnya.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcb
f. Lokasi base camp jauh dari pemukiman dan badan air (minimal 2 0 0 m);
g. Tidak membuang limbah cair ke badan perairan sebelurn dikelola;
h. Mcmaksimalkan fungsi kolam pengendapan, kantung-karitung
pengendap, check dam dan saluran pengendali sedimentasi.
1. Pembuangan akhir lim bah cair (dari toilet) dapat menggunakan IPAL
sederhana.
J. Untuk mendukung kebersihan maka pada beberapa titik strategis akan
dipasang tong sampah dimana akan dipilahkan antara yang organik
dan anorganik. Pemilahan sampah dilakukan dari setiap unit yang akan
ditampung dalam kontainer sementara (TPS) sebelum diangkut menuju
TPA.
k. Membuat saluran drainase disisi kiri kanan jalan untuk mencegah
masuknya aliran air permukaan dari lokasi pekerjaan langsung ke
badan air.
1. Pengcndalian air larian dengan membuat selokan, parit, rorak, dan
gulud, yang arahnya tegak lurus dengan kemiringan lereng, atau
langkah-langkah lain untuk memperlambat dan mengendalikan
limpasan air permukaan dari daerah konstruksi, dan melindungi jalur-
jalur drainase;
m. Menyusun SOP pengelolaan limbah B3 kepada para seluruh karyawan
n. Menyediakan fasilitas penyimpanan sementara limbah 83 sesum
ketentuan KepKa Bapedal No. 1 sl d No.5 Tahun 19<)5.

3. Teknologi Pengelolaan Gangguan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan


Pengelolaan gangguan lalu lintas dan kerusakan jalan dengan cara:
a. Mobilisasi peralatan dan material ke lokasi tapak proyek, meminta
bantuan aparat kepolisian untuk mendapatkan pengawalan,
b. Kendaraan yang dimobilisasi tidak melebihi kelas jalan.
c. Mobilisasi peralatan yang lewat jalan darat hendaknya menggunakan
kendaraan pengangkut (tronton).
d. Memasang rambu-rambu peringatan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
{w a m in g lig h t} di sekitar jalan
entry I exit ke ruas jalan dengan perlintasan kendaraan-kendaraan
proyek.
e. M elakukan pernbatasan muatan kendaraan, tidak melebihi
kemampuan jalan dalam memikul beban.
r. M elakukan identifikasi terhadap berbagai zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
jenis kerusakan jalan pada
lintasan rute yang digunakan dalam pcngangkutan.
g. Segera melakukan pcrbaikan terhadap jalan yang rusak, sehingga arus
lalu lintas menerus tidak tergangguj terhambat.
h. M encmpatkan petugas pengatur lalu Iint.as pada pintu keluar
masuknya kendaraan pengangkut material atau pengangkut.

4. Teknologi Pengdolaan Flora dan Fauna serta Biota Perairan


a. Pengelolaan Flora dan Fauna dilakukan dengan cara: zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
(1) Pembukaan dan penyiapan lahan dibatasi sesuai kebutuhan lahan
untuk usaha pertambangan bijih nikel dan sarana prasarana
pertambangan
(2) Pembukaan dan penyiapan lahan dilakukan dengan teknik tanpa
pembakaran.
(3) Tidak mcncbang ataupun mclakukan kcgiatan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
la n d c le a rin g scrta
kegiatan lainnya pada sungai (yaitu 100 m ditepi kanan dan kiri
yang memiliki lebar sungai > 50 m, dan 50 m di tepi kanan dan kiri
yang memiliki lebar sungai < 50 rn }, sempadan pantai (yaitu 100 m
dari tepi pantai pada saat air pasang tertinggi), daerah mata air dan
danau (yaitu radius 200 m] dan daerah perlindungan lainnya sesuai
peraturan yang berlaku.
(4) M embuat b u ffe r zone(daerah penycUlgga)pada lo ka si la p d K prov.-k
yang berbatasan dengan kawasan hutan, tidak boleh menebang,
melakukan la n d c le a rin g (pembukaan lahan), dan aktivitas lainnya
pad a radius 200 m dari kawasan hutan.
(5) Tidak melakukan penebangan terhadap jenis vegetasiy pohon yang
endemik, langka dan dilindungi serta melakukan pembinaan pada
masyarakat setempat sesuai peraturan perundang-undangan.
(6) Tidak menebang pohon pad a areal untuk keperluanjkepentingan
khusus yang ditetapkan pemerintah sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai areal yang tidak boleh ditebang,
seperti hutan lindung dan lainnya.
(7) Tidak mengganggu lahan yang diperuntukkan untuk lahan
konservasi.
(8) M embuat koridor satwa di beberapa lokasi dengan cara memberikan
rambu lalu lintas "Perlintasan Satwa".
(9) M enerapkan kebijakan larangan bagi karyawan PT. Oti Eya Abadi
dan semua kontraktor untuk berburu, memelihara dan memperjual
belikan fauna dilindungi.
(10) M elakukan upaya-upaya konservasi fauna melalui kerjasama
dengan pemerintah dan organisasi non-pemerintah setempat yang
relevan
(11) M elakukan inventarisasi fauna utama (mamalia, burung, amphibi
dan serangga) sebelum dilakukan pembukaan pada lah an-la han
yang akan dibuka untuk pertambangan nike1.
I

b. Pengelolaan Biota perairan dilakukan dengan cara:


a. Pembukaan atau penyiapan lahan dilakukan secara bertahap
disesuaikan blok-blok tambang;
b. Mengelola limpasan aliran permukaan dengan pembangunan saluran
drainase dan mcngalirkan air limpasan permukaan masuk ke dalam
kolam-kolam sedimentasi, kemudian mengalirkannya ke sungai;
c. Membuat buffer zone dengan membuat saluran drainase disepanjang
kiri kanan pembangunan jalan, tambang dan sarana pendukung
lainnya.
d. Memaksimalkan Iungsi kolam pengendapan, kanlung-kantung
pengendap, check dam dan saluran pengendali sedimentasi;
e. Menvusun SOP pengelolaan limbah 83 kepada para scluruh
karyawan.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
f. Menyediakan fasilitas penyimpanan sementara limbah 83 sesuai
ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (PLB3);
g. Sosialisasi dan pelatihan berkala pengelolaan limbah B3;
h. Melakukan program pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat.

B. PENDEKATANSOSIALEKONOMI
Pendekatan sosial ekonomi dan budaya merupakan penanganan
dampak dengan mempertimbangkan sepenuhnya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat dan tidak bertentangan dengan budaya yang ada
sehingga dapat diterima dan didukung oleh semua pihak. Dalam hal ini
pendekatan sosial ekonomi digunakan untuk membangun persepsi positif
masyarakat terhadap rencana kegiatan, maka PT. Oti Eya Abadi dalam
pengelolaan lingkungan hidup selaku pemrakarsa melakukan pendekataan
sosial ekonomi sebagai berikut:
1) Melakukan Sosialisasi dan Pemberian Informasi yang Jelas kepada
Pemerintah dan masyarakat.
2) Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki.
3) Melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga dalam pengadaan barang dan
jasa serta tenaga kerja sehingga membantu peningkatan ekoriomi daerah.
4) Bantuan fasilitas umum kepada masyarakat sekitar rencana usaha
dan ' atau kcgiatan scsuai dengan kcmampuan yang dimiliki pcmrakarsa.
5) Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna
mencegah timbulnya kecemburuan sosial.
6) Mernbantu pemberdayaan masyarakat setempat sebagai bagian dari
program pengembangan masyarakat (com m unity developm ent).

C. PENDEKATANINSTITUSI
Pendekatan institusional sebagai salah satu alternatif pengelolaan
lingkungan hidup merupakan suatu pendekatan yang melibatkan institusi
kelembagaan dalam pengelolaan. Pendekatan tersebut digunakan dengan
mempertimbangkan fungsi pelayanan kelembagaan formal dan informal.
Oleh karena itu,' berbagai penanganan dampak melalui pendekatan ini
mencakup:
3) Kerjasama dalam pengawasan atas kinerja pemrakarsa dan pihak-pihak
tcrkait dalam pcngelolaan lingkungan hidup oleh lembaga yang
berwenang;
4) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada
lembaga ncgara pembina teknis, pemerintah daerah dan lembaga-
lembaga terkait lainnya dengan kegiatan ini dengan tujuan memperoleh
masukan yang bermanfaat bagi perbaikan atau peningkatan kinerja
pemrakarsa dalam pengelolaan lingkungan.

BUPATI MOROWALI,

TID

ANWAR HAFID

Salinan sesuai dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDA KABUPATEN MOROWALI,

BAHDIN BAlD, SH., MH.


Penata Tkt. I, III/ dzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
N ip . 1 9 8 2 0 6 0 2 2 0 0 6 0 4 1 0 0 5
.. SALINAN

BUPATIMOROWALI
PROVINSI SULAWESITENGAH

KEPUTUSAN BUPATI MOROWALI


NOMOR: 188.4.45jKep.0059jDLHDj2018

TENTANG

KELAYAKAN LlNGKUNGAN zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA


H1DUP RENCANA PENAMBANGAN B1J1H N1KEL
DI DESA LALAMPU,SIUMBATU,DAMPALADAN LELE,
KECAfI.1ATANBAHODOPI Kt\BUPATENMORO\VALI
PROVINSISULAWESITENGAH
OLEH PT. OTr EYAABADI

BUPATI MOROWALI,

Me n irn b an g a. bahwa scsuai dcngan kctcntuan Pasal 22 ayat (1) dan


PasalzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
24 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hid up, setiap usaha dany atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan wajib memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal)
dan dokumen Amdal dimaksud merupakan dasar
penetapan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup;
h. ba h wa berdasarkan hasil penilaian Tim Tekrii s j'Kom isi
Penilai Amdal Kabupaten Morowali pada tanggal 11
Januari 2018, dokumen Andal dan RKL-RPL Rencana
Penambangan Bijih Nikel di Desa Lalampu, Siumbatu,
Dampala dan Lele, Kecamatan Bahodopi Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh PT. Oti Eya Abadi
scbagai salah satu bagian dar i studi Analisis Mcrigc n ai
Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) dapat disetujui dan
wajib mendapatkan keputusan Kelayakan Lingkungan
Hidup;
c. bahwa berdasarkan sertifikat Clear and Celan Nomor:
1319 /Min/ 12/2016, Tanggal 15 Desember 2016, yang di
tetapkan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, b, dan huruf c perlu menctapkan
keputusan Bupati Morowali tentang Kelayakan
Lingkungan Hidup Rencana Penambangan Bijih Nikel di
Desa Lalampu, Siumbatu, Dampala dan Lele, Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
oleh PT. Oti Eya Abadi;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang


Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan
Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran rsegara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3900)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupatcn Buol, Kabupa ten Morowali, dan Kabupatcn
Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3966);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tanun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lernbaran Negara Repuhlik Irid o n e sia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tcntang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014" Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tah un 2015 Nomor 58, Tarnbahan Lemharan
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang
Hak Guna U saha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3643);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tah un 1999 ten tang
Pengendalian Pencemaran d an z atau Perusakan Lalit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nornor
32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3816);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran
Ncgara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4153);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4161);
8. Peraruran Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang
Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tah un 2012 Nomor 47, Tarnbahan Lernbaran Negara
Rcpublik Indonesia Nomor 5285);
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05
Tahun 2008 ten tang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24
Tahun 2009 tentang Panduan Penilaian Dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07
Tahun 2010 tentang Sert.ifika si Kompe ten si Dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan
Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusunan
Dokumen Analisi s Mcngcnai Dampak Lingkurigan Hi d u p;
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 len lang Jenis Rcncaria
Usaha dan! atau Kegiatan Yang Wajib Merniliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hid up:
13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07
Tahun 2010 len tang SerLifikasi Kompetensi Dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hid up dan
Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusunan
Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang .Jeriis Rencana
Usaha dan z atau Kegiatan Yang Wajib Merniliki Ana lisi s
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup R cp ub lik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pcdoman
Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup;
16. Pcraturan Menteri Lingkungan Hidup Rcp ub lik lnoncsia
Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian
dan Pemeriksaan Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin
Lingkungan;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan KEPUTUSAN BUPATI MOROWALI TENTANG KELAYAKAN
LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PENAMBANGAN BIJIH
NIKEL DI DESA LALAMPU, SIUMBATU, DAMPALA DAN LELE,
KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI
SULAWESI TENGAH OLEH PT. OTr EYA ABADI;
KESATU Andal dan RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di
De sa Lalampu, Siumbatu, Dampala dan Lele, Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh
PT. Oti Eya Abadi; dinyatakan layak ditinjau i aspek
darzyxwvutsrqponmlk
lingkungan hidup.
KEDUA Andal dan RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Desa
Lalampu, Siumbatu, Dampala dan Lele, Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh PT. Oti
Eya Abadi, meliputi kegiatan:
A. Tahap Pra-Konstruksi
1. Sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat;
2. Pengadaanlahan
B. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan tenaga kerja selama umur proyek
penambangan sebanyak 213 orang;
2. Mobilisasi material dan peralatan, meliputi:
Alat utama:
Bull Dozer jenis D 8R dan D 7R kapasitas 2,5 m3
a.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
b. Hydraulic Excavator (Backhoe) jenis Komatsu PC
400, Kapasitas 2,3 m3
c. Dump Truck jenis Hino FM 260-JD/Volovo FL 10
kapasitas angkut 26 s.d. 30 Ton;
Alat pendukung:
a. Motor Greder untuk pemeliharaan jalan tambang;
b. Soil compactor un tuk pemeliharaan dan
pemadatan jalan tambang;
c. Service truck untuk perbaikan alat-alat berat;
d.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
F u e l truck untuk pasokan bahan bakar;
e. Water truck untuk menyrrarn jalan tamban
tanaman revegetasi; dan
f. Ambulance.
3. Pembangunan dan pengoperasian base camp serta
sarana prasarana penunjang lainnya. saran a dan
prasarana fasilitas pendukung yang akan dibangun
terdiri dari:
a. Basecamp, yang terdiri atas fasilitas penginapan,
dapur, tempat makan, klinik, penyediaan air
domestik, fasilitas MCK, fasilitas olahraga dan
fasilitas ibadah;
b. Fasilitas penyedia sumber listrik, termasuk
pembangkit listrik, jarrngan listrik dan
penyimpanan bahan bakar. Fasilitas penyedia
sumber listrik akan berupa genset untuk
kebutuhan domestik. Kapasitas genset
diperkirakan sekitar 500 kVA;
c. Bengkel dan fasilitas pemeliharaan;
d. Fasilitas penimbunan material yang terdiri dari
penimbunan batuan penutup dari tanah pucuk,
penimbunan batuan material sipil, penimbunan
bijih, penimbunan bijih basah, penimbunan bekas
alat berat (scrap yard), penimbunan sampah dan
lim bah domestik;
e. Kolam pengendapan, kantung-kantung
pengendap. Check darn dan sarana pengendali
sedimentasi;zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJ
f. Perkantoran dan pendukungnya;
g. Fas ili tas penyediaan air. Air untuk kebutuhan
domestik karyawan, dan kegiatan penambangan
berasal dari sumber sungai-sungai tcrdekat:
h. Sample house, gudang dan Iabor-ator iurn , fasilitas
(nursery), fasilitas pengolahan
pembibitan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH air
limbah;
1. Pos keamanan;
J. Jalan tambang, fasilitas pemarkiran (phit shop),
gorong-gorong dan fasilitas drainase, pencucian
mobil (washing pad) dan fasilitas pendukungnya.
4. Pembangunan prasarana pekerjaJkaryawan;
5. Pembagunan instalasi pengolahan dan penimbunan
bijih nikel;
6. Pembangunan tangki bahan bakar minyak;
7. Pengoperasian genset;
8. Pengadaan air bersih;
9. Pembuatan jalan dan peningkatan jalan angkut
(hauling) ;
C. Tahap Operasi
1. Pcm bcrsihan lahan (land clearing)
2. Pengupasan dan pemindahan tanah penutup;
3. Penimbunan tanah penutup;
4. Penggalian dan pengangkutan nikel ke zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZY
stockpile;
5. Penambangan Bijih Nikel;
6. Tindakan-tindakan pengendalian air tambang
a. Saluran terbuka;
b. Sumuran dalam pit (sum p);
e. Pompa; dan
d. Rencana kolam pengendapan (se ttlin g p o n d );
lumpur zyxwvutsrqponmlkjihgfedcba
D. Tahap Pasca-Operasi
1. Reklamasi dan revegetasi Lahan Bekas Tambang;
2. Penanganan tenaga kerja;
3. Pengelolaan asset; dan
4. Demobilisasi alat-alat berat.

KETIGA Berdasarkan hasil prakiraan dampak dari aspek fisik kimia


biologi, dan sosekbud pada tahap prakonslruksi, konslruksi,
operasional dan pasca operasional usaha dan/ atau kegiatan,
diperoleh dampak penting yang ditimbulkan dari reneana
kegiatan, yaitu:
1. Aspek Geofisik kimia dan biologi berupa:
a. Penurunan kualitas udara yang diperkirakan a ka n
memberikan beban pencemaran udara berupa Dcbu
(T8P), 802, dan N02 akibat kegiatan mobiIisasi dan
demobilisasi peralatan dan material pada tahap
konstruksi dan pasca operasional, serta kegiatan
pengangkutan dan penimbunan bijih nickel pad a
tahap produksi/operasional ;
b. Peningkatan kebisingan akibat kegiatan mobilisasi
dan demobilisasi peralatan dan material serta
pcngangkutan dan penimbunan bijih nikel pada tahap
konstruksi,produksi/operasional dan, pasca produksr/
operasional;
e. Peningkatan debit aliran permukaan pad a badan air
penerima pada saat kegiatan konstruksi dan
produkei z oper asional;
d. Peningkatan erosi dan sedimentasi akibat pembukaan
lahan dan pematangan lahan pada tahap konstruksi
dan kegiatan pengupasa ny penernpn tan tariah puc uk,
batuan penutup dan penggalian bijih pad a saat
produksi/operasional se r ta re h abil itas zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
i la h an pada
t a h ap pasea produksij o pc r s ion a l;
e. Penurunan kualitas air akibat dari kegiatan
pembuatan dan peningkatan jalan angkut (haulling),
pembangunan dan pengoperasian basecamp serta
sarana penunjang dan pembersihan lahan pada tahap
konstruksi serta kegiatan pengupasan/penempatan
tanah pucuk, batuan penutup dan penggalian bijih
nikel serta pengangkutan dan penimbunan bijih
nickel (stockpile) pada tahap operasional, penurunan
volume aliran permukaan pada tahap pasca
produksij operasional ;
f. Penurunan keanekaragaman jenis tumbuhan, biota
perairan dan satwa liar pada tahap konstruksi dan
tahap produksij operasional.
2. Aspek sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat berupa:
a. Perubahan sikap dan persepsl serta komplain
masyarakat sebagai dampak turunan dari kegiatan
penenmaan tenaga kerja, pembukaan lahan dan
pembebasan lahan pad a tahap pra-konstruksi,
konstruksi, produksij operasional dan pasca
produksij operasional;
b. Perubahan perscpsi rnasyakat scbagai akibat dampak
turunan dari penurunan kualitas udara, penurunan
kualitas air, peningkatan kebisingan, gangguan lalu
lintas pada tahap konstruksi, produksr/ opcrasional
dan pasca produksij operasional;
c. Perubahan pola hidup masyarakat sebagai akibat dari
perekrutan tenaga kerja setempat dan terbukanya
kesempatan kerja dan berusaha yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat pada tahap
konstruksi dan paska konstruksi;
d. Peningkatan gangguan lalulintas, kerusakan jalan dan
keselamatan berlaluliritas akibat adanya kcgiatan
mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material
pada tahap konstruksi dan pasea konstruksi;
c. Perubahan persepsi masyarakat dari kegiatan
penanganan tenaga kerja pada tahap pasea produksij
operasional serta rehabilitasi lahan bekas tambang
dan fasilitasnya serta demobilisasi peraltan pada
tahap pasea produksi/operasional; zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW
f. Penurunan kesehatan masyarakat akibat dari
kegiatan mohilisasi pera la tan , aJat berat dan material,
pembangunan dan pengoperasian baseeamp beserta
sarana prasarana penunjang pada tahap konstruksi
ser ta penurunan ke sc h a ta n ma sva rak a t a k iba t
kegiatan pengangkutan dan penimbunan bijih nikel
(stockpile) pada tahap produksi/opeasional.

KEEM PAT Untuk menanggulangi dampak yang timbul dari reneana


kegiatan penambangan bijih nikel, PT. Oti Eya Abadi wajib
melakukan pengelolaan lingkungan berupa :

1. M engelola dampak geofisik, kimia, dan biclogi dengan


cara:
a. M elakukan pengelolaan dampak penurunan kualitas
udara dengan cara :
1. Pemeliharaan kendaraan dan perala tan secara
berkala agar tetap memenuhi standar;
2. M enggunakan kendaraan yang telah lulus uji ernisi:
3. M emasang terpal pada truk yang bermuatan untuk
menghindari tercecernya material saat
pengangkutan, khususnya pada jalur yang dekat
dengan pemukiman penduduk;
4. Pengaturan jadwaljwaktu pengangkutan material;
5. M elakukan penyiraman di scpanjang lintasan
angkutan yang melewati areal pemukiman;
6. M emasang rambu-rambu yang membatasi
kecepatan kendaraan M aksimal 30 kmijam;
7. M enetapkan SOP K3 pada semua komponen
kegiatan dan mengawasi dengan ketat
pelaksanaannya agar semua karyawan patuh pada
ketentuan K3.

b. M elakukan pengelolaan dampak berupa kebisingan


dengan cara :
1. M emasang alat pcrcdam/filtcr pada kenalpot
kendaraan supaya mengurangi tingkat kebisingan.
2. M enghindari jalan yang melewati areal pemukiman
penduduk.
3. Aktivitas pengangkutan dilakukan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan oleh PT. Oti Eya Abadi, dan
terlebih dahulu zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJ
disosialisasikan kemasyarakat
sekitar.
4. Memberikan sosialisasi aturan batas kcccpatan
kendaraan kepada para sopir pengangkut
pengangkut
5. Membatasi laju kecepatan kendaraan produksional
maksimum 30 km/ jam terutama disekitar
permukiman penduduk base cam p.
dan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
c. Me la k u ka n perige lolaan pe ni ngkara n lim p a s a n zyxwvutsrqponm
81r

permukaan (run oj]) serta laj u erosi dan sedirnc n t a s i


dengan cara :
1) Merninimalkan pcmbukaan lahan scs uai dcrigan
ukuran luas jalan yang akan dibuat.
2) Pcmbersihan lahan dilakukan secara bcrtahap atau
blok per blok tambang.
3) Menyediakan drainase dan kolam penampungan air
hujan sementara dilokasi pertambangan.
4) Mengelola limpasan aliran permukaan dengan
pembangunan saluran drainase dan mengalirkan
air limpasan perrnukaan masuk ke da larn kolam-
kolam sedimentasi, kemudian mengalirkannya ke
sun gal.
5) Membuat buffer zone dengan membuat saluran
drainase disepanjang kiri Kanan pada pembersihan
lahan, dan pembangunan jalan hauling.
d. Melakukan pengelolaan pcnurunan kualitas a rr
permukaan dengan cara :
1) Pengelolaan lingkungan untuk sub komponen
kualitas air terpadu dengan sub komponen
hidrologi (run off), tanah dan erosi;
2) Lokasi basecamp jau h dari pemukiman dan badan
air (sungai) (minimal 200 m);
3) Tidak membuang lim bah cair ke badan perairan
sc belum dikelola;
4) Memaksimalkan fungsi kolam pengendapan,
kantung-kantung pengendap, check clam clan
saluran pengendali sedimentasi.
5) Pembuangan akhir limbah ca ir (dari toilet) dapat
menggunakan IPAL setempat (onsite treatm ent)
karena letak sumber air buangan {toilet} yang
terpencar.
G) Membuat sa lur an d rai na se d i s i s i k ir i k an a n ja la n
untuk mencegah masuknya ali ran air permukaan
dari lokasi pekerjaan langsung ke badan air.
8. Menerapkan SOP pengelolaan limbah B3 kepada
para seluruh karyawan.
9. Menyediakan fasilitas penyimpanan semen tara
limbah B3 sesuai ketentuan Pcraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(PLB3).
10. Sosialisasi dan pelatihan berkala pengelolaan
limbah B3.
11. Melakukan program pengelolaan sanitasi berbasis
masyarakat
12. Pengolahan air asam h ar u s dilakukan se be lurn air
tersebut dibuang ke badan air, sehingga nantinya zyxwvutsr
tidak m e nc e m ari pe rairan di se kitar lo kas i
tambang. Pcngolahan air a sarn d apat dilakukan
dengan cara penetralan. Penetralan air asam dapat
... m enggunakan bahan kim ia dian taranya seperti
Limestone (Calcium Carbonat), Hydrate Lime
(Calcium Hydroxide), Caustic Soda (Sodium
Hydroxide), Soda Ash Briquettes (Sodium
Carbonate), Anhydrous Ammoni.
e. M elakukan pengelolaan gangguan lalulintas dan
kerusakan jalan dengan cara:
1. K endaraan yang dim obilisasi tidak m elebihi kelas
jalan.
2. M obilisasi peralatan yang lew at jalari darat
hendaknya m cnggun akan kcndaraan pcngangkut
(tronton) .
3. M obilisasi peralatan dan m aterial ke lokasi tapak
proyek, m em inta bantuan aparat kepolisian untuk
m endapatkan pengaw alan,
4. Pada saat m obilisasijpem uatan m aterial
konstruksi agar dump truck ditutup m enggunakan
terpal.
5. M enem patkan petugas yang m engatur lalu lintas
pad a pintu keluar m asuknya kendaraan proyek.
6. Pem asangan fasilitas keselam atan jalan.

f. Pengelolaan terhadap gangguan satw a, vegetasi dan


biota air dengan cara:
1) D engan m engelola dam pak prim ernya yaitu
penurunan kualitas air perm ukaan
2) M engelola lim pasan aliran perm ukaan dengan
pem bangunan saluran drainase dan rnengalirkan
air lim pasan perm ukaan m asuk ke dalam kolam -
kolam sedim entasi, kem udian m engalirkannya ke
sungai.
3) Pem bukaanjpem atangan lahan dilakukan secara
bertahap disesuaikan blok-blok pertam bangan.
4) M enyediakan drainase dan kolam penam pungan air
hujan sem en tara dilokasi yang akan ditarnbang.
5) M em buat buffer zone dengan m em buat saluran
drainase disepanjang kiri kanan pem bangunan
jalan, pertam bangan dan sarana prasarananya.

2. M engelola dam pak sosekbud dengan cara:


a. M elakukan pengelolaan terhadap persepsi m asyarakat
dan proses sosial dengan cara :
1. M engelola dam pak prim ernya berupa peningkatan
kesem patan kerja dan usaha,
2. M elakukan rekruitm en tenaga kerja secara
tra n s pa ra n dengan kri zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
tc ria va ns; jc la s cian
p r-o p o r s io n n l ;
3. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan so sial
kem asyarakatan sesuai kem am puan perusahaan
4. M em buka kom unikasi stakeholder untuk
dengan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWV
m enyelesaikan kom plain atau tuntutan m asyarakat,
sesuai M oU Tenaga K erja.
5. M elaksanakan program pem berdayaan rnasyarakat
(C S R ).
6. Setelah kegiatan konstruksi selesai, m em beri
pendidikan dan pelatihan kepada para pekerja lokal
agar m em enuhi kualitas tenaga kerja yang
dibutuhkan dalam operasional perusahaan.
7. M em bentuk forum K om unikasi sebagai w adah
komunikasi antara masyarakat dan perusahaan.
12.0ptimalisasi sosialisasi kegiatan melalui
pertemuan, media massa, papan pengumuman.
13. Melakukan sosialisasi secara transparan dengan
melibatkan semua warga terkena dampak
14. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat
perihal rencana kegiatan pertambangan, dan
kegiata n pe ngada an la h a n ,
15. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan
tokoh masyarakat, tokoh adat serta a par at de sa
dan kccamatan sctcmpat.
16. Membangun rene ana keterlibatan para pemangku
kepentingan, reneana komunikasi cksterrial, dan
mekanisme pengaduan masyarakat termasuk
forum pengaduan.
b. Melakukan pengelolaan terhadap peluang kerja dan
berusaha dengan cara:
1. Memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya
penduduk desa inti tambang yaitu dalarn wilayah
Desa Lalampu, Siumbatu, Dampala dan Lele,
Keeamatan Bahodopi dan sekitarnya urituk diterima
sebagai tenaga kerja sejauh keahlian atau
ketrampilan memenuhi persyaratan yang
ditentukan;
2. Penerimaan tenaga kerja konstruksi dan operasi
dilakukan langsung oleh Pihak PT. Otizyxwvutsrqponmlkjih
E y a Abadi
atau kontraktor pelaksana
3. Menginformasikan lowongan kerja kepada aparat
desa, keeamatan dan Dinas Tenaga Kerja seternpat;
4. Memberi upah/ gaji minimal sebe.sar UMP
Kabupaten/Provinsi Sulteng sedang berlaku;
5. Mengikutsertakan s e rn ua pekerja d818m a su ra n s i
tcnaga kcrja dan mc m bcr ikari h a k-h ak pc kc rj.
sesuai peraturan tenaga kerja yang berlaku;
6. Memberikan kesempatan kepada masyarakat
setempat untuk melakukan u saha di sektor
informal yang sifatnya melayani karyawan seperti
penyediaan makanan, jasa transportasi, penyewaan
rumah dan pengadaan barang-barang kebutuhan
perusahaan dengan kualitas dan harga yang
bersaing;
7. Melakukan koordinasi/kerjasama dengan Dinas
Nakertrans, aparat Desa khususnya Desa Lalampu,
Siumbatu, Dampala dan Lclc, Kceamatan Bahodopi.
c. Melakukan pengelolaan terhadap pendapatan
masyarakat dengan eara:
1. Menerapkan standar upah sesuai dengan Upah
Minimum Kabupaten (UMK)dan atau Provinsi,
2. Memberikan peluang berusaha kepada masyarakat
lokal untuk melakukan aktivitas ekonomi di sekitar
areal proyekj operasional baseeamp,
3. Melaksanakan dengan penuh tanggung jawab
komitmen usaha antara mitra dengan perusahaan,
4. Memberikan kemudahan/bantuan fasilitas bagi
penduduk lokal untuk lcbih mcngembangkan
usaha,
5. Memfasilitasi pelatihan masyarakat ten tang
pemanfaatan dana untuk berbagai kegiatan yang
produktif seperti pengembangan usaha, perluasan
jaringan pemasaran dsb.
d. Mclakukan pengelolaan lerhadap kcschalan
masyarakat dengan cara :
1. Penyediaan saran a dan prasarana kesehatan bagi
masyarakat yang memadai.
2 . Penyiraman secara berkala pada jalan yang dilalui
kendaraan angkut yang potensial meningkatkan
debu khususnya pada jalur pem ukiman padat
penduduk,
3. Pengaturan jadwal Zwaktu pengangkutan ,
4. Melakukan program pcngclolaan sanitasi bcrbasis
masyarakat dalam kerangka CSR
5. Melakukan pengclolaan kcbisingan, a ll' limbah,
sampah dan kualitas udara

KELIMA Setclah diterbitkan Kcputusan Kelayakan Lingkungan Hidup


ini, PT. Oti Eya Abadi wajib mengajukan izin lingkungan dan
izrn perlindungan dan pengclolaan lingkungan hidup,
T iw lip llti:
1. lzin penyimpanan semcntara limbah bahan berbahaya dan
beracun; dan
2. Izin pembuangan air limbah ke air atau sum ber air;

KEENAM Disamping izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA, PT. Oti
Eya Abadi wajib memiliki izin usaha dan) atau izin lainnya
yang terkait dengan kegiatannya.

KETUJUH Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bungku
pada tanggal

BUPATIMOROWALI,

TID

ANWARHAFID
Salinan scsuai dcngan Aslinya
KEPALABAGIAN HUKUM
SETDA KABUPATENMOROWALI,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED

fp '~ -
BAHDINBAlD, SH., MH.
Penata Tkt. I,zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
III/d
Nip. 19820602 200604 1 005
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi ii
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
KATA PENGANTAR

Salah satu wilayah yang memiliki potensi pertambangan mineral adalah Provinsi
Sulawesi Tengah. Potensi pertambangan mineral yang dimiliki wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah khususnya Kabupaten Morowali antara lain mineral logam seperti nikel dan
chromit; Minyak Bumi dan Gas Alam; batuan seperti marmer. Dari potensi pertambangan
mineral tersebut, PT. Oti Eya Abadi merencanakan untuk melakukan kegiatan
penambangan bijih nikel di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012


Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, maka kegiatan Penambangan Bijih Nikel yang akan
dilakukan oleh PT. Oti Eya Abadi wajib memiliki dokumen AMDAL.

Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) rencana kegiatan


Penambangan Bijih Nikel, di Desa Dampala, Siumbatu dan Desa Lele Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, menguraikan berbagai dampak
yang dapat timbul dalam setiap tahapan kegiatan, baik pada tahap pra konstruksi,
konstruksi, operasional dan pasca operasional. Sebagai upaya mencegah,
mengendalikan dan meminimalkan dampak negatif dan mengembangkan dampak positif,
oleh karena itu diperlukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara
maksimal dan baik.

Penyusunan dokumen ANDAL ini, mengacu pada lampiran II Peraturan Menteri


Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup. Dengan selesainya dokumen ini, diucapkan banyak terima kasih
kepada Tim Penyusunan AMDAL PT. Oti Eya Abadi dan Komisi Penilai AMDAL Daerah
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, serta segenap pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Dokumen ini.

Palu, Desember 2017


PT. Oti Eya Abadi

Ferry Anwar
Direktur
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi iii
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Kegiatan I-2
1.1.1 Uraian Umum Rencana Kegiatan I-2
1.1.2 Hubungan Antara Lokasi Rencana Kegiatan dengan Jarak I-6
dan Tersedianya Sumber Daya
1.1.3 Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang I-7
1.1.4 Tahap Rencana Kegiatan I-8
1.1.4 Alternatif-Alternatif yang akan Dikaji dalam ANDAL I-50
1.2 Lingkup Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian I-55
1.2.1 Lingkup Wilayah Studi I-55
1.2.2 Batas Waktu Kajian I-56

BAB II RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL II-1


2.1 Komponen Lingkungan terken Dampak II-1
2.1.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia II-1
2.1.2. Komponen Biologi II-21
2.1.3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya II-38
2.1.4. Komponen Kesehatan Masyarakat II-53

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III-1


3.1 Dampak Utama III-1
3.2 Besaran dan Sifat Penting Dampak III-2
3.2.1. Tahap Prakonstruksi III-4
3.2.2. Tahap Konstruksi III-8
3.2.3. Tahap Operasi III-35
3.2.4. Tahap Pasca Operasi III-64

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi iv


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
BAB IV EVALUASI HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN IV-1

4.1. Bentuk Hubungan dan Keterkaitan Dampak Penting Hipotetik IV-1

4.2. Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Paling IV-4


Banyak Menimbulkan Dampak Lingkungan

4.3. Area-Area Yang Perlu Mendapat Perhatian Penting IV-5

4.4. Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup IV-6

4.5. Pernyataan Kelayakan Lingkungan IV-11

DAFTAR PUSTAKA DP-1

LAMPIRAN-LAMPIRAN LP-1

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi v


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Koordinat Iup Produksi I-3
Tabel 1.2 Rencana Jadwal Produksi dan Penanganan O/B I-7
Tabel 1.3 Jumlah Kebutuhan Karyawan dan Gaji Per Orang/Bulan I-11
Tabel 1.4 Jumlah Kebutuhan Peralatan Utama Penambangan Nikel I-29
PT. Oti Eya Abadi
Tabel 1.5 Rencana Produksi Penambangan I-30
Tabel 1.6 Rekapitulasi Volume Pekerjaan Harian I-31
Tabel 1.7 Rekapitulasi Keperluan Peralatan Tambang I-31
Tabel 1.8 Data Sequence Tambang PT. OEA I-48
Tabel 1.9 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Rencana I-51
Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Aya Abadi
Tabel 1.10 Matriks Hasil Evaluasi Dampak Potensial Rencana I-53
Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi
Tabel 1.11 Rentang Waktu Dampak Akan Terjadi pada Penambangan I-57
Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi
Tabel 2.1 Data Jumlah Curah Hujan dan hari Hujan di Stasiun II-3
Pengamatan Curah Hujan Kab. Morowali periode 2012-2016
Tabel 2.2 Data Hasil Analisis Kualitas Udara Kegiatan Sekitar II-4
PT. Oti Eya Abadi
Tabel 2.3 Hasil Pengukuran Kebisingan di lokasi dan sekitar lokasi II-5
Kegiatan
Tabel 2.4 Gempa dengan magnitude diatas 6,0 yang Terjadi Pada II-10
Daerah Sesar Palu – Matano
Tabel 2.5 Koefisien Limpasan II-17
Tabel 2.6 Hasil analisis Kualitas Air Sungai II-19
Tabel 2.7 Skala Kualitas Lingkungan Flora Darat II-24
Tabel 2.8 Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat II-25
Pohon di Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Bijih Nikel
Tabel 2.9 Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat II-26
Tiang di Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Biji Nikel
Tabel 2.10 Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat II-27
Pancang di Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Biji Nickel
Tabel 2.11 Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat II-28
anakan dan tumbuhan bawah di Sekitar Lokasi Kegiatan
Penambangan Biji Nickel
Tabel 2.12 Jenis-jenis mamalia, reptilia dan amphibia yang terdapat II-31
disekitar lokasi kegiatan penambangan biji nikel
Tabel 2.13 Jenis-Jenis Aves yang terdapat disekitar Lokasi Studi II-32
Tabel 2.14 Komposisi Jenis, Indeks Keanekaragaman dan Kelimpahan II-34
Fitoplankton Diperairan Sungai Sekitar Lokasi Tapak
Kegiatan Penambangan Bijih Nikel
Tabel 2.15 Komposis Jenis, Indeks Keanekaragaman dan Kelimpahan II-36
Zooplankton Diperairan Sungai Disekitar Lokasi Tapak
Kegiatan Penambangan Bijih Nikel

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi vi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel Halaman

Tabel 2.16 Komposis jenis, Indeks Keanekaragaman Dan Kelimpahan II-37


Benthos Diperairan Pantai Sekitar Lokasi Tapak Kegiatan
Penambangan Bijih Nikel
Tabel 2.17 Jenis-Jenis Nekton di Sungai Sekitar Tapak Kegiatan II-38
Penambangan Bijih Nikel
Tabel 2.18 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan serta Sex Rasio II-38
Penduduk Wilayah Studi
Tabel 2.19 Tingkat Pendidikan Masyarakat di Wilayah Studi 2016 II-40
Tabel 2.20 Sarana dan Prasarana Peribadatan di Wilayah dan di II-41
Desa Studi 2016
Tabel 2.21 Jenis dan Luas Lahan beserta Pemanfaatannya di Wilayah II-42
Studi Tahun 2016
Tabel 2.22 Banyaknya Sarana dan Prasarana Perkonomian di Wilayah II-45
Studi 2016
Tabel 2.23 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten II-45
Morowali atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha (Juta Rupiah) Tahun 2009-2013
Tabel 2.24 Distribusi Prosentase Produk Domestik Regional Bruto II-46
(PDRB) Kabupaten Morowali atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha (Jutaan rupiah) 2009-2013
Tabel 2.25 Pencari Kerja yang Masih Terdaftar Menurut Tingkat II-47
Pendidikan Dan Jenis Kelamin Tahun 2015 –2016
Tabel 2.26 Pendapat Responden Tentang Manfaat Kegiatan Proyek II-51
Tabel 2.27 Jenis dan Jumlah Sarana Air Bersih yang Digunakan oleh II-54
Masyarakat Wilayah Puskesmas Bahodopi Kecamatan
Bahodopi Tahun 2016
Tabel 2.28 Jumlah Penduduk yang Terakses Sanitasi di Wilayah Studi II-54
Tahun 2016
Tabel 2.29 Sepuluh (10) Penyakit Terbesar yang diderita oleh penduduk II-56
di Wilayah Puskesmas Bahodopi Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Tahun 2016
Tabel 2.30 Tenaga kesehatan dan Fasilitas Kesehatan yang ada di II-57
Wilayah Kecamatan Bahodopi Puskesmas Bahodopi Tahun
2016
Tabel 2.31 Jenis dan Jumlah Sarana Air Bersih yang digunakan oleh II-59
Masyarakat Wilayah Puskesmas Bahodopi Kecamatan
Bahodopi Tahun 2016
Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Penting (P) atau Tidak Penting (TP) III-3

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi vii


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1.1 Peta IUP PT. Oti Eya Abadi I-4
Gambar 1.2 Peta Situasi PT. Oti Eya Abadi I-5
Gambar 1.3 Rencana Struktur Organisasi PT. Oti Eya Abadi I-12
Gambar 1.4 Prosedur Penentuan Peralatan I-13
Gambar 1.5 Peta Jalan Hauling Menuju Lokasi Penambangan I-19
Gambar 1.6 Peta infrastruktur Tambang PT. OEA I-20
Gambar 1.7 Kondisi Bukaan Jalan I-21
Gambar 1.8 Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Jalan Lurus I-22
Gambar 1.9 Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Tikungan I-23
Gambar 1.10 Sudut Maksimum Penyimpangan Kendaraan I-24
Gambar 1.11 Penampang Melintang Jalan Angkut I-24
Gambar 1.12 Flow Chart Penambangan Nikel PT. Oti Eya Abadi I-27
Gambar 1.13 Bagian-Bagian Dari “Bench” I-32
(Hustrulid. W. & Kuchta. M.)
Gambar 1.14 Desain Tambang Tahun ke - 1 I-35
Gambar 1.15 Desain Tambang Tahun ke - 2 I-35
Gambar 1.16 Desain Tambang Tahun ke - 3 I-36
Gambar 1.17 Desain Tambang Tahun ke - 4 I-36
Gambar 1.18 Desain Tambang Tahun ke - 5 I-37
Gambar 1.19 Desain Tambang Tahun ke - 6 I-37
Gambar 1.20 Desain Tambang Tahun ke - 7 I-38
Gambar 1.21 Desain Tambang Tahun ke - 8 I-38
Gambar 1.22 Desain Tambang Tahun ke - 9 I-39
Gambar 1.23 Desain Tambang Tahun ke - 10 I-39
Gambar 1.24 Desain Tambang Tahun ke - 11 I-40
Gambar 1.25 Desain Tambang Tahun ke - 12 I-40
Gambar 1.26 Desain Tambang Tahun ke - 13 I-41
Gambar 1.27 Desain Tambang Tahun ke -14 I-41
Gambar 1.28 Desain Tambang Tahun ke - 15 I-42
Gambar 1.29 Desain Tambang Tahun ke - 16 I-42
Gambar 1.30 Desain Tambang Tahun ke - 17 I-43
Gambar 1.31 Desain Tambang Tahun ke - 18 I-43
Gambar 1.32 Desain Tambang Tahun ke -19 I-44

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi viii


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.33 Desain Tambang Tahun ke - 20 I-44
Gambar 1.34 Penampang Saluran Terbuka I-45
Gambar 1.35 Bentuk Rencana Kolam Pengendapan I-47
Gambar 1.36 Teknik Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang I-49
Gambar 1.37 Diagram Alir Proses Pelingkupan Rencana Penambangan Bijih I-54
Nikel PT. Oti Eya Abadi
Gambar 2.1 Variasi Curah Hujan Bulanan Kabupaten Morowali II-1
Gambar 2.2 Variasi Hari Hujan Bulanan Kabupaten Morowali II-2
Gambar 2.3 Bentuk topografi wilayah studi yang menunjukkan variasi II-6
kelerenganbergelombang, perbukitan dan pegunungan serta
bentuk pola aliran sungai dominan dendritik pegunungan. Blok
warna kuning adalah areal yang prospek
Gambar 2.4 Peta Geologi Wilayah rencana Lokasi IUP PT. OTI di Dampala II-9
dan Sekitarnya
Gambar 2.5 Sebaran titik-titik pusat gempa di Sulawesi bagian utara dan II-11
tengah
Gambar 2.6 Peta Zonasi Gempa Indonesia (untuk wilayah studi nilai II-12
percepatan gempa di batuan dasar 0,4 - 0,6 g).

Gambar 2.7 Kondisi hutan di lokasi penambangan biji nikel: A. Tegakan II-23
pohon; B. Damar; C. Palem; D. Pandan.

Gambar 4.1 Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Penambangan Bijih Nikel IV-2

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi ix


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
PT. OTI EYA ABADI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Kegiatan

1.1.1 Uraian Umum Rencana Kegiatan


Salah satu upaya pemerintah daerah dalam mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya alam bagi kesejahteraan masyarakat adalah
dengan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. Salah satu di
antaranya dengan memberikan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi (IUP
Eksplorasi) kepada PT. Oti Eya Abadi untuk melakukan pertambangan bijih
nikel yang terdapat di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah. Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan, diperoleh
cadangan bijih nikel yang akan ditambang adalah 23.521.229 MT. Dengan
asumsi faktor hilang atau penyusutan pada saat penggalian, pemuatan dan
pengangkutan sebesar 10% maka recovery penambangan ditargetkan sebesar
90%.Cadangan yang ada akan ditambang selama 20 tahundengankapasitas
produksi rata rata pertahun sebesar 1.200.000 Ton.
Secara administratif Wilayah Izin Usaha Pertambangan dengan Luas
3.379 ha dan terletak di Kecamatan BahodopiKabupaten Morowali, Sulawesi
Tengah.Secara formal Lokasi rencana pertambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya
Abadididasarkan pada Keputusan Bupati Morowali Nomor:
540.2/SK.024/DESDM/VIII/2013 Tanggal 30 Agustus 2013 tentang persetujuan
Revisi Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi kepada PT. Oti Eya Abadi. Untuk
mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi, maka PT. Oti
Eya Abadi diharuskan membuat kelayakan lingkungan hidup.Studi kelayakan
lingkungan hidup dituangkan dalam bentuk penyususnan dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).Atas keharusan tersebut maka
pemrakarsa taleh melakukan studi Amdal didahului dengan penyusunan dan
presentase kerangka acuan dan telah disetujui Kelayakan Kerangka acuannya.
Untuk mencapai daerah ini dapat dilalui melalui transportasi
meliputilewatkendari(JalurDarat)damlewatMakassar(Jalurudaradan darat)dan
dariPalu menuju Bungku Ibukota Kabupaten Morowali 15 jam melewati jalan trans

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I-2


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
sulawesi dengan kondisi jalan sebagian baik dan sebagian rusak dan sementara
perbaikan (Gambar Peta 1.1). Secara geografis dibatasi oleh koordinat sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Koordinat Iup Produksi

NO (BUJUR TIMUR (BT)) LINTANG SELATAN (LS)


° ' " ° ' "
1 121 57 51.38 2 46 44.23
2 121 58 15 2 46 44.23
3 121 58 15 2 47 17.1
4 122 0 14.81 2 47 17.1
5 122 0 14.81 2 49 55.55
6 122 0 56.48 2 49 55.55
7 122 0 56.48 2 52 48.39
8 121 59 57.55 2 52 48.39
9 121 59 57.55 2 52 40.09
10 121 59 35.68 2 52 40.09
11 121 59 35.68 2 52 15.01
12 121 59 24.94 2 52 15.01
13 121 59 24.94 2 51 55.19
14 121 59 14.41 2 51 55.19
15 121 59 14.41 2 51 41.64
16 121 59 7.33 2 51 41.64
17 121 59 7.33 2 50 39.34
18 121 59 14.41 2 50 39.34
19 121 59 14.41 2 50 13.65
20 121 58 56.19 2 50 13.65
21 121 58 56.19 2 49 55.24
22 121 58 45.45 2 49 55.24
23 121 58 45.45 2 48 56.99
24 121 58 34.52 2 48 56.99
25 121 58 34.52 2 48 43.64
26 121 58 20.34 2 48 43.64
27 121 58 20.34 2 48 18.56
28 121 58 12.85 2 48 18.56
29 121 58 12.85 2 47 37.5
30 121 57 51.38 2 47 37.5
Sumber : PT. Oti Eya Abadi, 2017

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I-3


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I-4
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.1 Peta IUP PT. Oti Eya Abadi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I-5


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.2.Peta Situasi PT. Oti Eya Abadi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I-6


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
1.1.2 Hubungan Antara Lokasi Rencana Kegiatan dengan Jarak
danTersedianya Sumber Daya

a. Sumber bahan Bakar


Kebutuhan Solar: Solar dan premium: sebagai bahan bakar tambahan,
terutama digunakan untuk operasional peralatan penunjang operasional
pertaambangan nikel akan dipasok dari Depot Pertamina yang ada di
Kabupaten Morowali Utara.
b. Sumber daya air bersih untuk keperluan operasional penambangan
termasuk rumah tangga base berupa sungai-sungai yang berada di wilayah
IUP Operasi Produksi yang dimohon. Jarak antara tersedianyasumberdaya
air dengan lokasi rencana kegiatan meliputi jalan tambang, jalanangkut,
emplasemen dan pelabuhan muat berkisar antara 100 hingga 300meter.
c. Sumberdaya manusia yang berada di wilayah desa sekitar meliputi
Dampala, Siumbatu dan LeleKecamatan bahodopi . Sumberdayamanusia
yang berada di dera-desa tersebut dapat dimanfaatkan sebagaitenaga
kerja tahap konstruksi maupun tahap operasi. Jarak antaratersedianya
sumberdaya manusia dengan lokasi rencana kegiatan berkisarantara 0,25
sampai 15 km.
d. Sumber daya mineral berupa bahan galian golongan C berupa pasir, batu,
sirtu dan tanah urug yang berada di wilayah IUP Operasi Produksi
yangdimohon dan wilayah sekitarnya. Jarak antara tersedianya
sumberdaya bahangalian golongan C yang berjarak hanya beberapa ratus
meter sampaibeberapa kilometer dari lokasi rencana kegiatan, dapat
dimanfaatkan sebagaimaterial bahan bangunan untuk pembangunan jalan
angkut bijih, jalan kerja, emplasemen dan fasilitas lainnya.
e. Sumberdaya kayu yang berada di tapak proyek dan sekitarnya
yangdieksploitasi oleh PT Wana Kencana Sejati Unit II dapat dimanfaatkan
sebagaibahan bangunan untuk pembangunan fasilitas penambangan.
Jarak antaratersedianya sumberdaya kayu dengan lokasi rencana kegiatan
berkisarantara 0 sampai 1,0 km.
f. Sumberdaya ikan hasil tangkapan nelayan dapat dimanfaatkan
untukmemenuhi kebutuhan akan bahan makanan bagi karyawan yang
bekerja padakegiatan pertambangan bijih nikel. Jarak antara tersedianya
sumberdaya ikandengan lokasi rencana kegiatan berkisar antara 0,25
sampai 12,5 km.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I-7


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
1.1.3 Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang

Berdasarkan hasil eksplorasi, cadangan tersedia yang akan ditambang


adalah 23.521.229 MT. Dengan asumsi faktor hilang atau penyusutan pada
saat penggalian, pemuatan dan pengangkutan sebesar 10% maka recovery
penambangan ditargetkan sebesar 90%.

Cadangan yang ada diperhitungkan akan ditambang selama 20 tahun


Umur tambang atau penambangan sebesar 500.000 MT untuk Tahun pertama
dan 700.000 MT untuk Tahun kedua dan tahun ketiga hingga akhir umur
tambang (Tabel 2.2) produksi sebesar 1.200.000. Sementara untuk OB yang
harus diangkat diprediksi mencapai 855.213 BCM ditahun pertama dan
990.634 BCM pada Tahun kedua dan rata-rata sekitar 1.643.000 BCM untuk
tahun ketiga hingga akhir Umur tambang.

Tabel 1.2 Rencana Jadwal Produksi dan Penanganan O/B

RENCANA PRODUKSI PERTAMBANGAN PT. OTI EYA ABADI


BUKAAN ORE (MT) OB( M³) TOP SOIL ( M³) LUAS (Ha)
TAHUN 1 500,000 855,213 81,340 5.81
TAHUN 2 700,000 990,634 94,220 6.73
TAHUN 3 1,200,000 1,643,000 119,560 8.54
TAHUN 4 1,200,000 1,245,580 94,780 6.77
TAHUN 5 1,200,000 1,350,451 102,760 7.34
TAHUN 6 1,200,000 1,300,689 87,780 6.27
TAHUN 7 1,200,000 1,556,644 97,300 6.95
TAHUN 8 1,200,000 1,684,312 105,280 7.52
TAHUN 9 1,200,000 1,543,206 96,460 6.89
TAHUN 10 1,200,000 1,150,629 100,940 7.21
TAHUN 11 1,200,000 1,270,320 111,440 7.96
TAHUN 12 1,200,000 772,972 118,580 8.47
TAHUN 13 1,200,000 813,127 124,740 8.91
TAHUN 14 1,200,000 630,952 136,080 9.72
TAHUN 15 1,200,000 594,601 128,240 9.16
TAHUN 16 1,200,000 665,356 143,500 10.25
TAHUN 17 1,200,000 685,479 147,840 10.56
TAHUN 18 1,200,000 1,059,095 151,060 10.79
TAHUN 19 1,200,000 2,779,616 304,920 21.78
TAHUN 20 1,200,000 2,110,769 300,020 21.43
JUMLAH 22,800,000 24,702,647 2,646,840 189.06
Sumber : PT. Oti Eya Abadi, 2017

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I-8


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
1.1.4 Tahapan Rencana Kegiatan
A. Tahapan Pra Konstruksi

1. Sosialisasi Rencana Kegiatan Kepada Masyarakat

PT. Oti Eya Abadi telahmelakukan berbagai kegiatan baik survey


maupun kajian teknis dan praktis tentang rencana kegiatan pertambangan
Nikel bekerja sama dengan berbagai pihak baik dengan perusahaan-
perusahaan dibidang pertambangan maupun dengan masyarakat sekitar
lokasi rencana kegiatan. Pertemuan-pertemuan dengan masyarakat sudah
sering kali dilakukan hingga Konsultasi publik untuk penyusunan AMDAL
rencana kegiatan pertambangan Bijih Nikel. Setelah memperoleh
rekomendasi kelayakan Kerangka Acuan (KA), PT. Oti Eya Abadi juga telah
melakukan inventarisasi atas berbagai kegiatan dan harapan masyarakat
Desa di Wilayah Studi. Sejauh ini pihak pemrakarsa telah melakukan
koordinasi dengan institusi terkait setempat sehubungan dengan rencana
penyusunan ANDAL, RKL-RPL dan rangkaian kegiatan pertambangan bijih
nikel. Sebagai bagian dari proses untuk mendapatkan izin operasional
pertambangan nikel ,pihak pemrakarsa juga telah berkonsultasi tentang
semua kegiatan yang terkait kegiatan pertambngan nikel pada berbagai
tahapan kegiatan kepada pihak Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.
Pentingnya keterbukaan informasi dalam menyampaikan rencana
kegiatan kepada masyarakat yakniuntuk mencegah adanya resistensi dari
masyarakat pada saat kegiatan mulai dilakukan.Sosialisasi kepada
masyarakat nantinya ditujukan kepada pihak masyarakat yang akan terkena
dampak.Materi sosialisasi yang akan disampaikan adalah mengenai rencana
kegiatan berkaitan dengan pertaambangan nikel, rekruitmen tenaga kerja,
partisipasi masyarakat serta potensi dampak yang ditimbulkan dalam seluruh
rangkaian kegiatan pertambangan serta komitmen pemrakarsa dalam
mengelola dampak-dampak tersebut.
Sosialisasi kegiatan kepada masyarakat tersebut dilakukan dalam
rangka keterlibatan masyarakat dalam proses AMDAL dan Izin Lingkungan,
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2012 tentang
keterlibatan masyarakat dalam proses AMDAL dan Izin Lingkungan. Dengan
demikian diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi di dalam pelaksanaan
kegiatan pertambangan serta manfaatnya bagi masyarakat
sekitar.Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat bekerjasama dengan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I-9


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
instansi terkait baik dari unsur pemerintah setempat dan masyarakat desa-
desa terdampak.

2. Lahan
Wilayah yang diajukan untuk permohonan IUP Operasi Produksi PT.
Oti Eya Abadi berada dalam kawasan hutan produksi terbatas (HPT), hutan
konversi (HK).Berkaitan dengan adanya kawasan hutan tersebut, maka
segala persyaratan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku akan
dipatuhi oleh PT. Oti Eya Abadi yaitu harus ada izin pinjam pakai dari Menteri
KehutananRI. Pada tapak rencana pembangunan fasilitas/infrastruktur
penambangan bijih nikel. Terhadap kemungkinan terdapat lahan-lahan milik
warga masyarakat yang ditanami dengan tanaman produktif, perlu adanya
koordinasi dan akan dilakukan pengukuran, baik luasannya maupun tata
batasnya berdasarkan perijinan yang ada, agar tidak menjadi masalah bagi
perusahaan dalam operasionalnya. Terhadap lahan milik negara akan diatur
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan terhadap lahan dan tanam tumbuh
milik masyarakat akan dilakukan melalui proses pemberian kompensasi atas
lahan dan tanam tumbuh secara langsung melalui musyawarah untuk mufakat
yang bisa diterima oleh kedua belah pihak berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yakni antara PT. Oti Eya Abadi dengan para pemilik
lahan dengan instansi terkait.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 10


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
B. Tahap Konstruksi

1. Penerimaan Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung operasi


disesuaikan dengan rancangan tambang yang telah dihasilkan. Tenaga kerja
yang tidak langsung berhubungan dengan operasi penambangan jumlahnya
relatif tetap selama umur penambangan, sedangkan untuk tenaga kerja yang
terlibat langsung dalam operasi penambangan, terutama untuk operator alat
berat, disesuaikan dengan jumlah alat yang harus dioperasikan dengan
memperhatikan jumlah shift dan target produksi. Pada alternatif kedua jumlah
tenaga kerja langsung lebih sedikit karena sistem pengerjaannya dikontrakkan.

Berikut ini kategori calon karyawan yang akan dicari atau diterima
sebagai karyawan pertambangan bijih nikel :
1. Staf Manajerial dan Teknisi
2. Operator peralatan bergerak dan tidak bergerak serta teknisi yang terampil
3. Tenaga kerja kasar/tak terampil

Tenaga manajerial senior dan staf teknisi akan diatasi oleh tenaga kerja
dengan pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam proyek penambangan bijih
nikel di Indonesia. Hubungan kerja yang baik antara tenaga manajerial dengan
staf akan menjadi sangat penting untuk kelancaran komunikasi dalam
perusahaan yang akan mendukung keberhasilan suatu perusahaan.

Operator-operator dan teknisi yang terampil dan berpengalaman pada


operasi penambangan di Indonesia akan diutamakan bekerja pada PT. Oti Eya
Abadi telah dipertimbangkan bahwa para karyawan tersebut diambil dari dalam
kabupaten Morowali. Perusahaan perlu memaksimalkan tenaga kerja lokal
pada bidang pekerjaan yang ada. Oleh sebab itu pelatihan bagi tenaga kerja
lokal untuk menjadi operator dan teknisi akan diprioritaskan.

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan selama umur proyek


penambangan adalah 213 orang dengan posisi jabatan dapat dilihat pada Tabel
1.3.

 Tingkat Gaji dan Upah

Kualifikasi syarat tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan kerjanya


(job requirement). Mereka yang akan direkrut adalah mereka yang mempunyai
latar belakang disiplin ilmu dan pengalaman yang sesuai. Analisis jabatan (job

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 11


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
analysis) selanjutnya dibutuhkan untuk mendapatkan karyawan yang cocok
dengan kebutuhan kerja, dengan upah dan beban kerja yang sesuai pula.

Tabel 1.3 Jumlah Kebutuhan Karyawan dan Gaji Per Orang/Bulan


Gaji Gaji
No Posisi/Jabatan JML
$/org/Bln $/org/Tahun
1 Site Manager 1 5.000 11.820,23
2 Kepala Teknik Tambang 1 2.692 6.385,62
3 WK Teknk Tambang 1 1.923 4.571,00
4 Safety Chief - K3 1 1.154 2.735,62
- Pelaksana Patroli /Pengawas K3 5 615 1.461,92
5 Ka. Operasi Tambang 1 1.154 2.747,15
-Staf Ka. opersi tambang 5 615 1.462,69
6 Ka, Dept logistik-Workshop 1 1.154 2.747,15
-Staf Ka. Dept Logistik 5 615 1.461,92
7 Ka.Dept Lingkungan 1 1.154 2.747,15
- Staf Ka.Lingkungan - Pelaksana 3 615 1.458,38
8 Ka.Humas -HRD / Personalia 1 1.154 2.747,15
- Staf HRD dan CSR (Comdev) 3 615 1.460,69
9 Ka. Dept Keuangan 3 1.154 2.749,15
- Staf Bagian keuangan 2 615 1.459,69
10 Ka Perencanaan 1 1.154 2.741,38
Tambang/produksi
- Mine Plan 2 577 1.380,85
- Geologist 1 577 1.379,85
- Surveyor 2 385 923,15
- Staf pembantu Umum 6 231 557,54
11 Staf Stock pile 10 231 559,23
12 Staf Quality Control 10 231 561,54
13 Staf T.Civil /Road Maintenance- 5 231 556,54
Stocpile
14 Staf dan Pelaksanan Konsumsi 6 269 645,62
15 Satuan Pengaman 10 269 649,62
16 Operator Alat Berat 31 615 1.490,63
17 Driver 95
JUMLAH 213 25.000,00

 Sistem Kerja (kontrak, borongan dan lain-lain)

Sistem kerja direncanakan adalah 6 hari/minggu, 1 shift/hari dan 8


jam/shift untuk tugas sebagai:

1. Penggalian/pengangkutan bijih nikel


2. Penggalian/penimbunan tanah pucuk dan penutup

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 12


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
3. Peremukan bijih nikel
4. Pengangkutan bijih nikel dari stockpile ke terminal bijih nikel
5. Pengapalan
6. Operasional di stockpile dan pelabuhan
7. Operasionalcamp

Gambar 1.3. Rencana Struktur Organisasi PT. Oti Eya Abadi

2. Mobilisasi Peralatan dan Material

Kegiatan mobilisasi peralatan alat berat dan material akan dilakukan


secara bertahap sesuai kebutuhan operasional. Untuk tahap awal, peralatan
alat berat yang dimobilisasi seperti Excavator, Buldozer, Dump Truck, dll.
Sedangkan mobilisasi material meliputi pasir, batu kali, semen, besi, kayu dan
bahan bangunan lainnya akan dimobilisasi pada saat kegiatan pembangunan
Mess karyawan, kantor, gudang spare part, bengkel dan fasilitas pendukung
lainnya.

Peralatan Tambang terbagi atas peralatan Utama dan peralatan


pendukung, dimana peralatan utama yaitu peralatan mekanis yang disiapkan
untuk aktivitas penambangan baik untuk Overburden Removal atau Ore
getting.Sedangkan peralatan pendukung merupakan peralatanyang dibutuhkan
secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan penambangan.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 13


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Alat Utama
Bulldozer:
Dipergunakan untuk pengupasan tanah penutup /OB, menyusun tumpukan
bijih dan bantuan untuk mendekatkan/mengunpan dalam pemuatan bijih
ditempat-tempat yang tidak terjangkau dump truk.
Jenis : D 8R, D 7R; Bucket kapasitas 2,5 m3
Hydraulic Excavator (Backhoe)
Jenis : Komatsu PC 400, kapasitas bucket 2.3 m3
Keperluan :
 Untuk membongkar/penggalian ore
 Pemuatan ke Dump Truck pada tempat-tempat dengan situasi harus
estafet antara Beckhoe pembongkar dan beckhoe pemuat.
Dump truck.
Jenis : Hino FM 260-JD / Volvo FL 10 atau jenis lainnya.
Kapasitas angkut 26 Ton s/d 30 Ton.

a) Alat Penambangan Utama

Sesuai dengan metode penambangan, akan digunakan alat gali-muat


excavator untuk penggalian tanah penutup dan Nikel. Alat angkut yang
digunakan dump truck. Untuk mendukung operasi tersebut, alat bantu yang
digunakan adalah bulldozer yang berfungsi sebagai alat pemberaian material
dan membantu excavator mengumpulkan material untuk pemuatan ke alat
angkut.
Rencana Produksi

Karakteristik Metode Karakteristik


Endapan Nikel Penambangan Overburden

Pemilihan jenis peralatan


berdasarkan jenis pekerjaan

Penentuan Produktivitas, Kapasitas,


dan Jumlah tiap unit alat

Gambar 1.4.Prosedur Penentuan Peralatan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 14


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
b) Alat angkut utama dari tambang ke stockpile
Nikel dari tambang diangkut dengan dump truck ke stockpile. Nikel yang
diangkut dump truck dapat langsung ditumpahkan ke stock pile.

c) Alat pendukung
Alat-alat pendukung yang diperlukan adalah sebagai berikut :
 Motor grader : untuk pemeliharaan jalan tambang
 Soil compactor : untuk pemeliharaan dan pemadatan jalan tambang
 Service truck : untuk perbaikan alat-alat berat ditempatkan
 Fuel truck : untuk pasokan bahan bakar minyak
 Water truck : untuk menyiram jalan tambang dan tanaman hasil pekerjaan
reklamasi.

d) Waktu Kerja Alat


Waktu kerja kegiatan penambangan yang meliputi kegiatan pengupasan tanah
penutup, penggalian Nikel dan pengangkutannya direncanakan 1 shift/hari, 8
jam/shift dan hari kerja per minggu sebanyak 6 hari, total waktu kerja selama
setahun adalah 288 hari.

e) Produktivitas Peralatan

Keberhasilan perencanaan suatu pekerjaan menggunakan alat berat,


tergantung pada keakuratan dalam memperkirakan produktivitas alat yang akan
digunakan. Perhitungan produktivitas alat disini merupakan perhitungan
rencana produksi alat yang diharapkan sesuai dengan keadaan sebenarnya di
lapangan serta tergantung dari jenis dan penggunaan alat tersebut.

Faktor koreksi diperlukan untuk menaksir produktivitas alat, antara lain : yaitu
jenis peralatan, efisiensi waktu, efisiensi operator, jenis material, cuaca, kondisi
lapangan dan perlengkapan. Berdasarkan pertimbangan kondisi material dan
kondisi lapangan kajian ini memakai faktor koreksi 0,83 untuk penggalian dan
pemuatan tanah penutup. Untuk penggalian dan pemuatan Nikel memakai
faktor koreksi 0,8.

f) Peralatan Pendukung

Beberapa peralatan bantu yang diperlukan untuk mendukung kegiatan


penambangan Nikel di daerah Blok Penambangan adalah peralatan pembuatan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 15


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
jalan tambang (soil campactor, grader, water tank), lampu penerangan
tambang, peralatan pelumasan dan pengisian bahan bakar, ambulance,
kendaran pengangkutan bahan material dan tenaga kerja/supir/mekanik, serta
peralatan bengkel.

g) Penentuan Jumlah dan Kapasitas Peralatan Produksi Penambangan

Untuk menunjang kegiatan penambangan Nikel Blok Penambangan diperlukan


beberapa peralatan produksi dan pendukung produksi yang harus di
persiapkan. Penentuan kapasitas dan jumlah alat yang dibutuhkan tergantung
pada sasaran produksi, jam kerja efektif alat per tahun, produktivitas masing-
masing alat dan jam jalan masing-masing alat per tahun serta kepadatan lalu
lintas jalan tambang.

Kebutuhan alat dapat memberikan gambaran dalam merencanakan suatu


proyek, terutama untuk menentukan waktu investasi peralatan dan
penambahan investasi alat. Besar-kecil volume material yang digali dan
diangkut berhubungan dengan penambahan atau pengurangan ukuran dan
jumlah alat yang dibutuhkan. Apabila sasaran produksi tiap tahun dari proyek
yang direncanakan tidak sama maka jumlah kebutuhan alat untuk melakukan
kegiatan tersebut juga akan mengalami perubahan.
Perhitungan kebutuhan alat dilakukan dengan urutan perhitungan sebagai
berikut :
a. Rencana Produksi
Diperoleh dari data cadangan Nikel terbukti dan sasaran produksi Nikel
yang akan ditambang.
b. Jam Kerja Alat/Tahun
Jam kerja alat/tahun dihitung dengan membagi sasaran produksi yang
diinginkan dengan produksi masing-masing alat .
c. Total Jam Kerja Alat/Tahun
Untuk mendapatkan total jam kerja/tahun dilakukan dengan menjumlahkan
jam kerja alat yang sejenis .
d. Kebutuhan Peralatan/Tahun
Untuk mendapatkan jumlah peralatan per tahun dilakukan dengan
membagi total jam kerja alat dengan jam kerja/tahun .
e. Investasi Awal dan Penambahan Alat
Pada tahun pertama jumlah alat yang akan dibeli sama dengan jumlah alat
yang dibutuhkan, sedangkan untuk perhitungan tahun selanjutnya adalah

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 16


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
selisih kebutuhan alat tahun ke-n dengan jumlah peralatan yang telah dibeli
sampai dengan tahun ke-n.

3. Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp Beserta Sarana Prasarana


Penunjang Lainnya

Sarana dan prasarana fasilitas pendukung yang akan dibangun terdiri dari:
 Base camp, yang terdiri atas fasilitas penginapan, dapur, tempat makan,
klinik, penyediaan air domestik, fasilitas MCK, fasilitas olahraga dan
fasilitas ibadah;
 Fasilitas penyedia sumber listrik, termasuk pembangkit listrik, jaringan
listrik dan penyimpanan bahan bakar. Fasilitas penyedia sumber listrik
akan berupa genset untuk kebutuhan domestik. Kapasitas genset
diperkirakan sekitar 500 kVA;
 Bengkel dan fasilitas pemeliharaan;
 Fasilitas penimbunan material, yang terdiri dari penimbunan batuan
penutup dan tanah pucuk, penimbunan batuan-material sipil, penimbunan
bijih, penimbunan bijih basah, penimbunan bekas alat berat (scrap yard),
penimbunan sampah dan limbah dosmestik;
 Kolam pengendapan, kantung-kantung pengendap, check dam dan
sarana pengendali sedimentasi;
 Perkantoran dan pendukungnya
 Fasilitas penyediaan air. Air untuk kebutuhan domestik karyawan, dan
kegiatan Penambangan berasal dari sumber sungai-sungai terdekat;
 Sample house, gudang dan laboratorium, fasilitas pembibitan (nursery),
fasilitas pengolahan air limbah;
 Pos keamanan.
 Jalan tambang, fasilitas pemarkiran (pit stop), gorong-gorong dan fasilitas
drainase, pencucian mobil (washing pad) dan fasilitas pendukungnya.

Pembangunan fasilitas tersebut akan dilakukan seiring dengan kemajuan


proyek. Kegiatan akan dimulai di blok Bahodopi dan selanjutnya secara
bertahap ke blok-blok berikutnya.

Untuk mendukung pengembangan proyek diperlukan pembangunan prasarana


jalan pendukung. Prasarana jalan diperlukan sebagai sarana pengangkutan
tenaga kerja, material, peralatan maupun hasil penambangan. Prasarana jalan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 17


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
yang akan dibangun meliputi jalan pengangkutan bijih (haulage road), jalan
eksplorasi, dan jalan untuk kepentingan umum (publik road).

Jalan pengangkutan bijih dibangun sebagai prasarana untuk mengangkut bijih


nikel dari lokasi penambangan. Jalan ini nantinya juga akan dipergunakan
sebagai prasarana pengangkutan dan pengembangan blok-blok lain. Jalan
yang akan dibangun akan memanfaatkan jalan eksplorasi yang telah ada yang
akan ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya.

 Pembangunan Tangki Bahan Bakar Minyak

Kegiatan pertambangan bijih nikel berada di wilayah terpencil serta jauh dari
sarana yang tersedia di Kecamatan Bahodopi, maka dipandang perlu untuk
membangun tangki bahan bakar minyak (BBM). Lokasi penimbunan bahan
bakar minyak dibuat di lokasi tambang. Pengangkutan bahan bakar minyak ke
lokasi tambang akan dilakukan dengan menggunakan truk tangki bahan bakar
minyak dengan kapasitas 15 sampai 20 kl dan akan diperlukan pengangkutan
bahan bakar minyak secara terus-menerus setiap minggu. Diperkirakan akan
diperlukan pengangkutan bahan bakar minyak sebesar 30 kl per hari. Bahan
bakar minyak yang dibutuhkan pada kisaran 2.200 ton per bulan atau sekitar
300 ton per minggu:

 Pengoperasian Genset
Pengoperasian genset dengan kapasitas pasang 200 KVA untuk memenuhi
energi listrik pada pekerjaan konstruksi.Energi listrik tersebut digunakan
untuk pengoperasian peralatan kerja (bubut, las, gerenda, pompa-pompa),
penerangan dan keperluan karyawan.

 Pengadaan Air Bersih


Pengadaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan pada pekerjaan konstruksi
yaitu untuk rumah tangga emplasemen seperti mandi cuci dan kakus (MCK)
karyawan, keperluan dapur, pembuatan adukan semen skala kecil. Dengan
diasumsikan bahwa penggunaan air bersih untuk karyawan adalah sebesar
± 0,13 m3/orang/hari (standart Cipta Karya), maka dari jumlah karyawan
untuk pelaksanaan konstruksi sebanyak 113 orang, jumlah air bersih yang
dibutuhkan sebanyak ± 20 m³/hari. Di samping itu untuk adukan semen
sebanyak 5 m³/hari dan penyiraman emplasemen serta jalan kerja sebanyak
5 m³/hari.Sehingga kebutuhan air bersih seluruhnya berjumlah 30 m3/hari

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 18


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
berasal dari air sungai yang terdekat dengan lokasi tambang. Untuk
keperluan rumah tangga perkantoran dan mess karyawan, maka air sungai
tersebut dipompa,disalurkan dengan pipa dan ditampung dalam tangki air
bersih. Dalam tangki tersebut diberi larutan kaporit untuk membunuh kuman,
air kapur untuk menetralkan dan tawas untuk menjernihkan.Sementara untuk
penyiraman dan adukan semen, air bersih tidak perlu diberi tawas maupun
air kapur dan kaporit.

4. Pembuatan Jalan Angkut (Hauling)

Untuk mendukung tercapainya target produksi tambang Nikel yang telah


ditetapkan oleh PT. Oti Eya Abadi, sistem dan sarana transportasi dengan
kapasitas cukup besar, perlu direncanakan dengan baik Oleh karena itu kajian
transportasi Nikel menjadi aspek vital bagi kelancaran pengangkutan Nikel dari
lokasi tambang (ROM) ke stockpile.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 19


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.5 Peta Jalan Hauling Menuju Lokasi Penambangan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 20


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.6 Peta infrastruktur Tambang PT. OEA

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 21


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar.1.7 Kondisi Bukaan Jalan

Kelancaran target produksi per tahun tergantung pada pengangkutan Nikel


melalui jalan darat dengan alat angkut dump truck. Adapun jenis pengangkutan
yang akan ditempuh dalam kegiatan penambangan Nikel PT. Oti Eya Abadi
meliputi:

Jalur pengangkutan Nikel dari daerah penambangan (ROM) menuju Stockpile.

Jalur pengangkutan lapisan penutup dari daerah penambangan (ROM) di ke


dumping area di Disposal awal dan selanjutnya diterapkan metode Back filling.

Pengangkutan Nikel dan lapisan penutup dari pit penambangan menggunakan


jalan angkut dengan jalur yang berbeda. Pengangkutan Nikel menggunakan
jalur dan jalan temporary langsung menuju ke (NPP) dan stockpile di pelabuhan
Kuera. Sedangkan pengangkutan lapisan penutup melalui jalur jalan waste ke
dumping area.

Jalur jalan utama (main road) dibangun di sebelah timur laut dengan
memanfaatkan jalan logging yang sudah ada sepanjang +12 km.

Jalan angkut disiapkan untuk dua jalur pengangkutan dump truck berkecepatan
maksimum 50 Km/jam. Dimensi jalan yang dibuat disesuaikan dengan
peralatan yang akan digunakan dan mempertimbangan faktor keselamatan.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 22


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Adapun dimensi jalan angkut adalah sebagai berikut :

a. Lebar jalan : 15 meter


b. Lebar jalan pada belokan : 18 meter
c. Kemiringan jalan : 8%
d. Lebar saluran parit : 1 meter
e. Lebar antara dump truk : 2 meter
f. Tinggi/lebar berm : 0,8 meter/1 meter
g. Panjang Jalan : ± 12 Km

Material timbunan yang digunakan untuk pembangunan jalan berasal dari


kegiatan penggalian Quary dari lokasi dekat PT. OEA.

Peralatan yang digunakan untuk pembangunan jalan berupa excavator, dump


truck, bulldozer, compactor dll.

Jalan pengangkutan Nikel yaitu jalan utama tambang, jalan temporary, dan
jalan pengangkutan waste, dibangun dengan ukuran lebar 15 meter dan
kemiringan maksimum 8%. Dimensi jalan angkut dapat dilihat pada Gambar
1.11. Lokasi dumping area direncanakan sebanyak dua buah yaitu di sebelah.
Masing-masing dumping area mempunyai luas kurang lebih 5 Hektar dengan
rencana tinggi penimbunan maksimal 10 meter, sehingga setiap dumping area
dapat menampung waste sebanyak kurang lebih 500.000 bcm. Jalur
pengangkutan Nikel dan tanah penutup adalah sebagai berikut:

Gambar 1.8Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Jalan Lurus

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 23


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
 Lebar jalan angkut pada tikungan

Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar jalan lurus
(lihat Gambar 1.9). Untuk jalur ganda, maka lebar jalan minimum pada tikungan
didasarkan pada :

 Lebar jejak ban.


 Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
belakang pada saat membelok.
 Jarak antara alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan.
 Jarak dari kedua tepi jalan.

Gambar 1.9. Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Tikungan

 Jari-jari Tikungan

Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan kontruksi alat angkut yang
digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang
memperlihatkan jari-jari lingkaran yang dijalani roda belakang dan roda depan
berpotongan di pusat C dengan besar sudut sama dengan sudut penyimpangan
roda depan (lihat Gambar 1.10).

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 24


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.10. Sudut Maksimum Penyimpangan Kendaraan

 Cross Slope

Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang cembung dengan tujuan untuk memperlancar penyaliran
(lihat Gambar 1.11). Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada
pada permukaan jalan akan segera mengalir ke tepi jalan angkut dan tidak
berhenti dan mengumpul pada permukaan jalan. Hal ini penting karena air yang
menggenang pada permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan
yang lewat dan mempercepat kerusakaan jalan.

Gambar 1.11. Penampang Melintang Jalan Angkut

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 25


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
5. Pembuatan Kolam Pengendapan Lumpur (Settling Pond)

Air hasil pemompaan dari dalam tambang masih bercampur dengan partikel
halus (lumpur).oleh karenanya sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan
dalam menjaga kualitas air permukaan, maka air tambang tersebut akan
dialirkan ke kolam pengendapan lumpur sebelum masuk ke perairan umum
(sungai).

Dalam merancang kolam pengendapan terdapat beberapa faktor yang harus


dipertimbangkan, antara lain ukuran dan bentuk butiran padatan, kecepatan
aliran, persen padatan, dsb. Hal ini perlu dilakukan agar kolam pengendapan
hasil rancangan dapat digunakan secara optimal.

Bentuk kolam pengendapan umumnya hanya digambarkan secara sederhana,


berupa kolam berbentuk empat persegi panjang.Padahal, sebenarnya bentuk
kolam pengendapan bermacam-macam tergantung dari kondisi lapangan dan
keperluannya.

Kolam pengendapan yang dibuat agar dapat berfungsi lebih efektif, harus
memenuhi beberapa persyaratan teknis, seperti :

a. Sebaiknya bentuk kolam pengendapan dibuat berkelok-kelok (zig-zag, lihat


Gambar 1.10) agar kecepatan aliran lumpur relatif rendah, sehingga partikel
padatan cepat mengendap.
b. Geometri kolam pengendapan harus disesuaikan dengan ukuran Back hoe
yang biasanya dipakai untuk melakukan perawatan kolam pengendapan,
seperti mengeruk lumpur dalam kolam, memperbaiki tanggul kolam, dsb.
Mengingat daerah penambangan relatif dekat Sungai, maka disamping dimensi
kolam pengendapan, perlu perhatian dan lebih hati-hati dalam menentukan
lokasi kolam pengendapan.Hal ini perlu dilakukan agar kolam pengendapan
aman (tidak kebanjiran) dan dapat berfungsi secara optimal terutama pada
musim penghujan. Untuk rencana kolam pengendapan akan dibuat seluas 200
m2 dengan kedalaman antara 5 – 6 meter.

C. Tahap Operasi

A. Kegiatan Penambangan

Berdasarkan data penyebaran bijih nikel, serta batasan kualitas nikel (Limonit
dan Saprolit) dari hasil eksplorasi area potensi sumber daya mineral sebesar
23.521.229 MT dengan luas wilayah pemetaan seluas 983,60 hektar dan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 26


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
cadangan yang masuk dalam wilayah potensi 23.521.229 MT seluas 184,5 Ha,
Namun mempertimbangkan Slope Stability pada design penambangan area
terganggu lain, maka luas area bukaan tambang dan area pendukung lainnya
menjadi 280,84 Ha.

Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan Nikel serta lapisan penutupnya,


sistem penambangan yang akan diterapkan adalah sistem tambang terbuka
(open Cut) dengan metode Contour Mining. Kegiatan penambangan yang
dilakukan secara umum adalah: pembersihan lahan(land clearing), pengupasan
tanah pucuk, dan penggalian Nikel.

Cadangan bijih nikel di konsesi PT. Oti Eya Abadi akan ditambang dengan
sistem tambang terbuka dengan tahapan :
1. Tahap pertama pembersihan lahan (land clearing) menggunakan bulldozer
secara sistematis, untuk dikumpulkan dipinggir pit penambangan.
2. Tahap kedua pengupasan tanah penutup, tanah penutup dikumpulkan
ditempat tertentu untuk nantinya dikembalikan ke lahan yang sudah selesai
ditambang (back filling) pengupasan tanah penutup menggunakan alat gali
excavator dan alat angkut dumptruck dengan kapasitas 15 m3.
3. Tahap ketiga penambangan menggunakan excavator dan dump truck
untuk mengambil bijih nikel kadar rendah atau lapisan limonit. Bijih nikel
kadar rendah (limonit) digali/muat memakai excavatordan diangkut
memakai dump truck ke stock yard limonit berjarak 200-300 meter dari
front penambangan ROM (Run Of Mine).
4. Tahap keempat menambang medium grade (campuran limonit dengan
saprolit) menggunakan excavator dan dumptruck. Bijih nikel kadar medium
digali/dimuat memakai excavatordan diangkut memakai dumptruck ke
stock yard medium grade yang letaknya berdampingan dengan stock yard
limonit.
5. Tahap ke lima menambang bijih nikel high grade (saprolit) menggunakan
excavator dan dumptruck. Bijih nikel saprolit digali / muat memakai
excavator dan diangkut memakai dumptruck ke stock yard yang tempatnya
berada disebelah stock yard lapisan bijih nikel limonit dan sebagian
langsung diangkut ke Stock pile di lokasi pelabuhan melalui jalan hauling
sejauh 11,63 km.

Pada saat pembersihan lahan dan pengupasan tanah pucuk, dilakukan


penumpukan tanah pucuk di suatu tempat sementara (dumping area) yang

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 27


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
tidak terlalu jauh dan aman dari kegiatan penambangan agar nantinya dapat
dimanfaatkan kembali dalam pelaksanaan reklamasi.

Penambangan dimulai dengan mengupas lapisan penutup di daerah sepanjang


singkapan Nikel mengikuti garis kontur (contour mining) pada batas tertentu,
kemudian diikuti dengan penggalian lapisan Nikel.

Teknik penggalian Nikel bertahap dari elevasi yang paling tinggi ke elevasi
yang rendah sampai kedalaman batas penambangan yang telah ditentukan
(down slope). Sedangkan arah kemajuan penambangannya akan mengikuti
sebaran sumberdaya lapisan Nikel pada setiap pit yang akan ditambang.

Operasi penambangan terhadap Nikel yang dilakukan meliputi: penggalian


bebas, pemuatan, dan pengangkutan ke ROM stockpile. Sedangkan untuk
lapisan penutup dilakukan operasi: penggalian (gali bebas dan penggaruan),
pemuatan serta pengangkutan menuju ke outside dump.

Gambar 1.12Flow Chart Penambangan Nikel PT. Oti Eya Abadi

Secara umum lapisan penutup untuk setiap pit akan ditimbun di outside dump
/disposal area dengan Luas sekitar 5,23 Ha. Area disposal ini sebisa mungkin
ditempatkan didaerah yang relatif rendah dan diperkirakan tidak mengganggu
area penambangan. Artinya ditempatkan ditempat yang diperkirakan tidak akan
ditambang atau digali.

Jika pada area penambangan terdapat bekas pengerukan bijih nikel yang
cukup dalam dari ketinggian rata-rata level penggalian sehingga membentuk
cekungan, maka bekas galian ini akan di timbun kembali (backfilling) oleh tanah
(OB) dari disposal area.
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 28
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
a) Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Penambangan hanya dilakukan pada areal yang telah diidentifikasi


mengandung deposit nikel yang ekonomis, sehingga tidak semua areal dalam
lokasi IUP PT. Oti Eya Abadi akan dibuka. Untuk meminimalkan dampak
terhadap lingkungan hidup pembersihan atau pembukaan lahan akan dilakukan
secara bertahap sesuai blok perblok.

Pembersihan lahan mencakup beberapa tahap, disesuaikan dengan rencana


penambangan. Penebangan dilakukan terhadap vegetasi berdiameter besar
dengan menggunakan mesin gergaji mekanis (chainsaw), sedangkan untuk
vegetasi yang berdiamter kecil pembersihan lahan dilakukan dengan bulldozer
danexcavator. Pembersihan lahan hanya diperuntukkan untuk membersihkan
lahan dari vegetasi di permukaan tanah tanpa mengganggu dan memindahkan
lapisan tanah pucuk (top soil). Vegetasi penutup tersebut kemudian diangkut
untuk ditimbun di areal penyimpanan. Material vegetasi ini nantinya akan
dimanfaatkan sebagai serasah pada tahap rehabilitasi lahan. Dampak dari
kegiatan pembersihan lahan tambang hanyalah bersifat sementara karena
lahan tambang tersebut akan direhabilitasi kembali untuk menjadi lahan hutan
setelah penambangan selesai.

b) Kegiatan Pengupasan dan Pemindahan Tanah Penutup

Kegiatan pengupasan dan pemuatan tanah penutup menggunakan excavator


PC 300 dengan kapasitas bucket 1.8 m3 dengan kemampuan penggalian
sebesar 229 bcm perjam. Keuntungan pemilihan alat ini adalah kemampuan
produksi tinggi untuk memuat volume tanah penutup yang besar dan mampu
mengatur dalamnya penggalian dengan baik. Guna mendukung kegiatan
pengupasan tersebut, digunakan bulldozer Cat D85 yang berfungsi untuk
membongkar tanah pucuk dan tanah penutup dan juga untuk mengumpulkan
tanah pucuk maupun tanah penutup yang akan dimuat kedalam alat angkut.
Selain itu bulldozer D85 juga digunakan untuk pembuatan jalan tambang (ramp)
pada lokasi penambangan.

Sedangkan untuk mengangkut tanah penutup dari lokasi penambangan ke


tempat pembuangan tanah penutup untuk Blok penambangan digunakan
dumptruckkapasitas 20 - 25 ton dengan produktivitas 35,52 bcm/jam ini
dikarenakan jarak angkut jang cukup sekitar + 11.634 Km. Keuntungan
penggunaan dump truckHino 260 yang berkapasitas cukup besar adalah

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 29


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
memperkecil jumlah dump truck yang dibutuhkan, mengurangi kemacetan lalu
lintas peralatan di dalam lokasi penambangan maupun pada jalan tambang.

c) Kegiatan Penimbunan Tanah Penutup

Untuk menunjang kegiatan penimbunan tanah penutup dan tanah pucuk di


dumping area, digunakan bulldozerD85. Selain itu, bulldozer D85 juga
digunakan untuk merintis dalam pembuatan jalan, perawatan jalan, dan
perkerjaan pembersihan lahan. Jumlah bulldozer D85 yang dibutuhkan untuk
kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4. Jumlah Kebutuhan Peralatan Utama Penambangan NikelPT. Oti


Eya Abadi
TAHUN
DESKRIPSI TYPE
1 2 3 4 5-20
1. Pengupasan
Overburden
KOMATSU PC
Excavator 400 3 3 12 12 12
Dump Truck HINO 260 20 23 39 39 39
Dozer KOMATSU D85 2 4 6 6 6
2. Penambangan Nikel
KOMATSU
Excavator PC400 2 4 8 8 8
Dump Truck HINO 260 Ti 17 24 41 41 41
Dozer KOMATSU D85 2 3 5 5 5
3. Stockpiling
Dozer KOMATSU D85 1 2 2 2 2

d) Kegiatan Penggalian dan Pengangkutan Nikel ke Stockpile

Penggalian atau penambangan Nikel di Blok Penambangan dilakukan dengan


excavator PC 300 dengan produktivitas 141,6 ton/jam, diangkut dengan dump
truck Hino dengan produktivitas 14,16 ton/jam. Dengan demikian kebutuhan
alat gali-muat dan alat angkut untuk mengangkut Nikel dari daerah
penambangan ke stockpile Nikel, dapat dilihat pada pada Tabel 1.5.

1). Rencana Produksi

Dari total cadangan tertambang diperhitungkan sebesar 22.800.000 MT dengan


Overburden sebesar 24.702.647 BCM dan top soil 2.646.840 BCM dengan
rata-rata Stripping Ratio 1.31. Dari hasil pertimbangan teknis dan permintaan
pasar untuk kebutuhan pasokan pabrik pengolahan maka ditentukan COG (Cut

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 30


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
of Grade) sebesar 1,6% Ni yang akan diambil dari lokasi tambang sebagai
kadar terndah yang dianggap layak secara ekonomis, kemudian hasil
perhitungan nilai rata-rata perolehan kadar Nikel dan Besi dari sequence
tambang yang direncakan rata-rata perolehan kadar untuk Nikel 1,8% dan Besi
(Fe) sebesar 25,09.

Tabel 1.5. Rencana Produksi Penambangan


RENCANA PRODUKSI
PT. OTI EYA ABADI

BUKAAN ORE (MT) LUAS (Ha)


TAHUN 1 500,000 5.81
TAHUN 2 700,000 6.73
TAHUN 3 1,200,000 8.54
TAHUN 4 1,200,000 6.77
TAHUN 5 1,200,000 7.34
TAHUN 6 1,200,000 6.27
TAHUN 7 1,200,000 6.95
TAHUN 8 1,200,000 7.52
TAHUN 9 1,200,000 6.89
TAHUN 10 1,200,000 7.21
TAHUN 11 1,200,000 7.96
TAHUN 12 1,200,000 8.47
TAHUN 13 1,200,000 8.91
TAHUN 14 1,200,000 9.72
TAHUN 15 1,200,000 9.16
TAHUN 16 1,200,000 10.25
TAHUN 17 1,200,000 10.56
TAHUN 18 1,200,000 10.79
TAHUN 19 1,200,000 21.78
TAHUN 20 1,200,000 21.43
JUMLAH 22,800,000 189.06

2). Peralatan Tambang

Peralatan Tambang terbagi atas peraalatan Utama dan peralatan pendukung,


dimana peralatan utama yaitu peralatan mekanis yang disiapkan untuk aktivitas
penambangan baik untuk Overburden Removal atau Ore getting.Sedangkan
peralatan pendukung merupakan peralatan yang dibutuhkan secara langsung
maupun tidak langsung dalam kegiatan penambangan.

a) Alat Utama
 Bulldozer:
Dipergunakan untuk pengupasan tanah penutup/pembersihan lahan,
bantuan untuk mendekatkan/mengumpan dalam pemuatan bijih ditempat-
tempat yang tidak terjangkau dumptruck dan untuk penataan lahan bekas
tambang yang akan direklamasi.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 31


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Jenis : D 8R, D 7R; Bucket kapasitas 2,5 m3

 Hydraulic Excavator
Jenis : Komatsu PC 300, kapasitas bucket 1.8 m3
Keperluan: - untuk membongkar/ menggali tanah penutup dan bijih nikel

- Memuat tanah penutup, memuat bijih nikel ke dumptruck,


pada tempat-tempat dengan situasi harus estafet antara
excavator pembongkar/penggali dan excavator pemuat.
 Dump truck
Jenis : Hino FM 260-JD / Volvo FL 10 atau jenis lainnya.
Kapasitas angkut 15 m3 atau 20 Ton s/d 25 Ton.

Ringkasan keperluan alat-alat berat adalah sebagai berikut :

Tabel 1.6. Rekapitulasi Volume Pekerjaan Harian

Target Produksi Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 s/d 20

a. NiKel Ore
- Target Produksi
42.366 59.811 102.177
Bulanan
- Target Produksi
1.926 2.719 2.719
Harian
b. Overburden
- Target Produksi
60.117 84.871 144.989
Bulanan
- Target Produksi
2.733 3.858 6.2694
Harian

Tabel 1.7. Rekapitulasi Keperluan Peralatan Tambang

TAHUN
DESKRIPSI TYPE
1 2 3 4 5-20
1. Pengupasan Overburden
Excavator KOMATSU PC300 3 5 12 12 12
Dumptruck HINO 260 / setara 20 23 39 39 39
Dozer KOMATSU D85 1 1 2 2 2
2. Penambangan Nikel
Excavator KOMATSU PC300 2 4 8 8 8
Dumptruck HINO 260 / setara 17 24 41 42 42
Dozer KOMATSU D85 1 1 1 1 1
3. Stockpiling
Excavator KOMATSU PC300 1 2 4 4 4

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 32


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
b) Alat – Alat Penunjang

Peralatan bantu tambang diantaranya adalah alat-alat yang membantu baik


untuk kegiatan penambangan secara langsung maupun peralatan penunjang
lainnya yang diperlukan untuk operasional karyawan dan operasi Kantor. Untuk
alat penunjang yang sifatnya diperbantukan dalam operasi penambangan
diantaranya:

 Kendaraan Tangki dan tangki stok BBM


 Angkuan pelumas alat berat
 Kendaraan Pengawas/petugas operasi Tambang (4WD)
 Alat perata jalan (grader)
 Compactor
 Tangki Air
 Peralatan penerangan operasi Tambang
 Lighting (lampu penerangan)
 Pompa pengendali air tambang

Untuk selengkapnya keperluan alat bantu dan instrumen lainya akan


dilampirkan pada bagian lampiran.

a) Rencana Kemajuan Tambang


1. Geometri Bukaan Tambang
 Geometri Individual Slope

Komponen utama dalam suatu tambang terbuka adalah yang disebut


dengan “bench” (lihat Gambar 1.13).

Gambar 1.13. Bagian-Bagian Dari “Bench”


(Hustrulid.W. & Kuchta.M.)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 33


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Pertimbangan-pertimbangan yang akan dipakai dalam menentukan
geometri jenjang (w=lebar, l=panjang, dan h=tinggi) :

 Sasaran produksi harian  sasaran produksi tahunan.


 Harus mampu menampung alat-alat/peralatan yang dipakai untuk
bekerja (working bench).
 Masih sesuai dengan ultimate pit slope.

Pembuatan jenjang pertama kali biasanya dilakukan dengan cara membuat


suatu bukaan (biasanya berbentuk empat persegi panjang).

 Lebar Bench

Dimensi jenjang dilakukan agar mengetahui lebar dari masing-masing dari


alat yang dipergunakan pada penambangan, serta panjang dan tinggi.
Pada perhitungan dimensi jenjang ini, kami membuat menurut
“HeadQuarter Departement Of ARMY (USA)”.

Wmin = Y + Wt + Ls + G + Wb

Dimana :

W min = Lebar Bench Minimum, meter

Y = Lebar Bench Yang dibor, meter

Wt = Lebar dari Alat Angkut, meter

Ls = Panjang Backhoe (Tanpa Boom), meter

G = “Floor Cutting Radius” dari Backhoe, meter

Wb = lebar material hasil peledakan (dianggap sama dengan ½

Meter)

Wmin = Y + Wt + Ls + G + Wb
= 2 m + 2.85 m + 5.40 m + 9 m + 0.50 m
= 19.75 m

 Tinggi Bench Untuk Sudut 450

Tinggi bench dapat dihitung dengan menggunakan rumus Taylor yaitu:

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 34


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
4c
Hc =
 Sin 2 

Dimana :
Hc = Ketinggian kritis (meter)
C = kohesive Shearing Strength (0,25 kg/cm2)
α = Sudut kemiringan lereng ( 0)
γ = Berat Isi Material (1,6 gr/cm3)

Maka tinggi tiap bench adalah :


4 x 250
Hc =
1,6 Sin 2 (45 0 )
1000
=
1,6 x 0,999
= 625,625 cm
= 6,25 meter
= 6 meter (dibulatkan)

 Timbunan Tanah Penutup

Tanah penutup tersebut di digali kemudian ditimbun di dumping area yang


jaraknya tidak terlalu jauh sehingga akan mudah dikembalikan atau
didistribusikan kepada area bekas tambang. Dimensi tanah timbun maupun
timbunan raw material laterit nikel adalah sebagai berikut :

- Tinggi jenjang single slope 5 m


- Lebar jenjang single slope 10 m
- Sudut lereng single slope 45o
- Sudut lereng total slope 30o
- Tinggi tanah timbunan 10 m

Berikut ini Hasil Desain Tambang setiap Blok Prospek PT. Oti Eya Abadi:

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 35


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.14.Desain Tambang Tahun ke - 1

Gambar 1.15. Desain Tambang Tahun ke - 2

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 36


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.16. Desain Tambang Tahun ke - 3

Gambar 1.17. Desain Tambang Tahun ke - 4

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 37


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.18. Desain Tambang Tahun ke - 5

Gambar 1.19. Desain Tambang Tahun ke - 6

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 38


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.20. Desain Tambang Tahun ke - 7

Gambar 1.21. Desain Tambang Tahun ke - 8

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 39


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.22.Desain Tambang Tahun ke - 9

Gambar 1.23. Desain Tambang Tahun ke - 10

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 40


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.24. Desain Tambang Tahun ke - 11

Gambar 1.25. Desain Tambang Tahun ke - 12

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 41


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.26. Desain Tambang Tahun ke - 13

Gambar 1.27. Desain Tambang Tahun ke -14

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 42


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.28. Desain Tambang Tahun ke - 15

Gambar 1.29. Desain Tambang Tahun ke - 16

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 43


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.30. Desain Tambang Tahun ke - 17

Gambar 1.31.Desain Tambang Tahun ke - 18

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 44


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar 1.32. Desain Tambang Tahun ke -19

Gambar 1.33. Desain Tambang Tahun ke - 20

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 45


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
2. Rencana Pengendalian Air Tambang
Pengendalian air yang masuk ke pit dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Salah satunya adalah dengan cara mencegah air masuk ke dalam pit dengan
cara pembuatan saluran terbuka di sekeliling pit. Cara lain adalah
mengumpulkan atau mengalirkan air yang masuk ke pit menuju sumuran
(sump) dan kemudian dikeluarkan dengan cara pemompaan. Dalam desain
pengendalian air tambang, PT. Oti Eya Abadiakan menghitung kebutuhan
dimensi minimal saluran terbuka, dimensi sumuran, dimensi kolam
pengendapan lumpur, dan kebutuhan pompa.

a. Saluran Terbuka
Saluran terbuka yang akan dibuat berbentuk trapesium dengan kemiringan
60o (gambar 2.14).

Gambar 2.14. Penampang Saluran Terbuka

Rekomendasi dimensi saluran terbuka:


 Kedalaman saluran(d) : 1 meter
 Lebar dasar saluran (b) : 1,2 meter
 Lebar atas saluran (t) : 2,5 meter
 Kemiringan dinding saluran : 600

b. Sumuran dalam Pit (Sump)

Sump merupakan tempat pengumpulan air sementara di dalam pit. Letak


sump akan berubah, sesuai dengan kemajuan tambang. Pada prinsipnya
sumuran diletakkan pada lantai tambang (floor) yang paling rendah, jauh

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 46


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
dari aktivitas penggalian nikel, jenjang disekitarnya tidak mudah longsor,
dekat dengan kolam pengendapan, mudah untuk dibersihkan.

c. Pompa

Salah satu komponen penting dalam membuat rancangan penyaliran air


tambang adalah memilih dan menentukan jumlah pompa. Karena,
keberhasilan mengatasi air tambang selain tergantung pada ketepatan
perhitungan jumlah air tambang, dimensi dan letak rancangan saluran
penyaliran, juga kapasitas dan jumlah pompa yang dipakai. Kapasitas dan
jumlah pompa umumnya ditentukan berdasarkan debit pompa,
kemampuan mengatasi head (total head), daya dan harga. Spesifikasi
pompa dipilih agar dapat mengatasi debit air yang masuk ke sump rata-rata
sebesar 909 m3/jam. Sehingga akan dipilih pompa Multiflo MfVC 240 yang
berkapasitas 900 m3/jam, dan mampu mengatasi head > 65 meter.

Jumlah pompa yang dibutuhkan pada kegiatan penambangan di daerah


rencana bukaan Blok OEA sebanyak 1 Unit pompa setiap Tahun, karena
debit sedikit lebih besar dari kapasitas pompa, maka disiapkan 1 Unit
pompa cadangan.

d. Rancangan Kolam Pengendapan Lumpur

Air hasil pemompaan dari dalam tambang masih bercampur dengan


partikel halus (lumpur).oleh karenanya sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan dalam menjaga kualitas air permukaan, maka air tambang
tersebut akan dialirkan ke kolam pengendapan lumpur sebelum masuk ke
perairan umum (sungai).

Dalam merancang kolam pengendapan terdapat beberapa faktor yang


harus dipertimbangkan, antara lain ukuran dan bentuk butiran padatan,
kecepatan aliran, persen padatan, dsb. Hal ini perlu dilakukan agar kolam
pengendapan hasil rancangan dapat digunakan secara optimal.

Bentuk kolam pengendapan umumnya hanya digambarkan secara


sederhana, berupa kolam berbentuk empat persegi panjang.Padahal,
sebenarnya bentuk kolam pengendapan bermacam-macam tergantung dari
kondisi lapangan dan keperluannya.

Kolam pengendapan yang dibuat agar dapat berfungsi lebih efektif, harus
memenuhi beberapa persyaratan teknis, seperti :

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 47


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
c. Sebaiknya bentuk kolam pengendapan dibuat berkelok-kelok (zig-
zag, lihat Gambar 1.35) agar kecepatan aliran lumpur relatif rendah,
sehingga partikel padatan cepat mengendap.
d. Geometri kolam pengendapan harus disesuaikan dengan ukuran
Back hoe yang biasanya dipakai untuk melakukan perawatan kolam
pengendapan, seperti mengeruk lumpur dalam kolam, memperbaiki
tanggul kolam, dsb.

Ket: A: Zona Masukan B: Zona Pengendapan


C: Zona Keluaran

I
A B C

I a I a I

Gambar 1.35. Bentuk Rencana Kolam Pengendapan

Mengingat daerah penambangan relatif dekat Sungai, maka disamping


dimensi kolam pengendapan, perlu perhatian dan lebih hati-hati dalam
menentukan lokasi kolam pengendapan.Hal ini perlu dilakukan agar kolam
pengendapan aman (tidak kebanjiran) dan dapat berfungsi secara optimal
terutama pada musim penghujan. Untuk rencana kolam pengendapan akan
dibuat seluas 200 m2 dengan kedalaman antara 5 – 6 meter.

3. Arah Kemajuan Tambang


Secara umum, arah kemajuan penambangan adalah dari daerah singkapan ke
arah tegak lurus penyebaran lateral lapisan Nikel sampai lereng akhir
penambangan, kemudian bergerak maju ke daerah penambangan tahun
berikutnya mengikuti penyebaran lapisan Nikel.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 48


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Pola kerja alat adalah menggali sepanjang singkapan hingga batas
penambangan setiap tahun dimulai dari daerah sekitar singkapan lapisan Nikel,
kemudian kembali lagi.Pola tersebut dilakukan terus menerus hingga batas
lereng akhir yang telah ditentukan.Peta arah kemajuan tambang silahkan lihat
gambar 1.14 hingga gambar 1.33.

Adapun luasan bukaan tiap tahun, ketebalan rata-rata tonase ore dan voleme
Overburden tahunan, serta Stripping rationya dapat dilihat pada Tabel 1.8.

Tabel 1.8. Data Sequence Tambang PT. OEA

RENCANA BUKAAN LAHAN


PT. OTI EYA ABADI

SAFETY JALAN SETTLING TITIK


TAMBANG DRAINASE DISPOSAL STOCKPILE JETTY WORKSHOP BASECAMP JUMLAH
TAHUN BERM TAMBANG HAULING POND PENAATAN
Ha m Ha m m Ha m Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Ke-1 5.81 1,467 0.15 445 2,217 3.33 10,184 15.28 0.20 7.21 4.20 0.54 1.20 1.00 1.49 40.39
Ke-2 6.73 - - - - - - - - - - - - - - 6.73
Ke-3 8.54 - - - - - - - - - - - - - - 8.54
Ke-4 6.77 1,926 0.19 849 368 0.55 299 0.45 - - - - 1.20 - - 9.16
Ke-5 7.34 - - - - - - - - - 4.03 - - - - 11.37
Ke-6 6.27 - - - 266 0.40 - - - - - - - - - 6.67
Ke-7 6.95 1,413 0.14 - 331 0.50 - - 0.20 4.56 - - 1.20 - - 13.55
Ke-8 7.52 - - - - - - - - - - - - - - 7.52
Ke-9 6.89 - - - - - - - - - - - - - - 6.89
Ke-10 7.21 2,012 0.20 694 1,621 2.43 705 1.06 0.20 4.40 5.25 - 1.20 0.50 - 22.44
Ke-11 7.96 - - - - - - - - - - - - - - 7.96
Ke-12 8.47 - - - - - - - - - - - - - - 8.47
Ke-13 8.91 - - - 576 0.86 446 0.67 0.20 5.48 7.50 - - - - 23.62
Ke-14 9.72 1,725 0.17 1,097 - - - - - - - - - - - 9.89
Ke-15 9.16 - - - - - - - - - - - - - - 9.16
Ke-16 10.25 - - - - - - - - - - - - - - 10.25
Ke-17 10.56 - - - - - - - - - - - - - - 10.56
Ke-18 10.79 - - - 164 0.25 - - 0.40 5.03 - - - - - 16.46
Ke-19 21.78 2,229 0.22 782 385 0.58 - - - - 3.17 - 1.20 - - 26.95
Ke-20 21.43 - - - - - - - 0.20 2.63 - - - - - 24.26
Total 189.06 10,772 1.08 3,867 5,928 8.89 11,634 17.45 1.40 29.29 24.14 0.54 6.00 1.50 1.49 280.84

Sumber : PT. Oti Ey aAbadi

B. Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Cadangan pada Pasca Tambang

PT. Oti Eya Abadi saat ini merencanakan penambangan menggunakan sistem
tambang terbuka dengan nisbah pengupasan atau Stripping Ratio rata-rata 1,31.
Sisa cadangan nikel yang tak terambil secara teknis dan ekonomis sulit untuk
ditambang, sehingga sisa cadangan ini akan ditinggalkan kecuali bila ditemukan
cadangan baru yang feasible pada eksplorasi yang lebih dalam.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 49


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
D. Tahap Pasca Operasi

1. Reklamasi dan Revegetasi Lanjutan

Reklamasi dan revegetasi terus dilaksanakan walaupun kegiatan operasional


tambang telah selesai.Karena reklamasi dan revegetasi merupakan kelanjutan
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap operasi tambang yang masih tersisa,
atau belum selesai. Pekerjaan tersebut berupa penataan timbunan dan
penanaman lahan di areal timbunan tanah penutup dan penataan bekas tambang
seperti pengaturan saluran penirisan dan penangkap sedimen dan tentunya akan
disesuaikan dengan peruntukan lahan (RTRW) Kabupaten Morowali.

Gambar 1.36.Teknik Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang

2. Penanganan Tenaga kerja

Setelah kegiatan operasional pertambangan bijih nikel berakhir, maka


dilakukanpelepasan tenaga kerja. Terhadap tenaga kerja yang dilepas dilakukan
penanganan dengan cara memberikan tenggang waktu pada tenaga kerja yang
akan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) yaitu dengan pendekatan
personal pada jauh hari sebelum PHK diberlakukan. Dengan demikian tenaga
kerja yang akan dilepas telah bersiap-siap mencari pekerjaan baru atau
berwirausaha. Alternatif lain yaitu dengan mempromosikan tenaga kerja yang
berprestasi dan masih dalam usia produktif untuk disalurkan ke proyek sejenis
ditempat lain yang membutuhkan tenaga kerja terdidik, terlatih dan
berpengalaman. Selain itu dengan memberikan bimbingan dan peluang
usaha,yaitu membentuk kelompok untuk membuka lapangan kerja baru, antara
lain dengan modal bersama mendirikan usaha yang dapat menampung tenaga
kerja yang terkena PHK. Proses dan prosedur pelepasan tenaga kerja

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 50


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
akandilakukan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan ketenagakerjaan
yang berlaku.

3. DemobilisasiAlat-Alat Berat

Demobilisasi alat-alat berat antara lain berrupa bulldozer, shovel dozer, xcavator,
dumptruck dan lain-lain yang sudah tidak digunakan pada tahap operasi, akan
dipindahkan untuk keluar dari tapak proyek ke lokasi lain yang membutuhkan.
Alat-alat berat yang jalannya lambat seperti bulldozer, shoveldozer, excavator dan
lain-lain akan diangkut dengan trailer, sedangkan yang dapat bergerak yaitu dump
truck cepat tidak perlu diangkut lagi. Demobilisasi peralatan akan dilakukan
terhadap peralatan yang bergerak seperti alat-alat berat dan kendaraan
pengangkut. Peralatan tersebut akan dipindahkan/diangkut dengan menggunakan
tronton dan dikembalikan ke pemilik peralatan, dan/atau dibawah ke tempat lain
dimana terdapat kegiatan yang akan memanfaatkan peralatan tersebut.

1.1.5 Alternatif-Alternatif yang akan Dikaji dalam ANDAL

Kajian AMDAL sangat terkait dengan studi kelayakan teknis dan ekonomis,
sehingga komponen rencana usaha dan/atau kegiatan harus memiliki beberapa
alternatif, antara lain alternatif lokasi, rancang bangun, proses, tata letak bangunan
atau sarana pendukung. Tujuan dan kajian alternatif dalam AMDAL adalah sebagai
berikut:

1. Memastikan bahwa pertimbangan Lingkungan telah terintegrasi dalam proses


pemilihan alternatif selain faktor ekonomis dan teknis.
2. Memastikan bahwa PT. Oti Eya Abadi dan pengambil keputusan telah
mempertimbangkan dan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan pencemaran
(pollution prevention) dalam rangka pengelolaan lingkungan.
3. Memberi peluang kepada pemangku kepentingan yang tidak terlibat secara
penuh dalam proses pengambilan keputusan, untuk mengevaluasi berbagai
aspek dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dan bagaimana proses dari
suatu keputusan yang akhirnya disetujui.

Dari uraian di atas, maka dalam Studi ANDAL Rencana Penambangan Bijih Nikel
PT. Oti Eya Abadi yang terletak di Desa, Dampala, Siumbatu dan, Lele Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah tidak memiliki kajian
alternatif yang akan dikaji.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 51


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
1.2 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah/Dikaji

Berdasarkan hasil pelingkungan pada Kerangka Acuan (KA), maka ringkasan


dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul akibat Rencana Penambangan Bijih
Nikel PT. Oti Eya Abadi yang terletak di Desa, Dampala, Siumbatu dan, Lele
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah diperoleh
melalui tahapan identifikasi dampak potensial sebagaimana pada Tabel 1.9. Kemudian
dilakukan evaluasi dampak potensi untuk memperoleh dampak penting hipotetik
seperti pada Tabel 1.10.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 52


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 1.9 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Aya Abadi

PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL PASCA OPERASI

Pembangunan jalan angkut bijih

Pengoperasian kantor, bengkel,


Pengupasana dan Penimbunan

Penangan /Pengelolaan Asset


KOMPONEN KEGIATAN

Sosialisasi/Konsultasi Publik

gudang dan mess karyawan


Tanah Pucuk dan Penutup
Penerimaan Tenaga Kerja

Reklamasi dan refegetasi


Penambangan Bijih nikel

Pengangkutan bijih nikel

Pelepasan tenaga kerja


Mobilisasi Peralatan &

Pembangunan Fasilitas

Demobilisasi Peralatan
Pembangunan kolam

Pembersihan Lahan
PengadaanLahan

revegetasi lahan
KOMPONEN

Reklamasi dan
LINGKUNGAN

pengendap
Tambang
Material

lanjutan
nikel
Iklim Mikro X X X X X X
Kualitas Udara (Debu dan Gas) X X X X X X X X X X X X
Kebisingan X X X X X X X X X X X X
GEOFISIK KIMIA

Bentang Lahan X X X X X X
Air Larian X X X X X
Erosi dan sedimentasi X X X X X
Kesuburan Tanah X X X X X
Kualitas Air Permukaan X X X X X X X
Kualitas Air Tanah X
Timbunan limbah B3 X X X
Flora Darat X X X X X
LOGI
BIO

Fauna Darat X X X X X
Biota Perairan X X X X X X X
Kesempatan Bekerja X X
SOSIAL EKONOMI &

Peluang Berusaha X X
Pendapatan Masyarakat/Daerah X X
BUDAYA

Peningkatan Aset Daerah X


Lalu Lintas dan jalan X X X
Konflik Sosial Masyarakat X X
Persepsi masyarakat X X X X X X
Kesehatan Masyarakat X X X X X X X X X X X
KESMAS

Sanitasi Lingkungan X X X X
Kesehatan dan Keselamatan Kerja X X
Keterangan : X = Ada Interaksi antara Komponen Kegiatan dan Komponen Lingkungan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 53


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan hasil evaluasi dampak potensial yang telah dilakukan, maka
dampak-dampak penting hipotetik (DPH) yang dihasilkan dari rencana Penambangan
Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi diuraikan bersadasarkan tahapan kegiatan sebagai
berikut:

A. Tahap Prakonstruksi

1) Sosiali Budaya : Sikap dan Persepsi Masyarakat

B. Tahap Konstruksi

1) Geo-Fisik-Kimia: Bentang lahan, Kualitas Udara, Kebisingan, Erosi dan


Sedimentasi, Kualitas Air

2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan

3) Sosial, Ekonomi dan Budaya: Kesempatan kerja, kesempatan berusaha,


pendapatan masyarakat, proses-roses sosial, sikap dan persepsi masyarakat.

4) Kesehatan Masyarakat: Kesehatan masyarakat, Sanitasi lingkungan

C. Tahap Opersional

1) Geo-Fisik-Kimia: Bentang lahan, Iklim Mikro, Kualitas Udara, Kebisingan, Erosi


dan Sedimentasi, Kualitas Air, Gangguan lalu lintas dan Kerusakan Jalan.

2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan

3) Sosial, Ekonomi dan Budaya: Pendapatan Masyarakat dan Daerah, Proses-


roses sosial, sikap dan persepsi masyarakat

4) Kesehatan Masyarakat: Kesehatan masyarakat, Sanitasi lingkungan

D. Tahap Pasca Operasi

1) Geo-Fisik-Kimia: Perbaikan kualitas air, Hidrologi (penurunan volume limpasan


air permkaan), Penurunan Erosi Tanah,

2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan

3) Sosial, Ekonomi dan Budaya:Sikap dan Persepsi masyarakat

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 54


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 1.10Matriks Hasil Evaluasi Dampak Potensial Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi
PRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASIONAL PASCA OPERASI

Pembangunan jalan angkut bijih

Pengoperasian kantor, bengkel,


Pengupasana dan Penimbunan
KOMPONEN KEGIATAN

Sosialisasi/Konsultasi Publik

gudang dan mess karyawan


Tanah Pucuk dan Penutup
Penerimaan Tenaga Kerja

Reklamasi dan refegetasi


Penambangan Bijih nikel

Pengangkutan bijih nikel

Pelepasan tenaga kerja


Mobilisasi Peralatan &

Pembangunan Fasilitas

Demobilisasi Peralatan
Pembangunan kolam

Pembersihan Lahan

Penanganan Asset
PengadaanLahan

revegetasi lahan
KOMPONEN

Reklamasi dan
LINGKUNGAN

pengendap
Tambang
Material

lanjutan
nikel
Iklim Mikro TDPH TDPH TDPH DPH DPH DPH
Kualitas Udara (Debu dan Gas) TDPH TDPH DPH TDPH DPH DPH DPH DPH DPH TDPH TDPH TDPH
Kebisingan TDPH TDPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH TDPH TDPH TDPH
GEOFISIK KIMIA

Bentang Alam TDPH TDPH TDPH TDPH DPH DPH


Air Larian DPH DPH DPH DPH DPH
Erosi dan sedimentasi TDPH TDPH DPH DPH DPH
Kesuburan Tanah TDPH DPH DPH DPH DPH
Kualitas Air Permukaan TDPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
Kualitas Air Tanah DPH
Timbunan limbah B3 TDPH TDPH DPH
Flora Darat DPH DPH DPH DPH DPH
LOGI
BIO

Fauna Darat DPH DPH DPH DPH DPH


Biota Perairan TDPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
Kesempatan Bekerja DPH DPH
SOSIAL EKONOMI &

Peluang Berusaha DPH DPH


Pendapatan Masyarakat/Daerah DPH DPH
BUDAYA

Peningkatan Asset Daerah TDPH


Lalu lintas dan jalan DPH DPH DPH
Konflik Sosial Masyarakat TDPH
Persepsi masyarakat DPH DPH DPH DPH
Kesehatan Masyarakat TDPH TDPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH TDPH
KESMA

Sanitasi Lingkungan
S

DPH
Kesehatan dan Keselamatn Kerja DPH DPH
Keterangan : DPH = Dampak Penting Hipotetik; TDPH= Bukan Dampak Penting Hipotetik

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 55


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

PRA KONSTRUKSI
1. Survey dan Sosialisasi DAMPAK POTENSIAL
2. Pengadaan Lahan TAHAP PRA KONSTRUKSI
DAMPAK PENTING HIPOTETIK
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
KONSTRUKSI 2. Pendapatan Masyarakat
1. Penerimaan Tenaga Kerja TAHAP PRA KONSTRUKSI
3. Proses-proses Sosial 2. Sikap dan Persepsi Masyarakat
2. Mobilisasi Alat Peralatan/Material
3. Pembangunan Jalan dan drainase TAHAP KONSTRUKSI 3. Proses-proses Sosial
4. Pembangunan Sarana dan Prasarana 1. Perubahan Bentang Lahan
Pendukung Lainnya 2. Perubahan Iklim Mikro TAHAP KONSTRUKSI
3. Kualitas udara 1. Perubahan Bentang Lahan
OPERASI PRODUKSI 2. Penurunan kualitas udara
4. Peningkatan Kebisingan
1. Penerimaan Tenaga Kerja 3. Peningkatan Kebisingan
5. Gangguan hidrologi
2. Proses Penambangan Bjih Nikel 4. Peningkatan Erosi
6. Peningkatan laju erosi
3. Pengangkutan Hasil Tambang 5. Penurunan Kualitas air
7. Penurunan Kualitas air
6. Flora dan Fauna
8. Gangguan Lalulintas
PASCA OPERASI 7. Biota Perairan
1. Penanganan Tenaga kerja 9. Kerusakan Jalan
8. Kesempatan Kerja dan Berusaha
2. Pentupan Proyek ( Reklamasi Lahan dan 10. Flora dan Fauna
9. Pendapatan Masyarakat
Reboisasi) 11. Biota Perairan
10. Sikap dan Persepsi Masyarakat
3. Pembongkaran Fasiltas (Demobilisasi 12. Kesempatan Kerja dan Berusaha
Perlatan) 11. Proses-prose Sosial
13. Pendapatan Masyarakat
12. Kesehatan masyarakat
14. Sikap dan Persepsi Masyarakat
13. Sanitasi Lingkungan
15. Proses-prose Sosial
16. Kesehatan masyarakat
TAHAP OPERASI/PRODUKSI
Identifikasi 17. Sanitasi Lingkungan Evaluasi
Dampak 18. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2. Perubahan Bentang Lahan
Dampak 3. Penurunan kualitas udara
Potensial Potensial
TAHAP OPERASI/PRODUKSI 4. Peningkatan kebisingan
1. Perubahan Bentang Lahan 5. Hidrologi (run off)
2. Penurunan kualitas udara 6. Gangguan lalulintas
3. Peningkatan kebisingan 7. Kerusakan jalan
RONALINGKUNGAN HIDUP 4. Gangguan lalulintas 8. Erosi
5. Kerusakan jalan 9. Kualitas Air
 Komponen Fisik Kimia 6. Hidrologi 10. Limbah B3
 Komponen Biologi 7. Erosi 11. Vegetasi
 Komponen Sosekbud 8. Kualitas Air 12. Biota Perairan
 Komponen Kesehatan Masyarakat 9. Limbah B3 13. Pendapatan/PAD
10. Vegetasi 14. Sikap dan Persepsi masyarakat
11. Biota Perairan 15. Keresahan Masyarakat
12. Pendapatan/PAD 16. Gangguan Kesehatan Masyarakat
13. Sikap dan Persepsi masyarakat
KEGIATAN LAIN 14. KeresahanMasyarakat TAHAP PASCA OPERASI
1. Pemukiman Masyaraka 15. Gangguan Kesehatan Masyarakat 1.Hidrologi
2. Kegiatan Pertambangan 16. Sanitasi Lingkungan 2. Erosi dan Tanah
17. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3. Vegetasi dan Satwa
TAHAP PASCA OPERASI Metode: 4. Sikap dan Persepsi Masyarakat
1. Iklim Mikro  Diskusi AntarPakar
Metode:  Studi Literatur
2. Hidrologi
 Matriks interaksi  Survey Lapang
3. Erosi dan Tanah  Konsultasi publik
 Flowchart
4. Kualitas Air  Analog
 Studi literatur  Penilaian para ahli
5. Vegetasi dan Satwa
 Survey lapang
6. Hilangnya Kesempatan Bekerja
7. Sikap dan Persepsi Masyarakat

Gambar 1.37 Diagram Alir Proses Pelingkupan Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 56


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
1.3 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

1.3.1 Lingkup Wilayah Studi

BataswilayahstudiAMDALRencana PenambanganBijihNikel oleh PT. Oti Eya


AbadidiDesa, Dampala, Siumbatu dan, Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten
Morowali ditetapkandengan
mempertimbangkanbatasproyek,batasekologis,batassosialdan batas
administrasi dengan lingkungansekitarnyamemungkinkanterjadi dampak
pada ruang tertentu, selamaperode waktu tertentu, sertaberpengaruh pada
komponen lingkungantertentu pula.Kriteriayangdigunakan
untukmembatasiruanglingkupstudimeliputi:

1. Batas Proyek

Batasproyek ditetapkanberdasarkanruang dimana rencana kegiatan


akanberlangsung.Batasproyekadalah seluas± 3.350,36 Ha yang terletak
diluar PIPIB(Petaterlampir).

2. Batas Ekologis

Penetapanbatas ekologisdilakukan dengan mempertimbangkanruang


persebarandampak dari rencana kegitan yang akandilaksanakan
menurutmedia transportasimateri.Transportasi materikhususnya bentuk
padat dan cairdiwilayah kegiatan secara potensial akan terdistribusi
melaluimedia air, sementara debu olehgerakan udara (angin). Karena materi
padatdan cairmerupakan material penting sebagai bahan terangkutdalam
mekanismealirandan persebarandampakdalam studi ini.Batas Batas
ekologis pada studi ini akan mencakup pembatas topografi berupa
SungaiDampala, Sungai Siumbatu dan DAS Tula, punggung bukit dan
pegunungan yang terletak di dalam lokasi tapak proyek yaitu di Kecamatan
BahodopiKabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

3. Batas Sosial

Batassosialditetapkanberdasarkanpertimbanganruang disekitarlokasi
kegiatan yang merupakantempat berlangsungnyaberbagai kegiatan
interaksisosialyang mengandungnorma dannilaiyang sudah mapan
termasuksistemdan struktursocialsesuaidengan prosesdinamika sosial
kelompokmasyarakatyang diperkirakanakan terkena dampakakibat

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 57


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
kegiatan rencana penambanganbijih nikeldan mineral pengikutnya (peta
terlampir).

Berdasarkanpertimbangantersebutdiatasmaka batassosial dalamstudi ini


mencakup kelompoksosialmasyarakatyang secara umum telah
mengalamiproses sosialisasi danberintegrasi dengansuku-suku
pendatang yangadadiKabupatenMorowali.

4. Batas Administrasi

Secaraadministrasi wilayahstuditerletakdiKecamatanBahodopi Kabupaten


Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

Bataswilayah studimerupakanresultantedari keempat perimbangandi atas


yang penetapannyalebih lanjut mempertimbangkankemampuan seperti,
waktu, tenaga ahli dan metode telaahan. Berdasarkan pertimbangan tersebut
di atas maka batas wilayah studi AMDALPenambanganBijihNikel PT. Oti Eya
Abadisebagaimana peta terlampir.

1.3.2 Batas Waktu Kajian

Dalam proses pelingkupan batas waktu kajian yang dirancang untuk kurun 1
tahun, dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan, sosial-
ekonomi masyarakat dan yang akan mengalami perubahan cepat, terkait
berbagai kegiatan penambangan bijih nikel. Penentuan batas waktu kajian akan
dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona
lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan atau kegiatan atau dengan adanya
rencana usaha atau kegiatan.Hasil perkiraan dan evaluasi didasarkan atas
perbandingan dinamika atau kecenderungan perubahan lingkungan 5 tahun
kedepan bila tanpa adanya kegiatan atau dengan adanya rencana kegiatan.

a. Penetapan Tahun yang Digunakan untuk Prakiraan dan Evaluasi Dampak

Berdasarkan rencana kegiatan, maka tahap konstruksi diprakirakan


berlangsung sampai tahun 2018 dan operasional penambangan bijih nikel
pada akan dimulai pada tahun 2018 atau 2019.

b. Rentang Waktu Dimana Dampak Diperkirakan Terjadi

Rentang waktu dimana dampak diperkirakan terjadi akibat adanya rencana


kegiatan dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan, sosial-

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 58


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
ekonomi masyarakat yang akan mengalami perubahan yang cepat terkait
berbagai kegiatan Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali diperlihatkan pada Tabel1.11. Angka rentang waktu
diambil berdasarkan lamanya dampak berlangsung pada setiap tahap
kegiatan (pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi).

Tabel1.11 Rentang Waktu Dampak Akan Terjadi pada Penambangan Bijih Nikel
PT. Oti Eya Abadi

Rentang
No. Tahapan Kegiatan Dampak Penting Hipotetik Waktu
(thn)
Tahap Pra Konstruksi
1. - Sosialisasi Timbulnya perspsi positif atau 1 Tahun
- Pembebasan Lahan negatif

Tahap Konstruksi
A. Fisik-Kimia
1. - Mobilisasi perlatan dan Material Penurunan Kualitas Udara 2 Tahun

2. - Mobilisasi perlatan dan Material Peningkatan Kebisingan 2 Tahun

3. - Pembangunan Jalan dan drainase Perubahan bentang lahan 2 Tahun

4. - Pembangunan Jalan dan drainase Peningkatan laju erosi dan 1 Tahun


- Pembangunan sarana prasarana sedimentasi
pendukung
5. - Pembangunan Jalan dan drainase Penurunan kualitas air 1 Tahun
- Pembangunan sarana prasarana
pendukung
B. Biologi
1. - Pembangunan Jalan dan drainase Berkurang keanekaragaman 2 Tahun
dan hilangnya jenis vegetasi
2. - Pembangunan Jalan dan drainase Gangguan habitat satwa 2 Tahun

3. - Pembangunan Jalan dan drainase Penurunan populasi dan 2 Tahun


- Pembangunan sarana prasarana keanekragaman biota air
pendukung (plankton dan bentos)

C. Sosial, Ekonomi dan Budaya


1. - Penerimaan Tenaga Kerja Peluang kerja dan berusaha 1 Tahun

2. - Penerimaan Tenaga Kerja Peningkatan Pendapatan 1 Tahun


Masyarakat

3. - Penerimaan Tenaga Kerja Proses-proses Sosial 1 Tahun

4. - Penerimaan Tenaga Kerja Timbulnya perspsi masyarakat 1 Tahun

D. Kesehatan Masyarakat

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 59


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
1. - Mobilisasi peralatan dan material Gangguan Kesehatan 1 Tahun
masyarakat

2. - Pembangunan sarana prasarana Sanitasi lingkungan (limbah) 1 Tahun


pendukung
Tahap Operasi
A. Komponen Fisik-Kimia
1. - Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Perubahan Bentang lahan 1 Tahun

2. - Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Perubahan Iklim Mikro 1 Tahun


- Reklamasi Lahan dan Reboisasi
3. - Pengangkutan Hasil Tambang Penurunan Kualitas Udara dan 1 Tahun
peningkatan kebisingan

4. - Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Peningkatan laju erosi dan


sedimentasi. 1 Tahun
- Reklamasi Lahan dan Reboisasi Penurunan Laju Erosi

5. - Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Penurunan Kualitas air 2Tahun

6. - Pengangkutan Hasil Tambang Gangguan lalu Lintas 2 tahun

7. - Pengangkutan Hasil Tambang Kerusakan Jalan 2 Tahun

8. - Reklamasi Lahan dan Reboisasi Perbaikan Hidrologi 2 Tahun

B. Komponen Biologi
1. - Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Berkurang keanekaragaman
dan hilangnya jenis vegetasi
1 Tahun
- Kegiatan Reklamasi lahan dan Peningkatan kerapatan dan
Reboisasi keanekaragaman vegetasi

2. - Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Gangguan terhadap satwa


1 Tahun
- Kegiatan Reklamasi lahan dan Perbaikan habitat satwa
Reboisasi
C. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
1. - Kegiatan Penambangan Bijih Nikel Peningkatan pendapatan 1 tahun
masyarakat dan Daerah

2. - Pengangkutan Hasil Tambang Perubahan persepsi 1 Tahun


masyarakat

D. Komponen Kesehatan Masyarakat


1 - Pengangkutan Hasil Tambang Gangguan Kesehatan 2 Tahun
masyarakat

Tahap Pasca Operasi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 60


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
A. Komponen Fisik-Kimia
1. - Pembongkaran Fasilitas, Perbaikan Hidrologi 1 Tahun
Reklamasi Lahan dan Reboisasi (penurunan run off)

2. - Pembongkaran Fasilitas, Penurunan Laju Erosi dan 1 Tahun


Reklamasi Lahan dan Reboisasi Sedimentasi dan Bentang
Lahan
B. Komponen Biologi
1 - Pembongkaran Fasilitas, Perbaikan Vegetasi dan 1 Tahun
Reklamasi Lahan dan Reboisasi Habitat Satwa

C. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


1 - Penanganan Tenaga Kerja Sikap dan Persepsi 1 Tahun
- Pembongkaran Fasilitas, Masyarakat
Reklamasi Lahan dan Reboisasi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi I - 61


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
PT. OTI EYA ABADI

DESKRIPSI
BAB 2 RINCI RONA
LINGKUNGAN
HIDUP AWAL

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 0


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
BAB 2
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
2.1 Komponen Lingkungan Terkena Dampak
2.1.1 Komponen Geo-Fisik-Kimia
1) Iklim
Berdasarkan data curah hujan yang dikumpulkan pada stasiun pengamatan
iklim di Kabupaten Morowali (tahun 2012-2016) diperoleh keterangan bahwa
rata-rata jumlah curah setiap tahun adalah 3338,58 mm. Curah hujan tahunan
tertinggi sebesar 4073,7 mm pada tahun 2012, dan curah hujan tahunan
terendah 2475,8 yang terjadi pada tahun 2016. Curah hujan rata-rata bulanan
tertinggi sebesar 563,22 mm yang terjadi pada bulan juli, sedangkan curah
hujan rata-rata bulanan terendah hanya 96,64 mm yang terjadi pada bulan
Nopember. Demikian juga kejadian hari hujan, dengan jumlah hari turun hujan
tertinggi pada bulan juni yaitu 17,8 hari, sedangkan jumlah hari hujan terendah
pada bulan Oktober yang hanya 6 hari. Data curah hujan dan jumlah hari hujan
5 tahun (2012-2016) terakhir di kabupaten Morowali selengkapnya disajikan
pada Tabel 2.1 sedangkan grafik variasi curah hujan bulan dan variasi hari
hujan bulan di Kabupaten morowali disajikan pada Gambar 2.1 dan Gambar
2.2.

1000.0
900.0
800.0
CURAH HUJAN

700.0
600.0
500.0
400.0
300.0
200.0
100.0
0.0
Apr-12

Apr-13

Apr-14

Apr-15

Apr-16
Oct-12

Oct-13

Oct-14

Oct-15

Oct-16
Jan-12

Jan-13

Jan-14

Jan-15

Jan-16
Jul-12

Jul-13

Jul-14

Jul-15

Jul-16

BULAN

Gambar 2.1 Variasi Curah Hujan Bulanan Kabupaten Morowali

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 1


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
30
25
HARI HUJAN

20
15
10
5
0
Oct-12

Oct-13

Oct-14

Oct-15

Oct-16
Jul-12

Jul-13

Jul-14

Jul-15

Jul-16
Apr-12

Apr-13

Apr-14

Apr-15

Apr-16
Jan-12

Jan-13

Jan-14

Jan-15

Jan-16
BULAN

Gambar 2.2 Variasi Hari Hujan Bulanan Kabupaten Morowali

Berdasarkan Hasil perhitungan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson


(Sitaniapessy, 1984), wilayah penelitian memiliki nilai Q sebesar 8% atau
termasuk tipe iklim A (basah).

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 2


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 2.1. Data Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Pengamatan Curah Hujan Kabupaten Morowali
Periode Tahun 2012 – 2016

BULAN
TAHUN CH/HH
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 247.2 279.9 265.2 266.8 542.3 679.2 857.6 366.7 106.9 22.1 132.5 307.3
2012
HH 22 17 18 18 19 19 22 18 5 6 5 12
CH 416.4 171.9 303.1 272.0 225.5 224.5 742.0 575.0 267.7 129.4 133.3 128.4
2013
HH 12 12 10 15 9 15 22 19 11 7 12 17
CH 190.4 98.5 129.4 300.5 155.6 554.9 253.4 610.4 80.2 149.2 46.2 393.2
2014
HH 14 10 14 16 13 20 12 16 4 7 4 15
CH 296.3 401.5 339.7 286.5 561.2 780.4 560.7 74.7 24.5 125.1 66.6 75.1
2015
HH 10 12 16 14 16 26 17 15 5 5 4 7
CH 72.9 160.9 161.9 312.9 39.5 405.5 402.4 292.5 142.9 129.8 104.6 250.0
2016
HH 10 12 16 14 16 26 17 15 5 5 4 7
Keterangan : CH = Curah hujan; HH = Hari hujan

Sumber : Stasiun Pengamatan Curah Hujan di Kabupaten Morowali 2017.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 3


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
2) Kualitas Udara dan Kebisingan
a) Kualitas Udara

Data hasil pengukuran kegiatan dilokasi sekitar diperoleh melalui data Kualitas
udara PT. Oti Eya Abadi. Hasil penelusuran data sekunder yang bersumber
dari Laporan Pelaksanaan kegiatan analis dampak lingkungan PT. Oti Eya
Abadi. di lokasi tapak proyek, diketahui bahwa kondisi rona awal kualitas udara
dan kebisingan masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.

Pada Tabel 2.2, menunjukkan bahwa parameter Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur
Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Timah Hitam (Pb), dan Partikel
Tersuspensi (TSP), masih di bawah baku mutu Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1999.

Tabel 2.2. Data Hasil Analisis Kualitas Udara Kegiatan Sekitar


PT. Oti Eya Abadi
Hasil
Lokasi Lokasi Baku
No Parameter Satuan Lokasi
Rencana Jalan Mutu
Pemukiman
Pertambangan Akses
μg/Nm
3
1Sulfur Dioksida, SO2 58,14 61,18 71,65 900
Karbon Monoksida,
μg/Nm
3
2 169,35 177,29 180,33 30.000
CO
Nitrogen Dioksida,
μg/Nm
3
3 38,12 42,29 46,18 400
NO2
μg/Nm
3
4 Oksidan, O3 43,77 47,19 48,27 235
μg/Nm
3
5 Debu, Partikulat 8,13 7,87 7,23 230
μg/Nm
3
6 Timbal, Pb <0,11 <0,11 0,13 2
Sumber: Data Primer, 2017

b) Kebisingan

Demikian pula dengan tingkat kebisingan masih berada di bawah baku sesuai
Kep. Men.LH. No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan untuk
fasilitas industri umum, dan permukiman. Hasil pengukuran kebisingan
menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di lokasi PT. Oti Eya Abadi, berada di
bawah Nilai Ambang Batas (NAB). Berdasarkan hasil konversi skala kualitas
lingkungan (SKL) terhadap kebisingan, maka diperoleh hasil SKL di lokasi studi
adalah 4 dan 5.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 4


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 2.3. Hasil Pengukuran Kebisingan di lokasi dan sekitar lokasi
Kegiatan
Hasil BML *
No Lokasi SKL
Pengukuran (dBA)
1. Lokasi Kawasan Rencana Pertambanangan 56,30 70 4

2. Lokasi Rencana jalan Akses Ke Lokasi 54,00 70 4

3 Lokasi Pemukiman 48,90 55 4

Sumber: Data Primer, 2017


Keterangan :* = Baku mutu kebisingan berasarkan Kep. Men. LH No. 48

3) Morfologi Areal Rencana Penambangan

Wilayah studi memiliki morfologi yang bervariasi, namun morfologi dominan


adalah berbukit bergelombang miring dengan prosentase luasan 62%, berbukit
tersayat tajam 27%, miring landai dan pegunungan tersayat tajam masing-
masing berkisar 5% dan 3%. Berdasarkan bentukan dan sebaran tonjolan di
lokasi studi dapat dijelaskan bahwa perbukitan di wilayah ini relatif tidak terpola,
tidak berorientasi tertentu, hal mana merefleksikan homogenitas litologi di
wilayah studi yang litologi ini didominasi oleh batuan ultrabasa.

Pengamatan lapangan dan analisa topografi menunjukkan adanya pola aliran


sungai dendritik yang terbentuk di sekitar wilayah perbukitan. Pola ini terbentuk
terkait dengan jenis batuan yang relatif homogen di sekitar dan di wilayah
rencana penambangan. Pola lain yang terbentuk adalah radial, dimana
pengaliran terjadi di lembah-lembah dan pada bukit dan perbukitan yang tersebar
dan memanjang di wilayah studi. Bentuk pola aliran ini juga dikontrol adanya
struktur-struktur lembah-lembah. Sungai-sungai umumnya berstadia muda
dengan penampang umum "V" dengan kekerasan batuan yang relatif menengah
sampai tinggi.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 5


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Gambar. 2.3 Bentuk topografi wilayah studi yang menunjukkan variasi
kelerenganbergelombang, perbukitan dan pegunungan serta bentuk pola
aliran sungai dominan dendritik pegunungan. Blok warna kuning adalah
areal yang prospek (Sumber: Lap. Geologi PT. Oti Eya Abadi)

4) Geologi Wilayah Studi

 Mendala Geologi

Secara regional, wilayah studi di Kawasan Dampala, Bahomotefe, Bahodopi,


Bungku Timur dan sekitarnya relatif terdapat di bagian timur Pulau Sulawesi
yang merupakan bagian dari Mendala Geologi Sulawesi Timur.

Di Pulau Sulawesi itu sendiri terdapat tiga Mendala Geologi, yang


merepresentasikan interaksi tiga lempeng utama, yaitu Lempeng Indo-Australia,
Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia. Ketiga Mendala Geologi tersebut
adalah :

1. Mendala Geologi Sulawesi Barat


2. Mendala Geologi Sulawesi Timur
3. Mendala Geologi Banggai-Sula

Mendala Geologi Sulawesi Barat dicirikan oleh Batuan Plutonik dan Vulkanik
berumur Tersier yang sebagian masih aktif di bagian utara mendala ini. Selain
itu mendala ini juga mencakup Sedimen Flysch tebal yang berumur Kapur-
Eosen, serta Batuan Alas Metamorfik dan Plutonik yang merupakan bagian dari

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 6


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Paparan Sunda. Batuan yang terbentuk di bagian tengah mendala ini adalah
Formasi Latimojong, Batuan Vulkanik Tineba, Tufa Rampi dan intrusi granit
Kambuno. Letak mendala ini membentang dari wilayah utara Sulawesi sampai
di bagian selatan Sulawesi Selatan.

Mendala Geologi Ofiolit Sulawesi Timur, relatif terdapat di bagian tengah Pulau
Sulawesi, dicirikan oleh sebaran batuan ultrabasa, batuan metamorf dan batuan
sedimen karbonatan. Batuan ultrabasa sebagian besar harzburgite, dunite,
wherlite, pyroxenite, gabbro, dolerite, trondjhemite, anorthosite, norite, troctolite.
Sekuen ophiolite berkembang sangat baik di bagian utara lengan timur
Sulawesi. Kompleks Pompangeo disusun oleh sekis, grafit, batusabak, genes,
serpentinit, kuarsit, batugamping malih dan setempat breksi. Batugamping
malih terdiri marmer dan batugamping terfoliasi. Batuan sedimen karbonatan
dari Formasi Matano disusun oleh batugamping hablur, kalsilutit, argilit dan
serpih serta sisipan rijang dan batusabak.

Regional Platorm Banggai-Sula direpresentasikan oleh sekuens formasi


sedimen yang terdiri dari Formasi Tokala yang berumur Trias, Formasi Nanaka
dan Formasi Tetambahu yang berumur Jura Akhir , Formasi Lere (Paleosen –
Eosen Awal) dan Formasi Salodik yang diendapkan pada Eosen – Oligosen.

Diatas ketiga mendala diatas, pada akhir Miosen Tengah sampai Pliosen
terjadi pengendapan sedimen yang membentuk batuan molase, masing-masing
membentuk batuan Formasi Bongka dan Formasi Tomata di bagian timur dan
Molase Sulawesi di bagian barat. Juga, terjadi intrusi granit di Mendala
Sulawesi Barat.

 Stratigrafi dan Litologi

a. Batuan Ultrabasa

Batuan ultrabasa ini berupa peridotit, hazburgit dan serpentinit dengan


intensitas pelapukan bervariasi, dan proses oksidasi yang cukup intensif,
memperlihatkan warna coklat kehitaman dengan dominasi mineral piroksin
dan serpentin,. Pada satuan batuan ini mengalami perekahan(fracturing) yang
kuat dandiduga telah pula mengalami pensesaran (faulting) yang
mengakibatkan adanya punggungan punggungan perbukitan. Dalam satuan
batuan ini berkembang cukup baik proses laterisasi terutama di bagian tengah
blok kp bagian timur. Satuan ini meliputi luasan wilayah KP sekitar 85%.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 7


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
b. Satuan Batuan Sedimen

Satuan ini terdiri dari perselingan batupasir, batulanau dan batulempung dan
konglomerat. Secara fisik batuan-batuan ini tidak terlalu kompak cenderung
sedang sampai lunak. Perlapisan batuan tidak signifikan namun dapat diamati
dari perselingan lapisan di wilayah sungai, dengan jurus lapisan teramati
berarah tenggara-baratlaut dan timurlaut-baratdaya dengan kemiringan
bervariasi 5o - 40o. Sebaran batuan ini menyusun sekitar 9% dari total luas
areal KP, dan secara regional merupakan bagian dari Formasi Tomata.

c. Aluvial

Litologinya adalah lumpur, lempung, lanau, pasir, kerikil dan kerakal; berupa
endapan sungai dan rawa. Sebaran utama di lokasi studi adalah di sekitar
wilayah aliran singai. Tebal satuan mencapai 3 m.

5) Struktur Geologi dan Kegempaan

Struktur geologi yang terdapat di wilayah ini adalah, lipatan, kekar dan sesar.
Jenis sesar yang dapat dikenali berupa sesar sungkup, sesar turun/vertikal dan
sesar mendatar. Adapun sesar utama yang dapat dikenal adalah sesar
sungkupMatano yang berarah tenggara-baratlaut dan sesar geser Lasolo yang
berarah sinistral. Adapun sesar-sesar lainnya berupa sesar-sesar vertikal yang
cukup banyak di wilayah regional. Orientasi struktur-struktur ini meskipun
memiliki perbedaan namun memperlihatkan orientasi umum timurlaut-baratdaya.

Pada tubuh batuan, struktur yang teramati adalah struktur-struktur kekar dengan
orientasi beragam baik pada satuan ultrabasa ataupun pada batuan sedimen
klastik. Berdasarkan bentuk topografi dan kondisi singkapan pada batuan
diinterpretasikan bahwa terdapat jalur-jalur patahan lokal dan diindikasikan
bahwa struktur ini merupakan patahan normal vertikal.

Struktur geologi lainnya yang sangat umum dan terdapat pada hampir semua
batuan adalah struktur kekar. Arah pengkekaran umumnya tidak beraturan,
kecuali pada zone-zone yang dekat dengan struktur utama.

Peta geologi yang menunjukkan jenis litologi dan orientasi struktur ini
diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 8


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Rencana Lokasi

Gambar 2.4 PETA GEOLOGI


WILAYAH RENCANA LOKASI IUP PT. OTI di DAMPALA DAN
SEKITARNYA. (Ref. Simanjuntak dkk, 1993 dan Survei lapangan, 2017)

Qal Aluvial
Garis Patahan Vertikal

Tmpt Formasi Tomata


Garis Sesar Naik
Ku Batuan Ultrabasa
`Sungai

Kegempaan

Struktur aktif yang terdapat didaerah ini adalah sesar naik, sesar geser, sesar
sungkup dan sesar turun. Sesar Matano dan sesar Palu-koro merupakan sesar
utama ke arah barat laut – tenggara dan menunjukkan gerak mengiri. Diduga
kedua sesar ini terbentuk sejak Oligosen dan bersambungan dengan sesar
Sorong sehingga merupakan satu sistem sesar transform serta diduga masih
aktif sampai sekarang. Sesar lain yang lebih kecil berupa tingkap pertama dan
atau kedua yang terbentuk bersamaan atau setelah sesar utama tersebut.

Di sepanjang sesar Palu-Koro telah diketahui kemungkinan kejadian pada rata-


rata 38 ± 8 milimeter per tahun. Titik-titik pusat gempa bumi yang terjadi selama

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 9


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
abad ke 20 di sekitar sesar Palu-Koro kearah sesar Matano ditunjukan pada
tabel dan gmbar di bawah ini.

Tabel 2.4 Gempa dengan magnitude diatas 6,0 yang Terjadi Pada
Daerah Sesar Palu – Matano
Latitude Langitude Besaran
Tanggal
(derajat) (derajat) (Mw)
18 Agustus 2012 1,21N 120,08E 6,2
24 Januari 2005 -1,03S 119,99E 6,2
12 Mei 1998 0,21N 119,58E 7,2
05 November 1980 -2.79S 122,05E 6,0
14 Agustus 1968 0.06N 119,71E 6,4
07 Juni 1968 -1,88S 120,12E 6,2
19 Mei 1938 -1,00S 120,00E 7,5
13 Februari 1924 -2,50S 122,00E 6,5
Sumber : BMKG Palu, 2017

Pada gambar dibawah ini diperlihatkan sebaran titik-titik pusat gempa baik
gempa dangkal, sedang dan dalam di wilayah P. Sulawesi. Dari gambar
dibawah ini dapat dilihat bahwa lokasi rencana kawasan terletak relatif
dekat dengan jalur kegempaan yaitu patahan Matano.

Dari gambar dibawah ini dapat dilihat bahwa lokasi rencana penambangan
terletak relatif dekat dengan jalur kegempaan yaitu patahan Matano.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 10


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Lokasi Studi

Gambar 2.5 Sebaran titik-titik pusat gempa di Sulawesi bagian utara dan
tengah.

Sumber : BMG Palu (2017)

Sedangkan untuk kebutuhan perencanaan konstruksi sipil yang akan


memperhitungkan aspek kegempaan, rencana lokasi kawasan terletak pada
di sekitar zona dengan nilai akselerasi gempa dapat mencapai 0,6 g,
sebagaimana diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 11


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Ref. Peta Hazard Gempa Indonesia Kementerian PU, 2010)

Gambar 2.6. Peta Zonasi Gempa Indonesia (untuk wilayah studi nilai percepatan
gempa di batuan dasar 0,4 - 0,6 g).

6) Kondisi Geoteknik

a. Sifat Fisik Tanah

Pengamatan lapangan pada profil tanah untuk wilayah yang direkomendasi


untuk kawasan IUP dan sekitarnya , diketahui tebal tanah penutup bervariasi
kurang dari 1 meter sampai dengan lebih dari 4 m. Pada umumnya
memperlihatkan pelapukan residual dari batuan ultrabasa, batuan sedimen
berlapis semu berupa konglomerat batupasir dan batulanau dan batulempung.
Sebagian masih menyisakan massa batuan asli sedangkan sebagian sudah
dalam bentuk tanah residual, dengan warna pelapukan ultrabasa relatif
kemerahan.

Lapisan penutup berwarna abu-abu terang sampai dengan tanah kemerahan,


komposisi ukuran butir dominan pasir halus, lanau dan lempung dengan
fragmen berupa kerikil dan kerakal batugamping dan ultrabasa.Ukuran lanau
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 12
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
lebih dominan daripada lempung. Plastisitas tanah relatif rendah menunjukkan
sifat hasil pelapukan tanah kelanau kepasiran dan kelempungan.

b. Sifat Teknis Tanah

Dari survey lapangan terkait struktur dan ukuran butir tanah pada lokasi
wilayah studi, dapat dijelaskan bahwa jenis tanah berdasarkan klasifikasi The
Unified Soil Classification System; tanah diwilayah studi didominasi oleh
tanah jenis CM (lanau kepasiran) dengan tingkat plastisitas yang rendah.

Berdasarkan hasil identifikasi tersebut maka dapat dibuatkan suatu analisis


pendekatan terhadap fisik dan mekanis tanah sebagai berikut :

Daya Dukung Tanah Dasar

Daya dukung adalah kemampuan tanah untuk menahan tekanan atau beban
bangunan pada tanah dengan aman tanpa menimbulkan keruntuhan geser
dan penurunan berlebihan. Dalam bagian ini daya dukung tanah yang ditinjau
dibedakan atas daya dukung tanah dasar untuk pondasi bangunan dan tanah
untuk konstruksi perkerasan jalan.

 Daya dukung tanah dasar jalan dan pondasi bangunan

Pondasi adalah bangunan bawah permukaan yang dapat dikelompokkan


sebagai pondasi dangkal, pondasi dalam, dan bangunan penahan yang
menyalurkan beban dari bangunan ke lapisan tanah di bawahnya.

Untuk analisis daya dukung dapat dibedakan antara tanah kohesif dan
tanah nonkohesif sebagai berikut:

a) Tanah kohesif (umumnya tanah berbutir halus): Kuat geser tanah


berkisar dari rendah sampai tinggi dalam kondisi tidak terkekan dan
jika kondisi udara kering bergantung pada karakteristik khusus. Tanah
berbutir halus berciri kedap dibandingkan dengan tanah nonkohesif
(berbutir kasar).

b) Tanah nonkohesif (umumnya tanah berbutir kasar) terbentuk dari


material butiran atau berbutir kasar dengan ukuran butiran terlihat
secara visual dan mempunyai kohesi atau adhesi yang rendah antar
butiran. Tanah ini mempunyai kuat geser kecil atau tidak ada sama
sekali jika keadaan kering dan tanah tidak terkekang, dan kohesinya
kecil atau tidak ada sama sekali jika keadaan terendam.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 13


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
 Daya dukung tanah dasar jalan

Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan
diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas
dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan
tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan
daya dukungnya (CBR).

Apabila tidak ditentukan lain dalam Gambar, nilai CBR minimum yang
diharuskan untuk subgrade pada pekerjaan perkerasan jalan adalah
sebesar 6 %.

Hasil survey lapangan menunjukkan bahwa batuan/tanah di lokasi studi


dimana konstruksi bangunan dan prasarana jalan diletakkan merupakan
tanah dan batuan dari Formasi Tomata. Secara fisik tanah ini relatif stabil
dan bukan tanah ekspansif. Potensi penurunan relatif rendah untuk jenis
struktur batuan dan tanah di lokasi studi. Hal penting yang harus dicermati
adalah adanya potensi longsoran tebing pada pemotongan tebing pada
batuan/tanah granular, terutama akibat mudah terurainya material jika
dalam kondisi basah

Sebagai material tanah dasar, berdasarkan klasifikasi dari sifat fisik dan
mekanis tanah dan merujuk pada “Guide for Estimating Subgrade
Strengths,AASHTO, 1993 Spectra Soil Strength Design,1998” dapat
diestimasi nilai CBR tanah dasar yang ada 6- 10%.

 Daya dukung tanah untuk pondasi bangunan

Kemampuan tanah dalam mendukung bangunan diatasnya sangat


ditentukan oleh Daya Dukung Lapisan Tanah. Pondasi merupakan bagian
bawah bangunan, merupakan bagian yang paling penting dari sistem
rekayasa konstruksi yang bertumpu pada tanah, dan merupakan bagian
paling bawah yang berhubungan langsung dengan tanah atau batuan.
Parameter atau dasar penilaian untuk daya dukung adalah nilai
penurunan yang terjadi pada tanah dibawah pondasi. Nilai penurunan ini
sangat tergantung pada jenis tanah dan besarnya beban yang terdapat
diatasnya.

Pengamatan lapangan baik di permukaan maupun pada tebing sungai


dan pengamatan pada bekas-bekas galian serta formasi geologi
menyusun menunjukkan bahwa jenis tanah yang terdapat di wilayah studi
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 14
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
bukan tanah compresible atau rawan penurunan tapi merupakan tanah
pasir lanauan, lanau lempungan dan bercampur juga dengan fragmen-
fragmen gravel sampai bongkah.

c. Kemantapan Lereng dan Longsoran

Dalam pembangunan pada wilayah-wilayah yang berlereng, masalah


kemantapan lereng akan diketemukan pada penggalian galian untuk tambang
dan konstruksi, kolam untuk cadangan air kerja, tempat penimbunan limbah
buangan (tailing disposal), penimbunan bijih (stockyard), dan pemotongan
lereng untuk jalan akses dan jalan tambang.

Apabila lereng-lereng yang terbentuk sebagai akibat dari proses


penambangan (pit slope) maupun yang merupakan sarana penunjang operasi
ataupun keamanan transportasi penambangan (jalan) tidak stabil, maka akan
mengganggu kegiatan produksi.
Sebagian wilayah studi, terutama yang terletak di bagian utara, barat dan
baratdayapada umumnya memiliki ketidakmantapan lereng atau rawan terjadi
longsoran terutama dilihat dari keadaan topografi dengan kemiringan yang
curam yaitu 20% - 40 %.
Berdasarkan kondisi geologi dan morfologi batuan setempat umumnya tanah
di wilayah studi bersifat erosif karena jenis tanahnya sebagian tidak
tersementasi yang didominasi oleh lanau kepasiran yang bercampur sebagian
dengan kerikil, dengan kadar lempung rendah, yang berarti mengindikasikan
nilai kohesi tanah cukup kecil. Dalam keadaan jenuh air jenis tanah yang
demikian sifatnya sangat erosif dan mempunyai kekuatan geser kecil dan
mudah longsor.

Kondisi erosif ini akan meningkat dengan kondisi iklim diwilayah studi dan
pengaruh aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk perkebunan,
pemotongan dan penggalian pada lereng tanpa perhitungan untuk
pertambangan tradisional.

Penanggulangan ketidakmantapan lereng dan longsoran dapat dilakukan


pembuatan bangunan penahan tanah pada lokasi pembuaatan bak
penampung air kerja, bak penampung untuk tailing. Untuk daerah/lokasi yang
dilewati jalan padai sisi kiri kanan jalan kemiringan lerengnya harus ditata
dengan baik, saluran samping dan drainse diperkeras agar tidak mudah
tergerus.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 15


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
7) Hidrologi dan Kualitas Air
A. Analisis Curah Hujan dan Intensitas

Data diperoleh dari alat ukur curah hujan dari Blok PT.OEA. Data tersebut,
memperlihatkan selama rentang waktu sepuluh tahun, curah hujan maksimum
sebesar 334,35 mm (Tahun 2016), dengan rata-rata 10,21 hari hujan per bulan.
Data-data tersebut akan diolah untuk memperoleh curah hujan rencana dan
intensitas hujan.
Besarnya intensitas hujan dalm 1 jam dihitung dengan cara Partial Series, yaitu
data curah hujan dalam satu jam dan mencari nilai ambangnya, kemudian
perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan Distribusi Gumbell. Tetapi
karena tidak terdapatnya data curah hujan durasi pendek (1 jam), maka
perhitungan intensitas hujan satu jam dilakukan dengan menggunakan rumus
Mononobe sebagai berikut:
R24 24 2 / 3
I= ( )
24 t

Dimana R24 adalah curah hujan rencana dalam 24 jam (1 hari). Berdasarkan
analisis, curah hujan rencana dalam sebulan sebesar 334,35 mm/bulan. Jumlah
hari hujan rata-rata adalah sebanyak 10,21 hari. Maka curah hujan rencana
perhari adalah:

Xt = (334,35 /10,21) = 32,74 mm/hari

Dengan demikian besarnya intensitas hujan tiap jam (I) adalah :

32,74 24 2 / 3
I= ( ) = 11,35 mm/jam.
24 1

B. Sumber dan Debit Air Tambang

1) Debit Air Limpasan

Air limpasan (surface run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di
atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau maupun laut. Aliran tersebut
terjadi karena air hujan yang mencapai permukaan tanah tidak terinfiltrasi
akibat intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi atau faktor lain, seperti
kemiringan lereng, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi.
Disamping itu berasal dari air hujan yang telah masuk ke dalam tanah
kemudian keluar lagi ke permukaan tanah dan mengalir ke bagian yang lebih
rendah.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 16


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Sebelum dilakukannya perhitungan beberapa hal menjadi pertimbangan
sebagai variable analisis, yaitu :
1. Luas Daerah Tangkapan Hujan dan Pit Penambangan
Berdasarkan area potensi cadangan dan dengan pertimbangan lereng
bukaan taambang, maka luas rencana bukaan tambang seluas 189,06 Ha.

2. Koefisien Limpasan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga koefisien limpasan,
antara lain kondisi permukaan tanah, luas daerah tangkapan hujan,
kemiringan permukaan tanah dan lain-lain. Tiap-tiap permukaan tanah
(surface) mempunyai koefisien limpasan berbeda-beda, dan secara umum
dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Koefisien Limpasan


Koefisien
Macam Permukaan
Limpasan
Lapisan batubara (coal seam) 1,00
Jalan pengangkutan (haul road) 0,90
Dasar pit dan jenjang (pit floor & bench) 0,75
Lapisan tanah penutup (fresh overburden) 0,65
Lapisan tanah penutup yang telah ditanami
0,55
(revegetated overburden)
Hutan (natural rain forest) 0,50

Nilai koefisien limpasan (C) untuk keperluan rancangan penyaliran air


tambang diambil 0,75.
3. Kondisi Akuifer
Melihat kondisi batuan seperti tersebut diatas, maka keterdapatan akuifer di
daerah studi dimungkinkan pada zona lapukan seperti pada lapisan limonit
(laterit nickel) sebagai airtanah dangkal. Di daerah perbukitan, kondisi
airtanah airtanah dangkal ini termasuk berpotensi rendah, sedangkan di
daerah pedataran yang tersusun oleh aluvium memiliki potensi sedang
sampai tinggi. Kedalaman muka air tanah di pedataran berkisar < 1 – 4 m di
bawah rata tanah setempat.

Didasarkan atas kondisi tersebut diperkirakan tidak terdapat akuifer yang


berarti pada zona laterit nikel.

Dalam memperhitungkan debit air limpasan memerlukan beberapa asumsi


untuk mempermudah perhitungan, sehingga hasil perhitungan bukan
merupakan angka mutlak.Metode yang dianggap baik untuk menghitung

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 17


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
debit air limpasan puncak (peak run off = Qp) adalah Metode Rasional (US
Soil Conservation Service, 1973).

Qp = 0,278 CI A m3/detik

dimana :
Qp : Debit air limpasan puncak, m3/detik
C : koefisien air limpasan
I : intensitas hujan, mm/jam
A : luas DTH – luas pit, Km2

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah air limpasan adalah:

Qp = 0,278 x (0,75) x (11,35 mm/jam) x (6.38 km2)


Qp = 15,10m3/detik
Qp = 905,9 m3/menit
Qp = 54.353,2 m3/jam

C. Kualitas Air

Untuk mengetahui kualitas air sungai, maka dilakukan pengamatan dan


pengukuran terhadap kualitas air di lokasi tapak kegiatan. Pengamatan kualitas
air dilakukan melalui pengukuran langsung dan pengambilan contoh air untuk
selanjutnya dianalisis di laboratorium. Parameter yang diamati meliputi
parameter fisik dan kimia. Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas
air sungai berpedoman pada Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan
Kep.Men LH No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air
Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan. Kualitas air sungai di
sekitar lokasi proyek secara umum menunjukkan kondisi yang baik menurut
pengamatan fisika dan kimia. Hasil analisis kualitas air pada beberapa stasiun
pengamatan disajikan pada Tabel-2.4. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
bahwa suhu air berkisar antara 28.62 – 30.740C masih berada dalam kondisi
normal. Padatan Terlarut Total yang terukur dalam air berkisar antara 97,51 –
186,1 mg/L. Nilai ini masih memenuhi persyaratan baku mutu air yaitu 1000
mg/L. Nilai padatan terlarut masih memungkinkan meningkat karena akibat
kegiatan di sekitar lokasi proyek. Adanya padatan terlarut dapat menyebabkan
terjadinya kekeruhan air. Derajat keasaman (pH) perairan sungai berkisar antara

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 18


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
6.23 – 6.26 masih dalam kondisi normal. Penurunan pH secara alami dapat
terjadi karena pengaruh respirasi, sebaliknya peningkatan pH dapat terjadi
karena proses fotosintesa.

Tabel 2.6. Hasil analisis Kualitas Air Sungai

Hasil Analisis
No Parameter Satuan Baku Mutu*
1 2 3
Fisika
1 Padatan Terlarut Total mg/L 1000 147,2 186,1 97,51
2 Konduktivitas mS - 230,2 290,1 154,5
3 Kesadahan mg/L - 98 92 76
0
4 Suhu C Deviasi 3 29,84 28,62 30,74
Kimia
5 pH - 6-9 6,24 6,26 6,23
6 BOD mg/L 3 0,167 1,27 2,36
7 DO mg/L 4 6,65 6,69 5,54
8 NH3 mg/L (-) 1,58 1,12 1,78
9 COD mg/L 25 1,58 11,06 3,17

Logam Terlarut
10 Cd mg/L 0,01 ttd ttd ttd
11 Pb mg/L 0,03 ttd ttd ttd
12 Fe mg/L (-) ttd ttd ttd
13 Cu mg/L 0,02 ttd ttd ttd
14 Mn mg/L (-) ttd ttd ttd
15 Zn mg/L 0,05 ttd ttd ttd
Keterangan :
* = Baku Mutu berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 Kelas II
1 = Sungai Dampala
2 = Sungai Tula
3 = Sungai Siumbatu

Nilai konduktivitas air sungai berkisar antara 154,5 – 290,1 mS.


Sedangkan nilai kesadahan air berkisar antara 76 – 98 mg/L. Kandungan
oksigen terlarut (DO) dalam air sungai dapat berasal dari proses fisika (difusi
dan turbulensi) dan proses biologi (fotosintesa). Kandungan oksigen terlarut
sangat penting di perairan sungai karena sangat menentukan proses biokimia
air yang akan mempertahankan tingkat kualitas air. Kandungan oksigen terlarut
yang terukur pada air sungai berkisar antara 5,54 – 6,69 mg/L, nilai ini masih
memenuhi baku mutu air 4 mg/L.

Kandungan oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan


ikan-ikan dan hewan air lain yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya
kandungan oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga mengakibatkan proses
korosi yang semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 19


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
melapisi perjukaan logam. BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi
bahan-bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah
bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut.
Jika konsumsi oksigen tinggi, yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa
oksigen terlarut di dalam air, maka berarti kandungan bahan buangan yang
membutuhkan oksigen untuk proses reaksi biokimia yaitu untuk mengoksidasi
bahan organik, sintesis sel, dan oksidasi sel.
Hasil analisis laboratorium menunjukkan kandungan BOD berada pada
kisaran antara 0,167 – 2,36 mg/L. Kebutuhan oksigen kimia atau Chemical
Oxygen Demand (COD) menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi
secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi secara biologis
(nonbiodegradable) menjadi CO2 dan H2O. Hasil analisis laboratorium
menunjukkan kandungan COD berada pada kisaran antara 1,58 – 11,06 mg/L.
Kandungan nitrogen anorganik yang paling umum dalam penilaian kualitas air
adalah nitrat dan amoniak. Senyawa nitrat merupakan senyawa yang terbentuk
melalui proses nitrifikasi amoniak, sebaliknya amoniak dapat berasal dari
proses denitrifikasi dimana terjadi reduksi nitrat menjadi amoniak. Di samping
itu, amoniak dalam air dapat berasal dari proses metabolisme organisme air
dan juga proses dekomposisi bahan organik terutama kelompok nitrogen
organik. Senyawa ini memiliki sifat racun apabila dalam konsentrasi yang relatif
tinggi. Namun demikian dalam perairan amoniak membentuk kesetimbangan
dengan ion amonium yang berfungsi sebagai nutrien efektif selain nitrat. Hasil
analisis laboratorium menunjukkan kandungan amoniak bebas berada pada
kisaran antara 1,12 – 1,78 mg/L. Logam berat yang berbahaya dan sering
mencemari lingkungan terutama adalah logam merkuri (Hg), Timbal (Pb),
Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni). Logam-logam
tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap
tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang
terakumulasi. Secara umum hasil analisis laboratorium menunjukkan
kandungan logam berat (Cd, Pb, Fe, Mn, Cu, Zn) pada stasiun pengamatan
(stasiun 1-3) tidak terdeteksi.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 20


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
8) Transportasi
Akses jalan ke lokasi tambang dari jalan Trans Sulawesi di Desa Lalampu
sekitar 18 km ke Lokasi kegiatan. Namun untuk rencana pembukaan jalan
hauling PT. Oti Eya Abadi direncanakan dari Desa Siungbatu sejauh 11,2 Km
untuk sampai ke lokasi Blok 3 penambangan bijih nikel tersebut. Untuk saat ini
untuk masuk kelokasi rencana pertambangan masih melaui jalan hauling PT.
Ang and vang Brother. Selain rencana kegiatan penambangan bijih nikel oleh
PT. Oti Eya Abadi, juga terdapat pertambangan lain yang dikelola oleh PT.
Bintang Delapan Mineral (BDM). Mobilisasi alat berat yang akan digunakan
berasal dari alat berat yang terdapat di kawasan PT. Oti Eya Abadi, sehingga
dalam mobilisasi alat berat tidak menggunakan jalan umum ke lokasi
penambangan, akan tetapi hanya menggunakan jalan hauling perusahaan.
Oleh karena itu, selama mobilisai peralatan berat tidak terdapat gangguan arus
lalu lintas karena jalan yang digunaka adalah jalan perusahaan itu sendiri.
Hasil penambangan bijih nikel kemudian akan diangkut ke lokasi pabrik
yang terdapat dalam kawasan PT. Oti Eya Abadi. Proses pengangkutan hasil
tambang tersebut ke lokasi pabrik akan menggunakan jalan hauling
perusahaan sehingga juga tidak menimbulkan gangguan lalu lintas.

2.1.2 Komponen Biologi

Rencana kegiatan penambangan biji nikel di Desa Dampala, Siumbatu


dan Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
oleh PT. Oti Eya Abadi secara umum menyebabkan kondisi ekosistem
terganggu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan studi
lingkungan untuk mengkaji seberapa besar dampak dari kegiatan tersebut
terhadap ekosistem alami yang ada disekitar lokasi kegiatan. Hal itu
pentingagar setiap dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat
diminimalisir sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan yang melebihi
ambang batas toleransi ekosistem di sekitar lokasi kegiatan.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara komponem biotik (flora,
fauna, manusia) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah, dan
sebagainya). Hubungang tersebut membentuk suatu sistem alami, baik dalam
hal struktur maupun fungsi komponen-komponen tersebut merupakan suatu
kesatuan. Konsekuensinya jika salah satu komponennya terganggu, maka
komponen lainnya cepat atau lambat akan terpengaruh. Sistem alam seperti itu
disebutnya dengan sistem ekologi yang disingkat menjadi ekosistem. Secara

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 21


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
umum, ekosistem dibedakan atas ekosistem daratan (terrestrial ecosystem)
dan ekosistem perairan (aquatic ecosystem). Ekosistem daratan yang menjadi
lokasi kegiatan adalah kawasan hutan hujan tropik yang dipengaruhi faktor
klimatik yaitu merupakan zona hutan dataran rendah < 600 m dpl (pamah).
Ekosistem perairan (aquatic ecosystem) yang berada dalam lokasi kegiatan
adalah perairan sungai (lotic). Berdasarkan tipologi vegetasi dan perairan,
maka sebaran flora-fauna ekosistem hutan pamah dan perairan sungai
umumnya menampilkan jenis dan keragaman yang berbeda-beda dari
ekosistem tipe hutan dan perairan lainnya sebagai bentuk dari proses adaptasi
terhadap lingkungannya. Komponen biologi dari ekosistem yang dianalisis pada
kegiatan ini (kondisi eksisting) meliputi kondisi flora-fauna alami.
Kondisi lahan pada lokasi tapak kegiatan penambangan biji nikel oleh
PT. Oti Eya Abadi berada dalam wilayah Desa Dampala, Siumbatu dan Lele
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. Lokasi tersebut merupakan
ekosistem hutan dataran rendah yang kondisi vegetasinya relatif masih alami
dengan tegakan pepohonan yang relatif masih rapat.

a) Flora Darat (Terrestrial)


Kondisi flora terrestrial (vegetasi) dalam ekosistem hutan di lokasi tapak kegiatan
penambangan biji nikel di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele Kecamatan
Bahodopi relatif berkembang sesuai dengan kondisi curah hujan dan iklim di
Kabupaten Morowali yaitu termasuk tipe A sesuai klasifikasi Schmidt dan
Ferguson (daerah basah dengan nilai Q antara 0-14,3 %) dengan curah hujan
2.500 mm per tahun. Vegetasi hutan disekitar lokasi kegiatan tersebut termasuk
tipe hutan aluvial dataran rendah (< 600 m dpl) atau ekosistem hujan dataran
rendah yang umumnya tergolong kering. Secara umum kondisi vegetasi disekitar
lokasi kegiatan tersebut disusun oleh beberapa jenis seperti disajikan pada
Gambar 2.8.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 22


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
A

B C D

Gambar 2.7. Kondisi hutan di lokasi penambangan biji nikel:


A. Tegakan pohon; B. Damar; C. Palem; D. Pandan.

Studi terhadap vegetasi yang berada di lokasi tapak kegiatan


penambangan biji nikel dilakukan secara langsung di lapangan dengan metode
survey dan teknik sampling menggunakan metode jalur (belt transect).
Penempatan jalur pengamatan ditetapkan secara purposive pada kawasan yang
memiliki keragaman flora yang relatif tinggi. Selanjutnya, jenis-jenis dan
kelimpahan flora disetiap jalur pengamatan dicatat. Selain kegiatan survey,
dilakukan pula wawancara dengan beberapa anggota masyarakat (informan
kunci) guna melengkapi data hasil survey kondisi vegetasi yang ada.Hal tersebut

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 23


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
dilakukan untuk melengkapi data flora yang kemungkinannya tidak sempat
tercatat oleh tim survey. Komponen vegetasi yang dianalisis dalam studi ANDAL
adalah fokus pada jenis flora alami.

Bedasarkan data hasil analisis vegetasi alami yang menyusun hutan


dataran rendah di lokasi tapak kegiatan, dilakukan evaluasi kualitas ekosistem
flora terestrial menggunakan skala kualitas lingkungan meliputi parameter nilai
penting, kerapatan, jumlah spesies, spesies bernilai ekonomi dan indeks
keanekaragaman jenis. Evaluasi kualitas ekosistem tersebut sesuai Tabel 2.7
sebagai berikut.

Tabel 2.7.Skala Kualitas Lingkungan Flora Darat

Harga atau Nilai Rentangan


Parameter Lingkungan
1 2 3 4 5
Sequential 0,61 –
0 – 0,3 - 0,31 – 0,60 -
Comparison Index 1,0
Nilai Penting Relatif NP<10 100<NP<1 150<NP<2 250<NP<2
300
/stsn 0 50 50 99
Rerata Kerapatan
Semak /Rumput < 20 21-50 51-100 101-200 > 200
2
(indiv/m )
Rerata Kerapatan
<5 5-10 11-15 16-20 > 20
Pohon (indiv/100m2)
Jumlah spesies
<10 10-15 16-19 20-25 >25
semak/sts
Jumlah spesies
0-5 6-10 11-15 16-20 >20
pohon/stsn
Keterdapatan Flora
Bernilai Ekonomi 0-2 3-5 6-10 11-15 >15
(spesies/stsn)
Indeks Diversity (H) ≤1 >1 - ≤2 >2 - ≤3 >3 - ≤4 >4
Sumber : Cairns et al, 1968; Mueller-Dombois & Ellenberg, 1974; European
Environment Agency, 2002 (dengan modifikasi);

Ket: Nilai rentangan :1 = sangat buruk; 2 = buruk; 3 = sedang; 4 = baik;


5 = sangat baik
Indeks Diversity :1 = sangat rendah; 2 = rendah; 3 = sedang; 4 = tinggi;
5 = sangat tinggi

Analisis vegetasi alami di hutan dataran rendah disekitar lokasi kegiatan


penambangan biji nickel dilakukan terhadap semua tegakan disetiap lapisan
vegetasi yaitu tingkat pohon, tiang, pancang dan anakan. Diantara jenis flora
alami yang dijumpai, ada empat jenis flora endemik sulawesi yang perlu

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 24


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
dilindungi, yaitu Kjellbergiodendron celebicum, Pterospermum celebicum,
Sarcotheca celebica, Polyalthia celebica dan rotan batang (Calamus
zollingeriiBecc.). Secara lengkap hasil analisis vegetasi tersebut disajikan secara
beruratan sesuai tingkatannya pada Tabel 2.8 s/d Tabel 2.11.

Tabel 2.8. Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pohon di
Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Bijih Nikel

Nama Lokal Nama Ilmiah KR DR FR


No Familia NP H'
(vern. name) (scientific name) (%) (%) (%)
1 Babuno Pometia pinnata Forst. Sapindaceae 6.22 8.25 7.85 22.32 0.17
Kjellbergiodendron celebicum
2 Jambu-jambu Myrtaceae 7.04 8.25 6.95 22.24 0.19
(Koord.)Merrill(A)*
3 Pule Alstonia scholaris (L.) R. Br.* Apocynaceae 6.22 6.27 6.95 19.44 0.17
4 Nunu Ficus benjamina L. Moraceae 5.17 6.27 6.95 18.39 0.15
Palaquium obovatum (Griff.)
5 Kume Sapotaceae 5.17 6.27 5.22 16.66 0.15
Engler*
6 Betau Calophyllum soulattri Burm.f.* Clusiaceae 5.17 6.27 5.22 16.66 0.15
7 Dara-dara (Myristica koodersii Warb. Myristicaceae 5.17 4.84 5.22 15.23 0.15
8 Jongi Dillenia celebica Hoogl. * Dilleniaceae 4.22 4.84 5.22 14.28 0.13
9 Kayu lara Metrosideros petiolata K. & V. Myrtaceae 4.22 4.84 5.22 14.28 0.13
10 Rompou Garcinia sp.* Clusiaceae 4.22 4.84 4.96 14.02 0.13
Koordersiodendron pinnatum
11 Siuri Anacardiaceae 4.22 4.84 4.96 14.02 0.13
(Blanco) Merr.
12 Melastoma melabathricum L. Melastomataceae 4.22 3.35 4.96 12.53 0.13
Pterospermum celebicum Miq.
13 Bayur/lero Sterculiaceae 4.22 3.35 4.96 12.53 0.13
(A)*
14 Kayu angin Casuarina junghuniana Miq. Casuarinaceae 4.22 3.35 4.96 12.53 0.13
Castanopsis acuminatissima (Bl.)
15 Kasa/Haleka Fagaceae 3.30 3.35 2.24 8.89 0.11
A.DC.
16 Bintangor Callophyllumsoulattri Burm.f. Clusiaceae 3.30 2.67 2.24 8.21 0.11
17 Nantu Planconella firma (Miq.) Dubard* Sapotaceae 3.30 2.67 2.24 8.21 0.11
Sarcotheca celebica Veldkamp
18 Sengilu Oxalidaceae 3.30 2.67 2.24 8.21 0.11
(A)
19 Morongkotuo Melicope sp. Rutaceae 3.30 2.67 2.24 8.21 0.11
20 Polyalthia celebica Miq. (A) Annonaceae 3.30 1.69 2.24 7.23 0.11
Agathis damara (Lambert) L. C.
21 Damar Araucariaceae 2.10 1.69 2.24 6.03 0.08
Rich*
Lithocarpushavilandiii (Stapf)
22 Fagaceae 2.10 1.69 1.18 4.97 0.08
Barnett*
23 Pangi Pangium edule Reinw.* Flacourtiaceae 2.10 1.69 1.18 4.97 0.08
Homalium foetidum (Roxb.)
24 Flacourtiaceae 2.10 1.69 1.18 4.97 0.08
Benth.
Elaeocarpusspaericus (Gaertn.)
25 Elaeocarpaceae 2.10 1.69 1.18 4.97 0.08
K.Schum.
Jumlah 100 100 100 300 3.16
Keterangan :

(A) Endemik Sulawesi ( Kessler et al. 2002; Whitemore et al. 1989); (*) Bernilai Ekonomi
KR = Kerapatan Relatif; FR = Frekwensi Relatif; DR = Dominansi Relatif; NP = Nilai Penting H’=Indek
Diversity

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 25


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada Tabel 2.7 diatas, dijumpai sebanyak
25 jenis flora alami tingkat pohon dengan nilai penting jenis tertinggi dimiliki
oleh Babuno (Pometia pinnata) Alstonia scholaris dan Jambu-jambu
(Kjellbergiodendron celebicum). Kedua jenis tersebut merupakan jenis utama
pada vegetasi tingkat pohon dikawasan tersebut. Adapun vegetasi tingkat
pohon yang bernilai ekonomis ada sebanyak 10 jenis dan endemik sulawesi
ada 4 jenis. Sesuai hasil analisis indeks keanekaragaman vegetasi tingkat
pohon disekitar wilayah studi mempunyai tingkat keanekaragaman tergolong
tinggi atau H’= 3,16.

Tabel 2.9. Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Tiang di
Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Biji Nikel

Nama Lokal Nama Ilmiah KR DR FR


No Familia NP H'
(vern. name) (scientific name) (%) (%) (%)
Jambu- Kjellbergiodendron celebicum
1 jambu (Koord.)Merrill(A)*
Myrtaceae 11.8 11.2 12.06 35.06 0.31
2 Dara-dara Myristica koodersii Warb. Myristicaceae 9.88 8.76 8.33 26.97 0.28
Koordersiodendron pinnatum
3 Siuri Anacardiaceae 7.42 8.76 7.6 23.78 0.24
(Blanco) Merr.
4 Pule Alstonia scholaris (L.) R. Br.* Apocynaceae 7.98 7.32 7.86 23.16 0.25
5 Babuno Pometia pinnata Forst. Sapindaceae 7.98 6.21 7.91 22.10 0.25
6 Nunu Ficus benjamina L. Moraceae 4.83 3.76 5.23 13.82 0.15
Palaquium obovatum (Griff.)
7 Kume Sapotaceae 4.27 5.91 3.73 13.91 0.13
Engler*
8 Kayu lara Metrosideros petiolata K. & V. Myrtaceae 4.27 5.72 5.78 15.77 0.13
9 Betau Calophyllum soulattri Burm.f.* Clusiaceae 5.4 3.76 5.78 14.94 0.16
Pterospermum celebicum Miq.
10 Bayur/lero Sterculiaceae 3.15 3.76 4.51 11.42 0.11
(A)*
11 Jongi Dillenia celebica Hoogl. * Dilleniaceae 3.15 4.22 4.55 11.92 0.11
Planconella firma (Miq.)
12 Nantu Sapotaceae 3.71 2.92 3.39 10.02 0.12
Dubard*
13 Konau Arengapinnata (Wurmb) Merr Arecaceae 4.27 2.54 3.96 10.77 0.13
Castanopsis acuminatissima (Bl.)
14 Kasa/Haleka
A.DC.
Fagaceae 4.27 2.54 4.13 10.94 0.13
15 Bintangor Callophyllumsoulattri Burm.f. Clusiaceae 2.55 4.22 3.03 9.80 0.09
Sarcotheca celebica Veldkamp
16 Sengilu
(A)
Oxalidaceae 2.55 5.34 2.80 10.69 0.09
Kayu
17 Casuarina junghuniana Miq. Casuarinaceae 3.71 2.54 1.76 8.01 0.12
angin
18 Pangi Pangium edule Reinw.* Flacourtiaceae 3.71 3.76 2.45 9.92 0.12
Agathis damara (Lambert) L. C.
19 Damar Araucariaceae 2.55 4.22 2.25 9.02 0.09
Rich*
20 Polyalthia celebica Miq. (A) Annonaceae 2.55 2.54 2.89 7.98 0.09
Jumlah 100 100 100 300 3.13
Keterangan :
(A) Endemik Sulawesi ( Kessler et al. 2002; Whitemore et al. 1989); (*) Bernilai Ekonomi
KR = Kerapatan Relatif; FR = Frekwensi Relatif; DR = Dominansi Relatif; NP = Nilai Penting H’=Indek
Diversity

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 26


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan jumlah jenisnya, jenis-jenis yang bernilai ekonomi dan indeks
keanekaragaman jenis, maka vegetasi tingkat pohon disekitar lokasi kegiatan
pembangunan kawasan industri sesuai skala kualitas lingkungan termasuk
kualitas lingkungan 4 (baik).
Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada Tabel 2.18 diatas, dijumpai sebanyak
20 jenis flora alami tingkat tiang dengan nilai penting jenis tertinggi dimiliki oleh
Jambu-jambu (Kjellbergiodendron celebicum) dan Dara-dara (Myristica
koodersii). Kedua jenis tersebut merupakan jenis utama pada vegetasi tingkat
tiang dikawasan tersebut. Adapun vegetasi tingkat tiang yang bernilai ekonomis
ada sebanyak 9 jenis dan endemik sulawesi ada 4 jenis. Sesuai hasil analisis
indeks keanekaragaman vegetasi tingkat tiang disekitar wilayah studi
mempunyai tingkat keanekaragaman tergolong tinggi atau H’= 3,13.
Berdasarkan jumlah jenisnya, jenis-jenis yang bernilai ekonomi dan indeks
keanekaragaman jenis, maka vegetasi tingkat tiang disekitar lokasi
pembangunan kawasan industri sesuai skala kualitas lingkungan termasuk
kualitas lingkungan 4 (baik).

Tabel 2.10. Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pancang di
Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Biji Nickel

Nama Lokal Nama Ilmiah Suku KR RF DR INP


No H’
(Vern. Name) (Scientific Name) (Family) (%) (%) (%) (%)
1. Lengaru Alstonia scholaris (L.) R. Br.* Apocynaceae 7.81 4.04 7.29 19.15 0.20
Kjellbergiodendron celebicum
2. Jambu-jambu
(Koord.)Merrill(A)*
Myrtaceae 6.15 6.15 6.57 18.87 0.17
3. Babuno Pometia pinnata Forst.* Sapindaceae 6.94 4.04 4.20 15.19 0.19
4. Nunu Ficus sp. Moraceae 4.18 5.10 4.43 13.71 0.13
Palaquium obovatum (Griff.)
5. Kume Sapotaceae 5.10 4.04 3.62 12.77 0.15
Engler*
6. Betau Calophyllum soulattri Burm.f.* Clusiaceae 3.00 6.15 3.45 12.60 0.11
7. Santiria laevigata Bl. Burseraceae 5.87 2.99 3.64 12.50 0.17
8. Pandan Pandanus sp. Pandanaceae 3.98 4.04 3.69 11.71 0.13
9. Parinari corymbosum (Bl.) Miq. Rosaceae 3.98 4.04 3.12 11.14 0.13
10. Garcinia sp.* Clusiaceae 3.98 4.04 3.05 11.06 0.13
Agathis damara (Lambert) L. C.
11. Damar Araucariaceae 3.03 2.99 4.75 10.77 0.11
Rich*
12. Dacryodes rostrata (Bl.) Lam.* Burseraceae 3.03 4.04 3.63 10.71 0.11
Pterospermum celebicum Miq.
13. Bayu Sterculiaceae 3.98 4.04 2.55 10.57 0.13
(A)*
14. Kayu angina Casuarina junghuniana Miq. Casuarinaceae 4.92 2.99 2.50 10.42 0.15
Castanopsis accuminatisima
15. Haleka Fagaceae 3.03 4.04 3.12 10.19 0.11
(Blume)* Rehder
Gonystylus macrophyllus (Miq.)
16. Airy Shaw
Thymelaeaceae 3.00 2.99 3.62 9.61 0.11
Planconella firma (Miq.)
17. Nantu Sapotaceae 3.00 2.99 3.62 9.61 0.11
Dubard*
18. Diospyrosmacrophylla Bl.* Ebenaceae 2.09 2.99 3.11 8.19 0.08
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 27
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
19. Polyalthia celebica Miq. (A) Annonaceae 2.09 2.99 3.07 8.16 0.08
20. Pangi Pangium edule Reinw.* Flacourtiaceae 2.09 2.99 2.56 7.64 0.08
Anthocephallus macrophyllus
21. Bekava Rubiaceae 2.09 2.99 2.56 7.64 0.08
(Roxb) Havil.(A)
22. Sagu Metroxylon sagu Rottb.* Arecaceae 2.09 2.99 2.50 7.59 0.08
Fragraea racemosa Jack ex
23. Loganiaceae 2.09 1.93 3.06 7.09 0.08
Wall.
24. Cryptocarya crassinerviopsis Lauraceae 2.09 1.93 2.55 6.58 0.08
25. Celtis phillipensis Ulmaceae 2.09 1.93 2.50 6.53 0.08
26. Dongi Dillenia celebica Hoogl. (A) Dilleniaceae 1.52 1.90 2.55 5.97 0.06
27. Kayu sirih Piper aduncum L. Piperaceae 1.52 1.90 2.05 5.46 0.06
Koordersiodendron pinnatum (Blanco)
28. Siuri Anacardiaceae 1.52 1.90 1.94 5.35 0.06
Merr.*
29. Mathaea sancta Blume Monimiaceae 1.52 1.61 1.94 5.06 0.06
30. Rotan Calamus zollingerii Becc. (A)* Arecaceae 1.52 1.61 1.37 4.49 0.06
31. Paku siatea Cyathea amboinensis Cyatheaceae 1.18 1.61 1.37 4.15 0.05
Jumlah 100 100 100 300 3.32
Keterangan :
(A) Endemik Sulawesi ( Kessler et al. 2002; Whitemore et al. 1989); (*) Bernilai Ekonomi
KR = Kerapatan Relatif; FR = Frekwensi Relatif; DR = Dominansi Relatif; NP = Nilai Penting H’=Indek
Diversity

Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada Tabel 2.19 diatas, dijumpai sebanyak
31 jenis flora alami tingkat pancang dengan nilai penting jenis tertinggi dimiliki
olehLengaru (Alstonia scholaris) dan Jambu-jambu (Kjellbergiodendron
celebicum). Kedua jenis tersebut merupakan jenis utama pada vegetasi tingkat
pancang dikawasan tersebut. Adapun vegetasi tingkat pancang yang bernilai
ekonomis ada sebanyak 15 jenis dan endemik sulawesi ada 7 jenis. Sesuai
hasil analisis indeks keanekaragaman vegetasi tingkat pancang disekitar
wilayah studi mempunyai tingkat keanekaragaman tergolong tinggi atau H’=
3,32. Berdasarkan jumlah jenisnya, jenis-jenis yang bernilai ekonomi dan
indeks keanekaragaman jenis, maka vegetasi tingkat pancang disekitar lokasi
kegiatan pembangunan kawasan industri sesuai skala kualitas lingkungan
termasuk kualitas lingkungan 5 (sangat baik).

Tabel 2.11.Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat anakan dan
tumbuhan bawah di Sekitar Lokasi Kegiatan Penambangan Biji Nickel

Nama Lokal Nama Ilmiah Suku KR RF DR INP


No H’
(Vern. Name) (Scientific Name) (Family) (%) (%) (%) (%)
1. Kayu sirih Piper aduncum L. Piperaceae 7.17 3.60 5.64 16.41 0.19
Kjellbergiodendron celebicum
2. Jambu-jambu
(Koord.)Merrill(A)*
Myrtaceae 6.75 3.60 5.21 15.56 0.18
3. Tacca palmata Bl. Taccaceae 3.89 6.40 4.40 14.69 0.13
4. Harao Elletaria sp. Arecaceae 6.38 3.60 5.00 14.98 0.18
Agathis damara (Lambert) L. C.
5. Damar Araucariaceae 5.79 2.70 4.80 13.29 0.16
Rich*

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 28


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
6. Paku siatea Cyathea amboinensis Cyatheaceae 4.34 4.50 4.37 13.21 0.14
7. Cakar ayam Selaginella sp. Sellaginellaceae 4.34 4.50 4.37 13.21 0.14
8. Lengaru Alstonia scholaris (L.) R. Br.* Apocynaceae 3.34 4.50 4.37 12.21 0.11
Nephrolepis bisserata (Sw.)
9. Paku Polypodiaceae 3.11 2.70 3.71 9.52 0.11
Schott.
10. Dacryodes rostrata (Bl.) Lam.* Burseraceae 2.45 3.60 3.07 9.11 0.09
11. Smilax celebica Bl. Smilacaceae 2.45 3.60 3.07 9.11 0.09
Lygodium circinnatum (Burm.)
12. Schizacaceae 2.45 3.60 3.07 9.11 0.09
Sw.
13. Rumput Paspalum conjugatum Berg. Poaceae 3.34 1.80 3.02 8.16 0.11
14. Fragraea racemosa Jack ex Wall. Loganiaceae 2.45 2.70 2.62 7.76 0.09
15. Blumea lacera (Burm.f.) DC* Asteraceae 2.45 2.70 2.62 7.76 0.09
16. Tinggaloko Leea indica (Burm.f.) Merr. Leeaceae 2.22 2.70 2.40 7.32 0.08
Costus speciosus (Koen.) J.E.
17. Pacing Zingiberaceae 2.22 2.70 2.40 7.32 0.08
Smith*
Donax cannaeformis (G. Forst.) K.
18. Bomba Maranthaceae 2.22 2.70 2.40 7.32 0.08
Schum.
19. Setaria palmifollia (Willd.) Stapf Poaceae 2.22 2.80 1.99 7.01 0.08
Palaquium obovatum (Griff.)
20. Kume Sapotaceae 2.00 2.70 2.23 6.93 0.08
Engler*
Rotan
21. Calamus zollingerii Becc. (A)* Arecaceae 2.00 2.70 2.19 6.89 0.08
batang
22. Dongi Dillenia celebica Hoogl. (A)* Dilleniaceae 2.00 2.70 2.19 6.89 0.08
23. Bambu jalar Dinochloa barbata (A) Poaceae 2.00 2.70 2.19 6.89 0.08
Kayu una-
24. Piper aduncum L. Piperaceae 2.22 1.80 1.99 6.01 0.08
una
25. Betau Calophyllum soulattri Burm.f*. Clusiaceae 2.00 1.80 1.78 5.58 0.08
26. Sirih-sirih Hockeria peltata Piperaceae 2.00 1.80 1.78 5.58 0.08
27. Aglaonema simplex Bl. Araceae 2.00 1.80 1.78 5.58 0.08
28. Kayu angin Casuarina junghuniana Miq. Casuarinaceae 1.78 1.80 1.56 5.14 0.07
29. Sirih hutan Piper decumanum Piperaceae 1.78 1.80 1.56 5.14 0.07
30. Diospyrosmacrophylla Bl.* Ebenaceae 1.55 1.80 1.35 4.70 0.06
31. Gnetum cuspidatum Bl. Gnetaceae 1.55 1.80 1.35 4.70 0.06
32. Nantu Planconella firma (Miq.) Dubard* Sapotaceae 1.78 0.90 1.11 3.79 0.07
33. Rimbang Solanum torvum Swartz* Solanaceae 1.78 0.90 1.11 3.79 0.07
34. Alang-alang Imperata cylindrica (Nees) C.E. Hubb. Poaceae 0.55 1.80 0.90 3.25 0.03
35. Agalmyla parasitica (Lamk) O. K. Gesneriaceae 0.55 0.90 0.90 2.35 0.03
Anthocephallus macrophyllus
36. Bekava Rubiaceae 0.55 0.90 0.90 2.35 0.03
(Roxb) Havil.(A)*
37. Telang Clitorea ternatea L. Legumenosae 0.55 0.90 0.90 2.35 0.03
38. Rubus chrysophyllus Miq. Rosaceae 0.55 0.90 0.90 2.35 0.03
39. Pangi Pangium edule Reinw*. Flacourtiaceae 0.55 0.90 0.90 2.35 0.03
40. Rubus fraxinifolius Poir. Rosaceae 0.55 0.90 0.90 2.35 0.03
41. Dara-dara Myristica koodersii Warb. Myristicaceae 0.55 0.90 0.90 2.35 0.03
100 100 100 300 3.51
Keterangan :
(A) Endemik Sulawesi ( Kessler et al. 2002; Whitemore et al. 1989); (*) Bernilai Ekonomi
KR = Kerapatan Relatif; FR = Frekwensi Relatif; DR = Dominansi Relatif; NP = Nilai Penting H’=Indek
Diversity
Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada Tabel 2.20 diatas, dijumpai sebanyak
41 jenis flora alami tingkat anakan dan tumbuhan bawah dengan nilai penting
jenis tertinggi dimiliki olehKayu sirih (Piper aduncum), serta jenis lainnya yang

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 29


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
tergolong tinggi adalah Jambu-jambu (Kjellbergiodendron celebicum), Tacca
palmata dan Harao (Elletaria sp.). Keempat jenis tersebut merupakan jenis
utama pada vegetasi tingkat anakan dan tumbuhan bawah dikawasan tersebut.
Adapun vegetasi tingkat anakan dan tumbuhan bawah yang bernilai ekonomis
ada sebanyak 16 jenis dan endemik sulawesi ada 4 jenis. Sesuai hasil analisis
indeks keanekaragaman vegetasi tingkat anakan dan tumbuhan bawah
disekitar wilayah studi mempunyai tingkat keanekaragaman tergolong tinggi
atau H’= 3,51. Berdasarkan jumlah jenisnya, jenis-jenis yang bernilai ekonomi
dan indeks keanekaragaman jenis, maka vegetasi tingkat anakan dan
tumbuhan bawah disekitar lokasi pembangunan kawasan industri sesuai skala
kualitas lingkungan termasuk kualitas lingkungan 5 (sangat baik).

2.2.2 Fauna
Fauna merupakan keseluruhan jenis satwa yang terdapat pada suatu daerah
dan memiliki fungsi ekologis yang penting dalam ekosistem hutan.Fauna
memberikan manfaat baik secara langsung maupun tak langsung kepada
manusia.Oleh karena itu kondisi habitat yang kondusif mutlak diperlukan dalam
upaya mempertahankan populasi dan keragamannya serta kelestariannya
khususnya bagi fauna yang tergolong endemik dan atau dilindungi. Keberadaan
fauna dalam ekosistem hutan rentan terhadap gangguan dari berbagai aktifitas
manusia yang berlebihan di dalam maupun disekitar hutan yang menjadi
habitatnya. Data diperoleh dengan menerapkan metode langsung yakni
perjumpaan langsung dimana satwa tersebut ditemukan disekitar lokasi
pembagunan pabrik dengan caramelakukan pengamatan pada area tertentu
atau memotret, khususnya terhadap jenis-jenis endemik. Disamping
itu,mengamati populasi fauna melalui pencarian antara lain bekas jejak, sarang,
suara, dan serta berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar
proyek.

Keberadaan fauna di wilayah studi sangat ditentukan oleh kondisi tipe


ekosistem yang ada karena berkaitan erat dengan habitat sebagai tempat
tinggal, tempat berkembang biak, tempat migrasi dan tempat mencari makan.
Secara umum, jenis-jenis fauna satwa yang dikaji dalam AMDAL di wilayah
studi adalah Jenis dikhususkan terhadap jenis-jenis fauna utama yaitu dari
kelompok Aves, Mamalia, Reptil, dan Amphibia.

Di lokasi studi tidak banyak jenis mamalia yang dijumpai/ditemukan baik secara
langsung maupun hasil wawancara/informasi dari masyarakat di lokasi studi.
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 30
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Babihutan dan beberapa hewan endemiklainnya merupakan jenis mamalia
yang masih dapat dijumpai, baik secara langsung maupun melalui jejak
kakinya. Jenis-jenis reptilia dan amphibia yang teridentifikasi di wilayah studi
seperti biawak (Varanus sp.), kadal (Mabouya multifasciata) dan beberapa jenis
ular, serta katak pohon (Phacenhorus montegola). Secara lengkap jenis-jenis
tersebut disajikan dalam Tabel 2.12 sebagai berikut.

Tabel 2.12. Jenis-jenis mamalia, reptilia dan amphibia yang terdapat disekitar
lokasi kegiatan penambangan biji nikel

No Nama Lokal Nama Ilmiah Status


Konservasi
A Mamalia
(A, B)
1. Anoa dataran Bubbalus depresicornis Hamilton-Smith, Dilindungi
rendah 1827
(B, D)
2. Monyet Macaca tonkeana Mayer, 1899 Dilindungi
(A, B)
3. Rusa Cervus timorensis de Blainville, 1822 Dilindungi
(B, C)
4. Kuskus Ailurops ursinus Temminck, 1824 Dilindungi
(B, D)
5. Musang coklat Macrogaliidia muschenbroekiiSchlegel, Dilindungi
sulawesi 1877
(B, D)
6. Tangkasi Tarsius spectrum Erxleben, 1777 Dilindungi
7. Babi hutan Sus celebensis Muller & Schlegel, 1843
8. Kelelawar Pteropus alectoTemminck, 1837
B Reptilia
1. Ular sawah Phyton reticulatus Schneider, 1801
2. Biawak Varanus salvator Merrem, 1820
3. Kadal Mabouya multifasciataKuhl, 1820
4. Tikus sawah Rattus argentiventer Robinson & Kloss,
1916
C Amphibia
1. Katak hijau Rana cancrivora Gravenhorst, 1829
2. Katak kesat Bufo melanoptictus Schneider, 1799
Keterangan:
A: Peraturan Perlindungan Binatang liar 1931
B: Peraturan Pemerintah No.7 tahun1999
C: SK Mentan No.247/Kpts/Um/4/1979
D: SK Mentan No.90/Kpts/Um/2/1977

Berdasarkan data pada Tabel 2.10 di atas, bahwa dari 8 jenis fauna liar kelas
mamalia terdapat 6 jenis tergolong jenis yang dilindungi. Adapun jenis reptilia
dan amphibia memiliki status konservasi yang tergolong resiko rendah karena
keberadaannya di alam relatif masih banyak. Namun demikian keseluruhan
jenis tersebut memiliki nilai penting secara ekologis di ekosistem hutan daran
rendah maka keberadaannya perlu dilindungi. Berdasarkan jumlah jenisnya
serta nilai penting jenis secara ekologi dan ekonomi, maka keberadaan fauna
liar disekitar lokasi kegiatan pembangunan kawasan industri termasuk kualitas
lingkungan 4 (baik).

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 31


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Di lokasi tapak kegiatan penambangan biji nikel, jenis satwa yang paling
banyak dijumpai adalah aves. Jenis-jenis burung yang tercatat pada umumnya
merupakan burung yang menempati habitat pada tajuk pohon atau burung
arboreal. Jenis-jenis tersebut seperti Elang bondol, Perkici dora, Burung Madu
sri ganti, Tekukur, Sri gunting jambul rambut dan Cekakan sungai. Beberapa
jenis burung tersebut tergolong burung migran atau burung endemik di
Sulawesi dan atau di Indonesia, seperti disajikan dalam Tabel 2.13 sebagai
berikut.

Tabel 2.13. Jenis-Jenis Aves yang terdapat disekitar Lokasi Studi

No Nama Lokal Nama Ilmiah STS Ket*


1 Elang bondol Haliastur indus Boddaert, 1783 Dilindungi (2,5)
2 Perkici dora Trichoglossus ornatus Linnaeus, 1758 e Dilindungi (2,4)
3 Burung madu sriganti Nectarinia jugularis Linnaeus, 1766 Dilindungi (1,2)
4 Tekukur Streptopelia chinensis Scopoli, 1768
5 Srigunting jambul Dicrurus hottentottus Linnaeus, 1766
6 Cekakak sungai Halcyon chloris Boddaert, 1783 E Dilindungi (1,2)
7 Elang dada putih Heliastur indus Boddaert, 1783 e Dilindungi (1,2)
8 Kaca mata laut Zosterops chloris Bonaparte, 1850 e Dilindungi (1,2)
9 Bondol rawa Lonchura malacca Linnaeus, 1766
10 Raja udang meninting Alcedo meninting Horsfield, 1821 Dilindungi (1,2)
11 Gagak hutan Corvus enca Horsfield, 1822
13 Kepudang sungu
Coracina leucopygia Bonaparte, 1850 E
tunggir putih
14 Kareo padi Amaurornis phoenicurus Pennant, 1769
15 Ayam hutan merah Gallus gallus Linnaeus, 1758 Dilindungi (2,4)
16 Betet kelapa
Tanygnathus sumatranus Wagler, 1832
punggung biru
17 Srindit paruh merah Loriculus exilis Schlegel, 1866 E
18 Bubut alang-alang Centropus bengalensis Gmelin, 1788 E
Keterangan :
H = Indeks keragaman jenis
STS = Status
E = Endemik Sulawesi
e = Endemik Indonesia
M = Burung migran
1 = Peraturan Perlindungan Binatang Liar 1931
2 = Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999
3 = SK Mentan No. 421/Kpts/Um/8/1970
4 = SK Mentan No. 757/Kpts/Um/12/1979

Berdasarkan data pada Tabel 2.11 diatas, bahwa terdapat 4 jenis endemik
sulawesi (Halcyon chloris, Coracina leucopygia, Loriculus exilis dan Centropus
bengalensis) dan 3 endemik Indonesia (Trichoglossus ornatus, Heliastur indus
dan Zosterops chloris).Jenis-jenis endemik tersebut termasuk dalam 11 jenis
yang tergolong beresiko hingga terancam punah sehingga memiliki status
konservasi dilindungi. Disamping itu, dijumpai 1 jenis burung migran (Actitis

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 32


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
hypoleucos) dan 6 jenis burung lainnya meskipun populasinya tergolong resiko
rendah karena masih banyak di alam, namun perlu dilindungi pula karena
memiliki nilai penting secara ekologis maupun secara ekonomi dilingkungan
hutan dataran rendah. Berdasarkan status konservasi dari 11 jenis burung
endemik dan atau dilindungi di ekosistem hutan, serta memiliki nilai penting
secara ekologis dan atau secara ekonomi, maka keberadaannya di sekitar
lokasi tapak kegiatan penambangan biji nickel termasuk fauna tergolong
penting dengan kualitas lingkungan 4 (baik)

2.2.3 Biota Perairan


Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi
kehidupan.Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika,
politis, dan sosial budaya. Secara ekologis perairan dapat berperan sebagai
tempat hidup maupun temporal bagi berbagai jenis biota, dan bagian dari
berlangsungnya siklus materi serta aliran energi. Sebagai bagian dari biosfer,
ekosistem perairan memiliki kontribusi dan keterlibatan yang sangat besar
dalam mengatur keseimbangan alam semesta. Banyaknya peran air dan
perairan bagi kehidupan, meyebabkan bahasan materi ini dapat ditinjau dari
berbagai pendekatan. Ekosistem perairan merupakan bagian integral dari
lingkungan hidup manusia yang relatif banyak dipengaruhi berbagai macam
kegiatan manusia serta dapat dijadikan sebagai pedoman untuk kerusakan
lingkungan. Adapun ekosistem perairan yang berada di lokasi tapak kegaiatan
penambangan biji nikel dan berpotensi menerima dampak kegiatan adalah
Sungai Dampala, Sungai Siumbatu dan Sungai Tula. Selanjutnya akan
disajikan biota perairan sungai menurut sub komponen plankton, benthos dan
nekton.

1. Plankton
Plankton adalah organisme yang pada umumnya renik, melayang dalam air,
daya geraknya yang lemah sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi
oleh pergerakan air (Odum, 1993). Berdasarkan ukurannya, Nybakken
(1992) membedakan plankton menjadi lima golongan, yaitu mega plankton,
makro plankton, mikroplankton, nano plankton, dan ultra plankton. Ketiga
golongan pertama masih dapat ditangkap dengan jaring plankton,
sedangkan dua golongan yang terakhir dapat lolos. Plankton merupakan
organisme perairan yang keberadaannya dapat dilihat dari indikator
perubahan kualitas biologi perairan. Plankton mempunyai kepekaan dan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 33


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
toleransi berbeda-beda terhadap bahan pencemar, sehingga dapat dijadikan
indikator perubahan kulitas lingkungan perairan.
Sehingga organisme plankton yang toleran terhadap bahan pencemar
tersebut yang dapat bertahan bisa bertahan pada kondisi tekanan
lingkungan yang tinggi. Plankton terdiri atas dua golongan, yaitu plankton
nabati atau fitoplankton dan plankton hewani atau zooplankton.

a. Fitoplankton
Kehadiran fitoplankton di ekosistem perairan sangat penting, karena
fungsinya sebagai produsen primer dalam perairan atau karena
kemampuan dalam mensintesis senyawa organik dari senyawa
anorganik melalui proses fotosintesis. Dalam ekosistem air, proses
fotosintesis dilakukan oleh fitoplankton bersama dengan tumbuhan air
lainnya disebut sebagai produktivitas primer.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepadatan fitoplankton di suatu
perairan mengalir adalah kecepatan arus air. Selain itu kekeruhan air
juga sangat mempengaruhi keberadaan fitoplankton. Kelompok
fitoplankton yang mendominasi perairan tawar umumnya terdiri dari
diatom dan ganggang hijau serta dari kelompok ganggang biru.
Kepadatan fitoplankton dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kepadatan
fitoplankton yang bervariasi. Fitoplankton hidup terutama pada lapisan
perairan yang mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan untuk
melakukan proses fotosintesis. Indeks keanekaragaman dan kelimpahan
fitoplankton disajikan pada Tabel 2.14 sebagai berikut.

Tabel 2.14 Komposisi Jenis, Indeks Keanekaragaman dan


Kelimpahan Fitoplankton Diperairan Sungai Sekitar
Lokasi Tapak Kegiatan Penambangan Bijih Nikel
Jumlah
No. Nama Jenis
S-01 S-02 S-03
1. Amphora ovalis 8 10 6
2. Dermatophyton sp 9 8 7
3. Navicula sp 3 - 4
4. Nitzschia sp 8 7 7
5. Rhizoselenia alata 7 6 -
6. Schroederia sp 11 9 12
7. Synedra ulna 6 5 -
Jumlah Spesies (S) 7 6 5
Kelimpahan (Sel/L) 997 863 691
Indeks Keanekaragaman (H’) 1,90 1,76 1,55
Keterangan : S-01 = Sungai Dampala; S-02 = Sungai Siumbatu; S-03 = Sungai Tula

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 34


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Fitoplankton merupakan produksen utama disebagian besar perairan,
sedangkan zooplankton merupakan konsumen pertama yang
menstransfer energi dari produksen primer ke organisme konsumen yang
lebih tinggi tingkatannya, seperti nekton (ikan) dan udang, Sebagai
produsen dan konsumen pertama, plankton sangat dipengaruhi oleh
perubahan kondisi perairan. Dengan demikian dalam penilaian kondisi
perairan, plankton dapat dijadikan indikator atau petunjuk adanya
perubahan kualitas fisik-kimia perairan.

Hasil analisis fitoplankton, diperoleh nilai kelimpahan berkisar anatar 691-


997 Sel/liter dengan indeks keanekaragaman fitoplankton berkisar 1,55-
1,90. Berdasarkan indeks keanekaragaman fitoplankton diperairan
tersebut dikategorikan dalam indeks keanekaragaman yang tergolong
sedang.

b. Zooplankton
Hasil analisis Zooplankton, diperoleh nilai kelimpahan berkisar anatar
556-806 Indivisu/liter. Kelimpahan zooplankton di suatu daerah lentik
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan fitoplankton. Sebagian besar
zooplankton menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organik,
baik berupa fitoplankton maupun detritus. Berhubung karena bentuk dan
ukuran tubuh yang bervariasi maka terdapat berbagai tipe makanan
zooplankton dalam memanfaatkan materi.

Kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang dapat ditentukan


berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang mempengaruhi tingkat
tropik perairan tersebut. Fluktuasi dari populasi zooplankton sendiri
dipengaruhi terutama perubahan berbagai faktor lingkungan. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi populasi zooplankton adalah
ketersediaan nutrisi disuatu perairan. Indeks Keanekaragaman jenis dan
kelimpahan zooplankton disajikan pada Tabel 2.15 sebagai berikut.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 35


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 2.15 Komposis Jenis, Indeks Keanekaragaman dan
Kelimpahan Zooplankton Diperairan Sungai Disekitar
Lokasi Tapak Kegiatan Penambangan Bijih Nikel

Jumlah
No. Nama Jenis
S-01 S-02 S-03
1. Centropixys sp 9 6 7
2. Cyclops sp 7 8 5
3. Difflugia sp 4 - -
4. Euglypha sp 12 9 8
5. Rotifer sp 10 11 9
Jumlah Spesies (S) 5 4 4
Kelimpahan (Individu/L) 806 652 556
Indeks Keanekaragaman (H’) 1,54 1,36 1,36
Keterangan : S-01 = Sungai Dampala; S-02 = Sungai Siumbatu; S-03 = Sungai Tula

Keanekaragaman jenis merupakan parameter yang biasa digunakan


dalam mengetahui kondisi suatu komunitas tertentu, parameter ini
mencirikan kekayaan jenis dan keseimbangan dalam suatu komunitas.
Berdasarkan kriteria indeks keanekaragaman Shannon – Wienner
keanekaragaman plankton diperairan tersebut berkisar antara 1,36-1,54
atau dikategorikan dalam indeks keanekaragaman yang tergolong
sedang.

2. Benthos
Benthos adalah organisme yang hidup di permukaan dan atau dalam
substrat dasar perairan. Karena sifat hidupnya yang relatif menetap (sesil),
dan juga sebagai detritus feeder dan scavenger, maka benthos sering
digunakan sebagai indikator perubahan kualitas perairan. Hasil analisis
benthos menunjukkan bahwa nilai keanekaragaman berkisar 1,53-1,58.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kondisi perairan dilihat dari
struktur komunitas benthos bervariasi dari peka (rentan) - resisten (kuat)
terhadap gangguan yang dapat menunjukkan kestabilan komunitas.

Selanjutnya, secara lengkap jenis benthos dapat disajikan pada Tabel 2.16
sebagai berikut.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 36


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 2.16.Komposis jenis, Indeks Keanekaragaman Dan Kelimpahan
Benthos Diperairan Pantai Sekitar Lokasi Tapak Kegiatan
Penambangan Bijih Nikel

Jumlah
Nama Jenis
No.
S-01 S-02 S-03
1. Argia sp 6 3 4
2. Penaeus sp 8 6 7
3. Progomphus sp 4 5 2
4. Oligochaeta sp 2 - -
5. Larva Nauplius - 3 2
Jumlah Spesies (S) 4 4 4
Kelimpahan (Indivisu/m2) 20 17 15
Indeks Keanekaragaman (H’) 1,28 1,34 1,25
Keterangan : S-01 = Sungai Dampala; S-02 = Sungai Siumbatu; S-03 = Sungai Tula

Berdasarkan kriteria klasifikasi nilai indeks Shannon-Wiener hasil analisis


benthos benthos di perairan sungai sekitar lokasi tapak kegiatan tergolong
sedang. Hal ini jika dibandingkan dengan skala kualitas lingkungan maka
keanekaragaman benthos mempunyai skala kualitas lingkungan yang
rendah.

3. Jenis-Jenis Nekton
Nekton merupakan biota perairan yang memiliki nilai ekonomis dan sumber
pangan (protein hewani) yang cukup tinggi, sehingga nekton sering
diusahakan (ditangkap dan dibudidayakan) untuk mencukupi kebutuhan
protein sekaligus dijual sebagai sumber pendapatan mayarakat.Kelimpahan
nekton sangat dipengaruhi oleh kondisi kualitas perairan yang bersangkutan.
Pencemaran sungai karena limbah dan sedimentasi dapat menurunkan
kualitas perairan setempat dan bila terjadi pencemaran akan menyebabkan
berkurangnya potensi kelimpahan jenis ikan di perairan tersebut.

Parameter yang digunakan untuk mengkaji nekton/ikan adalah keberadaan


jenis tertentu akibat tekanan atau stress lingkungan. Kondisi atau
keberadaan biota air sangat ditentukan oleh kualitas habitatnya.
Pengambilan sampel jenis nekton atau ikan dilakukan wawancara dengan
penduduk di sekitar tapak proyek maupun pengamatan lapangan.Jenis
nekton yang umum dijumpai diketiga sungai sekitar lokasitapak kegiatan
penambangan biji nikel adalah udang mantis dan udang sungai, secara
lengkap jenis-jenis nekton dapat disajikan pada Tabel 2.17 sebagai berikut.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 37


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 2.17 Jenis-Jenis Nekton di Sungai Sekitar Tapak Kegiatan
Penambangan Bijih Nikel

No Nama Lokal Nama Ilmiah Phylum/Famili


1 Udang Triops longicaudatus Crustacea
2 Udang mantis Odontodactylus scyllarus Crustacea
3 Gabus Channa striata Channidae
4 Tawes Barbonymus gonionotus Cyprinidae
5 Lele Clarias batrachus Clariidae

2.1.3 Komponen Sosial, Ekonomi, Dan Budaya


a. Komponen Sosial
1. Kependudukan
a) Jumlah penduduk, kepadatan dan Jenis Kelamin.
Jumlah penduduk Kecamatan Bahodopi, berdasarkan data yang
diperoleh dari Biro Pusat Statistik, Kecamatan Dalam Angka Tahun 2016
adalah 7.263 jiwa dengan luas wilayah 1.080,98 Km2 atau dengan
kepadatan penduduk sebesar rata-rata 7 jiwa/Km2. Gambaran lebih
lengkap tentang luas wilayah, jumlah, kepadatan penduduk dan sex rasio
di wilayah dan di desa studi, tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 2.18 Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan serta Sex Rasio Penduduk
Wilayah Studi
Jenis
Luas Jumlah Kepadatan Jml Sex Ukuran
No Kec/Desa 2 Kelamin 2
(Km ) Jiwa (Km ) KK Rasio Jiwa KK
Lk Pr
1 Kec.Bahodopi 1.080,98 3849 3414 7.263 7 1675 113 4
Dampala 62,16 223 174 397 6 92 128 4
Le-le 67,65 293 249 542 8 125 118 4
Siumbatu 117,33 296 247 543 5 125 120 4
Rata-rata 82,38 27,66 223,3 494 6 114 122 4
Sumber: Kecamatan Bahodopi, Dalam Angka 2016 (Diolah kembali).

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa kepadatan penduduk


di wilayah studi yang meliputi DesaDampala, Siumbatu dan Lele masih
terhitung sangat jarang yakni hanya berkisar 7 jiwa/Km2. Berkembangnya
desa-desa sekitar dengan masuknya banyak perusahaan yang
berinvestasi disektor pertambangan nikel dan sarana pendukungnya
telah memicu bertumbuhnya penduduk yang relatif tinggi.Eksistensi
perusahaan seperti Bintang Delapan Mineral Grup dan Wang Xiang Grup
di daerah Bahodopi telah memicu migrasi masuk dalam jumlah besar.
Dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun jumlah penduduk yang

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 38


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
menetap, baik untuk bekerja maupun berusaha di daerah Bahodopi telah
mencapai 20.000 jiwa lebih. Sementara itu perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan (seks rasio), tidak terlihat perbedaan
yang signifikan dengan rasio 114. Jumlah anggota rumah tangga di desa
studi yang rata-rata terdapat 4 jiwa dalam 1 Rumah Tangga. Kondisi
rumah tangga di wilayah studi yang rata-rata mempunyai anggota
keluarga kurang dari 5.

b) Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah termasuk di wilayah kecamatan


dan desa sangat ditentukan oleh 3 aspek kependudukan. Ketigaaspek
dimaksud meliputi: fertilitas (kelahiran), Mortalitas (kematian) dan
Mobilitas penduduk. Jumlah penduduk di Kecamatan Bahodopi pada
tahun 2015 sebanyak 7.132 jiwa. Pada tahun 2016, jumlah tersebut telah
mengalami peningkatan menjadi 7.263 jiwa, sehingga pertumbuhannya
hanya mencapai 0,98%. Petumbuhan tersebut tidak merata pada semua
desa ada desa di Kecamatan Bahodopi yang pertumbuhannya tinggi dan
ada pula yang pertumbuhannya rendah. Hal itu sebagian ditentukan oleh
potensi desa itu sendiri yang menjadi pemicu masuknya penduduk dari
desa lain atau daerah lain untuk bermukim dan menjadi penduduk di
desa tersebut. Misalnya hadirnya investor menyebabkan penduduk yang
datang ke desa tersebut untuk memanfaatkan peluang-peluang kerja dan
peluang berusaha dan lama kelamaan terdaftar menjadi penduduk desa
setempat.

c) Struktur Penduduk Menurut Umur dan Ketersediaan Tenaga Kerja

Komposisi penduduk menurut umur adalah salah satu komponen penting


yang harus dikaji dalam dokumen ini, karena terkait dengan beberapa
aspek yaitu; aspek lapangan kerja, sarana pendidikan, dan fasilitas sosial
lainnya. Adapun jumlah penduduk usia produktif (15 – 64) di Kecamatan
Bahodopi adalah sebesar 5.092jiwa atau sekitar 70,11% dari total
penduduk. Sedangkan penduduk yang belum produktif (0 – 14) sebesar
2.027 jiwa atau sekitar 27,91%, dari total penduduk dan yang tidak
produktif lagi (usia 65 tahun keatas) sebesar 144 jiwa atau 1,98%.
Dengan demikian maka angka beban tanggungan rata-rata di
Kecamatan Bahodopi adalah sebesar adalah 40 yang berarti bahwa
setiap 100 orang usia produktif selain menanggung dirinya sendiri, juga
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 39
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
harus menanggung sekitar 40 orang usia tidak produktif. Besarnya
jumlah penduduk yang tergolong produktif di wilayah studi menandakan
bahwa di desa studi memiliki sumber daya manusia yang memadai,
sehingga dalam hal pemenuhan tenaga kerja untuk pihak perusahaan
tidak ada persoalan. Namun tentu terbatas pada tenaga kerja non skill
oleh karena diketahui bahwa sumber daya yang ada di desa skillnya
sangat terbatas bahkan rendah, sehingga tidak semua jenis pekerjaan
yang ada di perusahaan dapat di kerjakan.

2. Pendidikan
Di wilayah studiprasarana pendidikan yang tersedia sesuai yang tertera
pada Kecamatan Bahodopi Dalam Angka tahun 2016; bahwa prasarana
pendidikan yang ada meliputi: Sekolah Negeri terdiri atas: Sekolah Dasar
(SD) sebanyak 13 unit, Sekolah Menengah Tingkat Pertama sebanyak 3
(tiga) unit dan Sekolah Memengah Tingkat Atas sebanyak 1 (satu) unit.
Sekolah Swasta terdiri atas: Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP)
sebanyak 2 (dua) unit dan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) sebanyak
1 (satu) unit. Data mengenai jumlah murid dan guru di wilayah studi yang
menggambarkan tentang situasi pendidikan, tersaji dalam Tabel berikut.

Tabel 2.19. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Wilayah Studi 2016


Wilayah/Desa Murid (orang) Guru (orang)
No
Studi TK SD SMP SMA SMK TK SD SMP SMA SMK
1 Kec.Bahodopi 326 1612 671 331 - 46 145 64 32 -
Desa Dampala - 81 - - - - 13 - - -
Desa Siumbatu 31 95 109 - - 4 13 12 7 -
Desa Le-le 42 76 - - - 5 14 - - -
Sumber: Kecamatan Bahodopi Dalam Angka 2016.

Tabel 2.17. menunjukkan bahwa rasio antara guru terhadap murid wilayah
studi cukup memadai sehingga dengan sendirinya anak-anak didik dapat
terlayani dengan maksimal, mengingat jumlah murid tidak terlalu besar
khususnya untuk pendidikan SD yakni dengan rasio 1 : 18. Yang berarti
setiap seorang guru hanya melayani sebanyak 18 orang murid.

3. Agama
Penduduk di wilayah studi mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil
beragama Kristen, Hindu dan Katolik. Agama Islam dianut oleh penduduk
etnik lokal seperti Bungku, Tolaki dan Bajo sementara penduduk beragama
Kristen dianut oleh kebanyakan berasal dari etnik pendatang Toraja dan
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 40
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Mori. Sedangkan penduduk beragama Hindu berasal dari transmigran etnik
Bali. Gambaran keragaman agama yang dianut secara umum di Kecamatan
Bahodopi terlihat dari prasaranakeagamaan yang ada antara lain Masjid
sebanyak 19 buah, mushallah sebanyak 7 buah, Gereja kristen/katolik
sebanyak 1 buah, Pura sebanyak 3 buah. Ketersediaan prasarana
peribadatan sebagaimana digambarkan di atas terlihat bahwa pemeluk
agama terbesar di Kecamatan Bahodopi adalah pemeluk Agama Islam. Data
mengenai fasilitas peribadatan di wilayah dan di desa studi, tersaji dalam
Tabel berikut.

Tabel 2.20. Sarana dan Prasarana Peribadatan di Wilayah dan di


Desa Studi 2016
Fasilitas Peribadatan
No Wilayah studi
Masjid Mushallah Gereja Pura/Vihara
1 Kec. Bahodopi 19 7 1 3
Desa Dampala 1 - - -
Desa Siumbatu 1 - - -
Desa Le-le 1 - - -
Jumlah 3 - - -
Sumber: Kecamatan Bahodopi Dalam Angka 2016.

4. Sosial Ekonomi
a. Mata Pencaharian Penduduk
Penduduk di desa-desa studi masyarakatnya mayoritas masih
menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Data yang
berhasil dihimpun saat dilakukan studi awal menunjukkan bahwa sekitar
80% penduduk bekerja disektor tersebut. Misalnya di desa Dampala
penduduk bekerja sebagai petani sawah, kebun coklat dan beternak.
Persawahan di daerah ini masih tadah hujan sehingga panen hanya bisa
dilakukan sekali dalam setahun, pengairan yang dulu pernah berfungsi
kini tidak lagi bisa mengairi sawah kini rusak oleh terjangan banjir dan
kerusakan saluran air karena sedimentasi.

Secara umum, berdasarkan pengamatan di lapangan terlihat bahwa


masyarakat telah berangsur berubah dari masyarakat agraris yang
bersifat subsisten menjadi masyarakat yang semi industri dengan
mengandalkan skill dan modal. Keberadaan kegiatan pertambangan nikel
skala kecil yang pernah beroperasi beberapa tahun sebelumnya hanya
dengan luasan di bawah 100 ha, bermodal UKL UPL telah menyebabkan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 41


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
warga desa sekitar akrab dengan kegiatan pertambangan. Di desa studi
baik di Desa Dampala, Lele maupun di Desa Siumbatu tampak jelas
bahwa terjadi perubahan mendasar pada pola penghidupan masyarakat.
Kegiatan usaha warga semakin beragam, rumah-rumah penduduk yang
lebih baik dan lebih akrab dengan kegiatan pertambangan. Meskipun
angka statistik menunjukkan masih besarnya jumlah petani (75%) di Desa
Dampala atau (80%) di Desa Siumbatu tetapi kegiatan sampingan warga
sudah lebih banyak berhubungan dengan sektor pertambangan. Hal ini
patut diketengahkan mengingat persepsi atas rencana pertambangan
nikel dalam skala yang lebih besar kemungkinan akan lebih baik.

Fakta yang dapat dikemukakan dalam kajian ini sehubungan dengan


besarnya populasi petani di wilayah dan didesa studi adalah dari sisi
ketersediaan lahan atau areal yang ada dan tersaji dalam Tabel berikut.
Selain dilihat dari luas lahan pertanian sebagaimana tercermin dalam
tabel di atas, juga dapat dibuktikan dengan besar produksi (ton)
padatahun 2016 yakni: padi sawah sebesar 14.504,68 ton, jagung
sebanyak 112,84 ton, ubi kayu sebesar 19,73 ton, kacang hijau, 3,31 ton
dan kacang tanah sebesar 3,07 ton. Disamping itu terdaat pula produksi
dalam bentuk tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, kipi dan
kakao serta berbagai jenis tanaman sayur-sayuran.

Tabel 2.21. Jenis dan Luas Lahan beserta Pemanfaatannya di


Wilayah Studi Tahun 2016
No Jenis pemanfaatan Luas (Ha)
A. Lahan Sawah 606
Irigasi teknis -
Irigasi setengah teknis 25
Irigasi sederhana 47
Irigasi desa/Non PU 200
Tadah hujan 6
Pasang surut 0
Lebak 0
Folder dan sawah lainnya 328
B. Lahan bukan sawah 6640
Tegal/kebun 1345
Ladang/huma 266
Perkebunan 1632
Ditanami pohon/Hutan rakyat 15
Tambak 3
Kolam/tebet/empang 4

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 42


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Pengembalaan/padang rumput 675
Sementara tidak diusahakan 2248
Lain-lain 452
C. Lahan bukan pertanian 100.852
Bangunan dan pekarangan 465
Hutan negara 83.897
Rawa-rawa (yang tidak ditanami) 130
Lain-lain 16.360
Jumlah 108.098
Sumber: Kecamatan Bahodopi Dalam Angka 2016.

Seiring dengan kehadiran perusahaan pertambangan, implikasi positifnya


adalah lapangan kerja sektor pertambangan akan banyak membutuhkan
tenaga kerja lokal. Prioritas pada tenaga kerja lokal dibandingkan dengan
tenaga kerja asing harus menjadi komitmen perusahaan, terutama pada
pada pekerjaan unskilled yang tersedia cukup memadai pada desa-desa
sekitar proyek. Selain itu peluang kerja disektor informal jelas akan
terbuka dan memberi peluang kepada seluruh masyarakat di sekitar
wilayah tambang yang dapat meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraannya masyarakat.

b. Tingkat Pendapatan

Indikator kemakmuran atau kesejahteraan suatu masyarakat adalah


besarnya pendapatan masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan
seseorang umumnya dapat dilihat melalui jenis mata pencaharian atau
pekerjaan yang digelutinya. Berdasarkan tingkat pendapatan masyarakat
akan dapat diduga tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut.Indikator
tingkat kesejahteraan masyarakat secara ekonomi ini, antara lain dapat
dilihat dari kondisi pemukiman (rumah), kelengkapan (perabotan) rumah
tangga, kondisi pendidikan anggota keluarga, tingkat kesehatan dan lain
sebagianya.

Pendapatan masyarakat yang bekerja pada sektor formal akan lebih


mudah mengetahuinya, karena pendapatan akan terukur dengan besar
upah/gaji yang diperoleh setiap bulan, lain halnya dengan masyarakat
yang bekerja pada sektor informal, perhitungan pendapatan perbulan
relatif lebih rumit. Untuk kepentingan studi Amdal ini, basis data untuk
memperoleh gambaran pendapatan adalah melalui kuesioner dan
wawancara kepada responden di wilayah studi. Berdasarkan kajian awal,

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 43


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
pendapatan masyarakat di tiga desa digambarkan sebagai berikut;
penduduk yang bekerja sebagai petani sawah dan kebun rata-rata
berpendapatan antara Rp. 750.000 sd Rp. 1.000.000. Penduduk yang
bekerja sebagai karyawan dan buruh (kebanyakan bekerja di BDM Grup
dan kontraktornya maupun di Wan Xiang Grup) dalam berbagai posisi
berpendapatan antara Rp. 1.750.000 sd Rp. 3.500.000. Sementara
penduduk yang berkerja di sektor perdagangan dan usaha lainnya
berpendapatan antara Rp. 2.000.000 sd Rp. 4.000.000 perbulan. Analisis
terkait tingkat pendapatan secara rinci akan disajikan dalam kajian Amdal
setelah pengolahan data kuesioner.

c. Pola Pemilikan dan Penggunaan Lahan


Hasil survei di desa studi diperoleh data dan informasi bahwa pola
pemilikan lahan terdiri dari berbagai macam. Ada yang sudah dapat
membuktikan kepemilikan lahannya dengan sertifikat dan ada juga bukti
kepemilikan lahannya hanya sebatas surat-surat dari pemerintah desa
ataupun kesaksian tokoh-tokoh masyarakat dan warga lainnya serta
bukti pembayaran pajak (PBB).Pada umumnya lahan-lahan dengan bukti
surat-surat tersebut biasanya disertai dengan bangunan berupa rumah
tempat tinggal.
Pola penggunaan lahan yang diusahakan oleh penduduk pada areal
yang ada adalah padi sawah, jagung, kacang-kacangan, dan ubi-
ubian. Tanaman-tanaman tersebut biasanya ditanam disekitar areal
permukiman penduduk, sedangkan tanaman-tanaman keras dengan
masa panen jangka panjang umumnya ditanam dikebun milik penduduk
yang lokasinya ada yang dekat dan ada pula yang jauh dari pemukiman.

d. Sarana dan Prasarana Perekonomian.


Saat ini sarana perekonomian yang ada dan dimanfaatkan oleh
masyarakat di wilayah dan di desa studi dalam rangka memenuhi
kebutuhan sehari-hari, terjadi peningkatan yang sangat melonjak, kios dan
toko yang menjual berbagai jenis kebutuhan semakin bertambah, bahkan
warung-warung makan yang dulunyasulit ditemukan, saat ini semakin
mudah ditemukan karena jumlahnya semakin bertambah.Saat ini warung-
warung kopi (warkop) juga sudah ada di sana dan terbuka siang dan
malam.Hadirnya perusahaan pertambangan, pasti akan lebih menambah
besar dan menambah banyak masyarakat yang akan mengembangkan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 44


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
usahanya. Data tentang sarana dan Prasarana Perekonomian di Wilayah
dan di desa studi tersaji dalam Tabel 2.22.

Tabel 2.22. Banyaknya Sarana dan Prasarana Perkonomian di Wilayah Studi 2016
Sarana dan Prasarana Perekonomian
No Wilayah Studi Warung/ Hotel/ Kop. Non
Pasar Toko Kios
Rmh. Makan Penginapan KUD
1 Kec.Bahodopi 2 13 193 35 1 13
Ds. Dampala - - 16 2 - -
Ds. Siumbatu - 1 17 2 - -
Ds. Lele - - 14 1 - -
Sumber : Kecamatan Bahodopi Dalam Angka, 2016 dan Potensi Desa Dampala, Siumbatu dan Lele
2017

e. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Kondisi perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari beberapa indikator
makro ekonomi, antar lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai merupakan refleksi dari
kemampuan daerah dalam mengelolah sumberdaya alam dan
sumberdaya manusianya. PDRB Kabupaten Morowali berdasarkan harga
berlaku pada tahun 2013mencapai 2.182.183 juta rupiah atau naik
12,93% dibanding tahun 2012. Sementara itu apabila diperhitungkan
berdasarkan harga konstan 2013, nilai PDRB yang dicapai sebesar
401.889 juta rupiah atau meningkat sebesar 9,33% dibanding tahun
sebelumnya (2012).

Secara nyata pada umumnya semua sektor mengalami perkembangan


yang cukup signifikan setiap tahun, namun yang paling nyata
pertumbuhannya adalah sektor pertanian sekaligus memberikan
kontribusi paling dominan. Peranan sektoral PDRB Kabupaten Morowali
serta kecenderungan-kecenderungan tersebut sangat jelas terlihat dalam
sajian Tabel 2.23 dan 2.24 berikut.

Tabel 2.23. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Morowali atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun
2009-2013
Tahun
No Lapangan usaha
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 1330.356 1.476.799 1.708.938 1.899.897 2.182.183
2 Pertambangan dan 44.005 219.243 561.043 925.023 1.416.204
penggalian
3 Industri dan Pengolahan 47.818 53.515 59.250 65.864 73.493

4 Listrik dan Air Bersih 6.644 7.631 8.218 9.023 10.019


5 Bangunan 41.245 49.824 54.780 60.229 66.851

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 45


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun
No Lapangan usaha
2009 2010 2011 2012 2013
6 Perdagangan, Hotel& 205.935 249.195 279.774 314.006 345.860
Restoran
7 Angkutan dan Komunikasi 11.346 13.151 14.515 16.186 17.953
8 Keuangan persewaan 74.494 87.058 95.475 109.376 123.710
dan perusahaan
9 Jasa-jasa 140.925 164.756 184.327 202.424 221.692
PDRB 1.050.714 1.374.004 1.872.326 2.383.190 3.061.475
Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2016

Tabel 2.24.Distribusi Prosentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Kabupaten Morowali atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha (Jutaan rupiah) 2009-2013
Tahun
No Lapangan usaha
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 290.580 313.803 335.272 364.391 401.889
2 Pertambangan dan 14.728 45.404 102.053 163.178 230.371
penggalian
3 Industri dan 29.632 32.078 34.244 37.538 41.067
Pengolahan
4 Listrik dan Air Bersih 3.452 3.786 4.034 4.350 4.739
5 Bangunan 26.547 28.755 31.026 33.680 36.350
6 Perdagangan, Hotel 120.883 133.493 143.979 156.457 171.307
& Restoran
7 Angkutan dan 7.221 7.918 8.595 9.387 10.124
Komunikasi
8 Keuangan 38.757 42.338 44.997 50.315 56.105
persewaan dan
perusahaan
9 Jasa-jasa 79.729 85.370 90.745 96.550 104.525
PDRB 611.528 692.945 794.946 915.840 1.056.477
Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2016

f. Angkatan Kerja

Berdasarkan data Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2016 pencari


kerja yang terdaftar di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali, terlihat mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2016 pencari kerja yang
masih terdaftar di Kabupaten Morowali, berdasarkan komposisinya, terdiri
dari lulusan SLTA (63,37%), Diploma (8,42%) dan Universitas/Sarjana
(13,30%) dan sisanya lulusan SD (4,46%) dan SLTP sebesar 10,44%.
Selanjutnya pada tahun 2015 pencari kerja berdasarkan komposisinya,
terdiri dari lulusan SLTA (53,22%), Diploma (21,78%) dan
Universitas/Sarjana (21,38 %) dan sisanya lulusan SD dan SLTP sebesar
3,62%. Dari jenis kelamin, maka pencari kerja laki-laki adalah yang

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 46


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
terbanyak pada tahun 2016. Data pencari kerja Tahun 2015 – 2016
tersaji pada Tabel 2.25.

Tabel 2.25.Pencari Kerja yang Masih Terdaftar Menurut Tingkat


Pendidikan Dan Jenis Kelamin Tahun 2015 –2016
Jenis Kelamin
No Tingkat Pendidikan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 SD 170 33 203
2 SLTP 351 124 475
3 SLTA 2266 616 2882
4 D1 – D3 122 261 383
5 Sarjana 382 223 605
Jumlah 2016 3291 1257 4548
2015 3266 1237 4503
Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2016

Berbeda dengan tahun 2015 di mana perempuan jumlahnya jauh lebih


banyak, Untuk tahun 2016 yaitu jumlah pencari kerja laki-laki sebesar
72,36%, dan perempuan sebesar 27,63%. Tahun 2015 tenaga kerja
perempuan sebanyak 60.66% dan pencari kerja laki-laki sebanyak
39,34%.

g. Sosial Budaya
1) Suku dan Adat Istiadat
Penduduk pada 3 desa studi memiliki karakteristik yang unik. Di Desa
Dampala misalnya, mayoritas penduduk desa ini adalah keturunan Toraja-
Bugis. Menurut tokoh masyarakat di desa Dampala terdapat 90% penduduk
merupakan keturunan etnis Toraja, Luwu (Masamba) dan Bugis yang sudah
mengalami asimilasi. Di Desa Lelea dan Siumbatu penduduknya mayoritas
etnik Tolaki, Jawa, Bugis dan Tator. Keunikan etnisitas di wilayah studi juga
terlihat dari ornamen-ornamen bangunan replika rumah adat Toraja
(tongkonan) yang berdiri di depan rumah induk sepanjang jalan di Desa
Dampala dan Lelea. Demikian halnya bahasa yang digunakan cukup
beragam, yakni bahasa Toraja-Luwu, Bugis, Tolaki dan Jawa, meskipun
secara umum mereka juga menguasai bahasa Bungku. Berdasarkan
pengakuan salah seorang informan di lokasi studi menyebutkan bahwa
kedatangan kelompok masyarakat Toraja dan Bugis ke wilayah tersebut
dibawa oleh gerombolan kelompok DI/TII Kahar Muzakkar. Keunikan lainnya
adalah etnik Toraja di desa studi kebanyakan beragama Islam. Etnis yang
mendiami wilayah studi baik penduduk lokal maupun penduduk pendatang

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 47


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
memiliki akar budaya dan adat istiadat masing-masing sebagai wujud dari
kearifan masyarakatnya, yang mengatur pola hubungan sesama manusia
dan hubungan dengan alam sekitarnya. Namun demikian seiring dengan
perubahan zaman dan pengaruh teknologi komunikasi, nilai-nilai budaya
yang tergali dari wujud kearifan masyarakat lambat laun mengalami
perubahan dan terlebur dengan nilai-nilai lain yang dianut oleh masyarakat.
Adat-adat kebiasaan yang berlaku dikalangan masyarakat di wilayah studi
seperti adat perkawinan, hajatan keluarga, dan upacara-upacara syukuran
lainnya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama.
Keragaman etnis yang mendiami desa studi tersebut sekaligus menjadi salah
satu ciri khas ke-bhinnekaan Indonesia. Namun hal ini perlu dibangun
sebuah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur tatanan kehidupan
masyarakat, sehingga keragaman etnis dan budaya serta agama tersebut
tidak menjadi sebuah media yang dapat menjadi pemicu konflik dimasa
datang.
Keragaman etnis, budaya dan agama yang dimiliki masyarakat di sekitar
proyek pertambangan menjadi sebuah kondisi kuat untuk ketahanan nasional
sepanjang ada sebuah bangunan yang kokoh dan kuat di sana yang dijaga
secara bersama pula. Interaski, integrasi, amalgamasi akan pasti terjadi di
sana.

2) Proses Sosial
Berdasarkan hasil observasi di desa studi, bentuk-bentuk kerjasama yang
berkembang di dalam masyarakat pada umumnya terkait dengan ekonomi
masyarakat, seperti arisan keluarga, gotong royong baik yang terkait
kepentingan umum, seperti perbaikan fasilitas umum dan sebagainya.
Meskipun kondisi keamanan secara umum masih kondusif, kekhawatiran
akan adanya riak-riak terkait gangguan keamanan dan ketertiban mulai
sering muncul. Banyaknya penduduk pendatang dengan beragam
latarbelakang budaya dan istiadat menjadi sumber baru perbedaan-
perbedaan di masyarakat. Pada titik ini dibutuhkan upaya penyesuaian dan
penerimaan sosial pada masing-masing pihak agar tercipta harmoni sosial
yang mantap.
Hasil wawancara pada beberapa tokoh masyarakat terkait proses sosial
menunjukkan bahwa hadirnya banyak industri pertambangan nikel yang
diikuti oleh masuknya banyak tenaga kerja dan pendatang yang berusaha di
wilayah ini telah berpengaruh pada ketertiban masyarakat. Misalnya saja
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 48
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
banyaknya kasus-kasus perselingkuhan karena didukung oleh maraknya
kafe-kafe dan kos-kosan. Demikian pula adanya kasus-kasus terkait
kebiasaan etnis tertentu, seperti kegiatan sabung ayam di desa Keurea yang
dianggap oleh tokoh masyarakat sebagai kebiasaan yang merusak, karena
penduduk lokal yang relatif religius tidak menerima kebiasaan etnis
pendatang seperti itu. Meski kejadiannya bukan di desa studi tetapi kejadian
tersebut mendapat perhatian dari desa-desa sekitar yang menerima dampak
keberadaan indutri pertambangan nikel.
Proses sosial yang bersifat disasosiatif lainnya muncul dari buruknya relasi
antara perusahaan tambang yang sudah existing dengan beberapa anggota
masyarakat yang pernah menjadi karyawan. Hasil penelusuran awal
menunjukkan bahwa persepsi dan sikap penolakan warga pada perusahaan
diakibatkan oleh adanya kekecewaan akibat dikeluarkan (dipecat) oleh
perusahaan sehingga seringkali mempelopori tindakan-tindakan resisten
terhadap perusahaan. Kondisi ini harus dicermati secara mendalam
mengingat motif atas sikap mendiskreditkan perusahaan bukan berasal dari
kealpaan perusahaan dalam memberikan hak-hak dasar kepada karyawan
melainkan mentalitas dan pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan itu
sendiri. Kebanyakan warga yang kini bertindak resisten terhadap perusahaan
tambang nikel lain yang sudah existing dan sering menjadi sumber terjadinya
gerakan sosial adalah mereka yang telah keluar dari perusahaan karena
indisipliner. Misalnya karena tidak masuk kerja selama lebih dari tiga hari
tanpa informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, keterlambatan masuk
kerja, melanggar peraturan secara berulang dan berkelahi.
Situasi yang demikian juga berdampak pada sikap warga lokal terutama yang
tidak lagi bekerja di perusahaan, menjadi lebih sentimen terhadap pekerja
pendatang. Persepsi ini muncul karena ketidakmampuan warga lokal dalam
menyesuaikan diri pada pekerjaan terjadwal dengan menuntut disiplin yang
ketat, sehingga mengalihkan sikap resisten terhadap pekerja pendatang
yang dianggap telah merebut kesempatan kerja buat mereka.

3) Pranata Sosial
Lembaga-lembaga masyarakat yang ada di wilayah studi dari segi fungsinya
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yakni lembaga kemasyarakatan yang
sifatnya formal seperti Pemerintahan Desa (Kepala Desa dan Perangkatnya)
dan Badan Perwakilan Masyarakat (BPD), BUMDes (Badan Usaha Milik

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 49


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Desa) sedangkan lembaga-lembaga masyarakat yang sifatnya non formal
adalah lembaga keagamaan.

Lembaga-lembaga formal sangat berperan dalam kelancaran kegiatan


pemerintahan di daerah pedesaan baik kegiatan yang sifatnya administratif
maupun yang non administratif. Meskipun kepala desa dan perangkatnya
merupakan pelaksana pemerintahan dan simbol kekuasaan formal di desa
tetapi peran Badan Perwakilan Desa (BPD) dalam pengambilan keputusan
strategis yang menyangkut kepentingan masyarakat sangat berpengaruh.
Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa BPD merupakan lembaga yang
paling menonjol dalam menentukan arah kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan terutama yang terkait dengan kesejahteraan rakyat. Peran
BUMDes di desa studi juga cukup menonjol terutama dalam kerjasama
dengan perusahaan dalam pengelolaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
dan Corporate Social Responsibilityperusahaan pertambangan yang sudah
beroperasi.

h. Persepsi dan Harapan Masyarakat Terhadap Proyek


Ada tidaknya dukungan masyarakat terhadap kegiatan pertambangan Nikel
akan sangat bergantung kepada Persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil survey AMDAL diperoleh gambaran
tentang persepsi masyarakat di wilayah studi yang juga berharap pertambangan
nikel di wilayah mereka yang juga mungkin akan berhasil. Persepsi masyarakat
yang akan dikemukakan dibawah ini merupakan cerminan dari kondisi
lingkungan sekitar seperti pengalaman desa-desa lain di sekitar wilayah studi
yang telah mengalami kemajuan pesat dalam bidang perekonomian dengan
terbukanya lapangan kerja dan luasnya kesempatan berusaha . Persepsi positif
tersebut tentu saja disertai dengan harapan yang sama dalam konteks ekonomi
meski disertai juga dengan kekhawatiran akan adanya dampak buruk yang akan
timbul akibat keberdaan tambang nikel PT. Oti Eya Abadi.

Hasil wawancara terungkap bahwa seluruh responden (80%) sudah


mengetahui adanya recana pertambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi.
Sumber informasi rencana tersebut diperoleh dari pemrakarsa melalui
pemerintah desa. hal itu menunjukkan bahwa peran pemerintah desa dalam
mensosialisasikan kegiatan pembangunan demikian fungsional sehingga
sangat cepat menyebarkan informasi yang mereka peroleh.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 50


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Secara umum masyarakat setuju (92,67%) dengan rencana kegiatan
pertambangan nikel nickel tersebut dengan sejumlah harapan dan saran.
Hanya sebesar 7,33% responden yang tidak berpendapat terhadap rencana
tersebut. Namun dengan harapan yang berbeda-beda. 84% responden
menyatakan bahwa dengan adanya rencana tersebut akan dapat memperluas
lapangan pekerjaan khususnya bagi tenaga kerja lokal atau warga masyarakat
lain di kawasan tersebut.

Manfaat yang cukup banyak diharapkan oleh masyarakat dengan kegiatan


pertambangan nikel tersebut dan sarana penujang adalah: adanya kesempatan
kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat, adanya pemberdayaan
masyarakat di sekitar wilayah proyek serta daerah menjadi lebih maju dan
berkembang. Terkait manfaat rencana kegiatan pertambangan nikel dan sarana
Pendukung lainnya PT. Oti Eya Abadi oleh diperoleh data yang relatif homogen.
Seperti pernyataan responden sebagai berikut: terbukanya kesempatan kerja
terdapat 14 responden (31.1%), meningkatnya kesempatan berusaha terdapat
3 responden (20,00%), meningkatnya pendapatan masyarakat sebanyak 16
responden (35.6%), dan adanya pemberdayaan masyarakat dari PT. Oti Eya
Abadi sebanyak 6 orang (13,3) serta diharapkan desa menjadi Maju dan
berkembang sebanyak 4 responden atau 8.9%).

Persepsi positif masyarakat terhadap rencana kegiatan terkait dengan adanya


beberapa keuntungan atau manfaat yang dapat ditimbulkan dari adanya
kegiatan proyek seperti ditunjukkan pada Tabel 2.26.

Tabel 2.26. Pendapat Responden Tentang Manfaat Kegiatan Proyek

No Jenis Manfaat Dari Kegiatan Proyek Frekuensi %


1. Adanya kesempatan kerja 14 31,1

2. Meningkatnya kesempatan berusaha 5 20,00

3. Meningkatnya pendapatan masyarakat 16 35.6

4. Desa menjadi maju atau berkembang 4 8.9

5. Adanya pemberdayaan masyarakat dari 6 13,3


proyek

Jumlah 45 100,00

Sumber : Diolah Dari Data Primer, 2016

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 51


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Pada bagian lain persepsi dan harapan serta kekhawatiran warga desa studi
disarikan sebagai berikut:
 Hendaknya pola rekruitmen tenaga kerja yang diterapkan oleh pihak
PT. Oti Eya Abadi adalah mendahulukan tenaga kerja lokal (yang berasal
dari desa terdampak). Penerimaan tenaga kerja harus melalui mekanisme
yang transparan, adil dan tidak diskriminatif dalam hal pemberian upah.
 Kekhawatiran akan dampak negatif rencana penambangan bijih nikel di
lokasi studi, terutama terkait dengan sumber air bagi areal pertanian
masyarakat di Desa Dampala dan Lele.
 Perlunya proses sosialisasi yang lebih efektif atas rencana pembangunan
penambangan dan pemurnian bijih nikel oleh PT. Oti Eya Abadi agar dapat
diterima baik oleh masyarakat setempat, pemerintah daerah setempat dan
pihak lain yang berkepentingan.
 Masyarakat berharap agar perusahaan memperhatikan hak-hak masyarakat
yang ada di sekitar tambang terutama dalam hal kegiatan pemberdayaan
masyarakat (community development program) dan Corporate Social
Responsibility (CSR).

Terkait minat masyarakat untuk ikut bekerja pada kegiatan pertambangan bijih
nikel PT. Oti Eya Abadi sangat besar. Hal ini dapat dimengerti mengingat
bahwa masih banyaknya angkatan kerja di sekitar lokasi rencana
pertambangan yang masih mengganggur. dari hasil wawancara dengan
responden terlihat bahwa sebanyak 72,0% responden ingin berpartisipasi
dalam mengisilowongan kerja yang ada di kegiatan pertambangan. Alasan
utama adalah karena tidak memiliki pekerjaan tetap atau memiliki anggota
keluarga yang masih mengganggur (belum bekerja). Jenis pekerjaan yang
dapat mereka lakukan adalah tenaga administrasi, humas, security (tenaga
keamanan),tenaga surveyor, supir, office boy dan lain-lain. Mengingat tingginya
minat masyarakat dalam mengisi kesempatan kerja yang ada, maka pengelola
pertambangan PT. Oti Eya Abadi harus memprioritaskan tenaga kerja lokal
untuk diterima sebagai pekerja sesuai kemampuan dan tingkat keahlian yang
dibutuhkan. Selain itu juga terungkap bahwa hanya 26,7% responden yang
tidak berminat untuk bekerja pada pertambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi .
Alasan responden yang tidak berminat adalah sebagai berikut :1) telah memiliki
pekerjaan yang lebih baik (9,3%); Sudah tua dan tidak mampu bekerja berat
(8,0%); 2) terlalu jauh dari tempat tinggal (5,3%); dan 3) tidak mau terikat dalam
suatu perusahaan (4,1%). Selain sebagai pekerja, masyarakat juga
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 52
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
mengharapkan adanya peluang berusaha yang bisa meningkatkan pendapatan
keluarga.
Dari hasil survei, menunjukkan bahwa masyarakat lokal cukup terbuka terhadap
kaum pendatang. Karena selama ini penduduk lokal telah terbiasa dengan
masuknya berbagai suku pendatang. Persepsi masyarakat terhadap
masyarakat kaum pendatang dapat sebesar 76,0% tanggapan responden
terhadap tenaga kerja pendatang menyatakan setuju, asalkan penduduk lokal
diprioritaskan dalam penerimaan tenaga kerja dan pekerja pendatang dapat
beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Apabila kesempatan kerja tidak dapat
dipenuhi oleh tenaga kerja lokal, karena diperlukan keahlian dengan spesifikasi
tertentu, maka dapat diisi oleh pendatang. Alasan lain dari responden yang
setuju adanya pekerja pendatang adalah karenape kerja pendatang mempunyai
keahlian tertentu yang akan memperluas wawasan penduduk lokal dan
sekaligus sebagai motivasi untuk meningkatkan pendidikan maupun
pengetahuan masyarakat. Sedangkan sikap sebagian kecil masyarakat
(21,3%), yang tidak menyetujui adanya tenaga kerja pendatang karena mereka
khawatir tidak dapat bersaing dengan pendatang dan kuatir kalau pendatang
membawa kebiasaan yang tidak umum yang bisa mengganggu keamanan dan
ketertiban masyarakat. Meskipun sebagian besar anggota masyarakat setuju
terhadap kehadiranpekerja pendatang tetapi mereka tetap mengharapkan agar
pekerjapendatang terutama pekerja asing (jika ada) dapat menghormati adat
kebiasaan serta agama masyarakat sekitar.

2.1.4 Komponen Kesehatan Masyarakat


1) Sanitasi dan KesehatanLingkungan
Upaya pelayanan kesehatan preventif dapat diimplementasikan melalui
program kesehatan lingkungan. Secara umum kesehatan lingkungan
merupakan salah satu upaya kesehatan yang diselenggarakan untuk
mewujudkan keadaan lingkungan yang bebas dari risiko yang
membahayakan kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat. Upaya
kesehatan lingkungan dilakukan dalam bentuk penyediaan sarana sanitasi
dasar (air bersih, jamban) maupun rekayasa dan modifikasi lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengambilan data dari puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten wilayah studi di dapatkan data yang dapat di
lihat pada Tabel 2.27.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 53


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 2.27. Jenis dan Jumlah Sarana Air Bersih yang Digunakan oleh
Masyarakat Wilayah Puskesmas Bahodopi Kecamatan
Bahodopi Tahun 2016
Jenis Sarana
Puskesmas/ Sumur
No Sumur Perlindungan Penampungan
Kecamatan Pompa Perpipaan
Gali Mata Air Air Hujan
Tangan
Bahodopi
1 1100 30 3 1
Kec.Bahodopi
Sumber :Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali, 2016

Berdasarkan data pada Table 2.20 di atas menunjukan bahwa sebagian


besar masyarakat wilayah studi menggunakan jenis sarana air bersih
berupa sumur gali 1100 buah, sumur pompa tangan 30 buah dan perpipaan
1 unit. Ketersediaan sarana air bersih yang ada di wilayah studi dapat
menggambarkan besaran akses air bersih bagi masyarakat. Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali bahwa akses air bersih di
Kecamatan Bahodopi Tahun 2015 adalah sebesar 69,88%. Air bersih yang
digunakan adalah untuk keperluan domestic seperti memasak, mencuci,
mandi dan keperluan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa masih ada
masyarakat yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan air bersih.
Kondisi sanitasi di masyarakat dapat digambarkan dengan kepemilikan
jamban keluarga dan perubahan prilaku masyarakat tentang pentingnya
membuang air besar di jamban. Gambaran mengenai akses sanitasi di
wilayah studi dapat dilihat pada Tabel 2.28.

Tabel 2.28. Jumlah Penduduk yang Terakses Sanitasi di Wilayah


Studi Tahun 2016
Puskesmas/ Jumlah Jumlah Penduduk dengan
No Kecamatan Penduduk Sarana akses sanitasi %
Bahodopi
1 9.024 1657 5768 62,7
Kec.Bahodopi
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Tahun, 2016

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa akses sanitasi masyarakat di


wilayah studi adalah 62,7%, dengan jenis jamban leher angsa. Hal ini
menunjukan bahwa masih cukup banyak masyarakat di wilayah studi yang
membuang kotorannya di sembarang tempat.
Penanganan air limbah di tingkat rumah tangga masih menggunakan sistim
Pembuangan air limbah secara terbuka dan padaum umnya di masyarakat
masih membuang air limbah di halaman belakang rumah dan kesaluran

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 54


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
depan rumah. Penanganan air limbah terkait dengan adanya bau yang
timbul dari air limbah yang mengandung lemak serta jika tidak di salurkan
dengan baik akan menimbulkan genangan-genangan air di halaman rumah
yang memungkinkan sebagai tempat hidup vector pembawa penyakit.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Tahun 2016
menunjukan cakupan rumah tangga yang menangani limbah rumah tangga
yang baik sebesar 61,8%.
Kondisi ini menunjukan bahwa masih banyak rumah tangga yang belum
menangani limbah rumah tangga dengan baik. Air limbah yang berasal dari
rumah tangga hanya dibiarkan mengalir secara alamiah melalui galian parit-
parit dari tanah.
Seperti diketahui bahwa penanganan sampah merupakan hal yang perlu
diperhatikan penanganannya. Bila sampah tidak ditangani dengan baik
dapat mengganggu estetika lingkungan, menimbulkan bau, serta
mengakibatkan semakin banyaknya tempat hidup dan berkembang biaknya
vector penyakit. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Morowali Tahun 2016 bahwa penanganan sampah sehat di tingkat rumah
tangga masih sebesar 45,9%. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya
masyarakat masih membuang sampah limbah rumah tangga kehalaman
belakang rumah lalu dibakar, atau dialirkan kesungai.

2) Insedensi dan Prevalensi Penyakit


Status kesehatan masyarakat di suatu daerah dapat diukur dengan tingkat
kesakitan. Insiden bidan prevalensi menjadi ukuran tingkat kesakitan
masyarakat menurut waktu kejadian penyakit. Insidensi penyakit adalah
munculnya penyakit-penyakit yang baru terjadi sedangkan prevalensi
adalah kejadian penyakit yang baru terjadi maupun yang sudah lama
terjadi.Penanganan penyakit dan epidemiologi (pengamatan penyakit) yang
bersifat pelayanan dasar/primerakan dilaksanakan oleh puskesmas yang
ada di wilayah studi. Upaya kesehatan masyarakat di puskesmas
dilaksanakan dengan pencegahan, peningkatan dan pengobatan penyakit.
Pada Tabel berikut disajikan 10 penyakit terbesar yang diderita oleh
penduduk di wilayah studi.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 55


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 2.29. Sepuluh (10) Penyakit Terbesar yang diderita oleh
penduduk di Wilayah Puskesmas Bahodopi Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Tahun 2016
No Jenis Penyakit Jumlah Persentase
1 Ispa 1334 45,9
2 Gastritis 516 17,7
3 Hypertensi 135 4,6
4 Malaria Klinis 14 0,5
5 Alergi 168 5,8
6 Bronchitis akut 17 0,6
7 Chikungunya 14 0,5
8 Pneumonia 12 0,4
9 Carries gigi 543 18,7
10 Diare 155 5,3
Jumlah 2.908 100,00
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Tahun 2016

Data di atas menunjukan bahwa penyakit ISPA menempati urutan pertama.


Hal ini berhubungan erat dengan kondisi daya tahan tubuh dan kondisi
lingkungan seperti cuaca dan iklim.Kondisi lingkungan yang buruk dan
prilaku masyarakat yang kurang bersih akan mempengaruhi prevalensi dan
insidensi penyakit berbasis lingkungan seperti diare, malaria dan demam
berdarah dengan umlah penderitanya cukup banyak. Hal ini terkait erat
dengan kondisi lingkungan seperti kondisi sanitasi dan ketersediaan air
bersih di masyarakat.
Penyakit berbasislingkunganseperti malaria bersifat musiman dan dapat
menyerang semua orang dari setiap golongan umur, dari anak-anak sampai
orang tua. Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang
buruk, dan daerah yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran
penyakit ini.
Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke
kota (urbanisasi) memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia
yang bermukim di daerah tersebut. Ini merupakan beberapa faktor yang
dapat mendorong timbulnya wabah malaria.

3) Jumlah dan Jenis tenaga serta Fasilitas Kesehatan


Peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak terlepas dari peran tenaga
kesehatan dan fasilitas yang menunjang. Ketersediaan tenaga pelayanan
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 56
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
kesehatan di daerah jumlahnya sangat terbatas. Kondisi topografi daerah
yang sangat sulit serta keterjangkauan dan jarak yang cukup jauh juga
sangat mempengaruhi upaya pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data pada Tabel 2.28, menunjukan bahwa jumlah tenaga
kesehatan di wilayah studi masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang ada di wilayah studi khususnya Ratio 1 tenaga dokter
umuma dalah 1:2500. Demikian pula dengan ketersediaan tenaga perawat,
bidan, tenaga gizi dan yang lainnya yang tentunya akan berpengaruh
terhadap pelayanan kesehatan. Adapun jumlah tenaga dan fasilitas
kesehatan yang ada di wilayah studi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.30. Tenaga kesehatan dan Fasilitas Kesehatan yang ada di
Wilayah Kecamatan Bahodopi Puskesmas Bahodopi
Tahun 2016
No Jenis Fasilitas Jumlah (unit)

A Tenaga Kesehatan
1 Dokter Umum (PNS&PTT) 2
2 Dokter Gigi (PNS&PTT) 1
3 Perawat 12
4 Bidan Puskesmas dan bidan desa 17
6 Sanitarian/Kesmas 2
7 Gizi -
8 Perawat gigi 1
9 Farmasi & apoteker -
10 Analis kesehatan -
B Sarana/Prasarana
1 Rumah sakit -
2 Puskesmas 1
3 Pustu (Puskesmas Pembantu) 3
4 Poskesdes (Poskese hatandesa) 7
5 Pusling (Puskesmas Keliling) 1
6 Posyandu 13
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali, Tahun 2016

4) Status Gizi Masyarakat


Masalah Gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, aspek
lain seperti ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan sebagainya juga saling
terkait. Jadi setidaknya yang perlu dikaji dan diperhatikan adalah hubungan
antara gizidan kesehatan masyarakat agar dapat tercapai produktivitas.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 57


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Ditekankan juga bagaimana menilai status gizi dan mengetahui masalah
gizi, terutama kelompok golongan rawan gizi sebagai upaya preventif.
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan
pengetahuan, kemampuan dan kemauan masyarakat di dalam
mengkonsumsi makanan yang bergizi.
5) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Ancaman kecelakaan ditempat kerja di negara sedang berkembang
terutama di Indonesia cukup tinggi. Oleh karena itu perusahaan agar
memperhatikan tiga hal yang berkaitan keselamatan dan kesehatan kerja
antara lain 1) peraturan hukum mulai dari monitoring sampai penegakan
hukum; 2) Kebijakan moral perusahaan; dan 3) pelatihan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja.
Kondisi keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat
dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, kejutan aliran listrik, luka memar, keseleo, patah
tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesemuanya itu
sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik
dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan
latihan.
Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang menunjukkan bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam
lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik. Dalam
sebuah perusahaan, termasuk perusahaan tambang , kondisi kesehatan
dan keselamatan kerja sangat mutlak diperhatikan, karena kedua kondisi
tersebut akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawannya (khusunya
bagi karyawan yang banyak bersinggungan dengan peralatan yang
memerlukan penanganan khusus/pabrik). Perusahaan yang mau dan selalu
memperhatikan kedua aspek tersebut, dengan menyediaan peralatan
keselamatan kerja yang memadai (sesuai standar) dan selalu melakukan
pencatatan kecelakaan (statistik kecelakaan), serta membentuk organisasi
kesehatan dan keselamatan kerja yang sejalan dengan suatu pendekatan
sistem pada manajemen keselamatan kerja.
Kajian lebih lanjut pada Andal adalah memperkirakan dampak terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja adalah ketersediaan standar atau aturan,

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 58


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
ketersediaan sarana prasarana, ketersediaan organisasi dan kepedulian
pegawai terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

6) Sanitasi dan KesehatanLingkungan


Upaya pelayanan kesehatan preventif dapat diimplementasikan melalui
program kesehatan lingkungan. Secara umum kesehatan lingkungan
merupakan salah satu upaya kesehatan yang diselenggarakan untuk
mewujudkan keadaan lingkungan yang bebas dari risiko yang
membahayakan kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat. Upaya
kesehatan lingkungan dilakukan dalam bentuk penyediaan sarana sanitasi
dasar (air bersih, jamban) maupun rekayasa dan modifikasi lingkungan.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengambilan data dari puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten wilayah studi di dapatkan data yang dapat di
lihatpada Tabel 2.31..

Tabel 2.31. Jenis dan Jumlah Sarana Air Bersih yang digunakan oleh
Masyarakat Wilayah Puskesmas Bahodopi Kecamatan Bahodopi
Tahun 2016
Jenis Sarana
Puskesmas/ Sumur
No Sumur Perlindungan Penampungan
Kecamatan Pompa Perpipaan
Gali Mata Air Air Hujan
Tangan
Bahodopi
1 1100 30 3 1
Kec.Bahodopi
Sumber :Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali, 2016

Berdasarkan data pada Tabel 2.29 di atas menunjukan bahwa sebagian


besar masyarakat wilayah studi menggunakan jenis sarana air bersih berupa
sumur gali 1100 buah, sumur pompatangan 30 buah dan perpipaan 1 unit.
Ketersediaansarana air bersih yang ada di wilayah studi dapat
menggambarkan besaran akses air bersih bagi masyarakat. Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali bahwaa kses air bersih di
Kecamatan Bahodopi Tahun 2016 adalah sebesar 69,88%.Air bersih yang
digunakan adalah untuk keperluan domestik seperti memasak, mencuci,
mandi dan keperluan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa masih ada
masyarakat yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan air bersih.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi II - 59


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
PT. OTI EYA ABADI

BAB III PRAKIRAAN


DAMPAK
Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sanagt mendasar
yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Prakiraan dampak penting
dilakukan dengan menelaah secara cermat dan mendalam terhadap dampak penting
hipotetis yang telah ditetapkan dari hasil pelingkupan baik dampak yang bersifat
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan metode bagan alir.

3.1 Dampak Utama

Proses pelingkupan dampak penting hipotetik Kegiatan Rencana Penambangan


Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, menghasilkan dampak-
dampak utama sebagai berikut:

A. Tahap Prakonstruksi
1) Sosiali Budaya : Sikap dan Persepsi Masyarakat
B. Tahap Konstruksi
1) Geo-Fisik-Kimia: Bentang lahan, Kualitas Udara, Kebisingan, Erosi, Kualitas Air
2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
3) Sosial, Ekonomi dan Budaya: Kesempatan kerja, kesempatan berusaha,
pendapatan masyarakat, proses-roses sosial, sikap dan persepsi masyarakat.
4) Kesehatan Masyarakat: Kesehatan masyarakat, Sanitasi lingkungan
C. Tahap Produksi
1) Geo-Fisik-Kimia: Bentang lahan, Iklim Mikro, Kualitas Udara, Kebisingan, Erosi,
Hidrologi, Kualitas Air, Gangguan lalu lintasa dan Kerusakan Jalan.
2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
3) Sosial, Ekonomi dan Budaya: Pendamatan Masyarakat dan Daerah, Proses-
roses sosial, sikap dan persepsi masyarakat
4) Kesehatan Masyarakat: Kesehatan masyarakat, Sanitasi lingkungan
D. Tahap Pasca Produksi
1) Geo-Fisik-Kimia: Perbaikan Kualitas air, Hidrologi (penurunan volume limpasan
air permkaan), Penurunan Erosi Tanah.
2) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 1


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
3) Sosial, Ekonomi dan Budaya: Sikap dan Persepsi Masyarakat

3.2 Besaran Dampak dan Sifat Penting Dampak

Besar dampak akan dihitung secara kuantitatif dengan menggunakan metode


formal dan non formal. Kondisi lingkungan setelah ada proyek dari setiap parameter
pada setiap dampak pengting hipotetis untuk komponen geo-fisik-kimia diperkirakan
dengan metode formal; pada komponen biologi diperkirakan dengan metode formal
dan non formal (professional judgement); untuk komponen sosial ekonomi dan
kesehatan masyarakat diperkirakan dengan metode formal dan non formal
(professional judgement).
Data rona lingkungan awal (sebelum ada proyek) untuk setiap parameter pada
setiap jenis dampak hipotetik; dan kondisi lingkungan setelah ada proyek untuk setiap
parameter pada setiap jenis dampak yang akan dikaji yang merupakan hasil prakiraan,
kemudian dimasukkan ke dalam skala kualitas lingkungan. Hal ini dmaksudkan untuk
penyederhanaan komunikasi. Oleh karena itu besaran dampak dalam nilai skala
kualitas lingkungan, yang merupakan selisih antara Skala Kualitas Lingkungan Saat
Kegiatan Berlangsung (SKLP) dengan Skala Kualitas Rona Lingkungan Hidup Awal
(SKLRLA). Secara matematis sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Prakiraan besaran dampak = SKLp – SKLRLA

dengan SKLp= skala kualitas lingkungan hidup saat kegiatan berlangsung dan SKLRLA=
skala kualitas lingkungan hidup saat rona lingkungan hidup awal.

Angka prakiraan besaran dampak yang diperoleh berkisar antara angka 1 (satu)
sampai dengan 4 (empat), dengan kriteria besaran dampak sebagai berikut:

(1) Selisih kualitas lingkungan (+/-) 1 = Dampak positif/negatif kecil.


(2) Selisih kualitas lingkungan (+/-) 2 = Dampak positif/negatif sedang.
(3) Selisih kualitas lingkungan (+/-) 3 = Dampak positif/negatif besar.
(4) Selisih kualitas lingkungan (+/-) 4 = Dampak positif/negatif sangat besar.

Penetapan sifat penting dampak, didasarkan pada Pasal 22 Undang-Undang


No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Penetapan sifat penting dampak dikelompokkan ke dalam dampak penting (P) dan
tidak penting (TP) pada masing-masing kriteria penting dampak. Adapun kriteria
penting (P) dan tidak penting (TP) pada ke tujuh kriteria dampak penting tersebut
adalah sebagai berikut:

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 2


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 3.1. Kriteria Penentuan Penting (P) atau Tidak Penting (TP)
Kriteria Keterangan
No Faktor evaluasi
P TP
1 Jumlah manusia M1>M M1<M2 M1 Jumlah manusia dalam
terkena dampak 2 wilayah studi yang terkena
dampak tetapi tidak mendapat
manfaat.
M2 Jumlah manusia yang
mendapat manfaat
2 Luas wilayah W1 W2 W1 Wilayah sebaran dampak
persebaran mengalami perubahan
dampak mendasar
W2 Wilayah sebaran dampak tidak
mengalami perubahan
mendasar
3 Intensitas dan I1 I2 I1 Dampak melampaui baku
lamanya dampak mutu lingkungan dan
berlangsung berlangsung lama (lebih dari
satu tahap proyek)
I2 Dampak tidak melampaui
baku mutu lingkungan dan
berlangsung tidak lama (hanya
pada tahap prakonstruksi &
konstruksi)
4 Jumlah L1 L2 L1 Komponen lingkungan terkena
komponen dampak primer
lingkungan lain L2 Komponen lingkungan terkena
yang terkena dampak sekunder dan
dampak lanjutannya
5 Sifat kumulatif K1 K2 K1 Dampak komulatif
dampak K2 Dampak tidak komulatif
6 Berbalik atau B1 B2 B1 Dampak tidak dapat berbalik
tidak berbaliknya
dampak B2 Dampak dapat berbalik
7 Kriteria lain T1 T2 T1 Teknologinya sudah tersedia
sesuai dengan dan mudah didapatkan
perkembangan T2 Teknologinya tersedia tetapi
ilmu mahal atau sukar didapatkan
pengetahuan dan atau belum ada teknologi
teknologi untuk mengelolanya

Semua parameter penentu tingkat kepentingan dampak pada dasarnya mempunyai


kedudukan yang sama dalam menentukan tingkat kepentingan dampak. Dengan
demikian, masing-masing parameter tersebut diberi bobot yang sama yaitu masing-
masing =1. Selanjutnay berdasarkan kesepakatan tim penyusun, tinjauan pustaka dan
masukan dari pemangku kepentingan (stake holder, maka untuk menentukan sifat
penting dampak dilakukan sebagai berikut:

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 3


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
a) Jika jumlah kriteria penting ≥ 3, maka prakiraan dampak adalah penting
b) Jika jumlah kriteria penting ≤ 2, maka prakiraan dampak adalah tidak penting
c) Walaupun hanya 1 kriteria penting, namun menyangku manusia terkena
dampak maka prakiraan dampak adalah penting.
Berikut diuraikan mengenai prakiraan besaran dan kepentingan dampak pada
masing-masing komponen lingkungan pada setiap tahapan kegiatan proyek yang
diperkirakan terkena dampak penting akibat rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti
Eya Abadi baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi:

3.2.1 TAH AP PR AKO NSTRUKSI


A. Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi
berdampak terhadap Komponen Sosial dan Budaya, yaitu:

1. Sikap dan Persepsi Masyarakat


Dampak lingkungan terhadap persepsi masyarakat pada kegiatan sosialisasi
cenderung bersifat positif karena dengan adanya kegiatan ini maka masyarakat
mengetahui secara langsung manfaat dari rencana kegiatan dari pemrakarsa. Dari
hasil kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat menyambut baik dan menyetujui rencana penambangan bijih nikel.
Alasan utama yang mendasari munculnya persepsi dan sikap masyarakat adalah
adanya harapan-harapan terbukanya lapangan pekerjaan baru dan peluang usaha
bagi masyarakat dan perbaikan sarana dan prasarana di sekitar lokasi kegiatan,
sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

a) Prakiraan Besaran Dampak

Berdasarkan respon masyarakat terhadap sosialisasi yang dilakukan,


diprakirakan menimbulkan dampak terhadap persepsi masyarakat. Dampak
lingkungan terhadap persepsi masyarakat pada kegiatan sosialisasi umumnya
setuju (87%) dengan rencana kegiatan tersebut dengan beberapa saran dan
harapan, hal ini bersifat positif, terutama bagi masyarakat yang menghuni
beberapa wilayah permukiman disekitar area kegiatan. Sehingga kualitas awal
lingkungan dari sikap dan persepsi masyarakat berada pada skala 4 (baik)
sebelum adanya kegiatan. Jika Apa yang disampaikan dalam kegiatan
sosialisasi rencana penambangan bijih nikel tidak sesuai dengan harapan
masyarakat pada saat proyek berlangsung, maka akan menimbulkan terjadinya
persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan sehingga skala kualitas

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 4


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
lingkungan akan menurun menajadi sedang (skala 3). Dengan demikian
besaran dampak yang timbul adalah -1 (negatif kecil)

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Berdasarkan hasil prakiraan besaran dampak perubahan sikap dan persepsi


yang negatif dari masyarakat akibat kegiatan sosialisasi dan pertemuan
konsultasi masyarakat (PKM) terkait rencana penambangan bijih nikel. Maka
telaah tingkat kepentingan dampak sebagai berikut:

1) Jumlah manusia yang terkena dampak


Jumlah manusia yang terkena dampak perubahan sikap dan persepsi
masyarakat meliputi 87% masyarakat menyatakan setuju terhadap rencana
kegiatan. Jumlah ini cukup besar. Oleh karena dampak dikategorikan
sebagai dampak penting ( P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah penyebaran dampak perubahan sikap dan persepsi negatif,
mencakup masyarakat yang bermukim di Desa Dampala, Siumbatu dan Le-
Le dan sekitarnya, bahkan dapat meluas pada masyarakat yang bermukim di
Kecamatan Bahodopi, karena sebaran dampak meliputi wilayah yang relatif
cukup luas, maka dampak dikategorikan sebagai dampak penting ( P).
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitasnya tergolong sedang dan berlangsung sejak tahap pra konstruksi
bahkan dapat berlanjut sampai tahap operasional, sehingga dampaknya
masuk kriteria penting (P).
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak akibat sikap dan
persepsi masyarakat terhadap kegiatan sosialisasi diantaranya adalah
munculnya keresahan masyarakat. Dampak yang timbul dapat dikategorikan
penting (P).

5) Sifat kumulatif dampak


Dampak sikap dan persepsi negatif bersifat kumulatif dan sinergik dengan
kegiatan tahap operasional karena terjadi dalam ruang tertentu yang diikuti
dengan timbulnya kerjasama (akomodasi) antara pihak pemrakarsa dengan
lingkungan sosial masyarakat di lokasi kegiatan. Oleh karena dampak
sifatnya kumulatif dan sinergik maka dampak sikap dan persepsi negatif
dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 5


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul dari kegiatan sosialisasi
dapat berbalik atau dipulihkan,. Dengan demikian dampak lingkungan dapat
dikategorikan tidak penting (TP).
7) Kriteria Lain Sesuai Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi kriteria dampak penting, terdapat 5 dampak


penting dan 2 dampak tidak penting, sehingga dampak sikap dan persepsi
negatif akibat kegiatan sosialisai rencana penambangan bijih nikel dikategorikan
sebagai dampak negatif kecil dan penting.

B. Pembebasan Lahan
Kegiatan Pembebasan Lahan Rencana Penambangan Bijih Nikel di
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
berdampak terhadap Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya, yaitu:

1. Persepsi Masyarakat

Kegiatan Pembebasan lahan merupakan salah satu kegiatan penyebab


timbulnya sikap dan persepsi masyarakat baik persepsi positif maupun
negatif. Lahan lokasi rencana penambangan seluas ± 3.350,36 Ha berada
pada kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) dan Areal Penggunaan Lain (APL).

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kegiatan Pembebasan Lahan dapat menimbulkan Persepsi negatif
maupun positif masyarakat. Kondisi rona awal lingkungan ditinjau dari
sikap dan persepsi masyarakat sebelum adanya kegiatan adalah sangat
baik dengan skala (5). Namun adanya pembebasan lahan yang tidak jelas,
termasuk prosedur pembebasan lahan dan besarnya nilai ganti rugi
tanaman sehingga cenderung menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat.
Kegiatan identifikasi lokasi yang tidak melibatkan masyarakat secara
langsung, hal ini berpotensi menimbulkan persepsi yang kurang baik pada
masyarakat karena belum jelasnya mekanisme pembebasan lahan
sehingga akan berdampak pada keberlangsungan proyek. Dengan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 6


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
demikian kualitas lingkungan dari segi persepsi masyarakat akan menurun
pada skala 3 (sedang), sehingga besaran dampak yang timbul adalah -2
(negatif sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak perubahan persepsi masyarakat akibat
kegiatan Pembebasan Lahan diuraikan sebagai berikut:
1) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakat pemilik lahan
yang ada di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele yang jumlahnya cukup
banyak. Dampak dinilai penting (P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah penyebaran dampak meliputi Desa Dampala, Siumbatu
dan Le-Le, oleh karena itu dikategorikan sebagai dampak penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tergolong tinggi, dan dapat berlangsung lama jika
tidak ditangani dengan baik dan utuh serta akan berdampak pada
proyek. Oleh karena itu dampaknya penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Banyaknya komponen yang terkena dampak sikap dan persepsi
masyarakat akibat kegiatan pembebasan lahan adalah Keresahaan
masyarakat, konflik sosial serta gangguan keamanan dan ketertiban.
Sehingga dikategorikan sebagai dampak penting (P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak perubahan persepsi masyarakat bersifat kumulatif. Oleh
karena dampak dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik/pulih jika komunikasi dan musyawarah berjalan
dengan baik, sehingga dampaknya tidak penting (TP).
7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perubahan persepsi masyarakat akibat kegiatan pembebasan lahan untuk
penambangan bijh nikel dikategorikan sebagai dampak negatif sedang
dan penting.
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 7
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
3.2.2 TAH AP KONSTRUKSI
A. Penerimaan Tenaga Kerja

Kegiatan Peneriman Tenaga Kerja Penambangan Bijih Nikel berdampak


terhadap Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya, yaitu:

1. Kesempatan Kerja dan Berusaha

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan penambangan bijih nikel


adalah yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan akan dioptimalkan
yang berasal dari penduduk sekitar. Sedangkan untuk posisi-posisi tertentu,
misalnya tenaga ahli akan didatangkan dari luar lokasi proyek. Berdasarkan
hal tersebut maka akan terbuka peluang kerja dan kesempatan berusaha bagi
masyarakat sekitar lokasi kegiatan, terutama untuk tenaga yang tidak
memerlukan keahlian khusus misalnya buruh/pekerja.
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat kegiatan sebanyak 213 orang
terdiri dari berbagai keahlian. Penerimaan tenaga kerja tahap konstruksi akan
menciptakan lapangan kerja. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja akan
dilakukan proses rekrutmen terutama dari angkatan kerja yang berasal dari
wilayah studi.
Berdasarakan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Morowali pada
tahun 2016 tercatat sebanyak 376 orang yang terdaftar sebagai pencari kerja
dengan tingkat pendidikan mulai dari SD sampai Sarjana. Apabila dalam
rekruitmen tenaga kerja tidak melibatkan tenaga lokal, maka konflik sosial
berpotensi terjadi pada semua kegiatan. Perusahaan berupaya sebanyak
mungkin menyerap tenaga lokal.

a) Prakiraan Besaran Dampak

Berdasarkan data pada rona awal terdapat 376 orang yang terdaftar
mencari kerja di Kabupaten Morowali jumlah ini cukup banyak sehingga
kualitas lingkungan kesempatan kerja dikategorikan berada pada skala 3
(sedang). Dengan adanya rencana penambangan bijih nikel dimana sekitar
213 orang akan direkrut untuk menjadi tenaga kerja, hal ini dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat lokal. Kondisi ini akan memberikan peluang
yang cukup besar bagi pencari kerja yang ada terutama bagi penduduk
lokal disekitar tapak proyek, sehingga kualitas lingkungan kesempatan
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 8
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
kerja menjadi sangat baik (Skala 5). Dengan demikian besaran dampak
yang diperkirakan timbul akibat kesempatan kerja adalah +2 (positif
sedang).
b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak kesempatan kerja dan berusaha akibat


kegiatan Mobilisasi dan Pemukiman Tenaga kerja diuraikan sebagai
berikut:

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakat pencari kerja
di Kabupaten Morowali yang jumlahnya cukup banyak ditengah
kesulitan pencari pekerjaan, sehingga dampak dikategorikan penting
(P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak adalah masyarakat pencari kerja yang
berdomisili di Kabupaten Morowali, oleh karena itu dikategorikan
sebagai dampak penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung dengan intensitas sedang dan bersifat
sementara yaitu selama tahap konstruksi, sehingga dampak
dikategorikan tidak penting (TP)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak peningkatan
pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dampak
dikategorikan dampak penting ( P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak kesempatan kerja bersifat kumulatif dan sinergik dengan
dampak peningkatan pendapatan serta sikap dan persepsi masyarakat
yang positif. sehingga dikategorikan sebagai dampak penting ( P).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga kesempatan kerja dan
berusaha menjadi berkurang kembali, manakala kegiatan ini berakhir.
Dengan demikian dampaknya dikategorikan penting (P).

7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 9


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5
dampak penting dan 2 dampak tidak penting. Dengan demikian dampak
Kesempatan kerja dan Berusaha akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja
untuk kegiatan penambangan bijih nikel dikategorikan sebagai dampak
positif sedang dan penting.

2. Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Dampak peningkatan pendapatan merupakan dampak turunan dari


terbukanya kesempatan kerja dan berusaha. Hal ini pengaruhi oleh kondisi
ekonomi rumah tangga penduduk yang dapat dilihat dari besarnya
pendapatan keluarga, umumnya pendapatan yang diperoleh selama satu
bulan.

a) Prakiraan Besaran Dampak

Berdasarkan data pada rona awal pendapatan masyarakat di lokasi


studi berkisar Rp. 1.250.000–Rp. 5.500.000 perbulan, sehingga kualitas
lingkungan dari segi pendapatan tergolong sedang (Skala 3). Pendapatan
terendah diperoleh masyarakat yang berprofesi sebagai buruh.
Berdasarkan informasi diperoleh upah untuk buruh harian dan tukang
berada pada kisaran Rp. 35.000 s/d Rp. 50.000 perhari dengan waktu kerja
5 hari perminggu (8 jam/hari). Dengan asumsi jumlah hari kerja selama
sebulan adalah 22 s/d 24 hari, maka besaran upah yang diterima oleh
pekerja harian/tukang berkisar Rp. 840.000 s/d Rp. 1.200.000 perbulan,
upah tersebut masih relatif kecil. Dengan adanya kegiatan penambangan
diharapkan pada kegiatan ini buruh akan mendapatkan upah lebih besar
minimal sesuai UMK/UMP. Jika diasumsikan sesuai UMP sebesar Rp.
1.500.000, maka terjadi peningkatan pendapatan dengan kisaran Rp.
780.000 s/d Rp. 900.000 perbulan.

Pendapatan juga dirasakan oleh masyarakat yang membuka usaha


berupa kios atau warung. Dari beberapa kegiatan sejenis diprakirakan
pendapatan dari membuka kios atau warung berkisar 50.000 – 150.000
perhari. Pendapatan ini tentunya lebih besar dibandingkan dengan
pendapatan dominan dari masyarakat sekitar lokasi kegiatan, dengan
demikian kualitas lingkungan menjadi lebih sangat baik (Skala 5). Dengan
demikian besaran dampak pendapatan yang diperkirakan timbul akibat
kegiatan mobilisasi dan pemukiman tenaga Kerja adalah +2 (positif
sedang).
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 10
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
b) Prakiraan Sifat Penting Dampak
Prakiraan sifat penting dampak Peningkatan Pendapatan akibat
kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja diuraikan sebagai berikut:

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang terkena dampak peningkatan pendapatan
sebanyak 213 orang. Jika diasumsikan setiap tenaga kerja menanggung
4 orang dalam keluarganya maka, jumlah manusia terkena dampak
adalah sebanyak 852 orang. Jumlah ini tergolong besar sehingga
dampak dikategorikan penting (P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak adalah masyarakat yang berdomisili
di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, oleh karena itu
dikategorikan sebagai dampak penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak akan berlangsung dengan intensitas sedang dan selama tahap
konstruksi sampai operasi, sehingga dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak peningkatan
pendapatan, adalah kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dampak
dikategorikan dampak penting ( P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak peningkatan pendapatan tidak bersifat kumulatif. Sehingga
dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak yang ada dapat berbalik sehingga pendapatan penduduk akan
kembali ke kondisi semula, manakala kegiatan ini berakhir. Dengan
demikian bobot dampaknya dikategorikan penting (P).

7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting. Dengan demikian dampak
Peningkatan Pendapatan akibat kegiatan Penerimaan Tenaga kerja untuk

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 11


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
kegiatan Penambangan Bijih Nikel dikategorikan sebagai dampak positif
sedang dan penting.

3. Proses-proses sosial

Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi berpeluang


menimbulkan terjadinya proses-proses sosial baik yang sifatnya asosiatif
maupun disosiatif. Diprakirakan penduduk lokal hanya akan dapat mengisi
kesempatan kerja sebagai tenaga nonskill, sedangkan untuk tenaga skill
dengan keahlian dan keterampilan khusus kemungkinan akan banyak disi
oleh tenaga kerja dari luar. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial
atau pola hubungan sosial yang dapat menyebabkan munculnya
kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidak
harmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan
penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat
dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan
yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Berbagai kegiatan
konstruksi pada bagian ini memberikan kesempatan kerja untuk 213 orang
baik tenaga kerja skill maupun unskill.

a) Prakiraan Besaran Dampak

Kondisi skala kualitas lingkungan komponen lingkungan proses sosial


(disosiatif ) pada kondisi rona lingkungan hidup awal termasuk dalam kondisi
baik (skala = 4). Tidak ada konflik sosial yang terjadi apalagi disebabkan
karena berbagai kegiatan baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi penambangan bijih
nikel diperkirakan terdapat banyak warga masyarakat resah dan
kecemburuan bahkan konflik akibat penerimaan tenaga kerja baik lokal
maupun dari luar, yang tidak transparan dan tidak mengakomodir harapan
masyarakat diperkirakan akan mengganggu hubungan sosial antar para
pekerja . Diperkirakan Skala kualitas lingkungan tanpa proyek adalah (skala:
4). Berdasarkan pertimbangan tersebut skala kualitas lingkungan dengan
adanya kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan-kegiatan konstruksi
akan turun menjadi skala 2 (buruk). Besaran dampak yang akan timbul akibat
penerimaan tenaga kerja tahap konstruksi terhadap proses-proses sosial
disasosiatif adalah negatif sedang (-2).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 12


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Prakiraan sifat penting dampak proses-proses sosial akibat kegiatan
Penerimaan Tenaga Kerja diuraikan sebagai berikut:

1) Jumlah manusia yang akan terkena dampak.


Jumlah tenaga kerja yang diterima untuk berbagai aktivitas pada tahap
konstruksi yaitu sebesar 213 orang, diperkirakan dari jumlah tersebut 89%
akan diisi oleh tenaga kerja lokal yang pada umumnya merupakan tenaga
nonskill, sehingga dampak dikategorikan sebagai penting (P).

2) Luas wilayah persebaran dampak


Dalam kegiatan ini dampaknya meluas, tidak hanya terkonsentrasi di
tapak proyek (Dampala, Siumbatu dan Lele), tapi juga akan mencakup
masyarakat luas khususnya di Kecamatan Bahodopi dan sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut dampak dikategorikan penting (P).
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama,
sehingga bobot dampaknya termasuk kategori penting (P).
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat terganggunya
proses sosial karena rekrutmen tenaga adalah kemungkinan adanya
kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam
masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam
masyarakat tidak bersifat akumulatif karena hubungan sosial dalam
masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif,
penerimaan tenaga kerja yang transparan dan mengutamakan
masyarakat setempat. Oleh karena itu dampaknya tergolong tidak
penting (TP).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan
penerimaan tenaga kerja ini dikategorikan tidak penting (TP) karena
gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Oleh karena itu, dampak menjadi tidak penting (TP).

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 13


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan hasil evaluasi dengan tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4
dampak penting dan 3 dampak tidak penting, maka dampak peningkatan
terjadinya proses-proses sosial akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja
selama tahap persiapan penambangan bijih nikel dikategorikan sebagai
dampak negatif sedang dan penting.

4. Sikap dan Persepsi Masyarakat

Kegiatan penerimaan tenaga kerja merupakan salah satu kegiatan


penyebab timbulnya sikap dan persepsi masyarakat baik persepsi positif
maupun negatif.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi dapat
menimbulkan persepsi positif masyarakat apabila memperioritaskan tenaga
kerja lokal, namun jika tenaga kerja pendatang lebih banyak maka persepsi
masyarakat menjadi negatif terhadap keberadaan perusahaan. Dalam
penerimaan tenaga kerja konstruksi, pemrakarsa akan berkomitmen
memprioritaskan tenaga kerja lokal yang akan direkrut sehingga
masyarakat akan berpersepsi posistif terhadap kegiatan penambangan
bijih nikel. Kondisi rona awal persepsi masyarakat terhadap keberadaan
proyek baik (skala 4), Kondisi ini diperkirakan akan meningkat seiring
dengan komitmen perusahaan untuk memperioritaskan tenaga kerja lokal
sehingga kualitas lingkungan dari segi persepsi masyarakat akan
meningkat menjadi sangat baik (skala 5). Dengan demikian prakiraan
besaran dampaknya adalah +/-1 (positif/negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak perubahan persepsi masyarakat akibat


kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja diuraikan sebagai berikut:

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakat yang
berdomisili di sekitar rencana kegiatan penambangan bijih nikel yang
jumlahnya cukup banyak. Sehingga dampak dikategorikan penting (P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi wilayah
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, maka dampak dikategorikan
sebagai dampak penting (P)
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 14
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tergolong sedang, dan berlangsung selama tahap
konstruksi dan dapat berlanjut pada operasi jika tidak ditangani dengan
baik. Oleh karena itu dampaknya penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Banyaknya komponen yang terkena dampak sikap dan persepsi
masyarakat akibat penerimaan tenaga kerja adalah keresahaan
masyarakat, konflik sosial serta gangguan keamanan dan ketertiban.
Sehingga dikategorikan sebagai dampak penting ( P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak Persepsi masyarakat bersifat kumulatif. Oleh karena dampak
dapat dikategorikan sebagai dampak penting ( P).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik/pulih jika dilakukan pengelolaan dengan baik,
sehingga dampaknya tidak penting (TP).
7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5 dampak


penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak perubahan
persepsi masyarakat akibat kegiatan penerimaan tenaga terja untuk kegiatan
penambangan bijih nikel dikategorikan sebagai dampak positif/negatif kecil
dan penting.

B. Mobilisasi Peralatan dan Material

Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material untuk rencana penambangan bijih


nikel berdampak terhadap komponen fisik-kimia yaitu:

1. Penurunan Kualitas Udara

Kegiatan mobilisasi peralatan dan material diperkirakan akan menimbulkan


dampak penurunan pada kualitas udara yang berdampak lanjut pada gangguan
kesehatan masyarakat disekitar lokasi jalur pengangkutan.

a) Prakiraan Besaran Dampak


ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 15
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Kondisi rona awal lingkungan hasil pengukuran kualitas udara pada lokasi
pemukiman penduduk untuk CO (18,40 µg/Nm3), NO2 (5,48 µg/Nm3), SO2 (8,65
µg/Nm3) dan Partikel Debu (65,87 µg/Nm3). Kualitas lingkungan untuk parameter
kualitas udara masih berada dibawah batas baku mutu sehingga kualitas
lingkungan masih baik (skala 4). Kondisi akan mengalami perubahan seiringan
dengan hilir mudik kendaraan pada saat mobilisasi & demobilisasi alat, berat dan
material dilakukan sehingga menimbulkan debu yang beterbangan, sehingga
diperkirakan akan terjadi penurunan kualitas udara. Kondisi ini akan menurun
kualitas lingkungan berada pada skala 3 (sedang). Maka besaran dampak yang
diprakirakan timbul adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak penurunan kualitas udara akibat mobilisasi
peralatan dan material diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia terkena dampak adalah masyarakat yang bermukim di
sekitar jalur pengangkutan, jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil. Sehingga dampak dikategorikan
tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas sedang dan berlangsung
singkat. Oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti gangguan
kesehatan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulatif, sehingga dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak ini akan pulih kembali setelah mobilisasi & memobilisasi alat berat
dan material, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 16


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 2
dampak penting dan 5 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
penurunan kualitas udara akibat mobilisasi & demobilisasi alat berat dan material
dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting.

2. Peningkatan Kebisingan

Peningkatan kebisingan bersumber dari bunyi kendaraan pengangkut bahan


dan material pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk
konstruksi penambangan bijih nikel.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kondisi rona awal kebisingan berdasarkan hasil pengukuran di lokasi
pemukiman penduduk berkisar 51,2-66,8 dBA. Berdasarkan hal tersebut
kualitas lingkungan kebisingan dikategorikan tergolong baik (skala 4) dibawah
baku mutu. Kondisi akan mengalami perubahan seiringan dengan hilir mudik
kendaraan pada saat mobilisasi peralatan dan material dilakukan sehingga
akan meningkatkan kebisingan yang diprakirakan berada ada skala kualitas 3
(sedang). Dengan demikian besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1
(negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak peningkatan kebisingan akibat Mobilisasi dan
Demobilisasi Alat Berat, bahan dan Material diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia terkena dampak cukup banyak, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil. Sehingga dampak dikategorikan
tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas sedang dan berlangsung
selama masa konstruksi. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting
(P).
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini mempengaruhi komponen lingkungan hidup lain berupa
gangguan pendengaran, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 17


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak bersifat kumulatif, sehingga dampak dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik ke kondisi semula, oleh karena itu dampak
dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
peningkatan kebisingan akibat pengoperasian kendaraan pengangkut material
dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting.

3. Persepsi Masyarakat

Kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada tahap konstruksi dapat


menimbulkan persepsi negatif masyarakat yang merupakan dampak lanjutan
akibat terjadinya gangguan kenyaman berupa kebisingandan kesehatan
masyarakat akibat peningkat konsentrasi kadar debu di udara.

a) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Kondisi rona awal persepsi masyarakat sebelum adanya kegiatan
tergolong sangat baik (skala 5), Kondisi ini diperkirakan akan mengalami
penurunan seiring dengan terjadinya peningkatan kadar debu di udara yang
dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang berdomisili di sekitar jalan
akses serta gangguan kenyaman beruap kebisingan, dngan demikian
persepsi negatif masyakat berada pada kondisi sedang (skala 3). Dengan
demikian prakiraan besaran dampaknya adalah -2 (negatif sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak perubahan persepsi masyarakat akibat
kegiatan mobilisasi peralatan dan material diuraikan sebagai berikut:
1) Jumlah manusia terkena dampak
Jumlah manusia terkena dampak adalah masyarakat yang bermukim di
sekitar jalur pengangkutan, jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi jalan akses di Desa
Dampala, Siumbatu dan Le-Le, maka dampak dikategorikan sebagai
dampak penting (P)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 18


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tergolong sedang, dan berlangsung selama tahap
konstruksi dan dapat berlanjut pada operasi jika tidak ditangani dengan
baik. Oleh karena itu dampaknya penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Banyaknya komponen yang terkena dampak sikap dan persepsi
masyarakat akibat mobilisasi peralatan dan material adalah Keresahaan
masyarakat. Sehingga dikategorikan sebagai dampak penting ( P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak Persepsi masyarakat bersifat kumulatif. Oleh karena dampak
dapat dikategorikan sebagai dampak penting ( P).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik/pulih setelah mobilisasi peralatan dan material
selesai, sehingga dampaknya tidak penting (TP).
7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perubahan persepsi masyarakat akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material dikategorikan sebagai dampak negatif sedang dan penting.

4. Gangguan Kesehatan Masyarakat

Dampak gangguan kesehatan merupakan dampak lanjutan dari penurunan


kualitas udara akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Berdasarkan data puskesmas Laantula Jaya dari 10 penyakit terbanyak
yang sering diderita masyarakat, ISPA menepati urutan ketiga dengan
jumlah kasus 640 atau sekitar 12,1%. Sedangkan pada Puskesmas Molino
berada pada urutan pertama dengan jumlah kasus sebanyak 2.366 kasus
atau 33,3% dari 10 penyakit yang ada. Kondisi ini menjadikan kualitas
lingkungan berada pada skala 3 (sedang). Kegiatan mobilisasi peralatan
dan material akan menimbulkan penurunan kualitas udara berupa
peningkatan kadar debu diudara yang akan berdampak pada gangguan
kesehatan masyarakat di sekitar lokasi jalan akses terutama peningkatan
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 19
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
penyakit ISPA, sehingga kualitas lingkungan akan manjadi buruk (sakal 2).
Dengan demikian besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1 (negatif
kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak gangguan kesehatan akibat kegiatan
mobilisasi peralatan dan material diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang menerima dampak adalah penduduk yang
bermukim di sekitar jalan akses yang jumlahnya relatif banyak, oleh
karena itu dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil. Sehingga dampak
dikategorikan tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa konstruksi, oleh karena itu dampak dikategorikan penting
(P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak menimbulkan dampak pada komponen lingkungan lain,
oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 20


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
C. Pembangunan Jalan dan Drainase

Kegiatan pembuatan jalan tambang dan drainase diperkirakan akan


menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan:

1. Perubahan Bentang Lahan


Pembuatan dan peningkatan jalan terdiri dari kegiatan pengkerasan dan
penambahan luas ruas jalan serta pembuatan jembatan. jalan tambang
dilakukan dengan memperhatikan lebar badan jalan dan geometris jalan
serta dilengkapi dengan saluran drainase jalan dan rambu-rambu lalu lintas
sebagai petunjuk jalan.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kondisi rona awal lingkungan bentang alam di lokasi rencana kegiatan
masih alami dengan berbagai bentuk morfologi seperti berbukit, datar,
curam yang ditumbuhi berbagai jenis vegetasi dengan tingkat diversitas
tergolong tinggi, sehingga skala kualitas lingkungan bentang lahan
sebelum adanya kegiatan tergolong sangat baik (Skala 5). Seiring dengan
pembukaan jalan akses atau jalan hantar dimana pembangunan jalan akan
dibangun dengan lebar sekitar 8-10 m.
Ruang yang akan digunakan untuk jalan cukup luas sehingga
dipastikan akan merubah kondisi lahan yang ada, kondisi ini juga akan
menghilangkan vegetasi seluas areal rencana pembangunan jalan
tersebut, dengan demikian akan menghilangkan fungsi ekologis yang ada
sehingga kualitas lingkungan akan menurun pada skala sedang (Skala 3).
Berdasarkan hal tersebut maka besaran dampak yang diperkirakan timbul
akibat pembangunan jalan akses terhadap perubahan bentang lahan
adalah -2 (negatif sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak perubahan bentang lahan akibat
pembangunan jalan akses diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi rencana pembangunan jalan akses tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 21


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Wilayah persebaran dampak relatif luas. Sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
hilangnya vegetasi dan habitat hidup satwa yang ada disekitar lokasi
kegiatan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak perubahan bentang lahan bersifat kumulatif, sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak perubahan bentang lahan tidak dapat dipulihkan karena terjadi
perubahan kontur lahan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting
(P)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perubahan bentang lahan akibat pembangunan jalan akses dikategorikan
sebagai dampak negatif sedang dan penting

2. Peningkatan Laju Erosi

Peningkatan laju erosi merupakan dampak lanjutan dari pematangan lahan


pada saat pembangunan jalan akses, hilangnya vegetasi sebagai penutup
tanah akan meningkatkan potensi laju aliran run off disekitar lokasi
pembangunan jalan akses.

a) Prakiraan Besaran Dampak

Laju erosi dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu iklim dalam hal ini curah
hujan, sifat fisik tanah, topografi, vegetasi dan manusia. Faktor iklim yang
paling berpengaruh dalam proses erosi ada 2 yaitu curah hujan dan dan
temperatur (suhu). Tetapi curah hujan merupakan faktor yang paling
dominan karena awal erosi didahului dengan proses terlepasnya butir-
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 22
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
butir tanah yang disebabkan oleh tumbukan langsung air hujan
kepermukaan tanah sehingga tanah terdispersi, yang diikuti oleh proses
pengangkutan yang dilakukan oleh air. Kondisi lahan di sekitar lokasi
pembangunan jalan akses tertutupi oleh vegetasi sehingga skala kualitas
lingkungan dari segi laju erosi tergolong baik (Skala 4). Hasil analisis
pendugaan erosi aktual di lokasi studi untuk saat ini tergolong memiliki
indeks bahaya erosi rendah, tingkat kerusakan tergolong rendah dan
tingkat kehilangan tanah tergolong rendah. Sedangkan hasil prediksi erosi
menunjukkan bahwa besarnya erosi potensial pada lahan tersebut di atas
adalah sebesar 30,15 ton/ha/tahun, erosi aktual sebesar 4,26
ton/ha/tahun, dan nilai Indeks bahaya erosi wajar sebesar 0,234
ton/ha/tahun. Sehubungan dengan pembangunan jalan akses yang akan
menghilangkan vegetasi sehingga permukaan tanah akan terbuka.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan laju erosi terutama pada saat terjadi
hujan sehingga kualitas lingkungan menjadi sedang (Skala 3). Besaran
dampak yang ditimbulkan adalah -1 (negatif kecil)

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak peningkatan laju erosi akibat


pembangunan jalan diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi rencana pembangunan jalan akses tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas dan berpotensi masuk ke badan
perairan sungai. Sehingga dampak dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa konstruksi pembangunan jalan akses, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain akan
mempengaruhi kualitas air yang berdampak lanjut pada gangguan biota
perairan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 23
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)
Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4
dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
peningkatan laju erosi akibat pembangunan jalan dikategorikan sebagai
dampak negatif kecil dan penting.

3. Penurunan Kualitas Air


a) Prakiraan Besaran Dampak
Penurunan kualitas air merupakan dampak lanjutan dari peningkatan
laju erosi yang disebabkan oleh tumbukan langsung air hujan kepermukaan
tanah sehingga tanah terdispersi, yang diikuti oleh proses pengangkutan
yang dilakukan oleh air. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan run off
dan peningkatan laju erosi, yang selanjutnya akan meningkatkan
konsentrasi TSS (Rona awal 1,84 – 1,88 mg/L), BOD (1,22 - 1,68 mg/L),
COD (5,98 - 6,92 mg/L) dan Total fospat (0,01 mg/L). Rona awal
lingkungan untuk masing-masing parameter masih berada dibawah batas
ambang baku mutu lingkungan sehingga kualitas lingkungan tergolong baik
(Skala 4). Pembukaan lahan dilakukan dengan pembersihan lahan dengan
menebang vegetasi dan membersikan rumput-rumputan yang ada di tapak
proyek akan menyebabkan peningkatan laju erosi yang selanjutnya
menyebabkan peningkatan kandungan TSS, BOD, COD, dan kekeruhan
air sungai di sekitar tapak sehingga kualitas lingkungan menjadi sedang
(Skala 3). Besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1 (negatif kecil)

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak penurunan kualitas air akibat


pembangunan jalan diuraikan sebagai berikut :
1) Jumlah manusia terkena dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 24


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Jumlah manusia yang menerima dampak adalah penduduk yang
memanfaatkan air sungai di sekitar tapak royek, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi badan sungai Dampala,
Sungai Tula, Siumbatu sehingga dampak dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa konstruksi pembangunan jalan akses, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak penurunan kualitas air
adalah biota air, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
penurunan kualitas air akibat pembangunan jalan dikategorikan sebagai
dampak negatif kecil dan penting

4. Gangguan Vegetasi

Pembangunan jalan tambang di lokasi proyek akan menghilangkan


berbagai jenis vegetasi pada lokasi rencana pembangunan jalan.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kondisi rona awal lingkungan di lokasi rencana kegiatan berdasarkan
tingkat pertumbuhan vegetasi tergolong tinggi dengan kisaran indeks
keanekaragaman sekitar 3,18, sehingga skala kualitas lingkungan vegetasi
sebelum adanya kegiatan tergolong sangat baik (Skala 5). Seiring dengan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 25


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
pembukaan jalan akses atau jalan hantar, dimana pembangunan jalan
akan dibangun dengan lebar jalan hantar berkisar 8-10 m.

Ruang yang akan digunakan untuk jalan cukup luas sehingga


dipastikan keberadaan vegetasi yang akan hilang juga seluas areal
rencana pembangunan jalan tersebut, dengan demikian akan
menghilangkan fungsi ekologis yang ada sehingga kualitas lingkungan dari
segi vegetasi akan menurun pada skala sedang (Skala 3). Berdasarkan hal
tersebut maka besaran dampak yang diperkirakan timbul akibat
pembangunan jalan akses terhadap keberadaan vegetasi adalah -2
(negatif sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak gangguan vegetasi akibat
pembangunan jalan tambang diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi rencana pembangunan jalan akses tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas. Sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
hilangnya habitat hidup satwa yang ada disekitar lokasi kegiatan, oleh
karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak gangguan vegetasi bersifat kumulatif, sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak hilangnya vegetasi tidak dapat dipulihkan karena terjadi
perubahan fungsi lahan menjadi jalan, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 26


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
hilangnya vegetasi akibat pembangunan jalan akses dikategorikan sebagai
dampak negatif sedang dan penting

5. Gangguan Satwa Liar

Dampak gangguan terhadap satwa atau fauna merupakan dampak lanjutan


dari hilangnya vegetasi sebagai habitat fauna yang ada.
a) Prakiraan besaran dampak
Keberadaan fauna di wilayah studi sangat ditentukan oleh tipe ekosistem
yang ada karena berkaitan erat dengan habitat sebagai tempat tinggal,
tempat berkembang biak, tempat migrasi dan tempat makan. Hasil survey
lapangan jenis-jenis satwa yang terdapat di sekitar lokasi studi antara lain :
Anoa (Bubalus quarlesi), Monyet (Macaca tonkeana), Rusa (Cervus sp.),
Babi hutan (Sus celebensis), Ular sanca (Phyton reticulatus), Biawak
(Varanus salvator), dan Kadal (Mabouya multifasciata) dan berbagai jenis
burung. Kondisi rona awal lingkungan tergolong sangat baik (skala 5).
Pembangunan jalan akan menghilangkan vegetasi disekitar lokasi
kegiatan sehingga berdampak pada hilangnya habitat satwa yang ada,
kondisi ini akan menurunkan skala kualitas lingkungan menjadi skala 3
(sedang). Dengan demikian besaran dampak yang terjadi adalah -2
(negatif sedang).

b) Prakiraan sifat penting dampak


Prakiraan sifat penting dampak gangguan satwa akibat pembangunan
jalan diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi rencana pembangunan jalan tidak terdapat penduduk yang
bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas. Sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 27
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama.
Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak mempengaruhi komponen lingkungan hidup lain, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak gangguan terhadap satwa bersifat kumulatif, sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak hilanya habitat satwa tidak dapat dipulihkan karena terjadi
perubahan fungsi lahan menjadi jalan, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
gangguan satwa/fauna akibat pembangguan jalan dikategorikan sebagai
dampak negatif sedang dan penting.

6. Gangguan Biota Perairan

Dampak gangguan biota perairan merupakan dampak lanjutan dari penurunan


kualitas air akibat pembangunan jalan tambang.

a) Prakiran Besaran Dampak


Rona awal lingkungan hidup indeks keanekaragaman zooplankton
berkisar 1,31-1,48 dan fitoplankton 1,32-1,55. Sedangkan Indeks
Keanekaragaman bentos berkisar 1,03-1,54 berdasarkan skala kualitas
lingkungan kondisi ini masih tergolong sedang (Skala 3). Saat kagiatan
pembukaan lahan untuk pembangunan jalan dilakukan seiring terjadinya
penurunan kualitas perairan maka diperkirakan akan terjadi penurunan
populasi plankton dan penurunan nilai indeks sehingga mengakibatkan
gangguan rantai dan jaring makanan pada ekosistem sungai sehingga
kehidupan ikan dan bentos juga terganggu, dengan demikian kualitas

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 28


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
lingkungan akan menjadi buruk (Skala 2). Besaran dampaknya adalah -1
(negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak gangguan biota perairan akibat


pembangunan jalan diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang menerima dampak adalah penduduk yang
memanfaatkan air sungai di sekitar tapak proyek, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi badan Dampala,
Sungai Tula, Siumbatu sehingga dampak dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa konstruksi pembangunan jalan, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak menimbulkan dampak pada kompoenen lingkungan
lain, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
gangguan biota perairan akibat pembangunan jalan dikategorikan sebagai
dampak negatif kecil dan penting

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 29


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
D. Pembangunan Sarana Prasarana Pendukung lainnya

Kegiatan pembangunan sarana dan prasaran pendukung lainnya


diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen Fisik-Kimia,
Biologi dan Kesehatan yaitu:

1. Peningkatan Laju Erosi dan Sedimentasi


a) Prakiraan Besaran Dampak
Sumber dampak terhadap erosi dan sedimentasi ada saat konstruksi
pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan penambangan
bijih nikel karena akan menggunakan area yang cukup luas untuk
komponen bangunan penunjang termasuk perumahan, mess dan kantor.
Hasil Prediksi erosi menunjukkan bahwa besarnya erosi potensial pada
lahan tersebut di atas adalah sebesar 30,15 ton/ha/tahun, erosi aktual
sebesar 4,26 ton/ha/tahun, dan nilai Indeks bahaya erosi wajar sebesar
0,234 ton/ha/tahun. Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
didahului dengan pematangan dan pembersihan lahan dalam hal tutupan
tanah jadi terbuka. Kegiatan konstruksi pembangunan sarana dan
prasarana pendukung lainnya akan menimbulkan ceceran sisa material
sehingga jika terjadi hujan akan terbawa masuk kebadan perairan dan
tersuspensi di dalam air sehingga terjadi sedimentasi pada badan air
sungai. Kualitas lingkungan bahaya erosi sebelum proyek tergolong baik
(skala 4). Setelah proyek berlangsung diperkirakan akan mengalami
penurunan menjadi sedang (skala 3). Besaran dampak yang diprakirakan
timbul adalah 1- (negatif kecil)

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak peningkatan erosi dan sedimentasi akibat
pembangunan sarana prasarana pendukung diuraikan sebagai berikut :
1) Jumlah manusia terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah masyarakat yang memanfaatkan
sungai untuk keperluan sehari-hari, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi perairan Dampala,
Sungai Tula dan Siumbatu sehingga dampak dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 30


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa konstruksi pembangunan sarana dan prasarana tambang,
oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain penurunan
kualitas air yang berdampak lanjut pada gangguan biota perairan, oleh
karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
erosi dan sedimentasi akibat pembangunan sarana prasarana pendukung
dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting.

2. Penurunan Kualitas Air

Dampak ini merupakan dampak lanjutan dari peningkatan laju erosi dan
sedimentasi akibat kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
pendukung lainnya

a) Prakiraan Besaran Dampak


Penurunan kualitas air merupakan dampak lanjutan dari peningkatan
erosi dan sedimentasi material yang tersuspensi di dalam badan air sungai
yang selanjutnya akan meningkatkan konsentrasi TSS (Rona awal 1,84 –
1,88 mg/L), BOD (1,22 - 1,68 mg/L), COD (5,98 - 6,92 mg/L) dan Total
fospat (0,01 mg/L). Rona awal lingkungan untuk masing-masing parameter
masih berada dibawah batas ambang baku mutu lingkungan sehingga
kualitas lingkungan tergolong baik (Skala 4). Peningkatan kandungan TSS,
BOD, COD, dan kekeruhan air sungai akan terjadi seiring pekerjaan
konstruksi gedung pembangkit sehingga kualitas lingkungan menjadi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 31


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
buruk (Skala 2). Besaran dampak yang ditimbulkan adalah -2 (negatif
sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak penurunan kualitas air akibat


pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainnya diuraikan sebagai
berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang menerima dampak adalah penduduk yang
memanfaatkan air sungai di sekitar tapak proyek, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi badan Dampala,
Sungai Tula dan Siumbatu sehingga dampak dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa konstruksi pembangunan sarana dan prasarana
pendukung lainnya, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah keberadaan
biota air, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
penurunan kualitas air akibat pembangunan sarana prasarana pendukung
dikategorikan sebagai dampak negatif sedang dan penting.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 32


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
3. Gangguan Biota Perairan

Dampak gangguan biota perairan merupakan dampak lanjutan dari


penurunan kualitas air akibat pembangunan sarana dan prasarana
pendukung penambangan.

a) Prakiran Besaran Dampak


Rona awal lingkungan hidup indeks keanekaragaman zooplankton
berkisar 1,31-1,48 dan fitoplankton 1,32-1,55. Sedangkan Indeks
Keanekaragaman bentos berkisar 1,03-1,54 berdasarkan skala kualitas
lingkungan kondisi ini tergolong sedang (Skala 3). Saat kagiatan
pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan penambangan
serta seiring terjadinya penurunan kualitas perairan maka diperkirakan
akan terjadi penurunan populasi plankton dan penurunan nilai indeks
sehingga mengakibatkan gangguan rantai dan jaring makanan pada
ekosistem sungai sehingga kehidupan ikan dan benthos juga terganggu,
dengan demikian kualitas lingkungan akan menjadi buruk (skala 2).
Besaran dampaknya adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak gangguan biota perairan akibat


pembangunan sarana dan prasarana pendukung diuraikan sebagai berikut

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang menerima dampak adalah penduduk yang
memanfaatkan air sungai di sekitar tapak proyek, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi badan Dampala,
Sungai Tula, Siumbatu sehingga dampak dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa konstruksi oleh karena itu dampak dikategorikan penting
(P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak menimbulkan dampak pada komponen lingkungan lain,
oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 33


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak tidak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak tidak
penting (TP)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
gangguan biota perairan akibat pembangunan sarana dan prasarana
pendukung lainnya dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan
penting.

4. Sanitasi Lingkungan

a) Prakiraan Besaran Dampak


Selama masa pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainnya
untuk kegiatan penambangan bijih nikel pada tahap konstruksi berbagai
jenis pekerjaan dilakukan, tumpukan material, dan lubang bekas galian
yang berpotensi menjadi sumber vektor penyakit, pemukiman tenaga kerja
dengan jumlah yang relatif cukup banyak berpotensi menimbulkan sampah
domestik (limbah padat) dan limbah cair pada lokasi base camp pekerja
konstruksi Jika limbah padat yang dihasilkan kapita/hari minimal 1,2 kg,
maka limbah padat yang dihasilkan oleh 265 orang penghuni barak kerja
(base camp) adalah sebesar 318 kg/hari atau 114.480 kg /tahun. Bila
limbah padat ini tidak dikelola dengan baik oleh penghuni barak kerja akan
berpotensi mencemari lingkungan sehingga kualitas lingkungan yang
semula baik (skala 4) akan menurun menjadi sedang (skala 3). Besaran
dampak yang ditimbulkan -1 (negatif kecil)

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak penurunan sanitasi lingkungan akibat
kegiatan pembangunan sarana prasarana pendukung lainnya diuraikan
sebagai berikut:

1) Jumlah manusia terkena dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 34


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Jumlah manusia yang terkena dampak adalah 213 orang yang bekerja
pada tahap konstruksi. Jumlah ini cukup banyak. Sehingga dampak
dikategorikan penting (P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak relatif kecil, sehingga dampak
dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tergolong sedang, dan berlangsung selama masa
konstruksi. Oleh karena itu dampaknya dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah gangguan
kesehatan akibat timbulnya vektor penyakit. Sehingga dikategorikan
sebagai dampak penting (P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif. Oleh karena dampak dapat dikategorikan
sebagai dampak penting ( P).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik/pulih ke kondisi semula, sehingga dampaknya
tidak penting (TP).
7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
penurunan sanitasi lingkungan akibat kegiatan pembangunan sarana
prasarana pendukung lainnya dikategorikan sebagai dampak negatif kecil
dan penting

3.2.3 Tahap Operasi

A. Kegiatan Penambangan Bijih Nikel


Kegiatan penambangan bijih nikel diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap komponen fisik-kimia, biologi dan sosial ekonomi dan budaya yaitu:
1. Perubahan Bentang Lahan

a) Prakiraan Besaran Dampak


Perubahan fisiografi merupakan dampak langsung yang dapat terjadi pada
tahap operasi. Pada kegiatan penambangan seluas ± 800 ha akan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 35


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
mengubah bentang alam (fisiografi) dari areal sebelumnya merupakan
hutan menjadi areal yang terbuka. Perubahan fisiografi tersebut secara
langsung akan menimbulkan dampak turunan berupa peningkatan aliran
permukaan (run off) dan hilangnya penutup lahan yang sebelumnya
merupakan habitat berbagai satwa liar yang ada diwilayah tersebut. Kondisi
rona awal lingkungan tergolongan sangat baik (skala 5) dengan berbagai
topografi yang ditumbuhi berbagai jenis vegetasi. Kegiatan penambangan
bijih nikel akan merubah bentang lahan berupa terjadinya kubangan akibat
hilangnya lapisan tanah atas (top soil), yang menyebabkan terjadinya
pedoturbasi pada solum tanah, serta akan memecah butir-butir tanah.
Peristiwa itu menyebabkan tanah menjadi labil, erodibilitasnya sangat
rendah, dan tanah mudah terangkut oleh aliran permukaan sehingga
kualitas lingkungan menjadi sedang (skala 3) dengan demikian besaran
dampak yang ditimbulkan adalah -2 (negatif sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak perubahan bentang lahan akibat
kegiatan penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas ±800 hektar. Sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
hilangnya vegetasi dan habitat hidup satwa yang ada disekitar lokasi
kegiatan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak perubahan bentang lahan bersifat kumulatif, sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 36


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak perubahan bentang lahan dapat dipulihkan melalui reklamasi
lahan dan revegetasi, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perubahan bentang lahan akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif sedang dan penting

2. Perubahan Iklim Mikro

a) Prakiraan Besaran Dampak

Dampak perubahan iklim mikro secara fisik berupa peningkatan suhu udara
dan penurunan kelembaban pada tahap operasi merupakan dampak primer
(langsung) bersumber dari kegiatan proses pematangan lahan dan
pengupasan tanah pucuk (top soil) untuk proses penambangan bijih nikel.
Kualitas lingkungan iklim mikro sebelum kegiatan tergolong baik (skala 4).
Proses pematangan lahan, diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada
perubahan iklim mikro melalui peningkatan suhu udara dan penurunan
kelembaban yang terjadi akibat berlangsungnya proses pembukaan lahan
dan penutupan lahan oleh penambangan bijih nikel serta berkurangnya
kelembaban tanah. Namun demikian, diprakirakan jarak sebaran
perubahan iklim mikro hanya beberapa puluh meter dari tapak kegiatan.
Terlebih lagi berdasarkan uraian rencana kegiatan yang menjelaskan
bahwa kegiatan penambangan dilakukan secara bertahap (tidak sekaligus)
sehingga perubahan iklim mikro semakin dapat di perkecil. Ditambah pula
dengan setelah pematangan lahan, pembuatan jalan, dan drainase akan
langsung dilakukan lanskaping dan penghijauan dan akan terus dipelihara
pada tahap operasi pada kegiatan pemeliharaan kawasan. Sehingga
diperkirakan kualitas lingkungan untuk iklim mikro berada pada kategori
sedang (skala 3) sehinga besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1
(negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 37


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Prakiraan sifat penting dampak perubahan iklim mikro akibat kegiatan
penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil hanya bersifat lokal. Sehingga
dampak dikategorikan tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
gangguan terhadap kehidupan satwa yang ada disekitar lokasi kegiatan,
oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak perubahan iklim mikro tidak bersifat kumulatif, sehingga
dampak dikategorikan tidak penting (TP)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak perubahan iklim mikro dapat dipulihkan melalui reklamasi lahan
dan revegetasi, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting
(TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perubahan iklim mikro akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting.

3. Penurunan Kualitas Udara

a) Prakiraan Besaran Dampak

Hasil pengukuran rona awal kualitas udara pada tapak proyek untuk CO
(16,50-17,24 µg/Nm3), NO2 (4,24-4,65 µg/Nm3), SO2 (6,65-6,73 µg/Nm3)
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 38
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
dan Partikel Debu (9,58-11,85 µg/Nm3) kondisi ini tergolong baik (skala 4)
karena masih berada dibawah ambang batas baku mutu. Proses
penambangan bijih nikel secara garis besar mencakup penggalian –
pengerukan – penapisan - penumpukan. Kegiatan tersebut akan
memberikan dampak terhadap penurunan kualitas udara berupa
peningkatan kadar debu di udara. Sedang peningkatan parameter NOx,
COx, SOx dan timah hitam lebih banyak ditimbulkan oleh emisi gas buang
alat berat seperti bulldozer, dump truck, crusher dan sebagainya.
Peningkatan partikulat akan mencapai 50 % sedangkan peningkatan
kandungan parameter lainnya pada udara ambien akan mencapai sekitar
25 %. Sehingga diperkirakan kualitas lingkungan kualitas udara berada
pada kategori sedang (skala 3) sehinga besaran dampak yang ditimbulkan
adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak penurunan kualitas udara akibat


kegiatan penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Lokasi rencana penambangan bijih nikel jauh dari pemukiman
penduduk, sehingga tidak ada masyarakat yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil hanya bersifat lokal saja.
Sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
gangguan kesehatan masyarakat, namun karena lokasi kegiatan jauh
dari pemukiman sehingga tidak ada masyarakat yang terkena dampak,
oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak penurunan kualitas udara tidak bersifat kumulatif, sehingga
dampak dikategorikan tidak penting (TP)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 39


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak penurunan kualitas udara dapat dipulihkan melalui reklamasi
lahan dan revegetasi, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 1


dampak penting dan 6 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
penurunan kualitas udara akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan tidak penting.

4. Peningkatan Kebisingan

a) Prakiraan Besaran Dampak

Hasil pengukuran rona awal tingkat kebisingan pada tapak proyek tergolong
berkisar 41,2 – 51,8 dBA, kondisi ini tergolong baik (skala 4). Proses
penambangan bijih nikel secara garis besar mencakup penggalian –
pengerukan – penapisan - penumpukan. Kegiatan tersebut akan
memberikan dampak terhadap peningkatan kebisingan yang ditimbulkan
oleh bunyi alat berat seperti bulldozer, dump truck, crusher dan sebagainya.
Peningkatan kebisingan diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring
dengan operasional penambangan. Sehingga diperkirakan kualitas
lingkungan kebisingan berada pada kategori sedang (skala 3) sehinga
besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak peningkatan kebisingan akibat


kegiatan penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Lokasi rencana penambangan bijih nikel jauh dari pemukiman
penduduk, sehingga tidak ada masyarakat yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil hanya bersifat lokal saja.
Sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 40


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
gangguan kesehatan masyarakat, namun karena lokasi kegiatan jauh
dari pemukiman sehingga tidak ada masyarakat yang terkena dampak,
oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak peningkatan kebisingsan tidak bersifat kumulatif, sehingga
dampak dikategorikan tidak penting (TP)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik atau pulih setelah kegiatan penambangan
selesai, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 1


dampak penting dan 6 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
peningkatan kebisingan akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan tidak penting.

5. Peningkatan Laju Erosi dan Sedimentasi

Peningkatan laju erosi merupakan dampak lanjutan dari pematangan lahan


pada saat penambangan bijih nikel dilakukan, hilangnya vegetasi sebagai
penutup tanah akan meningkatkan potensi laju aliran run off disekitar lokasi
penambangan.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Laju erosi dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu iklim dalam hal ini curah hujan,
sifat fisik tanah, topografi, vegetasi dan manusia. Faktor iklim yang paling
berpengaruh dalam proses erosi ada 2 yaitu curah hujan dan dan
temperatur (suhu). Tetapi curah hujan merupakan faktor yang paling
dominan karena awal erosi didahului dengan proses terlepasnya butir-butir
tanah yang disebabkan oleh tumbukan langsung air hujan kepermukaan
tanah sehingga tanah terdispersi, yang diikuti oleh proses pengangkutan
yang dilakukan oleh air. Kondisi lahan di sekitar lokasi penambangan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 41


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
tertutupi oleh vegetasi sehingga skala kualitas lingkungan dari segi laju
erosi tergolong sangat baik (skala 5). Hasil analisis pendugaan erosi aktual
di lokasi studi untuk saat ini tergolong memiliki indeks bahaya erosi rendah,
tingkat kerusakan tergolong rendah dan tingkat kehilangan tanah tergolong
rendah. Sedangkan hasil prediksi erosi menunjukkan bahwa besarnya erosi
potensial adalah sebesar 30,15 ton/ha/tahun, erosi aktual sebesar 4,26
ton/ha/tahun, dan nilai Indeks bahaya erosi wajar sebesar 0,234
ton/ha/tahun. Sehubungan dengan kegiatan penambangan bijih nikel yang
akan menghilangkan vegetasi sehingga permukaan tanah akan terbuka.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan laju erosi terutama pada saat terjadi
hujan sehingga kualitas lingkungan menjadi sedang (Skala 3). Besaran
dampak yang ditimbulkan adalah -2 (negatif sedang)

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak peningkatan laju erosi akibat


penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :
1) Jumlah manusia terkena dampak
Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas dan berpotensi masuk ke badan
perairan Dampala, Sungai Tula, Siumbatu sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas tinggi dan berlansung selama
masa operasi, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain akan
mempengaruhi kualitas air yang berdampak lanjut pada gangguan biota
perairan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 42


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
peningkatan laju erosi akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif sedang dan penting.

6. Penurunan Kualitas Air

Salah satu dampak yang akan timbul akibat dari kegiatan penimbunan material
tambang adalah penurunan kualitas air sungai di sekitar lokasi kegiatan proyek.
Penurunan kualitas air akibat teroksidasinya dan tercucinya material nikel di
dalam lokasi stock pile sehingga pH air dapat berubah.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Hasil pengukuran kondisi rona awal lingkungan kualitas air di lokasi
kegiatan masih berada dibawa baku mutu, pH berkisar (6,13-7,41) dan
Residu Tersuspensi (1,84-1,88 mg/L), kondisi ini tergolong baik (skala 4).
Parameter kualitas air yang diperkirakan akan terkena dampak adalah
perubahan pH air akibat konsentrasi ion H+ lebih banyak dibanding dengan
ion OH-. Pada kondisi seperti ini diperkirakan senyawa logam berat akan
larut dan terakumulasi di dalam aliran Dampala, Sungai Tula, Siumbatu.
Selain dampak ini, dampak dalam bentuk peningkatan TSS dan kekeruhan
juga berpotensi besar untuk muncul akibat terbukannya permukaan lahan
sehingga pada saat hujan butiran-butiran tanah yang labil akan terbawah
oleh aliran air permukaan. Sehingga akan menurunkan kualitas air berada
pada kondisi buruk (skala 2), besaran dampak yang ditimbulkan adalah -2
(negatif sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak penurunan kualitas air akibat
penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Penurunan kualitas air akan mempengaruhi penduduk yang bermukim,
di sekitar yang memanfaatkan air sungai, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 43


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi badan perairan
Dampala, Sungai Tula, Siumbatu sehingga dampak dikategorikan
penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas tinggi dan berlansung selama
masa operasi produksi berlangsung, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain akan
berdampak pada gangguan biota perairan, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, dengan demikian dampak
peningkatan laju erosi akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif sedang dan penting.

7. Gangguan Vegetasi

Gangguan terhadap vegetasi berupa hilangnya berbagai jenis tanaman yang


akan menurunkan nilai diversitas pada saat kegiatan penambangan bijh nikel
dilakukan.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Tipe tutupan lahan yang dijelaskan pada rona awal areal penambangan bijih
nikel ini merupakan kawasan hutan, kualitas lingkungan vegetasi tergolong
sangat baik (skala 5) dengan indeks keaneragaman tergolong tinggi yaitu
3,18. Standar mutu lingkungan ini akan semakin menurun dengan
menurunnya besaran nilai keanekaragaman pada saat kegiatan
pembersihan lahan dan pengupasan tanah pucuk dilakukan pada proses

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 44


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
penambangan bijih nikel, dimana selain menyebabkan hilangnya berbagai
jenis tanaman yang ada pada tapak proyek, juga akan merubah struktur dan
komposisi jenis sehingga kualitas lingkungan menurun menjadi sedang
(skala 3). Besaran dampak yang timbul terhadap gangguan vegetasi adalah
-2 (negatif sedang).
b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak gangguan terhadap vegetasi akibat


kegiatan penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas. Sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
gangguan terhadap kehidupan satwa yang ada disekitar lokasi kegiatan,
oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga dampak dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan vegetasi dapat dipulihkan melalui reklamasi lahan
dan revegetasi, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting
(TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 45


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
gangguan terhadap vegetasi akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif sedang dan penting.

8. Gangguan Terhadap Satwa Liar


Gangguan terhadap satwa liar berupa hilangnya habita hidup pada saat
kegiatan penambangan bijih nikel dilakukan.
a) Prakiraan Besaran Dampak
Gangguan terhadap satwa liar merupakan dampak lanjutan hilangnya
vegetasi sebagai habitat hidup satwa yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
Tipe tutupan lahan yang dijelaskan pada rona awal areal penambangan
bijih nikel ini merupakan kawasan hutan yang dihuni oleh berbagai jenis
satwa dari berbagai kelompok seperti mamalia, reptil, amphibi dan berbagai
jenis burung, kualitas lingkungan satwa tergolong sangat baik (skala 5).
Standar mutu lingkungan ini akan semakin menurun dengan menurunnya
besaran nilai keanekaragaman pada saat kegiatan pembersihan lahan dan
pengupasan tanah pucuk dilakukan pada proses penambangan bijih nikel,
dimana selain menyebabkan hilangnya berbagai jenis tanaman yang
menjadi habitat hidup berbagai jenis satwa, juga akan merubah struktur dan
komposisi jenis yang ada karena akan bermigrasi mencari habitat baru,
kualitas lingkungan menurun menjadi sedang (skala 3). Besaran dampak
yang timbul terhadap gangguan keberadaan jenis satwa adalah -2 (negatif
sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak gangguan terhadap satwa akibat
kegiatan penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :
1) Jumlah manusia terkena dampak
Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas ±800 hektar. Sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 46


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak ini akan tidak mempengaruhi komponen lingkungan yang ada
disekitar lokasi kegiatan, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga dampak dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak gangguan terhadap satwa dapat dipulihkan melalui reklamasi
lahan dan revegetasi, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perubahan iklim mikro akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif sedang dan penting.

9. Gangguan Biota Perairan

Dampak gangguan biota perairan merupakan dampak lanjutan dari penurunan


kualitas air akibat penambangan bijih nikel.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan penambangan bijih nikel dapat
menyebabkan terjadinya erosi. Erosi tersebut dapat meningkatkan nilai TSS,
kekeruhan dan pH perairan Dampala, Sungai Tula, Siumbatu. Peningkatan
parameter kualitas air ini selanjutnya menyebabkan penurunan laju
fotosintesis fitoplankton sehingga populasi biota perairan menurun.

Rona awal lingkungan hidup indeks keanekaragaman zooplankton berkisar


1,31-1,48 dan fitoplankton 1,32-1,55. Sedangkan Indeks Keanekaragaman
bentos berkisar 1,03-1,54 kondisi ini masih tergolong baik (Skala 3). Saat
kagiatan penambangan dilakukan seiring terjadinya penurunan kualitas
perairan maka diperkirakan akan terjadi penurunan populasi plankton dan
penurunan nilai indeks sehingga mengakibatkan gangguan rantai dan jaring
makanan pada ekosistem sehingga kehidupan ikan dan bentos juga

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 47


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
terganggu, dengan demikian kualitas lingkungan akan menjadi sangat buruk
(skala 1). Besaran dampaknya adalah -2 (negatif sedang).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak gangguan biota perairan akibat


penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Manusia yang terkena dampak adalah penduduk yang memanfaatkan
air sungai di sekitar tapak proyek untuk mencari ikan yang jumlah relatif
sedikit, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi badan Dampala,
Sungai Tula, Siumbatu sehingga dampak dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa operasi produksi, oleh karena itu dampak dikategorikan
penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak menimbulkan dampak pada kompoenen lingkungan
lain, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
gangguan biota perairan akibat kegiatan penambangan bijih nikel
dikategorikan sebagai dampak negatif sedang dan penting

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 48


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
10. Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan Daerah

Kegiatan penambangan bijih nikel oleh PT. Oti Eya Abadi akan memberikan
kotribusi yang sangat besar terhadap peningkatan PAD Kabupaten Morowali.
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pajak penggunaan
lahan, Royalti dan pajak-pajak lainnya yang diatur di dalam undang-undang.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kegiatan proses penambangan PT. Oti Eya Abadi akan menghasilkan Bijih
Nikel. Hasil penjualan Bijih Nikel akan memberikan kontribusi pada
pendapatan daerah melalui berbagai kewajiban perusahaan termasuk pajak
dan retribusi. Pendapatan daerah yang diperoleh dari penambangan bijih
nikel ini akan digunakan lagi oleh daerah untuk pembangunan sarana dan
prasarana serta infra struktur di Kabupaten Morowali. Pendapatan daerah
yang bersumber dari kegiatan penambangan bijih nikel berlangsung selama
kegiatan operasi penambangan. Perekonomian lokal berkembang akibat
efek ganda dari peningkatan peredaran uang yang beredar (gaji karyawan,
pekerja perusahaan dan uang penggantian lahan) selain itu tumbuhnya
berbagai perusahaan lokal yang memanfaatkan keberadaan usaha
Penambangan bijih nikel juga akan meningkatkan aktivitas perekonomian
lokal. Adanya kegiatan penambangan bijih nikel akan memberikan pengaruh
pada peningkatan PDRB di Kabupaten Morowali. Sehingga menimbulkan
dampak + (positif)

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak peningkatan pendapatan masyarakat
dan daerah akibat penambangan bijih nikel diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Manusia yang terkena dampak adalah penduduk di Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali yang jumlah cukup banyak, oleh karena
itu dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali. Sehingga dampak dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa operasi produksi, oleh karena itu dampak dikategorikan
penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 49


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak ini menimbulkan dampak pada kompoenen lingkungan lain
berupa persepsi positif masyarakat, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5


dampak penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
Peningkatan Pendapatan Msyarakat dan Daerah akibat kegiatan
penambangan bijih nikel dikategorikan sebagai dampak positif dan
penting

B. Pengangkutan Hasil Tambang

1. Penurunan Kualitas Udara

a) Prakiraan Besaran Dampak

Dampak yang akan timbul akibat dari kegiatan pengangkutan hasil produksi
adalah penurunan kualitas udara pada jalan yang dilalui kendaran pengangkut.
Penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan berupa
COx, SOx, NOx, Pb dan partikel debu.

Berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara pada lokasi pemukiman


penduduk untuk CO (18,40 µg/Nm3), NO2 (5,48 µg/Nm3), SO2 (8,65 µg/Nm3)
dan Partikel Debu (65,87 µg/Nm3). Kualitas udara ambien masih berada
dibawah batas baku mutu sehingga diategorikan baik (skala 4). Nilai seluruh
parameter masih dibawah baku mutu, bahkan beberapa parameter diantaranya
(Timah Hitam) tidak terdeteksi. Dengan dilakukannya kegiatan pengangkutan
hasil produksi, maka parameter-parameter tersebut akan meningkat sedikitnya
2 kali lipat. Sehingga akan menurunkan kualitas lingkungan berada pada
kondisi sedang (skala 3). Besaran dampak yang dihasilkan adalah -1 (negatif
kecil)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 50


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak penurunan kualitas udara akibat kegiatan


pengangkutan hasil tambang diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Masyarakat terkena dampak adalah penduduk yang bermukim di sekitar
lokasi jalan akses yang dilalui kendaraan pengangkut, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil hanya bersifat lokal saja.
Sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
gangguan kesehatan masyarakat, oleh karena itu dampak dikategorikan
penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak penurunan kualitas udara tidak bersifat kumulatif, sehingga
dampak dikategorikan tidak penting (TP)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak penurunan kualitas udara dapat dipulihkan melalui
pengelolaan, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
penurunan kualitas udara akibat kegiatan pengangkutan hasil tambang
dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting.

2. Penigkatan Kebisingan

Peningkatan kebisingan bersumber dari bunyi kendaraan pengangkut pada saat


kegiatan pengangkutan hasil tambang.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 51


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
a) Prakiraan Besaran Dampak
Kondisi rona awal kebisingan berdasarkan hasil pengukuran di lokasi
pemukiman penduduk berkisar 51,2-66,8 dBA. Berdasarkan hal tersebut
kualitas lingkungan kebisingan dikategorikan tergolong baik (skala 4) dibawah
baku mutu. Kondisi akan mengalami perubahan seiringan dengan hilir mudik
kendaraan pengangkut hasil tambang sehingga akan meningkatkan
kebisingan yang diprakirakan berada ada skala kualitas 3 (sedang). Dengan
demikian besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan
pengangkutan hasil tambang diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia terkena dampak cukup banyak, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil. Sehingga dampak dikategorikan
tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas sedang dan berlangsung
cukup lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P).
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini mempengaruhi komponen lingkungan hidup lain yaitu
gangguan kesehatan masyarakat, oleh karena itu dampak dikategorikan
penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga dampak dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik ke kondisi semula, oleh karena itu dampak
dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 52


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
peningkatan kebisingan akibat pengoperasian kendaraan pengangkut hasil
tambang dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting.

3. Gangguan Lalu Lintas

Gangguan lalu lintas berupa kemacetan dan kecelakaan terjadi sebagai akibat
dari aktivitas pengangkutan hasil tambang yang melintasi jalan poros menuju
stoc pile penimbunan bijih nikel.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kegiatan pengangkutan hasil tambang diperkirakan akan menimbulkan
gangguan lalu lintas berupa kemacetan di sekitar lokasi kegiatan. Terutama
pada persimpangan jalan menuju lokasi proyek. Pada jalan akses menuju
lokasi Penambangan merupakan ruas jalan yang mempunyai volume
puncak sebesar 174 kend/jam atau 112,5 smp/jam. Rona lingkungan hidup
awal tergolong baik (skala 4), Dengan adanya kegiatan akan menambah
volume lalu lintas demikian kualitas lingkungan dari segi gangguan lalu
lintas akan menjadi sedang (skala 3), maka besaran dampak yang
diperkirakan timbul adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak gangguan lalu lintas akibat kegiatan
pengangkutan hasil tambang diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Manusia terkena dampak meliputi penduduk yang memanfaatkan jalan
akses menuju lokasi kegiatan yang jumlah cukup banyak, sehingga
dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas, sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak sedang dan berlangsung cukup lama sehingga
dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat kemacetan lalu
lintas adalah gangguan kenyamanan dan keamanan masyarakat
pengguna jalan, dengan demikian dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 53


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak tidak bersifat kumulaif, oleh karena itu dampak dikategorikan
tidak penting (TP)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik jika dilakukan pengelolaan pada ruas jalan yang
mengalami kemecatan, dampak dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
gangguan lalu lintas berupa kemacetan akibat kegiatan pengangkutan hasil
tambang dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting

4. Kerusakan Jalan

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kegiatan pengangkutan hasil tambang diperkirakan akan menimbulkan
kerusakan jalan di sekitar lokasi kegiatan. Kondisi Jalan menuju lokasi
proyek terdiri dari jalan aspal yang sebagian sudah mengalami kerusakan
serta jalan tanah dengan perkerasan pada desa lokasi proyek. Kondisi jalan
yang ada tergolong cukup baik (skala 4). Keberadaan jalan diperkirakan
akan mengalami kerusakan seiring dengan kegiatan pengangkutan hasil
tambang. Beban muatan kendaraan yang melebihi beban atau tonase jalan
yang ada akan menimbulkan kerusakan jalan terutama pada jalan desa
dengan kondisi tanah perkerasan yang akan semakin bertambah parah bila
terjadi hujan. Dengan demikian kualitas lingkungan dari segi kerusakan jalan
akan menjadi sedang (skala 3), maka besaran dampak yang diperkirakan
timbul adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak kerusakan jalan akibat kegiatan
pengangkutan hasil tambang diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Manusia terkena dampak meliputi penduduk yang memanfaatkan jalan
akses menuju lokasi kegiatan yang jumlah cukup banyak, sehingga
dampak dikategorikan penting (P)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 54


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif luas, sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak sedang dan berlangsung cukup lama sehingga
dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat kerusakan jalan
adalah gangguan kenyamanan dan keamanan masyarakat pengguna
jalan, dengan demikian dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak tidak bersifat kumulaif, oleh karena itu dampak dikategorikan
tidak penting (TP)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik jika dilakukan perbaikan pada ruas jalan yang
mengalami kerusakan, dampak dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
kerusakan jalan akibat kegiatan pengangkutan hasil tambang dikategorikan
sebagai dampak negatif kecil dan penting

5. Perubahan Persepsi Masyarakat

Kegiatan pengangkutan hasil tambang menyebabkan timbulnya sikap dan


persepsi masyarakat yang merupakan dampak lanjutan dari kerusakan jalan,
kemacetan serta penurunan kualitas udara dan gangguan kenyaman akibat
kebisingan.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kegiatan pengangkutan hasil tambang pada tahap produksi dapat
menimbulkan persepsi negatif masyarakat akibat terjadinya penurunan
kualitas udara, kerusakan jalan yang dapat mengganggu kenyaman dan
keselamatan pengguna jalan serta gangguan kesehatan masyarakat.
Kondisi rona awal persepsi masyarakat sebelum adanya kegiatan tergolong
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 55
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
baik (skala 4), Kondisi ini diperkirakan akan mengalami penurunan seiring
dengan terjadinya kerusakan jalan sehingga persepsi negatif masyakat
berada pada kondisi sedang (skala 3). Dengan demikian prakiraan besaran
dampaknya adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak perubahan persepsi masyarakat akibat
kegiatan pengangkutan hasil tambang diuraikan sebagai berikut:

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia terkena dampak adalah masyarakat yang bermukim di
sekitar jalur pengangkutan, jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak relatif luas meliputi Desa Dampala,
Siumbatu dan Le-Le, maka dampak dikategorikan sebagai dampak
penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tergolong sedang, dan berlangsung selama tahap
operasi jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu dampaknya
penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Banyaknya komponen yang terkena dampak sikap dan persepsi
masyarakat akibat pengangkutan hasil tambang adalah Keresahaan
masyarakat. Sehingga dikategorikan sebagai dampak penting ( P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak Persepsi masyarakat bersifat kumulatif. Oleh karena dampak
dapat dikategorikan sebagai dampak penting ( P).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik/pulih setelah operasi produksi selesai, sehingga
dampaknya tidak penting (TP).
7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 5 dampak


penting dan 2 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak perubahan
persepsi masyarakat akibat kegiatan pengankutan hasil tambang
dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 56


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
6. Gangguan Kesehatan Masyarakat

Dampak gangguan kesehatan merupakan dampak lanjutan dari penurunan


kualitas udara akibat kegiatan pengangkutan hasil tambang.

a) Prakiraan Besaran Dampak


Berdasarkan data puskesmas Laantula Jaya dari 10 penyakit terbanyak
yang sering diderita masyarakat, ISPA menepati urutan ketiga dengan
jumlah kasus 640 atau sekitar 12,1%. Sedangkan pada Puskesmas Molino
berada pada urutan pertama dengan jumlah kasus sebanyak 2.366 kasus
atau 33,3% dari 10 penyakit yang ada. Kondisi ini menjadikan kualitas
lingkungan berada pada skala 3 (sedang). Kegiatan pengangkutan hasil
tambang akan menimbulkan penurunan kualitas udara berupa peningkatan
kadar debu diudara yang akan berdampak pada gangguan kesehatan
masyarakat di sekitar lokasi jalan akses terutama peningkatan penyakit
ISPA, sehingga kualitas lingkungan akan manjadi buruk (sakal 2). Dengan
demikian besaran dampak yang ditimbulkan adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak gangguan kesehatan akibat kegiatan
pengangkutan hasil tambang diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Jumlah manusia yang menerima dampak adalah penduduk yang
bermukim di sekitar jalan akses yang jumlahnya relatif banyak, oleh
karena itu dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif kecil. Sehingga dampak
dikategorikan tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas sedang, dan berlansung
selama masa operasi, oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini tidak menimbulkan dampak pada komponen lingkungan lain,
oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 57


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan pengangkutan hasil
tambang dikategorikan sebagai dampak negatif kecil dan penting.

C. Reklamasi Lahan dan Reboisasi

1. Perubahan Iklim Mikro

a) Prakiraan Besaran Dampak


Kegiatan reklamasi dilakukan dengan mengembalikan tanah pucuk dan
tanah penutup pada saat kegiatan penambangan telah dilaksanakan di
wilayah blok penambangan. Luas area tambang yang direklamasi setiap
tahunnya sesuai luasan pada area blok yang ditambang. Pengembalian
tanah dengan menempatkan lapisan tanah pucuk paling atas. Tanah
tersebut diharapkan dapat menjadi media tumbuh yang baik bagi
tanaman/vegetasi. Vegetasi yang tumbuh baik akan mempengaruhi iklim
mikro berupa penurunan suhu udara dan peningkatan kelembaban. JIka
vegetasi yang ditanam telah setinggi 3 meter dengan tingkat penutupan 30
%, maka akan terjadi penurunan suhu udara rata-rata sekitar 0,5o C dan
peningkatan kelembaban udara (RH) sekitar 5 %. Kondisi lingkungan akan
menjadi baik (skala 4) dari sebelumnya yang berada pada kondisi sedang
(skala 3). Besaran dampak yang ditimbulkan adalah 1 (positif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak perubahan iklim mikro akibat kegiatan


reklamasi lahan dan reboisasi diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 58


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, namun akan dirasakan oleh para pekerja, oleh karena
itu dampak dikategorikan penting (P)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif tidak luas. Sehingga dampak
dikategorikan tidak penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
kehidupan satwa yang ada disekitar lokasi kegiatan, oleh karena itu
dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak perubahan iklim mikro bersifat kumulatif, sehingga dampak
dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak perubahan iklim mikro dapat dipulihkan melalui reklamasi lahan
dan revegetasi, oleh karena itu dampak dikategorikan tidak penting
(TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perubahan iklim mikro akibat kegiatan reklamasi lahan dan reboisasi
dikategorikan sebagai dampak positif kecil dan penting.

2. Hidrologi

a) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan reklamasi blok penambangan diprakirakan memberikan dampak


positif penting terhadap proses hidrologi. Dampak terhadap proses hidrologi
mencakup peningkatan kapasitas infiltrasi, penurunan laju aliran permukaan
dan debit sungai. Penanaman vegetasi akan meningkatkan laju infiltrasi
secara signifikan. Penelitian menunjukkan penutupan lahan dengan

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 59


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
tanaman tinggi sebanyak 60% akan meningkatkan kapasitas infiltrasi hingga
40%. Karena infiltrasi meningkat, maka aliran permukaan akan menurun
dan selanjutnya rasio debit minimum – maksimum menjadi lebih bagus.
Sehingga kualitas lingkungan akan menjadi baik dampak positif.

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak terhadapproses hidrologi akibat


kegiatan reklamasi lahan dan reboisasi diuraikan sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi reklamasi lahan dan reboisasi tidak terdapat penduduk yang
bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif pada areal tertentu pada blok
penambangan yang direklamasi. Sehingga dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas tinggi dan berlansung lama
untuk menjamin terpeliharanya keseimbangan lingkungan, oleh karena
itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain akan
mempengaruhi perbaikan kualitas air yang berdampak lanjut pada
kehidupan biota perairan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting
(P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 60


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
penurunan laju erosi akibat kegiatan reklamasi lahan dan reboisasi
dikategorikan sebagai dampak positif dan penting.

3. Penurunan Laju Erosi dan Sedimentasi

a) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan reklamasi blok penambangan diprakirakan memberikan dampak


positif penting terhadap lahan dan tanah. Dampak terhadap lahan berupa
perbaikan bentang alam. Lahan bekas tambang yang permukaannya
berlobang-lobang akan menjadi rata. Penanaman vegetasi yang jika
tumbuh baik akan membuat bentang lahan menjadi lebih hijau.

Sedangkan dampak terhadap tanah adalah berkurangnya erosi dan


sedimentasi. Penutupan permukaan lahan dengan vegetasi akan
menghalangi tumbukan langsung butir hujan dengan permukaan tanah
sehingga tidak terjadi pemecahan butir primer tanah yang selanjutnya akan
terbawa oleh aliran permukaan sebagai erosi. Dampak lanjutannya berupa
perubahan kondisi hidrologi, iklim mikro dan tanah. Selain pengembalian
tanah pucuk juga di upayakan penerapan berbagai teknik konservasi tanah
yang mengurangi laju erosi di areal reklamasi sehingga kualitas lingkungan
akan menajdi semakin baik (skala 4) dari sebelumnya yang berada pada
kondisi sedang (skala 3). Bersaran dampak yang timbul adalah 1 (positif
kecil)
b) Prakiraan Sifat Penting Dampak
Prakiraan sifat penting dampak penurunan laju erosi akibat kegiatan
reklamasi lahan dan reboisasi diuraikan sebagai berikut :
1) Jumlah manusia terkena dampak
Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif pada areal tertentu pada blok
penambangan yang direklamasi. Sehingga dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas tinggi dan berlansung lama,
oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 61


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain akan
mempengaruhi perbaikan kualitas air yang berdampak lanjut pada
kehidupan biota perairan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting
(P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
penurunan laju erosi akibat kegiatan reklamasi lahan dan reboisasi
dikategorikan sebagai dampak positif dan penting.

4. Perbaikan Vegetasi dan Habitat Hidup Satwa

a) Prakiran besaran Dampak

Kegiatan reklamasi blok penambangan diprakirakan dapat menimbulkan


dampak positif penting terhadap biota darat terutama vegetasi.
Pengembalian tanah pucuk (top soil) dengan ketebalan antara 5-30 cm
pada wilayah depresi dan selanjutnya diharapkan dapat menjadi media
tumbuh yang baik bagi tanaman/vegetasi asli, maka diharapkan dapat
meningkatkan keanekaragaman hayati tumbuhan di sekitar lokasi bekas
penambangan. Peningkatan keanekaragaman jenis tumbuhan dengan
sendirinya akan meningkatkan keanekaragaman jenis fauna yang
menjadikannya sebagai habitat atau tempat hidup. Dampak lanjutannya
berupa perubahan kondisi hidrologi, iklim mikro dan tanah. Selain
pengembalian tanah pucuk juga di upayakan penerapan berbagai teknik
konservasi tanah yang mengurangi laju erosi di areal reklamasi. Dengan
demikian kualitas lingkungan akan menjadi semakin baik (skala 4) dari
sebelumnya yang berada pada kondisi sedang (skala 3). Besaran dampak
yang terjadi adalah 1 (positif kecil)

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 62


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak terhadap perbaikan vegetasi dan


habitat hidup satwa akibat kegiatan reklamasi lahan dan reboisasi diuraikan
sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif pada areal tertentu pada blok
penambangan yang direklamasi. Sehingga dampak dikategorikan
penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
penurunan laju erosi, perbaikan hidrologi, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga dampak dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak perbaikan vegetasi dapat dipulihkan melalui revegetasi, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perbaikan terhadap vegetasi dan habitat hidup satwa akibat kegiatan
reklamasi lahan dan reboisasi dikategorikan sebagai dampak positif dan
penting.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 63


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
3.2.4 Tahap Pasca Operasi
A. Penanganan Tenaga Kerja
1. Sikap dan Persepsi Masyarakat
Timbulnya persepsi masyarakat secara umum merupakan dampak dari
penutupan tambang yang berdampak pada hilangnya kesempatan kerja karena
terjadi pemutusan hubungan kerja. Kondisi ini sangat berdampak pada
kehidupan masyarakat.

a) Prakiran Besaran Dampak


Hilangnya lapangan kerja akibat selesainya kegiatan penambangan
diperkirakan akan berdampak terhadap persepsi masyarakat. Jumlah tenaga
kerja yang akan dilepa sebanyak 265 orang. Dari hasil wawancara dengan
responden dari hasil wawancara terhadap seluruh responden (87%)
menyatakan mendukung rencana kegiatan penambangan bijih nikel dengan
alasan akan terbukanya lapangan kerja. Setelah kegiatan pasca operasional
maka jumlah orang yang berpersepsi juga akan sama akibat hilangnya
lapangan kerja. Sehingga persepsi masyarakat akan mengalami penurunan
dari kondisi baik (skala 4) menjadi sedang (skala 3), besaran dampak yang
timbul adalah -1 (negatif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak perubahan persepsi masyarakat akibat
kegiatan penanganan tenaga kerja pasca penutupan tambang diuraikan
sebagai berikut:

1) Jumlah manusia terkena dampak


Manusia yang terkena dampak adalah tenaga kerja sebanyak 265 orang
jumlah ini cukup banyak. Sehingga dampak dikategorikan penting (P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak meliputi Kabupaten Morowali, maka
dampak dikategorikan sebagai dampak penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tergolong seang dan berlangsung sementara. Oleh
karena itu dampaknya penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak sikap dan persepsi
masyarakat akibat penanganan tenaga kerja adalah Keresahaan
masyarakat. Sehingga dikategorikan sebagai dampak penting (P).

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 64


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak Persepsi masyarakat tidak bersifat kumulatif. Oleh karena
dampak dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik/pulih jika dilakukan pengelolaan dengan baik,
sehingga dampaknya tidak penting (TP).
7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4 dampak


penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak perubahan
persepsi masyarakat akibat kegiatan penanganan tenaga kerja dikategorikan
sebagai dampak negatif kecil dan penting

B. Pembongkaran Fasilitas, Reklamasi dan Reboisasi


1. Vegetasi dan Habitat Satwa
a) Prakiran besaran Dampak

Kegiatan reklamasi blok penambangan pasca operasi diprakirakan dapat


menimbulkan dampak positif penting terhadap biota darat terutama
vegetasi. Pengembalian tanah pucuk (top soil) dengan ketebalan antara 5-
30 cm pada wilayah depresi dan selanjutnya diharapkan dapat menjadi
media tumbuh yang baik bagi tanaman/vegetasi asli, maka diharapkan
dapat meningkatkan keanekaragaman hayati tumbuhan di sekitar lokasi
bekas penambangan. Peningkatan keanekaragaman jenis tumbuhan
dengan sendirinya akan meningkatkan keanekaragaman jenis fauna yang
menjadikannya sebagai habitat atau tempat hidup. Dampak lanjutannya
berupa perubahan kondisi hidrologi, iklim mikro dan tanah. Selain
pengembalian tanah pucuk juga di upayakan penerapan berbagai teknik
konservasi tanah yang mengurangi laju erosi di areal reklamasi. Dengan
demikian kualitas lingkungan akan menjadi semakin baik (skala 4) dari
sebelumnya yang berada pada kondisi sedang (skala 3). Besaran dampak
yang terjadi adalah 1 (positif kecil)

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak terhadap perbaikan vegetasi dan


habitat hidup satwa akibat kegiatan pembongkaran fasilitas, reklamasi
lahan dan reboisasi diuraikan sebagai berikut :
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 65
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
1) Jumlah manusia terkena dampak
Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif pada areal tertentu pada blok
penambangan yang direklamasi. Sehingga dampak dikategorikan
penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan berlangsung
lama. Oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Dampak ini akan mempengaruhi komponen lingkungan lain seperti
penurunan laju erosi, perbaikan hidrologi, oleh karena itu dampak
dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif, sehingga dampak dikategorikan penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak perbaikan vegetasi dapat dipulihkan melalui revegetasi, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP).

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 4


dampak penting dan 3 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
perbaikan terhadap vegetasi dan habitat hidup satwa akibat kegiatan
pembongkaran fasilitas, reklamasi lahan dan reboisasi dikategorikan
sebagai dampak positif dan penting.

2. Hidrologi (Penurunan run off)


a) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan reklamasi blok penambangan diprakirakan memberikan dampak
positif penting terhadap proses hidrologi. Dampak terhadap proses hidrologi
mencakup peningkatan kapasitas infiltrasi, penurunan laju aliran permukaan
dan debit sungai. Penanaman vegetasi akan meningkatkan laju infiltrasi
secara signifikan. Penelitian menunjukkan penutupan lahan dengan
ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 66
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
tanaman tinggi sebanyak 60% akan meningkatkan kapasitas infiltrasi hingga
40%. Karena infiltrasi meningkat, maka aliran permukaan akan menurun
dan selanjutnya rasio debit minimum – maksimum menjadi lebih bagus.
Sehingga kualitas lingkungan akan menjadi baik dampak positif.

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak

Prakiraan sifat penting dampak terhadap proses hidrologi akibat


kegiatan pembongkaran fasilitas, reklamasi lahan dan reboisasi diuraikan
sebagai berikut :

1) Jumlah manusia terkena dampak


Pada lokasi reklamasi lahan dan reboisasi tidak terdapat penduduk yang
bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif pada areal tertentu pada blok
penambangan yang direklamasi. Sehingga dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas tinggi dan berlansung lama
untuk menjamin terpeliharanya keseimbangan lingkungan, oleh karena
itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain akan
mempengaruhi perbaikan kualitas air yang berdampak lanjut pada
kehidupan biota perairan, karena itu dampak dikategorikan penting (P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 67


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
perbaikan terhadap hidrologi akibat kegiatan pembongkaran fasilitas,
reklamasi lahan dan reboisasi dikategorikan sebagai dampak positif dan
penting.

3. Penurunan Laju Erosi dan Sedimentasi dan Bentang Lahan


a) Prakiran besaran Dampak

Kegiatan reklamasi blok penambangan diprakirakan memberikan dampak


positif penting terhadap lahan dan tanah. Dampak terhadap lahan berupa
perbaikan bentang alam. Lahan bekas tambang yang permukaannya
berlobang-lobang akan menjadi rata. Penanaman vegetasi yang jika tumbuh
baik akan membuat bentang lahan menjadi lebih hijau.
Sedangkan dampak terhadap tanah adalah berkurangnya erosi dan
sedimentasi. Penutupan permukaan lahan dengan vegetasi akan
menghalangi tumbukan langsung butir hujan dengan permukaan tanah
sehingga tidak terjadi pemecahan butir primer tanah yang selanjutnya akan
terbawa oleh aliran permukaan sebagai erosi. Dampak lanjutannya berupa
perubahan kondisi hidrologi, iklim mikro dan tanah. Selain pengembalian
tanah pucuk juga di upayakan penerapan berbagai teknik konservasi tanah
yang mengurangi laju erosi di areal reklamasi. Dengan demikian kualitas
lingkungan akan menjadi semakin baik (skala 4) dari sebelumnya yang
berada pada kondisi sedang (skala 3). Besaran dampak yang terjadi adalah
1 (positif kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak penurunan laju erosi, sedimentasi dan
bentang lahan akibat kegiatan pembongkaran fasilitas, reklamasi lahan dan
reboisasi diuraikan sebagai berikut :
1) Jumlah manusia terkena dampak
Pada lokasi rencana penambangan bijih nikel tidak terdapat penduduk
yang bermukim, sehingga tidak ada manusia yang terkena dampak, oleh
karena itu dampak dikategorikan tidak penting (TP)
2) Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah persebaran dampak relatif pada areal tertentu pada blok
penambangan yang direklamasi. Sehingga dampak dikategorikan tidak
penting (TP)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 68


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Dampak ini akan terjadi dengan intensitas tinggi dan berlansung lama,
oleh karena itu dampak dikategorikan penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain akan
mempengaruhi perbaikan kualitas air yang berdampak lanjut pada
kehidupan biota perairan, oleh karena itu dampak dikategorikan penting
(P)
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak bersifat kumulatif sehingga dikategorikan dampak penting (P)
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak dapat berbalik ke kondisi semula sehingga dikategorikan tidak
penting (TP)
7) Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3


dampak penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak
penurunan laju erosi, sedimentasi dan bentang lahan akibat kegiatan
pembongkaran fasilitas, reklamasi lahan dan reboisasi dikategorikan
sebagai dampak positif dan penting.

4. Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat


a) Prakiran besaran Dampak

Rencana kegiatan penambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi akan
melakukan kegiatan reklamasi blok penambangan pada areal lahan
tambang telah dieksploitasi dan secara potensial tidak digunakan lagi.
Kegiatan tersebut diprakirakan akan menimbulkan dampak perubahan
sikap dan persepsi yang positif terhadap manajemen PT. Oti Eya Abadi.
Kegiatan reklamasi dilakukan dengan mengembalikan tanah pucuk dan
tanah penutup pada saat kegiatan penambangan telah dilaksanakan di
wilayah blok penambangan. Pengembalian tanah tersebut dengan
menempatkan lapisan tanah pucuk paling atas. Tanah tersebut diharapkan
dapat menjadi media tumbuh yang baik bagi tanaman/vegetasi.

Dampak lanjutan yang timbul adalah yaitu peningkatan kualitas iklim mikro,
keseimbangan suhu udara, penurunan kelembaban, penurunan produksi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 69


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
gas rumah kaca, peningkatan keanekaragaman hayati (biodiversity) jenis-
jenis tanaman lokal, peningkatan areal habitat dan populasi satwa liar,
perbaikan bentang alam dan penurunan tingkat erosi dan sedimentasi, dan
berlanjut pada penurunan kandungan padatan tersuspensi (TSS) dan
padatan terlarut (TDS), meningkatkan kelimpahan biota perairan
(khususnya fitoplankton). Secara kumulatif dampak-dampak tersebut akan
menimbulkan perubahan sikap dan persepsi positif masyarakat terhadap
perusahaan dari sebelumnya berada pada kategori baik (skala 4) menjadi
sangat baik (skala 5). Besaran dampak yang ditimbulkan adalah 1 (positif
kecil).

b) Prakiraan Sifat Penting Dampak


Prakiraan sifat penting dampak perubahan persepsi masyarakat akibat
kegiatan pembongkaran fasilitas, reklamasi lahan dan reboisasi pasca
penutupan tambang diuraikan sebagai berikut:

1) Jumlah manusia terkena dampak


Manusia yang terkena dampak adalah masyarakat di Keamatan
Bahodopi yang jumlahnya cukup banyak. Sehingga dampak
dikategorikan penting (P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak yaitu Kabupaten Morowali, maka
dampak dikategorikan sebagai dampak penting (P)
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tergolong sedang dan berlangsung sementara. Oleh
karena itu dampaknya penting (P)
4) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak sikap dan persepsi
masyarakat akibat pembongkaran fasilitas, reklamasi lahan dan
reboisasi tidak ada. Sehingga dikategorikan sebagai dampak tidak
penting (TP).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak Persepsi masyarakat tidak bersifat kumulatif. Oleh karena
dampak dapat dikategorikan sebagai dampak tidak penting (TP).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak akan berbalik/pulih jika dilakukan pengelolaan dengan baik,
sehingga dampaknya tidak penting (TP).
7) Kriteria lain sesuai perkebangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 70


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Tidak ada kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dampak dikategorikan tidak penting (TP)

Berdasarkan hasil evaluasi tujuh kriteria dampak penting, terdapat 3 dampak


penting dan 4 dampak tidak penting, Dengan demikian dampak perubahan
persepsi masyarakat akibat kegiatan pembongkaran fasilitas, reklamasi lahan
dan reboisasi dikategorikan sebagai dampak positif kecil dan penting.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi III - 71


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
PT. OTI EYA ABADI

EVALUASI
HOLISTIK
BAB IV TERHADAP
DAMPAK
LINGKUNGAN
4.1. Bentuk Hubungan dan Keterkaitan Dampak Penting Hipotetik

Hasil prakiraan dampak yang telah diuraikan dalam BAB 3 akan ditelaah dan
dievaluasi secara holistik terkait dengan bentuk hubungan dan keterkaitan dampak
hipotetik satu dengan lainnya pada BAB 4 ini. Rencana Penambangan Bijih Nikel yang
terletak di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali ini akan dilaksanakan melalui
beberapa tahapan kegiatan yaitu: tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada setiap tahapan kegiatan akan
menimbulkan dampak penting baik positif maupun negatif terhadap komponen geo-fisik-
kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat.

Dengan menggunakan bagan alir dampak secara holistik (Gambar 4-1), kajian
mengenai bentuk hubungan dan keterkaitan dampak penting hipotetik adalah sebagai
berikut:

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 1


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
PENAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. OTI EYA ABADI
KABUPATEN MOROWALI

Pra-konstrksi Konstruksi Produksi Pasca Produksi

Mobilisasi
Pembukaan Material dan Pembangunan Penambangan Pengangkutan
Lahan tenaga kerja Fasilitas Nikel Produksi

Pembebasan
Lahan

Rekruitmen
Tenaga kerja
Kualitas Udara dan Erosi dan Kesempatan kerja Proses-Proses
Kebisingan sedimentasi dan Berusaha

Kualitas Air Biota Perairan Pendapatan

Kesehatan
Masyarakat

Persepsi Masyarakat

Ket: Tahap Kegiatan Dampak Primer Dampak Turunan Lingkungan Sensitif

Gambar 4.1. Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Penambangan Bijih Nikel

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 2


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
A. Komponen Geofisik-Kimia

Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan yang akan terjadi pada
tahap konstruksi sebagai akibat dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material,
pembangunan jalan dan drainase, serta pembangunan sarana dan prasarana
pendukung lainnya. Sedangkan pada tahap operasi terjadi pada kegiatan
pengangkutan hasil tambang. Penurunan kualitas udara berdampak peningkatan
angka kesakitan khususnya untuk penyakit yang berhubungan dengan pernafasan
(ISPA) dan iritasi mata. Dampak terjadi selama tahap konstruksi dan operasi.

Peningkatan run off dan erosi akan terjadi pada tahap konstruksi dan operasi,
merupakan akibat langsung dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan saat
pembangunan jalan serta pembangunan sarana dan prasarana serta kegiatan
penambangan bijih nikel. Dampak terjadi selama tahap konstruksi yaitu sekitar 2 tahun.

Penurunan kuaIitas air akan terjadi pada tahap konstruksi dan operasi, sebagai
akibat Iangsung dari pembangunan jalan, pembersihan dan pematangan lahan dan
pembangunan sarana dan prasarana pertambangan. Penurunan kualitas air
bersumber dari air limbah domestik karyawan yang dibuang melalui saluran drainase.
Selain itu peningkatan kadar TSS terjadi akibat dari pekerjaan
pembersihan/pematangan lahan dan pembangunan jalan, sarana dan prasarana.
Selain itu, adanya kegiatan perawatan mesin-mesin alat berat, genset dan kendaraan
yang menghasilkan oli bekas jika tidak terkelola dengan baik atau dibuang pada
sembarangan tempat akan mencemari air permukaan. Pada tahap operasi, penurunan
kualitas air permukaan terjadi sebagai akibat langsung dari kegiatan penambangan
bijih nikel yang menyebabkan tanah terbuka dan mudah tergerus bila terjadi hujan dan
akan terbawah oleh aliran permukaan yang akan menyebabkan terjadinya penurunan
kualitas air permukaan.

B. Komponen Biologi

Penurunan populasi flora atau vegetasi darat akan terjadi pada tahap konstruksi
sebagai akibat dari kegiatan pembersihan dan pematangan lahan pada saat
pembangunan jalan, pembangunan sarana prasarana pendukung penambangan hal ini
akan memberikan dampak turunan terhadap penurunan populasi fauna darat di lokasi
dan sekitar lokasi tapak proyek. Dampak terjadi selama tahap konstruksi. Demikian
halnya pada tahap operasi akan terjadi penurunan populasi flora darat dan gangguan
terhadap fauna/satwa serta penurunan tingkat keanekaragaman biota perairan akibat
dari kegiatan penambangan bijih nikel.
C. Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya

Kegiatan yang diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap proses-proses


sosial pada tahap pra konstruksi adalah sosialisasi dan pengadaan lahan, lokasi
penambangan berada kawasan APL yang sebagian sudah dikuasai oleh masyarakat.
Oleh sebab itu, maka kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap
timbulnya sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap kepemilikan lahan tersebut.
Kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik yang intensif kepada masyarakat diharapkan
dapat menimbulkan persepsi masyarakat yang positif. Kegiatan penambangan bijih
nikel diprakirakan akan membuka peluang kerja dan berusaha bagi penduduk sekitar
lokasi kegiatan dan berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat melalui kegiatan rekrutmen tenaga kerja dan terbukanya peluang-peluang
untuk berusaha. Selain dampak positif pada tahap konstruksi juga akan menimbulkan
proses-proses sosial yang sifatnya disosiatif. Proses sosial disosiatif akan muncul
apabila dalam kegiatan rekrutmen tenaga kerja tidak memprioritaskan tenaga kerja
lokal dan akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat. Dampak peningkatan
pendapatan masyarakat juga akan terjadi pada tahap operasi. Peningkatan
pendapatan daerah (PAD) juga akan menjadi salah satu dampak positif dari adanya
kegiatan pertambangan bijih nikel dan akan berkorelasi positif terhadap tingkat
kesejahteraan penduduk Kabupaten Morowali secara keseluruhan.

D. Komponen Kesehatan Masyarakat

Peningkatan angka kesakitan merupakan dampak turunan dan penurunan


kualitas udara (debu dan gas pencemar), peningkatan kebisingan serta penurunan
kualitas air permukaan. Pada tahap konstruksi akan terjadi sebagai akibat tak langsung
dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material, pembangunan jalan dan pembangunan
sarana prasarana dan pemanfaatannya, dan sisa material konstruksi. Sementara pada
tahap operasi merupakan dampak Iangsung dari kegiatan pengangkutan hasil
tambang.

4.2. Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Paling Banyak


Menimbulkan Dampak Lingkungan

Komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling banyak menimbulkan


dampak lingkungan dapat sebagai berikut:

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 4


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
(1) Penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi akan menimbulkan dampak
penting yaitu peningkatan kesempatan kerja, peningkatan peluang berusaha,
peningkatan pendapatan masyarakat dan timbulnya persepsi positif masyarakat.
(2) Mobilisasi alat-alat berat dan material pada tahap konstruksi akan menimbulkan
dampak lingkungan, yaitu penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan,
dan perubahan sikap dan persepsi masyarakat.
(3) Pembangunan jalan dan drainase pada tahap konstruksi menimbulkan dampak
penting yaitu perubahan bentang lahan, peningkatan laju erosi, penurunan
kualitas air, gangguan terhadap vegetasi dan satwa serta gangguan terhadap
kehidupan biota peraran.
(4) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainna pada tahap konstruksi
menimbulkan dampak lingkungan, yaitu peningkatan laju erosi dan sedimentasi,
penurunan kualitas air permukaan, gangguan terhadap vegetasi, satwa dan biota
perairan.
(5) Kegiatan penambangan bijih nikel pada tahap operasi, akan menimbulkan
dampak lingkungan yaitu terjadinya perubahan bentang lahan, iklim mikro,
gangguan hidrologi, peningkatan laju erosi dan sedimentasi, penurunan kualitas
udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air, gangguan terhadap
populasi dan keanekaragamn vegetasi, satwa dan biota perairan, meningkatnya
pendapatan daerah, gangguan pada kesehatan masyarakat.
(6) Kegiatan pengangkutan hasil tambang pada tahap operasi, akan menimbulkan
dampak lingkungan yaitu terjadinyapenurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, gangguan lalu lintas, kerusakan jalan, perubahan sikap dan persepsi
masyarakat serta gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
(7) Pada tahap pasca operasi kegiatan yang banyak menimbulkan dampak adalah
pembongkaran fasilitas, reklamasi lahan dan reboisasi yang berdampak pada
lingkungan yaitu perbaikan vegetasi dan habitat satwa, perbaikan hidrologi, erosi
dan sedimentasi, kualitas air, biota perairan dan peruabahan sikap dan persepsi
masyarakat.

4.3. Area-Area Yang Perlu Mendapat Perhatian Penting


4.3.1. Area yang Mendapat Paparan dari Beberapa Dampak Sekaligus

Area yang mendapat pemaparan dampak negatif sekaligus dan mendapat


perhatian penting akibat usaha dan/atau kegiatan Penambangan Bijih Nikel yang
terletak di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali ini adalah area pemukiman yang
berada di sekitar tapak proyek yang masyarakatnya akan terganggu. Masyarakat yang

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 5


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
dimaksud adalah masyarakat yang bermukim di permukiman terdekat yaitu penduduk
di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele. Serta aliran atau bantaran Sungai Dampala,
Sungai Tula dan Sungai Siumbatu.

4.3.2. Area yang Rentan/Rawan Bencana

Areal rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi rentan/rawan
bencana gempa karena berada di antara jalur Sesar Palu – Koro. Sistem sesar Palu –
Koro adalah merupakan sesar utama berarah Barat laut–Tenggara dan menunjukkan
gerakan mendatar mengiri. Diduga sesar ini masih hidup hingga sekarang (Tjia 1973;
Ahmad 1975).

4.3.3. Luas Daerah Akan Terkena Dampak

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh usaha dan/atau kegiatan penambangn


bijih nikel dari aspek geofisik-kimia, biologi maupun sosial ekonomi dan budaya serta
kesehatan masyarakat bersifat lokal hanya meliputi tapak proyek dan area sekitarnya.
Secara administrasi tapak proyek termasuk dalam wilayah Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

4.4. Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup


4.4.1 Dampak Penting yang Harus Dikelola dan Dipantau

Dengan memperhatikan bahwa dampak penting serta komponen kegiatan


sebagai sumber dampak penting sebagaimana disajikan pada Tabel 1.10 (Bab 1
ANDAL) merupakan dampak penting yang harus dikelola dan dipantau.
Sehingga dampak penting yang harus dikelola dan dipantau akibat dari usaha
dan/atau kegiatan rencana penambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi sebagai
berikut:

1. Tahap Pra-Konstruksi:
Sosial Budaya : Sikap dan Persepsi Masyarakat.
2. Tahap Konstruksi:
a) Geo-Fisik-Kimia: Kualitas Udara, Kebisingan, Kualitas Air, dan
Gangguan Lalu Lintas.
b) Biologi : Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
c) Sosial Ekonomi dan Budaya: Peluang Kerja dan Berusaha, Pendapatan
Masyarakat, Proses 2 Sosial (Assosiatif & Dissosiatif), K3, serta Sikap
dan Persepsi Masyarakat.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 6


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
d) Kesehatan Masyarakat: Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan
Masyarakat.
3. Tahap Operasi :
a) Geo-Fisik-Kimia: Perubahan Bentang lahan, Iklim Mikro, Hidrologi, Erosi
dan Sedimentasi, Kualitas air, Gangguan lalu lintas, Kerusakan Jalan
b) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
c) Sosial Ekonomi dan Budaya: Pendapatan Masyarakat/Daerah, Proses
2 Sosial (Assosiatif & Dissosiatif), serta Sikap dan Persepsi Masyarakat.
d) Kesehatan Masyarakat: Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan
Masyarakat.
4. Tahap Operasi :
a) Geo-Fisik-Kimia: Perubahan Bentang lahan, Iklim Mikro, Hidrologi, Erosi
dan Sedimentasi, Kualitas air.
b) Biologi: Vegetasi, Satwa dan Biota Perairan
a) Sosial Ekonomi dan Budaya: Sikap dan Persepsi Masyarakat

4.4.2 Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Program pengelolaan lingkungan akan dilakukan dan ditinjau dari tiga


pendekatan, yaitu pendekatan teknologi, sosial-ekonomi-budaya, dan kelembagaan
atau institusi:

A. PENDEKATAN TEKNOLOGI
Proses dan tata cara teknis yang akan digunakan untuk mencegah,
mengendalikan, mengurangi, dan menanggulangi dampak negatif dari kegiatan proyek
sesuai dengan teknologi yang ada. Sedapat mungkin akan diupayakan untuk
menjamin pelestarian nilai-nilai lingkungan, dan untuk menghindari dilampauinya daya
dukung lingkungan. Program teknis yang spesifik akan meliputi :

1. Teknologi Pengelolaan Kualitas Udara, dan Kebisingan


Pengelolaan kualitas udara, dan kebisingan yang bersumber dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material, pembersihan dan pematangan lahan, dan
pembangunan sarana dan prasarana dengan cara:
a) Pemeliharaan kendaraan dan peralatan (alat-alat berat) secara berkala agar
tetap memenuhi standard;
b) Menutup bak kendaraan pengangkut material (dump Truck) pada saat
melakukan pengangkutan material;
c) Membatasi laju kecepatan kendaraan operasional maksimum 30 km/jam
terutama disekitar permukiman penduduk dan base camp;

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 7


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
d) Melengkapi alat peredam bising dan getaran pada setiap alat konstruksi yang
digunakan;
e) Mengatur jadwal/waktu pengangkutan mateial;
f) Mewajibkan kepada para karyawan/tenaga kerja untuk menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) pada saat melakukan kegiatan;
g) Melakukan pekerjaan konstruksi dan lainnya yang mengasilkan suara bising
pada siang hari;
h) Memasang rambu batas maksimum kecepatan kendaraan pada setiap jalan;
i) Membangun barrier alami maupun buatan untuk mengurangi kebisingan.

2. Teknologi Pengelolaan Erosi dan Sedimentasi serta Kualitas Air.


Pengelolaan runn off, erosi, sedimentasi dan kualitas air dengan cara:
a) Meminimalkan pembukaan lahan hanya pada luasan yang diperutukkan untuk
kegiatan penambangan;
b) Pembukaan/pematangan lahan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan
tahapan penambangan;
c) Membangun drainase dilokasi penambangan dan pembangunan sarana dan
prasarana pendukung kegiatan penambangan;
d) Mengelola limpasan aliran permukaan dengan pembangunan saluran drainase
dan mengalirkan air limpasan permukaan masuk ke dalam kolam-kolam
sedimentasi, kemudian mengalirkannya ke drainase utama.

3. Limbah cair dan padat


a) Membangun dan memaksimalkan fungsi IPAL dalam mengolah limbah cair
khususnya yang dihasilkan dari mess karyawan.
b) Memaksimalkan fungsi kolam pengendapan, kantung-kantung pengendap,
check dam dan saluran pengendali sedimentasi.
c) Menyusun SOP pengelolaan limbah B3 kepada para seluruh karyawan
d) Menyediakan fasilitas penyimpanan sementara limbah B3 sesuai ketentuan
KepKa Bapedal No. 1 Tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun.
e) Pembuangan akhir limbah cair (dari toilet) dapat menggunakan IPAL setempat
(onsite treatment) karena letak sumber air buangan (toilet) yang terpencar.
f) Untuk mendukung kebersihan maka pada beberapa titik strategis akan
dipasang tong sampah dimana akan dipilahkan antara yang organik dan
anorganik. Pemilahan sampah dilakukan dari setiap unit yang akan ditampung
dalam kontainer sementara (TPS) sebelum diangkut menuju TPA.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 8


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
4. Teknologi Pengelolaan Gangguan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan.
Pengelolaan gangguan lalu lintas dan kerusakan jalan dengan cara:
a) Memasang rambu-rambu lalu lintas khususnya sebelum atau sesudah pada
pintu masuk dan keluar dari lokasi proyek.
b) Memasang rambu larangan berhenti/parkir di badan jalan didekat pintu
keluar/masuk di lokasi tapak proyek;
c) Menempatkan petugas pengatur lalu lintas pada pintu keluar dan pintu masuk
serta pada penyimpangan jalan yang dilalui kendaraan-kendaraan proyek.
d) Berkoordinasi dengan dinas perhubungan komunikasi dan informatika
Kabupaten Morowali selaku pengatur lalu lintas
e) Bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk membantu pengamanan
pengaturan lalu lintas.
f) Beban kendaraan penagangkut peralatan/material yang digunakan pada saat
mobilisasi/demobilisasi dan pengangkutan hasil tambang, tidak melebihi
kemampuan jalan dalam memikul beban.

5. Teknologi Pengendalian/Pencegahan Gangguan terhadap Vegetasi, Satwa


dan Biota Perairan
Pengelolan terhadap gangguan vegetasi, satwa dan biota perairan dilakukan
dengan cara:

a) Mempertahankan habitat satwa dengan meminimalkan pembersihan vegetasi


dibatasi sesuai kebutuhan lahan untuk kebutuhan pembangunan jalan, sarana
prasarana pendukungnya dan penambangan bijih nikel.
b) Penyiapan lahan dan pematangan lahan dilakukan secara bertahap
c) Sesegara mungin melakukan revegetasi pada lahan yang terbuka atau lahan
bekas tambang.
d) Melakukan pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia dalam
penggunaan sumberdaya alam secara bijaksana, sehingga ikut berperan serta
pada upaya pengelolaan vegetasi.
e) Tidak melakukan penebangan terhdap jenis vegetasi/pohon endemik dan
dilindungi, serta dilakukan pembinaan sesuai peraturan perundang-undangan.
f) Tidak menggagu lahan yang diperuntukkan untuk konservasi
g) Pemasangan papan peringatan/larangan untuk tidak melakukan perburuan,
merusak dan mengganggu satwa liar khususnya jenis satwa yang dilindungi
yang disertai penyuluhan secara rutin.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 9


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
h) Menerapkan kebijakan larangan bagi karyawan PT. Oti Eya Abadi dan semua
kontraktor untuk berburu, memelihara dan memperjualbelikan fauna dilidungi
i) Membuat saluran drainase disisi kiri kanan jalan untuk mencegah masuknya
aliran air permukaan dari lokasi pekerjaan langsung ke badan air.
j) Pengendalian limbah cair dan tumpahan minyak dan pelumas
k) Air buangan dari kegiatan MCK di base camp dialirkan ke septic tank, limbah
minyak (oli bekas) dari kegiatan pemeliharaan kendaraan tidak dibuang ke
badan air (Sungai yang ada disekitar lokasi kegiatan).
l) Melakukan upaya-upaya konservasi fauna melalui kerjasama dengan
pemerintah dan organisasi non-pemerintah setempat yang relevan

B. PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI


Pendekatan sosial ekonomi dan budaya merupakan penanganan dampak
dengan mempertimbangkan sepenuhnya kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat
dan tidak bertentangan dengan budaya yang ada sehingga dapat diterima dan
didukung oleh semua pihak. Dalam hal ini pendekatan sosial ekonomi digunakan untuk
membangun persepsi positif masyarakat terhadap rencana kegiatan, maka PT. Oti Eya
Abadi dalam pengelolaan lingkungan hidup selaku pemrakarsa melakukan
pendekataan sosial ekonomi sebagai berikut:
(1) Melakukan Sosialisasi dan Pemberian Informasi yang Jelas kepada Pemerintah
dan masyarakat,
(2) Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki,
(3) Melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga dalam pengadaan barang dan jasa
serta tenaga kerja sehingga membantu peningkatan ekonomi daerah,
(4) Melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh adat dan serta instansi pemerintah
dalam hal masalah pengadaan lahan,
(5) Bantuan fasilitas umum kepada masyarakat sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki pemrakarsa,
(6) Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna
mencegah timbulnya kecemburuan sosial,
(7) Membantu pemberdayaan masyarakat setempat sebagai bagian dari program
pengembangan masyarakat (community development),
(8) Memberikan upah sesuai standar upah minimum Kabupaten Morowali
(9) Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan sesuai dengan
kemampuan perusahaan.
(10) Melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (CSR).

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 10


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
(11) Membentuk forum Komunikasi sebagai wadah komunikasi antara masyarakat
dan perusahaan terutama untuk mengantisipasi industrialisasi dikawasan
tersebut

C. PENDEKATAN INSTITUSI
Pendekatan institusional sebagai salah satu alternatif pengelolaan lingkungan
hidup merupakan suatu pendekatan yang melibatkan institusi kelembagaan dalam
pengelolaan. Pendekatan tersebut digunakan dengan mempertimbangkan fungsi
pelayanan kelembagaan formal dan informal. Oleh karena itu, berbagai penanganan
dampak melalui pendekatan ini mencakup:
(1) Kerjasama dalam pengamanan kegiatan pengelolaan lingkungan;
(2) Kerjasama dalam menanggulangi kecelakaan dan keadaan darurat akibat
bahan-bahan beracun dan berbahaya, khususnya di lingkungan perairan;
(3) Kerjasama dalam pengawasan atas kinerja pemrakarsa dan pihak-pihak terkait
dalam pengelolaan lingkungan hidup oleh lembaga yang berwenang;
(4) Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada lembaga
negara pembina teknis, pemerintah daerah dan lembaga-lembaga terkait lainnya
dengan kegiatan ini dengan tujuan memperoleh masukan yang bermanfaat bagi
perbaikan atau peningkatan kinerja pemrakarsa dalam pengelolaan lingkungan.

4.5 Pernyataan Kelayakan Lingkungan

Pernyataan kelayakan lingkungan merupakan kesimpulan akhir dari tim studi


AMDAL yang memberikan rekomendasi terhadap kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan dari suatu rencana kegiatan atas dasar hasil evaluasi dampak dan
arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang disebutkan di dalam
Bab IV ini. Setelah melakukan kajian secara mendalam dan holistik terhadap
aspek kegiatan yang akan dilakukan serta kegiatan yang sudah ada di wilayah
tapak proyek dan sekitarnya terhadap aspek lingkungan hidup (fisik kimia, biologi,
sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat), sebagaimana yang
telah diuraikan dalam Bab 1 hingga bab IV, maka sebagai bahan masukan bagi
instansi yang berwenang, dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Melihat dampaknya secara keseluruhan baik dari fisik, kimiawi, biologi, ataupun
sosial ekonomi budaya serta kesehatan masyarakat, relatif tidak terlalu berat
dan tampaknya akan dapat dikelola dengan berbagai langkah pengelolaan
yang umum dilakukan, maka secara lingkungan rencana kegiatan ini menurut

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 11


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
tim studi ANDAL ini layak untuk dilanjutkan. Demikian pula bahwa dampak-
dampak penting yang telah diprediksi dan dievaluasi hanya bersifat sementara
dan dapat berbalik (reversible);
2. Melihat sumberdaya manusia yang tersedia di daerah Kecamatan Bahodopi
dan sekitarnya mencukupi dan peluang untuk memanfaatkan tenaga kerja lokal
cukup besar, maka kegitan pertambangan nikel dan sarana penuinjangnya ini
dapat menunjang program pemerintah untuk mengurangi tingkat
pengangguran;
3. Melihat dari manfaat secara ekonomi keberadaan kegiatan ini akan
meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga meningkatkan perekoniman
lokal dan menunjang perekonomian daerah. Oleh karena itu, kegiatan
pertambangamn nikel PT. Oti Eya Abadi sangat bermanfaat;
4. Dengan demikian, keberadaan rencana kegiatan tersebut di atas dari segi
kelayakan lingkungan layak untuk direalisasikan sepanjang memenuhi
ketentuan ketentuan yang telah disusun dalam RKL dan RPL.

Untuk memperkuat hasil telaah dan argumentasi tersebut di atas, dalam


Peraturan menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Lampiran 2
mengenai Pedoman Penyusunan Dokumen ANDAL bahwa, terdapat 10 kriteria
mengenai kelayakan atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang dikaji,
dideskripsikan sebagai berikut :

1) Rencana Tata Ruang Sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-


Undangan.

Lokasi Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi Kabupaten


Morowali, sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Morowali No. 10 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali Tahun 2012-2032.
Pasal 28 disebutkan:
(1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
huruf d, terdiri atas :
a. Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara; dan
b. Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi;
(2) Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :
a. Kawasan peruntukan pertambangan nikel terdapat di Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali;

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 12


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan surat Dinas Perumahan dan Penataan Ruang Daerah
Kabupaten Morowali No.650/05/KET-RTRW/DPPRD/X/2015 tanggal 20 Oktober
2015. Dijelaskan bahwa rencana Lokasi Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT.
Oti Eya Abadi telah sesuai dengan RTRW Kabupaten Morowali 2012 - 2032, hal ini
mengacu pada Peta RTRW Kabupaten Morowali 2012 - 2032, rencana lokasi Izin
Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. Oti Eya Abadi, masuk dalam kawasan
peruntukkan pertambangan (surat terlampir).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka rencana Penambangan Bijih Nikel di


Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali telah sesuai dengan pola ruang yang
ada.

2) Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kegiatan-kegiatan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan peningkatan


bising akan dikelola dengan pendekatan teknologi agar kualitas lingkungan sekitar
tidak melebihi baku mutu. Pengelolaan dampak akan dilakukan secara terintegrasi,
seperti semua air limbah akan diproses sebelum masuk dalam badan air, semua
limbah B3 akan ditampung pada TPS khusus B3 dengan SOP yang ketat, semua
limbah domestik akan ditampung sementara di TPS dan secara reguler diangkut ke
TPA.

3) Kepentingan Pertahanan Keamanan


Rencana Kegiatan Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali tidak akan menganggu kepentingan pertahanan keamanan,
karena di sekitar lokasi rencana kagiatan tidak terdapat instalasi militer atau aktifitas
latihan militer.

4) Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak

Telah dilakukan prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting
dampak dari aspek geofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada setiap tahapan kegiatan mulai dari prakonstruksi,
konstruksi, operasional dan pasca operasional sebagaimana tersaji pada BAB 3
dalam dokumen ini.

5) Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting

Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 13


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif
seperti yang tersaji pada Bab 4 dalam dokumen ini.

6) Kemampuan Pemrakarsa

Dampak yang bersifat penting dapat dikelola, demikian juga dampak yang tidak
penting pengelolaannya dapat dilakukan melalui pendekatan teknologi, sosial
ekonomi dan pendekatan institusi. Disamping itu PT. Oti Eya Abadi telah
menyiapkan SOP untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan.
PT. Oti Eya Abadi mempunyai sistem manajemen lingkungan sebagai salah satu
bentuk tanggung jawab yaitu memperhatikan kepedulian terhadap masyarakat
sekitar dan melindungi lingkungan sekitar sebagai bentuk kontribusi terhadap
lingkungan. Penanggulangan dampak yang diprakirakan akan terjadi tertuang dalam
Matriks RKL dan RPL, sementara komitmen perusahaan terhadap lingkungan
tertuang dalam Kebijakan Lingkungan PT. Oti Eya Abadi. Dengan berbagai upaya
yang telah dilakukan, maka dampak yang ditimbulkan tidak akan menjadi beban
yang besar terhadap lingkungan dan diharapkan dapat diasimilasi oleh lingkungan.
Hal ini akan tertuang didalam pelaksanaan pemantauan lingkungan.

7) Nilai-nilai sosial atau Pandangan masyarakat.


Kegiatan Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi yang terletak di
Desa Dampala, Siumbatu dan Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali tidak
akan mengganggu nilai – nilai sosial atau pandangan masyarakat yang ada.

8) Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi entitas ekologi.


Lokasi rencana kegiatan sebagian berada pada kawasan Hutan Produksi dan
Areal Penggunan Lain (APL) yang memiliki keanekaragaman hayati cukup,
berbagai jenis tumbuhan dan satwa mendiami kawasan tersebut. Hasil survey
lapangan menunjukkan beberapa jenis satwa yang terdapat dilokasi rencana
kegiatan tergolong satwa dilindungi dan ada yang bersifat endemik seperti : Bubalus
quarlesi dan Macaca tonkeana. Beberapa jenis burung seperti: Nectirinia jugularis,
Zosterops montanus, Lonchura malacca, Halcyon chloris dan Trichastoma
celebence. Keberadaan satwa tersebut diperkirakan akan terganggu akibat
hilangnya sebagian habitat mereka, namun hal ini masih dalam batas toleransi
karena areal yang ada masih cukup luas sebagai habitat hidup satwa tersebut.
Kegiatan penambangan bijih nikel mutlak diperlukan pengelolaan yang baik

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 14


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
sehingga keberadaan satwa tersebut tetap terjaga dengan baik, sehingga
keseimbangan ekologis akan tetap stabil.

9) Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap


usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha
dan/atau kegiatan

Rencana Kegiatan penambangan Bijih Nikel PT.Oti Eya Abadi yang terletak di
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali tidak akan mengganggu kegiatan lain
yang telah ada di sekitarnya.

10) Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk


mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Penentuan daya
dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan
alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang
menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut di
suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di
hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya
akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai.

Sepanjang belum ada gangguan “paksa” maka apapun yang terjadi, lingkungan
itu sendiri tetap bereaksi secara seimbang. Perlunya ditetapkan daya dukung
lingkungan untuk mengetahui kemampuan lingkungan menetralisasi parameter
pencemar dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan seperti semula. Apabila
bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan, sehingga
lingkungan tidak punya kemampuan alami untuk menetralisasinya yang
mengakibatkan perubahan kualitas. Pokok permasalahannya adalah sejauh mana
perubahan ini diperkenankan.

Dampak yang timbul akibat adanya Kegiatan penambangan Bijih Nikel PT.Oti
Eya Abadi yang terletak di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali, tidak akan menyebabkan terlampauinya daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut selama dikelola dengan baik

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi IV - 15


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga Direktorat Bina Kota
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia

---------------, 2002, SNI 19-6878-2002 metode penentuan kebisingan jalan

----------------,2003, Pedoman Pemantauan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Dinas


Pekerjaan Umum, Jakarta

Badan Pusat Statistik, 2016. Kabupaten Morowali Dalam Angka 2016. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Morowali.

Badan Pusat Statistik, 2016. Kecamatan Bahodopi Dalam Angka 2016. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Morowali.

Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB (IPB Press), Bogor

Asdak, C., 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Canter L.W and Loren G. Hill, 1979, Handbook of Variables for Environmental Impact
Assessment, Ann Arbor, Michigan

Canter L.W, 1996, Environmental Impact Assessment, 2nd Edition, McGraw-Hill, New York

Edmonson, W.T. 1959. Fresh - Water Biology Second Edition. University Washington,
Seattle.

Hartoko, A. 2013. Oceangraphic Characters and Plankton Resources of Indonesia. Graha


Ilmu. Yogyakarta.

Krebs, C.J, 1989, Ecological Methodology, Harper & Row Inc. Publisher, New York.

Melati Ferianita Fachrul, 2007, Metode Sampling Bioekologi, PT Bumi Aksara, Jakarta

R. P. Stone and D. Hilborn, 2000, Universal Soil Loss Equation (USLE), Agriculture
Engineering

Soekanto, Soerjono, 1969. Sosiologi Suatu Pengantar, Yayasan Penerbit Universitas


Indonesia, Jakarta.

Soemarwoto, Otto, 1990. Analisis Dampak Lingkungan, Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Soeratmo, F Gunawan, 1988 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi DP - 1


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
Ward, H.B. and G.C. WHipple., 1945. Freshwater Biology. John Wiley & Sons, Inc. New
ork

Wischmeier, W.H., dan D.D. Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses - A Guide to
Conservation Planning. Agriculture Handbook No. 537. US. Departement of
Agriculture, Washington DC

ANDAL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi DP - 2


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
(RKL-RPL)
Rencana Penambangan Bijih Nikel di Desa Dampala,
Siumbatu dan Desa Lele Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

Luas 3.362 Ha

PT. OTI EYA ABADI


Jl. Chairil Anwar No. 23 Palu-Sulteng

2017
KATA PENGANTAR

Hasil studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) rencana


Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi, di Desa Dampala, Siumbatu dan
Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah,
menguraikan berbagai dampak yang dapat timbul dalam setiap tahapan
kegiatan, baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasional dan pasca
operasional. Sebagai upaya mencegah, mengendalikan dan meminimalkan
dampak negatif dan mengembangkan dampak positif, oleh karena itu diperlukan
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara maksimal dan baik
dengan menyusun program Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Pemantauan Lingkungan Hidup.

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana


Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) disusun sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan terkait Rencana
Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi, di Desa Dampala, Siumbatu dan
Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

Penyusunan dokumen RKL-RPL ini, mengacu pada lampiran III Peraturan


Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Dengan selesainya dokumen ini, diucapkan banyak terima kasih kepada Tim
Penyusunan AMDAL PT. Oti Eya Abadi dan Komisi Penilai AMDAL Daerah
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, serta segenap pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dokumen ini.

Palu, Desember 2017


PT. Oti Eya Abadi

Ferry Anwar
Direktur

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv

BAB 1 PENDAHULUAN I-1


1.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL...................... I-1
1.2. Pernyataan Kebijakan Lingkungan Hidup........................... I-3
1.3 Kegunaan RKL-RPL............................................................ I-3

BAB 2 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP II-1


2.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup..................... II-1

BAB 3 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


3.1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)............... III-1

BAB 4 JUMLAH DAN IZIN PPLH DIBUTUHKAN IV-1


V-1
BAB 5 PERNYTAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL

DAFTAR PUSTAKA DP-1


LAMPIRAN L-1

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah iii
DAFTAR TABEL

No. TEKS Halaman

2.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) II-2


Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi

3.1 Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) III-2


Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah iv
Hasil studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) rencana
penambangan bijih nikel di di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali, menguraikan berbagai dampak yang dapat
timbul dalam setiap tahapan kegiatan, baik pada tahap pra konstruksi,
konstruksi, operasional serta pasca operasional. Sebagai upaya mencegah,
mengendalikan dan meminimalkan dampak negatif dan mengembangkan
dampak positif, telah disusun rencana pengelolaan lingkungan hidup sebagai
acuan dalam pelaksanaan di lapangan.

Untuk menunjang keberhasilan pengelolaan lingkungan rencana


kegiatan penambangan bijih nikel PT. Oti Eya Abadi, perlu dilakukan
kegiatan pemantauan (monitoring). Pemantauan lingkungan hidup bertujuan
untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan yang terjadi dalam
pengelolaan lingkungan hidup, sehingga dapat dilakukan tindakan yang
efektif.

1.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL


1.1.1 Maksud Pelaksanaan RKL-RPL

Maksud penyusunan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Hidup (RKL dan RPL) adalah untuk menjaga keseimbangan komponen
lingkungan hidup yang ada di sekitar lokasi kegiatan dengan memberikan
arahan tentang upaya-upaya pencegahan, pengendalian dan
penanggulangan dampak-dampak penting negatif terhadap lingkungan hidup
dan meningkatkan dampak positif yang timbul dari kegiatan rencana
penambangan bijih nikel.

1.1.2 Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL

Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dari kegiatan rencana


penambangan bijih nikel yang terletak di wilayah Desa Dampala, Siumbatu

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah I-1
dan Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali oleh PT. Oti Eya Abadi
adalah :
a) Menanggulangi, meminimumkan atau mengendalikan dampak negatif
yang akan timbul akibat rencana kegiatan penmabgnan bijih nikel, pada
tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasional dan pasca operasional.
b) Meningkatkan dampak positif yang akan timbul akibat rencana kegiatan
penambangan bijih nikel, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih
besar, baik bagi pemrakarsa maupun masyarakat di sekitar kegiatan.
c) Memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan sebagai dasar
kompensasi atas sumberdaya tidak dapat pulih, hilang atau rusak akibat
rencana kegiatan penambangan bijih nikel.
d) Memberikan rumusan mekanisme koordinasi antar pemrakarsa dengan
instansi terkait dalam rangka pengelolaan dampak lingkungan.

Sedangkan tujuan pemantauan lingkungan hidup yang akan


dilaksanakan sehubungan dengan rencana kegiatan penambangan bijih
nikel adalah:
(1) Memantau komponen lingkungan di daerah tapak kegiatan, yaitu di
daerah kerja kegiatan penambangan bijih nikel di Kecamatan Bahodopi
Kabupaten Morowali yang terkena dampak, sesuai dengan hasil studi
analisis dampak lingkungan hidup yang telah dilakukan.
(2) Mengamati kemudian membuat evaluasi terhadap perubahan-perubahan
lingkungan yang terjadi akibat adanya kegiatan pertambangan nikel
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, baik pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, operasi, maupun pasca operasi berdasarkan
indikator atau tolok ukur dampak yang digunakan, sesuai peraturan
pemerintah yang berlaku.
(3) Sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan pemantauan
lingkungan rencana kegiatan penambangan bijih nikel di Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali, sehingga pemantauan dapat
dilaksanakan secara efisien dan efektif.

(4) Hasil pemantauan akan memberi masukan bagi pelaksanaan rencana


pengelolaan lingkungan hidup selanjutnya.

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah I-2
1.2. Pernyataan Kebijakan Lingkungan Hidup

Pernyataan kebijakan lingkungan hidup merupakan komitmen


pemrakarsa/pengelola Kegiatan Rencana pertambangan nikel di kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali sehubungan dengan kegiatannya agar
kondisi lingkungan hidup, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
ekonomi, budaya serta kesehatan masyarakat di sekitar lokasi rencana
kegiatan tetap terjaga keseimbangannya. Oleh karena itu pemrakarsa perlu
melaksanakan kegiatan yang meliputi:

(1) Pencegahan: meliputi upaya meniadakan secara maksimal timbulnya


dampak negatif.

(2) Pengendalian/Penanggulangan: meliputi upaya penanganan terhadap


dampak negatif yang tidak dapat dicegah agar kerugiannya dapat
dikurangi atau diminimalkan.
(3) Pengembangan: meliputi upaya mengoptimalkan dampak positif yang
potensial agar mendatangkan manfaat yang lebih besar.

Maksud dan tujuan kebijakan lingkungan akibat rencana pertambangan


nikel adalah:

(1) Mengupayakan agar perubahan lingkungan yang disebabkan oleh


kegiatan pertambangan nikel, baik yang direncanakan maupun yang
terjadi dar perencanaan, tidak menurunkan daya dukung lingkungan.

(2) Mempertahankan dan/atau memperbaiki mutu lingkungan di tapak proyek


dan sekitarnya.

(3) Mengembangkan dampak positif dan menghindarkan atau setidaknya


mengurangi dampak negatif yang dapat diakibatkan oleh kegiatan
pertambangan nikel atau mengkompensasikannya.

1.3. Kegunaan RKL-RPL


1.3.1 Kegunaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Rencana pengelolaan lingkungan hidup atas kegiatan penambangan
bijih nikel akan memberi kegunaan sebagai berikut:

(1) Bagi pihak pemrakarsa proyek, pengelolaan lingkungan diharapkan


dapat menjamin kelancaran pelaksanaan rencana kegiatan, sesuai
target yang ingin dicapai.

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah I-3
(2) Sebagai pedoman dalam pengendalian dampak negatif yang dianggap
penting sejak dini yang timbul akibat kegiatan proyek, baik pada tahap
pra konstruksi, konstruksi, operasi dan tahap pasca operasi.
(3) Sebagai wujud dari kesungguhan dan kepedulian pihak pemrakarsa
dalam menangani masalah lingkungan yang diperkirakan akan timbul
akibat kegiatan pertambangan nikel
(4) Sebagai pedoman/acuan dalam mengelola lingkungan baik oleh pihak
pemrakarsa proyek maupun oleh pihak-pihak lainnya, seperti instansi
pemerintah yang terkait sesuai bidang tugas masing-masing.

1.3.2 Kegunaan Rencana Pemantauan lingkungan Hidup (RPL)


Kegunaan rencana pemantauan lingkungan hidup pada kegiatan
penambangan bijih nikel di Desa Dampala, Siumbatu dan Lele kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali adalah:

(1) Bagi pihak pemrakarsa, kegunaan dilaksanakannya pemantauan


lingkungan adalah selain merupakan bagian dari kewajibannya dalam
rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan, juga
agar dapat memantau secara terus menerus kondisi lingkungan di lokasi
tapak penambangan di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali.

(2) Bagi pemerintah, khususnya instansi yang menangani masalah


lingkungan hidup, adalah agar dapat melaksanakan evaluasi terhadap
perubahan-perubahan kualitas/kondisi lingkungan yang terjadi sebagai
akibat adanya kegiatan penambangan bijih nikel di Desa Dampala,
Siumbatu dan Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, baik
lingkungan fisika-kimia, biologi, sosial ekonomi, budaya maupun
kesehatan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
instansi masing-masing.
(3) Sebagai pedoman dan arahan bagi pengelola kegiatan dan instansi
terkait yang berkepentingan, dalam upaya pelaksanaan pemantauan
lingkungan di daerah tapak kegiatan dan sekitarnya, baik pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, operasi, maupun pasca operasi.

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah I-4
2.1 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Program pengelolaan lingkungan terhadap komponen lingkungan yang


mengalami perubahan mendasar (dampak penting) baik positif maupun negatif
sebagai akibat dari rencana penambangan bijih nikel di Desa Dampala, Siumbatu
dan Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali oleh PT. Oti Eya Abadi,
dilaksanakan melalui upaya pengendalian dampak yakni pencegahan,
meminimalisasi, dan penanggulangan dampak lingkungan terhadap dampak
negatif dan pengembangan dampak lingkungan yang bersifat positif.
Pencegahan merupakan upaya yang dilaksanakan agar dampak negatif dapat
dicegah sebelum terjadi. Upaya yang dilakukan dapat berupa penyesuaian
desain proses atau pemilihan peralatan yang ramah lingkungan. Sedangkan,
upaya penanggulangan dampak negatif merupakan tindakan penanganan untuk
tidak memberi kesempatan meningkatknya dampak negatif tersebut
(memperkecil atau menghilangkan) dampak pada saat dampak timbul. Selain
mencegah dan menanggulangi dampak negatif, program pengelolaan lingkungan
juga mencakup pengembangan dampak positif.
Sesuai dengan hasil evaluasi secara menyeluruh dalam bab IV dokumen
ANDAL dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16
tahun 2012, PT. Oti Eya Abadi menyiapkan dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dampak penting secara rinci diuraikan pada Tabel 2.1.

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 1
Tabel 2.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Rencana Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI
1. Sikap dan  Dampak  Perubahan sikap dan Pendekatan Sosial Ekonomi: Desa Dampala,  Pengelolaan  Instansi pelaksana :
Persepsi langsung dari persepsi positif Siumbatu dan lingkungan hidup  PT. Oti Eya Abadi
 Melakukan koordinasi dengan
Masyarakat sosialisasi masyarakat Desa Lele dilakukan selama
tokoh masyarakat, tokoh adat,  Instansi Pengawas :
rencana Kecamatan tahap pra
kegiatan
aparat desa dan semua elemen
Bahodopi konstruksi .  Badan Kesatuan
masyarakat terdampak lainnya Bangsa dan Politik
kepada
di dalam melakukan sosialisasi Kabupaten
masyarakat
rencana kegiatan. Morowali
 Sosialisasi tentang manfaat dan  Dinas Sosial
resiko yang ditimbulkan oleh Kabupaten
kegiatan pertambangan nikel . Morowali
 Membangun Rencana
Keterlibatan para pemangku
kepentingan, dalam kegiatan  Instansi penerima
pertambangan nikel . laporan :
 Melaksanakan seluruh  Dinas Lingkungan
rangkaian kegiatan dengan Hidup Daerah Kab.
komitmen moral berdasarkan Morowali
prinsip keadilan .
 Dinas Lingkungan
 Penegakan kamtibmas yang
bersentuhan dengan rambu Hidup Provinsi
rambu moral yang potensial Sulawesi Tengah
yang diperkirakan memicu  Dinas ESDM Prov.
konflik. Sulteng

B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Kualitas  Mobilisasi  Kualitas udara tidak Pendekatan Tehnologi Jalan akses Selama kegiatan :  Instansi pelaksana :
Udara Peralatan dan melampaui baku mutu  Perawatan secara rutin terhadap yang dilalui  Mobilisasi  PT. Oti Eya Abadi
Material berdasarkan Peraturan mesin-mesin dan alat- alat berat kendaraan Peralatan dan
 Instansi Pengawas :
Pemerintah No. 41 seperti dump truck, buldoser, pengakut dan Material
 Dinas Perhubungan

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 2
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
Tahun 1999 tentang eksavator dan mesin genset sekitar tapak Kab. Morowali
pengendalian yang digunakan untuk proyek  Dinas Kesehatan,
Pencemaran Udara menunjang pelaksanaan proyek. Pengendalian
 Tidak timbulnya sikap  Pemasangan dinding peredam Penduduk dan
dan persepsi negatif kedap suara pada genset; Keluarga
masyarakat akibat  Penanaman pohon pelindung Berencana Kab.
kegiatan. pada tapak proyek (kiri kanan Morowali
jalan, penimbunan) dengan jenis  Dinas Lingkungan
tanaman yg mampu beradaptasi Hidup Daerah Kab.
dengan lingkungan setempat Morowali
,dapat berfungsi sebagai
tanaman pelindung, dapat
 Instansi penerima
menyerap polutan dan sebagai
penyangga, yaitu akasia angium, laporan :
sengondan angsana.  Dinas Lingkungan
 Menutup bak truk yang Hidup Daerah Kab.
membawa material konstruksi Morowali
yang berpotensi meningkatkan  Dinas Lingkungan
debu.
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

2 Peningkatan  Mobilisasi  Tingkat kebisingan tidak Pendekatan Tehnlogi  Jalur Selama kegiatan:  Instansi pelaksana :
Kebisingan Peralatan dan melampaui baku mutu  Pemeliharaan kendaraan dan Pengangkutan Mobilisasi  PT. Oti Eya Abadi
Material berdasarkan Kep Men peralatan (alat-alatberat) secara material Peralatan dan
LH No. 48 tahun1996 berkala agar tetap memenuhi  Tapak proyek Material  Instansi Pengawas :
tentang Baku Tingkat standard.  Dinas Perhubungan
Kebisingan, yaitu  Bila memungkinkan melakukan Kabupaten
disetarakan dengan 55 pekerjaan konstruksi yang Morowali
dB(A) untuk menghasilkan suara bising pada
permukiman penduduk siang hari.

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 3
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
dan 70 dB(A) untuk  Memasang rambu batas  Instansi penerima
industri kecepatan kendaraan proyek. laporan :
Kecepatan kendaraan maksimal  Dinas Lingkungan
30 km di jalur pengangkutan. Hidup Daerah Kab.
 Menetapkan SOP K3 pada
Morowali
semua komponen kegiatan dan
mengawasi dengan ketat  Dinas Lingkungan
pelaksanaannya agar semua Hidup Provinsi
karyawan patuh pada ketentuan Sulawesi Tengah
K3.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng
Pendekatan Sosial
 Memberikan sosialisasi aturan
batas kecepatan kendaraan
kepada para sopir.
3. Gangguan  Mobilisasi Tidak terjadi kemacetan Pendekatan Tehnologi Ruas jalan Selama kegiatan :  Instansi pelaksana :
lalulintas Peralatan dan dan hambatan  Memasang rambu-rambu lalu akses yang  Mobilisasi  PT. Oti Eya Abadi
Material pergerakan lalulintas lintas khususnya sebelum atau dilalui dan Peralatan dan
 Instansi Pengawas :
pada ruas jalan trans sesudah pada pintu masuk dan kendaraan Material
Sulawesi Bungku - keluar proyek. pengangkut  Dinas Perhubungan
Bahodopi  Memasang Marka lalulintas
Kabupaten
pada daerah yang sering dilalui Morowali
kendaraan proyek
 Pemeliharaan kendaraan
 Dinas Lingkungan
pengangkut material dan Hidup Daerah
peralatan (alat-alat berat) Kabupaten
secara berkala agar tetap Morowali
memenuhi baku mutu emisi
 Instansi penerima
kendaraan bermotor.
 Memasang terpal/kanvas
laporan :
penutup pada truk pengangkut  Dinas Lingkungan
material untuk menghindari Hidup Daerah
tercecernya material saat Kabupaten

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 4
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
pengangkutan, khususnya Morowali
pada jalur yang dekat dengan
pemukiman penduduk.
 Membatasi laju kendaraan
terutama pada daerah
pemukiman penduduk.
 Pengaturan jadwal/waktu
pengangkutan material
 Menempatkan petugas
pengatur lalu lintas pada
persimpangan jalan yang
dilalui kendaraan-kendaraan
pengangkut.
 Mengintegrasikan system
saluran jalan tambang
(Hauling Road) dengan
system saluran pada jalan
umum atau jalan Negara
apabila terdapat Spot
Perlintasan Jalan tambang-
jalan Negara/umum.

Pendekatan Institusi
 Berkoordinasi dengan Dinas
Perhubungan Kab. Morowali
selaku pengatur lalu lintas.
4. Penigkatan  Pembuatan dan  Tingkat erosi aktual < Pendekatan Teknologi:  Lokasi  Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
laju erosi dan peningkatan dari erosi yang pembangunan pembangunan  PT. Oti Eya Abadi
 Teknik pembukaan lahan diatur
Sedimentasi jalan angkut diperbolehkan jalan, dan jalan dan  Instansi Pengawas :
(Hauling)  Indeks Bahaya erosi sedemikian rupa agar areal sarana pembangunan
yang dibuka mengikuti arah  Dinas Kehutanan
rendah sampai sedang prasarana di sarana prasarana
 Pembangunan  Kandungan padatan kontur. Dengan cara ini maka Kecamatan pendunkung Prov. Sulteng.
dan tersuspensi (TSS) aliran permukaan dan erosi Bahodopi pertambangan  Dinas PU dan
Pengopersian yang masuk ke sungai Penataan Ruang

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 5
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
Base camp masih dibawah dapat ditekan sehingga laju Kabupaten
Beserta Sarana ambang baku mutu sedimentasi, penurunan Morowali
Prasarana yang diperkenankan. kualitas air, gangguan terhadap  Dinas Lingkungan
Penunjang Hidup Daerah Kab.
Biota Perairan di Sungai
Dampala, Siumbatu dan Sungai Morowali
Tula juga dapat diperkecil.
 Hasil pembukaan lahan dan  Instansi penerima
laporan :
perataan lokasi tidak dibuang
ke arah lembah-lembah, yang  Dinas Lingkungan
dapat memperbesar erodibilitas Hidup Daerah Kab.
lahan yang berarti akan Morowali
menambah jumlah tanah yang  Dinas Lingkungan
akan terbawa air sebagai Hidup Provinsi
lumpur dan menurunkan Sulawesi Tengah
kemantapan lereng (slope  Dinas ESDM Prov.
stability). Sulteng
 Membuat sarana
Pengelolaan air limpasan
seperti Rip-Rap, Drop
struktur atau metode teknik
sipil lainnya.dapat juga
dengan Metode vegetative
dengan cara membuat
system teras kemudian
ditanami dengan vegetasi
yang sifatnya merambat dan
bias juga yang cepat tumbuh
(Fast Grow)
 Untuk pengelolaan dampak
berupa sedimen, maka
dilakukan upaya berupa

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 6
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
pembuatan kolam pengendap
sedimen sebelum masuk ke
badan air/sungai yang secara
berkala dilakukan pengerukan
untuk mencegah terjadinya
penumpukan sedimen.
 Membangun tanggul penahan
kaki timbunan agar terhindar
dari erosi dan longsoran.
 Penanaman tumbuhan LCC
untuk mencega terjadi erosi
Pendekatan Institusional:
 Melakukan koordinasi dengan
Dinas PU Kab. Morowali
5. Penurunan  Pembuatan dan Kandungan sedimen Pendekatan Teknologi:  Lokasi  Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
Kualitas Air peningkatan dan padatan pembangunan pembangunan  PT. Oti Eya Abadi
 Mengupayakan seminimal
jalan angkut tersuspensi (TSS) serta jalan, dan jalan dan
mungkin ceceran
(Hauling) sarana pembangunan  Instansi Pengawas :
kekeruhan pada badan bahan/material.
 Pembangunan prasarana di sarana prasarana  Dinas Kesehatan,
sungai tidak melampaui  Tidak menempatkan
dan Kecamatan pendunkung Pengendalian
ambang batas yang bahan/material dekat dengan
Pengopersian Bahodopi pertambangan Penduduk dan
telah ditetapkan, badan air.
Base camp Keluarga
 Tidak melakukan pencucuian
Beserta Sarana berdasarkan Peraturan Berencana Kab.
kendaraan di badan air
Prasarana Pemerintah Nomor: 82 Morowali
(sungai)
Penunjang Tahun 2001, tentang  Dinas Lingkungan
 Menampung sisa-sisa
 Pembangunan Hidup Daerah Kab.
Pengelolaan Kualitas minyak/pelumas pada drum-
Kolam Morowali
Air dan Pengendalian drum, membuang air
Pengendap
Pencemaran, kriteria genangan yang terdapat pada
kaleng-kaleng oli/minyak.  Instansi penerima
berdasarkan Kelas I dan laporan :
 Menampung limbah cair yang
dihasilkan dari operasional  Dinas Lingkungan

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 7
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
Kelas II bengkel. Hidup Daerah Kab.
 Mengupayakan adanya sumur Morowali
resapan yang dapat
 Dinas Lingkungan
menampung limpasan air
permukaan (gray water) Hidup Provinsi
 Pengadaan jalur pencucian di Sulawesi Tengah
tempat pengambilan tanah  Dinas ESDM Prov.
hasil galian dan di lokasi Sulteng
penimbunan, dimana setiap
kendaraan pengangkut dari
dan ke lokasi kegiatan harus
melalui jalur tersebut

Pendekatan Institusional:
 Melakukan koordinasi dengan
Dinas PU Kab. Morowali
6. Gangguan  Pembuatan dan  Tingkat Pendekatan Teknologi:  Lokasi  Selama masa  Instansi pelaksana :
Vegetasi peningkatan keanekaragaman pembangunan konstruksi  PT. Oti Eya Abadi
 Pembersihan vegetasi dibatasi
jalan angkut vegetasi tergolong jalan dan pembangunan  Instansi Pengawas :
(Hauling) sedang sampai baik sesuai kebutuhan lahan untuk pembangunan jalan dan sarana  Dinas Kehutanan
 Pembangunan  Keberadaan Jenis pembangunan jalan dan sarana prasarana Provinsi Sulawesi
dan dilindungi tetap terjaga sarana prasarana prasarana pendukung Tengah
Pengopersian  Tidak melakukan penebangan pendukung pertambangan  Dinas Lingkungan
Base camp terhadap jens vegetasi Hidup Daerah Kab.
Beserta Sarana endemik dan dilindungi Morowali
Prasarana
 Segera melakukan penanaman
Penunjang
 Pembangunan kembali setelah pekerjaan  Instansi penerima
Kolam selesai terutma jenis endemik laporan :
Pengendap dan dilindungi.  Dinas Lingkungan
Pendekatan Sosial Ekonomi: Hidup Daerah Kab.
Morowali
 Memberikan penyuluhan/

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 8
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
pengarahan kepada para  Dinas Lingkungan
pekerja agar mengupayakan Hidup Provinsi
dan menjaga keanekaragamn Sulawesi Tengah
hayati terutama yang bersifat  Dinas ESDM Prov.
endemik dan dilindungi Sulteng

7. Gangguan  Pembuatan dan  Keberadaan jenis satwa Pendekatan Teknologi  Lokasi Selama masa  Instansi pelaksana :
Satwa peningkatan yang ada tetap terjaga pembangunan konstruksi  PT. Oti Eya Abadi
 Pembersihan vegetasi dibatasi
jalan angkut (tidak punah) jalan dan sarana  Pembuatan dan
(Hauling) sesuai kebutuhan lahan untuk prasarana di peningkatan jalan  Instansi Pengawas :
pembangunan jalan dan sekitar tapak angkut (Hauling)  Dinas Kehutanan
 Pembangunan sarana prasarana proyek  Pembangunan Prov. Sulteng.
dan  Segera melakukan penanaman dan  Dinas Lingkungan
Pengopersian kembali setelah pekerjaan Pengopersian Hidup Daerah
Base camp selesai. Base camp Kabupaten
Beserta Sarana Beserta Sarana Morowali
 Memasang tanda larang
Prasarana Prasarana
Penunjang berburu pada tempat tertentu Penunjang  Instansi penerima
 laporan :
Pendekatan Sosial  Dinas Lingkungan
 Memberikan penyuluhan/ Hidup Daerah Kab.
pengarahan kepada para Morowali
pekerja agar mengupayakan  Dinas Lingkungan
dan menjaga keanekaragaman Hidup Provinsi
hayati terutama yang bersifat Sulawesi Tengah
endemik dan dilindungi  Dinas ESDM Prov.
Sulteng

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 9
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
8. Gangguan  Pembuatan dan  Tidak terjadi penurunan Pendekatan Teknologi  Tapak Proyek  Selama masa  Instansi pelaksana :
Biota peningkatan tingkat  Pengelolaan lingkungan untuk pada lokasi konstruksi  PT.Oti Eya Abadi
Perairan jalan angkut keanekaragaman sub komponen biota peraiaran pembangunan pembangunan
(Hauling) (plankton dan bentos) terpadu dengan sub komponen jalan dan sarana jalan dan sarana  Instansi Pengawas :
 Pembangunan  Kelimpahan plankton hidrologi (run off), erosi dan prasarana prasarana  Dinas Kelautan dan
dan dan bentos tetap sedimentasi, dan kualitas air. dilakukan Perikanan
Pengopersian terjaga Kabupaten
Base camp  Keberadaan jenis ikan Morowali
Beserta Sarana tetap terjaga (tidak  Dinas Lingkungan
Prasarana terjadi kematian massal Hidup Daerah
Penunjang atau kepunahan) Kabupaten
 Pembangunan Morowali
Kolam
Pengendap  Instansi penerima
laporan :
 Dinas Lingkungan
Hidup Daerah Kab.
Morowali
 Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 10
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
9. Kesempatan  Peneriman  Jumlah atau persentase Pendekatan Sosial Ekonomi: Kecamatan  Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
Kerja dan Tenaga Kerja tenaga kerja lokal yang Bahodopi penerimaan  PT.Oti Eya Abadi
 Penerimaan tenaga kerja
Berusaha terserap sesuai Tenaga Kerja
dilakukan langsung oleh Pihak  Instansi Pengawas :
kualifikasi dan
kebutuhan;
Pemrakarsa dengan melibatkan  Dinas Tenaga
tokoh masyarakat, lurah Kerja dan
 Persentase adanya
setempat dan instansi terkait. Transmigrasi
pengusaha lokal yang
 Memprioritaskan tenaga kerja Kabupaten
dilibatkan dalam
lokal khususnya penduduk yang Morowali
kegiatan perusahaan.
 Jumlah atau persentase
bermukim disekitar lokasi  Dinas Koperasi dan
kegiatan dan terkena dampak UMKM Kab.
penggunaan jasa
langsung dari kegiatan tersebut. Morowali
masyarakat setempat.
 Menginformasikan lowongan
 Meningkatnya kegiatan  Instansi penerima
kerja kepada aparat desa,
ekonomi masyarakat laporan :
kecamatan dan Dinas Tenaga
yakni keragaman jenis  Dinas Lingkungan
Kerja setempat;
dan skala kegiatan
 Memberi upah/gaji minimal Hidup Daerah Kab.
ekonomi masyarakat.
sebesar UMK Morowali
Kabupaten/Provinsi Sulawesi
 Dinas Lingkungan
Tengah sedang berlaku;
 Mengikutsertakan semua pekerja Hidup Provinsi
dalam asuransi tenaga kerja dan Sulawesi Tengah
memberikan hak-hak pekerja  Dinas ESDM Prov.
sesuai peraturan tenaga kerja Sulteng
yang berlaku; (UU No. 13 Tahun
2003)
 Memberikan kesempatan kepada
masyarakat setempat untuk
melakukan usaha di sektor
informal yang sifatnya melayani
karyawan seperti penyediaan
makanan, jasa transportasi,
penyewaan rumah dan
pengadaan barang-barang

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 11
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
kebutuhan perusahaan dengan
kualitas dan harga yang
bersaing;
 Melakukan pembinaan terhadap
tenaga kerja non skill

Pendekatan Institusi
 Melakukan koordinasi/kerjasama
dengan Dinas Tenaga kerja Kab.
Morowali
10. Pendapatan  Peneriman  Tingkat pendapatan Pendekatan Sosial Ekonomi:  Masyarakat Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
Masyarakat Tenaga Kerja masyarakat meningkat Kec.Bahodopi Konstruksi  PTOti Eya Abadi
 Menerapkan standar upah sesuai
dibanding sebelum khususnya berlangsung
dengan Upah Minimum
adanya kagiatan masyrakat di  Instansi Pengawas :
Kabupaten (UMK) dan atau
Desa Dampala,  Dinas Pendapatan
Provinsi,
Siumbatu dan Daerah Kabupaten
 Memberikan peluang berusaha
Lele Morowali
kepada masyarakat lokal untuk
 Dinas Tenaga kerja
melakukan aktivitas ekonomi di
dan Transmigrasi
sekitar areal proyek/operasional
Kabupaten
base camp,
Morowali
 Memberikan kemudahan/bantuan
fasilitas bagi penduduk lokal
 Instansi penerima
untuk lebih mengembangkan
laporan :
usaha,
 Memfasilitasi pelatihan tentang  Dinas Lingkungan
pemanfaatan dana untuk Hidup Daerah Kab.
berbagai kegiatan yang produktif Morowali
seperti pengembangan usaha,  Dinas Lingkungan
perluasan jaringan pemasaran Hidup Provinsi
dsb.
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 12
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup

11. Sikap dan  Peneriman  Tidak timbulnya Pendekatan Sosial Ekonomi:  Masyarakat di  Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
Persepsi Tenaga Kerja Persepsi negatif Desa Dampala, Penerimaan  PT. Oti Eya Abadi
 Mengelola dampak primernya
masyarakat masyarakat Siumbatu dan Tenaga Kerja
berupa peningkatan kesempatan
Lele serta desa  Instansi Pengawas :
kerja dan usaha,
sekitarnya di  Badan Kesatuan
 Melakukan rekruitmen tenaga
Kec. Bahodopi Bangsa dan Politik
kerja secara transparan dengan
Kabupaten
mengikut sertakan tokoh
Morowali
masyarakat dan kriteria yang
 Dinas Lingkungan
jelas dan proporsional ;
Hidup Daerah
 Menggunakan sebanyak-
kabupaten Morowali
banyaknya bahan dan material
lokal yang tersedia di sekitar
 Instansi penerima
proyek.
laporan :
 Ikut berpartisipasi dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan  Dinas Lingkungan
sesuai kemampuan perusahaan Hidup Daerah Kab.
 Membuka komunikasi dengan Morowali
stakeholder untuk menyelesaikan  Dinas Lingkungan
komplain atau tuntutan
Hidup Provinsi
masyarakat, sesuai MoU Tenaga
Kerja. Sulawesi Tengah
 Melaksanakan program  Dinas ESDM Prov.
pemberdayaan masyarakat Sulteng
(CSR) dengan
berkordinasidengan
stakeholder/ihak terkait dan
berkomitmen penuh terhadap
implementasinya

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 13
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
 Menjalin interaksi sosial secara
harmonis dengan masyarakat di
sekitar lokasi proyek
12. Proses-  Peneriman  Tidak adanya Pendekatan Sosial Ekonomi:  Masyarakat yang  Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
proses Sosial Tenaga Kerja peningkatan konflik bermukim di Penerimaan  PT. Oti Eya Abadi
 Melakukan rekruitmen tenaga
sosial di dalam sekitar tapak Tenaga Kerja
kerja secara transparan dengan
masyarakat. proyek di Kec.  Instansi Pengawas :
mengikutsertakan tokoh
Bahodopi  Badan Kesatuan
masyarakat dan kriteria yang
Bangsa dan Politik
jelas dan proporsional ;
Kabupaten
 Memprioritaskan tenaga kerja
Morowali
lokal
 Dinas Lingkungan
 Tidak memberikan perbedaan
Hidup Daerah
perlakuan antara tenaga kerja
kabupaten Morowali
lokal dan tenaga kerja dari luar
 Ikut berpartisipasi dalam
 Instansi penerima
kegiatan sosial kemasyarakatan
laporan :
sesuai kemampuan perusahaan
 Melaksanakan program  Dinas Lingkungan
pemberdayaan masyarakat Hidup Daerah Kab.
(CSR). Morowali
 Membentuk forum Komunikasi  Dinas Lingkungan
sebagai wadah komunikasi
Hidup Provinsi
antara masyarakat dan
perusahaan terutama untuk Sulawesi Tengah
mengantisipasi gejolak sosial  Dinas ESDM Prov.
Sulteng

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 14
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
13. Kesehatan  Mobilisasi  Tidak terjadi  Penyediaan sarana dan Area pemukiman Selama masa  Instansi pelaksana :
Masyarakat Peralatan dan peningkatan resiko prasarana kesehatan bagi dan lokasi jalur konstruksi  PT. Oti Eya Abadi
Material penyakit ISPA akibat pekerja dan masyarakat yang mobilisasi berlangsung
 Pembuatan dan partikel debu bagi memadai. kendaraan  Instansi Pengawas :
Peningkatan masyarakat dan pekerja  Penutupan bak kendaraan  Dinas Kesehatan,
Jalan angkut  Tidak terjadi pengangkut material (dump Pengendalian
(Hauling) peningkatan vektor truck). Penduduk dan
penyakit  Pengaturan jadwal/waktu Keluarga
 Tidak timbulnya sikap pengangkutan material (bila Kabupaten
dan persepsi negatif memungkinkan. Morowali
masyarakat akibat  Melakukan penyiraman pada  Dinas Lingkungan
kegiatan pada tahap jalan berdebu terutama yang Hidup Daerah Kab.
konstruksi. dekat dengan pemukiman Morowali
masyarakat.
 Instansi penerima
laporan :
 Dinas Lingkungan
Hidup Daerah Kab.
Morowali
 Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng
14. Sanitasi  Pembangunan  Tidak terjadi tumpukan  Menyediakan fasilitas MCK (air  Area pemukiman  Selama masa  Instansi pelaksana :
Lingkungan dan sampah di sekitar bersih dan fasilitas toilet secara tenaga kerja dan konstruksi  PT. Oti Eya Abadi
Pengopersian proyek memadai bagi tenaga kerja. lokasi berlangsung
Base camp  Tidak terjadi resiko  Menyediakan tempat pembanguan  Instansi Pengawas :
Beserta penyebaran penyakit pembuangan sampah yang sarana  Dinas Kesehatan,
Sarana  Pengelolaan limbah memadai prasarana Pengendalian
Prasarana sesuai permen LH  Memasang papan informasi di Penduduk dan
Penunjang nomor 9 tahun 2006 tempat-tempat tertentu untuk Keluarga

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 15
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
tentang baku mutu air tidak membuang sampah secara Kabupaten
limbah bagi uasaha sembarang. Morowali
dan/ atau kegiatan  Tidak membuang limbah cair  Dinas Lingkungan
pertambangan biji nikel. langsung ke badan perairan Hidup Daerah Kab.
sebelum ditreatmen dahulu Morowali
(dikelola).
 Melakukan Program  Instansi penerima
Pengelolaan Sanitasi berbasis laporan :
Masyarakat dalam kerangka  Dinas Lingkungan
CSR Hidup Daerah Kab.
Morowali
 Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

C. TAHAP OPERASIONAL
1. Perubahan Penambangan  Tidak terjadi longsor, Pendekatan Teknoogi  Lokasi  Selama  Instansi pelaksana :
Bentang Bijih Nikel banjir dan genangan  Peruntukan Lahan untuk pengelolaan operasional  PT. Oti Eya Abadi
Lahan pada daerah sekitar penambangan harus sesuai pada area blok penambangan  Instansi Pengawas :
tapak proyek yang dengan rencana proyek penambangan dilakukan  Dinas ESDM
dapat mengancam  Meminimalkan pembukaan dan Provinsi Sulawesi
pemukiman penduduk. penggalian tanah pada tapak Tengah
proyek  Dinas Lingkungan
 Melakukan pembukaan lahan Hidup Daerah Kab.
tanpa bakar pada hutan gambut Morowali
 Menanam pohon seperti bambu
dan pembuatan tanggul pada  Instansi penerima
daerah rawan longsor laporan :

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 16
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
Pendekatan Institusi  Dinas Lingkungan
 Melakukan koordinasi dengan Hidup Daerah Kab.
Dinas Kehutanan terkait
Morowali
rencana pembukaan jalan
dikawasan hutan.  Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng
2. Iklim Miro  Penambangan Fluktuasi suhu untuk Pendekatan Teknoogi  Lokasi  Selama  Instansi pelaksana :
Bijih Nikel kembali ke rona awal  Membatasi pembukaan lahan pengelolaan operasional  PT. Oti Eya Abadi
hanya pada peruntukan pada area blok penambangan  Instansi Pengawas :
 Reklamasi penambangan. penambangan dilakukan  Dinas Kehutanan
Lahan dan  Melakukan revegetasi pada Prov. Sulteng
Reboisasi seluruh lahan terbuka bekas  Dinas ESDM Pro.
tambang dengan menggunakan Sulteng
jenis pohon-pohon yang sesuai  Dinas Lingkungan
dengan persyaratan tumbuh Hidup Daerah
pada lokasi tersebut serta Kabupaten
tanaman rambat (cover crop). Morowali
Jenis pohon-pohon yang dipilih
adalah jenis pionir lokal dan  Instansi penerima
sebaiknya yang cepat tumbuh, laporan :
rimbun, dapat menyuburkan  Dinas Lingkungan
tanah, dan dapat menarik satwa Hidup Daerah Kab.
Morowali
 Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 17
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
3. Kualitas  Pembersihan  Kualitas udara tidak  Pemeliharaan kendaraan dan Tapak Proyek  Selama  Instansi pelaksana :
Udara dan lahan melampaui baku mutu peralatan (alat-alat berat) secara dan Jalan akses operasional  PT. Oti Eya Abadi
Kebisingan  Pengupasan berdasarkan Peraturan berkala agar tetap memenuhi yang dilalui dilakukan
dan Pemerintah No. 41 baku mutu emisi kendaraan kendaraan  Instansi Pengawas :
penimbunan Tahun 1999 tentang bermotor. pengangkut  Dinas Perhubungan
tanah pucuk pengendalian  Mengatur laju kecepatan Kabupaten
serta tanah Pencemaran Udara kendaraan proyek saat ke dan Morowali
penutup  Tingkat kebisingan dari lokasi proyek.  Dinas Kesehatan,
 Penambangan tidak melebihi baku  Melakukan penyiraman pada Pengendalian
bijih nikel mutu sesuai kepmen jalan yang dilalui kendaraan Penduduk dan
 Pengangkutan LH No.48 tahun1996 proyek Keluarga Kab.
Hasil Tambang  Menanam pohon yang dapat Morowali
menyerap polutan udara diarea  Dinas Lingkungan
lokasi proyek; Hidup Daerah Kab.
 Membatasi laju kendaraan Morowali
terutama pada daerah
pemukman penduduk  Instansi penerima
laporan :
 Dinas Lingkungan
Hidup Daerah Kab.
Morowali
 Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng
4. Gangguan  Pengangkutan  Tidak terjadi Bentuk pengelolaan yang dapat Ruas jalan akses  Selama  Instansi pelaksana :
Lalu Lintas Hasil Tambang kemacetan pada ruas dilakukan adalah : yang dilalui operasional  PT. Oti Eya Abadi
jalan trans sulawesi  Memasang rambu-rambu lalu kendaraan pengangkutan
 Instansi Pengawas :
Bungku-Bahodopi lintas khususnya sebelum atau pengangkut dilakukan
sesudah pada pintu masuk dan  Dinas Perhubungan
keluar proyek. Kab. Morowali

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 18
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
 Memasang Marka lalulintas  Polres Morowali :
pada daerah yang sering dilalui cq Polsek
kendaraan proyek Bahodopi.
 Membatasi laju kendaraan
terutama pada daerah  Instansi penerima
pemukiman penduduk. laporan :
 Menempatkan petugas  Dinas Lingkungan
pengatur lalu lintas pada Hidup Daerah Kab.
persimpangan jalan yang
Morowali
dilalui kendaraan-kendaraan
pengangkut.  Dinas Lingkungan
 Berkoordinasi dengan dinas Hidup Provinsi
perhubungan komunikasi dan Sulawesi Tengah.
informatika Kab. Morowali
 Dinas ESDM Prov.
selaku pengatur lalu lintas.
Sulteng
5. Kerusakan  Pengangkutan  Tidak terjadi Untuk mengantisipasi agar fungsi  Ruas jalan  Selama  Instansi pelaksana :
Jalan Hasil Tambang kerusakan jalan yang jalan tetap terjaga sebagaimana akses yang operasional  PT. Oti Eya Abadi
dapat menghambat mestinya, maka bentuk dilalui pengangkutan
 Instansi Pengawas :
pergerakan arus lalu pengelolaan yang dapat kendaraan dilakukan
lintas dilakukan adalah; pengangkut  Dinas Perhubungan
 Kendaraan pengangkut hasil
Kab. Morowali
tambang harus laik jalan  Dinas Pekerjaan
 Muatan kendaraan pengangkut
Umum dan
hasil tambang tidak melebihi Penataan Ruang
kemampuan jalan dalam Kab. Morowali.
memikul beban,
 Instansi penerima
 Membatasi kecepatan laju
kendaraan terutama pada laporan :
jalanan poros.  Dinas Lingkungan
 Memasang rambu-rambu Hidup Daerah Kab.
peringatan disekitar jalan Morowali
entri/exit ke ruas jalan pada  Dinas Lingkungan
tapak proyek, dan daerah-

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 19
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
daerah pelintasan kendaraan Hidup Provinsi
proyek. Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

6. Laju Erosi  Pembersihan  Tingkat erosi aktual < Pendekatan Teknologi  Lokasi  Selama  Instansi pelaksana :
dan lahan dari erosi yang  Meminimalkan pembersihan pengelolaan operasional  PT. Oti Eya Abadi
Sedimentasi  Pengupasan diperbolehkan. lahan dan pengupasan tanah pada area blok penambangan  Instansi Pengawas :
dan  Indeks Bahaya erosi pucuk pada area blok tambang penambangan dilakukan
 Dinas Pekerjaan
penimbunan rendah sampai sedang  Tidak menempatkan dan reklamasi
tanah pucuk  Kandungan padatan lahan Umum dan
bahan/material dekat dengan
serta tanah tersuspensi (TSS) yang badan air. Penataan Ruang
penutup masuk ke saluran  Menampung sisa-sisa Kab. Morowali
 Penambangan pembuangan masih minyak/pelumas pada drum-  Dinas Lingkungan
bijih nikel dibawah ambang baku drum, membuang air genangan Hidup Daerah Kab.
 Reklamasi dan mutu yang yang terdapat pada kaleng-
Morowali
Revegetasi diperkenankan kaleng oli/minyak.
 Mengupayakan adanya sumur  Dinas kehutan
resapan yang dapat Provinsi Sulawesi
menampung limpasan air Tengah
permukaan (gray water)  Instansi penerima
laporan :
 Dinas Lingkungan
Hidup Daerah Kab.
Morowali
 Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 20
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup

7. Perbaikan  Reklamasi  Laju limpasan air Pendekatan Teknologi:  Lokasi  Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
Hidrologi lahan dan permukaan kecil Reklamasi dan reklamasi lahan  PT. Oti Eya Abadi
Reboisasi  Kandungan padatan
 Melakukan revegetasi pada Reboisasi dan reboisasi
seluruh lahan terbuka bekas  Instansi Pengawas :
tersuspensi (TSS) yang dilakukan
tambang dengan  Dinas PU dan
masuk ke drainase
menggunakan jenis pohon- Penataan Ruang
masih dibawah ambang
pohon yang sesuai dengan
baku mutu yang Kab. Morowali
persyaratan tumbuh pada
diperkenangkan  Dinas Lingkungan
lokasi tersebut serta tanaman
 Tingkat erosi aktual <
rambat (cover crop). Jenis Hidup Kab.
dari erosi yang Morowali
pohon-pohon yang dipilih
diperbolehkan.
adalah jenis pionir lokal dan
 Tidak ada genangan
sebaiknya yang cepat tumbuh,  Instansi penerima
dipermukaan tanah laporan :
rimbun, dapat menyuburkan
pada saat hujan
tanah  Dinas Lingkungan
Hidup Kab.
Morowali.
 Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

8. Kualitas Air  Pembersihan Kandungan sedimen Pendekatan Teknologi: Pada lokasi  Selama masa  Instansi pelaksana :
lahan dan padatan pengoperasian operasional  PT. Oti Eya Abadi
 Meminimalkan pembersihan
 Pengupasan tersuspensi (TSS) serta dan berlangsung
lahan dan pengupasan tanah  Instansi Pengawas :
dan
kekeruhan pada badan pucuk hanya pada blok pemeliharaan  Dinas Lingkungan
penimbunan
sungai tidak melampaui tambang bendung, intake Hidup Provinsi
tanah pucuk
ambang batas yang  Tidak menempatkan dan saluran Sulawesi Tengah
serta tanah
penutup telah ditetapkan, bahan/material dekat dengan serta gedung  Dinas Kesehatan,

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 21
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
 Penambangan berdasarkan Peraturan badan air. pembangkit Pengendalian
bijih nikel Pemerintah Nomor: 82  Tidak melakukan aktifitas Penduduk dan
 Pengoperasian Tahun 2001, tentang disekitar bantaran sungai (100 Keluarga Kab.
kantor, meter) Morowali
Pengelolaan Kualitas
bengkel,  Menyediakan kolam  Dinas Lingkungan
gudang, mess Air dan Pengendalian pengendapan pada area blok Hidup Daerah Kab.
karyawan. Pencemaran, kriteria tambang. Morowali
berdasarkan Kelas I dan  Mengupayakan adanya sumur
Kelas II resapan yang dapat  Instansi penerima
menampung limpasan air laporan :
permukaan (gray water)  Dinas Lingkungan
 Menampung sisa-sisa Hidup Daerah Kab.
minyak/pelumas pada drum-
Morowali
drum, membuang air
genangan yang terdapat pada  Dinas Lingkungan
kaleng-kaleng oli/minyak. Hidup Provinsi
 Menampung limbah cair yang Sulawesi Tengah.
dihasilkan dari operasional
 Dinas ESDM Prov.
bengkel.
Sulteng
Pendekatan Institusional:
 Melakukan koordinasi dengan
instansi atau dinas terkait.
9. Gangguan  Pembersihan  Indeks Pendekatan Teknologi  Lokasi  Selama  Instansi pelaksana :
Vegetasi dan lahan Keanekaragaman  Membatasi pembersihan lahan Penambangan operasional  PT. Oti Eya Abadi
Satwa tergolong sedang-tinggi pada area blok tambang dan Reklamasi penambangan
 Instansi Pengawas :
 Reklamasi  Keberadaan jenis satwa  Melakukan revegetasi pada Lahan dilakukan
lahan dan tetap terjaga seluruh lahan terbuka bekas  Dinas Kehutanan
Reboisasi  Peningkatan struktur tambang dengan Prov. Sulteng
dan jenis vegetasi menggunakan jenis pohon-  Dinas Lingkungan
pohon yang sesuai dengan Hidup Daerah Kab.
persyaratan tumbuh pada Morowali
lokasi tersebut serta tanaman
 Instansi penerima
rambat (cover crop). Jenis

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 22
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
pohon-pohon yang dipilih laporan :
adalah jenis pionir lokal dan  Dinas Lingkungan
sebaiknya yang cepat tumbuh, Hidup Daerah Kab.
rimbun, dapat menyuburkan
Morowali
tanah, dan dapat menarik
margasatwa khususnya  Dinas Lingkungan
burung-burung. Jenis yang Hidup Provinsi
dianjurkan seperti Asa, Cemara Sulawesi Tengah.
(Casuarina sp), Garcinia dan
 Dinas ESDM Prov.
Callophyllum sp. Jenis
introdusir yang dapat Sulteng
dikembangkan adalah jenis dari
keluarga leguminoceae, jenis
ini merupakan jenis yang
mampu memperbaiki kondisi
tanah khususnya ketersediaan
 Tanaman revegetasi
dipelihara secara intensif dan
teratur seperti kegiatan
pembersihan dari gulma
(weeding), pendangiran serta
pemupukan.
10. Gangguan  Pembersihan  Tidak terjadi penurunan Pendekatan Teknologi  Sungai Dampala,  Selama masa  Instansi pelaksana :
Biota Air lahan tingkat  Pengelolaan lingkungan untuk Siumbatu dan operasional  PT. Oti Eya Abadi
 Pengupasan keanekaragaman sub komponen biota perairan Sungai Tula penambangan  Instansi Pengawas :
dan (plankton dan bentos) terpadu dengan sub komponen berlangsung  Dinas Perikanan
penimbunan  Kelimpahan plankton hidrologi (run off), dan kualitas Kabupaten
tanah pucuk dan bentos tetap air. Morowali
serta tanah terjaga
penutup  Keberadaan jenis ikan  Instansi penerima
 Penambangan tetap terjaga terutama laporan :
bijih nikel sidat  Dinas Lingkungan
 Pengoperasian Hidup Daerah Kab.
kantor,

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 23
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
bengkel, Morowali
gudang, mess  Dinas Lingkungan
karyawan.
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng
11. Pendapatan  Penerimaan  Tingkat pendapatan Pendekatan Sosial Ekonomi:  Masyarakat Kec. Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
masyarakat Tenaga Kerja masyarakat meningkat Bahodopi Operasional  PT. Oti Eya Abadi
 Menerapkan standar upah sesuai
dan Daerah Penambangan dibanding sebelum berlangsung
dengan Upah Minimum
Bijih Nikel adanya kagiatan  Instansi Pengawas :
Kabupaten (UMK) dan atau
 Meningkatnya  Dinas Pendapatan
Provinsi,
perekonomian daerah Daerah Kabupaten
 Memberikan peluang berusaha
Morowali
kepada masyarakat lokal untuk
 Dinas Koperasi dan
melakukan aktivitas ekonomi di
UMKM kab.
sekitar areal proyek/operasional
Morowali.
base camp,
 Melaksanakan dengan penuh
 Instansi penerima
tanggung jawab komitmen usaha
laporan :
antara mitra dengan perusahaan,
 Memberikan kemudahan/bantuan  Dinas Lingkungan
fasilitas bagi penduduk lokal Hidup Daerah Kab.
untuk lebih mengembangkan Morowali
usaha,  Dinas Lingkungan
 Memfasilitasi pelatihan tentang Hidup Provinsi
pemanfaatan dana untuk
Sulawesi Tengah.
berbagai kegiatan yang produktif
seperti pengembangan usaha,  Dinas ESDM Prov.
perluasan jaringan pemasaran Sulteng
dsb.
12. Persepsi  Pengangkutan  Tidak munculnya Pendekatan Sosial Ekonomi:  Masyarakat Kec. Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
Masyarakat Hasil Tambang kecemburuan atau Bahodopi Operasional  PT. Oti Eya Abadi
 Mengelola dampak primernya
konflik antara tenaga berlangsung  Instansi Pengawas :

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 24
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
kerja lokal dengan berupa penurunan kualitas udara  Badan Kesatuan
tenaga kerja dari luar. dan gangguan kesehatan Bangs dan Politik
 Tidak terjadi penurunan masyarakat Kab. Morowali
yang signifikan dari  Ikut berpartisipasi dalam
persepsi positif kegiatan sosial kemasyarakatan  Instansi penerima
masyarakat terhadap sesuai kemampuan perusahaan laporan :
aktivitas penambangan  Membuka komunikasi dengan  Dinas Lingkungan
stakeholder untuk menyelesaikan Hidup Daerah Kab.
komplain atau tuntutan
Morowali
masyarakat, sesuai MoU Tenaga
Kerja.  Dinas Lingkungan
 Melaksanakan program Hidup Provinsi
pemberdayaan masyarakat Sulawesi Tengah.
(CSR).
 Dinas ESDM Prov.
 Menjalin interaksi sosial secara
harmonis dengan masyarakat di Sulteng
sekitar lokasi proyek

13. Gangguan  Pengangkutan  Tidak terjadi  Penyediaan sarana dan  Masyarakat  Selama masa  Instansi pelaksana :
Kesehatan Hasil Tambang peningkatan resiko prasarana kesehatan bagi Kec. Bahodopi operasional  PT. Oti Eya Abadi
masyarakat penyakit ISPA akibat pekerja dan masyarakat yang Pengangkutan  Instansi Pengawas :
partikel debu bagi memadai. berlangsung  Dinas Kesehatan,
masyarakat dan pekerja  Penutupan bak kendaraan Pengendalian
 Minimnya kecelakaan pengangkut material (dump Penduduk dan
kerja yang terjadi pada truck). Keluarga
tahap operasi.  Penyiraman secara berkala yang Kabupaten
potensial meningkatkan debu Morowali
pada jalan angkut matrial
disekitar lokasi kegiatan  Instansi penerima
khususnya pada jalur pemukiman laporan :
padat penduduk sekitar kegiatan,  Dinas Lingkungan
 Pengaturan jadwal/waktu Hidup Daerah Kab.
pengangkutan material (bila Morowali
memungkinkan.

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 25
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
 Penanaman pohon pelindung  Dinas Lingkungan
untuk mengeliminir pencemaran Hidup Provinsi
debu
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

14 Limbah B3  Penambangan  Tidak terdapat timbulan Pendekatan Teknologi  Area tambang,  Selama masa  Instansi pelaksana :
bijih nikel limbah padat B3 dan  Mengupayakan adanya sumur lokasi kantor, operasional  PT. Oti Eya Abadi
 Pengoperasian ceceran limbah cair B3 resapan yang dapat mess, bengkel Pengangkutan  Instansi Pengawas :
kantor, seperti oli bekas dll. menampung limpasan air dan karyawan berlangsung  Dinas Kesehatan,
bengkel, permukaan (gray water) Pengendalian
gudang, mess  Menampung sisa-sisa Penduduk dan
 karyawan. minyak/pelumas pada drum- Keluarga
drum, membuang air genangan Kabupaten
yang terdapat pada kaleng- Morowali
kaleng oli/minyak.  Dinas Lingkungan
 Menyediakan tempat Hidup Daerah Kab.
penyimpanan sementara untuk Morowali
Limbah B3.
 Menampung limbah cair yang  Instansi penerima
dihasilkan dari operasional laporan :
bengkel.  Dinas Lingkungan
Pendekatan Institusional: Hidup Daerah Kab.
Morowali
 Melakukan koordinasi dengan
instansi atau dinas terkait.  Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 26
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
D. TAHAP PASCA OPERASIONAL
1. Perbaikan  Reklamasi  Laju limpasan air Pendekatan Teknologi:  Lokasi  Selama kegiatan  Instansi pelaksana :
Hidrologi lahan dan permukaan kecil pengelolaan pembongkaran  PT. Oti Eya Abadi
 Melakukan reklamasi lahan
Reboisasi  Kandungan padatan pada area blok fasilitas, reklamasi
dengan menutup kembali  Instansi Pengawas :
tersuspensi (TSS) yang penambangan lahan dan
masuk ke drainase
lokasi galian tambang dengan
dan reklamasi reboisasi  Dinas Pekerjaan
tanah sesuai dengan tanah Umum dan
masih dibawah ambang lahan
aslinya. Penataan Ruang
baku mutu yang
diperkenangkan
 Melakukan revegetasi pada Kab. Morowali
 Tingkat erosi aktual <
seluruh lahan terbuka bekas  Dinas Lingkungan
tambang dengan Hidup Daerah
dari erosi yang
menggunakan jenis pohon- Kabupaten
diperbolehkan.
pohon yang sesuai dengan Morowali
 Tidak ada genangan
persyaratan tumbuh pada
dipermukaan tanah
lokasi tersebut serta tanaman  Instansi penerima
pada saat hujan
rambat (cover crop). Jenis laporan :
pohon-pohon yang dipilih  Dinas Lingkungan
adalah jenis pionir lokal dan Hidup Daerah Kab.
sebaiknya yang cepat tumbuh,
Morowali
rimbun, dapat menyuburkan
tanah  Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi
Sulawesi Tengah.
 Dinas ESDM Prov.
Sulteng
2. Penurunan  Pembongkaran  Tingkat erosi aktual < Pendekatan Teknologi  Lokasi  Selama Pasca  Instansi pelaksana :
Laju Erosi, Fasilitas, dari erosi yang  Pengelolaan lingkungan untuk pengelolaan Operasi  PT. Oti Eya Abadi
Sedimentasi Reklamasi diperbolehkan. sub komponen erosi dan pada area blok berlansung  Instansi Pengawas :
dan lahan dan  Indeks Bahaya erosi sedimentasi terpadu dengan penambangan
 Dinas ESDM Prov.
Perubahan Reboisasi rendah sampai sedang sub komponen hidrologi (run dan reklamasi
Bentang  Kandungan padatan off). lahan Sulteng
Lahan tersuspensi (TSS) yang  Melakukan reklamasi pada  Instansi penerima
masuk ke saluran lahan bekas tambang sesegera laporan :

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 27
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
pembuangan masih mungkin  Dinas Lingkungan
dibawah ambang baku  Melakukan revegetasi pada Hidup Daerah Kab.
mutu yang seluruh lahan terbuka bekas
Morowali
diperkenankan tambang dengan
 Tidak terjadi longsor, menggunakan jenis pohon-  Dinas Lingkungan
banjir dan genangan pohon yang sesuai dengan Hidup Provinsi
pada daerah sekitar persyaratan tumbuh pada Sulawesi Tengah.
tapak proyek yang lokasi tersebut serta tanaman
 Dinas ESDM Prov.
dapat mengancam rambat (cover crop). Jenis
pemukiman penduduk pohon-pohon yang dipilih Sulteng
adalah jenis pionir lokal dan
sebaiknya yang cepat tumbuh,
rimbun, dapat menyuburkan
tanah

3. Perbaikan  Pembongkaran  Indeks Pendekatan Teknologi  Lokasi  Selama Pasca  Instansi pelaksana :
Vegetasi dan fasilitas, Keanekaragaman  Melakukan revegetasi pada pengelolaan Operasi  PT. Oti Eya Abadi
Habitat Satwa reklamasi lahan tergolong sedang-tinggi seluruh lahan terbuka bekas pada area blok berlansung  Instansi Pengawas :
dan reboisasi  Keberadaan jenis satwa tambang dengan penambangan  Dinas Kehutanan
tetap terjaga menggunakan jenis pohon- dan reklamasi Prov. Sulteng
 Peningkatan struktur pohon yang sesuai dengan lahan
dan jenis vegetasi persyaratan tumbuh pada  Instansi penerima
lokasi tersebut serta tanaman laporan :
rambat (cover crop). Jenis
 Dinas Lingkungan
pohon-pohon yang dipilih
adalah jenis pionir lokal dan Hidup Daerah Kab.
sebaiknya yang cepat tumbuh, Morowali
rimbun, dapat menyuburkan  Dinas Lingkungan
tanah, dan dapat menarik Hidup Provinsi
margasatwa khususnya Sulawesi Tengah.
burung-burung. Jenis yang
dianjurkan seperti Asa, Cemara  Dinas ESDM Prov.
(Casuarina sp), Garcinia dan Sulteng
Callophyllum sp. Jenis

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 28
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
introdusir yang dapat
dikembangkan adalah jenis dari
keluarga leguminoceae, jenis
ini merupakan jenis yang
mampu memperbaiki kondisi
tanah khususnya ketersediaan
 Menerapkan agro-forestry dan
usahatani konservasi, model
teras untuk konservasi tanah
dan air.
 Tanaman revegetasi
dipelihara secara intensif dan
teratur seperti kegiatan
pembersihan dari gulma
(weeding), pendangiran serta
pemupukan.
4.  Persepsi  Penanganan  Minimnya penduduk Pendekatan Sosial Ekonomi: Masyarakat dan  Selama Pasca  Instansi pelaksana :
Masyarakat Tenaga Kerja yang berpersepsi pekerja di Operasi  PT. Oti Eya Abadi
 Memberikan informasi yang
negatif akibat Keamatan berlansung  Instansi Pengawas :
 Pembongkaran jelas kepada para pekerja,
hilangnya pekerjaan Bahodopi  Badan Kesatuan
fasilitas, masyarakat, tokoh masyarakat,
dan penutupan Bangsa dan Politik
reklamasi pemuka agama dan adat di Kabupaten
lahan dan tambang kerja sekitar lokasi kegiatan tentang Morowali
reboisasi berakhirnya kegiatan  Dinas Lingkungan
 Meningkatnya
penambangan Hidup Daerah
persepsi positif Kabupaten
 Menyiapkan para tenaga kerja
 Penanganan masyarakat sebagai Morowali
Aset menjadi tenaga kerja terampil
akibat kegiatan
dalam setiap bidang dengan  Instansi penerima
reklamasi dan
jalan memberikan laporan :
revegetasi yang
pelatihan/kursus baik secara  Dinas Lingkungan
dilakukan perusahaan
internal maupun mengirim ke Hidup Daerah Kab.
daerah lain atau lembaga Morowali

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 29
Lokasi
Dampak Indikator Keberhasilan Periode
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Institusi Pengelolaan
No Lingkungan Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan
Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup
Yang Dikelola Hidup Lingkungan Hidup
Hidup
penyedia jasa dalam berbagai  Dinas Lingkungan
bidang keterampilan misalnya Hidup Provinsi
pengelasan, perbengkelan, Sulawesi Tengah
mesin, kelistrikan.  Dinas ESDM Prov.
 Mengarahkan dan menfasilitasi Sulteng
para tenaga kerja untuk
terdaftar sebagai peserta
Jamsostek.
 Menyerahkan aset sarana dan
prasarana berupa bangunan
fisik dan fasilitas penunjangnya
untuk dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat.
Pendekatan Institusional:
 Bekerjasama dengan lembaga
penyedia jasa keterampilan
terakreditasi untuk melatih para
tenaga kerja dalam berbagai
bidang keterampilan.
 Bekerjasama dengan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Morowali.

RKL - Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah II - 30
3.1 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk memantau pelaksanaan


pengelolaan dampak penting akibat kegiatan Rencana Penambangan Bijih Nikel
PT. Oti Eya Abadi. Dengan adanya upaya pemantauan lingkungan hidup ini,
dapat diketahui secara dini perubahan lingkungan yang terjadi dari hasil
pengelolaan yang telah dilakukan. Oleh karena itu, perlu disusun secara
sistematik alur pemantauan lingkungan hidup setiap jenis dampak yang
bersumber dari suatu kegiatan tertentu, sebagai hasil pelaksanaan pengelolaan
lingkungan. Sistematika perumusan rencana pemantauan lingkungan untuk
setiap tahap kegiatan dijelaskan pada Tabel 3.1 berikut :

RPL- Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 1
Tabel 3.1 Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Penambangan Bijih Nikel PT. Oti Eya Abadi

Dampak Lingkungan Yang Dipantau


Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI
1. Sikap dan  Perubahan sikap  Sosialisasi  Metode observasi, kuisioner, Desa-desa Dilakukan 1 PT. Oti Eya Badan  Dinas
persepsi dan persepsi Rencana wawancara secara langsung terdampak kali sebelum Abadi Kesatuan Lingkungan
masyarakat positif masyarakat Kegiatan, dengan masyarakat (Desa konstruksi Bangsa dan Hidup Daerah
 Pembebasan Dampala, dilakukan Politik Kab. Morowali
lahan  Data dianalisis deskriptif Siumbatu dan Kabupaten  Dinas
evaluatif. Desa Lele Morowali Lingkungan
Kecamatan Hidup Provinsi
Bahodopi) Sulawesi
Tengah.
 Dinas ESDM
Prov. Sulteng
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Kualitas  Kualitas udara  Mobilisasi  Uji TSP menggunakan HVS  Jalur Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Udara tidak melampaui peralatan dan dengan metode gravimetrik. pengangkutan bulan sekali Abadi Perhubungan Lingkungan
baku mutu Material (SNI 19-7119-3-2005). peralatan dan selama Kab.Morowali Hidup Daerah
berdasarkan  Sampling udara ambient pada material, masa  Dinas Kab. Morowali
Peraturan lokasi kegiatan dan terutama pada konstruksi Kesehatan,  Dinas
Pemerintah No. membandingkannya dengan daerah Pengendalian Lingkungan
41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambient pemukiman Penduduk dan Hidup Provinsi
tentang sesuai PP No 41/1999 Keluarga Sulawesi
Pengendalian tentang Baku Mutu Udara Kabupaten Tengah
Pencemaran Ambient Morowali
Udara  Dinas
 Tingkat resiko
Lingkungan
penyakit ISPA Hodup Daerah
akibat partikulat Kab. Morowali
debu bagi
pekerja dan

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 2
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
masyarakat di
sekitar lokasi
proyek.

2. Kebisingan  Tingkat kebisingan  Mobilitas  Sampling kebisingan di lokasi  Jalur Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
tidak melampaui Perlatan dan proyek dengan Sound Level pengangkutan bulan sekali Abadi Perhubungan Lingkungan
baku mutu material Meter peralatan dan selama Kab.Morowali Hidup Daerah
berdasarkan Kep  Perhitungan matematis Leq material, masa  Dinas Kab. Morowali
Men LH No. 48  Hasil pengukuran terutama pada konstruksi Lingkungan  Dinas
tahun 1996 dibandingkan dengan Baku daerah Hidup Daerah Lingkungan
tentang Baku Mutu tingkat kebisingan pemukiman Kab. Morowali Hidup Provinsi
Tingkat Kepmen LH No 48/11/1996 Sulawesi
Kebisingan, yaitu Tengah
disetarakan  Dinas ESDM
dengan 55 dB(A) Prov. Sulteng
untuk
permukiman
penduduk dan 70
dB(A) untuk
industri
3. Gangguan  Tidak terjadi  Mobilitas  Pengumpulan data dilakukan Sepanjang Satu kali PT. Oti Eya Dinas  Dinas
Lalulintas kemacetan dan Perlatan dan dengan melakukan survey ruas selama masa Abadi Perhubungan Lingkungan
hambatan material atau pengamatan lapangan pembangunan konstruksi Kab.Morowali Hidup Daerah
pergerakan  Analisis data dilakukan Jalan Dinas Kab. Morowali
lalulintas pada secara deskripstif Lingkungan  Dinas
ruas jalan trans Hidup Daerah Lingkungan
sulawesi -Bungku Kab. Morowali Hidup Provinsi
- Bahodopi Sulawesi
Tengah
 Dinas ESDM
Prov. Sulteng

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 3
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
4. Penigkatan  Tingkat erosi  Pembuatan  Melakukan observasi  Sekitar Tapak Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
laju erosi aktual < dari dan langsung di lapangan Proyek bulan sekali Abadi Kehutanan Lingkungan
dan erosi yang peningkatan dengan mengumpulkan data  Sungai selama masa Prov. Sulteng. Hidup Daerah
Sedimentasi diperbolehkan jalan angkut parameter penyebab erosi, Dampala, konstruksi  Dinas PU dan Kab. Morowali
 Indeks Bahaya (Hauling) khususnya pengubahan Siumbatu dan Penataan  Dinas
erosi rendah  Pembangunan penutup lahan oleh vegetasi Tula Ruang Lingkungan
sampai sedang dan (crop) Kabupaten Hidup Provinsi
 Kandungan Pengopersian  Analisi data secara Morowali Sulawesi
padatan Base camp matematis menggunakan  Dinas Tengah
tersuspensi Beserta rumus USLE yakni: A = Lingkungan  Dinas ESDM
(TSS) yang Sarana R.K.L.S.C.P Hidup Daerah Prov. Sulteng
masuk ke Prasarana Kab. Morowali
sungai masih Penunjang
dibawah
ambang baku
mutu yang
diperkenankan.
5. Kualitas Air  Kualitas air  Pembuatan  Sampling air di sekitar lokasi  Sungai Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Permukaan lingkungan dan proyek ( Sungai Dampala, Dampala, bulan sekali Abadi Kesehatan, Lingkungan
sekitar sesuai PP peningkatan Siumbatu dan Sungai Tula) Siumbatu dan selama Pengendalian Hidup Daerah
No 82/2001 jalan angkut dan dilanjutkan dengan Sungai Tula masa Penduduk dan Kab. Morowali
(Kelas II). (Hauling) analisis laboratorium. Hasil  Sekitar lokasi konstruksi Keluarga  Dinas
 Terjaganya daya  Pembangunan analisis laboratorium tapak kegiatan Berencana Lingkungan
dukung dan dibandingan dengan baku Kab. Morowali Hidup Provinsi
lingkungan Pengopersian mutu kualitas air tanah yang  Dinas Sulawesi
kawasan dan Base camp berlaku (PP No 82/2001 Lingkungan Tengah
sarana Beserta (Kelas II). Hidup Daerah  Dinas ESDM
pendukungnya. Sarana Kab. Morowali Prov. Sulteng
Prasarana
Penunjang
 Pembangunan
Kolam
Pengendap

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 4
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
6. Gangguan  Tingkat  Pembuatan  Pengumpulan data dan  Sekitar lokasi Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Vegetasi keanekaragaman dan pengamatan langsung di pembuatan bulan sekali Abadi Kehutanan Lingkungan
vegetasi peningkatan lapangan dengan metode dan selama Prov. Sulteng Hidup Daerah
tergolong sedang jalan angkut quadrat sampling peningkatan masa  Dinas Kab. Morowali
sampai baik (Hauling)  Analisis data : Perhitungan jalan hauling konstruksi Lingkungan  Dinas
 Keberadaan  Pembangunan kerapatan, indeks  Pembangunan Hidup Daerah Lingkungan
Jenis yang dan keanekaragaman dan sarana Kab. Morowali Hidup Provinsi
dilindungi tetap Pengopersian deskriptif analisis prasarana Sulawesi
terjaga Base camp penunjang Tengah
Beserta  Dinas ESDM
Sarana Prov. Sulteng
Prasarana
Penunjang

7. Gangguan  Keberadaan jenis  Pembuatan  Pengumpulan data dan  Sekitar lokasi Dilakukan 6 PT. Oti Eya Dinas  Dinas
Satwa satwa tetap dan pengamatan langsung di pembuatan bulan sekali Abadi Kehutanan Lingkungan
terjaga peningkatan lapangan dengan metode dan selama Prov. Sulteng. Hidup Daerah
 Tidak terjadi jalan angkut Jalur, Jejak dan IPA peningkatan masa Dinas Kab. Morowali
kepunahan satwa (Hauling)  Analisis data : deskriptif jalan hauling konstruksi Lingkungan  Dinas
endemik dan  Pembangunan  Pembangunan Hidup Daerah Lingkungan
dilindungi dan sarana Kab. Morowali Hidup Provinsi
Pengopersian prasarana Sulawesi
Base camp penunjang Tengah
Beserta  Dinas ESDM
Sarana Prov. Sulteng
Prasarana
Penunjang

8. Gangguan  Keanekaragaman  Pembuatan  Pengambilan sampel  Sungai  Dilakukan 6 PT. Oti Eya Dinas Kelautan  Dinas
Biota Air dan Kelimpahan dan plankton dan benthos Dampala, bulan sekali Abadi dan Perikanan Lingkungan
(plankton dan peningkatan kemudian dianalisis di Siumbatu dan selama Kabupaten Hidup Daerah
bentos) tetap jalan angkut laboratorium Sungai Tula masa Morowali Kab. Morowali
terjaga (Hauling)  Analisis Data : Indeks konstruksi

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 5
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
 Keberadaan  Pembangunan keanekaragaman dan Dinas  Dinas
jenis ikan tetap dan kerapatan jenis biota air Lingkungan Lingkungan
terjaga terutama Pengopersian (zooplankton, fitoplankton Hidup Daerah Hidup Provinsi
sidat (tidak terjadi Base camp dan bentos) Kab. Morowali Sulawesi
kematian massal Beserta  Metode pengumpulan data Tengah
atau kepunahan Sarana ikan dengan pengamatan  Dinas ESDM
 Ruaya ikan sidat Prasarana terhadap jenis ikan Prov. Sulteng
tetap Penunjang Analisis datanya deskriptif
berlangsung
9. Kesempatan  Jumlah atau  Penerimaan Metode Pengumpulan Desa–desa Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas Tenaga  Dinas
Kerja dan persentase Tenaga Kerja data: terdampak dilakukan 6 Abadi Kerja dan Lingkungan
Berusaha tenaga kerja lokal Penyebaran kuisioner, (Dampala, (enam) Transmigrasi Hidup Daerah
yang terserap observasi, dan wawancara Siumbatu dan bulan sekali Kabupaten Kab. Morowali
sesuai kualifikasi terhadap anggota masyarakat Lele) dan desa selama tahap Morowali  Dinas
dan kebutuhan; yang terkena dampak. sekitarnya.  Dinas Lingkungan
 Persentase Mencatat tenaga kerja yang Koperasi dan Hidup Provinsi
adanya terserap antara lain: jumlah UMKM Kab. Sulawesi
pengusaha lokal asal tenaga kerja Morowali Tengah
yang dilibatkan Wawancara terhadap tenaga  Dinas ESDM
dalam kegiatan kerja Prov. Sulteng
pengusahaan. Membandingkan upah yang
 Jumlah atau diterima tenaga kerja lokal
persentase yang direkrut dengan Upah
penggunaan jasa Minimum Kab. Morowali dan
masyarakat Kab. Morowali (UMK)
setempat. Mencatat program -program
 Meningkatnya pengembangan kualitas
kegiatan ekonomi tenaga kerja
masyarakat yakni Analisis Data
keragaman jenis Data yang terkumpul
dan skala selanjutntya dianalisis secara
kegiatan ekonomi deskriptif dan kualitatif untuk
masyarakat. menyimpulkan persentase

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 6
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
tenaga kerja setempat dan
pengusaha lokal yang
terserap dalam proyek dan
kesesuaian UMK yang berlaku
10. Pendapatan  Jumlah  Penerimaan Pengumpulan data: Desa –desa Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Masyarakat pendapatan rata- Tenaga Kerja  Pengamatan secara terdampak dilakukan 6 Abadi Pendapatan Lingkungan
rata perbulan langsung di lapangan. (Dampala, (enam) Daerah Hidup Daerah
penduduk . (Memantau proporsi Siumbatu dan bulan sekali Kabupaten Kab. Morowali
 Kenaikan pekerja yang berasal dari Lele) dan desa selama tahap Morowali  Dinas
pendapatan penduduk lokal). sekitarnya di  Dinas Tenaga Lingkungan
masyarakat yang  Pengumpulan data kec. Kerja dan Hidup Provinsi
antara lain dapat sekunder dari Kantor Kecamatan Transmigrasi Sulawesi
dilihat melalui Pemrakarsa dan Dinas Bahodopi Kab. Morowali. Tengah
daya beli Tenaga Kerja Kab.  Dinas ESDM
masyarakat Morowali dan Kab. Prov. Sulteng
Morowali
AnalisisData :
 Analisis data : Deskriptif
evaluatif
11. Sikap dan  Adanya sikap dan  Penerimaan Pengumpulandata: Desa–desa Pemantauan PT. Oti Eya  Badan  Dinas
persepsi persepsi negatif Tenaga Kerja  Observasi, penyebaran terdampak dilakukan 6 Abadi Kesatuan Lingkungan
masyarakat masyarakat kuisioner, dan Wawancara (Dampala, (enam) Bangsa dan Hidup Daerah
kepada masyarakat dan Siumbatu dan bulan sekali Politik Kab. Kab. Morowali
tokoh-tokoh masyarakat. Lele) serta desa selama tahap Morowali  Dinas
 Memastikan ada dan sekitarnya di konstruksi.  Dinas Lingkungan
berfungsinya komunikasi kec. Lingkungan Hidup Provinsi
(Grievance Center) Kecamatan Hidup Daerah Sulawesi
Bahodopi Kab. Morowali Tengah
AnalisisData
 Data yang terkumpul  Dinas ESDM
selanjutntya dianalisis Prov. Sulteng
secara deskriptif dan
kualitatif untuk

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 7
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
menyimpulkan kesesuaian
antara pelaksanaan
perekrutan tenaga kerja
dengan rencana pengelolaan
yang telah disusun
12. Proses-  Tingkat  Penerimaan Pengumpulandata: Desa–desa Pemantauan PT. Oti Eya  Badan  Dinas
proses keresahan Tenaga Kerja  Metode observasi/ terdampak dilakukan 6 Abadi Kesatuan Lingkungan
Sosial masyarakat pengamatan secara (Dampala, (enam) Bangsa dan Hidup Daerah
rendah bahkan langsung dilakukan dengan Siumbatu dan bulan sekali Politik Kab. Kab. Morowali
sampai tidak wawancara/ interview Lele) serta desa Selama Morowali  Dinas
terjadi keresahan terhadap masyarakat sekitarnya di tahap  Dinas Lingkungan
di masyarakat terkena dampak kec. konstruksi. Lingkungan Hidup Provinsi
 Wawancara atau dengar Kecamatan Hidup Daerah Sulawesi
pendapat dengan Bahodopi Kab. Morowali Tengah
masyarakat.  Dinas ESDM
Analisis Data : Prov. Sulteng
 Data dianalisis deskriptif
dengan membandingkan
kondisi sebelum adanya
rencana kegiatan
13. Kesehatan  Tingkat  Mobilisasi Pengumpulan data: Area Base Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Masyarakat/ kesehatan peralatan dan Camp dan dilakukan 6 Abadi Kesehatan, Lingkungan
 Observasi/pengamatan
Pekerja masyarakat/ matarial Pemukiman (enam) Pengendalian Hidup Daerah
pekerja akibat  Pembuatan
secara langsung di penduduk di bulan sekali Penduduk dan Kab. Morowali
perubahan dan lapangan. Kecamatan selama tahap Keluarga
 Pengumpulan data  Dinas
sanitasi Peningkatan Bahodopi konstruksi Kabupaten Lingkungan
lingkungan. Jalan angkut sekunder. Kabupaten berlangsung. Morowali
 Menghitung angka Hidup Provinsi
 Tingkat resiko (Hauling) Morowali  Dinas Sulawesi
penyakit ISPA kecelakaan kerja bagi Lingkungan
tenaga kerja konstruksi. Tengah
akibat partikel Hidup Daerah  Dinas ESDM
debu bagi Kab. Morowali Prov. Sulteng
masyarakat dan Analisis Data :
 Data dianalisis secara

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 8
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
pekerja deskriptif

14. Sanitasi  Jumlah sampah  Pembangunan Pengumpulan data: Area Base Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Lingkungan yang dihasilkan dan  Observasi/pengamatan Camp dan dilakukan 6 Abadi Kesehatan, Lingkungan
setiap harinya Pengopersian secara langsung di Lokasi (enam) Pengendalian Hidup Daerah
 Ketersediaan Base camp lapangan, menggunakan pembanguanan bulan sekali Penduduk dan Kab. Morowali
sarana dan Beserta kamera. sarana dan selama tahap Keluarga Kab.  Dinas
prasarana dalam Sarana parasarana konstruksi Morowali Lingkungan
pengelolaan Prasarana Analisis Data : terutama pada berlangsung.  Dinas Hidup Provinsi
sampah Penunjang  Data dianalisis secara basecamp Lingkungan Sulawesi
deskriptif Hidup daerah Tengah
Kab. Morowali  Dinas ESDM
Prov. Sulteng

C. TAHAP OPERASIONAL
1. Perubahan  Perubahan fungsi Kegiatan  Pengumpulan data dilakukan Sekitar lokasi Satu kali PT. Oti Eya  Dinas ESDM  Dinas
Bentang lahan sesuai penambangan dengan melakukan survey penambangan selama masa Abadi Provinsi Lingkungan
lahan peruntukan bijih nikel atau pengamatan lapangan bijih nikel oprasional Sulawesi Hidup Daerah
proyek  Analisis data dilakukan Tengah Kab. Morowali
 Tidak terjadinya secara deskripstif  Dinas  Dinas
Erosi, genangan Lingkungan Lingkungan
dan Longsor Hidup Daerah Hidup Provinsi
Kab. Morowali Sulawesi Tengah
 Dinas ESDM
Prov. Sulteng
2. Perubahan  Tidak terjadi  Kegiatan  Pengumpulan data dilakukan Lokasi tapak Minimal satu PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Iklim Mikro perubahan Penambangan dengan melakukan survey pertambangan. kali dalam Abadi Kehutan Lingkungan
temperatur yang bijih nikel serta pengambilan data setiap 6 Prov.Sulteng Hidup Daerah
signifikan dan  Reklamasi sekunder pada instansi (enam) bulan  Dinas ESDM Kab. Morowali
evaporasi serta Lahan dan terkait sekali Prov. Sulteng  Dinas
kelembaban Reboisasi  Analisis data dilakukan Lingkungan
 Dinas
udara di areal secara deskripstif

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 9
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
tapak proyek Lingkungan Hidup Provinsi
Hidup Sulawesi
Daerah Kab. Tengah
Morowali  Dinas ESDM
Prov. Sulteng
3. Penurunan  Kualitas udara  Pembersihan  Uji TSP menggunakan HVS Tapak proyek Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Kualitas tidak melampaui lahan dengan metode gravimetrik. dan Jalan dilakukan 6 Abadi Perhubungan Lingkungan
Udara dan baku mutu  Pengupasan (SNI 19-7119-3-2005). akses yang (enam) Kab.Morowali. Hidup Daerah
peningkatan berdasarkan dan  Sampling udara ambien pada dilalui bulan sekali  Dinas Kab. Morowali
kebisinagn Peraturan penimbunan lokasi kegiatan dan kendaraan selama tahap Kesehatan,  Dinas
Pemerintah No. 41 tanah pucuk membandingkannya dengan proyek. operasional Pengendalian Lingkungan
Tahun 1999 serta tanah Baku Mutu Udara Ambient berlangsung. Penduduk dan Hidup Provinsi
tentang penutup sesuai PP No 41 tahun 1999 Keluarga Sulawesi
pengendalian  Penambangan tentang Baku Mutu Udara Kabupaten Tengah
Pencemaran bijih nikel Ambien Morowali  Dinas ESDM
Udara  Pengangkutan  Sampling kebisingan di lokasi
 Dinas Prov. Sulteng
 Tingkat kebisingan Hasil proyek dengan Sound Level Lingkungan
tidak melampaui Tambang Meter Hidup Daerah
baku mutu  Perhitungan matematis Leq
Kab. Morowali
berdasarkan Kep  Hasil pengukuran
Men LH No. Kep dibandingkan dengan Baku
48/MenLH/11/199 Mutu tingkat kebisingan
6 tentang Baku Kepmen LH No. 48 Tahun
Tingkat 1996
Kebisingan, yaitu
disetarakan
dengan 55 dB(A)
untuk
permukiman
penduduk dan 70
dB(A) untuk
industri

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 10
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
4. Gangguan  Tidak terjadi  Pengangukutan Metode:  Jalan Trans Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Lalulintas kemacetan lalu- Hasil Tambang Sulawesi bulan sekali Abadi Perhubungan Lingkungan
Pengumpulan data
lintas sekitar lokasi selama Kab. Morowali Hidup Daerah
dilakuakan dengan survei
kegiatan desa masa  Polres Kab. Morowali
dan pengamatan langsung di
Dampala, oprasional Morowali: cq  Dinas
lapangan terhadap arus lalu
Siumbatu dan Polsek Lingkungan
lintas lalu lintas.
Lele Kec. Bahodopi Hidup Provinsi
Bahodopi Sulawesi
Metode Analisis Data :
Adapun data hasil Tengah
pengamatan, akan dianalisis Dinas ESDM
dengan pendekatan sebagai Prov. Sulteng
berikut :
 Data hasil pengamatan pada
jam puncak pagi , siang dan
sore dikonversi menjadi
satuan mobil penumpang
(smp/jam) untuk masing-
masing jenis kendaraan.
 Dari hasil volume lalu lintas
smp/jam, kemudian
ditentukan volume lalu lintas
yang tertinggi (volume
maksimum) dan selanjutanya
dijadikan sebagai acuan
untuk analisis selanjutnya.
 Hasil perhitungan kapasitas
jalan (C), diperoleh dengan
memperhitungkan variabel-
variabel yang berpengaruh
seperti, kapasitas dasar,
lebar jalur, pemisah arah dan
hambatan samping.

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 11
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
C  CO xFCW xFC SP xFC SF xFC CS
dimana :
C = Kapasitas Jalan
(smp/jam)
Co = kapasitas dasar
(smp/jam)
FCw = Faktor koreksi akibat
Lebar jalur/jalan
FCSF=Faktor koreksi akibat
hambatan samping
FCSP= Faktor koreksi akibat
pemisah arah
FCCS= Faktor koreksi akibat
ukuran kota.
Untuk prediksi arus lalu lintas
di masa yang akan datang
digunakan model data
kepemilikan kendaraan dan
dicari besaran pertumbuhan
kendaraan (lalu lintas)
DS = V/C
DS = Derajat Jenuh
V = Volume lalulintas
(smp/jam)
C = kapasitas jalan (smp/jam)
5. Kerusakan  Pada saat  Pengangkutan Metode Pengumpulan dan Ruas jalan trans Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Jalan pemantauan Hasil Analisis Data sulawesi bulan sekali Abadi Perhubungan Lingkungan
dilakukan tidak Tambang  Metode Pengumpulan Bungku- selama masa Kab. Morowali Hidup Daerah
terdapat Data: Bahodopi desa oprasional  Dinas Kab. Morowali
kerusakan jalan Pengumpulan data Dampala, Pekerjaan  Dinas
yang dapat dilakukan dengan survei Siumbatu dan Umum dan Lingkungan
menghambat pengamatan langsung Lele Penataan Hidup Provinsi

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 12
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
pergerakan arus terhadap konstruksi jalan Ruang Sulawesi
pergerakan yang digunakan secara Kab.Morowali Tengah
barang, orang bersama antara aktifitas Dinas ESDM
dan kendaraan kegiatan proyek dengan Prov. Sulteng
disekitar lokasi pengguna jalan umum
tapak proyek. lainnya.
 Metode Analisis Data:
Adapun data hasil
pengamatan, akan di
analisis dengan
pendekatan sebagai
berikut:
- Data kerusakan jalan di
klasifikasikan
berdasarkan jenis dan
tingkat kerusakan yang
diakibatkan oleh
pembebanan arus lalu
lintas, serta lokasi
terjadinya.
- Setelah mengetahui jenis
kerusakan yang terjadi,
maka dapat ditentukan
metode penanganan
yang dapat dilakukan.
- Contoh berikut
menunjukkan jenis
kerusakan jalan, lokasi
terjadinya dan
cara/metode
penanganan yang dapat
dilakukan.

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 13
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
- Jenis Kerusakan Jalan
dan Metode Penanganan
6.  Peningkatan  Tingkat erosi  Pembersihan  Melakukan observasi Lokasi Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Laju erosi aktual < dari erosi lahan langsung di lapangan pemantauan bulan sekali Abadi Pekerjaan Lingkungan
dan yang  Pengupasan dengan mengumpulkan data pada tapak selama masa Umum dan Hidup Daerah
sedimentasi diperbolehkan dan parameter penyebab erosi, penambangan oprasional Penataan Kab. Morowali
 Penurunan  Indeks Bahaya penimbunan khususnya pengubahan Ruang Kab.  Dinas
laju erosi erosi rendah tanah pucuk penutup lahan oleh vegetasi Morowali Lingkungan
sampai sedang serta tanah (crop)  Dinas Hidup Provinsi
 Kandungan penutup  Analisi data secara Lingkungan Sulawesi
padatan  Penambangan matematis menggunakan Hidup Daerah Tengah
tersuspensi (TSS) bijih nikel rumus USLE yakni: A = Kabupaten Dinas ESDM
yang masuk ke  Reklamasi dan R.K.L.S.C.P Morowali Prov. Sulteng
sungai masih Revegetasi  Dinas
dibawah ambang kehutan
baku mutu yang Provinsi
diperkenankan. Sulteng

7. Perbaikan  Laju limpasan air Reklamasi Metode:  Pada lokasi Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Hidrologi permukaan kecil Lahan dan  Metode Reklamsi lahan dilakukan 6 Abadi Pekerjaan Lingkungan
 Kandungan Reboisasi observasi/pengamatan dan Reboisasi (enam) Umum dan Hidup Daerah
padatan secara langsung dan serta pada bulan sekali Penataan Kab. Morowali
tersuspensi (TSS) pengambilan sampel air Sungai selama tahap Ruang Kab.  Dinas
yang masuk ke untuk analisis TSS Dampala, operasional Morowali Lingkungan
saluran drainase  Wawancara dengan Siumbatu dan berlangsung  Dinas Hidup Provinsi
masih dibawah masyarakat mengenai Sungai Tula Lingkungan Sulawesi
ambang baku kondisi genangan saat Hidup Daerah Tengah
mutu yang hujan terjadi di sekitar Kab. Morowali  Dinas ESDM
diperkenankan lokasi kegiatan. Prov. Sulteng
 Tingkat erosi
aktual < dari erosi Analisis Data:
yang  Analisis Laboratorium

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 14
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
diperbolehkan.  Data dianalisis secara
 Tidak ada deskriptif
genangan
dipermukaan
tanah pada saat
hujan
8. Kualitas air  Kualitas air  Pembersihan  Sampling air Sungai Sungai Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
lingkungan lahan Dampala, Siumbatu dan Dampala, dilakukan 6 Abadi Kesehatan, Lingkungan
sekitar sesuai PP  Pengupasan Sungai Tula dan dilanjutkan Siumbatu dan (enam) Pengendalian Hidup Daerah
No 82/2001 dan dengan analisis laboratorium. Sungai Tula bulan sekali Penduduk dan Kab. Morowali
(Kelas II) tidak penimbunan Hasil analisis laboratorium selama tahap Keluarga  Dinas
melebihi baku tanah pucuk dibandingan dengan baku operasional Berencana Lingkungan
yang ada. serta tanah mutu kualitas air tanah yang berlangsung. Kab. Morowali. Hidup Provinsi
 Semua penutup berlaku (PP No 82/2001  Dinas Sulawesi Tengah
parameter air  Penambangan (Kelas II). Lingkungan  Dinas ESDM
limbah tambang bijih nikel Melakukan pemantauan Hidup Daerah Prov. Sulteng
sesuai Permen  Pengoperasia kualitas air limbah di outlet, Kab. Morowali
LH No.09 thn n kantor, dengan baku mutu Permen
2006 Tidak bengkel, Nomor 9 tahun 2006 tentang
 Melebihi Baku gudang, mess baku mutu air limbah bagi
mutu karyawan. usaha dan atau kegiatan
 Terjaganya daya pertambangan biji nikel
dukung
lingkungan
kawasan dan
sarana
pendukungnya.
9. Vegetasi  Peningkatan  Pembersihan  Pengumpulan data  Lokasi Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
kerapatan dan lahan dilakukan pengamatan penambangan bulan sekali Abadi Kehutanan Lingkungan
keanekaragaman langsung dilapangan bijih nikel selama Prov. Hidup Daerah
jenis vegetasi  Reklamasi dengan menggunakan plot masa Sultemg Kab. Morowali
 Indeks lahan dan ukuran (2x2, 5x5 dan operasional  Dinas  Dinas
keanekaragaman Reboisasi 10x10).

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 15
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
vegetasi  Metode analisis Lingkungan Lingkungan
tergolong menggunakan rumus Hidup Hidup Provinsi
sedang-tinggi indeks nilai penting dan Daerah Kab. Sulawesi
indeks keanekaragaman Morowali Tengah
shannon winner  Dinas ESDM
Prov. Sulteng
10.  Gangguan  Keberadaan jenis  Pembersihan  Pengumpulan data dan  Lokasi Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
terhadap satwa tetap lahan pada pengamatan langsung di pemantauan bulan sekali Abadi Kehutanan Lingkungan
Satwa terjaga area blok lapangan dengan metode pada tapak selama Prov. Sulteng Hidup Daerah
tambang Jalur, Jejak dan IPA proyek masa  Dinas Kab. Morowali
 Analisis data : deskriptif operasional Lingkungan  Dinas
 Reklamasi Hidup daerah Lingkungan
lahan dan Kab. Morowali Hidup Provinsi
Reboisasi Sulawesi
Tengah
 Dinas ESDM
Prov. Sulteng
11.  Gangguan  Tidak terjadi  Pembersihan  Pengambilan sampel  Sungai Selama PT. Oti Eya  Dinas Kelautan  Dinas
Biota Air penurunan lahan plankton dan benthos Dampala, masa Abadi dan Perikanan Lingkungan
tingkat  Pengupasan kemudian dianalisis di Siumbatu dan operasional Kab.Morowali Hidup Daerah
keanekaragaman dan laboratorium Sungai Tula penambang  Dinas Kab. Morowali
(plankton dan penimbunan  Analisis Data : Indeks an Lingkungan  Dinas
bentos) tanah pucuk keanekaragaman dan berlangsung Hidup daerah Lingkungan
 Kelimpahan serta tanah kerapatan jenis biota air kab. Morowali Hidup Provinsi
plankton dan penutup (zooplankton, fitoplankton Sulawesi
bentos tetap  Penambangan dan bentos) Tengah
terjaga bijih nikel  Metode pengumpulan data  Dinas ESDM
 Keberadaan jenis  Pengoperasia ikan dengan pengamatan Prov. Sulteng
ikan tetap terjaga n kantor, terhadap jenis ikan
terutama sidat bengkel, Analisis datanya deskriptif
gudang, mess
karyawan.

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 16
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
12. Pendapatan  Jumlah Kegiatan Pengumpulan data: Masyarakat Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Masyarakat pendapatan rata- penambangan  Pengamatan, penyebaran Kecamatan dilakukan 6 Abadi Pendapatan Lingkungan
dan daerah rata perbulan bijih nikel kuisioner, dan wawancara Bahodopi (enam) Daerah Kab. Hidup Daerah
penduduk . secara langsung di Kabupaten bulan sekali Morowali Kab. Morowali
 Kenaikan lapangan. Morowali selama tahap  Dinas Koperasi  Dinas
pendapatan  Pengumpulan data operasional dan UMKM Lingkungan
masyarakat yang sekunder dari Kantor berlangsung. Kab. Morowali Hidup Provinsi
antara lain dapat Pemrakarsa dan DPPKD Sulawesi
dilihat melalui Tengah
daya beli Analisis Data  Dinas ESDM
masyarakat  Analisis data : Deskriptif Prov. Sulteng
 Peningkatan evaluatif
Pertumbuhan
Ekonomi daerah
melalui PAD
13. Perubahan  Tidak munculnya Pengangkutan Pengumpulan data: Masyarakat Pemantauan PT. Oti Eya  Badan  Dinas
persepsi kecemburuan Hasil  Observasi/pengamatan Kecamatan dilakukan 6 Abadi Kesatuan Lingkungan
Masyarakat atau konflik Tambang secara langsung dilakukan Bahodopi (enam) Bangsa dan Hidup Daerah
antara tenaga dengan wawancara/interview Kabupaten bulan sekali Politik Kab. Kab. Morowali
kerja lokal dengan terhadap masyarakat terkena Morowali selama tahap Morowali  Dinas
tenaga kerja dari dampak operasional.  Dinas Lingkungan
luar.  Memastikan ada dan Lingkungan Hidup Provinsi
 Tidak terjadi berfungsinya komunikasi Hidup Daerah Sulawesi
penurunan yang (Grievance Center). Kab. Morowali Tengah
signifikan dari  Kuisioner, wawancara dan  Dinas ESDM
persepsi positif atau dengar pendapat dengan Prov. Sulteng
masyarakat masyarakat.
terhadap aktivitas Analisis Data
penambangan  Data dianalisis deskriptif
dengan membandingkan
kondisi sebelum adanya
rencana kegiatan

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 17
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
14. Gangguan  Tingkat  Pengangkutan Pengumpulan data: Area Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Kesehatan kesehatan hasil tambang Pemukiman dilakukan 6 Abadi Kesehatan, Lingkungan
 Observasi/pengamatan
Masyarakat masyarakat/ penduduk di (enam) Pengendalian Hidup Daerah
pekerja akibat secara langsung di Kecamatan bulan sekali Penduduk dan Kab. Morowali
perubahan lapangan. Bahodopi selama tahap Keluarga  Dinas
 Pengumpulan data
sanitasi Kabupaten opresiaonal Kabupaten Lingkungan
lingkungan. sekunder. Morowali berlangsung. Morowali Hidup Provinsi
 Menghitung angka
 Tingkat resiko Sulawesi
penyakit ISPA kecelakaan kerja bagi
tenaga kerja konstruksi. Tengah
akibat partikel  Dinas ESDM
debu bagi Prov. Sulteng
masyarakat dan Analisis Data :
pekerja  Data dianalisis secara
deskriptif

15. Limbah B3  Tidak terjadi  Penambangan Pengumpulan data: Area sekitar Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
timbulan limbah bijih nikel kantor, bengkel, dilakukan 6 Abadi Kesehatan, Lingkungan
 Observasi/pengamatan
B3 dan ceceran  Pengoperasian mess dan (enam) Pengendalian Hidup Daerah
oli bekas dll. kantor, secara langsung di gudang serta bulan sekali Penduduk dan Kab. Morowali
 Pengelolaan bengkel, lapangan. area tambang selama tahap Keluarga  Dinas
 Pengumpulan data dan
Limbah B3 gudang, mess opresiaonal Kabupaten Lingkungan
sesuai PP 101 karyawan. pengambilan sampel berlangsung. Morowali Hidup Provinsi
Tahun 2014 Analisis Data :
 Dinas Sulawesi
tentang  Analisis laboratorium
 Data dianalisis secara
Lingkungan Tengah
Pengelolaan Hidup Daerah  Dinas ESDM
Limbah Bahan deskriptif
Kab. Morowali Prov. Sulteng
Berbahaya dan
Beracun (B3).

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 18
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
D. TAHAP PASCA OPERASIONAL
1. Perbaikan  Laju limpasan air Pembongkaran Metode:  Pada lokasi Pemantauan PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Hidrologi permukaan kecil Fasilitas,  Metode Reklamasi dilakukan 6 Abadi Pekerjaan Lingkungan
 Kandungan Reklamasi observasi/pengamatan lahan dan (enam) Umum dan Hidup Daerah
padatan Lahan dan secara langsung dan Reboisasi serta bulan sekali Penataan Kab. Morowali
tersuspensi (TSS) Reboisasi pengambilan sampel air Sungai selama tahap Ruang Kab.  Dinas
yang masuk ke untuk analisis TSS Dampala, pasca Kab. Lingkungan
saluran drainase  Wawancara dengan Siumbatu dan operasional Morowali Hidup Provinsi
masih dibawah masyarakat mengenai Sungai Tula berlangsung  Dinas Sulawesi
ambang baku kondisi genangan saat Lingkungan Tengah
mutu yang hujan terjadi di sekitar Hidup daerah  Dinas ESDM
diperkenankan lokasi kegiatan. Kab.Morowali Prov. Sulteng
 Tingkat erosi
aktual < dari erosi Analisis Data:
yang  Analisis Laboratorium
diperbolehkan.  Data dianalisis secara
 Tidak ada deskriptif
genangan
dipermukaan
tanah pada saat
hujan
2. Penurunan  Tingkat erosi Pembongkaran  Melakukan observasi  Pada lokasi Pemantaua PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Laju Erosi, aktual < dari Fasilitas, langsung di lapangan Reklamsi lahan n dilakukan Abadi Pekerjaan Lingkungan
Sedimentasi erosi yang Reklamasi dengan mengumpulkan dan Reboisasi 6 (enam) Umum dan Hidup Daerah
dan diperbolehkan. Lahan dan data parameter penyebab bulan sekali Penataan Kab. Morowali
Perubahan  Indeks Bahaya Reboisasi erosi, khususnya selama Ruang Kab.  Dinas
Bentang erosi rendah pengubahan penutup lahan tahap pasca Kab. Lingkungan
Lahan sampai sedang oleh vegetasi (crop) operasional Morowali Hidup Provinsi
 Tingkat Erosi  Analisi data secara berlangsung  Dinas Sulawesi
Tanah < 60 matematis menggunakan Lingkungan Tengah
ton/ha/tahun rumus USLE yakni: A = Hidup Daerah  Dinas ESDM
R.K.L.S.C.P Kab.

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 19
Dampak Lingkungan Yang Dipantau
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
No.
Dampak Indikator/ Sumber
Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
yang Parameter Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Analisis Data Frekwensi Laporan
Timbul
Morowali Prov. Sulteng

3. Perbaikan  Tingkat  Pembongkaran  Pengumpulan data dan  Sekitar Lokasi Dilakukan 6 PT. Oti Eya  Dinas  Dinas
Vegetasi keanekaragaman fasilitas, pengamatan langsung di pembongkaran bulan sekali Abadi Kehutanan Lingkungan
dan Habitat vegetasi reklamasi lahan lapangan dengan metode fasilitas, selama Prov. Hidup Daerah
Satwa tergolong sedang dan reboisasi quadrat sampling, Jalur, reklamasi masa pasca Sultemng. Kab. Morowali
sampai baik Jejak dan IPA lahan dan operasional  Dinas  Dinas
 Keberadaan  Analisis data : Perhitungan reboisasi Lingkungan Lingkungan
Jenis yang kerapatan, indeks Hidup Daerah Hidup Provinsi
dilindungi tetap keanekaragaman dan Kab. Morowali Sulawesi
terjaga deskriptif analisis Tengah
 Keberadaan jenis
 Dinas ESDM
satwa tetap Prov. Sulteng
terjaga
4. Sikap dan Banyaknya  Penanganan Pengumpulan data: Masyarakat Pemantauan PT. Oti Eya  Badan  Dinas
Persepsi penduduk yang tenaga kerja  Observasi/pengamatan sekitar Desa dilakukan Abadi Kesbanglinmas Lingkungan
Masyarakat berpersepsi  Pembongkar secara langsung dilakukan Lele, Dampala minimal satu Kabupaten Hidup Daerah
negatif karena an fasilitas, dengan wawancara/interview dan Siumbatu kali selama Morowali Kab. Morowali
khawatir akan reklamasi terhadap masyarakat terkena tahap pasca  Dinas  Dinas
hilangnya sumber lahan dan dampak operasional. Lingkungan Lingkungan
listrik. reboisasi  Memastikan ada dan Hidup Daerah Hidup Provinsi
berfungsinya komunikasi Kab. Morowali Sulawesi
(Grievance Center). Tengah
 Kuisioner, wawancara dan  Dinas ESDM
atau dengar pendapat dengan Prov. Sulteng
masyarakat.
Analisis Data
 Data dianalisis deskriptif
dengan membandingkan
kondisi sebelum adanya
rencana kegiatan

RPL – Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III - 20
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Pasal 48 ayat (2) disebutkan bahwa dalam hal Usaha dan/atau
Kegiatan yang direncanakan oleh pemrakarsa wajib memilik izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Izin Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencantumkan jumlah dan jenis izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
berdasarkan Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan Pasal 48 ayat (2) dijelaskan izin perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain:
1. Izin pembuangan limbah cair;
2. Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ketanah;
3. Izin penyimpanan sementara limbah berbahaya dan beracun;
4. Izin pengumpulan limbah berbahaya dan beracun;
5. Izin pengangkutan limbah berbahaya dan beracun;
6. Izin pemanfaatan limbah berbahaya dan beracun;
7. Izin pengolahan limbah berbahaya dan beracun;
8. Izin penimbunan limbah berbahaya dan beracun;
9. Izin pembuangan air limbah kelaut;
10. Izin dumping;
11. Izin reinjeksi ke dalam formasi, dan/atau izin venting.

Rencana Kegiatan Penambangan Bijih Nikel diDesa Siumbatu dan Desa Lele
Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh PT.
Oti Eya Abadi, maka hasil identifikasi dan perumusan daftar jumlah dan jenis
izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) yang dibutuhkan
untuk Rencana Kegiatan Penambangan Bijih Nikel di Desa Siumbatu dan
Desa Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
oleh PT. Oti Eya Abadi, diperkirakan akan menghasikan limbah B3 dan limbah
cair, sehingga jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungkan
hidup (PPLH) yang dibutuhkan antara lain:

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah IV - 1
1. Izin pembuangan limbah cair; dan
2. Izin penyimpanan sementara limbah berbahaya dan beracun;
Permohonan kedua izin PPLH tersebut dilakukan pada tahap operasional dengan
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah IV - 2
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
a) Nama Perusahaan : PT. Oti Eya Abadi
b) Penanggungjawab : Ferry Anwar
c) Jabatan : Direktur
d) Alamat : Jl. Cendrawasih No. 12 Kelurahan
Tanamodindi Kecamatan Mantikulore
Kota Palu
Dengan ini menyatakan:
1. Kesediaan melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
atas kegiatan Penambangan Bijih Nikel yang terletak di Desa Dampala,
Siumbatu dan Lele Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali sebagaimana
yang tercantum dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), serta bersedia
secara berkala (minimal 1 kali dalam enam bulan) melaporkan hasilnya
kepada instansi terkait.
2. Kesediaan dipantau atas perubahan lingkungan yang timbul akibat kegiatan
kami oleh pihak yang memiliki Surat Tugas dari pejabat yang berwewenang
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila kami lalai dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup, kami bersedia menghentikan kegiatan dan bersedia
menanggung resiko yang ditimbulkannya serta bersedia ditindak sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup,
apabila tidak sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen RKL dan RPL,
maka kami bersedia dan bertanggungjawab atas resiko yang ditimbulkannya.

Palu, Desember 2017


PT. Oti Eya Abadi

Ferry Anwar
Direktur

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah V-1
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga Direktorat
Bina Kota Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
---------------, 2002, SNI 19-6878-2002 metode penentuan kebisingan jalan
----------------,2003, Pedoman Pemantauan Lingkungan Hidup Bidang Jalan,
Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta
Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit IPB (IPB Press), Bogor
Asdak, C., 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Canter L.W and Loren G. Hill, 1979, Handbook of Variables for Environmental
Impact Assessment, Ann Arbor, Michigan
Canter L.W, 1996, Environmental Impact Assessment, 2nd Edition, McGraw-Hill,
New York
Edmonson, W.T. 1959. Fresh - Water Biology Second Edition. University
Washington, Seattle.
Krebs, C.J, 1989, Ecological Methodology, Harper & Row Inc. Publisher,
New York.

Melati Ferianita Fachrul, 2007, Metode Sampling Bioekologi, PT Bumi


Aksara, Jakarta

R. P. Stone and D. Hilborn, 2000, Universal Soil Loss Equation (USLE),


Agriculture Engineering
Soekanto, Soerjono, 1969. Sosiologi Suatu Pengantar, Yayasan Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Soemarwoto, Otto, 1990. Analisis Dampak Lingkungan, Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Soeratmo, F Gunawan, 1988 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Ward, H.B. and G.C. WHipple., 1945. Freshwater Biology. John Wiley &
Sons, Inc. New ork
Wischmeier, W.H., dan D.D. Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion
Losses - A Guide to Conservation Planning. Agriculture Handbook
No. 537. US. Departement of Agriculture, Washington DC

RKL-RPL Rencana Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi


Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah DP - 1

Anda mungkin juga menyukai