Anda di halaman 1dari 11

PERJANJIAN USAHA PATUNGAN / JOINT VENTURE AGREEMENT

ANTARA
.....
DENGAN
…..

Nomor:[....]

Perjanjian Kerjasama Pembiayaan (“Perjanjian”) ini dibuat pada hari ini ...... tanggal .....
bulan .... tahun ...... (….), oleh dan antara:

II. PT, suatu perusahaan yang didirikan dan tunduk bertindak untuk dan atas nama.
(”PIHAK PERTAMA”);

II. PT sebuah perseroan terbatas beralamat di ......yang didirikan menurut hukum Republik
Indonesia berdasarkan Akta No...yang dibuat oleh ….Yang telah disahkan oleh
Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. …. Tahun … tanggal …., dalam hal ini diwakili
oleh…. yang bertindak selaku Direktur Utama (“PIHAK KEDUA”).

Untuk selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK.

PARA PIHAK dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa PIHAK PERTAMA telah melakukan kerjasama dan menandatangani perjanjian


pengerjaan proyek Jalan Tol ... – ... dengan PT ..., Tbk, dengan Perjanjian
Nomor......................................... tertanggal;
2. PIHAK PERTAMA adalah badan usaha yang bergerak di bidang konsorsium strategic
partner management consultant untuk mengerjakan proyek pengadaan material dan
alat berat;
3. PIHAK KEDUA adalah badan usaha yang bergerak dibidang pembiayaan dan
permodalan;
4. Bahwa PARA PIHAK bermaksud melakukan kerjasama dalam hal pembiayaan
pekerjaan pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) ... - ... yang akan dijalankan
oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan Perjanjian Nomor ....................................,
seperti yang tersebut pada poin nomor 1 di atas.

Berdasarkan hal-hal tersebut dan dengan dilandasi prinsip itikad baik dan saling
menguntungkan, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian ini dengan syarat-syarat
dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 1
DEFINSI

Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 1 of 11
(1) Yang di maksud dengan strategic partner management adalah..................
(2) Yang di maksud dengan purchase order adalah ........................
(3) Yang di maksud dengan vendor supplier adalah.............
(4) Yang di maksud dengan sub-contractor adalah............................
(5) Yang di maksud dengan Investor adalah.........
(6) Yang di maksud dengan money laundry adalah ..............
(7) Yang di maksud dengan profit bruto adalah ..................
(8) Yang di maksud dengan profit netto adalah....................

Pasal 2
RUANG LINGKUP

(1) Para Pihak sepakat dan setuju untuk mengadakan perjanjian pembiayaan
pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) ... – ... sesuai dengan Perjanjian antara
PIHAK PERTAMA dengan PT Wjaya Karya, Tbk Nomor...................... yang
ditandatangani pada tanggal ..................
(2) Untuk selanjutnya PIHAK KEDUA disebut sebagai INVESTOR.
(3) PIHAK PERTAMA melakukan pekerjaan pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) ...-...
sesuai dengan Perjanjian Nomor..........tertanggal ...........antara PIHAK PERTAMA
dengan PT ....
(4) Dan oleh karenanya PIHAK PERTAMA bertanggungjawab terhadap keseluruhan
kegiatan operasional pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) tersebut.

Pasal 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

(1) Jangka waktu Perjanjian adalah selama 2 (dua) tahun sejak ditandatanganinya perjanjian
ini;
(2) Perjanjian ini akan dilakukan/dijalankan/diberlakukan berdasarkan adanya Purchase
Order dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA;
(3) PARA PIHAK akan melakukan evaluasi pada setiap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Purchase Order dari PIHAK PERTAMA.
(4) Evaluasi yang di maksud pada ayat (3) pasal ini meliputi termasuk tetapi tidak terbatas
pada kelancaran pembayaran, kelancaran pekerjaan, pengadaan dokumen-dokumen
resmi yang diwajibkan oleh peraturan undang-undang yang berlaku, sertifikasi ahli-ahli
teknis yang diakui oleh instansi pemerintah yang berwenang di Indonesia.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

(1) PIHAK PERTAMA berhak :


a. Menentukan proyek yang akan dikerjakan berdasarkan aspek kemampuan
penyelesaian pekerjaan dan kemampuan supplier atau sub-contractor;

Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 2 of 11
b. Menunjuk pemilihan vendor supplier dan sub-contractor;
c. Memberikan informasi tertulis, termasuk tetapi tidak terbatas pada dokumen-
dokumen perjanjian, dokumen pendukung pekerjaan proyek yang di maksud
dalam Perjanjian ini kepada PIHAK KEDUA, proyek yang akan dipilih oleh PIHAK
PERTAMA;
d. Mendapatkan dana/modal kerja dari PIHAK KEDUA berdasarkan Purchase Order
PIHAK PERTAMA;
e. Memperoleh hasil keuntungan Investasi dari PIHAK KEDUA sebagaimana diatur
dalam Pasal 6 Perjanjian ini;
f. Mengakhiri Perjanjian secara sepihak apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi
kewajibannya atau tidak memenuhi hak-hak PIHAK PERTAMA sebagaimana
tercantum dalam Perjanjian ini dengan didahului 3 (tiga) kali surat teguran
tertulisdari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban:


a. Memberikan salinan Surat Perintah Kerja (SPK) dan Kontrak Kerjasama dan
Purchase Order (P.O) kepada PIHAK KEDUA atas proyek yang dikerjakan;
b. Memberikan informasi yang sebenar-benarnya terkait dengan nilai perjanjian
pekerjaan pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) ... – ...;
c. Melaksanakan pekerjaan pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) ... – ... sesuai
dengan Perjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan PT ..., Tbk;
d. Memberikan laporan secara berkala kepada PIHAK KEDUA perihal pekerjaan
pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) ... – ...;
e. Membayar/menanggung pajak yang timbul dari proyek yang dimiliki PIHAK
PERTAMA.
f. Melaksanakan perjanjian ini dengan baik dan bertanggungjawab.
g. Menjaga karahasiaan perjanjian ini beserta pelaksanannya kecuali peraturan
perundangan mengatur sebaliknya atau pihak berwenang seperti kepolisian,
kejaksaan dan pengadilan memintanya secara resmi. .

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1) PIHAK KEDUA berhak:


a. Menerima dan mendapatkan seluruh informasi tertulis secara mendetail atas
pemilihan proyek yang akan dikerjakan oleh PIHAK PERTAMA;
b. Memiliki copy dokumen Surat Perintah Kerja (SPK) dan Kontrak Kerjasama dan
Purchase Order (P.O) dari PIHAK KEDUA atas proyek yang dikerjakan;
c. Menolak Purchase Order yang diajukan oleh PIHAK PERTAMA apabila PIHAK
PERTAMA menilai akan terjadi kerugian;
d. Memperoleh hasil keuntungan Investasi dari PIHAK KEDUA sebagaimana diatur
dalam Pasal 7 Perjanjian ini;
e. Mengakhiri Perjanjian secara sepihak apabila PIHAK PERTAMA tidak memenuhi
kewajibannya atau tidak memenuhi hak-hak PIHAK KEDUA sebagaimana
tercantum dalam Perjanjian ini dengan didahului 3 (tiga) kali surat teguran tertulis
dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 3 of 11
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban sebagai berikut:
a. Memberikan dana/modal atas proyek PIHAK PERTAMA.
b. Menyertakan dana/modal kerja selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah
keluarnya Surat Perintah Kerja (SPK) dan Kontrak Kerjasama dan Purchase Order
(P.O) yang dimiliki oleh PIHAK PERTAMA.
c. Bertanggung jawab atas kerja sama yang telah disepakati PARA PIHAK secara
menyeluruh.
d. Menjaga karahasiaan perjanjian ini beserta pelaksanannya kecuali peraturan
perundangan mengatur sebaliknya atau pihak berwenang seperti kepolisian,
kejaksaan dan pengadilan memintanya secara resmi. .

Pasal 6
KETENTUAN INVESTASI

Pelaksanaan atas investasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Perjanjian ini, dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Pekerjaan pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) mengacu pada Perjanjian
antara PIHAK PERTAMA dengan PT ... Nomor .......................tertanggal.................. ,
Surat Perintah Kerja (SPK) dan Purchase Order (P.O).
(2) Penyertaan dana/modal investasi dari PIHAK KEDUA dilakukan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari setelah keluarnya Surat Perintah Kerja (SPK) dan
Purchase Order (P.O) yang dimiliki PIHAK PERTAMA.
(3) Dana/modal investasi akan disetorkan ke rekening PIHAK PERTAMA ke Bank
Central Asia (BCA) cabang Pondok Indah, rekening nomor [2378055569], atas nama
PT. ... PERSADA INDONESIA.
(4) Jangka waktu pengembalian dana investasi oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA adalah 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
ditransfernya/turunnya dana/modal kerja dari PIHAK KEDUA untuk setiap Surat
Perintah Kerja (SPK) dan Kontrak Kerjasama dan Purchase Order (P.O) yang dimiliki
PIHAK PERTAMA dan ditransfer ke Rekening BANK .................Nomor atas nama
PT ....
(5) PIHAK PERTAMA akan menjaminkan kepada PIHAK KEDUA sebidang tanah yang di
atasnya terdapat bangunan dengan luas .................... , terletak
di ...................................... dengan Sertifikat Nomor......................... yang nilainya
ditaksir sebesar RP............................................. dengan ketentuan harga taksiran
harus berada di atas nilai dana yang diinvestasikan oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 7
KEUNTUNGAN/PROFIT PRODUK

(1) PARA PIHAK sepakat untuk membuat rekening bersama agar tercapai rasa aman dan
nyaman di antara PARA PIHAK.
(2) Rekening bersama ini digunakan sebagai sarana penerima pembayaran keuntungan
yang diberikan oleh PT ....

Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 4 of 11
(3) PARA PIHAK sepakat untuk melakukan pembagian keuntungan atas pendapatan yang
termuat di dalam Investasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembayaran keuntungan sebesar 15% atas investasi dana/modal PIHAK KEDUA
berdasarkan Purchase Order PIHAK PERTAMA dan wajib dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA paling lambat 14 (empat ) hari setelah tagihan/invoice dilayangkan oleh
PIHAK KEDUA.
b. Keuntungan adalah berupa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha (cash
profit).
c. Keuntungan usaha diperoleh dari kegiatan pembangunan jalan bebas hambatan
(TOL) ...-....
d. Keuntungan Usaha (Profit Bruto) adalah total jumlah keuntungan kegiatan
pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) ...-... tanpa dikurangi biaya operasional.
e. Keuntungan bersih (Profit Netto) adalah keuntungan setelah dikurangi biaya
operasional.
f. Rekonsiliasi dan rekapitulasi atas pendapatan pada investasi akan dilakukan oleh
PARA PIHAK mengikuti jadwal pengembalian dan dituangkan dalam bentuk
dokumen/berita acara yang ditandatangani oleh perwakilan PARA PIHAK.

Pasal 8
KERUGIAN

(1) Kerugian usaha adalah hasil dikurangi pengeluaran usaha bernilai negatif.
(2) Semua kerugian usaha sebagaimana tercantum pada Pasal 2 ayat (3) Perjanjian ini,
menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA sepenuhnya.

Pasal 9
KETENTUAN PURCHASE ORDER

(1) Purchase Order adalah suatu dokumen pemesanan resmi yang diterbitkan oleh PIHAK
PERTAMA.
(2) Purchase Order berlaku apabila disertai dengan dokumen permohonan pengajuan dana
yang ditujukan kepada PIHAK KEDUA dan ditandatangani di atas materai cukup oleh
Direktur Utama PIHAK PERTAMA disertai cap/stempel perusahaan.
(3) Purchase Order beserta surat permohonan pengajuan dana sebagaimana di maksud
pada ayat (2) Pasal ini, yang diajukan oleh PIHAK PERTAMA akan diproses oleh PIHAK
KEDUA paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya purchase order dan dokumen
pendukungnya.
(4) PIHAK KEDUA akan menerbitkan bukti tanda terima yang pada pokoknya berisi jumlah
dana yang akan disetor kepada PIHAK PERTAMA, jangka waktu pengembalian, nomor
rekening PIHAK PERTAMA dan kolom tanda tangan PARA PIHAK.

Pasal 10
DENDA

(1) Dalam hal PIHAK PERTAMA terlambat melakukan pembayaran atas tagihan dari PIHAK
KEDUA sebagaimana di maksud pada Pasal 5 ayat (4) Perjanjian maka PIHAK PERTAMA
Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 5 of 11
akan dikenakan denda sebesar 1‰ (satu per mil) untuk setiap 1 (satu) bulan
keterlambatan dari nilai investasi PIHAK KEDUA, kecuali apabila keterlambatan tersebut
disebabkan karena Keadaan Memaksa (Force Majeure) sebagaimana diatur dalam Pasal
9 yang disetujui PIHAK KEDUA.
(2) Dalam hal PIHAK PERTAMA terlambat melakukan pembayaran atas tagihan dari PIHAK
KEDUA sebagaimana di maksud pada Pasal 6 ayat (3a) Perjanjian ini maka PIHAK
PERTAMA akan dikenakan denda sebesar 1‰ (satu per mil) untuk setiap 1 (satu) hari
keterlambatan dari nilai keuntungan bersih (profit netto).
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA terlambat melakukan penyetoran dana/modal kepada PIHAK
PERTAMA sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 butir b Perjanjian ini maka PIHAK KEDUA
akan dikenakan denda sebesar 1% (satu permil) untuk setiap 1 (satu) bulan
keterlambatan dari kebutuhan nilai dana/modal kerja PIHAK PERTAMA, kecuali apabila
keterlambatan tersebut disebabkan karena Keadaan Memaksa (Force Majeure)
sebagaimana diatur dalam Pasal 9 yang disetujui PIHAK PERTAMA.
(4) Apabila PIHAK KEDUA tidak mampu menyetorkan dana/modal sebagaimana telah diatur
dalam pasal 5 butir b, maka PIHAK KEDUA wajib membayar denda sebesar 10%
mengikuti total nilai Kontrak Kerjasama atau Purchase Order (P.O) yang dimiliki oleh
PIHAK PERTAMA.
(5) Apabila PIHAK PERTAMA tidak berhasil dan tidak mampu mendapatkan pekerjaan
pembangunan jalan bebas hambatan (TOL) maka PIHAK PERTAMA akan dikenakan
denda sebesar 10% dari nilai kerjasama antara PIHAK PERTAMA dengan PT ....
Pasal 11
PERNYATAAN DAN JAMINAN

(1) PIHAK PERTAMA menyatakan dan menjamin bahwa:


a. Segala bentuk Surat Perintah Kerja (SPK) dan Kontrak Kerjasama dan
Purchase Order (P.O) yang dimiliki PIHAK PERTAMA adalah asli;
b. Akan bertanggung jawab sepenuhnya atas investasi PIHAK KEDUA semata-
mata untuk kebutuhan proyek;
c. PIHAK PERTAMA tidak akan melakukan tuntutan apapun melalui proses
hukum apabila segala bentuk kerja sama ini dilakukan mengikuti kontrak
perjanjian ini.
d. PIHAK PERTAMA adalah perusahaan yang memiliki spesifikasi dan perijinan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di bidang konstruksi
termasuk tetapi tidak terbatas pada ketersediaan ahli yang telah bersertifikasi
dan tidak kadaluarsa.
(2) PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin bahwa:
a. Dana/modal investasi bukanlah dana money laundry.
b. PIHAK KEDUA tidak akan melakukan tuntutan apapun melalui proses hukum
apabila perjanjian ini dilakukan mengikuti klausul dalam nperjanjian ini.
(3) PIHAK PERTAMA menyatakan dan menjamin akan mengembalikan seluruh nilai
investasi yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA disertai denda sebagaimana di
maksud pada Pasal 8 ayat (5) dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak dinyatakan
gagal oleh kantor audit yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 12
Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 6 of 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Keadaan Memaksa (Force Majeure) yang dimaksud dalam Perjanjian ini adalah segala
peristiwa yang terjadi di luar kemampuan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan manusia
pada umumnya untuk mengatasinya dan/atau tidak dapat dikendalikan oleh daya
upaya yang wajar atau normal yang membawa akibat langsung sehingga
mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya isi Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, sabotase, huru hara atau
kerusuhan, teror, pemogokan, dan kebijakan/ketentuan Pemerintah Republik
Indonesia yang menyebabkan tidak dapat terlaksananya Perjanjian ini.

(2) Dalam hal suatu PIHAK dalam Perjanjian ini tidak dapat melaksanakan kewajibannya
akibat terjadinya Keadaan Memaksa (Force Majeure), pihak tersebut wajib
memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis perihal adanya keadaan
memaksa paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah kejadian disertai bukti yang sah
dari Pemerintah setempat yang selanjutnya dijadikan bahan musyawarah untuk
mengambil kesepakatan bersama sehubungan dengan kewajiban yang tidak dapat
dilaksanakan tersebut.

Pasal 13
CIDERA JANJI (WANPRESTASI)

(1) Cidera janji (Wanprestasi) dianggap terjadi bilamana salah satu PIHAK dalam
Perjanjian ini tidak melaksanakan salah satu atau lebih kewajibannya dan atau tidak
memenuhi hak-hak pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini.
(2) Bilamana terjadi cidera janji sebagaimana Ayat (1) diatas, maka PIHAK yang
melakukan cidera janji dapat dituntut PIHAK lainnya untuk bertanggung jawab segera
memenuhi semua kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini serta dapat dituntut ganti
rugi atau denda dan PIHAK yang dirugikan berhak mengakhiri Perjanjian ini secara
sepihak dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
(3) Pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menggugurkan
kewajiban PIHAK yang melakukan Wanprestasi kepada pihak lainnya yang wajib
dilaksanakan sesuai ketentuan Perjanjian.

Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat mengenai suatu hal yang diatur
atau belum diatur dalam Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat.
(2) Segala sesuatu yang berkaitan dengan perselisihan dan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat harus dituangkan dalam suatu surat kesepakatan yang
terpisah dari perjanjian ini serta tidak menghilangkan kewajiban PARA PIHAK atas
perjanjian ini.

Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 7 of 11
(3) Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana Ayat (1) di atas
tidak tercapai, PARA PIHAK sepakat bahwa penyelesaian dilakukan melalui Pengadilan
Negeri Tangerang atau Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

Pasal 15
DOMISILI DAN HUKUM YANG BERLAKU

(1) Untuk segala akibat yang timbul dari Perjanjian ini, PARA PIHAK memilih tempat
kediaman hukum yang tetap dan umum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Tangerang atau BANI.

(2) Perjanjian ini tunduk pada hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

PASAL 16
KORESPONDENSI

(1) Setiap pemberitahuan, komunikasi, atau perubahan mekanisme dan pengaturan


Perjanjian ini diantara PARA PIHAK dapat disampaikan ke alamat sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA
PT ... PERSADA INDONESIA
Jl. Cisanggiri I No..2, Wolter Monginsidi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 121710
Nama : Riska Ilmii Imran
Jabatan : Direktur Utama
Telp : 08119955569
Faks : 021 - 7340745
Email : riska.ilmii@...solution.com

b. PIHAK KEDUA
PT. ...
Nama :
Jabatan :
Telp :
Faks :
Email :

(2) Surat menyurat, pemberitahuan dan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dianggap telah diterima oleh PIHAK lainnya, pada:
a. Tanggal penerimaan sebagaimana tertera dalam bukti penerimaan surat, jika
dikirim melalui kurir.
b. Tanggal pengiriman melalui faksimili, dengan ketentuan lembar faksimili tersebut
telah diterima dengan lengkap dan baik oleh PIHAK lainnya. Apabila pengiriman
tersebut dilakukan pada bukan hari kerja, maka lembar faksimili dianggap diterima
pada hari kerja berikutnya.
c. Tanggal pengiriman melalui e-mail, dengan ketentuan e-mail tersebut telah
diterima dengan lengkap dan baik oleh PIHAK yang diberitahukan. Apabila
Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 8 of 11
pengiriman tersebut dilakukan pada bukan hari kerja, maka e-mail dianggap
diterima pada hari kerja berikutnya.
d. Perubahan alamat salah satu PIHAK harus diberitahukan kepada PIHAK lainnya dan
berlaku sejak diterima oleh PIHAK lainnya. Segala akibat maupun kerugian yang
timbul karena kelalaian atau keterlambatan pemberitahuan perubahan menjadi
tanggung jawab PIHAK yang melakukan perubahan tersebut.

Pasal 17
PEMBATALAN DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN

(1) Pengakhiran Perjanjian terjadi apabila:


a. Berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian ini.
b. Terjadinya kondisi Keadaan Kahar (Force Majeure) yang menyebabkan tidak dapat
dilanjutkannya kerjasama antara PARA PIHAK terkait dengan pelaksanaan
Perjanjian.
c. Terjadi kondisi Cidera Janji sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian dan
berakibat atas pengakhiran Perjanjian tanpa memerlukan adanya suatu
kesepakatan antara PARA PIHAK.

(2) Dalam hal terjadi kondisi Pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini, maka PARA PIHAK harus telah menyelesaikan seluruh kewajiban yang wajib
dipenuhi oleh masing-masing PIHAK tersebut sesuai ketentuan Perjanjian.
(3) Perjanjian ini dapat berakhir dan / atau dibatalkan apabila salah satu PIHAK terbukti
tidak memiliki perijinan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
(4) Perjanjian ini dapat menjadi batal dalam hal terjadi Perbuatan Melawan Hukum
dan/atau Perbuatan yang menyebabkan Perjanjian ini menjadi Batal Demi Hukum.
(5) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka PIHAK yang
melakukan perbuatan tersebut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh
PIHAK lainnya dan kerugian yang diderita oleh pihak ketiga yang disebabkan karena
terjadinya pembatalan Perjanjian
(6) PARA PIHAK dengan ini menyatakan mengesampingkan Pasal 1266 KUHPerdata dalam
hal terjadinya pembatalan/pengakhiran Perjanjian.
(7) Para Pihak dapat secara sepihak mengakhiri Perjanjian ini (di luar kondisi-kondisi
sebagaimana dimaksud dalam ayat 8 di bawah ini) apabila salah satu Pihak melanggar
atau gagal untuk melaksanakan sebagian atau seluruh ketentuan dalam Perjanjian ini
termasuk perubahan-perubahannya (addendum) beserta lampiran-lampirannya.
Pengakhiran dapat dilakukan oleh Pihak lainnya apabila Pihak yang melanggar tidak
dapat melakukan tindakan perbaikan dalam waktu maksimal 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak Surat Teguran tertulis disampaikan oleh Pihak lainnya, atau pengakhiran
seketika apabila terjadi pelanggaran Informasi Rahasia.
(8) Perjanjian ini berakhir secara otomatis jika:
a) Salah satu Pihak menghentikan kegiatan usahanya atau menyatakan/dinyatakan
pailit atau tidak sanggup membayar;

Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 9 of 11
b) Secara hukum dimana Pihak Pertama atau Pihak Kedua tidak lagi memiliki ijin
usaha untuk memenuhi kewajiban masing-masing Pihak sesuai dengan Perjanjian
ini;
c) Dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila ada ketentuan peraturan
perundang-undangan, kebijakan Pemerintah ataupun kebijaksanaan salah satu
Pihak yang tidak memungkinkan berlangsungnya Perjanjian ini, tanpa terikat
ketentuan waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 di atas.
(9) Apabila salah satu Pihak bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini (di luar kondisi
yang disebutkan pada ayat 8), maka Pihak yang bermaksud mengakhiri Perjanjian ini
wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada Pihak lainnya dalam waktu
sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran
yang dikehendaki serta membayar Early Termination Fee sejumlah 20% (dua puluh
persen) dari sisa total Dana Investasi dan keuntungan yang belum terealisasikan hingga
akhir periode kontrak.
(10) Apabila pada saat Perjanjian ini berakhir dan/atau diakhiri sebelum jangka waktu
berakhirnya masih terdapat kewajiban-kewajiban yang belum diselesaikan oleh
masing-masing Pihak, maka ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini tetap berlaku
sampai diselesaikannya kewajiban tersebut oleh masing-masing Pihak. Kewajiban-
kewajiban tersebut akan diselesaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender sejak berakhir dan/atau diakhirinya Perjanjian ini.

Pasal 18
PENGALIHAN PERJANJIAN

PARA PIHAK, dengan alasan dan dalih apapun dilarang untuk mengalihkan perjanjian ini
kepada PIHAK KETIGA atau PIHAK MANAPUN tanpa adanya persetujuan tertulis dari masing-
masing pihak dalam perjanjian ini.

Pasal 19
KETENTUAN PENUTUP

(1) Perjanjian ini mengikat PARA PIHAK secara hukum.


(2) Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini yang disepakati oleh
PARA PIHAK akan diatur dalam amandemen (addendum) atas Perjanjian dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(3) Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua)
di atas kertas bermeterai cukup yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dan dipegang
oleh masing-masing PIHAK.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT ... PERSADA INDONESIA PT ...

Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 10 of 11
RISKA ILMII IMRAN …………………
Direktur Utama Direktur Utama

Saksi : Saksi:

1 1.

2 2.

Pihak Pertama Pihak Kedua

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai