Dosen Pengantar :
Rizky Purwntoro Sukiatno SH,MH
Disusun Oleh :
Aprilia Wanda Putri
21101MM0253
21-MM-NR-B1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Rizky
Purwantoro Sukiatno SH, MH pada Mata Kuliah Hukum Bisnis . Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hukum Perjanjian bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rizky Purwantoro Sukiatno SH, MH yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
Menentukan tempat terjadinya perjanjian.Salah satu teori yang digunakan untuk menentukan saat
lahirnya perjanjian yakni : Teori Pernyataan (Uitings Theorie). Menurut teori ini perjanjian telah
ada3lahir saat atas suatupenawaran telah ditulis surat jawaban penerimaan. Dengan kata lain
perjanjian itu ada padasaat pihak lain menyatakan penerimaan 3akspetasinya.
JENIS-JENIS PERJANJIAN
Secara teoritis dikenal ada dua jenis perjanjian, yaitu perjanjian nominatif dan perjanjian
innominatif.
Perjanjian yang termasuk kedalam perjanjian nominatif ini adalah sebagai berikut :
1. Perjanjian jual beli, yaitu suatu persetujuan, dimana pihak yang satu mengikatkandirinya
untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayarharga yang
telah diperjanjikan. Perjanjian ini diatur mulai pasal 1457 sampai denganpasal 1540 KUH
Perdata.
2. Perjanjian tukar menukar, yaitu suatu persetujuan, dimana kedua belah
pihakmengikatkam dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara timbal
balik,sebagai gantinya suatu barang lain. Perjanjian ini diatur mulai pasal 1541
sampaidengan pasal 1546 KUH Perdata.
3. Perjanjian sewa menyewa, yaitu suatu persetujuan dimana pihak yang satumengikatkan
dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan darisesuatu barang,
selama suatu waktu tertentu, dan dengan pembayaran sesuatu harga,yang oleh pihak
tersebut belakangan disanggupi pembayarannya. Perjanjian ini diaturmulai pasal 1548
sampai dengan pasal 1600KUH Perdata.4
4. Perjanjian perburuhan, yaitu suatu persetujuan dimana pihak yang satu, si
buruh,mengikatkan dirinnya untuk dibawah perintahnya pihak yang lain, si majikan,
untuksuatu waktu tertentu melakukan perkerjaan dengan menerima upah. Perjanjian ini
diatur mulai pasal 1601 a sampai dengan pasal 1603 z KUH Perdata. karena telah
diundangkannya UU no 13 tahun 2003, pasal-pasal ini dinyataan tidak berlaku, hanya
tetap ?diperhatikanB sebagai pedoman saja.
5. Persekutuan, yaitu suatu persetujuan dimana dua orang atau lebih mengikatkan diriuntuk
memasukkan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud untuk membagikentungan yang
terjadi karenanya. Perjanjian ini diatur mulai pasal 1618 sampai dengan pasal 1665 KUH
Perdata.
6. Hibah, yaitu suatu persetujuan dimana pen’gibah, di waktu hidupnya, denga Cuma-
Cuma, dengan tidak dapat ditarik kembali, menyerahkan sasuatu benda guna keperluansi
penerima hibah menerima pnyerahan itu. Perjanjian ini diatur mulai pasal 1666sampai
dengan pasal 1693 KUH Perdata.
7. Perjanjian pinjam pakai, yaitu suatu persetujuan dimana pihak yang satu
memberikansuatu barang kepada pihak lainnya untuk dipakai dengan Cuma-Cuma
dengan syaratbahwa yang menerima barang ini, setelah memakainya atau setelah
lewatnya suatuwaktu tertentu, akan mengembalikannya. Perjanjian ini diatur mulai pasal
1740 sampaidengan pasal 1753 KUH Perdata
8. Perjanjian pinjam meminjam, yaitu suatu persetujuan dimana pihak yang
satumemberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang
habiskarena pemakaian dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini
akanmengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama
pula.Perjanjian ini diatur mulai pasal 1754 sampai dengan pasal 1773 KUH Perdata.
9. Persetujuan untung-untungan, yaitu suatu persetujuan yang hasilnya mengenai
untungruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung
kepadasuatu kejadian yang belum tentu. Perjanjian ini diatur mulai pasal 1774 sampai
denganpasal 1791 KUH Perdata.
10. Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dimana seseorang memberikan
kekuasaankepada rang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan
suatuurusan. Perjanjian ini diatur mulai pasal 1792 sampai dengan pasal 1819 KUH
Perdata..
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
ada banyak definisi atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tetapi perbedaan definisi
tersebut merupakan sebuah hal yang wajar karena setiap pandangan dari para ahli berbeda-beda.
untuk pengertian secara umum nya perjanjian adalahsumber perikatan,disampingnya sumber-
sumber lain. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena duapihak itu setuju untuk
melakukan sesuatu. Dapat dikatakan bahwa dua perkataan;perjanjian dan persetujuan itu adalah
sama artinya. Kemudian didalam suatu perjanjianterdapat banyak unsur-unsur dan juga terdapat
asas-asas yang memperkuat suatu perjanjiantersebut. Perjanjian juga memiliki sebuah syarat
yang sudah tercantum dalam hukum, yaituterdapat dalam pasal 1320 kitab UU Hukum Perdata.
dan juga memiliki dua jenis nya yakniperjanjian nominatif dan perjanjian innominatif.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8 - q=pengertian
%20perjanjian
http://paridarachman27.blogspot.co.id/2013/04/hukum-perjanjian.html
http://budipratiko9.blogspot.co.id/2015/04/hukum-perikatan-hukum-perjanjian-dan.html
http://baniabsurd.blogspot.co.id/2011/12/perjanjian-in-nominat.html
http://randydermawan.blogspot.co.id/2015/05/hukum-perjanjian_27.html
https://www.scribd.com/doc/94900275/Teori-Hukum-Perjanjian-Bebas-Hal