berkontrak, asas konsensualisme, asas kepastian hukum (pacta sun servanda), asas
iktikad baik, dan asas kepribadian.
Asas konsensualisme
Asas konsensualisme dapat disimpulkan melalui Pasal 1320 ayat 1 BW. Bahwa salah
satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan kedua belah pihak.
Dengan adanya kesepakatan oleh para pihak, jelas melahirkan hak dan kewajiban
bagi mereka atau biasa juga disebut bahwa kontrak tersebut telah bersifat
obligatoir yakni melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi kontrak
tersebut.
Asas kepribadian
Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seorang yang akan
melakukan kontrak hanya untuk kepentingan perorangan. Hal ini dapat dilihat pada
Pasal 1315 dan Pasal 1340 BW.
Pasal 1315 menegaskan pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan
perjanjian hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Pasal 1340 menegaskan perjanjian hanya berlaku antara para pihak yang
membuatnya.
Jika dibandingkan kedua pasal tersebut, maka dalam Pasal 1317 BW mengatur
tentang perjanjian untuk pihak ketiga, sedangkan dalam Pasal 1318 BW untuk
kepentingan dirinya sendiri, ahli warisnya, atau orang-orang yang memperoleh hak
dari padanya.
Di samping kelima asas di atas, di dalam lokakarya Hukum perikatan yang
diselenggarakan oleh Badan Pembina hukum nasional, Departemen Kehakiman (17
s/d 19 Desember 1985) asas dalam hukum perjanjian terbagi atas; asas
kepercayaan, asas persamaan hukum, asas keseimbangan, asas kepastian hukum,
asas moral, asas kepatutan, asas kebiasaan, dan asas perlindungan.
Maksud dari kata sepakat adalah, kedua belah pihak yang membuat perjanjian
setuju mengenai hal-hal yang pokok dalam kontrak.
Menurut UU no 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dewasa adalah 19 th bahi lakilaki, 16 th bagi wanita.
Acuan hukum yang kita pakai adalah KUHPerdata karena berlaku secara umum.
Adanya Obyek.
Sesuatu yang diperjanjikan dalam suatu perjanjian haruslah suatu hal atau barang
yang cukup jelas.
Unsur esensialia
Inti dari unsur esensialia ini adalah suatu prestasi-prestasi yang di buat oleh kedua
belah pihak mempunyai perbedaan dari jenis perjanjian yang lain dan mempunyai
karakteristik sendiri-sendiri. Seperti dalam membuat definisi, rumusan bahkan
pengertian dari perjanjian. Contoh perjanjian jual beli dibedakan dengan perjnjian
tukar-menukar.
Perjanjian esensialia ini adlaah unsur yang wajib ada dalam suatu perjanjian, tanpa
adanya unsur ini maka bisa jadi sepahaman antara kedua belah pihak tidak sejalan.
Unsur naturalia
Unsur naturalia ini adalah unsur yang sudah pasti ada di dalam perjanjian. Setelah
unsur dari esensialia ini sudah diketahui pasti setelah itu akan terdapat unsur
naturalia yang berupa kewajiban dari penjual untuk menanggung kebendaan yang
tidak memenuhi syarat misal cacat atau kerusakan.
Unsur aksidentalis
Unsur aksidentalia adalah unsur pelengkap dalam suatu perjanjian, yang
merupakan ketentuan yang dapat menyimpang oleh para pihak. Unsur ini
merupakan syarat khusus yang ditentukan oleh para pihak sesuai dengan
kehendaknya. Pada hakikatnya unsur ini bukan merupakan suatu prestasi yang
harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh para pihak. Contoh penentuan tempat saat
penyerahan benda dalam hal jual beli.
Berbeda dengan akta otentik, akta di bawah tangan memiliki ciri dan kekhasan
tersendiri, berupa:
Para ahli berbeda pandangan tentang hal-hal apa saja yang menjadi struktur dan
anatomi kontrak. Charles R. Calleros mengemukakan struktur dan anatomi kontrak,
yaitu:
judul (heading)
pembukaan
komparisi
premis (recital)
isi perjanjian
penutup (clocure/closing)
tanda tangan (attestation)
Sutarno juga mengemukakan struktur dan anatomi kontrak, khususnya perjanjian
kredit, yaitu:
judul
kepala
komparisi
konsiderans atau pertimbangan
definisi
isi pokok (substansi perjanjian
bagian penutup