I. Pendahuluan
I PenuJis adalah pengajar Mata Kuliah I1mu Negara dan Mata KlIliah Pancasila pada
Fakultas Hukllm Universitas Indonesia dan pengajar Mata Kuliah-Mata KlIliah I1mll Negara,
Hukum Perusahaan, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Hukum Perdata pada
Fakultas Hukum Universitas AI Azhar Indonesia.
2 Asisten PenuJis adalah konsuItan hukum yang bekerja pada Kantor HlIkum IKS &
Partners Attorneys at Law.
MoU dan Lol: Aplikasi dan Kontroversi dalam Praktek Hukum Bisnis 222
Saat ini MoU dan LoI sepertinya sudah menjadi tren yang umum
berlaku di Indonesia. Namun demikian berbagai penafsiran yang mengemuka
menurut hemat penulis juga penting untuk senantiasa diperhatikan. Terutama
berkaitan dengan pemahaman seseorang atau siapapun juga terhadap MoU
dan LoI itu sendiri. Apakah kedudukannya hanya sekedar komitmen awal
(preliminary engagement) atau sudah dianggap sebagai bentuk alternatif dari
perikatan atau bahkan sudah dianggap sebagai suatu bentuk perikatan.
Dengan demikian diperlukan adanya suatu penjelasan yang sifatnya tidak
hanya sekedar memadai tetapi tujuannya agar lebih dapat mempertegas
tentang kedudukan MoU dan LoI.
Sedangkan suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal disebut
sebagai syarat obyektif. Jika syarat obyektif tidak terpenuhi maka
perjanjian itu batal demi hukum, artinya dari semula perjanjian itu
dianggap tidak pernah ada atau tidak pernah dilahirkan, hal ini biasa
disebut sebagai null and void.
2. Vnsur-unsur Perjanjian
a) Vnsur-Vnsur perjanjian, beberapa unsur yang harus dipenuhi
dalam perjanjian yaitu :
1. Vnsur Essensialia, merupakan unsur perjanjian yang
selalu harus ada dalam suatu perjanjian atau dengan kata
lain merupakan suatu unsur mutlak, dimana tanpa
adanya unsur tersebut perjanjian tidak mungkin ada,
misalnya: unsur kata sepakat, un sur "sebab yang halal"
merupakan un sur essensialia untuk adanya suatu
perjanjian, seperti : harga barang yangjelas.
2. Vnsur Naturalia, merupakan unsur perjanjian yang oleh
para pihak dapat disingkirkan atau diganti, misalnya
kewajiban penjual untuk menanggung biaya penyerahan
(levering) dan untuk menjamin (Pasal 1476 jo 1492
KVHPer) dapat dikesampingkan atas kesepakatan kedua
belah pihak. Vnsur naturalia pada hakekatnya unsur
yang merupakan hukum pelengkap yang diatur di dalam
Buku III KVHPer.
3. Vnsur Accidentalia, merupakan unsur perjanjian yang
ditambahkan oleh para pihak dalam perjanjian tersebut,
misalnya: untuk benda-benda tertentu dapat dikecualikan
dalam perjanjian. Vnsur accidentalia merupakan unsur
yang secara khusus diperjanjikan dan mengikat para
pihak yang membuatnya, misalnya dalam perjanjian
diperjanjikan bahwa risiko tetap ada pad a pihak penjual,
meskipun barang masih ada pada pihak penjual. Hal ini
merupakan pengaturan yang secara khusus diperjanjikan,
menyimpang dari pasal 1460 KVHPer.
b) Pelaksanaan suatu perjanjian, dalam pelaksanaan perjanjian
periu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Suatu
perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seseorang
berjanji kepada seseorang lain untuk melaksanakan
sesuatu yang diperjanjikan. Dalam pelaksanaan suatu
perjanjian terdapat hal yang harus dilaksanakan yang
disebut prestasi.
MoU dan Lol: Ap/ikasi dan Kontroversi da/am Praktek Hukum Bisnis 230
sendiri . Dalal11 suatll perjanjian tidak l11embawa rugi bagi pihal( ketiga,
dan perjanjian tersebut tidak dapat ditarik kembali apabila pihak ketiga
ingin mempergllnakannya.
16 Dari sebuah sumber juga disebutkan bahwa, definisi La! adalah sebuah surat dari
satll perusahaan ke perusahaan yang lain yang menyatakan keinginan dan kesanggupan untuk
melakukan bisnis. La! adalah alat yang paling sering muncul yang dijadikan sebagai
pengakuan dari sebuah merger an tara perusahaan-perusahaan atau sebuah akuisisi yang
dipertimbangkan secara serius. Terkadang, Lol juga bisa dikeluarkan/diterbitkan oleh
pemegang saham untuk menandakan bahwa dia akan menginvestasikan sejumlah uang dalam
satll jangka waktu yang ditetapkan. -
MoU dan Lol: Aplikasi dan Kontroversi dalam Praktek Hukum Bisnis 238
17 Masih menurut Kate, LoI bukanlah surat tradisional. Tidak hanya dibuat dan
diIupakan begitu saja. Surat tersebut adalah dokumen hidup yang harus diperbarui. Berikut
adalah contoh pedoman umum untuk menu lis Lol dalam hal peralihan hak asuh seorang anak
yang dibuat oleh orang tua kandung. Ini diambil dari artikel yang dipublikasikan oleh "The
organization, Estate Planning for The Disabled".
239 Jurna/ Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-37 No.2 April-Juni 2007
Sistem Civil Law dan Common Law memberikan warn a pada praktek
hukum di Indonesia, beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai latar
belakangnya adalah: '8
1. Indonesia berada di bawah pengaruh penjajahan Belanda dengan
sistem hukum Eropa KontinentaVCivil Law System.
2. Civil Law System berinteraksi dengan Common Law System dan
saling mempengaruhi satu sarna lain.
3. Para sarjana menganggap interaksi tersebut tidak menimbulkan
masalah.
4. Diperlukan adanya kiat dalam pencapaian sasaran yang maksimal
dalam konteks metoda pendekatan, dalam pendidikan maupun
pemecahan masalah.
Merujuk pada referensi tersebut di atas, maka berikut adalah pendapat
para sarjana dengan pendekatan pemikiran: 19
1. Prof. Asikin dengan pendekatan Common Law, yaitu melalui case
study.
2. Prof. Sardjono dengan pendekatan Civil Law, yaitu melalui
pendekatan pemahaman prinsip-prinsip.
3. Sutomo Ramelan, men gap a harus pendekatan Common Law
utamanya adalah bagaimana menjelaskan prinsip-prinsip dasar
dalam Buku III KUHPer.
19 Ibid.
MoU dan Lol: Aplikasi dan Kontroversi da/am Praktek Hukum Bisnis 240
20 Ibid.
terpenuhi maka dinyatakan batal demi hukum (null and void). Tapi apabila
semuanya terpenuhi, maka akibat hukumnya adalah MoUlLoI terse but
mengikat sah para pihaknya. Artinya para pihak harus melaksanakan isi dari
tersebut.
VIII. Penutup
DAFTAR PUSTAKA