Anda di halaman 1dari 4

DRAFT PERJANJIAN KERJA SAMA

Antara

KSO PT. BANGGAI ALAM MAKMUR & CV. FITRAH PERDANA

Dengan

PT. RUTRA CARE KONSTRUKSI


No. Kontrak : ……. /PK/PM-RCK/VII-2016

Perjanjian Kerja Sama Crushing Plant Batu Pecah/SPLIT (untuk selanjutnya disebut “Perjanjian Kerja
Sama”) ini dibuat dan ditandatangani di Makassar, pada hari ini, ……………………………………………
tanggal ………………..Bulan Juli Tahun Dua Ribu Enam Belas (….. – 7 – 2016) oleh dan antara :
..................... Direktur KSO PT. BANGGAI ALAM MAKMUR & CV. FITRAH PERDANA ,
berkedudukan di Jl. ...................................................... Kab. Morowali, Prop. Sulawesi Tengah,
Indonesia selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

David Harjadi, Direktur Utama PT. Rutra Care Konstruksi yang berkedudukan di Perintis
Kemerdekaan Km 16 Daeng Matoa Nomor 38 Makassar , selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Para pihak dalam perjanjian ini menerangkan terlebih dahulu :
1. Pihak PERTAMA adalah perusahaan yang pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
(lUP OP Produksi) untuk bahan galian batuan berupa batu pecah, pasir dan kerikil. Termasuk
didalamnya izin SKAB, LKMB, keamanan masyarakat setempat, dan pajak terkait.
2. Pihak PERTAMA juga sebagai perantara kepada pihak pembeli batu split (perusahaan Smelter)
yang mempertemukan dengan pihak KEDUA.
3. Pihak KEDUA adalah perusahaan yang bergerak di bidang Konstruksi, penyedia crushing plant
batu pecah, perdagangan, dan Investasi.
4. Para Pihak sepakat kemudian mengikat diri dalam perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan
sebagai berikut :

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

Tujuan utama dari Perjanjian ini adalah Kerja Sama yang saling menguntungkan dalam bidang
Penambangan, dan Produksi Batu Pecah, Pasir dan Kerikil di areal penambangan CV. FITRAH
PERDANA sebagai pemegang IUP Operasi Produksi Batuan sesuai dengan Surat Keputusan Bupati
Morowali No: ......../SK.011/IUP.B/DESDM/IX/2014 Tahun 20.... yang terletak di Desa .....................
Kecamatan ..................., Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.

PASAL 2
ISI PERJANJIAN

Para Pihak dalam perjanjian ini telah sepakat :


1. Bahwa PIHAK Pertama adalah pihak pemilik lokasi dan pemegang IUP OP yang sah yang akan
bertanggung jawab terhadap pemenuhan material mentah dari lokasi penambangan dan

Page 1 of 4
bertanggung jawab atas seluruh legalitas dan perizinan lokasi serta keamanan seluruh aktifitas
penambangan, penjualan dan pengangkutan batuan di areal sebagaimana yang telah
disebutkan dalam pasal 1 (satu) diatas.

2. Untuk aktifitas penambangan, crushing plant dan pengangkutan batu pecah ke Area
Perusahaan pembeli (Smelter) atau ke Perusahan-perusahan pembeli lainnya kedua belah
pihak sepakat menunjuk perusahaan pihak KEDUA.
3. Untuk transaksi Kontrak Produksi, Penjualan dan Keuangan dengan pihak Perusahaan (Pembeli),
tetap menggunakan nama perusahaan Pihak KEDUA, PT. RUTRA CARE KONSTRUKSI sebagai
pemegang SPK Produksi dari perusahaan pembeli (Smelter).
4. PIHAK KEDUA adalah pihak yang melakukan seluruh aktifitas atau pelaksanaan pekerjaan mulai
dari penambangan, pengangkatan material bahan baku, memecah baru, hingga pengangkutan
produk jadi ke perusahaan pembeli sebagaimana yang telah disebutkan dalam pasal 1 (satu) di
atas.

PASAL 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengikatkan diri dalam perjanjian ini selama
2 (dua) tahun yang dinyatakan berlaku sejak ditandatanganinya perjanjian kerja-sama ini. Kelanjutan
dari perjanjian kerjasama ini akan ditinjau kemudian.

PASAL 4
KEWAJIBAN PARA PIHAK

A. Kewajiban Pihak PERTAMA:


1. Menyediakan dokumen data dan perizinan sebagai berikut :
a. IUP OP Produksi yang sah dan masih berlaku (terlampir)
b. Peta, titik koordinat dan Luasan Area Lokasi quarry (terlampir)
c. Menyiapkan Lahan/Lokasi tempat pendirian peralatan Stone Crusher, Parkir Kendaraan/
Alat Berat, Bengkel, Workshop & Kantor Pengelola, yang terletak tidak jauh dari Quarry.
2. Menjaga dan menjamin legalitas semua aktifitas penambangan, pengangkutan dan
penjualan yang dilakukan PIHAK KEDUA.
3. Menjaga dan menjamin bahwa legalitas, lokasi dan batuan yang akan dihasilkan akan
bebas dari tuntutan pihak lain.
4. Bertanggung jawab terhadap keamanan investasi dan masalah-masalah social serta
bertanggung jawab terhadap CSR (Company Social Responsibility) atau Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan.
5. Bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran yang meliputi ; Royalti atas IUP,
Royalti Masyarakat (Lahan), Pajak Penghasilan (PPh) atas lahan, Pajak Pertambahan Nilai
(PPn) atas lahan, CSR, PAD, biaya keamanan, Internal Fee dan Iuran-iuran lainnya.
6. Menerima hak atas penghasilan produksi batu pecah sebesar (Rp ………..) per meter kubik
dari PIHAK KEDUA setelah Pihak KEDUA menerima pembayaran hasil penjualan batuan dari
pihak perusahaan pembeli (smelter).

Page 2 of 4
B. Kewajiban Pihak KEDUA:
1. Menyediakan biaya dan peralatan yang akan digunakan untuk aktifitas penambangan,
cruishing plant serta pengangkatan material di areal tumpukan termasuk pengadaan alat
berat penambangan. Seluruh Peralatan dan Perlengkapan tetap menjadi milik dan asset
pihak Kedua mulai dari awal kerja sama sampai dengan akhir masa kerja sama, untuk
dibawa kembali kembali oleh PIHAK KEDUA.
2. Bertanggung jawab melakukan penambangan diareal yang telah ditentukan sebagaimana
yang disebutkan dalam pasal 1 (satu) di atas, serta melakukan penambangan secara baik
dan legal dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan sekitar.
3. Bertanggung jawab mengurus administrasi harian, bulanan, tahunan termasuk aktifitas
transaksi keuangan dengan pihak perusahaan pembeli.
4. Bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPn) atas Jasa Produksi, dan Iuran-iuran wajib lainnya.
5. Bertanggung jawab membayar hak atas penghasilan produksi batu pecah kepada PIHAK
PERTAMA sesuai dengan nilai yang disepakati pada pasal 4 ayat (a) di atas.
6. Berhak menerima pembayaran dari perusahaan pembeli (smelter) atas jasa upah produksi
batu pecah sebesar ( Rp ………) sesuai dengan nilai SPK dari perusahaan pembeli.
7. Bertanggung jawab memenuhi target produksi batu pecah yang telah disepakati sebesar
±60.000 meter kubik per bulan.

PASAL 5
SANKSI DAN PEMUTUSAN PERJANJIAN
Pihak Kedua berhak untuk memutuskan perjanjian kerja sama ini jika ada masalah dalam hal
legalitas, perizinan atau adanya tuntutan dari pihak lain yang menyebabkan terganggunya atau
terhentinya aktifitas penambangan, pengangkutan dan penjualan batuan (batu pecah). Maka PIHAK
PERTAMA diwajibkan untuk mengembalikan atau mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh Pihak
Kedua mulai dari biaya mobilisai peralatan, biaya bahan bakar bakar, logistik dan biaya-biaya lainnya
yang akan dibuatkan rincian dan nota penggunaan dana oleh PIHAK KEDUA.
1. Bila PIHAK PERTAMA memutuskan Perjanjian secara sepihak tanpa adanya kesalahan dari Pihak
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA diwajibkan menanggung seluruh kerugian yang telah
dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KEDUA.
2. Bila PIHAK KEDUA memutuskan perjanjian secara sepihak tanpa adanya kesalahan Pihak
PERTAMA, maka uang yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA dinyatakan hangus dan tidak
akan diganti atau dikembalikan oleh PIHAK PERTAMA.
3. Pemutusan Perjanjian ini harus melalui pemberitahuan secara tertulis disertai alasan-alasannya.
Pihak yang akan diputus Perjanjian diberi kesempatan terlebih dahulu melakukan pembelaan
diri, bila tidak tercapai kesepakatan, ditempuh penyelesaian sebagaimana ketentuan
penyelesaian sengketa dalam pasal lain perjanjian ini.

PASAL 6
KEADAAN MEMAKSA
Dikecualikan dari ketentuan denda dan sanksi apabila tidak terpenuhinya seluruh klausul perjanjian
ini disebabkan oleh terjadinya peristiwa-peristiwa di luar kekuasaan atau kemampuan PIHAK
PERTAMA yang dianggap sebagai keadaan memaksa (force majeure) yang disetujui Pihak KEDUA,
misalnya :

Page 3 of 4
(1) Bencana Alam
(2) Gelombang Tinggi atau angin ribut yang mengakibatkan aparat berwenang melarang berlayar
kapal yang membawa chromite ore. Pelarangan oleh aparat berwenang harus disertai surat
keterangan.

PASAL 7
PENYELESAIAN SENGKETA
Jika terjadi sengketa atau perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini, Para Pihak sepakat
menyelesaikan dengan cara :
(1) Musyawarah untuk mufakat
(2) Melalui Pengadilan Negeri Kota Kendari Prop. Sulawesi Tenggara, Indonesia

PASAL 8
LAIN-LAIN

1. Perjanjian ini tunduk pada dan harus ditafsirkan sesuai dengan ketentuan hukum dan
perundang-undangan Negara Republik Indonesia.
2. Hal-hal lain yang tidak atau belum diatur dalam perjanjian ini akan dimusyawarahkan dan diatur
lebih lanjut dalam addendum – addendum atau tambahan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan perjanjian ini.
3. Perjanjian ini dibuat ditandatangani di atas materei dan dibuat rangkap dua untuk masing-
masing pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Perjanjian ini mulai berlaku sejak ditandatanganinya yaitu terhitung mulai hari ……………… tanggal
………………… bulan Juli Tahun Dua Ribu Enam Belas.

Makassar, 13 Juli 2015

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


KSO - PT. BANGGAI ALAM MAKMUR PT. RUTRA CARE KONSTRUKSI
& CV. FITRAH PERDANA

............................... DAVID HARJADI


Direktur Direktur Utama

Saksi – Saksi

1. Burhanudin A, Syam ……………………………….

2. Djubir Andi Kasim ………………………………………..

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai