Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti Vanya Maulidina Risha

NPM : 1706026374
Kelas : Penyusunan Kontrak Dagang - Paralel

Perbedaan Memorandum of Understanding dengan Perjanjian Jual Beli

Di dalam dunia bisnis dikenal suatu dokumen yang bernama Memorandum of


Understanding, atau yang selanjutnya disebut sebagai MoU. MoU pada dasarnya berasal dari
negara yang menganut sistem ​common law​. Pengertian dari Memorandum of Understanding
dapat ditelaah dari Black’s Law Dictionary yang mendefinisikannya sebagai dasar
penyusunan kontrak pada masa datang yang didasarkan pada hasil permufakatan para pihak,
baik secara tertulis maupun lisan.1
Pada umumnya MoU dibuat sebelum adanya perjanjian yang sebenarnya, di mana
MoU hanya merupakan perjanjian pendahuluan yang dibuat oleh pihak terkait dalam
perikatan. Adapun tujuan dari dibuatnya MoU adalah salah satu pihak ingin memberi tahu
pihak yang satunya akan ketertarikannya untuk membuat suatu kesepakatan di antara mereka.
Selain itu, alasan lain dari dibuatnya MoU adalah untuk meminimalisir resiko. Disini, salah
satu pihak dalam perikatan tersebut melihat apabila MoU tidak dibuat akan menyebabkan
pihak tersebut kehilangan kesempatan bisnis atau kehilangan rekan bisnis. Hal-hal tersebut
sesuai dengan pengertian yang diberikan Vistopedia, di mana dikatakan bahwa MoU
biasanya digunakan sebagai tanda kesepakatan awal para pihak dari negosiasi yang serius
untuk mencapai kesepakatan.2
Meskipun begitu, isi dari MoU tidak mengandung hak dan kewajiban masing-masing
pihak dalam perikatan. MoU dianggap sebagai ​Gentlemen Agreement yang hanya memiliki
kekuatan hukum secara moral saja, tidak mempunyai enforcement s​ ecara hukum.3 Dapat
dikatakan, MoU tidak mengikat para pihak tersebut secara hukum. Dengan tidak
mengikatnya sebuah MoU, para pihak tidak dapat menggugat antara satu sama lain jika
terdapat perselisihan. Selain itu, jika salah satu pihak ingin menarik diri dari perikatan MoU,

1
​Salim HS, Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 46.
2
Ari Wahyudi dan Dewi Lestari, “Memorandum of Understanding dan Letter of Intent Aplikasi dan Kontroversinya dalam
Praktek Hukum Bisnis Nasional”, ​Hukum dan Pembangunan ​37 (April-Juni 2007), hlm. 235.
3
Rosa Agustina Pangaribuan, "Kedudukan Yuridis MoU/LoI”, disampaikan di Lyman Group, Jakarta 23 Agustus 2006
hal tersebut diperbolehkan dan tidak dapat dilakukan penuntutan akan pengunduran diri dari
pihak terkait.
Umumnya umur dari MoU adalah sekitar 6 bulan sampai dengan 1 tahun, di mana
setelah itu akan terdapat sebuah perjanjian antara kedua belah pihak yang telah disetujui oleh
keduanya. Sehingga barulah di dalam perjanjian ini mengatur hak dan kewajiban
masing-masing pihak yang mana mengikat mereka.
Di Indonesia, perjanjian dibuat berdasarkan Pasal 1313 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPer). Menurut Pasal 1313 KUHPer, perjanjian merupakan sesuatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih. Seperti apa yang telah disebutkan sebelumnya, di dalam perjanjian, sebagai contoh
perjanjian jual beli, berisi hal-hal yang lengkap terkait kesepakatan di antara keduanya,
termasuk hak dan kewajiban dari masing-masing pihak dan penyelesaian sengketa seandainya
terdapat sengketa atau perselisihan di antara keduanya.
Dikarenakan isi dari sebuah perjanjian telah meliputi hak dan kewajiban dari para
pihak dalam perikatan, maka perjanjian mengikat kedua belah pihak secara hukum. Inilah
yang membedakan MoU dengan perjanjian. Jika salah satu pihak tidak memenuhi
kewajibannya sebagaimana tertulis dalam perjanjian, maka pihak tersebut dapat dikatakan
melakukan wanprestasi dan ia dapat digugat oleh pihak yang satunya. Hal tersebut
menyebabkan salah satu pihak tidak dapat sembarang menarik diri dari sebuah perjanjian
selayaknya MoU.

Anda mungkin juga menyukai