OLEH :
PUTRI HASANAH
041711233052
Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau pihak, berdasarkan yang mana
pihak yang satu berhak menuntut suatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang berkewajiban
untuk memenuhi tuntuan itu. Maka hubungan hukum antara perikatan dan perjanjian itu
menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan hukum adalah hubungan
yang menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum disebabkan karena timbulnya hak dan
kewajiban.
Perikatan yang lahir karena undang-undang merupakan hubungan antara suatu pihak dengan
pihak lain yang dapat diikatkan secara otomatis dan langsung berdasarkan hukum akibat
perbuatan yang dilakukan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya. Perikatan yang lahir akibat
perjanjian merupakan keadaan akibat janji yang diberikan oleh suatu pihak ke pihak lainnya dan
pihak lainnya tersebut juga memberikan janji kepada pihak pertama.
KONT
RAK
ASAS-ASAS PERJANJIAN
2. Asas Konsensualisme
Asas konsensualisme dapat disimpulkan melalui Pasal 1320 ayat 1 BW. Bahwa salah satu syarat
sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan kedua belah pihak. Dengan adanya kesepakatan
oleh para pihak, jelas melahirkan hak dan kewajiban bagi mereka atau biasa juga disebut bahwa
kontrak tersebut telah bersifat obligatoir yakni melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk
memenuhi kontrak tersebut.
5. Asas Kepribadian
Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seorang yang akan melakukan
kontrak hanya untuk kepentingan perorangan.
Pasal 1315 menegaskan “pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perjanjian hanya
untuk kepentingan dirinya sendiri.”
Pasal 1340 menegaskan “perjanjian hanya berlaku antara para pihak yang membuatnya.”
Jika dibandingkan kedua pasal tersebut, maka dalam Pasal 1317 BW mengatur tentang perjanjian
untuk pihak ketiga, sedangkan dalam Pasal 1318 BW untuk kepentingan dirinya sendiri, ahli
warisnya, atau orang-orang yang memperoleh hak dari padanya.
PT. Korindo Heavy Industry merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industry Karoseri,
serta berupaya untuk memperluas industry rancang bangun peralatan berat seperti Container,
Powder or cement bulk trailer dan sebagainya. Sedangkan Hyundai Motor Company adalah
sebuah perusahaan otomotif dari Korea Selatan.
Hyundai bersama Korindo Heavy Industry sempat melakukan kerjasama dalam bisnis
pemasokan suku cadang. Namun Hyundai Motor Company sebagai agen telah secara sepihak
dan menghentikan pengiriman pasokan suku cadang kepada PT Korindo Heavy Industry.
Hyundai digugat oleh Korindo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dalam gugatan yang
terdaftar pada No166/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Sel tersebut, Korindo menuding Hyundai melakukan
perbuatan melawan hukum karena mengakhiri perjanjian bisnis yang telah disepakati secara
sepihak. Dalam gugatannya KHI menuntut Hyundai untuk membayar ganti rugi materiil sebesar
Rp1,2 triliun dan immateriil sebesar Rp200 miliar.
ANALISIS :
Dari kasus diatas dapat diketahui bahwa antara HMC dengan KHI terikat pada persetujuan untuk
menyerahkan suatu barang, yaitu memberikan pasokan suku cadang pada KHI selaku agen
Hyundai. Pada kasus ini HMC tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan isi kontrak. Tiba-
tiba melakukan pengentian pasokan suku cadang pada KHI. Sehingga wajar, jika HMC dapat
diancam membayar kerugian yang diderita KHI baik materiil maupun immaterial. HMC telah
melakukan wanprestasi pada KHI. Wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak
dipenuhi atau ingkar janji atau kelalaian yang dilakukan oleh debitur baik karena tidak
melaksanakan apa yang telah diperjanjikan maupun malah melakukan sesuatu yang menurut
perjanjian tidak boleh dilakukan. Menurut Subekti, suatu pihak dapat dikatakan melakukan
wanprestasi apabila:
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan.
3. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat.
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
KASUS 2 : Pembatalan Perjanjian Jual Beli Online Secara Sepihak Oleh Lazada.Co.Id
Sumber : Sinaga, Liberty dan Jaya, I.B Surya Dharma. Pembatalan perjanjian jual beli online
secara sepihak oleh lazada.co.id (Studi Kasus). Udayana University Press, Denpasar.
Pembelian barang atau jasa secara online sudah menjadi hal yang lumrah di tengah masyarakat.
Proses yang mudah, cepat dan banyaknya penawaran dengan harga yang lebih murah menjadi
alasan bagi konsumen untuk melakukan pembelian barang atau jasa di toko online. Salah satu
contoh tempat jual beli online yang ada di Indonesia adalah Lazada. Lazada memiliki ketentuan
dalam melakukan transaksi hingga proses pengiriman, yaitu dengan melakukan pembayaran
dalam waktu 24 jam sejak pemesanan dan barang akan dikirimkan dalam kurun waktu 3 hari
kerja ke alamat pembeli sebagaiaman dijanjikan oleh pihak Lazada.
Ada beberapa kasus dimana pihak Lazada membatalkan pesanan yang dilakukan konsumen
secara sepihak serta tidak memberitahukan kendala apa yang sedang terjadi dalam barang yang
dipesan oleh konsumen. Untuk melakukan refund juga terkendala masalah dikarenakan
terkadang pihak Lazada tidak menemukan bukti pembayaran serta meminta bukti mutasi
rekening sejak tanggal transaksi hingga 7 hari kedepan.
ANALISIS:
Dari kasus yang dijelaskan di atas bahwa pihak Lazada telah melakukan Wanprestasi pada
konsumen. Hal ini dapat dibuktikan dengan pembeli sudah melakukan kewajibannya yaitu
membayar harga atas barang yang dijual dan Lazada sebagai pihak penjual berkewajiban untuk
menyerahkan barangnya terhadap konsumen namun disini Lazada tidak menyerahkannya
sebagaimana hal tersebut atau tidak melakukan prestasinya (pasal 1237 KUHPerdata) sehingga
Lazada dalam hal ini adalah Wanprestasi dan merugikan pembeli (konsumen). Pada kasus
tersebut perjanjian jualbeli tersebut dibatalkan. Pembatalan perjanjian jual beli tersebut
dilakukan oleh Lazada bukan oleh pembeli (konsumen) sehingga pembatalan perjanjian tersebut
adalah sepihak dimana pembatalan secara sepihak dapat diartikan sebagai ketidaksediaan salah
satau pihak untuk memenuhi prestasi yang telah disepakati kedua belah pihak dalam suatu
perjanjian. Pasal 1338 KUHPerdata ayat (2) menyebutkan bahwa suatu persetujuan tidak dapat
ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau kerena alasan-alasan oleh
undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
KASUS 3 : Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Sewa Menyewa Mobil pada PT. BALI
RADIANCE
Sumber : Sudharma, Kadek Januarsa Adi. 2018. Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Sewa
Menyewa Mobil (Studi Kasus PT. Bali Radiance). Universitas Pendidikan Nasional Denpasar.
PT. Bali Radiance merupakan salah satu perusahaan penyewaan mobil terbesar di Badung, Bali.
Perusahaan memiliki kurang lebih 107 kendaraan yang siap disewakan. Leasing dimulai dengan
membuat serangkaian perjanjian sewa mobil dengan pihak penyewa. Namun, pelanggaran
kontrak masih sering terjadi oleh pihak penyewa secara sengaja maupun tidak sengaja. Seperti
contohnya yaitu keterlambatan kembalinya mobil dan disfigurasi mobil. Adapun pelanggaran
lain yang lebih serius adalah mobil yang digadaikan oleh penyewa.
ANALISIS
Dari kasus di atas pihak penyewa secara jelas telah melakukan Wanprestasi terhadap PT. Bali
Radiance. Dapat dikatakan wanprestasi dikarenakan:
1. Tidak memberitahukan 2 (dua) jam sebelum masa sewa berakhir terkait dengan
konfirmasi pengembalian mobil atau perpanjangan masa sewa mobil.
2. Pengembalian mobil tidak dilakukan tepat waktu.
3. Lalai dalam menjaga mobil pada saat masa penyewaan sehingga terjadi kerusakan pada
mobil, baik kerusakan ringan maupun kerusakan berat.
4. Melakukan sesuatu yang dilarang dalam perjanjian, menggadaikan mobil dan menjadikan
mobil yang disewa sebagai jaminan tertentu
Dari pernyataan di atas pihak debitur harus bertanggung jawab seperti yang tertuang pada Pasal
1243 KUH Perdata, yang menyatakan bahwa:
Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan
apabila si berhutang telah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap lalai untuk memenuhi perikatan
itu atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan dalam waktu yang
melampaui waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rizki Sridadi (2009). Aspek Hukum Dalam Bisnis. Airlangga University Press.
Sinaga, Liberty dan Jaya, I.B Surya Dharma. Pembatalan perjanjian jual beli online secara
sepihak oleh lazada.co.id (Studi Kasus). Udayana University Press, Denpasar.
Sudharma, Kadek Januarsa Adi. 2018. Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Sewa Menyewa
Mobil (Studi Kasus PT. Bali Radiance). Universitas Pendidikan Nasional Denpasar.
https://achmadnizamlaw.wordpress.com/2017/08/18/sebuah-ringkasan-mengenai-asas-
asas-dan-dasar-yuridis-berlakunya-kontrak-kerja-kosntruksi-kontrak-pengadaan-jasa-
konstruksi-dalam-teori-dan-praktik/
https://ekonomi.bisnis.com/read/20120322/257/69635/gejolak-otomotif-hyundai-putus-
kontrak-korindo-rugi-rp1-6-triliun