Anda di halaman 1dari 15

PERJANJIAN

ANTARA
PT. INTER WORLD STEEL
DENGAN
PT. PELANGI BIMANUSA PERSADA
TENTANG
JUAL-BELI BESI BEKAS (SCRAP )

Nomor PT IWS: SM 01/010/IWS-Scrap/VIII/2022


Nomor PT PBP : 1001/PBNP-IWS/X/2022

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari Senin tanggal Tujuhbelas bulan Oktober
tahunDua Ribu Dua Puluh Dua (8-08-2022),, oleh dan antara:

PT. INTER WORLD STEEL Adalah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan
MILLS INDONESIA hukum Negara Republik Indonesia, berkedudukan di
Jakarta, yang dalam hal ini diwakili oleh Me dalam
kapasitasnya sebagai Direktur Utama dan oleh karenanya
sah bertindak untuk dan atas nama PT. INTER WORLD
STEEL MILLS INDONESIA, yang selanjutnya dalam
Perjanjian ini disebut “PIHAK PERTAMA”.

PT. PELANGI BIMANUSA Adalah perseroan terbatas yang didirikan dan tunduk
PERSADA berdasarkan hukum negara Republik Indonesia,
berkedudukan di Jakarta dalam hal ini diwakili oleh DR.M
Jeffry Zack LUBIS SH, M.SI sebagai Direktur Utama dan
oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT
Pelangi Bimanusa Persada, yang selanjutnya dalam
kontrak ini disebut “PIHAK KEDUA”

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya disebut PARA PIHAK dan terlebih dahulu
Menerangkan hal-hal sebagai berikut:

1. BAHWA PIHAK PERTAMA adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang


perdagangan bermaksud untuk membeli besi bekas (scrap );
2. BAHWA PIHAK KEDUA pemilik dan telah menawarkan besi bekas (scrap ) kepada
PIHAK KEDUA;
3. BAHWA PIHAK KEDUA bermaksud membeli besi bekas (scrap ) yang dijual PIHAK
KEDUA sesuai dengan dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam Perjanjian.
Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

1
4. BAHWA PARA PIHAK telah menandatangani Berita Acara Pembelian pada tanggal
4......2022.

Selanjutnya PARA PIHAK sepakat untuk saling mengikatkan diri mengadakan perjanjian Jual
Beli Besi Bekas (yang selanjutnya disebut ”Perjanjian”) dengan ketentuan - ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut:

PASAL 1
DEFINISI
(1) Untuk menghindari kesalahan di dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat di
dalam Perjanjian ini, maka Para Pihak sepakat untuk mendefenisikan istilah tersebut
sesuai dengan konteksnya, sebagai berikut :
a. “Afiliasi” terkait dengan setiap pihak, merupakan, setiap perseorangan yang secara
langsung ataupun tidak langsung mengendalikan, dikendalikan oleh atau berada di
bawah kendali yang sama dengan salah satu PIHAK, pihak tersebut dan
penggunaan kata “kendali” berarti, sehubungan dengan suatu perusahaan, hak
untuk melaksanakan, secara langsung maupun tidak langsung, melebihi 50% (lima
puluh persen) dari hak suara yang yang melekat pada saham perusahaan yang
dikendalikan atau kewenangan untuk menunjuk atau memberhentikan anggota
pengurus tersebut serta dapat memberikan hak suara terbanyak yang dapat
diberikan oleh anggota pengurus tersebut, dan, sehubungan dengan setiap pihak
selain suatu perusahaan, kepemilikan, secara langsung ataupun tidak langsung,
atas kewenangan untuk mengarahkan ataupun menyebabkan arah manajemen atau
kebijakan pihak tersebut.
b. “Barang” adalah besi bekas (scrap ) dengan jumlah keseluruhan seberat 3000 MT
(+/- 10%) yang disediakan oleh PIHAK KEDUA, ketentuan mengenai Jenis, Kondisi,
dan Spesifikasi Barang terdapat dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan tidak
terpisahkan dengan Perjanjian ini.
c. “Berita Acara Pembelian” adalah berita acara yang ditandatangani oleh PARA
PIHAK yang berisi mengenai jumlah dan nilai/harga keseluruhan Barang dalam
transaksi jual beli besi bekas ini.
d. “Berita Acara Penerimaan Barang” adalah berita acara yang ditanda tangani oleh
PARA PIHAK atau karyawan yang ditunjuk oleh PARA PIHAK yang menerangkan
mengenai jumlah barang yang diterima digudang PIHAK PERTAMA berdasarkan
timbangan yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
e. “Dokumen Rekonsiliasi” adalah dokumen administrasi yang terdiri atas Berita Acara
Penerimaan Barang dan Dokumen Penagihan yang telah melalui tahap Rekonsiliasi,
yang akan dijadikan dasar untuk melakukan penagihan.
f. “Franco” adalah penyerahan Barang yang dilakukan diatas truk di Gudang yang
ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
g. “Gudang” berarti gudang yang lokasinya ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
h. “Hari Kalender” adalah setiap hari yaitu hari Senin sampai Minggu pada kalender
Masehi termasuk hari libur nasional dan cuti bersama.
i. “Hari Kerja” adalah setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada kalender masehi,
kecuali hari libur resmi yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
j. “Invoice ” adalah nota pembayaran dalam bentuk elektronik maupun fisik, yang
merupakan nota atas transaksi jual beli antara PIHAK KEDUA dengan PIHAK
PERTAMA yang sekaligus sebagai bentuk tertulis penagihan atas transaksi jual beli.
k. “Jatuh Tempo” adalah tanggal yang ditentukan oleh PIHAK KEDUA untuk PIHAK
Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

2
PERTAMA melakukan pembayaran, dimana tanggal tersebut adalah tanggal yang
tertera padaInvoice atau Dokumen Rekonsiliasi.
l. “Rekonsiliasi” adalah proses penyesuaian data-data yang dimiliki oleh Para Pihak
melalui jaringan penghubung berdasarkan catatan yang bentuknya telah disepakati
dikirim secara elektronik menggunakan file excel (xls), dan/ atau PDF (pdf).
m. “Surat Pengantar” adalah dokumen yang menerangkan isi dari produk yang diangkut
oleh transportir untuk dikirim ke Gudang.

(2) Isitilah-istilah yang digunakan dalam Perjanjian ini hanyalah untuk kemudahan referensi
dalam melaksanakan Perjanjian ini yang telah disepakati oleh Para Pihak dan tidak
berpengaruh pada keabsahan substansi dari masing-masing ketentuan pada Pasal yang
bersangkutan.
PASAL 2
DOKUMEN PERJANJIAN
(1) Dokumen yang berkaitan dalam Perjanjian harus dianggap sebagai satu kesatuan dan
bersifat saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Dalam hal terdapat 2 (dua)
pengertian dan ketidakjelasan, maka dokumen-dokumen tersebut secara bersama-sama
akan dijelaskan dan diatur oleh PIHAK PERTAMA yang akan mengeluarkan perintah
kepada PIHAK KEDUA untuk kepentingan tersebut, kecuali diatur lain di dalam
Perjanjian, tingkat prioritas dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perjanjian.
b. Addendum Perjanjian (jika ada).
c. Berita Acara.
(2) Jika PIHAK KEDUA menemukan ketidak sesuaian data atau perbedaan di dalam
dokumen Perjanjian, PIHAK KEDUA harus segera memberitahukannya secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA.
See
PASAL 3
RUANG LINGKUP PERJANJIAN
(1) Maksud dan tujuan dari Perjanjian ini adalah penjualan Barang oleh PIHAK KEDUA dan
pembelian Barang oleh PIHAK PERTAMA dengan syarat sampai di lokasi yang ditunjuk
oleh PIHAK PERTAMA di Jabodetabek (Franco Gudang Pembeli).
(2) Penjualan dan Pembelian Barang dilaksanakan dengan itikad baik dan mengacu kepada
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
(3) Ketentuan mengenai jenis Barang dan rincian pengiriman secara lebih lanjut diatur pada
lampiran, sebagaimana dapat diubah dari waktu ke waktu yang dituangkan dalam
dokumen tertulis yang disepakati Para Pihak.
(4) Jenis Barang yang dikirim oleh PIHAK KEDUA adalah tidak termasuk dalam kategori
Barang yang dilarang oleh hukum negara Indonesia, dan sesuai dengan kebutuhan
PIHAK PERTAMA.

Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

3
PASAL 4
HARGA BARANG
(1) Estimasi Total Harga Barang adalah Rp 100.500.000.000,- (Seratus Milyar Lima Ratus
Juta Rupiah) dengan ketentuan harga Barang bersifat unit price dengan satuan harga
yaitu sebesar Rp 6.700,- (Enam ribu Tujuh ratus rupiah) per kilogram.
(2) Harga Barang sebagaimana dalam ayat 1 Pasal ini belum termasuk PPN.

PASAL 5
MASA BERLAKU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku efektif sejak ditandatanaganinya Perjanjian ini.
(2) Perjanjian ini berakhir apabila, mana yang terjadi terlebih dahulu:
a. Sejak Tanggal diterbitkannya Berita Acara Penerimaan Barang, atau
b. Pemutusan Perjanjian sesuai dengan Pasal 21 Perjanjian ini.

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Seluruh pengiriman Barang ke Gudang harus diselesaikan sampai dengan 15 September
2022
PASAL 7
JAMINAN UANG MUKA
(1) Jaminan Uang Muka wajib diserahkan saat PIHAK KEDUA melakukan penagihan Uang
Muka kepada PIHAK PERTAMA berupa Bank Garansi senilai Rp.5.000.000.000 (Lima
Milyar Rupiah) sebagaimana dalam Berita Acara Pembelian yang dapat dieksekusi tanpa
syarat apapun untuk menjamin Pelaksanaan jual beli besi bekas kepada PIHAK
PERTAMA, yang dikeluarkan oleh bank pemerintah atau bank swasta nasional dan yang
memiliki cabang di Jakarta.
(2) Masa berlaku Jaminan Uang Muka adalah mínimum 40 Hari kalender dan/atau sampai
dengan terbitnya Dokumen Rekonsiliasi.
(3) Besaran Jaminan Uang Muka yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA pada saat Pembayaran Uang Muka adalah minimal sama dengan jumlah
Pembayaran Uang Muka yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini.
(4) Jaminan Uang Muka harus diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA paling
lambat saat Pembayaran Uang Muka.

PASAL 8
PERSYARATAN PENDAHULUAN
(1) Tanpa mengesampingkan ketentuan-ketentuan lain dalam Perjanjian ini, pembelian
Barang oleh PIHAK PERTAMA adalah bersyarat atas terpenuhinya semua ketentuan-
ketentuan berikut ini :
a. PIHAK KEDUA telah menyerahkan Bank Garansi (BG) senilai Rp.5.000.000.000 (Lima
Milyar Rupiah) kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 15 Hari Kalender
sejak Tanggal Perjanjian;
b. PIHAK KEDUA telah memberikan konfirmasi spesifikasi Barang berupa kualitas,
ukuran, dan jumlah kepada PIHAK PERTAMA dan Para Pihak telah menandatangani
Berita Pembelian;
c. PIHAK PERTAMA telah mendapatkan konfirmasi dari Bank penerbit BG mengenai
keabsahan dari Bank Garansi yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA;
d. PIHAK KEDUA telah menyerahkan seluruh dokumen-dokumen perusahaan dan
Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

4
Barang;
e. PIHAK PERTAMA telah mendapatkan konfirmasi dari otoritas setempat bahwa
benar Barang adalah milik PIHAK KEDUA dan dapat dilakukan pengiriman;
f. PIHAK PERTAMA melakukan pemeriksaan setempat untuk memastikan kebenaran
Barang.

(2) PIHAK PERTAMA berhak mengenyampingkan sebagian ketentuan persyaratan yang


dimaksud dalam Ayat 1 Pasal ini.

PASAL 9
HAK & KEWAJIBAN
(1) Hak PIHAK KEDUA, selain dari yang disebutkan dalam ketentuan Pasal lain dalam
Perjanjian, adalah sebagai berikut:
a. Menerima informasi secara lengkap dan jelas dari PIHAK PERTAMA mengenai
lokasi Gudang
b. Menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA atas Barang yang dibeli dari PIHAK
KEDUA sesuai dengan Harga Barang dan tahapan pembayaran yang termuat dalam
Perjanjian ini.
(2) Kewajiban PIHAK KEDUA, selain dari yang disebutkan dalam ketentuan Pasal lain dalam
Perjanjian, adalah sebagai berikut:
a. Memastikan keabsahan Barang termasuk mendapatkan seluruh surat-surat terkait
asal usul Barang kepada PIHAK PERTAMA;
b. Menyediakan seluruh surat-surat dan izin-izin yang diperlukan sehubungan dengan
pengiriman Barang ke Gudang, tidak ada yang dikecualikan;
c. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh PIHAK PERTAMA terkait dengan Barang;
d. Melepaskan dan membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tindakan hukum yang
mungkin timbul dikemudian hari sehubungan dengan Barang;
e. Memenuhi seluruh Persyaratan Pendahuluan yang dimuat dalam Perjanjian ini.
f. Wajib mengirimkan seluruh Barang sebagaimana dalam Berita Acara Pembelian
paling lambat ....... 2022
(3) Hak PIHAK PERTAMA, selain dari yang disebutkan dalam ketentuan Pasal lain dalam
Perjanjian, adalah sebagai berikut:
a. Menerima Barang sesuai dengan spesifikasi Barang berupa kualitas, ukuran, dan
jumlah yang telah disepakati dalam Perjanjian ini;
b. Menerima informasi secara lengkap dan jelas terkait dengan Barang;
c. Bila dianggap perlu, sewaktu-waktu melakukan pemeriksaan atas keabsahan dari
Barang termasuk melakukan penelusuran terhadap riwayat kepemilikan Barang,
namun hal tersebut bukan merupakan suatu keharusan;
d. Melakukan pencairan jaminan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA seketika PIHAK
KEDUA melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian ini dengan surat pemberitahuan
sebelum dari PIHAK PERTAMA ke PIHAK KEDUA dan dalam kurun waktu 1 x 24 jam
PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan perbaikan/ pemulihan atas pelanggarannya.

Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

5
(4) Kewajiban PIHAK PERTAMA, selain dari yang disebutkan dalam ketentuan Pasal lain
dalam Perjanjian, adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi secara lengkap dan jelas terkait lokasi Gudang agar
pengiriman dapat dilakukan PIHAK KEDUA;
b. Melakukan pembayaran atas Barang sesuai dengan harga dan tahapan yang
ditetapkan dalam Perjanjian ini;
(5) Hak dan Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini tidak mengesampingkan
pelaksanaan ketentuan hak dan kewajiban PARA PIHAK yang diatur dalam pasal lainnya
dalam Perjanjian ini.

PASAL 10
CARA PEMBAYARAN
Nilai Pekerjaan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 akan dibayarkan dengan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
(1) Pembayaran Setelah Selesai di Timbang di Lokasi Peleburan sebesar Rp 6.500,-(Enam
ribu Lima ratus rupiah) perkilogram, Pembayaran Setiap hari selesai timbang sesuai
ketentuan Pasal 7 Perjanjian.
(2) Pembayaran selanjutnya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembayaran I akan dilakukan dengan system rekonsiliasi barang yang
diterima di Gudang Pihak Pertama dengan minimum tonase 900 ton yang
dikurangi dengan sebesar nilai uang muka;
b. Pembayaran II dan selanjutnya berdasarkan rekonsiliasi barang per hari yang
diterima di Gudang Pihak Pertama.
(3) Penagihan PIHAK KEDUA disampaikan kepada PIHAK PERTAMA cq. Divisi yang
membawahi unit Keuangan dan atas tagihan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan
melakukan pembayaran secara transfer bank ke rekening PIHAK KEDUA paling lambat 7
(tujuh) Hari Kerja setelah invoice (tagihan) PIHAK KEDUA diterima lengkap oleh PIHAK
PERTAMA.
(4) Pembayaran Saat Barang selesai di Timbang, dilokasi Peleburan Pembeli sebesar Rp 6.0,
- (Lima Milyar Rupiah) dengan menyerahkan Jaminan Uang Muka dengan dilengkapi
dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Surat Tagihan(invoice) yang ditandatangani PIHAK KEDUA.
b. Faktur Pajak;
c. Kuitansi bermaterai cukup (dengan catatan: sah setelah menerima uang);
d. Fotocopy Perjanjian.
e. Asli Bank Garansi sesuai dengan Pasal 7 Perjanjian ini;
f. Copy NPWP, SPPKP, Surat Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak dan Speciment tanda
tangan Faktur Pajak.

(5) Pembayaran selanjutnya setelah PIHAK KEDUA menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA
dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Surat Tagihan (invoice ) yang ditandatangani PIHAK KEDUA;
b. Faktur Pajak.
c. Kuitansi bermaterai cukup (dengan catatan: sah setelah menerima uang);
d. Berita Acara Penerimaan Barang:
e. Surat pernyataan bahwa seluruh Barang tidak bermasalah.

(6) Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA ditransfer pada:

Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

6
Pemilik Rekening : PT Pelangi Bimanusa Persada
Nama Bank : OCBCNISP
Nomor Rekening : 723800008911
Alamat Bank : Setiabudi Building Atrium.
Jalan HR Rasuna Said Kav 62 RT : 18/RW : 2, Kuningan
Jakarta - Selatan 12920 Indonesia.

PASAL 11
TATA CARA PENGIRIMAN DAN PENYERAHAN BARANG
(1) Barang yang akan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dilakukan pada tempat dan
waktu yang telah disetujui dalam Perjanjian ini, dimana penyerahan Barang dilakukan
hanya atas dan disesuaikan dengan permintaan PIHAK PERTAMA.
(2) Penyerahan Barang dilakukan di Gudang dengan menandatangani suatu berita acara
penerimaan Barang. Penyerahan Barang dapat dilakukan secara parsial.
(3) Pengiriman Barang kepada PIHAK PERTAMA dengan Franco di Gudang pada lokasi
jabodetabek yang ditunjuk sesuai dengan spesifikasi. Kegiatan bongkar Barang di
Gudang menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
(4) Seluruh biaya yang timbul mengenai pengiriman Barang sampai dengan Barang tiba di
Gudang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(5) PIHAK PERTAMA dapat memberikan toleransi keterlambatan terhadap pengiriman
Barang dengan jangka waktu 7 (tujuh) Hari Kalender dari jadwal pengiriman terakhir,
dengan ketentuan bahwa PIHAK PERTAMA berhak menerima pembayaran denda atas
keterlambatan pengiriman Barang sebesar Rp 30.000/ton (tiga puluh ribu Rupiah)
terhitung hari pertama setelah jangka waktu sebagaimana dalam Pasal 6 Perjanjian.
(6) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat mengirimkan Barang dengan jumlah yang telah
disepakati dalam Berita Acara Pembelian sampai batas sebagaimana dalam ayat 5
Pasal ini, maka PIHAK KEDUA dianggap wanprestasi oleh karenanya PIHAK PERTAMA
berhak mencairkan jaminan uang muka tanpa syarat apapun.

PASAL 12
PERALIHAN KEPEMILIKAN.
(1) Peralihan kepemilikan atas Barang kepada PIHAK PERTAMA terjadi sejak tanggal berita
acara penerimaan Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat 2.
(2) Surat Pengantar dikirimkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagai
informasi penerimaan Barang di Gudang.

PASAL 13
KLAIM
(1) PIHAK PERTAMA dapat mengajukan Klaim atas kualitas dan kuantitas Barang apabila
terdapat penyimpangan diluar toleransi terhadap spesifikasi barang yang diterima
PIHAK PERTAMA dengan spesifikasi barang yang tercantum dalam Perjanjian ini.
(2) Pengajuan klaim atas kualitas dan kuantitas Barang dapat dilakukan maksimal 3 (tiga)
bulan sejak dilakukan serah terima barang kepada PIHAK PERTAMA, dengan ditandai
tanggal waktu penyerahan.

(3) Penyelenggaraan klaim dapat berupa pengurangan terhadap kewajiban pembayaran


Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

7
PIHAK PERTAMA, atau pengembalian uang (“Refund”) atau pengembalian barang
(“Retur”) sesuai dengan kesepakatan Para Pihak dalam hasil persetujuan klaim.
(4) Klaim terhadap barang hanya dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut :
a. Barang yang diajukan klaim adalah termasuk dalam Barang yang dapat di klaim
berdasarkan pada ketentuan dalam Perjanjian ini.
b. PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA bersama Afiliasi dan/atau Mitranya atau tidak
telah melakukan pemeriksaan dan penelitian yang dibuktikan dengan
penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan oleh kedua belah pihak;
c. Nilai klaim secara tertulis telah disetujui oleh kedua belah pihak.

PASAL 14
PERNYATAAN DAN JAMINAN
(1) PIHAK KEDUA menjamin scrap besi yang diperjanjikan dalam Perjanjian ini adalah benar
ada dan merupakan milik dan dalam penguasaan PIHAK KEDUA.
(2) Pada saat penandatanganan Perjanjian ini, masing-masing Pihak tidak terlibat dalam
sengketa atau terdapat proses persidangan atau proses penyelesaian sengketa lainnya,
atau dalam keadaan yang dapat menimbulkan sengketa, yang dapat mempengaruhi
kemampuan masing-masing Pihak untuk melaksanakan dan mematuhi kewajibannya
berdasarkan Perjanjian ini atau mempengaruhi keputusan Pihak lain dalam
menandatangani Perjanjian ini.
(3) Penandatanganan, pelaksanaan hak dan/atau kewajiban berdasarkan Perjanjian ini
tidak melanggar perjanjian apapun di mana masing-masing Pihak terikat menjadi Pihak
di dalamnya.
(4) Masing-masing Pihak mempunyai itikad baik (good faith ) dalam menandatangani
Perjanjian ini dan dalam penandatanganan, penyerahan, dan pelaksanaan Perjanjian ini.
(5) Para Pihak dengan ini menyetujui dan menyanggupi untuk melaksanakan kewajibannya
berdasarkan Perjanjian ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(6) Para Pihak dengan ini menjamin akan melaksanakan seluruh ketentuan dan kewajiban
dari masing-masing Pihak, baik kewajiban yang telah disepakati dan ternyata secara
tegas dalam Perjanjian ini maupun kewajiban yang disyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini
dengan penuh tanggung jawab (profesional) dan dengan dilandasi oleh itikad baik,
termasuk tapi tidak terbatas untuk mengambil atau melaksanakan segala tindakan yang
dianggap perlu untuk dapat memberlakukan Perjanjian ini secara hukum.

(7) Tidak ada ketentuan dalam Perjanjian ini yang merupakan pelanggaran dari suatu
peraturan perundang-undangan dan karenanya Pihak yang melakukan pelanggaran
akan bertanggung jawab dan melepaskan dan membebaskan Pihak lain dari
pelanggaran yang dilakukan Pihak dimaksud.
(8) Jaminan dimaksud dalam Perjanjian ini khusus PIHAK KEDUA melekat kepada subjek
hukum orang pribadi yang menandatangani atas nama perseroan trmasuk para
pemegang saham dan manajemen lainnya.
(9) Setiap pernyataan dan jaminan tersebut di atas dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa
menyembunyikan fakta dan hal material apapun.

PASAL 15
Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

8
REKONSILIASI
(1) Atas Dokumen Penagihan yang dikirimkan/ ditagihkan kepada PIHAK PERTAMA dapat
dilakukan Rekonsiliasi antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan dari tanggal Invoice, dan hasil Rekonsiliasi tersebut akan
diterbitkan oleh PIHAK KEDUA.
(2) Setelah diterbitkan Dokumen Rekonsiliasi, dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam dari
tanggal Jatuh Tempo dalam Dokumen Rekonsiliasi PIHAK PERTAMA dapat
memberikan tanggapan dan/atau permintaan perubahan atas hasil Rekonsiliasi
tersebut. Apabila tidak ada tanggapan dan/atau permintaan perubahan atas hasil
rekonsiliasi tersebut, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui hasil rekonsiliasi.
(3) Rekonsiliasi dilakukan untuk Invoice yang akan memasuki tanggal Jatuh Tempo.

PASAL 16
WANPRESTASI
Para Pihak dapat dinyatakan gagal melaksanakan kewajibannya (“Wanprestasi”) dan/atau
lalai berdasarkan Perjanjian ini, dalam hal melanggar salah satu atau lebih syarat-syarat
dan/atau ketentuan atau jika tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan atau kewajiban
sesuai yang diatur dalam Perjanjian ini.

PASAL 17
HUKUM YANG BERLAKU DAN PENYELESAIAN SENGKETA
(1) Perjanjian ini tunduk, diatur dan ditafsirkan sesuai dengan hukum Negara Republik
Indonesia.
(2) Apabila terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat yang disebabkan atau yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini (“Sengketa”), maka Para Pihak sepakat
akan menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat, atau melakukan langkah-
langkah damai melalui musyawarah mufakat sejak munculnya Sengketa.

(3) Apabila Perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
Pasal ini, Perselisihan wajib diselesaikan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

PASAL 18
FORCE MAJEURE
(1) Tidak ada yang dapat dihukum jika hak dan kewajiban ditunda karena terjadinya Force
Majeure . Tugas dan kewajiban Para Pihak akan ditangguhkan selama terjadinya Force
Majeure .
(2) Peristiwa yang dapat dikategorikan sebagai Force Majeure adalah segala keadaan atau
peristiwa yang terjadi di luar kendali dan/atau kekuasaan dari Para Pihak, termasuk huru
-hara, epidemi, kebakaran, banjir, gempa bumi, pemogokan, perang, keputusan
pemerintah atau instansi berwenang, tidak berfungsinya sistem di luar kekuasaan
masing-masing Pihak yang menghalangi secara langsung atau tidak langsung untuk
terlaksananya Perjanjian ini, hanya bila peristiwa dan keadaan tersebut diketahui dan
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
(3) Kewajiban untuk memberitahukan terjadinya Force Majeure adalah segera setelah
mengetahui adanya peristiwa Force Majeure tapi tidak lebih dari 3 (tiga) Hari Kerja, dan
kewajiban tersebut terletak pada Pihak yang terkena Force Majeure. Kegagalan untuk
memberitahukan terjadinya Force Majeure akan menyebabkan Pihak yang terkena
bertanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya
Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

9
perdasarkan Perjanjian ini, seolah-olah kejadian Force Majeure tidak terjadi.
(2) Apabila dalam waktu 3 (tiga) Hari Kerja sejak diterimanya pemberitahuan tersebut tidak
ada tanggapan dari Pihak yang menerima pemberitahuan maka adanya Force Majeure
tersebut dianggap telah disetujui.
(3) Untuk menghindari keragu-raguan, Para Pihak sepakat bahwa kewajiban pembayaran
oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua yang diatur dalam Perjanjian ini yang sudah
jatuh tempo dan dapat dibayarkan sebelum terjadinya Force Majeure, tidak dapat
dikesampingkan dengan adanya Force Majeure.
(4) Dalam hal pihak terdampak tidak dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya
sebagaimana mestinya sebelum adanya Force Majeure tersebut, maka pihak terdampak
dapat menyampaikan permintaan penundaan pelaksanaan kewajiban kepada Pihak
lainnya yang mana persetujuan penundaan pelaksanaan kewajiban berdasarkan
Perjanjian ini tidak akan ditahan secara tidak wajar oleh Pihak yang tidak terdampak
tersebut. Penundaan pelaksanaan kewajiban berdasarkan Perjanjian oleh Para Pihak ini
akan dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis yang ditandatangani oleh Para Pihak.
Dengan ditandatanganinya kesepakatan ini, Para Pihak tidak diwajibkan untuk
melaksanakan kewajibannya masing-masing sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.

PASAL 19
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
(1) Setiap syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini tidak akan dianggap sebagai
pengalihan Hak atas Kekayaan Intelektual milik salah satu Pihak dan afiliasinya,
termasuk namun tidak terbatas pada hak cipta, hak paten, merek dagang, rahasia
dagang dan/atau setiap kekayaan intelektual lainnya.
(2) Masing-masing Pihak memiliki hak untuk melindungi Hak atas Kekayaan Intelektual
miliknya, dan karenanya masing-masing Pihak tidak memiliki hak untuk menggunakan
Hak atas Kekayaan Intelektual milik Pihak lainnya dalam setiap cara dan perbuatan
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya.
(3) Masing-masing Pihak (“Pihak yang Melanggar”) setuju untuk membela, menjamin dan
melepaskan Pihak lainnya dan afiliasinya (“Pihak yang Patuh”) dari, terhadap dan
sehubungan dengan setiap dan seluruh kerugian, biaya (termasuk biaya pengacara yang
wajar), pengeluaran, kerusakan, pembebanan, atau putusan, yang berasal dari setiap
klaim yang berasal dari Pihak yang Patuh sehubungan dengan pelanggaran yang
dilakukan oleh Pihak yang Melanggar terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual milik
pihak ketiga.
PASAL 20
TATA CARA KORESPONDENSI DAN PEMBERITAHUAN
(1) Untuk setiap komunikasi termasuk namun tidak terbatas pada laporan, panggilan,
korespondensi dan pemberitahuan di antara Para Pihak sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian yang diharuskan atau akan diberikan berdasarkan Perjanjian ini,
akan dilakukan secara tertulis dan akan dianggap sah apabila dialamatkan kepada dan
dikirimkan melalui surat tercatat, kurir, ataue-mail.
(2) Pemberitahuan dan surat menyurat sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) Pasal ini
dialamatkan kepada :

Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

10
PIHAK PERTAMA
PT INTER WORLD STEEL MILLS INDONESIA

Alamat : KEM Tower 18th floor


U.P / PIC : Legal Manager
Telp : 021 - 65703888
E-mail : legal@iwsteel.com
Fax : 021 - 30025555

PIHAK KEDUA
PT PELANGI BIMANUSA PERSADA

Alamat : Jl.Letjend Soepeno No 34, Alteri Permata Hijau, Kel : Grogol Utara,
Kec : Kebayoran Lama, Jakarta - Selatan.
U.P / PIC : Direktur Utama
Telp : 021-7201901, 7298686 Mobile : 08111805911, 081909119911
E-mail : pelangibimanusapersada@gmail.com/jeffryzacklubis@gmail.com

(3) Kecuali jika ditetapkan lain dalam Perjanjian ini, suatu pemberitahuan dianggap diterima:
a. Jika disampaikan dengan surat yang dikirim melalui kurir, pada tanggal diterimanya;
b. Jika disampaikan dengan surat yang dikirim melalui pos tercatat, 7 (tujuh) Hari
Kalender sejak tanggal pengirimannya;
c. Jika dikirim melalui teleks atau faksimilie yang dikonfirmasi dengan tanda telah
dikirim, pada hari pengirimannya; dan
d. Jika disampaikan melalui email, ketika Pihak pengirim menerima pesan otomatis
yang memuat berita bahwa e-mail tersebut telah diterima atau 2 (dua) jam setelah
e-mail dikirimkan (sebagaimana yang dicatat oleh perangkat yang dipakai oleh
pengirim e-mail).
(4) Apabila dilakukan lebih dari satu cara tersebut pada ayat (1) Pasal ini, maka
pemberitahuan tersebut dianggap telah disampaikan melalui cara yang paling efektif.
(5) Pemberitahuan dengan cara yang lain di luar apa yang disebutkan dalam Pasal ini atau
pemberitahuan yang tidak ditujukan ke alamat tersebut di atas harus akan dianggap
tidak pernah diberikan.
(6) Perubahan data di atas atau alamat korespondensi hanya berlaku apabila diberitahukan
oleh satu Pihak kepada Pihak lainnya dengan cara tersebut di atas, dan berlaku bila
dilakukan dalam waktu 5 (lima) Hari Kerja sebelumnya, dan sebelum hal demikian
dilakukan maka pengiriman kepada alamat yang terakhir diketahui oleh Pihakyang
mengirim dianggap sebagai komunikasi, korespondensi atau pemberitahuan yang sah.

PASAL 21
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berakhir bersamaan saat tanggal dikirimkan nya Dokumen Penagihan
kepada PIHAK PERTAMA.
(2) Para Pihak dapat sewaktu-waktu mengakhiri Perjanjian ini sebelum Perjanjian ini atau
perpanjangan Perjanjian ini berakhir dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak untuk
mengakhiri Perjanjian dengan menuliskan maksud pengakhirannya tersebut berserta
alasannya kepada Pihak lainnya.
Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

11
(3) Dengan mengesampingkan jangka waktu pemberitahuan, Para Pihak dapat mengakhiri
Perjanjian seketika sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian apabila terjadinya
salah satu kondisi, sebagai berikut :
a. Izin Operasional Pihak lainya dicabut oleh Pemerintah atau berakhir ; atau
b. Pihak lainya dinyatakan pailit oleh pengadilan ; atau
c. Salah satu Pihak tidak melakukan salah satu atau lebih kewajiban yang diatur
dalam Perjanjian ini dan hal tersebut berlangsung terus-menerus selama 14
(empat belas) Hari Kalender efektif sejak pemberitahuan tertulis dari Pihak
lainnya maka Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak dengan
pemberitahuan tertulis dari Pihak yang menginginkannya, yang berlaku efektif
terhitung sejak tanggal surat pemberitahuan; atau
(4) Dalam hal salah satu Pihak bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini sebagai akibat
dari terjadinya hal-hal lain diluar ketentuan Ayat (2) Pasal ini, maka pengakhiran
perjanjian ini dapat dilaksanakan dengan pemberitahuan kepada Pihak lainnya secara
tertulis selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelumnya.
(5) Dalam hal Perjanjian ini berakhir atau diakhiri, maka hak dan kewajiban masing-masing
Pihak yang telah timbul sebelum pengakhiran Perjanjian ini efektif berakhir atau diakhiri
wajib tetap diselesaikan dan dipenuhi oleh masing-masing Pihak dalam Perjanjian ini.
(6) Dalam hal pengakhiran Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA wajib untuk memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Mengembalikan seluruh pembayaran yang telah dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
(apabila ada) atas Barang yang belum dikirimkan;
b. Melakukan pembayaran denda atas keterlambatan pengiriman Barang sebesar
Rp. 30.000 /ton (tiga puluh ribu Rupiah) per hari terhitung hari pertama setelah
jangka waktu dalam Ayat 4 Pasal 6 dari Perjanjian ini.
c. Melakukan penggantian kerugian kepada PIHAK PERTAMA akibat kegagalan
PIHAK KEDUA dalam mengirimkan Barang sebesar 5% (lima) persen dari total
nilai Barang yang tidak terkirim.
(7) Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata sehingga pengakhiran perjanjian dapat dilakukan sendiri tanpa memerlukan
adanya suatu keputusan hakim.

PASAL 22
ANTI SUAP, ANTI KORUPSI, ANTI PENCUCIAN UANG, DAN PENCEGAHAN PENDANAAN
TERORISME
(1) Para Pihak menyatakan bahwa Para Pihak telah mengetahui seluruh peraturan
perundang-undangan anti-suap dan korupsi (“Peraturan mengenai Anti Suap dan Anti
Korupsi”) dalam setiap transaksi bisnis dan kegiatan yang dilakukan sehubungan
dengan Perjanjian ini, dan tidak akan melakukan tindakan apapun yang mungkin
melanggar Peraturan mengenai Anti Suap dan Anti Korupsi.
(2) Para Pihak menyatakan bahwa Para Pihak telah mengetahui seluruh peraturan
perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan mengenai anti pencucian uang dan pencegahan
pendanaan terorisme.
(3) Para Pihak menyatakan bahwa tujuan kerja sama ini dan setiap transaksi bisnis dan
kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan Perjanjian ini tidak akan melakukan
tindakan apapun yang mungkin melanggar peraturan perundang-undangan serta
peraturan pelaksananya berikut mengenai anti suap, anti korupsi, anti pencucian uang
dan pencegahan pendanaan terorisme.
Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

12
(4) Apabila salah satu Pihak gagal untuk mematuhi setiap ketentuan dari Perjanjian ini
(terlepas dari ukuran, sifat atau sifat materiil dari pelanggaran tersebut), kegagalan
tersebut akan dianggap sebagai pelanggaran materiil Perjanjian ini dan setelah
kegagalan tersebut, salah satu Pihak berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini dengan
pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya.
(5) Masing-masing Pihak harus memenuhi, dan harus memastikan bahwa masing-masing
dari pemimpin, pemilik, pemegang saham, pejabat, direksi, karyawan yang mematuhi,
semua peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan serta peraturan
pelaksananya berikut mengenai anti suap, anti korupsi, anti pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme dalam setiap transaksi bisnis dan kegiatan yang
dilakukan sehubungan dengan Perjanjian ini.

PASAL 23
LAIN-LAIN
(1) Para Pihak sepakat bahwa seluruh dokumen baik dalam bentuk surat maupun
elektronik adalah dokumen yang sah, dan dipersamakan keabsahannya dengan
dokumen asli.
(2) Para Pihak dalam Perjanjian ini adalah badan independen. Tidak ada Pihak yang dapat
bertindak sebagai agen, perwakilan, atau persekutuan terhadap Pihak lain. Tidak ada
Pihak yang memiliki hak, kekuasaan, atau wewenang untuk membuat perjanjian untuk
dan atas nama Pihak lainnya yang menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab untuk
Pihak tersebut.
(3) Hal-hal lain yang mungkin timbul dan belum tercakup dalam Perjanjian ini dan atau
perubahannya akan diatur kemudian dengan persetujuan tertulis kedua pihak dan akan
dituangkan dalam bentuk Addendum / Amandemen atas Perjanjian ini yang
merupakan bagian dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(4) Perjanjian ini merupakan keseluruhan perjanjian diantara Para Pihak, dan
menggantikan semua perjanjian atau kesepahaman sebelumnya diantara Para Pihak
terkait dengan hal-hal yang diatur dalam Perjanjian ini.
(5) Apabila terdapat ketidaksesuaian dan/atau perbedaan interpretasi antara ketentuan
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang dimuat dalam Perjanjian ini, Para
Pihak sepakat yang berlaku adalah interpretasi berdasarkan Bahasa Indonesia.
(6) Jika salah satu ketentuan Perjanjian tidak berlaku, batal atau tidak dapat dilaksanakan
untuk alasan apapun (yang dikesampingkan sejauh yang diperbolehkan oleh hukum),
ketentuan tersebut tidak akan mempengaruhi keabsahan atau pelaksanaan sisa
Perjanjian ini sehingga sisa Perjanjian ini tetap berlaku, mengikat dan dapat
dilaksanakan oleh Para Pihak sejauh yang diperbolehkan oleh hukum. Para Pihak akan
berusaha untuk menggantikan setiap ketentuan yang dinyatakan tidak berlaku, batal
atau tidak dapat dilaksanakan dengan suatu ketentuan yang akan sebisa mungkin
mirip sifatnya namun dapat dilaksanakan dan tidak bertentangan dengan ketentuan
hukum;
(7) Seluruh Lampiran yang dibuat dan disepakati dari waktu ke waktu oleh Para Pihak dan
harus dianggap sebagai satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
(8) Kesalahan eja kata (miss-spelling ) baik satu kata atau lebih dalam Perjanjian ini tidak
menggugurkan Perjanjian ini, kesalahan eja tersebut harus dibaca dan diterjemahkan
sesuai dengan maksud dari Para Pihak.
(9) Apabila ada bunyi ketentuan dari Perjanjian ini yang bertentangan dengan ketentuan
yang bersifat memaksa (dwingenecht) dari peraturan perundang-undangan yang telah
Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

13
atau akan berlaku di kemudian hari, maka Perjanjian ini akan tetap berlaku dan
mengikat Para Pihak sepanjang maksud dan tujuan Perjanjian ini tidak berubah namun
bunyi ketentuan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dimaksud
yang menjadi batal dan tidak berlaku.
(10) Para Pihak tidak diperkenankan mengalihkan seluruh hak maupun kewajibannya
kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis Pihak lainnya.
(11) Pengalihan berdasarkan Perjanjian ini tidak dapat membebaskan yang mengalihkan
dari seluruh kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini, terkecuali apabila
yang menerima pengalihan telah mengambil alih dan sesungguhnya telah
melaksanakan kewajiban tersebut.
(12) Masing-masing Pihak dan para pengganti haknya berhak menikmati sepenuhnya
semua keuntungan dan wajib terikat oleh semua ketentuan dan syarat-syarat di dalam
Perjanjian ini.
(13) Dalam hal terjadi penggabungan (merger), peleburan (konsolidasi), pengambilalihan
(akuisisi) atau suatu bentuk reorganisasi lainnya, Pihak yang mengalami kejadian-
kejadian yang dimaksud dalam ayat ini wajib melakukan pemberitahuan terlebih dahulu
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum kejadian yang dimaksud
terjadi.
(14) Segala dokumen yang lahir secara sah berdasarkan Perjanjian ini, secara mutatis
mutandis berlaku dan menjadi satu kesatuan dan bagian dari Perjanjian ini.

Dengan demikian, Perjanjian ini telah ditandatangani oleh perwakilan yang berwenang dari
Para Pihak dalam 2 (dua) dokumen asli, masing-masing berkekuatan hukum sama, pada
tanggal dan tempat yang ditentukan pada awal Perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT INTER WORLD STEEL MILLS
PT PELANGI BIMANUSA PERSADA
INDONESIA

CAKRABIRAWA DR.M Jeffry Zack LUBIS SH, M.Si


President Direktur Direktur Utama

Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

14
LAMPIRAN
JENIS, KONDISI, DAN SPESIFIKASI BARANG

1. Jenis dan kondisi Barang adalah sebagai berikut:


a. PIHAK KEDUA menjamin bahwa Barang akan dikirimkan kepada PIHAK
PERTAMA sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat (3) Perjanjian ini.
b. PIHAK KEDUA menjamin bahwa Barang yang akan dikirikman kepada PIHAK
PERTAMA telah sesuai dengan spesifikasi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) Lampiran ini.
2. Spesifikasi Barang adalah sebagai berikut:
a. Barang yang dibongkar berupa potongan – potongan besi bekas (scrap );
b. Potongan Barang berupa plat kapal/alat berat (tidak termasuk ranti roda, blok
mesin pemberat, dan hidraulik)/pabrikan (H-Beam, potongan mesin, dan non
seng/roof ) dengan ketebalan paling kecil 5 mm (lima millimeter) dan lebar
paling besar 1m (satu meter) serta panjang paling besar 1m (satu meter).
c. Maksimum kotoran (impurities /item non logam /korosi) sebanyak 2% (dua
persen) dan maksimum besi cor (cast iron ) sebanyak 2% (dua persen) serta
beratfranchise maksimum 1% (satu persen).

Paraf PIHAK PERTAMA Paraf PIHAK KEDUA

15

Anda mungkin juga menyukai