Anda di halaman 1dari 3

1.

 Apa itu perancangan kontrak ? pasal itu merupakan pasar yang berkaitan
Istilah perancangan kontrak dari istilah bahasa dengan pembuktiandengan tertulis.
inggris, yaitu 4.  Apa saja unsur
contract drafting   – unsur dari akta ?
. Dalam kamus bahasaindonesia perancangan Unsur-unsur akta ada 4 macam :
adalah proses, cara, atau perbuatan 1. Surat tanda buktiSurat tanda bukti
merancang. Kontrak adalah hubunganhukum merupakan tulisan yang menyatakan
antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata kebenaran sesuatu peristiwa
sepakat untuk menimbulkan akibat atauperbuatan hukum.
hukum. Akibat hukum, yaitu timbulnya hak 2. Isinya pernyataan resmiIsinya;
dan kewajiban.Berdasarkan pengertian diatas pernyataan resmi artinya bahwa apa
maka dapat diberikan definisi dari yang tertulis dalam akta itu merupakan
perancangan kontrak. Perancangankontrak pernyataanresmi atau sah dari pejabat
merupakan proses atau cara untuk merancang atau para pihak.
kontrak. Merancang kontrak adalah 3. Dibuat menurut peraturan yang
mengaturdan merencanakan struktur, berlakuDibuat menurut peraturan yang
anatomi, dan substansi kontrak yang dibuatu berlaku artinya bahwa akta yang dibuat
oleh para pihak. di muka pejabat ataudibuat oleg para
2.  Apa Fungsi kontrak ? pihak selalu berdaasarkan pada
1) Fungsi ekonomi : menggerakan dari yang peraturan perundang-undangan yang
tidak bernilai menjadi bernilai berlaku,misalnya akta perkawinan
2) Fungsi hukum : merupakan instrumen berdasarkan UU No 1
hukum atau sebagai alat bukti tahun 1974.4. Disahkan, disaksikan
3.Sumber hukum perancangan kontrak ? oleh notaris atau pejabat pemerintah
Sumber hukum perancangan kontrak yang yang berwenang.Disahkan oleh notaris
berasal dari peraturann perundang atau pejabat yang berwenang (untuk
 – akta otentik
undangan, adalahsebagai
berikut :a. Buku III KUH PerdataSistem Pengertian Kontrak
pengaturan Buku III KUH Perdata adalah Menurut Subekti, kontrak adalah perjanjian
sistem terbuka ( open Sistem ). Artinya, yang dibuat secara tertulis. Dasar yuridisnya
setiaporang bebas untuk mengadakan mengacu kepada hukum perjanjian. Dalam
perjanjian, baik yang sudah diatur hukum perjanjian yang menganut suatu
maupun yang belum diaturdidalam undang sistem terbuka, maka dalam pembuatan
kontrak masih tetap diizinkan memasukkan
 –
klausul-klausul yang telah disepakati para
undang. Hal ini dapat disimpulkan
pihak. Hal ini dikenal dengan kebebasan
dari ketentuan yang tercantum dalam berkontrak. Kebebasan ini tetap mempunyai
Pasal1338 rambu-rambu, yaitu tidak boleh bertentangan
ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi:‖ Semua dengan UU, ketertiban umum, dan
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku kesusilaan. Jika hal ini tetap terjadi, maka
 sebagai undang kontrak dianggap batal demi hukum.
 – Syarat sahnya suatu kontrak terdapat pula
undang bagi mereka yang dalam hukum perjanjian. Berupa: sepakat,
membuatnya.Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) cakap, hal tertentu dan causa yang halal.
KUH Perdata memberikan kebebasan kepada Asas-Asas Hukum Dalam Kontrak
semua 1. Asas Konsensualitas
pihak untuk :1) Membuat atau tidak membuat Asas di mana persetujuan dapat terjadi sesuai
perjanjian2) Mengadakan perjanjian dengan si dengan kehendak (persesuaian pendapat). Ini
terdapat dalam pasal 1320 KUHPerdata.
apa pun3) Menetukan isi perjanjian, pelaksana
2. Asas Mengikat Sebagai UU (pacta sunt
an, dan persyaratnnya4) Menentukan bentukn
servanda)
ya perjanjian, yaitu tertulis lisanb. Buku IV Asas ini menjadi tidak ada dalam 3 hal:
KUH Perdata tentang Pembuktian dan a. Ada paksaan
DaluarsaTerdapat pasal 2 yang mengatur b. Ada kekhilafan
tetnag perancangan kontrak, yaitu dari c. Ada penipuan
pasal 1865 s.d Pasal1894 KUH Perdata. Pasal 3. Asas Itikad Baik
 –
Menurut Subekti, itikad baik di waktu “setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
membuat suatu perjanjian berarti berkenaan sebagai undang-undang bagi mereka yang
dengan kejujuran. membuatnya”.
Menurut Prof. Wry, Bahwa kedua belah pihak Jadi, semua perjanjian atau seluruh isi perjanjian,
harus berlaku yang satu terhadap yang lain asalkan pembuatannya memenuhi syarat, berlaku
seperti patut, sopan, tanpa tipu daya, tanpa bagi para pembuatnya,sama seperti perundang-
akal-akalan, tidak melihat kepentingan undangan. Pihak-pihak bebas untuk membuat
sendiri saja tetapi juga dengan melihat perjanjian apa saja dan menuangkan apa saja di
kepeningan orang lain. dalam isi sebuah kontrak
Itikad baik yaitu suatu sikap batin atau BAB II
kejiwaan manusia yang jujur, terbuka dan 1. A. Syarat Sahnya Kontrak
tulus ikhlas. Sedangkan jika dihubungkan Dari bunyi Pasal 1338 ayat (1) jelas bahwa
dengan pasal 1338 (3) dapat disimpulkan perjanjian yang mengikat hanyalah perjanjian
bahwa itikad baik harus digunakan pada saat yang sah. Supaya sah pembuatan perjanjian
pelaksanaan kontrak. Hal tersebut berarti harus mempedomani Pasal 1320 KUH Perdata.
bahwa selain ketentuan yang telah disepakati Pasal 1320 KUH Perdata menentukan empat
dalam kontrak yang wajib dilaksanakan oleh syarat sahnya perjanjian yaitu harus ada
para pihak, juga ketentuan yang tidak tertulis kesepakatan, kecakapan, hal tertentu dan sebab
yang berfungsi sebagai penambah dari yang diperbolehkan.
ketentuan atau kontrak tersebut. 1. 1. Kesepakatan 
Aspek-aspek kebebasan berkontrak dalam Pasal Yang dimaksud dengan kesepakatan di sini
1338 KUH Perdata (BW) , yang menyiratkan adalah adanya rasa ikhlas atau saling memberi
adanya 3 (tiga asas) yang seyogyanya dalam dan menerima atau sukarela di antara pihak-pihak
perjanjian : yang membuat perjanjian tersebut. Kesepakatan
1. Mengenai terjadinya perjanjian tidak ada apabila kontrak dibuat atas dasar
Asas yang disebut konsensualisme, artinya paksaan, penipuan atau kekhilafan.
2. 2. Kecakapan 
menurut BW perjanijan hanya terjadi apabila telah
Kecakapan di sini artinya para pihak yang
adanya persetujuan kehendak antara para membuat kontrak haruslah orang-orang yang
pihak (consensus, consensualisme). oleh hukum dinyatakan sebagai subyek hukum.
1. Tentang akibat perjanjian Pada dasarnya semua orang menurut hukum
cakap untuk membuat kontrak. Yang tidak cakap
Bahwa perjanjian mempunyai kekuatan yang adalah orang-orang yang ditentukan hukum, yaitu
mengikat antara pihak-pihak itu sendiri. Asas ini anak-anak, orang dewasa yang ditempatkan di
ditegaskan dalam Pasal 1338 ayat (1) BW yang bawah pengawasan (curatele), dan orang sakit
jiwa. Anak-anak adalah mereka yang belum
menegaskan bahwa perjanjian dibuat secara sah
dewasa yang menurut Undang-undang Nomor 1
diantara para pihak, berlaku sebagai Undang- Tahun 1974 tentang Perkawinan belum berumur
Undang bagi pihak-pihak yang melakukan 18 (delapan belas) tahun. Meskipun belum
berumur 18 (delapan belas) tahun, apabila
perjanjian tersebut.
seseorang telah atau pernah kawin dianggap
sudah dewasa, berarti cakap untuk membuat
1. Tentang isi perjanjian perjanjian.
Sepenuhnya diserahkan kepada para pihak 3. 3. Hal tertentu
Hal tertentu maksudnya objek yang diatur
(contractsvrijheid atau partijautonomie) yang kontrak tersebut harus jelas, setidak tidaknya
bersangkutan. dapat ditentukan. Jadi tidak boleh samar-samar.
Hal ini penting untuk memberikan jaminan atau
kepastian kepada pihak-pihak dan mencegah
Dengan kata lain selama perjanjian itu tidak
timbulnya kontrak fiktif. Misalnya jual beli sebuah
bertentangan dengan hukum yang berlaku, mobil, harus jelas merk apa, buatan tahun
kesusilaan, mengikat kepentingan umum dan berapa, warna apa, nomor mesinnya berapa, dan
ketertiban, maka perjanjian itu diperbolehkan. sebagainya. Semakin jelas semakin baik. Tidak
boleh misalnya jual beli sebuah mobil saja, tanpa
penjelasan lebih lanjut.
Berlakunya asas kebebasan berkontrak dijamin 1. 4. Sebab yang dibolehkan
oleh oleh Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, yang Maksudnya isi kontrak tidak boleh bertentangan
dengan perundang-undangan yang sifatnya
menentukan bahwa : memaksa, ketertiban umum, dan atau kesusilaan.
Misalnya jual beli bayi adalah tidak sah karena 2. mengadakan perjanjian dengan siapa pun;
bertentangan dengan norma-norma tersebut. 3. menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan
KUH Perdata memberikan kebebasan berkontrak persyaratannya;
kepada pihak-pihak membuat kontrak secara 4. menentukan bentuk perjanjiannya apakah
tertulis maupun secara lisan. Baik tertulis tertulis atau lisan
maupun lisan mengikat, asalkan memenuhi c) Asas Kepastian Hukum (Pacta Sunt Servanda)
syarat-syarat yang diatur dalam Pasal 1320 KHU Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan
Perdata. Jadi, kontrak tidak harus dibuat secara asas pacta sunt servanda merupakan asas yang
tertulis berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas
1. B. Penyusunan Kontrak pacta sunt servanda merupakan asas bahwa
Untuk menyusun suatu kontrak bisnis yang baik hakim atau pihak ketiga harus menghormati
diperlukan adanya persiapan atau perencanaan substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak,
terlebih dahulu. Idealnya sejak negosiasi bisnis sebagaimana layaknya sebuah undang-undang.
persiapan tersebut sudah dimulai. Mereka tidak boleh melakukan intervensi
Penyusunan suatu kontrak bisnis meliputi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para
bebrapa tahapan sejak persiapan atau pihak.
perencanaan sampai dengan pelaksanaan isi d) Asas Itikad Baik (Good Faith)
kontrak. Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut (3) KUHPer yang berbunyi: “Perjanjian harus
: dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini
1. Prakontrak merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak
1. Negosiasi; kreditur dan debitur harus melaksanakan
2. Memorandum of Undersatnding (MoU); substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau
3. Studi kelayakan; keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari
4. Negosiasi (lanjutan). para pihak. Asas itikad baik terbagi menjadi dua
2. Kontrak macam, yakni itikad baik nisbi dan itikad baik
1. Penulisan naskah awal; mutlak
2. Perbaikan naskah; e) Asas Kepribadian (Personality)
3. Penulisan naskah akhir; Asas kepribadian merupakan asas yang
4. Penandatanganan. menentukan bahwa seseorang yang akan
3. Pascakontrak melakukan dan/atau membuat kontrak hanya
1. Pelaksanaan; untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini
2. Penafsiran; dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340
3. Penyelesaian sengketa. KUHPer. Pasal 1315 KUHPer menegaskan: “Pada
umumnya seseorang tidak dapat mengadakan
(1) Judul; perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya
(2) Pembukaan; sendiri.” Inti ketentuan ini sudah jelas bahwa
(3) Pihak-pihak; untuk mengadakan suatu perjanjian, orang
(4) Latar belakang kesepakatan (Recital); tersebut harus untuk kepentingan dirinya sendiri.
(5) Isi;  
(6) Penutupan
C. Asas Asas Hukum Perjanjian
Di dalam suatu hukum kontrak terdapat 5 (lima)
asas yang dikenal menurut ilmu hukum perdata.
Kelima asas itu antara lain adalah: asas
kebebasan berkontrak (freedom of contract), asas
konsensualisme (concsensualism), asas
kepastian hukum (pacta sunt servanda), asas
itikad baik (good faith) dan asas kepribadian
(personality).
a) Asas Kebebasan Berkontrak (freedom of
contract)
Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari
ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPer, yang
berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat secara
sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya.”
Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan
kebebasan kepada para pihak untuk:
1. membuat atau tidak membuat perjanjian;

Anda mungkin juga menyukai