Kelompok: 1
Universitas Airlangga
2023
HUKUM PERJANJIAN DAN PERIKATAN
1. Hukum Perjanjian
Perjanjian merupakan sebuah peristiwa berjanjinya seseorang kepada orang lain atau
dapat dikatakan terdapat dua orang yang berjanji dalam melaksanakan suatu hal. Pasal
1313 KUHPerdata menyatakan bahwa perjanjian merupakan sesuatu perbuatan
dengan satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebuah perjanjian dapat menimbulkan sebuah
perikatan (verbintenis scheppend overeenkomst) atau perjanjian yang obligatoir.
2. Hukum Perikatan
Perikatan merupakan sebuah hubungan antara dua pihak, dimana terdapat salah satu
pihak yang berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pada pasal 1233
KUHPerdata, perikatan dapat bersumber dari perjanjian atau undang-undang.
Perikatan berkaitan dengan perjanjian dan sama-sama diatur dalam buku ketiga
KUHPerdata.
Prof Subekti S.H. mendefinisikan perikatan sebagai suatu hubungan hukum antara
dua orang atau dua pihak dimana pihak yang satu berhak menuntut suatu hal dari
pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut.
A. Paksaan adalah adanya dorongan dari pihak (bisa berasal dari pihak diluar kontraktan
atau kontraktan sendiri) yang menimbulkan ketidakrelaan dari pihak yang lain yang
mengancam jiwa, fisik, atau perekonomian dari diri atau keluarga pihak yang lain
tersebut.
B. Kekhilafan adalah bahwa terdapat pendapat, pandangan, maksud, atau penilaian yang
berbeda diantara kontraktan tentang sesuatu klausul dalam kontrak yang mana
kontraktan tidak beritikad buruk dan tidak menyadari sampai terjadinya peristiwa
yang tidak diinginkan oleh kontraktan tersebut.
C. Penipuan adalah bahwa terdapat pernyataan yang menyesatkan atau tidak benar
tentang suatu keadaan berdasarkan itikad buruk dari kontraktan yang ditujukan
kepada kontraktan lain dengan maksud kontraktan lain tersebut menyetujui kontrak
yang akan atau sedang dibuat, tanpa adanya penipuan kontraktan lain yang tidak akan
menyetujuinya.
2. Cakap
Cakap saja tidak cukup, tetapi seseorang harus memiliki kewenangan dalam
keadaan tertentu. Menurut Pasal 1330 KUHPer, cakap adalah:
A. Dewasa
Berdasarkan Pasal 330 KUHPer, yang dimaksud Dewasa adalah:
- Telah berusia 21 tahun
- Telah/pernah kawin
3. Hal Tertentu
Maksudnya adalah isi kontrak itu sendiri berupa klausul-klausul yang memuat hak dan
kewajiban para pihak. Menentukan apakah objek kontrak merupakan objek yang sah menurut
hukum ataukah tidak. Menentukan jangka waktu kontrak, tempat objek dan transaksi, cara,
bentuk, waktu, dan tempat pembayaran, pembatasan dan pengalihan hak & kewajiban, serta
hal-hal lainnya.
ANALISIS KASUS
1. Indomaret Laporkan PT IBU Karena Melanggar Perjanjian Mutu Beras
Pemilik merek dagang Indomaret yaitu PT Indoritel Makmur Internasional Tbk
menyatakan bahwa PT Indo Beras Unggul (IBU) telah melanggar perjanjian mutu
beras. Kedua pihak ini telah menyepakati kontrak yang mengatur pasokan beras
dengan mutu, varietas, dan kemasan tertentu. Namun yang terjadi kualitas mutu beras
dari PT IBU berada di bawah standar dan kesepakatan yang terjalin yaitu dari mutu
kelas dua menjadi mutu kelas lima.
Penyidik menemukan instruksi dalam internal PT IBU untuk memproduksi beras yang
tidak sesuai kontrak perjanjian melalui perintah operasional perusahaan (walking
order). Sehingga para peritel menjadi pihak yang dirugikan oleh PT IBU salah
satunya Indomaret ini. Perlu diketahui bahwa PT IBU merupakan produsen beras
dengan merk “Maknyuss” dan “Ayam jago”, sedangkan beras yang akan disuplai ke
Indomaret dengan merk “Rojolele” dan “Pandan Wangi”.
Terdapat dugaan bahwa PT IBU melakukan tiga kecurangan, yaitu:
1. Tidak mencantumkan kelas mutu beras pada label Standar Nasional Indonesia
(SNI) 2008
2. Memproduksi beras yang tidak sesuai dengan kualitas SNI yang dicantumkan
3. Memberikan informasi yang menyesatkan terkait dengan informasi angka
kecukupan gizi (AKG).
Berdasarkan hasil penyidikan tersebut, Direktur Utama PT IBU yaitu Trisnawan
bertanggung jawab atas dugaan pelanggaran pidana yang dilakukan dengan jeratan
hukuman Pasal 382 bis KUHP, Pasal 144 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan, Pasal 62 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
dan terancam pidana 20 tahun penjara atau denda sebesar Rp10 miliar.
Analisis Kasus:
Pada kasus ini, PT IBU telah mencederai kesepakatan pengadaan beras terhadap
beberapa peritel salah satunya Indomaret dengan perjanjian beras merk Rojolele dan
Pandan Wangi dikarenakan beberapa alasan yaitu isi beras tidak sesuai dengan
ketentuan, kualitas mutu seharusnya dua menjadi lima sehingga merugikan Indomaret
dan konsumen karena harga yang dibayar tidak sepadan dengan kualitas dan mutu.
Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata, maka pihak PT IBU telah melanggar 2 (dua)
dari 4 (empat) syarat sahnya perjanjian yang harus dipenuhi ketika membuat surat
perjanjian yaitu poin pertama terkait adanya kesepakatan antara dua pihak dan poin
ketiga terkait objek kesepakatan antara dua pihak.
Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170825134816-12-237241/indomaret-lapo
rkan-pt-ibu-langgar-perjanjian-mutu-beras
Analisis Kasus : Pada kasus diatas maka dapat diketahui bahwa PT. Pos Indonesia
melanggar perjanjian kerja dengan karyawannya. Perjanjian kerja merupakan
perjanjian yang dibuat antara pekerja/ buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja
yang memenuhi syarat- syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak (Pasal 1 angka 14
UKK). Sesuai dengan Asas Pacta Sunt Servanda yakni diatur dalam Pasal 1338 (1)
BW dan Pasal 1338 (2) BW dimana “Setiap perjanjian yang telah dibuat dan
disepakati, mengikat para pihak yang membuatnya sehingga setiap pihak wajib
melaksanakan kewajiban dalam kontrak dan / atau semua hak dari kontrak.” Namun
berdasarkan pada kasus, PT. Pos Indonesia melanggar perjanjian kontrak dimana
perusahaan tidak membayar jasa produksi dan adanya ketidakadilan dalam proporsi
uang transportasi. Hal tersebut menyebabkan kerugian finansial bagi karyawannya.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170825134816-12-237241/indomaret-lapo
rkan-pt-ibu-langgar-perjanjian-mutu-beras.
Sumber:
https://kabar24.bisnis.com/read/20120316/16/69025/sengketa-bisnis-hyundai-motor-d
igugat