Anda di halaman 1dari 14

PERJANJIAN KERJASAMA KONTRAK OPERASIONAL ANTARA

PT. PRIMA BATUBARA ABADI DENGAN


PT. SERJO COAL SEJAHTERA

TENTANG
EKSPLOITASI TAMBANG BATU BARA
DI KAWASAN PERTAMBANGAN BATU BARA
KUTAI - KALIMANTAN TIMUR

Pada hari Jumat, tanggal 30 September 2016, yang bertanda tangan di


bawah ini:
1. Ir.John Willy, lahir di Padang, pada tanggal 14 Juni 1967, Warga
Negara Indonesia, pemegang KTP Nomor 10.5003.5507.735501,
bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Diponegoro Nomor 30 Cempaka
Putih, sebagai Direktur Utama PT. PRIMA BATUBARA ABADI. Dalam
hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama PT.
PRIMA BATUBARA ABADI, berkedudukan di Jakarta, yang dibuat
dihadapan Suryadi, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
tanggal 2 Mei 2005 Nomor C-11887.HT.01.01 Tahun 2005, yang akta
pendirian dan Anggaran Dasar telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia tertanggal 12 Desember 2005 Nomor 120,
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 964, yang dalam
hal ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Ir.Surya Permadi, lahir di Bandung, pada tanggal 25 Februari 1972,
Warga Negara Indonesia, pemegang KTP Nomor
10.5000.5014.030001, bertempat tinggal di Bandung, Jalan Dago Asri
Nomor 2, sebagai Direktur Utama PT. SERJO COAL SEJAHTERA.
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama
PT. SERJO COAL SEJAHTERA, berkedudukan di Jakarta, yang dibuat
dihadapan Alifa Dewi, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia tanggal 20 Agustus 2008 Nomor AHU-93166.AH.0102,
Tahun 2008, yang akta pendirian dan Anggaran Dasar telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 21 Juni
2010 Nomor 7, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor
645, yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya dapat disebut
sebagai PARA PIHAK.
Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak
dibidang pertambangan, dan PIHAK KEDUA adalah Perseroan Terbatas
yang bergerak dibidang kontraktor alat-alat berat pertambangan. PIHAK
PERTAMA adalah pemegang Hak Kuasa Pertambangan Batu Bara di
Kutai Kalimantan Timur, PIHAK KEDUA adalah Pemilik Kendaraan alat-
alat berat yang akan menjadi mitra kerja dalam kerjasama operasional ini.
Bahwa di dalam Perjanjian ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sepakat untuk melakukan kerjasama operasi (joint operational) guna
mensinergikan kemampuan, ketepatan, kesesuaian, keberhasilan,
kelancaran dan keahlian untuk pelaksanaan Proyek Eksploitasi
Pertambangan batubara di Kutai, Kalimantan Timur.
Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, PARA PIHAK telah
sepakat untuk membuat Perjanjian dengan syarat-syarat sebagai berikut:

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari perjanjian ini adalah PIHAK PERTAMA sebagai
pemegang hak kuasa pertambangan di Kutai, Kalimantan Timur,
melakukan kerjasama operasi dengan PIHAK KEDUA yaitu Perseroan
Terbatas yang bergerak dibidang kontraktor alat-alat berat pertambangan.
PARA PIHAK sepakat melakukan kerjasama operasi untuk
mengeksploitasi tambang batu bara PIHAK PERTAMA yang berada di
kawasan pertambangan batu bara, Kutai, Kalimantan Timur dengan
mempergunakan kendaraan alat-alat berat yang dimiliki oleh PIHAK
KEDUA.

PASAL 2
BENTUK KERJASAMA
1) Bentuk kerjasama yang bersifat kemitraan antara PIHAK PERTAMA
dengan PIHAK KEDUA, diantara masing-masing pihak akan
memperoleh kemanfaatan dan keuntungan dari hasil kerjasama yang
dimaksud.
2) Dalam kerjasama ini PIHAK PERTAMA menunjuk dan memberikan
ijin hanya kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan kerjasama
operasi di lokasi yang telah ditentukan.

PASAL 3
OBJEK OPERASI
1) Objek kerjasama operasi pada perjanjian yang dilakukan antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA merupakan barang yang sah
menurut hukum dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum.
2) PIHAK KEDUA akan mengoperasikan peralatan berat (heavy
equipment) milik PIHAK KEDUA tersebut, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Truk Penimbun (Dump Truck) sebanyak 4 unit, hasil produksi
Jepang dengan merk HINO;
b. Traktor sebanyak 5 unit, hasil produksi Jepang dengan merk
MITSUBISHI;
c. Truk Tronton sebanyak 40 unit, hasil produksi Jepang dengan merk
DHINA.
3) PIHAK KEDUA akan mengoperasikan Dump Truck dan Traktor
sebanyak yang telah disebutkan dalam ayat 2, setiap hari kerja atau
perbulannya 25 hari kerja, dan mengoperasikan 40 Truk Tronton
sebanyak 2 kali jalan (pulang pergi), atau setiap harinya 80 kali
pengiriman batubara.
4) PIHAK KEDUA akan mengoperasikan peralatan berat sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam ayat 2 pasal ini, sesuai dengan
lokasi/tempat dan waktu yang diatur dalam perjanjian ini.

PASAL 4
LOKASI OPERASI
Kerjasama Operasi yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA ini akan dilakukan dan dilaksanakan dari site Pertambangan
Batubara di Kutai Kalimantan Timur ke Pelabuhan Simantele di Bontang
Kalimantan Timur.

PASAL 5
RUANG LINGKUP KERJASAMA
1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa Kerja Sama
Operasi ini dibuat khusus dan terbatas untuk pelaksanaan Proyek
Eksploitasi Pertambangan Batu Bara di Kutai Kalimantan Timur.
2) Proses pelaksanaan kerja sama operasi yang akan dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan mengacu dan sesuai
dengan dokumen perjanjian serta lampirannya untuk proyek yang
akan dibuat oleh dan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PASAL 6
KETENTUAN BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN
1) PARA PIHAK sepakat bahwa Biaya Kerjasama operasi, dengan
rincian sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA wajib membayar kepada PIHAK KEDUA untuk
mengeksploitasi tambang batubara dengan mempergunakan
kendaraan alat-alat berat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
3 adalah milik PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA dikenakan
biaya Rp. 350.000.000,- yang wajib dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA;
b. Untuk biaya pengangkutan Batubara sesusai trayek lokasi
kendaraan alat-alat berat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
4 perjanjian ini, yang setiap harinya 80 kali pengiriman batubara
dikenakan biaya Rp. 160.000.000,- per hari, atau perbulannya 25
hari kerja atau semuanya sejumlah Rp. 4.000.000.000.
2) Cara pembayaran biaya kerjasama operasi adalah dengan cara
transfer ke rekening Bank Mandiri Nomor 131-00-9100018-4 Atas
Nama PT. SERJO COAL SEJAHTERA, yang harus dibayarkan
disetiap akhir bulan yaitu pada tanggal 28 disetiap bulannya, selama
60 bulan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Apabila
akhir bulan merupakan hari libur maka pembayaran dilakukan
sebelum tanggal hari libur.

PASAL 7
JANGKA WAKTU
1) Perjanjian ini berlaku lima tahun setelah ditandatanganinya perjanjian
ini dan akan berakhir masa operasi dengan sendirinya pada tanggal
30 September 2021.
2) Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun, setelah
berakhirnya masa jangka waktu 5 (lima) tahun periode pertama yang
disepakati oleh kedua belah pihak.
3) PARA PIHAK dalam jangka waktu 5 bulan sebelum masa berakhirnya
perjanjian harus menyatakan kehendaknya secara tertulis apabila
berkehendak untuk melakukan perpanjangan jangka waktu kerjasama
operasi dalam perjanjian ini.
PASAL 8
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
1) Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat melunasi pembayaran setiap
bulannya, maka PIHAK KEDUA dapat memberikan surat teguran
pelunasan tagihan disetiap keterlambatan waktu pembayaran, dengan
sanksi-sanksi yang telah diatur dalam perjanjian ini.
2) PIHAK PERTAMA berhak atas dioperasikannya kendaraan alat-alat
berat oleh PIHAK KEDUA, sebagaimana yang disepakati dan
disetujui sebelumnya sesuai dengan biaya, waktu, jaminan, dan cara
pembayaran yang telah disepakati dalam perjanjian ini.
3) PIHAK PERTAMA berhak atas pengoperasian kendaraan alat-alat
berat yang diberikan oleh PIHAK KEDUA selama jangka waktu dan
ketentuan sebagaimana telah disepakati.
4) PIHAK KEDUA wajib menyediakan kendaraan alat-alat berat beserta
perlengkapan operasinya, seperti menanggung biaya bahan bakar
solar untuk kendaraan alat-alat berat tersebut.
5) Segala kerusakan dari kendaraan alat-alat berat menjadi tanggungan
sepenuhnya dari PIHAK KEDUA kecuali terhadap kerusakan yang
ditimbulkan bukan oleh PIHAK KEDUA (force majuer) akan
ditanggung secara bersama oleh kedua belah pihak sebagaimana
yang disepakati.
6) PIHAK KEDUA wajib mengoperasikan kendaraan alat-alat berat
tersebut seutuhnya setelah PIHAK PERTAMA menandatangani Surat
Perjanjian ini dan membayarkan uang sebesar Rp. 350.000.000,-
kepada PIHAK KEDUA, sebagaimana sudah disepakati sebelumnya.
7) PIHAK KEDUA wajib mengoperasikan kendaraan alat-alat berat
tersebut kepada PIHAK PERTAMA meliputi segala sesuatu yang
menjadi perlengkapannya serta dimaksudkan bagi penggunanya yang
tetap, selama jangka waktu masa operasi.
8) PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran secara lunas terhadap
Pengoperasian kendaraan alat-alat berat, sesuai dengan ketentuan
dan cara pembayaran yang sebagaimana telah disepakati
sebelumnya oleh kedua belah pihak.

PASAL 9
PERALATAN, PERLENGKAPAN, DAN TENAGA KERJA
1) PARA PIHAK sepakat berkaitan dengan pengadaan peralatan dan
perlengkapan untuk pelaksanaan proyek yang dikelola secara terpadu
(integrated management) maka pengadaan peralatan dan
perlengkapan yang merupakan milik PIHAK KEDUA yang akan
digunakan untuk pelaksanaan Proyek.
2) Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap tenaga
kerja atau personil yang berasal dari masing-masing PIHAK yang
akan digunakan dalam pelaksanaan kerjasama operasi, baik itu
mengenai kemampuan, kecakapan, dan keahlian kerja.
3) Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap proses dan
tata cara seleksi tenaga kerja atau personil dari masing-masing
PIHAK yang akan digunakan oleh dalam pelaksanaan proyek
kerjasama operasi.
4) Masing-masing PIHAK akan bertanggung jawab terhadap hak-hak
dan kewajiban-kewajiban tenaga kerja atau personil masing-masing
PIHAK yang akan digunakan dalam Pelaksanaan Kerjasama Operasi,
beserta akibat-akibat hukum lainnya yang berkaitan dengan perjanjian
kerja yang dibuat oleh dan antara masing-masing PIHAK dengan
tenaga kerjanya.

PASAL 10
PAJAK-PAJAK
1) Segala pajak-pajak yang timbul dalam rangka pelaksanaan Proyek,
menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA sebagaimana yang telah
disepakati oleh PARA PIHAK, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
ini.
2) Pajak-pajak yang timbul dari alat-alat berat sesuai dengan tahun dan
ketentuan lain yang mengaturnya, menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA sebagai pemilik dari barang tersebut.

PASAL 11
PERNYATAAN DAN JAMINAN
PARA PIHAK sepakat menyatakan dan menjamin bahwa:
1) Akan melaksanakan kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang
disyaratkan dalam Perjanjian ini.
2) Untuk melaksanakan perjanjian ini atas dasar itikad baik, dan setiap
perubahan yang terjadi pada struktur organisasi proyek, anggaran
dasar, kepengurusan, pemilikan saham PARA PIHAK dalam
perjanjian ini akan diberitahukan oleh PIHAK yang mengalami
perubahan itu kepada PIHAK yang lain dan tidak akan mempengaruhi
pelaksanaan perjanjian ini.
3) Penandatangan perjanjian ini berhak dan berkewenangan untuk
bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA dari setiap dan/atau semua tindakan, prosedur dan langkah
yang diwajibkan atau selazimnya dilakukan untuk memperoleh hak
dan kewenangan tersebut.
4) Masing-masing PIHAK telah melakukan segala tindakan hukum yang
diperlukan untuk sahnya perjanjian ini sehingga pelaksanaannya tidak
dan tidak akan bertentangan dengan atau melanggar ketentuan-
kententuan hukum atau peraturan-peraturan atau kebijaksanaan
pemerintah.

PASAL 12
KORESPODENSI
1) Segala surat menyurat yang berkaitan dengan PARA PIHAK akan
ditujukan dengan alamat sebagai berikut :
a. Apabila ditujukan kepada PIHAK PERTAMA, maka di alamatkan
kepada PT. PRIMA BATUBARA ABADI JL. TB Simatupang 57
Pasar Rebo, Jakarta 13760. Telp. (021) 8403919/ Fax. (021)
8403929. Up. General Manager;
b. Apabila ditujukan kepada PIHAK KEDUA, maka di alamatkan
kepada PT. SERJO COAL SEJAHTERA JL. Iskandarsyah I No. 6
Kebayoran Baru, Jakarta 12160. Telp. (021) 7221668/ Fax. (021)
7251239. Up. General Manager.
2) Segala surat menyurat yang diserahkan secara langsung dianggap
telah diterima pada hari penyerahan dengan bukti tanda tangan
penerimaan pada buku ekspedisi atau buku tanda terima pengirim,
sedangkan pengiriman melalui faksimile dianggap telah diterima pada
saat telah diterima kode jawaban (answerback) pada konfirmasi
faksimile pada pengiriman faksimile. Setiap perintah atau
pemberitahuan yang dikirim melalui email akan dianggap sebagai
bukan perintah atau pemberitahuan.
3) Apabila terjadi perubahan alamat untuk korespodensi oleh salah satu
PIHAK di Indonesia, maka perubahan alamat untuk korespodensi itu
harus diberitahukan secara tertulis sebelumnya kepada PIHAK
lainnya.

PASAL 13
SANKSI DAN DENDA
1) Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat menyelesaikan pembayaran
setiap bulannya sesuai dengan waktu dan cara pembayaran, maka
PIHAK PERTAMA dikenakan denda sebesar Rp 30.000.000,-/hari
terhitung sejak setelah tanggal 28 disetiap akhir bulan.
2) Apabila PIHAK PERTAMA tetap tidak dapat menyelesaikan
pembayaran hingga 3 bulan berturut-turut maka PIHAK KEDUA dapat
menghentikan operasional alat-alat berat dan/atau menarik kembali
kendaraan alat-alat berat di bawah penguasaannya hingga sisa
pembayaran dapat dilunasi.
3) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan pengiriman batu bara
setiap harinya 80 kali, maka PIHAK KEDUA dapat mengganti
kekurangan pengiriman tersebut dihari berikutnya.
4) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan pengiriman batu bara
setiap harinya 80 kali selama satu minggu berturut-turut, maka PIHAK
PERTAMA dapat memberikan teguran kepada PIHAK KEDUA.
5) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan pengiriman batu bara
setiap harinya 80 kali selama satu bulan berturut-turut, maka PIHAK
PERTAMA tidak berkewajiban membayar biaya operasional yang
telah disepakati sebelumnya.
6) PIHAK KEDUA tidak dapat mengoperasikan kendaraan alat-alat berat
dan tidak ada pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA dikenai denda sebesar Rp 30.000.000,-/hari terhitung
sejak berhentinya pengoperasian kendaraan alat-alat berat tersebut.
7) Apabila PIHAK KEDUA tetap tidak dapat mengoperasikan kendaraan
alat-alat berat tanpa pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA
hingga 1 bulan berturut-turut, maka PIHAK PERTAMA berhak
memutus kontrak PIHAK KEDUA tanpa ada pemberitahuan.

PASAL 14
PEMBERITAHUAN
Semua pemberitahuan antara kedua belah pihak yang berkaitan dengan
perjanjian ini, akan dilakukan secara tertulis dan berlaku sebagai alat
pembuktian.
PASAL 15
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1) Jangka waktu kerjasama operasi berlaku sejak tanggal
ditandatanganinya perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA dan akan berakhir apabila:
a. Pelaksanaan kerjasama telah selesai dengan dibuktikan telah
habisnya masa pelaksanaan Proyek, serta seluruh hak dan
kewajiban antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA maupun
pihak-pihak diluar Perjanjian ini yang masih berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan kerjasama operasi telah terpenuhi
semuanya;
b. Telah diselesaikannya hak dan kewajiban masing-masing PIHAK
dalam kerjasama operasi;
c. Atas persetujuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk
mengakhiri Perjanjian ini.
2) PARA PIHAK telah melaksanakan seluruh kewajiban-kewajibannya di
dalam perjanjian ini.
3) PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan berlakunya pasal
1266 dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam hal PIHAK
KEDUA berturut-turut melakukan kesalahan, maka PIHAK PERTAMA
berhak untuk memutuskan kontrak dengan PIHAK KEDUA.

PASAL 16
FORCE MAJEURE
1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari hak dan
kewajiban dari perjanjian kerjasama ini apabila terjadi force majeure.
2) Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
keadaan-keadaan sebagai berikut:
a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor dan
kejadian-kejadian lain di luar kemampuan manusia;
b. Huru-hara, seperti kerusuhan sosial, perang dan kejadian lain yang
ditimbulkan oleh manusia namun berada di luar kemampuan PARA
PIHAK untuk mengatasinya;
c. Perubahan kebijakan pemerintah, yang secara langsung ataupun
tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan perjanjian kerjasama
ini.
3) Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeure), PIHAK KEDUA
harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis
selambat-lambatnya dalam 7 (tujuh) hari sejak terjadi keadaan
memaksa, disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga pada waktu
keadaan memaksa berakhir.
4) Atas permintaan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui
atau menolak secara tertulis selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari.
Apabila PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban kepada PIHAK
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya
keadaan memaksa tersebut.
5) Bilamana keadaan memaksa itu tidak diberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA oleh PIHAK KEDUA, sesuai dengan ketentuan pada ayat
(3) Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menyatakan bahwa force
majeure dianggap tidak pernah terjadi.

PASAL 17
BAHASA DAN HUKUM YANG BERLAKU
1) PARA PIHAK sepakat bahwa bahasa yang dipergunakan dalam
Perjanjian ini adalah bahasa Indonesia.
2) Jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris atau bahasa lainnya,
dalam hal terjadi perbedaan penafsiran maka yang akan berlaku
adalah perjanjian yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
3) Perjanjian ini tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku
di wilayah negara Republik Indonesia.
PASAL 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1) Setiap perselisihan, pertentangan, dan perbedaan pendapat yang
berhubungan dengan perjanjian ini akan sepanjang memungkinkan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat antara PARA PIHAK
paling lama 30 (tiga puluh) Hari.
2) Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak berhasil, maka kedua
belah pihak sepakat untuk memilih domisili hukum dan tetap di kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kutai, Kalimantan Timur.

PASAL 19
LAIN-LAIN
1) Segala sesuatu yang tidak atau belum termasuk dalam perjanjian ini,
baik perubahan-perubahan, peyimpangan-penyimpangan maupun
tambahan-tambahan akan diatur dan dijelaskan lebih lanjut oleh
PARA PIHAK secara tertulis dalam suatu tambahan atau Addendum
yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian yang utuh dari
Perjanjian ini.
2) Apabila terdapat salah satu pasal dan atau ayat atau ketentuan dalam
Perjanjian ini bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan atau dinyatakan batal demi hukum dan
atau cacat hukum oleh pengadilan, maka pernyataan tersebut tidak
berpengaruh terhadap ayat-ayat dan atau pasal-pasal lain dalam
perjanjian ini, sehingga ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian ini
tetap berlaku dan mengikat masing-masing PIHAK.
3) Perjanjian ini berlaku dan mengikat PARA PIHAK sejak
ditandatanganinya oleh masing-masing PIHAK.
Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditandatangani oleh
kedua belah pihak dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh kedua
belah pihak.
Jakarta, 30 September 2016

Pihak Pertama Pihak Kedua

( Ir.John Willy ) ( Ir.Surya Permadi )

SAKSI-SAKSI
- Putra Perwira, S.H. - Rudolof Parepare, S.E.
- Muktaman Rasyid, S.H. - Ahmad Sukamto, S.T.

Anda mungkin juga menyukai