Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PAPER HUKUM KONTRAK BISNIS

KONTRAK BISNIS

Nama :

RAUF SHARIM

MANURUNG

Nim : 190510093

Mk : Hukum Kontrak Bisnis 6C

Dosen :

TRI WIDYA KURNIA SARI, S.H., M.Hum

PROGRAM STUDI ILMU


HUKUM FAKULTAS
HUKUM UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kontrak yang dalam bahasa Inggris disebut dengan contract dan dalam bahasa
Belanda disebut dengan overeenkomst, secara umum dikenal dengan perjanjian. Kontrak
merupakan peristiwa yang terjadi antara dua orang atau lebih saling berjanji untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu. Mereka yang telah bersepakat
(consensus) untuk mengikat diri dalam sebuah perjanjian mengenai hal-hal yang
diperjanjikan mesti dipenuhinya (tidak ingkat janji), mengingat perjanjian itu menimbulkan
hubungan hukum. Kontrak atau perjanjian yang dibuat menimbulkan hak dan kewajiban
bagi mereka (para pihak) yang membuat kontrak. Mengingat kontrak (sah) yang dibuat
merupakan sumber hukum formal bagi para pihak.
Hukum kontrak merupakan suatu aturan hukum yang memiliki peranan penting dalam
hubungan hukum bisnis dan mereka yang menjalankan bisnis (pengusaha). Realitas dewasa
ini tiada aktivitas bisnis yang terkait dengan pengusaha dalam pertukaran kepentingan
mereka tidak didasarkan atas kontrak. Oleh karena itu, kontrak mempunyai daya jangkau
yang sangat luas, dalam arti menjangkau sangat luas hubungan masyarakat, khususnya
hubungan para pengusaha yang menimbulkan hak dan kewajiban mereka dalam rangka
menciptakan kepastian hukum dalam rangkaian proses bisnis dan tujuan yang diinginkan
yaitu mendapatkan keuntungan.
Menurut Agus Yudha Hernoko bahwa pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan
kepentingan diantara mereka yang berkontrak. Hubungan kontraktual yang terjadi pada
dasarnya diawali dengan proses negosiasi antara mereka dandalam negosiasi yang dilakukan
menjadi sarana, untuk membicarakan hal-hal yang mereka inginkan dan mempertemukan
berbagai kepentingan melalui proses tawar-menawar. Kepastian hukum dan keadilan akan
terwujud dalam suatu kontrak bisnis perbedaan kepentingan yang ada diantara mereka dapat
terangkum melalui mekanisme hubungan kontraktual yang bekerja secara porsi yang tepat.2
Bahwa realitas yang tidak terhidarkan disebabkan terdapat ketidakseimbangan dalam
berkontrak (klausul-klausul) terutama kontrak-kontrak konsumen dalam bentuk standar/baku.
Yang mana di dalamnya memuat klausul-klausul yang isinya telah ditetapkan oleh kreditur
seperti dalam praktik di lingkungan perbankan, bisnis perasuransian dan lainnya. Dalam
klausul- klausul tersebut mewajibkan nasabah untuk tunduk terhadap segala petunjuk dan
peraturan bank, baik yang sudah ada atau yang akan diatur kemudian, atau klausul yang
membebaskan bank dari kerugian nasabah sebagai akibat tindakan bank. Sebagai contoh
dalam kontrak sewa beli,3adanya klausul yang berisi kewajiban pembayaran seluruhnya dan
seketika apabila pembeli sewa menunggak pembayaran dua kali berturut-turut.
Namun demikian memenuhi janji atas suatu perjanjian yang telah disepakati
merupakan hal penting, sebab suatu janji harus dipertanggungjawabkan. Sebagaimana firman
Allah yang artinya: “penuhilah janji karena pasti dimintakan pertanggungjawaban.”4 Roscoe
Found menyatakan bahwa “memenuhi janji” adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan
sosial. Suatu janji adalah suatu pernyataan tentang sesuatu kehendak yang akan terjadi atau
tidak terjadi pada masa yang akan datang.5Yang berarti juga bahwa janji merupakan
pernyataan yang dibuat oleh seseorang kepada orang lain yang menyatakan suatu keadaan
tertentu atau yang terjadi, atau yang akan melakukan suatu perbuatan tertentu. Mereka terikat
pada janjinya sendiri dan mengikat serta menimbulkan utang yang harus dipenuhi oleh para
pihak yang membuatnya.
Dari uraian di atas, mengenai kontrak bisnis dapat dipahami bahwa kontrak bisnis
merupakan wujud dari perbedaan kepentingan yang terakomodir dalam kontrak yang
disesuaikan dengan ketentuan hukum yang berlaku yang mengikat para pihak.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Defenisi
1. Pengertian kontrak

Kontrak dalam pengertian luas sering dinamakan juga perjanjian, meskipun demikian
istilah kontrak dan perjanjian memiliki arti yang hampir sama. Kontrak adalah peristiwa dua
orang atau lebih untuk saling berjanji dalam melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan
tertentu, biasanya diadakan secara tertulis. Para pihak yang melakukan kesepakatan wajib
untuk mentaati dan melaksanakan, sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hubungan
hukum yang di sebut perikatan (verbintenis). Dikarenakan kontak menimbulkan kewajiban
maka kontrak bisa disebut dengan sumber hukum formal, sedangkan asal kontrak tersebut
adalah kontrak yang sah.

Kemudian Menurut Pasal 1313 KUH Perdata, “Suatu persetujuan adalah suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih.R. Subekti mengemukakan perjanjian adalah “suatu peristiwa dimana seorang berjanji
kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal.”Menurut Salim MS, Perjanjian adalah "hubungan hukum antara subjek yang satu dengan
subjek yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimana subjek hukum yang satu berhak atas
prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain berkewajiban untuk melaksanakan
prestasinya sesuai dengan yang telah disepakatinya.”

2. Syarat Sahnya Kontrak


Menurut pasal 1320 KUH Perdata kontrak adalah sah apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Syarat subjektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontrak dapat dibatalkan, meliputi :
• Kecakapan untuk membuat kontrak (dewasa dan tidak sakit ingatan) .
• Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya.
b. Syarat objektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontraknya batal demi hukum,
meliputi :
• Suatu hal (objek) tertentu.
• Sesuatu sebab yang halal.
Adapun akibat dari tidak terpenuhinya satu atau lebih dari syarat sahnya perjanjian
adalah:
a) Batal demi hukum
Dalam hal ini perjanjian tersebut dianggap tidak pernah sah dan tidak pernah ada,
dalam hal ini jika tidak terpenuhi syarat objektif yaitu syarat perihal tertentu dan
syarat kausa yang diperbolehkan.
b) Dapat dibatalkan
Dalam hal ini, perjanjian tersebut baru dianggap tidak sah jika dibatalkan oleh yang
berkepentingan, jika terpenuhi syarat subjektif yaitu tercapainya kata sepakat dan
kecakapan berbuat.
c) Perjanjian tidak dapat dilaksanakan.
Dalam hal ini, perjanjian tidak dapat dilaksanakan karena perjanjian ini dengan syarat
pengguhan.Dan syarat tangguhan belum bisa dilaksanakan atau terwujud.
d) Dikenakan sanksi administrative.
Dalam hal ini, adanya sanksi administrative terhadap salah satu atau kedua belah
pihak yang mengadakan perjanjian karena tidak terpenuhinya syarat perjanjian, tetapi
tidak mengakibatkan batalnya suatu perjanjian tersebut.

3. Asas dalam Berkontrak


Menurut pasal 1338 Ayat 1 KUH Perdata menyatakan bahwa semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dari bunyi
pasal tersebut sangat jelas terkandung asas :
a. Konsensualisme
Maksudnya adalah bahwa pada asasnya suatu perjanjian atau perikatan yang timbul
atau lahir adalah sejak detik tercapainya sepakat mengenai hal-hal pokok dan tidak
diperlukan suatu formalitas. Ini berarti bahwa perjanjian itu lahir sejak kata sepakat
telah tercapai, walaupun dalam pelaksanaannya Undang-undang menetapkan tetap
adanya suatu formalitas tertentu. Misalnya adanya keharusan menuangkan perjanjian
kedalam bentuk tertulis atau dengan akta notaris. Sedangkan guna perjanjian
dituangkan dalam bentuk tertulis yaitu adalah dalam hal sebagai alat bukti.

b. Kebebasan Berkontrak
Maksudnya adalah bahwa setiap orang bebas mengadakan perjanjian apa saja baik
sudah ataupun belum diatur oleh Undang-undang, bebas untuk tidak mengadakan
perjanjian, bebas untuk mengadakan perjanjian dengan siapa pun dan juga bebas
untuk menentukan isi, syarat dan luasnya perjanjian. Kebebasan dalam asas ini
asalkan tidak melanggar ketentuan Undang-Undang, tidak melanggar kepentingan
umum dan kesusilaan.

c. Pacta sunt servada,


Asas ini dinyatakan secara tegas dalam Pasal 1338 Ayat (1) KUHPerdata yang
berbunyi:
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi
mereka yang membuatnya”.
Hal tersebut berarti bahwa para pihak mempunyai keterikatan pada perjanjian yang mereka
buat.
4. Sumber Hukum Kontrak
a. Persetujuan para pihak kontrak.
b. Undang-undang, selanjutnya yang lahir dari UU ini dapat dibagi :
- Undang-undang saja.
- UU karena suatu perbuatan, selanjutnya yang lahir dari UU karena suatu
perbuatan dapat dibagi :
• Yang dibolehkan (zaakwarnaming)
• Yang berlawanan dengan hukum, misalnya seseorang yang membocorkan rahasia
perusahaan, meskipun dalam kontrak kerja tidak disebutkan, perusahaan dapat saja
menuntut karyawan tersebut karena perbuatan itu oleh UU termasuk perbuatan yang
melawan hokum (onrechtmatige daad), untuk hal ini dapat dilihat Pasal 1365 KUH
Perdata.

B. Risiko, Wanprestasi dan Keadaan Memaksa


1. Risiko
Menurut soebekti (2001: 144), resiko merupakan kwajiban untuk memikul kerugian jika
ada suatu kejadian diluar kesalahan salah satu pihak yang menimpa benda yang di
maksudkan dalam kontrak.
2. Wanprestasi
Prestasi / ingkar janji adalah seseorang yang menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu
dan tidak melakukan sesuatu, sebaliknya diangggap wanprestasi bila seseorang tidak
melakukan apa yang disanggupi akan dilaksanakannya, melaksanakan apa yang
dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya, melaksanakan apa yang dijanjikan
tetapi terlambat atau melakukan sesuatu menurut kontrak tidak boleh dilakukannya.
Akibat dari wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi,
pembatalan kontrak, peralihan risiko, maupun membayar biaya perkara.
3. Keadaan Memaksa
Menurut soebekti (2001: 144), untuk dapat dikatakan suatu “keadaan memaksa” bila
keadaan itu diluar kekuasaannya, memaksa atau tidak dapat diketahui sebelumnya.

C. Macam-macam kontrak dan Berakhirnya Kontrak


1. Macam-macam kontrak
a. Perjanjian Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang bisa dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank (kreditor)
dengan pihak lain (debitor) yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Dari uraian diatas dapat dibedakan dua kelompok perjanjian kredit yaitu :
• Perjanjian kredit uang. (contoh : perjanjian kartu kredit)
• Perjanjian kredit barang. (contoh : perjanjian sewa beli, perjanjian sewa guna usaha).

b. Perjanjian Leasing (kredit barang)


Leasing berasal dari kata leas (dalam bahasa inggris) adalah perjanjian yang
pembayarannya dilakukan secara angsuran dan hak milik atas barang itu beralih
kepada pembeli setelah angsuran lunas dibayar (Keputusan Menteri Perdagangan No.
34/KP/11/1980).
Cirri-ciri pokok leasing
• Hak milik atas barang baru beralih setelah lunas pembayaran, berarti selama kurun
waktu kontrak berjalan hak milik masih menjadi hak lessor. Hal ini berbeda dengan
perjanjian pembiayaan untuk jual beli barang.
• Sewaktu-waktu lessor dapat membatalkan kontrak bila lessee lalai.
• Leasing bukan perjanjian kredit murni, namun cenderung perjanjian kredit dengan
jaminan terselubung.
• Ada registrasi kredit dengan tujuan untuk melahirkan sifat kebendaan dari perjanjian
jaminan.
c. Perjanjian Keagenan dan Distributor
Agen adalah perusahaan nasional yang menjalankan keagenan, sedangkan
keagenanadalah hubungan hukum antara pemegang merk(principal) dan suatu
perusahaan dalam penunjukan untuk melakukan perakitan/pembuatan/manufaktur
serta penjualan / distribusi barang modal atau produk industri tertentu.
Hubungan hukum keagenan
Hubungan hukum antara agen dengan principal merupakan merupakan hubungan
yang dibangun melalui mekanisme layanan lepas jual, disini hak milik atas produk
yang dijual oleh agen tidak lagi berada pada principal melainkan sudah berpindah
kepada agen, karena pada prinsipnya agen telah membeli produk dari principal.
d. Perjanjian Franchising dan Lisensi
Franchise adalah pemilik dari sebuah merk dagang, nama dagang, sebuah rahasia
dagang, paten, atau produk (biasanya disebut “franchisor”) yang memberikan lisensi
ke pihak lain biasanya disebut (franchisee) untuk menjual atau member pelayanan
dari produk di bawah nama franchisor. Franchisee biasanya membayar semacam fee
(royalti) kepada franchisor terhadap aktifitas yang mereka lakukan. Franchisee dan
franchisor merupakan dua pihak yang terpisah satu dengan yang lainnya.

2. Berakhirnya Kontrak
Kontrak dapat berakhir karena :
a) Pembayaran
b) Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan produk yang hendak
dibayarkan itu disuatu tempat
c) Pembaruan utang
d) Kompensasi
e) Percampuran utang
f) Pembebasan utang
g) Hapusnya produk yang dimasukkan dalam kontrak
h) Pembatalan kontrak
i) Akibat berlakunya syarat pembatalan
j) Lewat waktu
D. Pengertian Kontrak Bisnis Menurut Hukum KUH Perdata
Kontrak merupakan istilah yang sangat popular, dan cakupan penggunaannya sangat
luas termasuk dalam bidang bisnis.6 Kontrak yang bermakna suatu hubungan hukum dalam
bidang harta kekayaan/harta benda antara dua orang atau lebih, yang memberi kekuatan hak
pada 1 (satu) pihak untuk memperoleh prestasi dan pada waktu yang sama mewajibkan
kepada pihak lain untuk menunaikan prestasi. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang
melahirkan perikatan. Perikatan yang berasal dari perjanjian dikehendaki oleh dua orang atau
satu pihak yang membuat perjanjian, sedangakan perikatan yang lahir dari undang-undang
dibuat atas dasar kehendak yang saling berhubungan dengan perbuatan manusia yang terdiri
dari dua pihak.
Kontrak adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh dua atau lebih pihak dimana
masing-masing pihak yang ada di dalam kontrak tersebut dituntut untuk melakukan satu atau
lebih prestasi.8 Dalam pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
dikenal dengan perjanjian, yang berarti bahwa:
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih ”.
Dalam kamus hukum atau Black’s Law Dictionary, kontrak (contract) adalah “an
agreement between two or more persons which creates an obligation to do or not to do a
particular thing”Yang berarti kontrak adalah suatu perjanjian antara 2 (dua) atau lebih yang
menimbulkan kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Pengertian kontrak
dalam rumusan J.Satrio bahwa kontrak adalah “suatu perjanjian antara dua orang atau lebih
yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu hal yang khusus”.9
Dalam kedua rumusan pengertian tersebut terdapat persamaan yang jelas terkait dengan
makna kontrak sebagai suatu kewajiban yang terlahir dari suatu kesepakatan antara dua pihak
untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, yang menimbulkan hubungan
hukum.
Menurut Salim kontrak adalah:“hubungan hukum antara subyek hukum yang satu
dengan subyek hukum yang lain dalam bidang harta kekayaan, subyek hukum yang satu
berhak atas prestasi dan subyek hukum yang lain berkewajiban untuk melaksanakan
prestasinya sesuai dengan yang telah disepakatinya.”10Lain halnya dengan Subekti yang
secara tegas membedakan antara perjanjian, perikatan dan kontrak. Menurut Subekti kontrak
adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk tertulis dan membedakan
pengertian perikatan dengan perjanjian.Menurut beliau definisi perikatan adalah :“Suatu
perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan
mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain
berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.”11 Hal penting yang diperlukan juga bahwa
kontrak yang dibuat membawa konsekuensi hukum, menurut Ricardo Simanjuntak12dalam
bukunya Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, bahwa kontrak adalah:”...an agreement giving
rise to obligation which are enforced or recognised at law”yang bermkna perjanjian yang
menimbulkan kewajiban yang diberlakukan atau diakui di hukum. Dalam aktivitas bisnis,
jenis perikatan yang terpenting adalah perikatan yang lahir karena perjanjian.13
Selanjutnya kontrak dalam arti sempit kontrak dapat diartikan sebagai suatu
kesepakatan yang diperjanjikan antara 2 (dua) atau lebih pihak yang dapat menimbulkan atau
menghilangkan hubungan hukum.Perjanjian yang dibuat secara tertulis itulah yang disebut
kontrak. Dengan demikian, kontrak berarti suatu hubungan hukum yang terjalin diantara para
pihak khususnya dalam bidang harta kekayaan, yang mana hakbagi satu pihak untuk
mendapatkan prestasi, dalam waktu yang sama kewajiban bagi pihak lain untuk memenuhi
prestasi yang telah disepakati dan dituangkan dalam suatu surat kontrak, yang dibuat secara
tertulis.
Dari uraian mengenai pengertian kontrak di atas, terdapat beberapa unsur-unsur, antara lain:
a. Adanya kesepakatan (consencus);
b. Para pihak (Subyek hukum);
c. Prestasi;
d. Menimbulkan kewajiban; dan
e. Hal tertentu (object)
Oleh karena itu, perjanjian yang mengandung hubungan hukum antara perorangan
(person) adalah hal-hal yang terletak dan berada dalam bidang harta kekayaan. Kontrak
berarti interaksi yang menimbulkan konsekuensi hukum antara subjek hukum yang satu
dengan subjek hukum lain yang menimbulkan hak dan kewajiban.
Bisnis merupakan suatu istilah untuk mengambarkan berbagai aktivitas yang
dijalankan oleh institusi bisnis baik yang bersifat swasta maupun badan usaha milik negara
yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.14 Secara
umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk
memperoleh pendapatan atau penghasilan (keuntungan) atau rizki dalam rangka memenuhi
kebutuhan dalam menjalani kehidupan di dunia ini dengan cara mengelola sumber daya
ekonomi secara efektif dan efisien.
Black’s Law Dictionary menyatakan “Bussines is employment, occupation,
profession or commercial activity engaged in for gain or livehood. Activty or enterprise for
gain, benefit, advantage or livehood...”15 berarti bussines adalah pekerjaan, profesi atau
aktivitas komersial untuk mendapatkan keuntungan atau hidup. Perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan, manfaat, keuntungan atau kehidupan yang bermakna bahwa
hukum bisnis adalah seperangkat kaidah-kaidah hukum yang diadakan dalam rangka
mengatur serta menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kegiatan yang
dilakukan oleh para pihak utamanya aktivitas bisnis.
Adapun sektor-sektor ekonomi bisnis tersebut meliputi sektor pertanian, sektor
industri, jasa, dan perdagangan. Lebih khusus Skinner mendefinisikan bisnis sebagai
pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.
Menurut Anoraga dan Soegiastuti, bisnis memiliki makna dasar sebagai ”the buying and
selling of goods and services”. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis tak lain
adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang
dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kontrak (perjanjian) adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis.
Syarat Sahnya Kontrak yaitu Syarat subjektif dan Syarat objektif adapun Asas dalam
Berkontrak : Konsensualisme, Kebebasan berkontrak, Pacta sunt servada. Macam-macam
kontrak yaitu Perjanjian Kredit, Perjanjian Leasing (kredit barang), Perjanjian Keagenan dan
Distributor dan Perjanjian Franchising dan Lisensi adapun Perjanjian Menurut Ekonomi
Syariah yaitu Sumber hukum pokok dan utama dalam ekonomi syariah adalah kitab suci Al-
Qur’an yang merupakan wahyu dari Allah SWT. Yang diturunkan melalui nabi Muhammad
SAW, sumber kedua adalah Al-Hadits yang merupakan kumpulan setiap perkataan nabi
tentang sesuatu, dan yang ketiga adalah Ijma yang merupakan kesepakatan (consensus) para
ulama tentang suatu hal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan “Teori dan Contoh Kasus”, Jakarta:
Kencana Prenada Media Gruop, 2005.

Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial,
Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009.

Abdurrahman Raden AjinHaqiqi, The Philosophy of Islamic Law of Transaction, Kuala


lumpur, Centre for research Traning, lihat Ridwan Khairandy, Hukum kontrak Indonesia dalam
prespektif perbandingan (bagian pertama), Yogyakarta: FH UII Press, 2009.
Achmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat, Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia Press 2000.

, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Islam di Indonesia, Yogyakarta: Citra Media,


2006.

Agus Yudha Hernoko, , Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas dalam Kontrak


Komersial, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009.

Abdul ghofur Anshori, hukum Perjanjian Islam di Indonesia,

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, , 2010.


Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan,
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1992.

, Hukum Perikatan, Bandung: Alumni, 2006.

,Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, , 2006. Alan Fowler, Effevtive
Negotiation, diterjemahkan oleh Kentjanawati

Tamiran, Jakarta: Ghalia Indonesia, , 1995.


Abdurrahman Raden AjinHaqiqi,. The Philosophy of Islamic Law of Transaction, Kuala
lumpur, Centre for research Traning, hlm. 53, lihat Ridwan Khairandy, Hukum kontrak
Indonesia dalam prespektif perbandingan (bagian pertama),Yogyakarta: FH UII Press, 2009.
Achmad Azhar Basyir,Asas-asas Hukum Muamalat, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Press, 2000.

Anda mungkin juga menyukai