Anda di halaman 1dari 14

SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

PERJANJIAN PENGADAAN LATERIT

No. 243/SPK-SPMN/S1/XII/2022

Perjanjian ini dibuat pada tanggal 1 Desember 2022, oleh dan antara:

1. PT SARANA PRIMA MULTI NIAGA, suatu perseroan terbatas yang didirikan


berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Barat,
beralamat kantor di APL Tower Lt. 11 Unit 6, Jl. Letjen S. Parman Kav. 28, Tanjung
Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, 11470, dalam hal ini diwakili oleh
Jimmy Bujang dalam kedudukannya selaku Kuasa Direksi, demikian mewakili
direksi dari dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama perseroan, untuk
selanjutnya disebut “Pihak Kedua”

2. CV PUTRI TUNGGAL PERDANA, suatu persekutuan komanditer yang didirikan


berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Kotawaringin
Timur, beralamat kantor di Jln.Jendral Sudirman KM. 6,6 Block 000 No.031 RT 013
RW 002 Mentawa Baru Ketapang 74328 Sampit, dalam hal ini diwakili oleh Nur Yeni
dalam kedudukannya selaku Direktur, demikian mewakili pengurus dari dan oleh
karenanya bertindak untuk dan atas nama persekutuan, untuk selanjutnya disebut
“Pihak Kedua”

Untuk selanjutnya masing-masing pihak secara sendiri-sendiri disebut sebagai “Pihak”


dan bersama-sama sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pihak Pertama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan
kelapa sawit dan turunannya.

2. Pihak Kedua adalah sebuah perusahaan yang salah satu kegiatannya adalah
menjalankan usaha di bidang pengadaan laterit.

3. Bahwa pihak pertama bermaksu untuk mengadakan pengerasan jalan dan untuk
maksud tersebut melalui perjanjian ini Pihak Pertama telah menunjuk Pihak Kedua
untuk melaksanakan pengadaan laterit dalam rangka pengerasan jalan di
perkebunan kelapa sawit milik Pihak Pertama, yang terletak di desa Desa Karang
Sari KM 19, kecamatan Parenggean, kabupaten Kotawaringin Timur, provinsi
Kalimantan Tengah, setempat dikenal sebagai Estate Sarana-1 (untuk selanjutnya
disebut “Unit”), dan penunjukan tersebut te lah diterima, disepakati, dan
ditandatangani oleh Pihak Kedua.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini
sepakat untuk membuat perjanjian pengadaan laterit (untuk selanjutnya disebut
“Perjanjian”), dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

PASAL 1
OBJEK

Pihak Pertama dengan ini menunjuk Pihak Kedua untuk melaksanakan pengadaan laterit
(material) dalam rangka pengerasan jalan di Unit (untuk selanjutnya disebut “Pengadaan
Laterit”), dan Pihak Kedua dengan ini menerima penunjukan tersebut dan menyanggupi
serta menjamin untuk melaksanakan Pengadaan Laterit tersebut dengan sebaik-baiknya,
sesuai persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama.

PASAL 2
JANGKA WAKTU

1. Pihak Kedua wajib memulai dan menyelesaikan seluruh Pengadaan Laterit secara
tepat waktu dengan hasil yang memuaskan/take over Pengadaan Laterit, terhitung
sejak tanggal 01 Desember 2022 sampai dengan paling lambat tanggal 31 Januari
2023, yang mana jangka waktu tersebut sudah termasuk waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan transportasi Pengadaan Laterit ke lokasi Unit.

2. Apabila Pihak Kedua bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu penyelesaian


Pengadaan Laterit, maka permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut harus
disampaikan secara tertulis terlebih dahulu kepada Pihak Pertama paling lambat 1
(satu) bulan sebelum jangka waktu penyelesaian Pengadaan Laterit sebagaimana
dimaksud ayat 1 pasal ini berakhir. Pihak Pertama berhak untuk menerima atau
menolak permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut.

PASAL 3
HARGA DAN CARA PEMBAYARAN

1. Harga untuk seluruh Pengadaan Laterit sebagaimana diuraikan pada pasal


5 Perjanjian ini adalah tetap dan tidak berubah, yaitu sebesar Rp 925.000.000,00
(sembilan ratus dua puluh lima juta Rupiah), serta sesuai jumlah yang tercantum
dalam purchase order (PO), yang dilaksanakan berdasarkan jumlah kubikasi material
sesuai Bukti Penerimaan Barang (BPB) yang ditandatangani oleh wakil Pihak
Pertama di lokasi pengeceran dan di lokasi stockpile, dengan perincian sebagai
berikut:

Unit Jenis Pekerjaan Qty (MT) Harga(Rp/MT) Total (Rp)


Pengadaan Laterit Jalan dan
Sarana 1 5.000 185.000 925.000.000
Stockpile

2. Nilai kontrak tersebut pada ayat 1 pasal ini akan dipotong Pajak Penghasilan (PPh),
untuk disetorkan ke Kas Negara sesuai peraturan perpajakan yang berlaku. Pihak
Pertama akan menyerahkan bukti potong PPh tersebut kepada Pihak Kedua setelah
bukti potong PPh tersebut dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) oleh Pihak
Pertama.
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

3. Pihak Kedua wajib menggunakan bahan bakar minyak (BBM) solar industri (BBM
nonsubsidi).

4. Nilai kontrak tersebut pada ayat 1 pasal ini telah mencakup seluruh hal yang
diperlukan bagi pelaksanaan Pengadaan Laterit dengan baik dan benar serta
memuaskan Pihak Pertama dan telah memenuhi syarat-syarat yang dimuat pada
pasal 5 Perjanjian ini, serta hal-hal yang timbul sebagai akibat keadaan lokasi kerja
dan fasilitas penunjang yang diperlukan untuk pelaksanaan Pengadaan Laterit,
termasuk tetapi tidak terbatas pada kenaikan bahan/material, upah kerja, seluruh
pajak, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, BPJS
Kesehatan, retribusi Galian C, dan bea yang wajib dibayar sebagai akibat dari
adanya Perjanjian ini.

5. Pihak Kedua tidak dapat mengajukan penambahan nilai kontrak tersebut pada ayat 1
pasal ini kepada Pihak Pertama apabila terjadi peningkatan biaya, baik untuk bahan-
bahan maupun upah, dan sebagainya dan/atau apabila terjadi fluktuasi nilai tukar
mata uang asing dan/atau perubahan Peraturan Pemerintah yang mempengaruhi
Pengadaan Laterit ini selama jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Laterit
sebagaimana tersebut pada pasal 2 ayat 1 Perjanjian ini.

6. Pihak Kedua menyanggupi dan menerima sistem pembayaran yang ditetapkan oleh
Pihak Pertama sebagai berikut:
6.1. Down payment sebesar 20% (dua puluh persen) atau senilai Rp185.000.000,00
(seratus delapan puluh lima juta Rupiah) akan dibayarkan paling lambat dalam
14 (empat belas) hari kalender sejak Perjanjian ini ditandatangani.
6.2. Penagihan progress Pengadaan Laterit dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan
sekali sesuai bobot prestasi yang telah dicapai oleh Pihak Kedua, sebagaimana
dinyatakan dengan Berita Acara Pemeriksaan Pengadaan Laterit (BAPPL) yang
ditandatangani oleh wakil Pihak Pertama dan wakil Pihak Kedua, jumlah mana
akan dibayar kepada Pihak Kedua setelah dipotong:
a. Denda, ganti rugi, dan pengurangan lain, yang menjadi tanggung jawab
Pihak Kedua (jika ada).
b. PPh Pihak Kedua sesuai peraturan perpajakan yang berlaku.

6.3. Pembayaran nilai kontrak dapat dilaksanakan secara penuh (100%) apabila
seluruh Pengadaan Laterit telah diselesaikan dengan baik oleh Pihak Kedua,
sebagaimana dinyatakan dengan BAPPL yang telah ditandatangani oleh wakil
Pihak Pertama dan wakil Pihak Kedua, dan dilengkapi dengan permohonan
pembayaran sekali saja.

6.4. Pihak Pertama akan melaksanakan pembayaran dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak diterimanya seluruh dokumen asli tersebut di
bawah ini secara lengkap dan tidak ada kesalahan oleh Pihak Pertama:
a. Kuitansi bermeterai cukup,
b. Tagihan/invoice,
c. SPT PPN
d. BAPPL yang telah ditandatangani oleh wakil yang ditunjuk oleh masing-
masing pihak.
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

6.5. Seluruh pembayaran kepada Pihak Kedua akan dilaksanakan oleh Pihak
Pertama melalui transfer ke rekening Pihak Kedua sebagai berikut:
Nama Bank : MANDIRI
Cabang : SAMPIT
Nomor Rekening : 159-9000-5273-668
Atas Nama : CV.PUTRI TUNGGAL PERDANA

PASAL 4
PAJAK DAN BPJS

Pihak Pertama dan Pihak Kedua wajib melaksanakan kewajiban perpajakannya masing-
masing yang timbul sehubungan dengan adanya Perjanjian ini, sesuai peraturan
perpajakan yang berlaku.

PASAL 5
SPESIFIKASI DAN SYARAT PENGADAAN LATERIT

1. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama, seluruh Pengadaan
Laterit yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua tidak diperkenankan menyimpang dari
persyaratan dan ketentuan dalam Perjanjian ini, harus sesuai peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku, serta harus sesuai spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan oleh Pihak Pertama.

2. Pihak Kedua wajib melaksanakan mobilisasi material dan kendaraan ke lokasi Unit
paling lambat tanggal 1 DESEMBER 2022.

3. Pihak Kedua wajib menempatkan atau menugaskan seorang Pengawas atau Kepala
Pelaksana yang bekerja penuh waktu, ahli, dan berpengalaman, serta telah disetujui
secara tertulis oleh Pihak Pertama, untuk memimpin dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan dan penyelesaian Pengadaan Laterit. Pihak Kedua menjamin bahwa
tenaga kerja Pihak Kedua memiliki kemampuan dan pelatihan yang memadai untuk
melaksanakan Pengadaan Laterit tersebut.

4. Pihak Kedua bertanggung jawab terhadap legalitas material yang digunakan untuk
melaksanakan Pengadaan Laterit, Termasuk legalitas atas Laterit itu sendiri,
yang oleh karenanya Pihak Kedua dengan ini membebaskan Pihak Pertama
dari segala macam tuntutan pihak lain dalam bentuk dan nama apapun juga
yang mungkin timbul di kemudian hari sehubungan dengan legalitas material
tersebut. Pihak Kedua menyatakan dengan sebenarnya bahwa harga yang
ditetapkan olehnya merupakan harga wajar sesuai dengan yang berlaku secara
keumuman.

5. Penumpukan laterit tidak boleh dilaksanakan oleh Pihak Kedua pada waktu turun
hujan. Apabila terjadi hujan pada saat pembongkaran (unloading) laterit, maka
penumpukan tersebut hanya diperkenankan sampai dengan habisnya laterit pada
truk dimana penyerakan tersebut sedang dilaksanakan.
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

6. Pihak Kedua wajib memiliki segala izin usaha dan/atau perizinan lainnya sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik di Pemerintahan Pusat maupun
di Pemerintahan Daerah masing-masing, termasuk tetapi tidak terbatas pada izin
galian tambang/mineral Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) ataupun izin
sejenis yang sama dengan itu.

7. Pihak Kedua menyatakan sanggup untuk mematuhi peraturan perundang-undangan


yang berlaku mengenai ketenagakerjaan, terutama yang berkaitan dengan
pembayaran upah dan usia pekerja, yaitu harus berusia di atas 18 (delapan belas)
tahun.

8. Dalam melaksanakan Pengadaan Laterit, Pihak Kedua menjamin keselamatan dan


kesehatan kerja seluruh tenaga kerja Pihak Kedua serta wajib melengkapi tenaga
kerjanya dengan alat pelindung diri (APD) sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Pihak Kedua wajib melaksanakan penilaian sendiri (self assessment) terhadap


pemenuhan standar keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggunakan form
inspeksi yang telah ditetapkan oleh Pihak Kedua, untuk kemudian diverifikasi dan
disetujui secara tertulis oleh Pihak Pertama.

10. Pihak Kedua dilarang melaksanakan aktivitas pembakaran apapun, baik di lokasi
Unit maupun di sekitar lokasi Unit.

11. Dalam melaksanakan Pengadaan Laterit, Pihak Kedua harus memahami dengan
jelas pengendalian aspek dan dampak lingkungan, yang meliputi:

a. Pengendalian emisi gas buang kendaraan harus di bawah baku mutu yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
b. Pengendalian tetesan bahan bakar saat pengoperasian kendaraan.
c. Pengendalian tetesan oli saat pengoperasian kendaraan.

12. Pihak Kedua dengan alasan dan nama apapun juga, dilarang memasuki dan/atau
melakukan pembukaan lahan di Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT), yang
tanda batas dan letak lokasi KBKT tersebut telah ditetapkan oleh Pihak Pertama.

13. Dalam melaksanakan Pengadaan Laterit, seluruh kendala, persoalan/tuntutan


tenaga kerja Pihak Kedua dan/atau pihak lain, termasuk dalam hal tidak
selesainya/rusaknya/musnahnya hasil Pengadaan Laterit Pihak Kedua yang bukan
disebabkan oleh hal-hal sebagaimana dimaksud pasal 9 Perjanjian ini, merupakan
tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya.

14. Pihak Kedua bertanggung jawab dan menjamin bahwa hasil Pengadaan Laterit akan
bebas dari segala kesalahan dan/atau kerusakan, baik akibat kurang baiknya hasil
kerja teknisi Pihak Kedua maupun kurang baiknya kualitas bahan yang digunakan
Pihak Kedua. Namun demikian, seluruh persetujuan tertulis yang diberikan oleh
Pihak Pertama atas hasil kerja Pihak Kedua tidak melepaskan tanggung jawab Pihak
Kedua untuk memenuhi seluruh kondisi dan persyaratan sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini.
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

15. Pihak Kedua bertanggung jawab dan menjamin untuk melaksanakan perbaikan dan
mengganti secara cuma-cuma seluruh kesalahan dan/atau kerusakan yang terjadi
karena kesalahan Pihak Kedua.

16. Pihak Kedua tidak diperkenankan untuk mengalihkan/mensub-kontrakkan


Pengadaan Laterit dan/atau hak atas Pengadaan Laterit ini kepada pihak lain
dengan cara bagaimanapun juga, baik sebagian maupun seluruhnya, tanpa
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama.

17. Pihak Kedua menyatakan mempunyai/sanggup mempunyai modal kerja yang cukup
untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pengadaan Laterit ini, yang besarnya
sesuai dengan yang tercantum pada pasal 3 Perjanjian ini.

18. Pihak Kedua wajib turut memelihara keamanan dan ketertiban umum di lokasi Unit
selama berlangsungnya Pengadaan Laterit ini serta bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh konsekuensi yang mungkin timbul sebagai akibat terjadinya
kerusuhan, kebakaran, kerusakan, kehilangan, dan sebagainya dalam bentuk
apapun juga terhadap milik Pihak Pertama dan Pihak Kedua, baik terhadap diri
karyawan Pihak Pertama dan Pihak Kedua maupun terhadap kepemilikan Pihak
Pertama dan Pihak Kedua, yang berasal dari perbuatan tenaga kerja Pihak Kedua
dan/atau perbuatan tenaga kerja Pihak Kedua dengan pihak lain.

19. Pihak Pertama berhak menyatakan keberatan secara tertulis kepada Pihak Kedua
untuk menolak wakil atau personil yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua yang akan
atau sedang melaksanakan Pengadaan Laterit di lokasi Pengadaan Laterit, yang
mana menurut penilaian Pihak Pertama, telah melakukan perbuatan tidak
menyenangkan, mengabaikan instruksi Pihak Pertama, dan/atau tidak berkompeten
dalam melaksanakan Pengadaan Laterit. Sehubungan dengan hal-hal tersebut,
Pihak Kedua wajib segera melaksanakan penggantian wakil atau personil Pihak
Kedua tersebut.

20. Dalam hal tenaga kerjanya tinggal sementara di lokasi Unit, maka Pihak Kedua wajib
menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan ketertiban
bagi para tenaga kerja Pihak Kedua, atas tanggungan Pihak Kedua sepenuhnya.

21. Pihak Kedua wajib melaksanakan seluruh perubahan Pengadaan Laterit yang
dinyatakan dalam dokumen pelaksanaan Pengadaan Laterit, yang dibuat secara
tertulis dan disampaikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua, termasuk tetapi
tidak terbatas pada:
a. Menambah atau mengurangi besarnya volume Pengadaan Laterit yang tercantum
dalam Perjanjian ini.
b. Melaksanakan pekerjaan tambahan lainnya, yang menurut Pihak Pertama
diperlukan untuk menyelesaikan dan menyempurnakan hasil Pengadaan Laterit.
c. Mengubah sifat, mutu, dan jenis bahan, serta pelaksanaan Pengadaan Laterit.

22. Apabila selama pelaksanaan Pengadaan Laterit tersebut ternyata terjadi


penambahan dan/atau pengurangan Pengadaan Laterit, maka Pihak Pertama akan
menentukan besarnya penambahan dan/atau pengurangan nilai kontrak sebagai
akibat adanya penambahan dan/atau pengurangan Pengadaan Laterit berdasarkan
referensi harga satuan yang ada di dalam Perjanjian ini. Apabila tidak ada referensi
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

harga satuan di dalam Perjanjian ini, maka perubahan nilai kontrak tersebut
berdasarkan hasil negosiasi Pihak Pertama dan Pihak Kedua. Sehubungan dengan
hal tersebut, Pihak Kedua wajib mengajukan harga pekerjaan tambah untuk disetujui
secara tertulis terlebih dahulu oleh Pihak Pertama, paling lambat 1 (satu) bulan sejak
Pengadaan Laterit tambah tersebut diselesaikan secara memuaskan oleh Pihak
Kedua, sebagaimana dinyatakan dengan BAPPL yang ditandatangani oleh wakil
Pihak Pertama dan wakil Pihak Kedua. Apabila setelah lewat dari 1 (satu) bulan,
Pihak Kedua belum juga mengajukan harga pekerjaan tambah, maka Pihak Pertama
tidak akan melaksanakan pembayaran tagihan atas Pengadaan Laterit tambah
tersebut.

23. Pihak Kedua wajib melaksanakan penambahan dan/atau pengurangan Pengadaan


Laterit setelah diinstruksikan secara tertulis oleh Pihak Pertama untuk
melaksanakannya. Penambahan Pengadaan Laterit yang dilaksanakan oleh Pihak
Kedua tanpa mendapat instruksi terlebih dahulu dari Pihak Pertama, menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya dan untuk itu Pihak Pertama tidak
diwajibkan melaksanakan pembayaran kepada Pihak Kedua dalam bentuk apapun
juga sehubungan dengan hal tersebut. Adanya Pengadaan Laterit tambah/kurang
tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan oleh Pihak Kedua untuk mengubah
waktu penyelesaian Pengadaan Laterit, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Pihak Pertama.

24. Apabila Pihak Kedua telah menyelesaikan seluruh Pengadaan Laterit tersebut di
atas, maka akan dibuat BAST Pengadaan Laterit, yang menerangkan bahwa Pihak
Kedua telah menyerahkan seluruh hasil Pengadaan Laterit kepada Pihak Pertama
dan Pihak Pertama dengan ini telah menerima dengan baik seluruh hasil Pengadaan
Laterit tersebut dari Pihak Kedua.

25. Pihak Kedua bertanggung jawab terhadap legalitas kendaraan yang digunakan untuk
melaksanakan Pengadaan Laterit, yang oleh karenanya Pihak Kedua dengan ini
membebaskan Pihak Pertama dari segala macam tuntutan pihak lain dalam bentuk
dan nama apapun juga yang mungkin timbul di kemudian hari sehubungan dengan
legalitas kendaraan tersebut.

26. Pihak Kedua bertanggung jawab atas keadaan dan keamanan peralatan, mesin-
mesin, dan diri para pekerja tersebut, termasuk keamanan daerah kerja, barang-
barang, alat-alat, ruang kerja, gudang, dan/atau kantor (Direksi keet) yang berada di
lokasi Unit, baik sebelum, pada saat, maupun setelah Pengadaan Laterit
diselesaikan dengan baik oleh Pihak Kedua berdasarkan Perjanjian ini.

27. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk beroperasinya kendaraan, alat berat, dan
peralatan lainnya menjadi tanggungan Pihak Kedua sepenuhnya.

28. Apabila Pengadaan Laterit tersebut dinyatakan selesai oleh Pihak Pertama, maka
seluruh peralatan dan/atau bangunan sementara serta mesin-mesin milik Pihak
Kedua harus diangkut atau dipindahkan dari areal Pihak Pertama atas biaya Pihak
Kedua sepenuhnya. Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak
Pengadaan Laterit tersebut dinyatakan selesai oleh Pihak Pertama namun Pihak
Kedua belum juga mengosongkan lokasi Unit, maka Pihak Pertama berhak
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

melaksanakan pengosongan tersebut atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya, dengan


ketentuan seluruh risiko yang mungkin timbul sehubungan dengan cara

pengosongan tersebut menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya, termasuk


tetapi tidak terbatas pada kemungkinan rusaknya peralatan dan/atau bangunan
sementara serta mesin-mesin tersebut.

29. BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan berikut premi masing-masing BPJS
tersebut atas diri para tenaga kerja Pihak Kedua yang melaksanakan Pengadaan
Laterit tersebut pada pasal 5 Perjanjian ini, wajib diurus dan dibayar sepenuhnya
oleh Pihak Kedua sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 6
KECELAKAAN KERJA

1. Seluruh insiden yang terjadi sewaktu Pihak Kedua melaksanakan Pengadaan Laterit
sehingga merugikan Pihak Pertama maupun Pihak Kedua sendiri serta pihak ketiga
lainnya, menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya. Oleh karena itu, Pihak
Kedua menyanggupi untuk membayar ganti rugi yang diperlukan kepada pihak yang
dirugikan, dengan memperhatikan serta mentaati seluruh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

2. Kecelakaan yang terjadi sebelum atau pada saat Pihak Kedua melaksanakan
Pengadaan Laterit di lapangan, melaksanakan mobilisasi, demobilisasi, dan lain-lain
adalah menjadi tanggung jawab Pihak Kedua sepenuhnya dan bukan suatu hal atau
alasan yang menjadikan Perjanjian ini terlambat untuk dilaksanakan dan/atau
diselesaikan oleh Pihak Kedua.

PASAL 7
SANKSI

1. Apabila karena kelalaiannya, Pihak Kedua tidak melaksanakan mobilisasi material,


tenaga kerja, dan peralatan ke lokasi Unit sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada
pasal 5 ayat 2 Perjanjian ini dan/atau belum memulai Pengadaan Laterit tersebut
sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada pasal 2 ayat 1 Perjanjian ini dan/atau tidak
melanjutkan Pengadaan Laterit yang telah dimulainya, yang mana kelalaian tersebut
telah melebihi 14 (empat belas) hari kalender dari jadwal yang telah ditetapkan
dan/atau pada setiap saat selama jangka waktu Perjanjian ini, apabila kumulatif hari
keterlambatan Pengadaan Laterit telah mencapai atau lebih dari 14 (empat belas)
hari kalender, maka untuk selanjutnya berlaku ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini,
tanpa diperlukan pemberitahuan terlebih dahulu oleh Pihak Pertama kepada Pihak
Kedua.

2. Apabila Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan Pengadaan Laterit karena sebab
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, maka untuk setiap hari
keterlambatan, Pihak Kedua bersedia dikenakan ganti rugi sebesar 1 0/00 (satu permil)
dari total nilai kontrak, sampai dengan maksimum sebesar 5% (lima persen).
Apabila ganti rugi tersebut telah mencapai 5% (lima persen), maka untuk selanjutnya
berlaku ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini.
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

3. Dalam hal Pihak Kedua lambat dalam menyelesaikan dan/atau tidak melaksanakan
Pengadaan Laterit, maka Pihak Pertama sewaktu-waktu berhak memberikan Surat
Peringatan (SP) kepada Pihak Kedua. Apabila setelah 7 (tujuh) hari kalender sejak
tanggal SP, Pihak Kedua belum juga menunjukkan kemajuan yang berarti, maka
untuk selanjutnya berlaku ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini.

4. Akibat kelalaian Pihak Kedua tersebut pada ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 pasal ini,
maka Pihak Pertama berhak menghentikan seluruh pelaksanaan Pengadaan Laterit
tersebut secara sepihak dan Perjanjian ini menjadi berakhir tanpa hak bagi Pihak
Kedua untuk menuntut Pihak Pertama mengenai hal apapun dan dalam bentuk
apapun juga. Untuk pengakhiran Perjanjian ini secara sepihak, Pihak Pertama dan
Pihak Kedua, sekarang dan untuk nanti pada waktunya, sepakat untuk melepaskan
ketentuan-ketentuan pada pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang
mensyaratkan bahwa perintah Pengadilan wajib dimintakan sehubungan dengan
pengakhiran Perjanjian ini.

5. Dengan dilaksanakannya penghentian Pengadaan Laterit tersebut pada ayat 4 pasal


ini, maka:

a. Pihak Pertama bersama-sama dengan Pihak Kedua akan membuat BAPPL.


Apabila Pihak Kedua tidak bersedia membuat BAPPL, maka BAPPL akan dibuat
secara sepihak oleh Pihak Pertama dan dianggap telah diterima sepenuhnya oleh
Pihak Kedua.

b. Pihak Pertama berhak menunjuk pihak lain untuk melanjutkan pelaksanaan


Pengadaan Laterit ini dengan selisih biaya dari nilai kontrak menjadi beban Pihak
Kedua sepenuhnya dan Pihak Pertama tetap akan membayar kepada Pihak
Kedua sebesar progress Pengadaan Laterit yang telah dicapai sesuai BAPPS,
serta dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak pemutusan sepihak tersebut
dinyatakan oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua harus segera meninggalkan areal
kerjanya serta mengosongkan lokasi Unit atas biaya Pihak Kedua sepenuhnya.
Apabila setelah lewat jangka waktu tersebut Pihak Kedua belum juga
meninggalkan areal kerjanya serta mengosongkan lokasi Unit, maka Pihak
Pertama berhak melaksanakan pengosongan tersebut atas biaya Pihak Kedua
sepenuhnya, dengan ketentuan seluruh risiko yang mungkin timbul sehubungan
dengan cara pengosongan tersebut menjadi tanggung jawab Pihak Kedua
sepenuhnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada kemungkinan rusaknya
peralatan dan/atau bangunan sementara serta mesin-mesin milik Pihak Kedua.

c. Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian yang disebabkan oleh kesalahan dan/atau
kelalaian Pihak Kedua sebagaimana dimaksud ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 pasal ini,
maka Pihak Kedua wajib membayar ganti rugi kepada Pihak Pertama sebesar
10% (sepuluh persen) dari total nilai kontrak, yang wajib dibayar secara seketika
dan sekaligus lunas dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal pemutusan
Perjanjian tersebut.

6. Apabila Pihak Kedua menghentikan kegiatan di lapangan dan/atau mengakhiri


Perjanjian ini secara sepihak sebelum Perjanjian ini berakhir tanpa persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama, maka Pihak Kedua dengan ini
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

membebaskan Pihak Pertama dari kewajiban membayar nilai kontrak atas


Pengadaan Laterit yang tersisa dan/atau yang belum diselesaikan oleh Pihak Kedua,
serta membebaskan Pihak Pertama dari segala macam tuntutan pihak lain dalam
bentuk dan nama apapun juga, tanpa mengesampingkan kewajiban Pihak Kedua
untuk membayar ganti rugi kepada Pihak Pertama sebesar 10% (sepuluh persen)
dari total nilai kontrak, yang wajib dibayar secara seketika dan sekaligus lunas dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal penghentian/pengakhiran Perjanjian ini.

7. Selain yang diatur pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 6, pasal ini, dalam hal Pihak
Kedua tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana ditetapkan pada Perjanjian
ini, maka Pihak Pertama berhak menghentikan seluruh pelaksanaan Pengadaan
Laterit tersebut secara sepihak tanpa perlu melaksanakan pembayaran apapun juga
kepada Pihak Kedua atas Pengadaan Laterit yang tersisa, dengan seluruh akibatnya
sesuai ketentuan ayat 4 dan 5 pasal ini.

8. Pihak Pertama berwenang penuh menentukan atau menunda atau membatalkan


pembayaran dari hasil Pengadaan Laterit yang tidak memenuhi persyaratan yang
diinginkan, sampai dengan pekerjaan(-pekerjaan) tersebut diperbaiki oleh Pihak
Kedua yang hasilnya sesuai persyaratan yang diinginkan, tanpa adanya kewajiban
untuk membayar ganti rugi apapun juga kepada Pihak Kedua.

9. Pembatalan, pengakhiran, dan/atau berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan


(i) segala kewajiban Pihak Kedua yang tersisa dan/atau tertunda kepada Pihak
Pertama, dan/atau (ii) sanksi yang harus dipenuhi/dijalankan oleh Pihak Kedua
sesuai ketentuan dalam Perjanjian ini.

PASAL 8
KEBIJAKAN ANTI PENYUAPAN

1. Pihak Pertama mengharapkan standard integritas tertinggi dalam semua transaksi


bisnis dengan Pihak Kedua.

2. Dalam melakukan Perjanjian ini, Pihak Kedua harus mematuhi semua undang-
undang dan peraturan yang berlaku terkait anti-penyuapan dan anti korupsi termasuk
tetapi tidak terbatas pada Akta Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia 2009
(Akta 694), Undang-Undang tentang Tindak Pidana Korupsi dan Undang-Undang
Tindak Pidana yang berlaku di Negara Republik Indonesia, atau hukum apa pun
yang mengubah atau mengganti undang-undang dan peraturan tersebut, dan
Kebijakan Anti-Suap TSH Group, yang diterbitkan oleh TSH Resources Berhad,
selaku perusahaan induk dari Pihak Pertama. Salinan Kebijakan Anti-Suap TSH
Group dapat diperoleh di tautan berikut ini: https://www.tsh.com.my/anti-bribery-and-
corruption-policy/, atau sebagaimana telah disampaikan kepada Pihak Kedua.

3. Jika Pihak Pertama dengan secara wajar dan itikad baik menetapkan bahwa telah
ada pelanggaran undang-undang atau peraturan anti-penyuapan asing atau dalam
negeri oleh Pihak Kedua, karyawannya, sub-kontraktor atau agennya, maka Pihak
Pertama memiliki hak untuk mengakhiri Perjanjian ini dengan seketika itu juga dan
tanpa melakukan pembayaran apa pun. Selanjutnya, Pihak Kedua harus mengganti
kerugian Pihak Pertama terhadap setiap dan semua klaim, tuntutan, kerusakan,
biaya pihak ketiga (termasuk biaya hukum yang wajar) yang timbul dari atau
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

sehubungan dengan Perjanjian ini sejauh yang disebabkan oleh pelanggaran


terhadap setiap undang-undang anti-penyuapan dan anti korupsi yang berlaku di luar
negeri atau dalam negeri, tindakan lalai atau kelalaian, penipuan atau perilaku
disengaja dari Pihak Kedua, karyawannya, sub-kontraktor atau agen selama
penyediaan barang atau jasa untuk Pihak Pertama.

PASAL 9
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Para pihak dibebaskan dari seluruh tuntutan, apabila terbukti telah terjadi suatu
peristiwa di luar kemampuan para pihak untuk mengatasinya (force majeure), antara
lain bencana alam, perang, dan gangguan keamanan lainnya, sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan seluruh hak dan kewajiban
masing-masing pihak yang timbul sebelum terjadinya keadaan force majeure
tersebut tetap wajib dilaksanakan oleh masing-masing pihak.

2. Atas kejadian/akibat tersebut, pihak yang mengalami keadaan force majeure


diwajibkan memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya, pemberitahuan
mana wajib diterima oleh pihak lainnya paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
terjadinya kejadian tersebut. Apabila pihak yang mengalami keadaan force majeure
tersebut tidak memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam jangka
waktu tersebut, maka dianggap tidak terjadi keadaan force majeure dan pihak yang
bersangkutan tetap wajib melaksanakan seluruh kewajibannya sesuai dengan yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.

3. Terhadap pemberitahuan pihak yang mengalami keadaan force majeure tersebut


pada ayat 2 pasal ini, pihak lainnya tersebut wajib memberikan tanggapan secara
tertulis dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak diterimanya surat pemberitahuan
tersebut.

4. Apabila setelah lewatnya waktu, sebagaimana tersebut pada ayat 3 pasal ini,
ternyata pihak lainnya belum memberikan jawaban, maka pihak lainnya tersebut
dianggap menyetujui adanya keadaan force majeure tersebut dan pihak yang
mengalami keadaan force majeure dengan ini diberikan perpanjangan waktu, yang
lamanya akan ditetapkan oleh pihak lainnya dengan mempertimbangkan keadaan di
lapangan, yang seluruhnya akan dilaksanakan sesuai persyaratan dan ketentuan
yang akan disepakati bersama untuk kemudian dituangkan dalam suatu adendum
Perjanjian. Sebaliknya, apabila pihak lainnya tersebut tidak menyetujuinya, maka
pihak yang mengalami keadaan force majeure tetap diwajibkan untuk menyelesaikan
kewajibannya sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

PASAL 10
ADENDUM

Para pihak sepakat bahwa apabila di kemudian hari ternyata ada hal-hal yang tidak atau
belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, maka hal-hal tersebut akan segera
dimusyawarahkan untuk disepakati bersama, yang untuk selanjutnya akan dituangkan ke
dalam suatu adendum (tambahan) Perjanjian ini.

PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Segala perselisihan yang timbul akibat dan/atau sehubungan dengan Perjanjian ini akan
diselesaikan oleh para pihak secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila
perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah, maka para pihak
sepakat untuk menyerahkan penyelesaian atas permasalahan tersebut melalui Pengadilan
Negeri Jakarta Barat.

PASAL 12
LAIN-LAIN

1. Seluruh adendum Perjanjian, lampiran, surat, dan/atau dokumen lainnya (jika ada),
yang berkaitan dengan Pengadaan Laterit ini, merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

2. Perjanjian ini menghapuskan dan mengesampingkan seluruh kesepakatan antara


para pihak, baik secara lisan maupun secara tertulis, yang dibuat sebelum Perjanjian
ini ditandatangani. Untuk menghindari keragu-raguan, apabila ada 1 (satu) atau
lebih ketentuan dalam dokumen lain yang dibuat antara para pihak yang
menyimpang/bertentangan dengan Perjanjian ini, maka ketentuan yang berlaku sah
dan mengikat para pihak adalah ketentuan sebagaimana tercantum dalam Perjanjian
ini.

3. Apabila salah satu ketentuan dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak berlaku atau batal
demi hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku, maka pembatalan tersebut tidak
berpengaruh terhadap validitas (keabsahan)/berlakunya pasal-pasal dan ayat-ayat
lain dalam Perjanjian ini.

4. Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Kedua berhak dan berwenang untuk membuat
dan menandatangani Perjanjian ini, dan mereka yang bertindak mewakili Pihak
Kedua adalah pejabat yang mempunyai wewenang yang sah untuk itu sesuai
ketentuan anggaran dasar atau perubahannya yang terakhir.
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

5. Seluruh persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini tetap
berlaku dan mengikat para penerus dan/atau para pengganti hak dari masing-masing
pihak.

6. Para pihak sepakat bahwa Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan berdasarkan
hukum negara Republik Indonesia.

DEMIKIANLAH UNTUK TERIKAT SECARA HUKUM, para pihak dengan ini


menandatangani Perjanjian ini pada tanggal tersebut pada awal Perjanjian ini, yang dibuat
dalam 2 (dua) rangkap, keduanya bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama Pihak Kedua


PT Sarana Prima Multi Niaga CV.Putra Tunggal Perdana

Jimmy Bujang Nur Yeni


Kuasa Direksi Direktur
SPK Pengadaan Laterit Nomor : 243/SPK-SPMN/XII/2022

Anda mungkin juga menyukai