Anda di halaman 1dari 12

PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI

Antara
PT. Lavilla Creative
Dengan
…………………………………………
No, 002/PPJB-Scrap/LC/2023

Pada hari……, tanggal …….. (……) telah terjadi kesepakatan antara :


1. Bapak Zainoel Arifin selaku Direktur Utama dari PT. Lavilla Creative, yang
beralamat di Jl. Mangga I No 1 Dusun Modongan Rt. 06/Rw. 05, Desa
Modongan, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, sesuai
Akta Perusahaan Nomor : AHU-0032786.AH.01.02 tahun 2022, dalam hal ini sah
bertindak untuk dan atas nama perusahaan, yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA
2. Bapak …………………….. selaku Direktur Utama dari PT. …………………………….., yang
beralamat di ………………………………………………………………, sesuai Akta Perusahaan
AHU. ……………………………………………….. dalam hal ini sah bertindak untuk dan atas
nama perusahaan, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PARA PIHAK menjelaskan dan menyatakan bahwa :
1. PIHAK PERTAMA adalah yang pihak telah berkontrak dengan PT, Kundur Citra
Mandiri di Akte Jual Beli No. 2 tanggal 13-72023 (tiga belas bulan Juli tahun dua
ribu dua puluh tiga) dihadapan Notaris : WYDA LUSIANA, SH., M.Kn., Nomor :
AHU-01850-02.01 Tahun 2021 dan dimana PT. Kundur Citra Mandiri adalah
yang memiliki dan menguasai secara hukum barang yang diperjualbelikan yang
merupakan barang hibah dari PT. Darma Henwa Tbk, sesuai dengan surat
nomor 021.DH/PT-KB/HO/XXVII/2017 tanggal 26 April 2017, Kepada Bapak Adji
Eddyson H. Adji Juhri, sebagai Di Pertuan Agung Pemangku Adat/ Kepala Adat
Besar Tanah Bengalon Kutai Timur, menunjuk PT. Kundur Citra Mandiri dengan
surat tugas nomor : 089.1.Tugas/PABK-KB/III/2021, tanggal 21 Maret 2021.
Untuk mengelola dan menjual besi scrap eks alat berat pertambangan yang
berada di wilayah kekuasaan DiPertuan Agung Pemangku Adat/Kepala Adat
Besar Tanah Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Dimana barang yang
diperjualbelikan akan dan atau telah mendapat persetujuan pelepasan dari
Kementerian Keuangan Republik Indonesia c.q Direktorat Jenderal Pajak atau
Direktorat Jenderal Kekayaan Alam.
2. PIHAK KEDUA adalah sebagai pembeli besi scrap eks alat berat, berniat untuk
melakukan pembelian barang yang diperjualbelikan secara legal untuk
digunakan atau diperjualbelikan kembali sesuai kebutuhan . PARA PIHAK
menandatangani dan melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli ini, selanjutnya
disebut PERJANJIAN, untuk melaksanakan maksud dan tujuan masing-masing
pihak berkaitan dengan jual beli yang akan dilaksanakan.
3. Dalam persiapan dan pelaksanaan PERJANJIAN ini, PARA PIHAK dapat
melakukannya dengan bantuan pihak yang bertindak sebagai Perantara Jual Beli
baik dari PIHAK PERTAMA dan dari PIHAK KEDUA, yang secara aktif membantu
proses sejak negosiasi awal, proses administrasi dan penyelesaian transaksi jual
beli. Oleh karenanya setiap kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA harus dikomunikasikan dengan Pihak Perantara Jual Beli di dalam
Perjanjian ini diwakili oleh PARA SAKSI.
4. Dengan dilandasi itikad baik dan prinsip saling menguntungkan, PARA PIHAK
telah bersepakat untuk melakukan jual beli transaksi jual beli secara bertahap,
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
OBJEK JUAL BELI

1. Objek jual beli dalam perjanjian ini adalah besi tua dari alat-alat berat dan
peralatan operasional lainnya yang disebutkan di Butir 1 bagian premis
PERJANJIAN ini, selanjutnya disebut BARANG.
2. Rincian BARANG yang disebut pada Butir 1, sesuai dengan Daftar yang
merupakan Lampiran 1 PERJANJIAN ini.
3. Dalam hal ini pada saat penandatanganan PERJANJIAN ini PIHAK PERTAMA
belum dapat menyediakan seluruh BARANG yang akan diperjualbelikan, maka
paling tidak PIHAK PERTAMA harus menyediakan daftar BARANG untuk transaksi
tahap pertama.
4. Selanjutnya daftar BARANG yang menjadi obyek jual beli pada tahapan
pengiriman berikutnya, harus disampaikan PIHAK PERTAMA kepada KEDUA
sebelum pelaksanaan, pengapalan oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 2
KUANTITAS & KUALITAS BARANG

Pengukuran kuantitas BARANG menggunakan satuan berat kilogram (Kg)


1. Ukuran maksimum BARANG adalah panjang 99 cm (Sembilan puluh Sembilan
centimeter) dan lebar 50 cm (lima puluh centimeter).
2. Jumlah BARANG untuk setiap transaksi jual beli dan setiap kali pengiriman
adalah 5.000 ton (lima ribu ton) atau sebesar 5.000.000 kg (lima juta kilogram)
atau jumlah yang lain sesuai penimbangan yang dilakukan pada saat
pengapalan dan sesuai yang dicatatkan di dalam dokumen Bill of Loading, tidak
termasuk besi Cor.
3. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk memperhitungkan jumlah
pembayaran sesuai dengan jumlah barang terhitung pada nota tanda terima
dari pabrik yang ditunjuk PIHAK KEDUA dan jumlah barang tersebut di
cantumkan dalam berita acara serah terima barang.

Pasal 3
HARGA BARANG

1. PARA PIHAK sepakat bahwa harga jual beli BARANG adalah Rp 8.700,-/Kg
(delapan ribu tujuh ratus rupiah perkilogram), untuk pengapalan pertama
dimana harga tersebut adalah harga BARANG sudah termasuk Pajak dan biaya
angkut dari lokasi BARANG sampai dengan lokasi yang ditetapkan PIHAK
KEDUA.
2. Setiap penetapan harga BARANG yang disepakati oleh PARA PIHAK akan
memiliki tenggang waktu maksimum selama 60 hari (enam puluh hari) kalender
dan selanjutnya bisa 30 hari (tiga puluh hari). Dengan demikian apabila sejak
penetapan kesepakatan harga BARANG sampai dengan BARANG diterima oleh
PIHAK KEDUA melebihi jangka waktu tersebut, PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA harus menyepakati harga baru sesuai dengan perkembangan harga
pasar yang paling mutakhir.
3. Untuk mendokumentasi penetapan harga BARANG untuk pengiriman kedua dan
seterusnya PIHAK KEDUA akan menerbitkan dokumen penetapan harga
BARANG yang akan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
MASA PERJANJIAN

1. PERJANJIAN ini berlangsung selama 1(satu) tahun sejak ditanda tanganinya dan
dapat diperpanjang kembali atas kesepakatan PARA PIHAK.
2. Dalam hal sebelum jangka waktu tersebut pada Butir 1 (satu), sejumlah
maksimum BARANG telah selesai dikirimkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA dan seluruh kewajiban PERJANJIAN telah dipenuhi, PERJANJIAN
ini secara otomatis menjadi jatuh tempo.
3. Dalam hal dalam jangka waktu tersebut pada Butir 1 (satu), sejumlah
maksimum BARANG belum selesai dikirimkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA dan/atau kewajiban PARA PIHAK sesuai PERJANJIAN ini belum
diselesaikan, maka PERJANJIAN ini secara otomatis diperpanjang selama 6
(enam) bulan.
4. Dalam hal sebelum jangka waktu tersebut pada Butir 1 (satu), PARA PIHAK
bersepakat untuk mengakhiri PERJANJIAN, maka jatuh tempo perjanjian terjadi
apabila kewajiban PARA PIHAK sesuai PERJANJIAN ini telah diselesaikan.

Pasal 5
CARA PEMBAYARAN

PARA PIHAK sepakat untuk melaksanakan tata cara pembayaran transaksi jual beli
BARANG dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pembayaran PIHAK KEDUA sebesar Rp 8.700,-/Kg (delapan ribu rupiah
perkilogram) diatur sebagai berikut :
Pembayaran Berupa Jaminan SKBDN MT752 Usance senilai Rp 8.700,-/Kg
(delapan ribu tujuh ratus rupiah perkilogram) kali 5.000.000 kg (lima juta
kilogram), yaitu sebesar Rp 43.500.000.000,- (empat puluh tiga milyar lima
ratus juta rupiah)
2. Penyelesaian transaksi jual beli BARANG dilakukan menggunakan Surat Kredit
Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) MT752 Usance, sebagai jaminan
pembayaran, dengan jangka waktu selama 60 (enam puluh) hari kalender.
3. PIHAK KEDUA menerbitkan SKBDN MT752 Usance dalam waktu maksimal 7
(tujuh) hari kerja melalui Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) atau Bank
lain, sejak ditandatanganinya PERJANJIAN ini.
4. Setelah PIHAK PERTAMA menerima SKBDN MT752 Usance dan PIHAK KEDUA
(sesuai ayat 2), maka PIHAK PERTAMA melakukan Verifikasii SKBDN MT752
Usance dari Bank Penerima dalam waktu maksimal 3 (tiga) hari kerja.
5. Setelah PIHAK PERTAMA melakukan verifikasi (sesuai ayat 3), maka PIHAK
PERTAMA menerbitkan Jaminan Pelaksanaan/Performance Bond setelah SKBDN
MT752 Usance diterbitkan dengan nilai pertanggungan maksimal sebesar 10%
(sepuluh persen) dari jumlah nominal SKBDN MT752 Usance.
6. Untuk melakukan penyelesaian transaksi pembayaran PIHAK PERTAMA akan
menerbitkan 1 (satu) invoice asli dengan 3 (tiga) rangkap, yang mencantumkan
nilai transaksi jual beli yang dilakukan dengan perincian jumlah BARANG dan
harga BARANG yang disepakati dan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang dari PIHAK PERTAMA.
7. Pencairan SKBDN MT752 Usance oleh PIHAK PERTAMA dilakukan di Bank
Penerbit atau Bank Nominasi dengan menyertakan Berita Acara Serah Terima
BARANG antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
8. Apabila BARANG diterima melebihi 5.000 ton, maka sisanya akan dibayar
setelah Berita Acara Serah Terima BARANG sesuai jumlah kelebihan yang
diterima PIHAK KEDUA dengan dibuktikan tanda terima yang ditandatangani
petugas dari PARA PIHAK.

Pasal 6
PROSES PENGIRIMAN
1. PIHAK PERTAMA akan melakukan mobilisasi kegiatan, pemotongan, pengiriman
BARANG dari lokasi asal BARANG ke lokasi PIHAK KEDUA dengan jangka waktu
yang tidak lebih lama dari 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal
diterbitkannya SKBDN MT752 Usance.
2. Proses pengapalan (loading) yang dilakukan PIHAK PERTAMA atau pihak yang
dikontrak PIHAK PERTAMA untuk melakukan loading di pelabuhan asal dapat
disupervisi oleh petugas yang ditugaskan PIHAK KEDUA untuk memastikan jenis
BARANG, jumlah BARANG, dokumen manifest dan Bill off Loading yang
diterbitkan untuk pengiriman BARANG sesuai dengan tujuan pelabuhan tujuan
yang disepakati.
3. Proses penurunan (Un-Loading) yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
dipelabuhan tujuan dilakukan oleh perusahaan bongkar muat yang ditunjuk
PIHAK PERTAMA dan langsung dengan trucking (pengiriman dengan truk
pengangkut) dari pelabuhan tujuan ke lokasi yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA.
4. Pelabuhan asal adalah Pelabuhan Lubuk Tuntung Kutai Timur, Kalimantan
Timur, Pelabuhan tujuan adalah Pelabuhan …………………….. dengan menggunakan
jetty tongkang.
5. Lokasi penerimaan setiap pengiriman BARANG ditetapkan dilokasi PIHAK KEDUA
dengan alamat :
• ……………………………………………………………………………………………………
6. PIHAK PERTAMA akan menyampaikan kepada PIHAK KEDUA jadwal pengiriman
dan jadwal serah terima BARANG secara tertulis melalui media yang disepakati.
7. PIHAK PERTAMA menetapkan petugas yang memiliki kewenangan untuk
menandatangani Berta Acara Serah Terima BARANG sesuai dengan Surat
Penugasan yang disampaikan di dalam Lampiran 4 PERJANJIAN ini. Dalam hal
terjadi perubahan petugas, maka PIHAK PERTAMA akan menerbitkan Surat
Penugasan baru yang akan disampaikan kepada PIHAK KEDUA ditembuskan
kepada bank penerbit SKBDN MT752 Usance.
8. PIHAK KEDUA menetapkan petugas yang memiliki kewenangan untuk
menandatangani Berita Acara Serah Terima BARANG sesuai dengan Surat
Penugasan yang disampaikan di dalam Lampiran 5 PERJANJIAN ini. Dalam hal
terjadi perubahan petugas, maka PIHAK KEDUA akan menerbitkan Surat
Penugasan baru yang akan disampaikan kepada PIHAK PERTAMA ditembuskan
kepada bank penerbit SKBDN MT752 Usance.

Pasal 7
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. Menjamin dan menyampaikan kepada PIHAK KEDUA copy dokumen bukti hukum
kepemilikan dan penguasaan BARANG dan menunjukkan dokumen asli bukti
hukum kepemilikan dan penguasaan BARANG.
2. Menyediakan rincian daftar BARANG yang diperjualbelikan sebelum setiap
penagapalan dilakukan . Menyampaikan copy kontrak pengangkutan dari
Pelabuhan Asal ke Pelabuhan Tujuan dan dari Pelabuhan Tujuan ke lokasi PIHAK
KEDUA sebelum setiap pengiriman dilakukan dengan menutup bagian-bagian
dokumen yang tidak perlu diketahui oleh PIHAK KEDUA.
3. Memastikan bahwa pekerjaan pengiriman BARANG dapat diselesaikan dalam
jangka waktu tidak lebih dari 60 (enam puluh ) hari kalender dari tanggal
penerbitan SKBDN MT752 Usance dengan jumlah BARANG yang disepakati.
4. Menetapkan petugas yang memiliki kewenangan untuk menandatangani Berta
Acara Serah Terima BARANG.
5. Menjamin keamanan dan pengamanan pengiriman BARANG dari lokasi asal ke
lokasi PIHAK KEDUA.
6. Menanggung seluruh biaya langsung dan biaya tidak langsung yang harus
dikeluarkan berkaitan pengiriman BARANG sampai di lokasi PIHAK KEDUA.

Pasal 8
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. Menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA, bukti persetujuan bank atas aplikasi


penerbitan SKBDN MT752 Usance.
2. Memastikan kepada PIHAK PERTAMA, untuk penyelesaian penerbitan SKBDN
MT752 Usance, dalam kurun waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak
ditandatanganinya PERJANJIAN ini.
3. Menetapkan petugas yang memiliki kewenangan untuk menandatangani Berita
Acara Serah Terima BARANG.
4. Bersama PIHAK PERTAMA menyepakati harga BARANG untuk pengiriman kedua
sampai dengan pengiriman terakhir sesuai perkembangan harga pasar terkini.
5. Memastikan peneyelesaian pencairan Bank dapat dilaksanakan oleh PIHAK
PERTAMA sepanjang seluruh dokumen yang dibutuhkan telah tersedia.
6. Memastikan penyelesaian pembayaran komisi perantara jual beli pada waktu 1
(satu) hari setelah tanggal Berita Acara Serah Terima BARANG, dalam hal
disepakati pemisahan dana pembayaran komisi perantara jual beli.

Pasal 9
FORCE MAJEURE

1. Baik PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas
setiap keterlambatan akibat gagal memenuhi kewajiban terkecuali pembayaran
jatuh tempo, jika keterlambatan atau kegagalan tersebut disebabkan keadaan
kahar (force majeure) seperti tersebut dalam ayat (2).
2. Force Majeure adalah segala sesuatu yang terjadi diluar kemampuan PARA
PIHAK, serta hal-hal sebagai berikut : Tindakan Tuhan, Keputusan Pemerintah
(keseluruhan atau sebagian), Perang, Pemogokan, Kebakaran, Banjir, Ombak
besar, Angin Puyuh, Huruhara, Embargo, Putusan atau tundakan dari Pengadilan
yang berkompeten atau dari Pemerintah, atau Otoritas Sah lainnya.
3. Dalam hal keadaan Force Majeure telah terjadi atau diperkirakan akan terjadi,
maka pihak yang terkait langsung harus memberitahu PIHAK lainnya dan diikuti
dengan keterangan tertulis tentang keadaan tersebut dan apabila mungkin
dilengkapi dengan bukti-bukti.
4. Pihak yang terkena harus segera mengambil tindakan-tindakan untuk mengatasi
keadaan force majeure tersebut dan berupaya memenuhi kewajibannya sesuai
isi kontrak ini secepat mungkin.
5. BARANG dengan jumlah tertentu harus diserahkan sesuai ketentuan dalam
kotrak ini, namun karena keadaan FORCE MAJEURE, maka PARA PIHAK harus
bermusyawarah untuk mengatasi kesulitan tersebut, apabila kemudian ternyata
tidak diperoleh kesepatakan dalam waktu yang wajar, maka PIHAK yang
menerima pemberitahuan tersebut berhak mengadakan penelitian dalam waktu
yang wajar tentang jumlah Scrap yang belum diserahkan.
6. Apabila sebagai akibat dari keadaan FORCE MAJEURE pengiriman BARANG tidak
mungkin terlaksana dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender terus menerus
terhitung tanggal pemberitahuan, maka PIHAK yang menerima pemberitahuan
tersebut berhak membatalkan PERJANJIAN.
7. Dengan Pemberitahuan Pembatalan secara tertulis dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah target schedule serah terima BARANG. Tetapi, bila kinerja
kontrak ini dapat diperbaiki sebelum waktu tersebut berakhir, maka
Pemberitahuan Pembatalan PERJANJIAN tersebut secara otomatis batal dan
kontrak ini tetap berlaku.

Pasal 10
PERNYATAAN DAN JAMINAN

1. PARA PIHAK dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa PERJANJIAN ini
ditandatangani dan dilaksanakan oleh Direksi atau Pejabat yang secara sah
dapat mewakili masing-masing PIHAK, memiliki hak penuh dan kewenangan
sesuai dengan hukum yang berlaku.
2. PARA PIHAK menyatakan dan menjamin akan melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam PERJANJIAN ini dengan itikad
baik dan penuh tanggung jawab.
3. PARA PIHAK tidak akan mengalihkan hak dan kewajiban berdasarkan
PERJANJIAN ini kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan dari PARA PIHAK.

Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN ARBITRASI
1. Apabila timbul perselisihan dalam pelaksanaan PERJANJIAN ini, maka PARA
PIHAK akan menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat. Dan jika tidak
diperoleh kesamaan pendapat maka perselisihan akan diselesaikan melalui
Arbitrase yaitu Pengadilan Negeri di Surabaya.
2. Dalam hal arbitrase pada butir (1) diatas, tidak memperoleh hasil disepakati
oleh PARA PIHAK, maka penyelesaiannya akan dilakukan lewat jalur hukum
melalui Pengadilan Negeri di Surabaya.

Pasal 12
PEMBERITAHUAN DAN CARA KOMUNIKASI

1. Semua pemberitahuan, permohonan, petunjuk dan komunikasi lainnya,


selanjutnya disebut KORESPONDENSI, yang dimaksudkan, dipersyaratkan atau
diizinkan oleh PERJANJIAN ini harus dalam bentuk tertulis dan dianggap telah
diserahkan dibuat atau dikirim apabila diserahkan langsung atau ditujukan
kepada pejabat yang tercantum di dalam Butir (2) dan Butir (3) berikut ini
a. SAKSI dan Perwakilan Perantara Jual Beli PIHAK PERTAMA :
• Nama : ………………..
• NIK : ………………..
• No. Hp : ………………..
b. SAKSI dan Perwakilan Perantara Jual Beli PIHAK KEDUA :
• Nama : ………………..
• NIK : ………………..
• No. Hp : ………………..
2. Untuk kebutuhan koordinasi dan akurasi penatausahaan kegiatan jual beli, maka
setiap KORESPONDENSI antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA harus
dikirimkan tembusan secara tertulis kepada wakil Perantara Jual Beli dari PARA
PIHAK.
Pasal 13
KERAHASIAAN
PARA PIHAK akan tetap menjaga kerahasiaan PERJANJIAN ini dan dilarang
membocorkan isinya dalam bentuk apapun kepada PIHAK KETIGA tanpa izin dari
PARA PIHAK.

Pasal 14
LAMPIRAN DAN ADDENDUM

1. Semua dokumen yang merupakan Lampiran dari PERJANJIAN ini, dokumen


KORESPONDENSI berkaitan dengan PERJANJIAN ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari maksud dan tujuan ditandatanganinya dokumen
PERJANJIAN ini.
2. Semua hal yang belum tercakup di dalam PERJANJIAN ini dimana PARA PIHAK
menetapkan perlunya pengaturan tambahan, maka ketentuan berkaitan dengan
pengaturan tambahan akan didiskusikan dan disepakati oleh PARA PIHAK serta
dituangkan dalam suatu bentuk Dokumen Addendum yang ditandatangani oleh
PARA PIHAK.

Pasal 15
PENUTUP

PERJANJIAN ini dibuat rangkap 2 (dua) yang masing-masing berbunyi dan


mempunyai kekuatan hukam yang sama serta dipegang oleh PARA PIHAK.
1. Untuk memenuhi ketentuan yang berlaku PARA PIHAK membubuhkan
tandatangannya di atas Materai Republik Indonesia yang cukup dan sah sesuai
ketentuan yang berlaku.
2. Untuk menguatkan pelaksanaan ketentuan-ketentuan di dalam PERJANJIAN ini
maka PARA PIHAK sepakat menetapkan saksi-saksi yang ikut menandatangani
PERJANJIAN ini, serta menetapkan :
Notaris : ……………………………………..
Dengan Nomor Registrasi Kenotariatan Nomor AHU- ………………………Tahun …….
Yang berkedudukan di ……………. Untuk memberikan legalisasi atas dokumen
PERJANJIAN ini sesuai ketentuan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014.

Perjanjian ditandatangani di ……………………, pada tanggal yang tercantum pada


awal PERJANJIAN ini.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

ZAINOEL. A ……………………..
Direktur Utama Direktur Utama

SAKSI PIHAK PERTAMA SAKSI PIHAK KEDUA

……………………………………… …………………………………..
NIK : ………………………….. NIK : ………………………..

Anda mungkin juga menyukai