Anda di halaman 1dari 4

PERJANJIAN JUAL BELI

NOMOR : 001/SKA-KRS/IV/2016

PERJANJIAN JUAL BELI, ('Perjanjian') ini dibuat pada hari ini, ……. tanggal ……..bulan………,
tahun Dua ribu enambelas (00-00-2016), oleh dan antara :

1. Tuan …………. swasta, seorang warganegara Indonesia, dalam hal ini bertindak selaku
Direktur dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama serta sah mewakili PT.
………….. beralamat di Jakarta Pusat, Indonesia (selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”)

2. Tuan ………………………… swasta, seorang warganegara Indonesia, dalam hal ini


bertindak selaku Direktur dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama serta sah
mewakili PT. …………………….. berkedudukan di Jl………………… Indonesia (selanjutnya
disebut “PIHAK KEDUA”)

Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam ‘Perjanian’ ini secara sendiri-sendiri
disebut sebagai “PIHAK” dan secara bersama-sama disebut “PARA PIHAK”

PARA PIHAK dalam kedudukannya tersebut diatas terlebih dahulu menjelaskan hal-hal, sebagai
berikut :
a. PIHAK PERTAMA adalah Penjual atas barang bukan milik Negara berupa besi tua/scrap
eks. konstruksi anjungan pengeboran lepas pantai, crane, chasis mobil dan truct yang jumlahnya
lebih kurang 30.000 ton, eks
b. PIHAK KEDUA adalah Pembeli besi tua/scrap  yang memiliki kemampuan dana untuk
membeli besi tua/ scrap dimaksud, dan akan membayar sesuai dengan ketentuan yang akan
ditegaskan pada pasal dibawah ini.

Berdasarkan Surat Minat Pembelian Besi Scrap Premium PT……………….., PARA PIHAK
menyatakan sepakat dan setuju membuat suatu perikatan secara hukum dalam bentuk
PERJANJIAN JUAL BELI, ('Perjanjian') untuk melaksanakan kesepakatan yang terkait dengan
jual-beli besi tua/scrap dengan ketentuan dan kondisi sebagai berikut :

PASAL - 1
LEGALITAS BARANG

1. Legalitas atas scrap/ besi tua  eks. Alat berat adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya
PIHAK PERTAMA baik yang berkaitan dengan Pemerintah, Instansi terkait dan Masyarakat
setempat.

2. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa Scrap yang dijual kepada PIHAK KEDUA telah
diselesaikan administrasinya pada pemilik dan negara sebagai mana mestinya.

3. PIHAK PERTAMA membebaskan PIHAK KEDUA dari segala tuntutan hukum baik oleh
Pemerintah, Masyarakat Adat, Lembaga Sosial dan Pihak-Pihak lainnya.

PASAL - 2
SPESIFIKASI SCRAP dan KUANTITAS KONTRAK
1. Besi tua/scrap yang dimaksud dalam ‘Perjanjian’ ini adalah besi tua/ scrap  
2. Besi tua scrap akan dipotong-potong dengan ukuran  40-80 cm atau 40 – 200 cm

3. Jumlah yang disepakati dalam ‘Perjanjian’ ini adalah 60.000 (enam pulu ribu) ton dengan
masa kontrak 9 (sembilan) bulan terhitung sejak tanggal ‘Perjanjian’ ini ditandatangani oleh
PARA PIHAK, dan dapat diperpanjang atas kesepakatan dan persetujuan PARA PIHAK.

PASAL - 3
HARGA dan PEMBAYARAN

1. Harga saat ini yang disepakati PARA PIHAK sebesar Rp. 2.700/kg diatar sampai sandar di
Pelabuhan yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA.

2. Sistem pembayaran yang digunakan dalam proses jual-beli ini dengan menggunakan
Instrument Bank, dalam hal ini Blocked Funds dari Deposito atau Rekening koran atau
Tabungan PIHAK KEDUA.

3. Nominal Deposito blok yang dimaksud poin 2 dalam pasal ini adalah sebesar 30.000.000 kg
x Rp. 2.700 = Rp. 81.000.000.000,- (delapan puluh satu milyar rupiah)

4. Deposito kami cairkan dua tahap yaitu :

a. Tahap pertama per


Shipmen/pengapalan (7.500.000 Kg x Rp. 2.200,- = Rp. 16.500.000.000,-) apabila scrap 100
% sudah diatas tonkang/kapal dimaksud dan PIHAK KEDUA menerima :

 Bill of Loading (B/L), 1 (satu) asli dan 2 (dua) copy


 Commercial Invoice, 1(satu) asli dan 2(dua) copy
 Cargo Manifest, 1 (satu) asli dan 2 (dua) copy
 Blocked funds, 1 (copy) copy

b. Tahap Kedua per Shipmen/pengapalan


(7.500.000 Kg x Rp. 500,- = Rp. 3.750.000.000,-) apabila tonkang/kapal sandar di Pelabuhan
yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA.

PASAL - 4
REALISASI PENGAPALAN SCRAP

1. PIHAK PERTAMA dapat merealisasikan pengapalan scrap dengan volume minimal 30.000
ton ( 30.000.000 kg.) dalam kurun waktu lebih kurang 45 (empat puluh lima) hari kerja setelah
Instrument Bank yang diterbitkan PIHAK KEDUA dinyatakan efektif oleh Advising Bank
PIHAK PERTAMA.

2. Final Weight (Timbangan Akhir) untuk menentukan berat scrap atau kilogram (Kg),
disepakati oleh PARA PIHAK berdasarkan hasil Sucopindo yang pelaksanaannya disaksikan
oleh PARA PIHAK.

PASAL - 5
SANKSI REALISASI PENGAPALAN

1. Bilamana setelah 45 hari kerja setelah Blocked funds dinyatakan efektif, scrap dimaksud
belum juga dikirim, maka PIHAK PERTAMA dikenakan Pinalti sebesar 1,5% dari Rp.
81.000.000.000,- yang dapat dikompensasi pada scrap atau secara tunai yang akan
diperhitungkan pada saat dimulai pengapalan/pengangkutan scrap ke atas tongkang di
Pelabuhan Lhokseukon, Aceh Utara, Propinsi NAD.

2. PIHAK PERTAMA akan memberitahukan kepada PIHAK KEDUA atas tersedianya cargo
scrap siap untuk dimuat selambat-lambatnya 7 hari sebelum dimulainya pemuatan ke dalam
tongkang.

3. Biaya demourage yang timbul di pelabuhan muat akibat keterlambatan PIHAK PERTAMA
melakukan pemuatan adalah beban dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

PASAL - 6
KEADAAN KAHAR (FORCE MEJEURE)

Yang dimaksud dengan Force majure dalam Surat ‘Perjanjian’ ini adalah bencana alam seperti :
angin ribut, gempa bumi, banjir, tanah longsor, huru hara, pemogokan umum, demonstrasi,
tongkang tenggelam, Peraturan/Kebijakan Pemerintah, yang secara langsung berpengaruh terhadap
pelaksanaan Perjanjian ini.

1. Bila terjadi Force majure, Pihak yang terkena Force Majure wajib
memberikan laporan lisan dan dilanjutkan secara tertulis dalam waktu 2 X 24 jam setelah
kejadian. Pihak yang menerima laporan juga harus memberikan jawaban tertulis atas laporan
tersebut dalam waktu 2 X 24 jam setelah menerima laporan.
2. Terhadap hal-hal yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, PARA
PIHAK telah setuju dan mufakat untuk menyelesaikan secara musyawarah.

3. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin pihak yang
terkena force majeure memberitahukan kepada pihak lainnya bahwa kegiatan dapat dilanjutkan,
dengan ketentuan jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam Perjanjian tetap mengikat.

PASAL - 7
PENYELESAIAN  PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan atas pelaksanaan ‘Perjanjian’ scrap ini, maka para pihak
sepakat akan menyelesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai kata mufakat.

2. Namun bila para pihak tidak mencapai kata mufakat maka pihak yang berkepentingan
berhak untuk mengajukan masalah ke Pengadilan Negeri setempat sesuai dengan Hukum dan
Perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.
PASAL - 8
PETUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam ‘Perjanjian’ scrap ini dapat disempurnakan didalam
‘ADDENDUM PERJANJIAN JUAL BELI’ yang akan disusun dan disepakati selanjutnya oleh
PARA PIHAK.  

Demikian ‘Perjanjian’ scrap ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari dan
tanggal sebagaimana tersebut di atas dan dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai
cukup sah dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dan ‘Perjanjian’ ini berlaku bila telah di
Paraf dan ditanda tangani oleh PARA PIHAK dan berakhir setelah  PARA PIHAK telah melakukan
hak dan kewajiban.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

PT…………………… PT. ………………………

Tuan ………………………   Tuan……………………..


 Direktur Direktur

Saksi-saksi :

1……………………………… 2…………………………….

Anda mungkin juga menyukai