PERTEMUAN 3
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan materi pada pertemuan ketiga ini yaitu mahasiswa
mampu menjelaskan asas-asas hukum dalam perikatan dan sifat-sifat dari hukum
perikatan.
B. URAIAN MATERI
1. Asas-asas Hukum Dalam Perikatan
Dalam perjanjian pihak yang wajib untuk melakukan suatu prestasi dalam
hal ini debitor, dapat menentukan terlebih dahulu, dengan menyesuaikan pada
kemampuannya untuk memenuhi prestasi dan untuk menyelaraskan dengan hak
yang ada pada lawan pihaknya, apa, kapan, di mana, dan bagaimana ia akan
memenuhi prestasinya tersebut.
Di dalam Hukum Perikatan dikenal beberapa asas, yaitu asas
konsensualisme, asas pacta sunt servanda, dan asas kebebasan
berkontrakserta asas itikat baik. Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam
Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi:"Salah satu syarat sahnya
perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak." Ini mengandung makna,
bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup
dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. Asas Konsensualisme muncul
diilhami dari hukum romawi dan hukum jerman.
Di dalam hukum Germani tidak dikenal asas konsensualisme, tetapi yang
dikenal adalah perikatan riil dan perikatan formal. Perikatan riil adalah suatu
perikatan yang dibuat dan dilaksanakan secara nyata (kontan dalam hukum adat)
sedangkan yang disebut perikatan formal adalah suatu perikatan yang telah
ditentukan bentuknya, yaitu tertulis (baik berupa akta autentik maupun akta di
bawah tangan). Dalam hukum romawi dikenal istilah Contractus Verbis Literis
dan Contractus innominat, yang artinya bahwa terjadinya perjanjian, apabila
memenuhi bentuk yang telah ditetapkan. Asas konsensualisme yang dikenal di
dalam KUH Perdata adalah berkaitan dengan bentuk perjanjian”.1
1
https://brandalmetropolitan.blogspot.com/2018/10/asas-asas-hukum-perikatan-dan.html
Hukum Perikatan 1
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
b. Asas pacta sunt servanda berhubungan denagn akibat perjanjian. Hal ini
dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, yang berbunyi:
"Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang. Ini
mengandung makna bahwa setiap perjanjian yang diadakan oleh kedua belah
pihak merupakan perbuatan yang sakral dan dikaitkan denagn unsur
keagamaan. Namun, dalam perkembangannya asas pacta sunt servanda
diberi arti pactum, yang berarti sepakat tidak perlu dikuatkan denagn sumpah
dan tindakan formalitas lainnya, sedangkan nudus pactum sudah cukup
dengan sepakat saja.
c. Asas kebebasan Berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat
(1) KUHPerdata yang berbunyi: "Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya." Asas kebebasan
berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para
2
Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Intermasa, 2002, hal. 15
Hukum Perikatan 2
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
pihak untuk: (1) membaut atau tidak membuat perjanjian; (2) mengadakan
perjanjian dengan siapa pun; (3) menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan
persyaratan (4) menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.
d. Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang
berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini
merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur
harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau
keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak.
Hukum Perikatan 3
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
b. Asas persamaan hukum ini mengandung maksud bahwa subjek hukum yang
mengadakan perjanjian mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
hukum. Mereka tidak boleh membeda-bedakan antara satu sama lainnya,
walaupun subjek hukum tersebut beda warna kulit, agama, ras, dan
sebagainya. Masing-masing pihak wajib melihat adanya persamaan ini dan
mengharuskan kedua pihak untuk menghormati satu sama lain sebagai
manusia ciptaan Tuhan.
Hukum Perikatan 4
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
HAM. Dengan kata kunci perlindungan, maka yang dituju adalah perintah
kepada negara/pemerintah untuk memberi perlindungan hukum yang
sama adilnya (fairness) kepada warganya.
Hukum Perikatan 5
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
Asas pacta sunt servanda atau disebut juga sebagai asas kepastian
hukum, berkaitan dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunt servanda
merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati
substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah
undang-undang, mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi
kontrak yang dibuat oleh para pihak. Asas pacta sunt servanda didasarkan
pada Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang menegaskan “perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang.”
Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt
servanda merupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas
pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus
menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana
layaknya sebuah undang-undang. Mereka tidak boleh melakukan intervensi
terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. Asas pacta sunt
servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.
Hukum Perikatan 6
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
g. Asas Kebiasaan. Asas ini dipandang sebagai bagian dari perjanjian. Suatu
perjanjian tidak hanya mengikat untuk apa yang secara tegas diatur, tetapi
juga hal-hal yang menurut kebiasaan lazim diikuti. Suatu perjanjian tidak
mengikat hanya untuk hal-hal yang diatur secara tegas saja dalam peraturan
perundang-undangan, yurisprudensi dan sebagainya, tetapi juga hal-hal yang
menjadi kebiasaan yang diikuti masyarakat umum. Jadi, sesuatu yang
menurut sifat persetujuan diharuskan oleh kepatutan. Dengan kata lain, hal-
hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan dianggap secara diam-
diam dimasukan dalam persetujuan meskipun tidak dengan tegas dinyatakan
Pasal 1339 KUHPerdata.
Hukum Perikatan 7
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
Hukum Perikatan 8
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
7
Subekti, Op.Cit, hal. 13
8
Ibid, hal. 14
Hukum Perikatan 9
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
kesepakatan jual beli itu tidak ada intervensi dari pihak ketiga atau pihak yang
lain sebagaimana dalam Pasal 1230 KUHPerdata, Syarat sahnya perjanjian.9
Hukum Perjanjian juga mengandung pengertian, bahwa perjanjian-
perjanjian khusus yang diatur dalam undang-undang hanyalah merupakan
perjanjian-perjanjian yang paling terkenal saja dalam masyarakat ada waktu
undang-undang hukum perdata dibentuk. Misalnya Undang-undang hanya
mengatur perjanjian-perjanjian jual beli dan sewa menyewa , tetapi dalam
praktek timbul suatu macam perjanjian yang dinamakan sewa beli yang
merupakan suatu campuran antara jual beli dan sewa menyewa.
Oleh karena pihak pembeli tidak mampu membayar harga barang
sekaligus. Diadakanlah perjanjian di mana si pembeli diperbolehkan mencicil
harga itu dalam beberapa angsuran, sedangkan hak milik (meskipun
barangnya sudah dalam kekuasaan si pembli) baru berpindah kepada si
pembeli apabila angsuran yang penghabisan telah terbayar lunas. Selama
harga barang itu belum dibayar lunas, barangnya disewa oleh
pembeli.Dengan demikian terciptalah suatu perjanjian yang dinamakan sewa
beli itu. Juga dalam hal seorang yang menginap di suatu hotel, terdapat suatu
perjanjian campuran yang tidak saja berupa menyewa kamar, sebab ia
mendapat makan dan juga mendapat pelayanan.10
9
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
10
Subekti, Op.Cit, hal. 14-15
11
Ibid
Hukum Perikatan 10
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1
C. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asas hukum. Sebutkan asas-asas yang
ada pada hukum perikatan!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat hukum perikatan bersifat terbuka !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat hukum perikatan bersifat mengatur !
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat hukum perikatan bersifat melengkapi !
D. REFERENSI
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-IV, Jakarta, Gramedia
Pusaka Utama, 2008, hal
Hukum Perikatan 11